STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Malang)

SKRIPSI
ARDIANTI

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA
PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA)
RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

i

ii

iii

KATA PENGANTAR


Bismillahhirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarokatuh
Puji syukur tercurahkan kepada ALLAH SWT, Tuhan semesta alam karena
berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSSA Malang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan rahmat,
nikmat serta hidayah kepada seluruh umatNya, dan Rasulullah SAW yang
sudah menuntun kita menuju jalan kebenaran.
2. Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Suherman M. Saleh, SE. dan Ibu
St. Rosdah M. Saleh, Spd. SD yang selama ini telah membesarkan dan
mendidk penulis dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang, selalu
berdoa untuk kesuksesan penulis serta dukungan dan semangat yang tidak
pernah


berhenti

diberikan

kepada

penulis

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan studinya dengan baik.
3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu kesehatan
Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Naylis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., Selaku Ketua Program Studi S1

Farmasi Unversitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi semangat

iv

dan sebagai motivasi untuk penulis serta memberi kesempatan penulis belajar
di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Drs. Didik Hasmono,M.S.,Apt., selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Nailis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
tulus dan ikhlas serta penuh kesabaran membimbing, mengarahkan dan
memberikan kemudahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Ibu

Hidajah

Rachmawati,S.Si.Apt.Sp.FRS

dan

Ibu


Lilik

Yusetyani,Apt.Sp.FRS selaku Dosen Penguji atas kritik dan saran yang
diberikan kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
7. Ibu Dr.dr. Pudji Rahaju, Sp THT-KL (K) selaku Ketua Komisi Etik
Penelitian Kesehatan yang telah memberikan izin dan kelayakan etik
sehingga penulis dapat melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang.
8. Staf pegawai RMK RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang banyak membantu
dalam proses pengambilan data skripsi.
9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang terutama
Bapak Ahmad Firdiansyah, S.Farm., Apt. selaku dosen wali yang sudah
memberikan

waktunya

untuk

mengajarkan


ilmu-ilmu

yang

sangat

bermanfaat.
10. Untuk Ibu Sendy Lia Yunita S.Farm., Apt yang telah bersusah payah
membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian
skripsi dengan baik beserta Staff Tata Usaha Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang terimakasih karena telah banyak
membantu dalam hal administrasi.
11. Buat adikku tersayang (Ressa, Ija, Athi dan Iwan) yang memotivasi penulis
untuk jadi yang lebih baik lagi dan yang selalu memberikan penulis tawa dan
tempat berkeluh kesah.
12. Buat sahabat terdekat Arif Budiyanto yang selalu memotivasi penulis,
terimakasih atas dukungan dan semangatnya.

v


13. Sahabat sekaligus teman seperjuangan saya, Aya tong-tong, mbak Niar,
Aulia, Emak Fitri dan Desi Apilia yang selama ini membantu dan
menyemangati penulis serta rasa kekeluargaan yang terjalin selama ini.
14. Teman-teman seperjuangan team skripsi “CKD” Fitri, Indri, Vio, Hervita dan
Raka terimakasih banyak buat semangat, saran, masukan, bantuan dan
kerjasamanya selama ini dan tak lupa teman-teman klinik lain yang selalu
senantiasa berbagi referensi dan saran bagi penyusunan skripsi ini.
15. Teman-teman Farmasi angkatan 2010, khususnya Farmasi A yang tidak bisa
disebutin satu per satu, atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada
penulis.
16. Adek-adek kos 51 (Desy, Fitri, Icha, Ayu, Lisa, Murty) terimakasih atas
bantuan dan suntikan semangatnya sehingga skripsi ini dapat terselsaikan
dengan baik.
17. Teman-teman KKN 21, terimakasih atas pengalaman, keceriaan dan
semangat kalian sebagai teman baruku selama 1 bulan di Sukodono-Dampit.
Semoga silaturrahmi kita tetap terjalin.
18. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semua keberhasilan ini
tidak luput dari bantuan dan doa yang telah kalian semua berikan.


Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis
tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat
imbalan dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini
bermanfaat bagi berbagai pihak dan menambah wawasan serta memperluas pola pikir
sebagai seorang farmasis.
Malang, 9 Mei 2015
Peneliti

