PELAKSANAAN HUKUM WARIS PADA MASYARAKAT KARO MUSLIM DI DESA TALUN KENAS KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG.

PELAKSANAAN HUKUM WARIS PADA MASYARAKAT KARO MUSLIM
DI DESA TALUN KENAS KECAMATAN STM HILIR
KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi
Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
RINA MENTARI GINTING
NIM.3113311036

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
Rina Mentari Ginting, NIM: 3113311036, Pelaksanaan Hukum Waris pada
Masyarakat Karo Muslim di desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir

Kabupaten Deli Serdang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan hukum waris
Islam pada masyarakat Karo Muslim dan pelaksanaan hukum waris Adat pada
masyarakat Karo Muslim. Dalam penelitian ini akan dikaji hukum waris yang
digunakan dalam pembagian warisan pada masyarakat Karo Muslim di desa Talun
Kenas. Apakah hukum waris Islam yang digunakan atau hukum waris Adat.
Rancangan dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat Karo Muslim
yang bertempat tinggal di desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir sebanyak
kurang lebih 185 Kepala Keluarga. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
20 % dari populasi yakni sebanyak 37 Kepala Keluarga. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan wawancara tidak
terstruktur. Teknik analisa data diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tabel frekuensi. Dari hasil penelitian dapat dilihat dari 37 kepala
keluarga desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir, sebanyak 28 kepala keluarga
masyarakat menggunakan hukum waris adat. Selanjutnya sebanyak 9 kepala
keluarga menggunakan hukum waris Islam. Ini dapat terlihat dari cara masyarakat
membagikan harta warisan dan pandangan masyarakat akan kedudukan anak
perempuan dalam pembagian warisan. Kesimpulan dari penelitian ini dalam
pelaksanaan hukum waris Islam sesuai dengan syariat Islam yang sebenarnya.

Beberapa keluarga menggunakan hukum waris Islam memang karena keinginan
menggunakan syariat Islam. Walaupun dalam implementasinya belum sesuai
dengan syariat Islam yang sesungguhnya. Selanjutnya, beberapa masyarakat yang
menggunakan hukum waris Islam justru menghindari warisannya jatuh ke orang
lain (bukan anak), karena keluarga tersebut tidak mempunyai anak laki-laki,
sehingga dengan menggunakan hukum waris Islam, warisan tetap jatuh ke tangan
anak perempuannya. Selanjutnya pelaksanaan hukum waris Adat sudah sesuai
dengan hukum waris adat Batak Karo, hal ini dapat terlihat kebanyakan dari
masyarakat yang beragama Islam tetap menggunakan hukum waris adat. Dengan
kata lain, masyarakat Karo Muslim lebih memilih hukum waris Adat dari pada
hukum waris Islam dalam pelaksanaan pembagian warisan.

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan rahmat-Nya yang telah dianugerahkan kepada penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Adapun maksud dan tujuan dari penulis skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Judul skripsi yang penulis ajukan adalah: Pelaksanaan Hukum Waris Pada
Masyarakat Karo Muslim Di Desa Talun Kenas Kecamatan Stm Hilir Kabupaten
Deli Serdang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam menyusun skripsi ini
masih jauh dari sempurna dan bukan hal yang mustahil apabila di dalamnya masih
terdapat kekurangan dan kelemahan.
Maka dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan
berbagai pandangan, saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.

3.

Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd pembantu dekan I FIS Unimed, Bapak
Dr. Sugiharto, M.si pembantu dekan II FIS Unimed, dan Bapak Drs. Liber

Siagian, M.Si pembantu dekan III FIS unimed.

4. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua jurusan PPKn
dan juga sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Arief Wahyudi, SH selaku sekretaris jurusan PPKn.
6. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku dosen PA yang telah banyak
memberikan dorongan dan pengarahan selama ini kepada penulis.
7. Bapak/Ibu Dosen PKn Universitas Negeri Medan, yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat selama penulis
mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
8. Para Staf dan Pegawai PKn dan Fakultas Ilmu Sosial yang telah membantu
dalam urusan administrasi selama di perkuliahan.
9. Bapak Dani Sartika Siahaan yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk mengadakan penelitian di desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir
Kabupaten Deli Serdang.
10. Kepada masyarakat desa Talun Kenas yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Teristimewa dan paling utama kepada ayahanda tercinta Runggun Ginting

dan Ibunda tercinta Aslina Br Tarigan yang selalu memberikan Doa,
semangat dan dukungan kepada penulis. Yang telah rela secara ikhlas

membiayai penulis selama dalam perkuliahan. Yang telah menjadi orang
tua terhebat buat penulis. Terima kasih banyak, tanpa jasa bapak sama
mamak, penulis tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Semoga bapak
sama mamak sehat selalu, dan bahagia selalu.
12. Kepada kakak tercinta Reni Artiani Ginting, AMK, kepada adik tercinta
Monalisa Ginting dan adik terbungsu yang paling manja dan tersayang
Debita Br. Ginting , dan tak lupa kepada si cantik Arien Iamey Azzela
Sembiring terima kasih atas dukungan dan dorongannya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Kepada seseorang spesial bagi penulis Muhammad Idris Tinambunan,
S.Sos yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Kepada sahabat- sahabat terbaik penulis Rachmi Fatimah Nasution
(Nyak), Sriwaty Padang (Ubel), dan Irmawati Berutu (Umi) yang
memberikan semangat dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Kepada teman-teman seperjuangan PP-Kn 2011 yang telah memberikan
semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

16. Kepada teman-teman PPLT SMA N 1 Galang, khususnya kepada Beby,
Nelly (Sunel), Kakak Lely, Tari, dan Kakak Uul (ulfa) yang telah
memberikan

semangat

dan

dukungan

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak


dapat penulis sebutkan satu persatu. Kiranya Tuhan yang melimpahkan berkat dan
anugerahNya kepada kita semua. Amin.

Medan,

Juni 2015

Rina Mentari Ginting
NIM: 3113311036

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
a. Latar Belakang ......................................................................................... 1
b. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
c. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5

d. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
e. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
f. Manfaat Penelitian.................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 8
A. Kerangka Teori ............................................................................................... 8
1. Pengertian Hukum Waris................................................................... 8
2. Hukum Waris menurut Sifat Kekeluargaan ........................................ 9
3. Hukum waris menurut Perdata Barat .............................................. 10
a. Dasar Hukum Kewarisan Barat .................................................... 11
b. Asas-asas hukum kewarisan ........................................................ 12

c. Tata cara penyelenggaraan warisan .............................................. 12
4.

Hukum Waris Menurut Hukum Islam .............................................. 13
a. Defenisi hukum waris islam ......................................................... 13
b. Asas hukum waris Islam .............................................................. 15
c. Ahli Waris dalam Islam ............................................................... 17
d. Pewaris dan Dasar Hukum Waris................................................. 24
e. Tata Cara Penyelenggaraan Pembagian Warisan .......................... 25

f. Hilangnya hak mewarisi ............................................................... 27

5.

Hukum Waris Menurut Hukum Adat Batak Karo............................. 28
a. Suku Batak Karo ......................................................................... 28
b. Sistem Kekeluargaan Suku Karo ................................................. 29
c. Sistem Kewarisan pada Masyarakat Batak Karo .......................... 32

B. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 33
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 36
a. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 36
b. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 37
1) Populasi ...................................................................................... 37
2) Sampel ........................................................................................ 37
c. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ................................................. 38
1) Variabel Penelitian ...................................................................... 38

2) Defenisi Operasional ................................................................... 38
d. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 39

e. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 40
1) Observasi .................................................................................... 40
2) Angket ........................................................................................ 40
3) Wawancara ................................................................................. 40
f. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 41
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN .......................................................... 42
a. Hasil Penelitian .............................................................................................. 42
b. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 71
a. Kesimpulan .................................................................................................... 71
b. Saran.............................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Yang pernah mendengar perihal pembagian harta waris ........................ 43
Tabel 2 Pada waktu kapan dapat diperoleh hak untuk mewarisi harta keluarga ... 44
Tabel 3 Hukum apa yang dipergunakan dalam pembagian harta waris ............... 45
Tabel 4 Mengetahui tentang bagaimana cara pembagian warisan menurut Hukum
Waris Islam ............................................................................................ 46

