PENGARUH PENGENDALIAN EMOSI, USIA, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PUSDIK GASUM PORONG SIDOARJO

(1)

GAMBARAN PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SETELAH MENGONSUMSI AIR PUTIH

DI UPT PUSKESMAS LAWANG KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh : Indah Tri Wahyuni

06060036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(2)

i

GAMBARAN PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SETELAH MENGONSUMSI AIR PUTIH

DI UPT PUSKESMAS LAWANG KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

Oleh Indah Tri Wahyuni

06060036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(3)

(4)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Indah Tri Wahyuni

Nim : 06060036

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul skripsi : Gambaran Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih Di Upt Puskesmas Lawang Kabupaten Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 13 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,

Indah Tri Wahyuni NIM : 06060036


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Alloh S.W.T, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, skripsi dengan judul “Gambaran Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang”, telah tersusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Nurul Aini, S.Kep. Ns. M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Nurul Aini, S. Kep. Ns. M.Kep., selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan menasehati dari awal hingga selesai penyusunan skripsi ini.

3. Aini Alifatin,S.Kp.,M.Kep., selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan menasehati dari awal hingga selesai penyusunan skripsi ini. 4. Semua dosen dan staf administrasi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu. 5. Bapak, ibu, serta kakak tersayang yang dengan segenap cintanya secara ikhlas

telah memberikan banyak dukungan selama menjalankan studi dan penyusunan skripsi ini hingga selesai, terima kasih atas doa-doa malamnya.


(6)

v

6. Sahabatku, seluruh teman-temanku (beby,rany.ifa.adist.ita) serta orang spesial yang selalu memberikan dukungan, semangat serta bantuan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Malang, 13 Agustus 2012


(7)

GAMBARAN PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SETELAH MENGONSUMSI AIR PUTIH DI UPT PUSKESMAS

LAWANG KABUPATEN MALANG

Indah1, Nurul Aini S.Kep. Ns.M.Kep 2, Edi Purwanto S.Kep.Ns3

ABSTRAK

Latar belakang : Perubahan yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan perubahan fisik dan psikis. Salah satu perubahan fisik adalah peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Melalui terapi minum air putih secara rutin dan teratur akan membantu lansia dalam menurunkan hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.

Metode: Design penelitian adalah deskriptif. Populasinya semua lansia hipertensi di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang sebanyak 40 pasien dengan sampel 34 pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil dengan teknik accidental sampling. Variabel penelitian adalah penurunan tekanan darah setelah terapi air putih. Pengambilan data dengan mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah terapi air putih dengan tensimeter elektrik. Hasil penilaian dinyatakan penurunan (tetap, turun 10 mmHg, turun 20 mmHg) dan dinyataan dalam skala data ordinal dan dianalisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test.

Hasil penelitian didapatkan ada penurunan tekanan darah sistole pada lansia sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih (p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak) dan ada penurunan tekanan darah diastole pada lansia sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih (p = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak). Hal ini disebabkan dengan mengkonsumsi air putih maka seseorang akan semakin lancar peredaran darahnya sehingga untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh tidak dibutuhkan tekanan yang sangat kuat.

Kesimpulan : terapi air dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Disarankan agar petugas kesehatan memberikan bimbingan teknis tentang cara minum air putih dengan cara menyediakan 1,5 lt air putih rebusan kira-kira 6 gelas berukuran 250 ml, air putih rebusan diminum setelah bangun tidur, air minum harus habis 45 menit sebelum makan pagi.

Kata Kunci : terapi air putih, penurunan tekanan darah, lansia

1. Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2. Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3. Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(8)

vii

WHITE WATER THERAPY EFFECT ON LOWERING BLOOD

PRESSURE HYPERTENSION IN PATIENTS Elderly in Public Health Unit Lawang MALANG DISTRICT

Indah1, Nurul Ami S.Kep. Ns.M.Kep 2, Edi Purwanto S.Kep.Ns3 ABSTRACT

Background : There are a changes that occur in the elderly may lead to changes in physical and psychological conditions one of which is an increase in blood pressure or hypertension. Hypertension was defined as persistent blood pressure where pressure sistoliknya above 140 mmHg and diastolic pressure above 90 mmHg. Through therapy drinking water are routinely and regularly according to the procedure will help the elderly in lowering high blood pressure or hypertension. This happens because as This is because water therapy in the healing process therapist or healing effect both internally and externally (Amirta, 2007).

Methods : This research method is an experimental pre-test analysis using Dependent Paired T test types of test samples without any treatment in the control. Sampling was done by total sampling. Data retrieval was obtained by measuring blood pressure before and after using an electric tensimeter the elderly as respondents in the region of Malang Regency UPT Lawang Health Center.