Ardianti

vi

RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)
Gagal Ginjal Kronik (GGK) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal > 3
bulan dengan atau tanpa penurunan filtrasi gromerulus (GFR) atau nilai GFR < 60
mL/min/1,73m2. Gagal Ginjal Kronik (GGK) dapat menyebabkan rusaknya fungsi

ginjal yang terjadi secara bertahap. Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai kelainan
struktur dan fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus atau
Glomerulus Filtration Rate (GFR). Marker dari kerusakan ginjal adalah termasuk
proteinuria, sedimen urin, atau komposisi darah atau urin pada penyakit tertentu
(NKF-KDOQI, 2002). Di Indonesia jumlah penderita gagal ginjal kronik terus
meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10% setiap tahun. Saat ini
belum ada penelitian epidemiologi tentang prevalensi penyakit ginjal kronik di
Indonesia. Dari data di beberapa pusat nefrologi di Indonesia diperkirakan prevalensi
penyakit ginjal kronik masing-masing berkisar 100-150/ 1 juta penduduk (Suwitra,
2006).
Infeksi merupakan penyebab kematian pada GGK. Untuk mengatasi infeksi
pasien diberi terapi antibiotika. Antibiotika pada pasien GGK dengan infeksi harus
berdasarkan pemilihan dan dosis yang tepat, karena fungsi ginjal yang berkurang
dapat menyebabkan ginjal gagal mengekskresi antibiotika atau metabolit toksik, dan
meningkatkan toksisitas antibiotika.
Ceftriaxone merupakan antibiotika golongan sefalosporin golongan ketiga
yang memiliki aktivitas sangat kuat untuk melawan bakteri gram negatif dan gram
positif serta beberapa bakteri anaerob lain termasuk Streptococcus pneumonia,
Hemophiluse influenza, dan Pseudomonas. Ceftriaxone sebagai antimikroba adalah
dengan menghambat sintesa dinding sel mikroba, yang dihambat ialah enzim

transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan dan
pengaruh pemberian ceftriaxone pada pasien gagal ginjal kronik dikaitkan dengan
data laboratorium dan data klinik.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak
memberikan perlakuan terhadap pasien. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif
yaitu berupa studi retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan meninjau
kebelakang). Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronik
dengan data rekam medik kesehatan (RMK) lengkap meliputi data terapi ceftriaxone.
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Studi Penggunaan Ceftriaxone
pada Gagal Ginjal Kronik yang dilakukan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum
Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2012 sampai Desember 2013 yang
memenuhi kriteria inklusi adalah 26 pasien. Pola penggunaan ceftriaxone pada pasien
gagal ginjal kronik yaitu penggunaan ceftriaxone tunggal sebanyak 12 pasien (46%)

vii

dan penggunaan ceftriaxone kombinasi dengan antibiotik lain sebanyak 14 pasien
(54%). Penggunaan ceftriaxone kombinasi dengan antibiotik lain yang paling banyak
adalah kombinasi ciprofloxacin (2x200 mg) sebanyak 12 pasien (46%) intravena,

azitromycin (1x500 mg) sebanyak 1 pasien (2%) peroral, dan metronidazole
(3x500mg) sebanyak 1 pasien (2%) intravena.

viii

ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK
(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Malang)
Latar Belakang: Gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai kerusakan ginjal, baik
secara fungsional atau struktural selama ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR). Infeksi merupakan penyebab kematian pada
Gagal Ginjal Kronik. Untuk mengatasi infeksi pasien diberi terapi antibiotika.
Ceftriaxone baik digunakan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal
bahkan dosis obat tidak perlu disesuaikan pada gagal ginjal. Ceftriaxone bekerja
sebagai antimikroba adalah dengan menghambat sintesa dinding sel mikroba, yang
dihambat ialah enzim transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi
pembentukan dinding sel.
Tujuan: untuk mengetahui pola penggunaan ceftriaxone pada pasien gagal ginjal
kronik serta mengetahui hubungan terapi terkait jenis, dosis, rute pemberian,

frekuensi dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik dan data
laboratorium pasien.
Metode: Penelitian observasional berupa studi retrospektif pada pasien gagal ginjal
kronik periode Januari 2012 sampai Desember 2013
Hasil & Kesimpulan: Pola penggunaan ceftriaxone pada pasien gagal ginjal kronik
yaitu penggunaan ceftriaxone tunggal sebanyak 12 pasien (46%) dan penggunaan
ceftriaxone kombinasi dengan antibiotik lain sebanyak 14 pasien (54%). Penggunaan
ceftriaxone kombinasi dengan antibiotik lain yang paling banyak adalah kombinasi
ciprofloxacin (2x200mg) sebanyak 12 pasien (46%) intravena, azitromycin
(1x500mg) sebanyak 1 pasien (2%) peroral, dan metronidazole (3x500mg) sebanyak
1 pasien (2%) intravena.
Kata Kunci: Ceftriaxone, Gagal Ginjal Kronik, Infeksi, Antibiotika.