Tabel 5 Mengetahui tentang bagaimana cara pembagian warisan menurut hukum
waris Adat .............................................................................................. 48
Tabel 6 Bagian anak laki-laki lebih banyak dibanding dengan bagian anak
perempuan.............................................................................................. 49
Tabel 7 Perempuan berhak juga atas harta warisan ............................................. 50
Tabel 8 Siapa sajakah yang disebut sebagai ahli waris ....................................... 51
Tabel 9 Wanita dapat juga disebut sebagai ahli waris ......................................... 52
Tabel 10 Berfungsikah putusan Mahkamah Agung (MA) RI tgl 1-11-1961 No.
179/SIP/1961) mengenai kedudukan perempuan bagi masyarakat desa
Talun Kenas ........................................................................................ 53
Tabel 11 Seorang janda berhak juga mendapat harta warisan ............................. 54
Tabel 12 Hukum Waris mana yang dapat membagi warisan dengan adil ............ 56
Tabel 13 Pembagian Menurut Hukum Waris Islam Dapat Menciptakan ............. 57
Tabel 14 Hukum waris adat dapat menciptakan ketentraman antara ahli waris ... 58
Tabel 15 Jika Terjadi Perselisihan Dalam Hal Pembagian Warisan, Maka
Bagaimana Penyelesaian Masalah Tersebut ............................................ 59

Tabel 16 Setuju bila ada masyarakat Karo Muslim di desa talun kenas dalam hal
pembagian warisan tidak sesuai dengan adat yang berlaku...................... 60
Tabel 17 Rekapitulasi Tabel Jawaban Responden............................................... 67

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Daftar angket
Nota Tugas
Surat Izin Penelitian Dari Jurusan
Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas Sosial
Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian
Kartu Bimbingan Skripsi
Daftar Peserta Seminar
Surat Keterangan dari Perpustakaan Jurusan
Surat Keterangan dari Perpustakaan UNIMED
Surat Pernyataan Keaslian Tulisan
Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pewarisan erat hubungannya dengan
sifat kekeluargaan yang dianut oleh suatu masyarakat. Sifat kekeluargaan
menentukan segala sesuatunya mengenai pewarisan (Sendidevi, 2012:5). Ada
beberapa sifat kekeluargaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia. Sifat kekeluargaan tersebut terbagi atas tiga kelompok, antara lain
parental, patrilineal, dan matrilineal. Dalam tertib parental semua harta benda
kepunyaan kedua orang tua diwariskan sama rata kepada semua anak baik lakilaki maupun perempuan, misalnya pada masyarakat suku Jawa dan suku Madura.
Pada tertib matrilineal yang menjadi ahli waris ialah anak dari keturunan ibu, di
mana si ayah tetap tinggal menjadi anggota dari “clan” nya (famili sendiri),
misalnya Minangkabau. Adapun pada tertib patrilineal hanya anak laki-laki yang
menjadi ahli waris, dimana sifat kekeluargaan masyarakat adat ini disebut juga
dengan masyarakat “Unilateral”, misalnya masyarakat Batak, Ambon, Bali, Nias,
Irian, Timor, Gayo, dan Minahasa (Dijk, 2006:59).
Di dalam masyarakat tertib Patrilineal seperti halnya dalam masyarakat
Batak, hanya anak laki-laki yang menjadi ahli waris, karena anak perempuan di
luar dari golongan patrilinealnya semula, sesudah mereka itu kawin (Suparman,
2011:44). Terdapat beberapa alasan atau argumentasi yang melandasi sistem
hukum adat waris masyarakat patrilineal, sehingga keturunan laki-laki saja yang
berhak mewarisi harta peninggalan pewaris yang meninggal dunia. Adapun anak