Result : This research results that was obtained shows that there are significant differences in blood pressure before and after water therapy in the elderly. Where t-values calculated for systole blood pressure is 10.178 and t-values calculated for diastolic blood pressure is 3.978. The value t count> t-table (0.05, n-1) = 2.03452. Significance for blood pressure systole and diastole, respectively, of 0.000 <alpha error level of 0.05. The value t count> t-table of the significance and value <than 0.05 so that it can be stated that Ho is rejected.

Conclusion : There are significant differences between blood pressure before and after the treated water where there is a decrease in blood pressure from before to after the treated water so that there is influence of water therapy to decrease blood pressure in the elderly in the UPT clinic Lawang poor districts obtained in September -October 2011

Keywords : Water Therapy, Hypertension, Elderly.

1. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang 2. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang 3. School of Nursing, Health Science Faculty. Muhammadiyah University of Malang


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ... ii

LEMBAR PERNYATAAN... ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKSI... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Penelitian ... 6

1.6 Keaslian Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tekanan Darah pada Lansia ... 8

2.2 Konsep Terapi Air Putih ... 14


(10)

ix BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1Kerangka Konsep ... 41

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 42

4.2Kerangka Kerja ... 43

4.3Populasi, Sampel dan Samplin ... 44

4.4Variabel Penelitian ... 45

4.5Definisi Operasional ... 45

4.6Pengumpulan dan Pengolahan Data... 46

4.7Etika Penelitian ... 48

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1Gambaran Umum Penelitian ... 50

5.2Hasil Penelitian ... 51

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1Interpretasi dari Hasil ... 61

6.2Keterbatasan Penelitian ... 68

BAB 7 PENUTUP 7.1Kesimpulan ... 72

7.2Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.3 Definisi Operasional Gambaran Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT

Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ... 45 Tabel 5.1 Tekanan Darah Pada lansia Sebelum Konsumsi Air Putih di

UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ... 54 Tabel 5.2 Tekanan Darah Pada lansia Sebelum Konsumsi Air Putih di

UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ... 56 Tabel 5.3 Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Sesudah Konsumsi

Air Putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ... 58 Tabel 5.4 Hasil Analisis Peringkat Bertanda dari Wilcoxon (Wilcoxon

Signed Ranks Test) Penurunan Tekanan Darah Sistole pada Lansia Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Air Putih di

UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ... 60 Tabel 5.5 Hasil Analisis Peringkat Bertanda dari Wilcoxon (Wilcoxon

Signed Ranks Test) Penurunan Tekanan Darah Diastole pada Lansia Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Air Putih di


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Gambaran Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang

Kabupaten Malang ... 43 Gambar 5.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di

UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang pada Bulan

September-Oktober 2011 ... 51 Gambar 5.2 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang

pada Bulan September-Oktober 2011 ... 51 Gambar 5.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten

Malang pada Bulan September-Oktober 2011 ... 52 Gambar 5.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang pada

Bulan September-Oktober 2011 ... 52 Gambar 5.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Menderita Hipertensi di UPT Puskesmas Lawang

Kabupaten Malang pada Bulan September-Oktober 2011.. 53 Diagram 5.6 Penurunan Tekanan Darah Sistole pada Lansia Sebelum

dan Sesudah Mengkonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas

Lawang Kabupaten Malang ... 59 Diagram 5.7 Penurunan Tekanan Darah Diastole pada Lansia Sebelum

dan Sesudah Mengkonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas


(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Tekanan Darah Sistole pada Lansia Sebelum Mengkonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang

Kabupaten Malang ... 55 Diagram 5.2 Tekanan Darah Diastole pada Lansia Sebelum

Mengkonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang

Kabupaten Malang ... 55 Diagram 5.3 Tekanan Darah Sistole pada Lansia Sesudah

Mengkonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang

Kabupaten Malang ... 57 Diagram 5.4 Tekanan Darah Diastole pada Lansia Sesudah

Mengkonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Tugas

Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian Dari Kelurahan Sumber Porong Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Lampiran 8 Histogram Tekanan Tekanan Darah Sistole Dan Diastole

Lampiran 9 Boxplot Penurunan tekanan darah sistole dan diastole Sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih

Lampiran 10 Uji Normalitas Data Tekanan Darah Sistole Dan Diastole Pada Lansia

Lampiran 11 Wilcoxon Signed Ranks Test Lampiran 12 Lembar Konsultasi


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Alin, 2011.Patofisiologi Hipertensi.http://alin-maliando.blogspot.com. Diakses mei 2011

Darmojo, B. 1999. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta : Balai Pustaka FKUI

Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3, Jakarta : Balai Pustaka FKUI

Emoto, Masaru (2006). The True Power Of Water. Bandung: MQ.Publishing

Ganong, William F ( 2001 ). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20 Jakarta : EGC. Hal 615. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba

Medika

Hutapea, R. 2005. Sehat dan Ceria di Usia Senja, Jakarta: Rineka Cipta

Mansjoer, Arif. ( 2002 ). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Hal 518, 519.

