PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD HARAPAN MANDIRI MEDAN TP 2015/2016.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP HASIL BELAJAR PKn DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA SD HARAPAN

MANDIRI MEDAN TP 2015/2016

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

INDRIANI SUSIWI

NIM 8146181006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

i

ABSTRACT

Indriani Susiwi, NIM 8146181006, The Influence of Problem Based Learning Model Towards Critical Thinking Skills and Learning Outcomes of Civic Education Students. Thesis. Basic Education Program Post Graduate Studies, State University of Medan, March 2016.

This study aims to determine: (1) learning outcomes Civics students using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization, (2) the increasing of civics learning outcome using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization (3) to determine civics critical thinking skills students using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization, and (4) the increasing of civics learning outcome using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization. The sample in this study conducted by cluster random sampling two classes, where class IV A class IV-A of 40 students as an experimental class learning model base on issues and class IV-B as the control class of 40 students that learned with conventional learning model. Instrumen used in this research achievement test Civics and critical thinking skills in the form of multiple choice which has been declared valid and reliable. From the research results can be concluded: (1) The results of studying Civics is taught using problem-based learning model is higher than conventional learning models,

with sig P = 0.00 <α = 0.05, (2) critical thinking skills students are taught to use problem based learning model is higher than conventional learning model with P

= 0.0006 <α = 0.05 (3) Activities of students in learning, students seemed

enthusiastic and challenged by issues of globalization presented really exist around them and they experienced, students conduct discovery process from problem situations that used try own concepts by practicing in the discussions between the members and the result presented, so the atmosphere will make learning fun motivated students to communicate ideas or his ideas. This atmosphere is not found in conventional learning.


(3)

ii

ABSTRAK

Indriani Susiwi, NIM

8146181006

, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Pkn Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Harapan Mandiri Medan TP 2015/2016. Tesis. Program Studi

Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan (Unimed), Maret 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi, (2) Peningkatan hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi, (3) Pengaruh kemampuan berpikir kritis PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi, dan (4) Peningkatan kemampuan berpikir kritis PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling sebanyak dua kelas, kelas IV-A sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasisi masalah dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol sebanyak 40 siswa yang dibelajarkandengan model pembelajaran konvensional.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar PKn dan kemampuan berpikir kritis dalam bentuk pilihan berganda yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan pengujian

hipotesis dengan α = 5% diperoleh bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa, (2) Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih meningkat daripada konvensional, (3) Terdapat pengaruh Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan,dan (4) Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih meningkat daripada konvensional. Dari hasil penelitian, maka peneliti menyarakan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajr PKn dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci : Pembelajaran berbasis masalah, Kemapuan berpikir kritis dan Hasil


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar PKn dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Harapan Mandiri Medan T.P. 2015/2016”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan perkuliahan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur PPs Unimed.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Ibu Dr. Reh Bungana Br.Perangin-angin, M.Hum. dan Bapak Dr. Deny

Setiawan, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis.

5. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si. Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum. dan Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd. selaku dosen narasumber/penguji tesis yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu, motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.

7. Seluruh staff pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Abangda Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas.


(5)

iv

8. Ibu Lim Kim Kiok selaku kepala sekolah SD Harapan Mandiri, Ibu Juliana, S.Pd. dan Bapak Muhhamad Hafis Lubis, S.Pd. selaku guru kelas 4 yang telah memberikan izin penelitian.

9. Ayahanda Dermawan Lubis S.E. dan Tiomanna Marpaung yang telah memberikan semangat dan bantuan secara riil maupun materiil, memberikan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, serta tidak hentinya memberikan doa untuk keberhasilan dan kebahagiaan peneliti.

10. Abang dan kakak yaitu Rahmat Lubis S.E., David Hariando Lubis S.H., Nela Siagian S.E., Jonatan Sirait yang senantiasa menemani suka duka, memberikan bantuan, saran, motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.

11. Teman-teman seperjuangan kelas A1Reguler 2014 dan konsentrasi PKn, khususnya teman-teman yang telah membantu penelitian yaitu Suci Perwita Sari, Maisarah, Putri Rahmi, Inge Ayudia, Lia Sa’adah, Kautsar Iranda, Mutia Sari, Waliyul Maulana Siregar, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

12. Sahabat tersayang Jessisca S.E. dan Martogi Sinaga yang senantiasa menemani, membantu, memotivasi, memberikan doa serta dukungan kepada peneliti.

13. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam upaya penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga membuat tesis ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Amin.

Medan, April 2016 Penulis

INDRIANI SUSIWI NIM. 8146181006


(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTARISI………... ………… v

DAFTAR TABEL………. ... vii

DAFTAR GAMBAR………. ... ix

DAFTAR LAMPIRAN………. ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang Masalah ... 1

1.2 IdentifikasiMasalah ... 9

1.3 BatasanMasalah ... 10

1.4 RumusanMasalah ... 10

1.5 TujuanPenelitian ... 11

1.6 ManfaatPenelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeoritis ... 14

2.1.2 BerpikirKritis ... 17

2.1.3 Model Pembelajaran BerbasisMasalah……… ... . 25

2.1.4 Hakikat Model Konvensional………... ... 36

2.1.5 TeoriBelajarRelevan……… ... 40

2.1.6 PenelitianRelevan……… ... 44

2.2 Kerangka Konseptual……… ... 45

2.3 Hipotesis Penelitian……….. ... 50

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TempatdanLokasiPenelitian……… ... 51

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……….. ... 51

3.3 VariabelPenelitian……….. ... 52

3.4 Definisi Operasional Variabel………. ... 52

3.5 Jenis Dan DesinPenelitian……….. ... 54

3.6 ProsedurPenelitian………. ... 55

3.7 PengontrolPerlakuan……….. ... 59

3.8 InstrumenPenelitian……… ... 61

3.9 TeknikAnalisis Data………. ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian……….. ... 77

4.1.1 Deskrpsi Pretes Hasil Belajar PKn………. ... 77

4.1.2 Deskripsi Postes Hasil Belajar PKn……… ... 81

4.1.3 AnalisisPeningkatanHasilBelajar………. …….. ... 85

4.1.4 Deskripsi Petes Kemampuan Berpikir Kritis………. ... 86

4.1.5 Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis……… ... 89


(7)

vi

4.2 Pembahsaan………. ... 94

4.2.1 Hasil Belajar PKn Siswa……… ... 94

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa……… ... 98

4.2.3 Kemampuan Berpikir Kritis……….. ... 101

4.2.4 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis……….. ... 104

4.3 KeterbatasanPenelitian……… ... 106

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan………. ... 108

5.2 Implikasi ... 110

5.3 Saran……….. ... 111


(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester Mata Pelajaran PKn ... 6

Tabel 2.1 Aspek Kemampuan Berpikir Kritis ….. ... 24

Tabel 2.2 Sintak Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 32

Tabel 2.3 Sintak Konvensional ... 38

Tabel 2.4 Perbedaan Model PBM Dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 43

Tabel 3.1 Desain Eksperimen ... 54

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 61

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi ... 63

Tabel 3.4 Kategori Ketuntasan Belajar ... 64

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 67

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 67

Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Beda ... 68

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (setelah uji coba) ... 68

Tabel 3.9 Hasil Uji Kemampuan Berpikir Kritis ... 69

Tabel 3.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 70

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda ... 70

Tabel 3.12 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis (Setelah Uji Coba) ... 71

Tabel 4.1 Deskripsi Pretes Hasil Belajar Siswa ... 77

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar ... 79

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar………. 80

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Pretes Hasil Belajar ... 81

Tabel 4.5 Deskripsi Postes Hasil Belajar……… 81

Tabel 4.6 Uji Normalitas Postes Hasil Belajar ... 83

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Postes Hasil Belajar ... 84

Tabel 4.8 Uji Perbedaan Postes Hasil Belajar………. 85

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar………... 85

Tabel 4.10 Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 86

Tabel 4.11 Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 87

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 88

Tabel 4.13 Uji Perbedaan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis... 89

Tabel 4.14 Deskripsi Postes Berpikir Kritis……… 90

Tabel 4.15 Uji Normalitas Postes Hasil Belajar………... .. 91

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis………. . 92

Tabel 4.17 Uji Perbedaan Postes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 93


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1 Tahap-Tahap Proses Kemampuan Berpikir Kritis... 22