2

perempuan sama sekali tidak mewarisi. Hal ini didasarkan pada anggapan kuno
yang memandang rendah kedudukan perempuan dalam masyarakat Batak pada
umumnya (Suparman, 2011:45). Hal tersebut juga berlaku pada masyarakat Batak
Karo yang merupakan bagian dari suku Batak. Misalnya saja pada perkawinan
eksogami pada masyarakat Batak Karo dengan membayar uang jujur dari pihak
laki-laki kepada pihak perempuan, hal tersebut membawa akibat mempelai
perempuan setelah menikah dan setelah menerima uang jujur harus mengikuti
klan suaminya. Akibatnya harta yang diperoleh selama perkawinan adalah milik
suami (Suhendra, 2012:2).
Ternyata pendapat yang dikemukakan di atas tidak sepenuhnya benar, hal
tersebut disebabkan dalam cerita dan kesusasteraan klasik Batak Karo, kaum
perempuan tidak kalah perananya dibandingkan dengan kaum laki-laki
(Suparman, 2011:45). Di dalam legenda atau kepercayaan Hindu peran
perempuan

selalu

mendapatkan

tempat

nomor

satu

dalam

kehidupan

masyarakatnya. Orang Batak Karo juga dipengaruhi oleh ajaran Hindu, yang juga
menempatkan posisi perempuan sejajar dengan laki-laki. Hal ini dapat dilihat
melalui legenda dan cerita rakyat, perempuan sering berperan sebagai pemegang
peranan utama. Seperti cerita rakyat Beru Ginting Pase, Beru Rengga Kuning dan
Telu Turi-turin si Adi. Melalui cerita tersebut, Barus dan Singarimbun (1988)
menyimpulkan, bahwa perempuan Batak Karo adalah:
1. Mempunyai keperibadian yang tangguh.
2. Menjadi juru selamat keluarga.
3. Tokoh mandiri yang sanggup mengambil keputusan yang menentukan.
4. Pintar dan bijaksana.
5. Aktif dalam percintaan.
6. Sangat aktif dalam kehidupan ekonomi.