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC

Nursalam ( 2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Patricia A; Anne Griffin Perry. 1997. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik Edisi 4 Volume 2, Renata Komalasari (penterjemah), 2005, Jakarta : EGC

Wijayakusuma, Mustava (2009). Mukjizat Air Putih untuk Kesehatan dan Kecantikan, Yogyakarta: Datamedia.

Smeltzer SC, Bare B.G. 1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Agung Waluyo (penterjemah), 2001,Jakarta : EGC

Smeltzer SC, Bare B.G. 1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3. Agung Waluyo (penterjemah), 2001, Jakarta : EGC


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total kematian, dan prevalensinya hampir sama besar baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit ini sering menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi karena merupakan penyebab utama meningkaatnya risiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer. Mengingat hal ini diharapkan angka kesakitan hipertensi dapat diturunkan serendah mngkin. Pada kenyataanya angka kesakitan hipertensi masih sangat tinggi.

Data pada lansia dewasa diseluruh dunia pada tahun 2000 sebanyak 957-987 juta orang. Prevalensi akan meningkat setiap tahunnya, sampai mencapai angka 1,56 milyar (60% dari populasi dewasa dunia) pada tahun 2025. Sedangkan prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun di Amerika pada tahun 2005 mencapai 21,7%, di Singapura pada tahun 2004 sebesar 24,9%. Pada tahun 2000 diperkirakan dari 693 juta kasus di antara lain adalah hipertensi dan akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 1,15


(17)

2

milyar (Nugraheni, 2004). Prediksi ini didasarkan pada angka pada lansia dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawaty, 2007). Menurut Astawan, berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 diketahui prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu sebesar 83 per 1.000 anggota rumah tangga atau antara 15-20%. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria (Depkes, 2009).

Tingginya angka kesakitan hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya terkait dengan pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di Indonesia yang paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1990-2025 dan ini berkaitan dengan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup mempunyai dampak lebih banyak terjadinya penyakit pada lansia dan yang terbesar salah satunya adalah hipertensi. Berdasarkan studi pendahuluan di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang tepatnya di Posyandu Lansia Anugerah Sumber Porong Lawang didapatkan bahwa jumlah lanjut usia di panti pada tahun 2010 adalah 40 orang, sekitar 70% (28 orang) pada lansia. Dampak dari tingginya pada lansia juga akan terjadi peningkatan kondisi kesehatan bahkan terjadi komplikasi sehingga mortalitas karena hipertensi juga meningkat.

Sebagai upaya penurunan angka kesakitan karena lansia hipertensi selama ini hanya diberikan obat-obatan anti hipertensi, namun tidak diminum secara rutin. Hal ini yang bisa menimbulkan dampak ketergantungan pada obat-obatan (UPT Puskesmas Lawang, 2011). Berdasarkan data WHO, dari 50% pada lansia yang diketahuiha, hanya 25% yang mendapat pengobatan,


(18)

3

dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (Anonim,2007). Hipertensi seringkali terjadi saat tubuh mendeteksi ada pengurangan volume darah karena lebih dari 83% terdiri atas air, maka penyebab umum terjadinya penurunan volume darah adalah dehidrasi. Sebagai reaksi dari penurunan volume darah, tubuh kita akan mengarahkan sebagian besar aliran darah ke organ yang aktif dan menutup suplai darah ke area yang kurang penting. Penyesuaian tubuh ini akan menyebabkan terjadinya hipertensi disepanjang sistem sirkulasi darah. Air akan membuat kolon lebih efektif dengan cara membentuk darah baru yang segar. Jika kolon dibersihkan nutrisi makanan yang dimasukkan selama beberapa kali sehari akan diserap. Kemudian lipatan mucus akan mengubahnya menjadi darah segar. Darah sangat penting dalam menyembuhkan penyakit dan mengembalikan kesehatan (Mustafa, 2009).

Banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air selain untuk menghilangkan dahaga saja. Air dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah, disebut terapi air putih. Seperti dikutip dari buku karangan Chaiton Leo, Air secara khusus memiliki kualitas yang unik dan kualitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan mekanisme tubuh kita (Mustafa, 2009). Seorang profesor dari India bernama S. Periasamy menyebarkan pengetahuannya tentang terapi air putih dengan meminum 6 gelas air putih di pagi hari. Dia menjelaskan bahwa, dengan meminum air putih, tekanan darah dapat diturunkan (Mustafa, 2009). Menurut Dr. Masaru Emoto di jepang, setiap orang


(19)

4

disarankan agar memperlakukan air sebagai zat hidup dan punya perasaan (Mustafa, 2009).

Berdasarkan fakta dan fenomena di masyarakat yang menggunakan air putih dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan secara khusus dapat menurunkan tekanan darah, maka peneliti ingin membuktikan hal tersebut dengan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang”.

1.2 RumusanMasalah

Bagaimanakah gambaran penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang. b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia sebelum mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.

2. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.


(20)

5

3. Menganalisis penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitia ini dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai manfaat air putih terhadap penurunan tekanan darah dan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Masyarakat

Masyarakat mengetahui manfaat terapi air putih yang dapat digunakan sebagai obat alternatif selain obat anti hipertensi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan bahwa hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam pembelajaran serta penatalaksanaan tekanan darah tinggi.

d. Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam penatalaksanaan program kesehatan di UPTD Puskesmas.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dan sumber bagi penelitian berikutnya dan mendorong bagi semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang penurunan tekanan darah dengan terapi air putih.


(21)

6

1.5 Batasan Penelitian

a. Peneliti hanya membahas tentang hipertensi pada lansia.

b. Dalam penelitian ini, penelirti tidak membahas hal-hal lain yang mempengaruhi hipertensi.

1.6 Keaslian Penulisan

Indriastuti, Diah (2008) meneliti tentang “Hubungan antara terapi minum air putih dengan penurunan nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di Panti AsuhanNurul Huda Az-Zuh di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan terapi air minum putih dengan penurunan nyeri dysmenorrhea remaja putri sebelum dan sesudah diberikan terapi minum air putih. Metode penelitian yang digunakan den.yigan Model kuantitatif dengan pendekatan quasi experiment terangkai dengan design one group pre and post test design without group control. Jumlah responden didapatkan menggunakanteknikPurposive sampling dan menganali sehubungan terapi minum air putih dengan penurunan nyeri dysmenorrhea pada remaja menggunakan rumus uji statistik Run-Test. Lembar observasi modifikasi kata sederhana digunakan untuk mengidentifikasi nyeri diantara responden. Usia remaja pertengahan adalah responden terbanyak sejumlah 54.54%. Nyeri sedang memiliki jumlah responden terbesar sebanyak 45.45% sebelum diberikan terapi minum air putih. Setelah diberikan terapi minum air putih, karakteristik tidak nyeri adalah jumlah terbanyak sebesar 59.1%. Analisa Run-Test membuktikan bahwa terapiminum air putih berhubungan dengan penurunan skala nyeri


(22)

7

dysmenorrhea dengan p value 0,05 dannilai z kritis 0,0885. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang yang telah dilakukan adalah pengaruh yang di hasilkan dari efektifitas air putih. Pada penelitian ini hanya meneliti efektifitas air putih terhadap penurunan tekanan arah lansia dengan hipertensi dan subyek penelitian adalah lansia di UPT puskesmas Lawang.


(1)

milyar (Nugraheni, 2004). Prediksi ini didasarkan pada angka pada lansia dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawaty, 2007). Menurut Astawan, berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 diketahui prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu sebesar 83 per 1.000 anggota rumah tangga atau antara 15-20%. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria (Depkes, 2009).

Tingginya angka kesakitan hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya terkait dengan pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di Indonesia yang paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1990-2025 dan ini berkaitan dengan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup mempunyai dampak lebih banyak terjadinya penyakit pada lansia dan yang terbesar salah satunya adalah hipertensi. Berdasarkan studi pendahuluan di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang tepatnya di Posyandu Lansia Anugerah Sumber Porong Lawang didapatkan bahwa jumlah lanjut usia di panti pada tahun 2010 adalah 40 orang, sekitar 70% (28 orang) pada lansia. Dampak dari tingginya pada lansia juga akan terjadi peningkatan kondisi kesehatan bahkan terjadi komplikasi sehingga mortalitas karena hipertensi juga meningkat.