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 58

Gambar 4.1 Grafk Pretes Hasil Belajar PKn ... 78

Gambar 4.2 Grafik Normalitas Pretes Hasil Belajar PKn ... 79

Gambar 4.3 Grafik Postes Hasil Belajar PKn ... 82

Gambar 4.4 Grafik Normalitas Postes Hasil Belajar PKn ... 83

Gambar 4.5 Grafk Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 86

Gambar 4.6 Grafik Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 90

Gambar 4.7 Grafik Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 90

Gambar 4.8 Grafik Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis ... 91

Gambar 4.9 Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah ... 95


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 115

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 118

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ... 129

Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 139

Lampiran 5 Kunci Jawaban dan Penskoran Hasil Belajar... 144

Lampiran 6 Instrumen Tes Berpikir Kritis ... 145

Lampiran 7 Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Berpikir Kritis ... 150

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar PKn ... 151

Lampiran 9 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ... 153

Lampiran 10 Uji N-Gain Score Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis ... 155

Lampiran 11 Uji N-Gain Score Kemampuan Berpikir Kritis ... 156


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam hal ini berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan keterampilan siswa sesuai kemampuan dan kebutuhan. Ketiga aspek ini (sikap, kecerdasan dan keterampilan) adalah arah dan tujuan pendidikan yang harus diupayakan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah, diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum pendidikan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) hingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum KTSP saat ini menuntut peningkatan mutu pengajaran yang dilakukan berdasarkan kreativitas guru. Namun kenyataannya pada saat ini dalam kegiatan belajar mengajar guru hanya berceramah dihadapan siswa dan sesekali memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan guru, serta sesekali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum dapat mengaktifkan siswa secara optimal karena pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered).


(12)

2

Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, meskipun kurikulum sudah disajikan secara baik dan sarana prasarana telah terpenuhi dengan baik, apabila guru belum melaksanakan proses pembelajaran secara optimal maka proses belajar mengajar belum bisa dikatakan baik. Dalam hal ini, guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan pendidikan di tengah-tengah masyarakat. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan dan taraf kematangan dalam pendidikan.

Dengan demikian, maka sangatlah perlu dibina dan dikembangkan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan yakni kemampuan menggunakan strategi, pendekatan, model dan tekhnik pembelajaran. Penggunaan satu model saja akan membuat siswa merasa bosan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar yang pada akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Guru yang menggunakan metode dan media yang baik dalam kegiatan belajar mengajar akan membuat siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Frend dalam Djamarah, 2006:61)

Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan


(13)

3

dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukannya pada setiap tingkatan salah satunya tingkat pendidikan dasar. Kondisi proses belajar mengajar di lingkungan sekolah khususnya tingkat sekolah dasar masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit yang mengacu pada pelibatan siswa dalam proses belajar itu sendiri. Pada tingkat pendidikan sekolah dasar, akan diajarkan lima pengetahuan utama yang terdiri dari matematika, bahasa Indonesia, pendidikan kewarganegaraaan, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial yang wajib dikuasai. PKn merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang dibelajarkan di sekolah dasar.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran wajib mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi (UU No. 20 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37) memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya membentuk warga negara yang memiliki kecerdasan, rasa bangga, dan tanggung jawab serta mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini dapat dilihat dari tujuan PKn yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar :

1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapai isu kewarganegaraan, 2) Berpartisipasi secara aktif dan befrtanggung jawab serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.


(14)

4

Untuk mencapai tujuan PKn tersebut, Sumantri (2001 : 3) mengungkapkan bahwa “guru harus mendidik siswa melalui proses berpikir kritis, analitis dan kreatif yang dikembangkan cara-cara berpikir warga negara yang demoktratis, cerdas dan bertanggung jawab”.

Namun, proses pembelajaran PKn selama ini masih terjebak pada proses indoktrinasi yang menyebabkan siswa terpaku pada menghapal materi sehingga hanya menyentuh kemampauan berpikir kritis tingkat rendah. Sedangkan dalam proses pembelajaran PKn memerlukan keterlibatan siswa secara aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis agar proses pembelajaran tersebut dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Seperti dinyatakan oleh Silver (Turmudi, 2009:56) bahwa pada pembelajaran konvensional, aktivitas siswa sehari-hari umumnya menonton gurunya menyelesaikan soal-soal di papan tulis kemudian meminta siswa bekerja sendiri dalam buku teks atau lembar kerja siswa (LKS) yang disediakan. Menurut Sumarmo (2000:87), untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam pembelajaran, guru juga perlu mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan, serta mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan.