3

7. Tidak pasrah menunggu.
8. Pengorbanan yang tinggi terhadap saudara.
9. Bukan tampil sebagai makhluk yang lembut, halus dan pemaaf (Tarigan,
2009:12).
Selain itu, seiring perkembangan zaman, banyak masyarakat Batak Karo
yang menganut agama Islam (Suhendra, 2012:4). Didalam Islam terdapat
peraturan-peraturan seperti di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa 11 yang berbunyi:
ْ‫ﻕ ﺍ‬
ْ ‫ﻙ ِﺭ ِﻡ‬
‫ﻙ ْﻡ ﻝِ ﻩ‬
‫ﻙ ُﻡ ﻩ‬
ْ ‫ﻙﺍﻥ‬
ُ ‫ﻱ ِﻥ ﻑَﺇ ِ ْﻥ‬
ْ ُْ‫ﺙ ُﻝ َﺡﻅ ْﺍ‬
ُ ‫َ ُﻑِﻱ ﺃَﻭْ ََ ِﺩ‬
ُ ‫ﺹﻱ‬
َ ‫ﻙ َﻭﺇِ ْﻥ‬
َ ‫ﻝﺫ‬
‫َﺕ‬
ْ َ‫ﺙﻥَﺕ‬
ْ َ‫ﻥﺙَﻱ‬
َ ‫ﻱ ِﻥﻑَﻝَ ﻩ ﻩُﻥﺙُﻝُﺙَﺍ َﻡﺍﺕَ َﺭ‬
َ ْ‫ﺱﺍ ًءﻑَﻭ‬
َ ِ‫ﻙ ﻩﻥ ﻥ‬
ِ ‫ﻱُﻭ‬
َ
َ
ْ ‫ﻙﻝ َﻭﺍ ِﺡ ٍﺩ ِﻡ‬
ُ ِ‫ﻱ ِﻩﻝ‬
ُ َ‫ﻙﺍﻥَ ﻝَ ﻩُ َﻭﻝَﺩﻑَﺇ ِ ْﻥﻝَ ْﻡﻱ‬
َ ‫ﻙ ﺇِ ْﻥ‬
ْ ‫َﻭﺍ ِﺡ َﺩﺓًﻑَﻝَ ﻩَﺍ ﺍﻝﻥﺹْ ﻑُ َﻭ ِْﺏَ َﻭ‬
َ ‫ﺱ ِﻡ ﻩﻡﺍﺕ ََﺭ‬
ُ ‫ﻥ ﻩُ َﻡﺍ ﺍﻝﺱ ُﺩ‬
ُ‫ﻙ ْﻥﻝَ ﻩُ َﻭﻝَﺩ َﻭ َﻭ ِﺭﺙَ ﻩُ ﺃﺏَ َﻭﺍﻩ‬
ُ ُ‫ﻑَ ُِِ ﻡ ِﻩ ﺍﻝﺙﻝ‬
ُ ‫ﺏﻥَﺍ ُﺅ‬
ُ ‫ﻱ ٍﻥ ﺁﺏَﺍ ُﺅ‬
َ ‫ﺙ ﻑَﺇ ِ ْﻥ‬
ْ َ‫ﻙ ْﻡ َﻭﺃ‬
ْ ‫ﺹﻱﺏِ ﻩَﺍ ﺃَﻭْ َﺩ‬
َ‫ﻙ ْﻡ ََﺕَ ْﺩﺭُﻭﻥ‬
ِ ‫ﺹﻱﻩ ٍﺓﻱُﻭ‬
ِ ‫ﻙﺍﻥَ ﻝَ ﻩُ ﺇِ ْﺥ َﻭﺓﻑَ ُِِ ﻡ ِﻩ ﺍﻝﺱ ُﺩﺱُ ِﻡ ْﻥﺏَ ْﻉ ِﺩ َﻭ‬
‫ﻩ‬
‫ﻩ‬
ْ
ْ َ‫ﺃَ ُّ ﻩُ ْﻡ ﺃ‬
ُ َ‫ﻕ َﺭﺏُ ﻝ‬
َ َ
َ‫ﻙ ْﻡﻥ‬
﴾١١:‫ﻙﻱ ًﻡﺍ ﴿ﺍﻝﻥﺱﺍء‬
ِ ‫ﻙﺍﻥَ َﻉﻝِﻱ ًﻡﺍ َﺡ‬
َ ‫ﻑﻉًﺍﻑَ ِﺭﻱ‬
ِ َ‫ﺽ ﺓً ِﻡﻥ‬
َ ‫َ ﺇِ ﻩﻥ‬
“Allah e syari´atka bagi u te ta g pe bagia pusaka u tuk a akanakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak
perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika
orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja),
maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas)
sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang)
orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”Ayat tersebut

menjelaskaskan bahwasannya ahli waris dalam Islam bukan hanya anak laki-laki
tetapi juga anak perempuan (Departemen Agama RI, 2012:79).
Hal tersebut semakin dipertegas dengan Kompilasi Hukum Islam pada
Pasal 176, yang menyatakan “ anak perempuan bila hanya seorang ia mendapat
separoh bagian, bila dua orang atau lebih mereka bersama-sama mendapat dua
pertiga bagian, dan apabila perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki, maka
bagian anak laki-laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan”. Hal
ini semakin menegaskan bahwa anak perempuan berhak atas harta warisan
peninggalan orang tuanya.

4

Dengan pernyataan diatas maka dalam pembagian harta warisan pada
masyarakat Batak Karo yang menganut agama Islam, dapat menggunakan 3 (tiga)
teori mengenai hubungan hukum adat dengan hukum Islam, dimana teori,
pertama, teori Receptio in Complexn, dimana teori yang dikemukakan oleh Van
den Berg bahwa orang Islam Indonesia telah menerima (meresapi) hukum Islam
secara menyeluruh (Zainuddin, 2008:81). Kedua, teori Receptie, dimana C. Van
Vollen Houven dan Betrand ter Haar Bzn bahwa hukum Islam bukanlah hukum,
melainkan hukum Islam baru menjadi hukum kalau diterima oleh hukum adat
(Zainuddin, 2008:82). Ketiga, teori Receptio a Contrario, dimana Hazirin
berpendapat bahwa hukum adat dapat menjadi hukum yang berlaku dalam
masyarakat muslim kalau hukum adat itu tidak bertentangan dengan hukum Islam
(Zainuddin, 2008:83).
Dengan demikian dalam penelitian ini diamati bagaimana pelaksanaan
hukum waris pada masyarakat Karo muslim, manakah dari ketiga teori diatas
yang lebih mengacu terhadap pemikiran masyarakat Karo muslim dalam
pembagian harta waris. Sehingga dalam hal ini, penulis merasa tertarik meneliti
mengenai pembagian harta warisan pada masyarakat Karo muslim. Apakah
hukum Islam dapat dijalankan oleh masyarakat atau hukum adat yang dapat
dijalankan oleh masyarakat tersebut, dengan studi kasus desa Talun Kenas
Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Alasan penulis memilih lokasi
tersebut karena desa Talun Kenas memiliki masyarakat yang pluralistis, terdapat
beberapa agama/kepercayaan, suku dan etnis yang berbeda. Agama yang dianut
adalah Islam, Kristen dan Khatolik. Adapun suku yang bermukim di desa tersebut