ix

ABSTRACT
DRUG USE STUDY OF CEFTRIAXONE IN CHRONIC RENAL
FAILURE (CRF) PATIENTS
(Research Forum General Hospital Malang)
Background: Chronic renal failure (CRF) is kidney damage, either functionally or
structurally for ≥ 3 months, with or without a decrease in Glomerular Filtration Rate
(GFR). Infection is causes of mortality in Chronic renal failure (CRF). To overcome
the patient is given infection antibiotika therapy. Either ceftriaxone used in patients
with impaired renal function even dose of medication does not need to be adjusted in
renal failure. Ceftriaxone works as an antimicrobial is by inhibiting the synthesis of
microbial cell walls, which inhibited the enzyme transpeptidase is the third stage in a
series of cell wall formation reaction.
Objective: to determine the pattern of use of ceftriaxone in patients with chronic
renal failure and determine the relationship related therapy type, dose, route of
administration, frequency and duration of administration associated with the clinical
data and laboratory data of the patient.
Methods: The study was a retrospective observational studies such as chronic renal
failure patients the period of January 2012 to December 2013
Results and Conclusions: The pattern of use of ceftriaxone in patients with chronic
renal failure, namely the use of a single ceftriaxone as many as 12 patients (46%) and
the use of ceftriaxone in combination with other antibiotics as many as 14 patients
(54%). Ceftriaxone use in combination with other antibiotics the most are a
combination of ciprofloxacin (2x200mg) of 12 patients (46%) intravenous
azithromycin (1x500mg) in 1 patient (2%) orally, and metronidazole (3x500mg) in 1
patient (2%) intravenous.
Keywords: Ceftriaxone, Chronic Renal Failure, Infection, Antibiotika

x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

RINGKASAN .................................................................................................

vi

ABSTRAK ......................................................................................................

vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ............................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xvi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................

4

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................

4

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................

4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................

5

2.1 Tinjauan Tentang Ginjal ...........................................................................

5

2.1.1 Struktur dan Anatomi Ginjal ............................................................

5

2.1.2 Fungsi Ginjal ....................................................................................

6

2.2 Tinjauan Tentang Gagal Ginjal Kronik .....................................................

6

2.2.1 Definisi ............................................................................................

6

2.2.2 Epidemiologi ...................................................................................

7

2.2.3 Etiologi ............................................................................................

7

2.2.4 Patofisiologi ....................................................................................

8

2.2.5 Manifestasi ......................................................................................

9

xi

2.2.6 Klasifikasi .......................................................................................

9

2.2.7 Komplikasi pada Gagal Ginjal Kronik ............................................

10

2.2.7.1 Hiperkalemia ..........................................................................

10

2.2.7.2 Gangguan Asam Basa ............................................................

11

2.2.7.3 Komplikasi Kardiovaskuler ...................................................

11

2.2.7.3.1 Hipertensi....................................................................

11

2.2.7.3.2 Gagal Jantung Kongestif ............................................

11

2.2.7.4 Komplikasi Hematologik ........................................................

11

2.2.7.4.1 Anemia........................................................................

11

2.2.7.4.2 Koagulopati ................................................................

11

2.2.7.5 Gangguan Metabolisme Mineral ............................................

11

2.2.7.6 Gangguan Endokrin ................................................................

12

2.2.8 Penatalaksanaan Terapi pada Pasien GGK ......................................

12

2.2.8.1 Antihipertensi .........................................................................

12

2.2.8.2 Obat Anemia ...........................................................................

12

2.2.8.3 Obat Osteodistrofi (Renal Bone Disease) ...............................

13

2.2.8.4 Obat Proteinuria ......................................................................

14

2.2.8.5 Lipid Lowering Agent ............................................................

14

2.2.9 Data Laboratorium dan Data Klinik ...............................................

15

2.3 Tinjauan Tentang Infeksi pada GGK .........................................................

16

2.3.1 Definisi Infesksi ...............................................................................

16

2.3.2 Patofisiologi Infeksi .........................................................................

16

2.3.3 Jenis Infeksi .......................................................................................

17

2.3.3.1 Infeksi Saluran Kemih (ISK) ...................................................

17

2.3.3.2 Pneumonia ................................................................................

17

2.3.3.3 Sepsis .......................................................................................

17

2.4 Tinjauan Tentang Antibiotika ....................................................................

18

2.4.1 Definisi ..............................................................................................

18

2.4.2 Klasifikasi .........................................................................................

18

2.4.3 Jenis Antibiotika ...............................................................................

19

xii

2.4.3.1 Ceftriaxone ...............................................................................

22

2.4.3.2 Dosis Ceftriaxone .....................................................................

23

2.4.3.3 Farmakokinetika Ceftriaxone ...................................................

23

2.4.3.4 Mekanisme Kerja Ceftriaxone .................................................

23

2.4.3.5 Penggunaan Ceftriaxone ..........................................................

24

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................

25

BAB IV METODE PENELITIAN ..............................................................

29

4.1 Rancangan Penelitian ...............................................................................

29

4.2 Populasi Penelitian ....................................................................................

29

4.2.1 Populasi ................................................................................................

29

4.2.2 Sampel ..................................................................................................

29

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ............................................................................

29

4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ..........................................................................