Berpikir kritis merupakan sebuah kebiasaan berpikir yang seharusnya ditanamkan sejak usia dini. Berpikir kritis dapat membantu seseorang memahami bagaimana ia menandang dirinya sendiri, bagaimana ia memandang dunia, dan bagaimana ia berhubungan dengan orang lain, membantu meneliti prilaku diri sendiri, dan menilai diri sendiri. Berpikir kritis memungkinkan seseorang


(15)

5

menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa ia telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas. Sedangkan orang yang tidak berpikir kritis, ia tidak dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang harus dipikirkan, apa yang harus dipercaya, dan bagaimana harus bertindak. Karena gagal berpikir mandiri, maka ia akan meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima kesimpulan orang lain dengan pasif.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas IV SD Swasta Harapan Mandiri, Muhhamad Hafis, S.Pd. pada hari Jumat, tanggal 18 Juni 2015 mengatakan dalam proses pelaksanaannya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi PKn dengan alasan model pembelajaran konvensional sangat tepat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran untuk jumlah siswa 40 orang dalam satu kelas. Guru telah mencoba untuk menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif seperti diskusi dan bermain peran dalam menyampaikan pengetahuan dan menugaskan siswa untuk beraktivitas, namun kurang dari 50% siswa yang mau mengerjakannya dengan baik dan benar. Adapun jika pembelajaran diadakan melalui model active learning, siswa juga belum giat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Pelaksanaan proses pembelajaran konvensional hanya berpusat pada guru, hasil belajar siswa terbatas, peluang siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya sangat rendah dikarenakan model pembelajaran konvensional dalam pelajaran PKn yang berlangsung hanya bersifat transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang memiliki peran aktif


(16)

6

dalam proses pembelajaran dan pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya. Siswa cenderung menghafalkan fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep itu terbentuk yang pada akhirnya membuat kemampuan berpikir kritis siswa hanya terbatas pada kemampuan berpikir kritis tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami karena tidak diaktifkan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Selain masalah model konvensional yang masih terus digunakan, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum secara maksimal menggunakan media pembelajaran, padahal pembelajaran PKn adalah pembelajaran yang mengutamakan alam dan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Namun jarang sekali terlihat guru yang menggunakan fasilitas sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Kurangnya pengembangan dan referensi soal terkait materi menjadi masalah rendahnya hasil belajar siswa, ketika siswa diberikan soal yang bermakna sama dengan dengan kata-kata yang sedikit berbeda, siswa merasa soal tersebut sulit. Kurangnya kegiatan berorientasi siswa ini, ternyata sangat berpengaruh terhadap pencapaian rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada hasil nilai ujian semester II PKn siswa kelas IV pada bulan Juni 2015 di SD Harapan Mandiri, yaitu :

Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II PKn Kelas IV SD Harapan Mandiri T.P.

2014/2015

No. Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase Ketuntasan

1 IV-A 19 22 46,3%

2 IV-B 17 23 42,5%

Jumlah 36 45 44,4%

sumber : Tata Usaha SD. Harapan Mandiri Medan)

Berdasarkan tabel 1.1. diatas, syarat ketuntasan adalah 80% siswa harus mampu mencapai nilai 75. Namun, terlihat bahwa di kelas IV-A sebanyak 19


(17)

7

orang (100%) siswa yang tuntas dan IV-B sebanyak 17 siswa (57,5%) yang tuntas. Jika diakumulasikan siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 44,4%. Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada di bawah KKM.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa secara optimal dan baik pada aspek kognitif, maka diperlukan perubahan serta inovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan model pembelajaran yang bersifat ilmiah. Model ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar siswa mampu membangun sendiri pengetahuannya sehingga pengetahuan tersebut bertahan lama dalam pikiran siswa. Salah satu model yang mampu menaungi semua karakteristik tersebut adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan alternatif tindakan untuk memecahkan masalah yang diterapkan dalam upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran sekaligus peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.

Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah karena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran yang sangat direkomendasikan dalam kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang berbasis masalah


(18)

8

yang menerapkan langkah-langkah ilmiah sehingga terbukti menuntut adanya pembelajaran aktif (active learning). Fraus dan Paulson (1998:4-5) dalam (Ramadhani, 2015:8) berpendapat bahwa pada proses belajar aktif, siswa terlibat secara langsung secara aktif dalam aktivitas kelompok ketimbang menjadi pendengar ceramah pasif. Dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai materi pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisipliner (masalah yang nyata), investigasi autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkannya, kolaborasi (kerja sama). Model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah juga mempunyai kelebihan yaitu siswa akan mempunyai pengetahuan baru untuk memahami masalah dunia, mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, situasi proses belajar menjadi lebih merangsang (Sanjaya 2008:220). Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini di kelas, siswa dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, penalaran, mempresentasikan pengetahuan konseptual dan prosedural siswa, serta terbentuknya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.


(19)

9

Berdasarkan hal di atas, maka sangat perlu diadakan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan pada proses pembelajaran PKn di kelas IV SD.Harapan Mandiri Medan, yaitu :

1. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar.

2. Model pembelajaran teacher centerred dan cooperative learning yang tidak pernah berubah dari waktu ke waktu menimbulkan rasa jenuh dan bosan di diri siswa.

3. Kurangnya pemanfaatan media, baik yang berasal dari lingkungan maupun

yang dibuat guru sehingga menimbulkan rasa jenuh dalam diri siswa. 4. Rendahnya kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

5. Materi PKn membutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa.

6. Strategi pembelajaran berbasis masalah belum banyak diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

7. Pembelajaran PKn dalam kelas-kelas cenderung menggunakan strategi pembelajaran konvensional.


(20)

10

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan terarah perlu adanya pembatasan masalah. Masalah yang diteliti dalam penelitian di ini dibatasi pada:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan konvensional.

2. Materi pembelajaran dalam penelitian ini mengenai Globalisasi yang berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Hasil belajar siswa pokok bahasan Globalisasi kelas IV semester genap.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik

dibandingkan dengan model konvensional terhadap hasil belajar PKn siswa SD Harapan Mandiri Medan?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional?

3. Apakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik

dibandingkan dengan model konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD Harapan Mandiri Medan?

4. Bagaimanakah peningkatan kemampuan tes berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional?


(21)

11

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model konvensional terhadap hasil belajar PKn siswa SD Harapan Mandiri Medan.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional.

3. Pengaruh model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD Harapan Mandiri Medan.

4. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan refrensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan


(22)

12

c. Memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran dan kemampuan berpikir kirtis siswa. 2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : a. Bagi peserta didik

1) Memberi pengalaman pembelajaran baru untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn melalui model pembelajaran berbasis masalah.

2) Melatih siswa untuk berpikir kritis, ilmiah, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran PKn.

b. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan model pembelajaran inovatifdalam upaya

meningkatkan hasil belajar PKn siswa khususnya di SD Harapan Mandiri Medan.

2) Sebagai tambahan informasi bagi guru guru di sekolah dasar

khususnya di SD Harapan Mandiri Medan mengenai pembelajaran melalui model pemebelajaran berbasis masalahdan pengaruhnya terhadap hasil belajar PKnsiswa.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Menjadi bahan masukan model pembelajaran baru dalam


(23)

13

2) Menjadi sumber penambahan wawasan dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa agar dapat melakukan kegiatan pembelajaran aktif.

3) Bagi pimpinan sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan kepada

tenaga edukatif untuk dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalahdalam kegiatan belajar mengajar di berbagai disiplin ilmu di sekolah.


(24)

108

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapatpengaruh model pembelajaranberbasismasalah lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasilbelajar siswa SD HarapanMandiri Medan TP 2015/2016. (2) Hasilbelajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasismasalahlebihmeningkat daripadakonvensional. (3)Terdapatpengaruhmodel pembelajaranberbasismasalahyang dibelajarkandengan model pembelajaranberbasismasalahlebihbaikdaripadasiswa

yang dibelajarkandenganmodel

pembelajarankonvensioalterhadapkemampuanberpikirkritissiswa di SD HarapanMandiri MedanTP 2015/2016. (4) Kemampuanberpikirkritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaranberbasismasalahlebihmeningkat daripadakonvensional.