5

adalah suku Batak Karo, Batak Toba, Batak Simalungun dan Jawa. Desa Talun
Kenas terletak di Kecamatan STM Hilir, sehingga lokasi tersebut dirasa cocok
untuk diadakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Hukum Waris pada
masyarakat Karo Muslim Di Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir
Kabupaten Deli Serdang.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dalam sebuah penelitian perlu
ditentukan ruang lingkup masalah yang akan diteliti, hal tersebut agar peneliti
menjadi lebih terarah dan lebih mendalam analisanya. Identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Peranan perempuan dalam keluarga.
2. Mengenai warisan untuk anak perempuan.
3. Mengenai Pelaksanaan Hukum Waris pada masyarakat Karo muslim.
4. Mengenai Pelaksanaan Pembagian harta warisan menurut Hukum Waris
Islam.
5. Mengenai Pelaksanaan Pembagian harta warisan menurut Hukum Waris
Adat Batak Karo.
6. Mengenai hambatan yang terjadi dalam pembagian harta warisan pada
masyarakat Karo muslim.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas maka perlu adanya pembatasan
masalah, pembatasan masalah ini digunakan untuk mempertajam konsep, adapun
pembatasan masalah tersebut adalah Pelaksanaan Hukum Waris pada masyarakat

6

Karo muslim di desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli
Serdang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pelaksanaan Hukum Waris Islam pada masyarakat Karo
Muslim Di Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli
Serdang?
2. Bagaimana Pelaksanaan Hukum Waris Adat pada masyarakat Karo
Muslim Di Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli
Serdang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Itulah sebabnya
tujuan penelitian yang akan dilakukan harus mempunyai rumusan yang jelas,
terperinci serta operasional.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitaian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Hukum Waris Islam pada
masyarakat Karo Muslim Di Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir
Kabupaten Deli Serdang.

7

2. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Hukum Waris Adat pada
masyarakat Karo Muslim Di Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir
Kabupaten Deli Serdang?
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan pengetahuan umum bagi masyarakat Batak Karo yang
menganut agama Islam dalam pembagian harta warisan.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang terkait untuk melakukan
penelitian lanjutan dalam bidang Hukum khususnya Hukum Waris.
3. Memberikan wawasan berfikir kepada penulis tentang karya ilmiah.
4. Memberikan pengetahuan secara ilmiah tentang bagaimana pelaksanaan
Hukum Waris Islam di dalam masyarakat Muslim Karo.
5. Menambah koleksi bahan bacaan bagi pihak yang ingin mengetahui
tentang Pelaksanaan Hukum Waris Pada Masyarakat Karo Muslim pada
perpustakaan UNIMED terutama ruang baca Fakultas Ilmu Sosial.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada Bab IV dan dihubungkan dengan
tujuan penelitian dapatlah dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Hukum Waris Islam pada masyarakat Karo Muslim Di
Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang
belum sesuai dengan syariat Islam yang sebenarnya. Beberapa
keluarga menggunakan hukum waris Islam memang karena keinginan
menggunakan syariat Islam. Walaupun dalam implementasinya belum
sesuai dengan syariat Islam yang sesungguhnya. Selanjutnya, beberapa
masyarakat yang menggunakan hukum waris Islam justru menghindari
warisannya jatuh ke orang lain (bukan anak), karena keluarga tersebut
tidak mempunyai anak laki-laki, sehingga dengan menggunakan
hukum waris Islam, warisan tetap jatuh ke tangan anak perempuannya.
2. Pelaksanaan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Karo Muslim Di
Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang
sudah sesuai dengan hukum waris adat Batak Karo, hal ini dapat
terlihat kebanyakan dari masyarakat yang beragama Islam tetap
menggunakan hukum waris adat. Dengan kata lain, masyarakat
Muslim Karo lebih memilih hukum waris adat dari pada hukum waris
Islam dalam pelaksanaan pembagian warisan.