30

4.3 Bahan Penelitian ........................................................................................

30

4.4 Instrumen Penelitian ..................................................................................

30

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................

30

4.6 Definisi Operasional ..................................................................................

30

4.7 Metode Pengumpulan Data .......................................................................

31

4.8 Analisis Data .............................................................................................

31

BAB V HASIL PENELITIAN .....................................................................

33

5.1 Data Demografi Pasien .............................................................................

34

5.1.1 Jenis Kelamin ......................................................................................

34

5.1.2 Status Pengobatan ...............................................................................

34

5.1.3 Usia Pasien ..........................................................................................

34

5.2 Diagnosis Penyerta Pasien ........................................................................

35

5.3 Penggunaan Ceftriaxone ...........................................................................

35

5.4 Distribusi dan Pola Terapi pada Pasien GGK ...........................................

37

5.5 Lama Masuk Rumah Sakit .......................................................................

38

5.6 Kondisi Keluar Rumah Sakit ....................................................................

38

5.7 Profil Pasien Meninggal ............................................................................

38

xiii

BAB VI PEMBAHASAN ..............................................................................

40

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

53

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.1 Etiologi GGK dan Penyebabnya ............................................................

8

II.2 Klasifikasi GGK dan Dasar Derajat Penyakit .......................................

10

II.3 Data Laboratorium pada kondisi normal dan GGK ..............................

15

V.1 Jenis Kelamin ........................................................................................

34

V.2 Status Pasien ..........................................................................................

34

V.3 Usia Pasien ............................................................................................

34

V.4 Diagnosis Penyerta Pasien ....................................................................

35

V.5 Pola Penggunaan Ceftriaxone ...............................................................

35

V.6 Pola Penggunaan Terapi Tunggal Tanpa Switch ...................................

36

V.7 Pola Penggunaan Terapi Tunggal dengan Switch Obat .........................

36

V.8 Pola Penggunaan Terapi Kombinasi .....................................................

37

V.9 Pola Penggunaan Terapi pada GGK ......................................................

37

V.10 Lama Masuk Rumah Sakit ..................................................................

38

V.11 Kondisi Pasien Keluar Rumah Sakit ....................................................

38

V.12 Profil Pasien Meninggal .......................................................................

39

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Letak dan Penampang Melintang Ginjal ................................................

5

2.2 Unit Fungsional Nefron Ginjal ...............................................................

6

2.3 Struktur Kimia Ceftriaxone .....................................................................

22

3.1 Kerangka Konseptual .............................................................................

28

3.2 Kerangka Operasional ............................................................................

29

5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Pasien .........................................................

33

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ...............................................................................

60

2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ...............................................................

61

3. Lembar Pengumpul Data ..........................................................................

62

xvi

SINGKATAN

ACEI

: Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor

ARB

: Angiotensin Receptor Blocker

CKD

: Chronic Kidney Disease

CSF

: Cerebrospinal Fluid

CO

: Cardiac Output

EPO

: Eritropoietin

ESRD

: End Stage Renal Disease

GFR

: Glomerulus Filtration Rate

GGK

: Gagal Ginjal Kronik

ISK

: Infeksi Saluran Kemih

NKF-KDOQI

:National Kidney Foundation-Kidney Disease Outcomes
Quality Intiavive

NSAID

: Non Steroid Anti Inflamatory Drug

RNA

: Ribonucleic Acid

RMK

: Rekam Medik Kesehatan

UACR

: Urine Albumin to Creatinin Ratio

UPC

: Urine Albumin to Creatinin

USRDS

: United States Renal Data System

WHO

: World Health Organization

xvii

DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, A.K., Haddad, N., and Hebert, L.A., 2009. Progression of Kidney Disease:
Diagnosis and Management. In: Molony D.A. and Craig J.C (Eds.),
Evidence-based Nephrology, Chichester: John Wiley and sons, Ltd, pp. 310
Almi, DU., 2013. Hematemesis Melena Et Causa Gastritis Erosif dengan
Riwayat Penggunaan Obat NSAID pada Pasien Laki-laki Lanjut Usia.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Anonim, 2009. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Bergis, Ritz E, Keller C. Nephropathy of type II diabetes mellitus. Nephrol Dial
Transplant (2000) 11 Suppl 9: 38-44
Betz, C.L., and Sowden, L.A., 2009. Buku saku keperawatan pediatri . Edisi ke-5,
Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 8,
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp 1448.
Coresh, J., Selvin., Stevens, L.A., Manzi, J., Kusek, J.W., Eggers, P., Lente, F.V.,
Levey, A.S., 2007. Prevalence of Chronic Kidney Disease in The United
States, Journal of the American Medical Assosiation (JAMA), Vol. 298
No. 17.
Craig WA. 1998. Pharmacokinetic/pharmacodynamic parameters: rationale for
antibacterial dosing of mice and men. Clin Infect Dis. Pp ;26:1–12.
Dalrymple, L.S., & Alan, S.G., 2008. Epidemiology of acute infections among
patients with chronic kidney disease. Clin J Am Soc Nephrol 3, p. 14871493.
Davey, P., 2006. Medicine at a Glance. Rahmalia, A., Novianty, C., (Penerjemah).,
Safitri, A., (Editor). Jakarta. Erlangga.
Daugirdas, J.T., Peter, G., Todd, S., 2001. Handbook of Dialysis 3rdEd., Lippincontt
Williams and Wilkins.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. INFORMATORIUM OBAT
NASIONAL INDONESIA