Sebagai upaya penurunan angka kesakitan karena lansia hipertensi selama ini hanya diberikan obat-obatan anti hipertensi, namun tidak diminum secara rutin. Hal ini yang bisa menimbulkan dampak ketergantungan pada obat-obatan (UPT Puskesmas Lawang, 2011). Berdasarkan data WHO, dari 50% pada lansia yang diketahuiha, hanya 25% yang mendapat pengobatan,


(2)

dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (Anonim,2007). Hipertensi seringkali terjadi saat tubuh mendeteksi ada pengurangan volume darah karena lebih dari 83% terdiri atas air, maka penyebab umum terjadinya penurunan volume darah adalah dehidrasi. Sebagai reaksi dari penurunan volume darah, tubuh kita akan mengarahkan sebagian besar aliran darah ke organ yang aktif dan menutup suplai darah ke area yang kurang penting. Penyesuaian tubuh ini akan menyebabkan terjadinya hipertensi disepanjang sistem sirkulasi darah. Air akan membuat kolon lebih efektif dengan cara membentuk darah baru yang segar. Jika kolon dibersihkan nutrisi makanan yang dimasukkan selama beberapa kali sehari akan diserap. Kemudian lipatan mucus akan mengubahnya menjadi darah segar. Darah sangat penting dalam menyembuhkan penyakit dan mengembalikan kesehatan (Mustafa, 2009).

Banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air selain untuk menghilangkan dahaga saja. Air dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah, disebut terapi air putih. Seperti dikutip dari buku karangan Chaiton Leo, Air secara khusus memiliki kualitas yang unik dan kualitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan mekanisme tubuh kita (Mustafa, 2009). Seorang profesor dari India bernama S. Periasamy menyebarkan pengetahuannya tentang terapi air putih dengan meminum 6 gelas air putih di pagi hari. Dia menjelaskan bahwa, dengan meminum air putih, tekanan darah dapat diturunkan (Mustafa, 2009). Menurut Dr. Masaru Emoto di jepang, setiap orang


(3)

disarankan agar memperlakukan air sebagai zat hidup dan punya perasaan (Mustafa, 2009).

Berdasarkan fakta dan fenomena di masyarakat yang menggunakan air putih dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan secara khusus dapat menurunkan tekanan darah, maka peneliti ingin membuktikan hal tersebut dengan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang”.

1.2 RumusanMasalah

Bagaimanakah gambaran penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang. b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia sebelum mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.

2. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.


(4)

3. Menganalisis penurunan tekanan darah pada lansia setelah mengonsumsi air putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitia ini dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai manfaat air putih terhadap penurunan tekanan darah dan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Masyarakat

Masyarakat mengetahui manfaat terapi air putih yang dapat digunakan sebagai obat alternatif selain obat anti hipertensi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan bahwa hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam pembelajaran serta penatalaksanaan tekanan darah tinggi.

d. Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam penatalaksanaan program kesehatan di UPTD Puskesmas.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dan sumber bagi penelitian berikutnya dan mendorong bagi semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang penurunan tekanan darah dengan terapi air putih.


(5)

1.5 Batasan Penelitian

a. Peneliti hanya membahas tentang hipertensi pada lansia.

b. Dalam penelitian ini, penelirti tidak membahas hal-hal lain yang mempengaruhi hipertensi.

1.6 Keaslian Penulisan

Indriastuti, Diah (2008) meneliti tentang “Hubungan antara terapi minum air putih dengan penurunan nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di Panti AsuhanNurul Huda Az-Zuh di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan terapi air minum putih dengan penurunan nyeri dysmenorrhea remaja putri sebelum dan sesudah diberikan terapi minum air putih. Metode penelitian yang digunakan den.yigan Model kuantitatif dengan pendekatan quasi experiment terangkai dengan design one group pre and post test design without group control. Jumlah responden didapatkan menggunakanteknikPurposive

sampling dan menganali sehubungan terapi minum air putih dengan

penurunan nyeri dysmenorrhea pada remaja menggunakan rumus uji statistik Run-Test. Lembar observasi modifikasi kata sederhana digunakan untuk mengidentifikasi nyeri diantara responden. Usia remaja pertengahan adalah responden terbanyak sejumlah 54.54%. Nyeri sedang memiliki jumlah responden terbesar sebanyak 45.45% sebelum diberikan terapi minum air putih. Setelah diberikan terapi minum air putih, karakteristik tidak nyeri adalah jumlah terbanyak sebesar 59.1%. Analisa Run-Test membuktikan bahwa terapiminum air putih berhubungan dengan penurunan skala nyeri


(6)

dysmenorrhea dengan p value 0,05 dannilai z kritis 0,0885. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang yang telah dilakukan adalah pengaruh yang di hasilkan dari efektifitas air putih. Pada penelitian ini hanya meneliti efektifitas air putih terhadap penurunan tekanan arah lansia dengan hipertensi dan subyek penelitian adalah lansia di UPT puskesmas Lawang.