ModelPembelajaran Berbasis Masalah adalah model-model pembelajaran yang menggunakan masalahdi dunia nyata sebagai materi dalam pembelajaran dan mengharuskan siswaberpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut.Menurut Rusmono (2012: 74)masalah yang menjadi materi dalam model Pembelajaran Berbasis Masalah harusmemiliki lima kriteria berikut: (1) harus mengandung isu-isu yang mengandungkonflik yang dapat bersumber dari berita, rekaman video, dan lainnya; (2) masalahyang dipilih sebagai materi adalah bahan yang bersifat


(25)

109

familier dengan siswa,sehingga semua siswa dapat mengikutinya dengan baik; (3) materi yang dipilihmerupakan bahan yang berhubungan dengan keperluan orang banyak (universal)sehingga dirasakan manfaatnya; (4) materi yang dipilih harus mendukungkompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku; dan (5)materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa.

Berdasarkan kriteria di atas, Globalisasimerupakan masalah yang tepatuntuk diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah karena Globalisasimerupakan masalah yang mengandung konflik dan bersumber dari berita atau media lainnya. Selain itu Globalisasijuga termuat dalam kurikulum pendidikandan sudah menjadi masalah yang familier dan universal bagi siswa.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model yang dirancanguntuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah sehingga akanmeningkatkan keterampilan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinyadengan cara berpikir kritis atau berpikir tingkat tinggi.

Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penyelidikan dan pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada siswa mempelajari pengalaman-pengalaman dan peran-peran orang dewasa, dan memungkinkan siswa meningkatkan sendiri kemampuan berpikir mereka dan menjadi siswa mandiri.

John Dewey mengemukakan bahwa perkembangan pengetahuan dibentuk melalui keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan penentuan akademik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa proses akhir dari tujuan


(26)

110

pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar siswa yang dilakukan melalui proses kerjasama antara siswa dengan siswa lainnya (kelompok) dan juga hubungan siswa dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa siswa harus berpartisipasi dalam bekerja sama dengan orang lain agar lebih memahami situasi yang bermakna (Joyce, 2004).

Menurut Dewey (Trianto, 2009) dalam memecahkan masalah terdapat lima langkah, yaitu (1) siswa mengenali masalah, (2) siswa menyelidiki dan menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya, (3) siswa menghubungkan semua kemungkinan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, (4) siswa menimbang kemungkinan jawaban yang ia temukan dengan akibatnya masing-masing, dan (5) siswa mencoba menerapkan salah satu kemungkinan yang ia pandang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut dan hasilnya akan membuktikan apakah kemungkinan pemecahan masalah tersebut benar atau salah.

5.2Implikasi

Berdasarkanhasil penelitian dan simpulandi atasmenyatakanbahwa pengaruh model pembelajaranberbasismasalahlebih baik dibandingkan dengan model konvensionalterhadap hasilbelajar siswa, kemampuanberpikirkritissiswa yang diajarkandenganpembelajaranberbasismasalahlebihmeningkatdaripada model konvensional, pengaruh model pembelajaranberbasismasalahlebih baik dibandingkan dengan model konvensionalterhadaphasilbelajarsiswa.Siswa yang diajardenganmodel


(27)

111

pembelajaranberbasismasalahmemilikikemampuanberpikirkritispadamateriglobali sasi di SD HarapanMandirilebihbaikdibandingkansiswa yang diajardengan model

konvensional.Siswa yang diajardenganmodel

pembelajaranberbasismasalahmengalamipeningkatanpadakemampuanberpikirkriti ssiswaketikapembelajaranPKnpadamateriglobalisasi di SD HarapanMandirilebihsedikitjumlahnyadibandingkansiswa yang diajardengan model konvensional.

ModelPembelajaran Berbasis Masalah adalah model-model pembelajaran yang menggunakan masalahdi dunia nyata sebagai materi dalam pembelajaran dan mengharuskan siswaberpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut.Berdasarkan kriteria di atas, Globalisasimerupakan masalah yang tepatuntuk diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah karena Globalisasimerupakan masalah yang mengandung konflik dan bersumber dari berita atau media lainnya.

Dapat dikatakan bahwa apabila dalam pembelajaran seorang guru mengajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalahdengan baik dan benar sesuai dengan fase-fase yang telah ditentukan, yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisipliner (masalah yang nyata), investigasi autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkannya, kolaborasi (kerja sama), maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.