xviii

Farmer III, J. J., Boatwright, K.D., Micheal Janda, J. 2007. Enterobacteriaceae;
Introduction and Identification, p. 649-669. In P.R. Murray, Baron, E.J.,
Jorgensen, J.H., Pfaller, M.A., Yolken, R.H., (ed.), manual of clinical
microbiology, 9th ed, vol. 1. ASM Press, Washington, D.C.
Foley, R.N., Parfrey, P.S, Sarnak, M.J., 1998. Clinical Epidemiology of
Cardiovascular Disease in Chronic Renal Disease. Am J Kidney Dis,pp.
32: 112-119.
Ganiswara, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, D.F., Purwantyastuti, Nafrialdi, 2005.
Farmakologi dan terapi, Edisi IV, bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; Jakarta.
Ganong, W.F., 2005. A Lange Medical Book : Review of Medical Physiology, 22th
edition, New York: Prentice-Hall International, Inc.
Greene. R.J, and Harris, N.D., 2008. Pathology and Therapeutics for Pharmacist,
3rd edition. London; Pharmaceutical Press, pp. 213, 911-914.
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 9,
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jawetz, E.; Melnick J.; Aldenberg E. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC, pp: 357-359.
Jayesh. 2010. Pharmacokinetics of ceftriaxone. Vet. Arhiv. 80, pp. 1 – 9.
Joy, M.S., Kshirsagar, A., and Franceschini, N., 2008. Chronic Kidney Disease :
Progression-Modifying Therapies. In: DiPiro, T.J., Talbert, R.L., Yee, G.C.,
Matzke, G.R., Welss, B.G. and Posey, L.M., Pharmacotherapy: A
Pathopysiologic Approach, 7th edition, New York: McGraw-Hill Companies,
Inc., pp.745-755.
Kato, S., Michal C., Hirokazu, H., Roberto, P.F., Seiichi, M., Yukio, Y., Anders, T.,
Peter, S., Beng, L., 2008. Aspects of immune dysfunction in end stage renal
disease. Clin J Am Soc Nephrol 3, p. 1526-1533.
Katzung, Bertram G et al. 2006. Basic and Clinical Pharmacology. 10th edition.
McGraw Hill. San Fransisco.

xix

Krane, V., and Wanner, C., 2009. Dyslipidemi In Chronic Kidney Disease. In.
Molony, D.A and Craig, J.C (Eds.). Evidence Based Nephrology.
Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p.337.
Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2009. Drug Information
Handbook : A Comprehensive Resources for all Clinicians and Healthcare
Professionals, 17th edition. Hudson : Lexi Comps, Inc.
Levy M. 2008. Pathophysiology of Oxygen Delivery in Respiratory Failure.
Chest.128:547-53.
Lin, J., 2011. Proteinuria In Chronic Kidney Disease. Chronic Kidney Disease
(CKD):

Clinical

Practice

Recommendations

For

Primary

Care

Physicians and Health Care Providers A Collaborative Approach. In.
Yee, J & Krol, D.Gregory (Eds.). 6th Edition. Los Angeles: Henry Ford
Hospital, pp. 24-27.
Marlisa. 2010.

Hubungan Obat-obatan Antihipertensi

Terhadap

Terjadinya

Xerostomia. Skripsi. Departemen Ilmu Penyakit Mulut. Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Sumatera Utara.
McEvoy & Gerald. 2008. AHFS Drugs Information. USA: American Society of
health system pharmacists.
McGuinness, H., 2010. Anatomy and Physiology 4th edition, London: Hodder
education.
Munar, M.Y and Harleen S., 2007. Drug dosing adjustment in patients with chronic
kidney disease. American Family Physicion, vol. 75 no. 10, pp. 1487 –
1493.
Nadhiroh, M., Amelia, D.F., Samsirun, H. 2013. Pengaruh Reuse Dializer
Terhadap Penurunan Ureum Kreatinin pada Penderita GGK. Jambi.
Jurnal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jambi.
NKF, 2002. K/DOQI Clinical Practice Guidelines on Hypertension and
Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease. [Access Oktober, 5
2013]. Available at:
http://www.kidney.org/Professionals/kdoqi/guidelines_bp/index.htm

xx

NKF, 2004. K/DOQI Clinical Practice Guidelines on Hypertension and
Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease. [Access November, 4
2013].