(28)

112

Berdasarkan penelitian yang telahdikemukakan,maka saran yang dapatdiberikanadalahsebagaiberikut : (1) Pembelajarandenganmenggunakan model pembelajaranberbasismasalahmerupakansalahsatualternatifbagi guru PKndalammenyajikanmateripelajaranPKndanmembelajarkansiswa. (2) Dalamsetiappembelajaran guru sebaiknyamenciptakansuasanabelajar yang

memberikesempatankepadasiswauntukmengungkapkangagasan-gagasanmerekadalambahasadancaramerekasendiri,

sehinggadengandemikiandalampembelajaranPKnsiswalebihberaniberagumentasi, lebihpercayadiridanberpikirkritisdalammenyelesaikansuatupermasalahan yang terkaitdenganmateriPKnsertadapatmembangkitkanminatbelajardangairahuntukbel ajarpembelajaranPKn. (3) Penerapan model pembelajaran yang sesuaidengankarakteristiksiswadankarakteristikmatapelajaransangatmempengaruh ihasilbelajarsiswa. Maka guru perlumerancangdanmengembangkan model pembelajaran yang berkaitandenganpembelajaran.


(29)

111

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Pustaka Belajar. Atkinson. 2007. Pengantar Psikologi edisi kesebelas jilid satu. Harcourt Brace

Company: Interaksara.

Arends. 2009. dalam Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Arends. 2007. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Badar, Trianto Ibnu. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini dan Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta Cooper Fisher danHarmenCerbin.2006. Problem-solving modules in large

introductory biology enhance student understanding. The American Biologi Teacher, 68,9:524

Ennis, R.H. 1964. The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement Of Educational Policy Studies, University of Illionis at Urbana-Champaign: Illionis Critical Thinkhing Project.

Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fathur, dkk. 2012. “Penerapan Model Discovery Learning Termbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”.Unnes Physics Education Journal, ISSN No. 2257-6935, 2. Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT

RefikaAditama.

Fisher, A. 2009. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga

Jubjiati. 2011. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMAN 1 Batang Kuis”. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan.


(30)

114

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud.

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press

Ramadhani, Irham. 2015. “Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA”. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan,

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Pranada Media Grup

Shoimi, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, Eveline.dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudjana. 1984. Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito

Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajran Tematik. Jakarta : PrestasiPusaka

Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Winataputra, Udin. S. dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

familier dengan siswa,sehingga semua siswa dapat mengikutinya dengan baik; (3) materi yang dipilihmerupakan bahan yang berhubungan dengan keperluan orang banyak (universal)sehingga dirasakan manfaatnya; (4) materi yang dipilih harus mendukungkompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku; dan (5)materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa.

Berdasarkan kriteria di atas, Globalisasimerupakan masalah yang tepatuntuk diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah karena Globalisasimerupakan masalah yang mengandung konflik dan bersumber dari berita atau media lainnya. Selain itu Globalisasijuga termuat dalam kurikulum pendidikandan sudah menjadi masalah yang familier dan universal bagi siswa.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model yang dirancanguntuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah sehingga akanmeningkatkan keterampilan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinyadengan cara berpikir kritis atau berpikir tingkat tinggi.

Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penyelidikan dan pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada siswa mempelajari pengalaman-pengalaman dan peran-peran orang dewasa, dan memungkinkan siswa meningkatkan sendiri kemampuan berpikir mereka dan menjadi siswa mandiri.

John Dewey mengemukakan bahwa perkembangan pengetahuan dibentuk melalui keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan penentuan akademik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa proses akhir dari tujuan


(2)

pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar siswa yang dilakukan melalui proses kerjasama antara siswa dengan siswa lainnya (kelompok) dan juga hubungan siswa dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa siswa harus berpartisipasi dalam bekerja sama dengan orang lain agar lebih memahami situasi yang bermakna (Joyce, 2004).

Menurut Dewey (Trianto, 2009) dalam memecahkan masalah terdapat lima langkah, yaitu (1) siswa mengenali masalah, (2) siswa menyelidiki dan menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya, (3) siswa menghubungkan semua kemungkinan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, (4) siswa menimbang kemungkinan jawaban yang ia temukan dengan akibatnya masing-masing, dan (5) siswa mencoba menerapkan salah satu kemungkinan yang ia pandang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut dan hasilnya akan membuktikan apakah kemungkinan pemecahan masalah tersebut benar atau salah.