Available

at:

http://www.kidney.org/Professionals/kdoqi/guidelines_bp/index.htm
Pagana, K.D., & Pagana, T.J., 2002. Manual of Diagnostic and Laboratory Tests,
2nd edition, New York: Mosby, Inc.
Palumbo, Pasquale., 2004. The Case For Insulin Treatment early in Type 2 Diabetes.
Cleveland Clinic Journal Of Medicine. Vol 71. No. 5
Parsad D, Pandhi R, Dogra S. 2003. A guide to selection and appropriate use of
macrolides in skin infections. Am J Clin Dermatol; 4: 389–97.
Petri,W.A. 2006. The Pharmacological Basis of Therapeutics, In: Goodmann and
Gilman’s. 11th edition. New York: Mc Graw-Hill, Chapter 36.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan
Praktik Ed. 4. Jakarta.
Powe, N.R., Bernard, J., Susan, L.F., Judith, H., William, B., 2000. Septicemia in
dyalisis

patients

:

Incidence,

risk

Factor

and

Prognosis.

Kidney

International, Vol. 55, p. 1081-1090.
Rahayu, H., 2012. Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat RW 01 Srengseng
Sawah, Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu
Keperawatan, Program Sarjana Reguler Depok.
Sarnak, M.J., & Bertrand, L.J., 2000. Mortality caused by sepsis in patients with end
stage renal disease compared with the general population. Kidney
International, Vol. 58, p. 1758.
Sassen J.J. and Machlaughin E.J; 2008. Hypertention. In. Dipiro, J.T; Talbert L.R;
Yee C.G; Matzke, R.G; Wells, G.B; and Posey, M.L; Pharmacotherapy: A
Patophysiology Appoach, 7th edition, new York: McGraw-Hill Companies,
Inc., pp. 139-167.
Schonder, K.S., 2008. Chronic and end stage renal disease. In : Marie, A.C.C.,
Barbara, G.W., Terry, L.S., Patrick, M.M., Jill, M.K., John, C.R., Joseph, T.D
(Eds.). Pharmacotherapy Principles and Practice, New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc., p. 395.
xxi

Schoolwerth, A.C., Engelgau, M.M., Hostetter, T.H., Rufo, K.H., McClelan, W.M.,
2006. Chronic Kidney Disease a Public Health Problem that Needs a Public
Health Action Plan, Prevention Chronic Disease, 3(2): 15
Sjamsiah, S. 2005. Farmakoterapi Gagal Ginjal. Surabaya : Program Pendidikan
Spesialis Farmasi Rumah Sakit Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Skorecki, K., Green J., and Brenner B.M., 2005. Disorders of the Kidney and Urinary
Tract: Chronic Renal Failure. In: Fauci, K.B. and Jamesson, H.L., Harrison’s
Principels of Internal Medicine, 16th edition, New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc., pp. 1653-1654.
Stringer, Janet L. 2006. Basic Concepts in Pharmacology: a Student’s Survival
Guide. Edisi 3. (diterjemahkan oleh: dr. Huriawati Hartanto). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. pp 186 – 199.
Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 3 : Gagal Ginjal Kronik. Jakarta: FKUI. Hal. 427-429.
Sunarto. 2010. Efek Penggunaan Povidon Iodine dan Metronidazole Dalam
Penatalaksanaan Kompre Luka Kronis pada Pasien Kanker Payudara di
RSUD Dr. Kariadi Semarang. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan
FIKES, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Sutton, S.S. 2008. Sepsis and septic shock. In: Marie, A.C.B., Barbara, G.W., Teary,
L.S., Patrick, M.M.,

Jal,

M.K.,

John, C.R., Joseph, T.D (Eds).

Pharmacotherapy Principles and Practice, New York: The McGraw Hill
Companies, Inc, p: 1185.
Suyono, Slamet. 2001. Penyakit Ginjal Kronik. In: Suhardjono, Lydia A., Kapojos,
E.J., Sidabutar, R.P., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3,
Jakarta; Pusat Penerbitan, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. pp. 427-437.
Syamsudin. 2011. Buku Ajar : Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta :
Salemba Medika.
Syukrinawati, R.P., 2014. Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Oleh
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG

xxii

USU Periode September 2013-Maret 2014. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
Sweetman, S., 2009. Martindale 36 : The Complete Drug Reference. Britain:
Pharmaceutical Press, Electronic version.
Tanu, I. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta : UI Press.
Trotman, R.L., John C. W., D. Matthew, S., William, L.S., 2005. Antibiotics dosing
in critically ill adults patients receiving continuous renal replacement therapy.
Clinical Infectious Disease. Vol. 41, p. 1159 – 1164.
Wilianti, N.P., 2008. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran
Kemih pada Bangsal Penyakit Dalam di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun
2008. Laporan Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
Wilson, Lorraine M. 2005. Gagal Ginjal Kronik. In : Price, Sylvia Anderson., Wilson,
Lorraine McCarty., Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Ed. 6. Vol. 2. Jakarta; EGC, pp.914–933.
Yusuf, D.Y.N., 2013. Gambaran Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi (Di Wilayah Kerja Puskesmas
Dulalowo Kota Gorontalo Tahun 2013). Skripsi. Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Negeri Gorontalo.

xxiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronik (GGK) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal > 3

bulan dengan atau tanpa penurunan filtrasi gromerulus (GFR) atau nilai GFR < 60
mL/min/1,73m2. Gagal Ginjal Kronik (GGK) dapat menyebabkan rusaknya fungsi
ginjal yang terjadi secara bertahap. Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai
kelainan struktur dan fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus atau Glomerulus Filtration Rate (GFR). Marker dari kerusakan ginjal
adalah termasuk proteinuria, sedimen urin, atau komposisi darah atau urin pada
penyakit tertentu (NKF-KDOQI, 2002). GGK dapat disebabkan oleh penyakit
sistemik seperti Diabetes Mellitus (DM), glomerulonefritis kronik, pielonefritis,
hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus urinarius, infeksi,
medikasi, atau agen toksik (timah, kadmium, merkuri, kromium) (Brunner &
Suddarth, 2002).
Di Indonesia jumlah penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan
diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10% setiap tahun. Saat ini belum ada
penelitian epidemiologi tentang prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia.
Dari data di beberapa pusat nefrologi di Indonesia diperkirakan prevalensi
penyakit ginjal kronik masing-masing berkisar 100-150/ 1 juta penduduk
(Suwitra, 2006). Data Amerika Serikat menunjukkan prevalensi penyakit GGK
pada tahun 1988-1994 meningkat dari 10% menjadi 13,1% pada tahun 1999-2004.
Prevalensi ini dilihatkan berdasarkan albuminuria dan penurunan GFR. Perkiraan
prevalensi pada tahun 1988-1994 dan 1999-2004, masing-masing 1,7% dan 1,8%
untuk tahap 1; 2,7% dan 3,2% untuk tahap 2; 5,4% dan 7,7% untuk tahap 3; 0,21
dan 0,35% untuk tahap 4 (Coresh et al., 2007). Sedangkan GGK tahap 5 (ESRD)
menurut dokumen Annual Data Report of Renal Data System (USRDS), insiden
ESRD pada tahun 1998 adalah lebih dari 85.000 orang, atau 308 persejuta orang
pertahun (NKF-KDOQI, 2002).
Fungsi ginjal dalam keadaan normal antara lain mengatur cairan tubuh,
mempertahankan keseimbangan elektrolit, mengatur keseimbangan asam basa dan

1

2

pH, serta mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang tidak berguna dan
membahayakan tubuh (At a Glance, 2009). Pada penderita GGK terjadi kerusakan
ginjal yang mengakibatkan penurunan fungsi-fungsi tersebut. Selain itu, fungsi
imunologis juga terganggu pada GGK dan infeksi sering terjadi. Penderita GGK
mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas,
maupun infeksi saluran cerna. Keadaan uremia menyebabkan kelainan-kelainan
yang menghambat sistem imunitas untuk berfungsi dengan baik. Gangguan
imunitas tersebut dapat meningkatkan resiko terkenanya infeksi, dan infeksi
memberikan konstribusi yang signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas
penderita. Penyebab gagal ginjal kronik sangat bervariasi antara satu negara
dengan negara lain. Penyebab utama dari penyakit ginjal kronik di Amerika
Serikat adalah diabetes mellitus dengan insiden penyakit 44%, sedangkan
penyebab lain diantaranya hipertensi, glomerulonefritis, nefritis interstitialis,
penyakit sistemik, neoplasma (Chaudhry, 1993; Suwitra, 2006).
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang prevalensinya
meningkat terus diseluruh dunia (Chasani, 2007). DM yang tidak dikelola dengan
baik, dapat menyebabkan komplikasi kronik, baik komplikasi mikrovaskuler
maupun komplikasi makrovaskuler. DM juga dapat menyebabkan gangguan
imunitas, sehingga penderita DM mudah terkena infeksi. Infeksi yang mudah
menyerang DM diantaranya infeksi jamur, infeksi saluran kemih (atas maupun
bawah), tuberkulosis. Adanya DM sebagai penyakit yang menyertai GGK dapat
memperburuk

kondisi

penderita.