5.2Implikasi

Berdasarkanhasil penelitian dan simpulandi atasmenyatakanbahwa pengaruh model pembelajaranberbasismasalahlebih baik dibandingkan dengan model konvensionalterhadap hasilbelajar siswa, kemampuanberpikirkritissiswa

yang diajarkandenganpembelajaranberbasismasalahlebihmeningkatdaripada

model konvensional, pengaruh model pembelajaranberbasismasalahlebih baik dibandingkan dengan model konvensionalterhadaphasilbelajarsiswa.Siswa yang diajardenganmodel


(3)

pembelajaranberbasismasalahmemilikikemampuanberpikirkritispadamateriglobali sasi di SD HarapanMandirilebihbaikdibandingkansiswa yang diajardengan model

konvensional.Siswa yang diajardenganmodel

pembelajaranberbasismasalahmengalamipeningkatanpadakemampuanberpikirkriti

ssiswaketikapembelajaranPKnpadamateriglobalisasi di SD

HarapanMandirilebihsedikitjumlahnyadibandingkansiswa yang diajardengan model konvensional.

ModelPembelajaran Berbasis Masalah adalah model-model pembelajaran yang menggunakan masalahdi dunia nyata sebagai materi dalam pembelajaran dan mengharuskan siswaberpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut.Berdasarkan kriteria di atas, Globalisasimerupakan masalah yang tepatuntuk diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah karena Globalisasimerupakan masalah yang mengandung konflik dan bersumber dari berita atau media lainnya.

Dapat dikatakan bahwa apabila dalam pembelajaran seorang guru mengajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalahdengan baik dan benar sesuai dengan fase-fase yang telah ditentukan, yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisipliner (masalah yang nyata), investigasi autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkannya, kolaborasi (kerja sama), maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.


(4)

Berdasarkan penelitian yang telahdikemukakan,maka saran yang dapatdiberikanadalahsebagaiberikut : (1) Pembelajarandenganmenggunakan model pembelajaranberbasismasalahmerupakansalahsatualternatifbagi guru PKndalammenyajikanmateripelajaranPKndanmembelajarkansiswa. (2) Dalamsetiappembelajaran guru sebaiknyamenciptakansuasanabelajar yang

memberikesempatankepadasiswauntukmengungkapkangagasan-gagasanmerekadalambahasadancaramerekasendiri,

sehinggadengandemikiandalampembelajaranPKnsiswalebihberaniberagumentasi, lebihpercayadiridanberpikirkritisdalammenyelesaikansuatupermasalahan yang terkaitdenganmateriPKnsertadapatmembangkitkanminatbelajardangairahuntukbel ajarpembelajaranPKn. (3) Penerapan model pembelajaran yang sesuaidengankarakteristiksiswadankarakteristikmatapelajaransangatmempengaruh ihasilbelajarsiswa. Maka guru perlumerancangdanmengembangkan model pembelajaran yang berkaitandenganpembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Pustaka Belajar. Atkinson. 2007. Pengantar Psikologi edisi kesebelas jilid satu. Harcourt Brace

Company: Interaksara.

Arends. 2009. dalam Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Arends. 2007. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Badar, Trianto Ibnu. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini dan Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Cooper Fisher danHarmenCerbin.2006. Problem-solving modules in large

introductory biology enhance student understanding. The American Biologi Teacher, 68,9:524

Ennis, R.H. 1964. The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement Of Educational Policy Studies, University of Illionis at Urbana-Champaign: Illionis Critical Thinkhing Project.

Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fathur, dkk. 2012. “Penerapan Model Discovery Learning Termbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”.Unnes Physics Education Journal, ISSN No. 2257-6935, 2.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT

RefikaAditama.

Fisher, A. 2009. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga

Jubjiati. 2011. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMAN 1 Batang Kuis”. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan.


(6)

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud.

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press

Ramadhani, Irham. 2015. “Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan

Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA”. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan,

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Pranada Media Grup

Shoimi, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, Eveline.dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudjana. 1984. Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito

Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajran Tematik. Jakarta :

PrestasiPusaka

Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Winataputra, Udin. S. dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta: Universitas Terbuka