DM

dapat

menyebabkan

kerusakan

mikrovaskuler, termasuk kerusakan pada glomerulus ginjal. Kerusakan ini dapat
disebabkan secara langsung oleh tingginya kadar glukosa dalam darah, metabolit
glukosa, atau tingginya kadar asam lemak dalam darah yang sering dijumpai pada
penderita diabetes. Pada umumnya insidensi infeksi meningkat pada DM.
Morbiditas dan mortalitas suatu infeksi pada DM cenderung lebih tinggi
dibandingkan non-DM (Corwin, 2007; Sofro, 2007).
Penyakit ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah sebaliknya
hipertensi merupakan salah satu faktor resiko gagal ginjal. Fungsi ginjal akan
lebih cepat mengalami kemunduran jika terjadi hipertensi berat. Selain itu
komplikasi eksternal (misalnya, retinopati dan ensefalopati) juga dapat terjadi.

3

Beratnya pengaruh hipertensi pada ginjal tergantung tingginya tekanan darah dan
lamanya menderita hipertensi. Semakin tinggi tekanan darah dalam waktu lama
makin berat komplikasi yang dapat ditimbulkan. Hipertensi terjadi pada sebagian
besar pasien GGK dan tekanan darahnya harus diatur sesuai target untuk
mencegah kerusakan organ. Target tekanan darah untuk mengurangi risiko CVD
pada GGK adalah 130/80 mmHg (Baharuddin, 2011).
Penderita GGK, terutama stadium akhir rentan terhadap infeksi karena
adanya disfungsi sistem imun yang disebabkan oleh uremia (Kato et al., 2008).
Penyebab tingginya infeksi pada pasien GGK selain menurunnya sistem imun,
juga disebabkan oleh adanya penyebab sekunder seperti adanya diabetes dan
penyakit jantung paru pada GGK yang akan memperberat resiko infeksi (Robby,
1996). Infeksi pada pasien GGK dapat berupa infeksi saluran kemih dan
pneumonia yang semuanya dapat mengarah kepada sepsis (Powe et al., 2000).
Kematian akibat sepsis sebanyak 75% dari total jumlah kematian akibat infeksi
pada GGK di US (Sarnak & Jaber, 2000). Pneumonia didefinisikan sebagai suatu
peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan
parasit). Ceftriaxone merupakan pilihan terbaik untuk diberikan pada saat awal
pasien masuk rumah sakit dengan diagnosis pneumonia (Guidelines Pneumonia,
2005).
Antibiotika merupakan terapi yang diberikan untuk mengatasi infeksi, dan
banyak pasien GGK mendapat terapi antibiotika lebih dari satu dikarenakan
infeksi serius yang diderita (Trotman et al., 2005). Sefalosporin generasi ketiga
memiliki aktifitas lebih kuat dan lebih luas dari generasi sebelumnya terhadap
kuman gram negatif. Digunakan secara parenteral pada infeksi serius yang
resisten terhadap amoksisilin dan sefalosporin generasi I, juga bisa dikombinasi
dengan aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk memperluas dan
memperkuat aktivitasnya. Antibiotik golongan ini meliputi cefoperazone,
cefotaxime, ceftazidime, ceftizoxime, ceftriaxone, cefixime, cefpodoximeproxetil,
ceftributen, dan moxalactam (Jawetz, 2004).
Ceftriaxone merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga.
Ceftriaxone banyak digunakan untuk terapi infeksi yang disebabkan Citrobacter,
E. Coli, Neisseria, Proteus, Morganella dan Serratia yang telah resisten terhadap

4

sefalosporin generasi pertama dan generasi kedua. Ceftriaxone dapat digunakan
untuk terapi meningitis, infeksi gastrointestinal, infeksi pada bronkitis kronis,
infeksi dan saluran napas. Mekanisme kerja ceftriaxone sebagai antimikroba
adalah dengan menghambat sintesa dinding sel mikroba, yang dihambat ialah
enzim transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding
sel. Ceftriaxone diekskresikan terutama melalui ginjal 33-67% dan sisanya
dimetabolisme di hati dan dikeluarkan bersama feses (McEvoy, 2008).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan sebuah studi untuk
mengetahui penggunaan ceftriaxone pada pasien Gagal Ginjal Kronik. Tujuan
dilakukan studi ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan ceftriaxone pada
pasien Gagal Ginjal Kronik dan menganalisis penggunaan ceftriaxone terkait
dosis dan rute pemakaian sehingga dapat menjadi gambaran untuk bahan
pertimbangan dalam pemilihan penggunaan ceftriaxone berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan ceftriaxone terhadap pasien Gagal Ginjal
Kronik di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pola penggunaan ceftriaxone pada pasien Gagal Ginjal Kronik
di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengkaji terapi ceftriaxone seperti dosis, bentuk sediaan, dan rute
pemberian pada pasien Gagal Ginjal Kronik dikaitkan dengan data laboratorium
dan data klinik di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengaruh
pemberian ceftriaxone pada pasien Gagal Ginjal Kronik.
1.4.2 Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya tentang terapi
ceftriaxone pada pasien Gagal Ginjal Kronik.