B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, dapatlah disarankan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kepada masyarakat Batak Karo muslim di Desa Talun Kenas Kecamatan
STM Hilir Kabupaten Deli Serdang tidak masalah hukum apapun yang
digunakan dalam hal pelaksanaan pembagian harta waris, hukum waris
perdata, hukum waris Islam atau hukum waris adat asalkan dalam hal
pembagian dapat membuat rasa adil bagi seluruh anggota keluarga dan
membuat ketentraman bagi setiap keluarga dalam hal pembagian harta
waris.
2. Kepada masyarakat Karo muslim di Desa Talun Kenas Kecamatan STM
Hilir Kabupaten Deli Serdang dengan adanya kemajuan zaman kiranya
pola pikir masyarakat Batak Karo semakin maju, dengan adanya putusan
Mahkamah Agung (MA) RI tgl 1-11-1961 No. 179/SIP/1961) yang
berbunyi: “anak perempuan dan anak laki-laki dari yang meninggalkan
warisan bersama berhak atas harta warisan dalam arti bahwa bagian anak
laki-laki sama dengan anak perempuan.” Dengan demikian dengan adanya
keputusan ini kiranya masyarakat Batak Karo mau melaksanakannya,
karena didalam keputusan ini jelas tertulis bahwa yang menjadi ahli waris
itu bukan anak laki-laki saja.
3. Kepada masyarakat Karo muslim di Desa Talun Kenas Kecamatan STM
Hilir Kabupaten Deli Serdang selain dengan putusan Mahkamah Agung
(MA) RI tgl 1-11-1961 No. 179/SIP/1961), akan baiknya setiap anggota

masyarakat berpikir secara positif dimana anak perempuan lebih peduli
kepada kedua orang tuanya terutama kalau mereka sudah tua dan sakitsakitan, sehingga pembagian warisan yang layak untuk anak perempuan
sudah seharusnya lebih dipertimbangkan.
4. Untuk semua pembaca, penulis menyarankan sebaiknya pembagian harta
warisan dilakukan sebelum orang tua meninggal dunia, hal ini ditujukkan
agar tidak menimbulkan konflik/perselisihan di masa mendatang diantara
anak-anaknya dan agar orang tuanya dapat mengarahkan anak-anaknya
untuk dapat menggunakan harta tersebut untuk hal-hal yang berguna untuk
kehidupan mereka dimasa mendatang setelah orang tua meninggal dunia
sehingga hidup mereka dapat lebih terjamin.

Daftar Pustaka
A. Al-Quran
Departemen Agama RI. (2012). AL-QUR’AN Dan Terjemahnya. Jakarta Timur:
CV Darus Sunnah
B. Buku
Ali, Zainuddin. (2008). Pelaksanaan hukum waris di indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika.
Dijk, Van. (2006). Pengantar Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
Irianto, Sulistyowati. (2006). Perempuan dan Hukum : Menuju Hukum yang
Bersfektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
Anggota IKAPI DKI Jaya.
Rasjid, H. Sulaiman. (2012). Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Saebani, A. Beni. (2009). Fiqh Mewaris. Bandung: CV. Pustaka Setia
Setiawan, Deni. (2014). Metodologi Penelitian. Medan: Unimed Press.
Sinulingga, Adil. (2009). Perjumpaan Adat Karo dan Injil. Bekasi: Law Firm A.S.
Lingga SH dan Partners Advokat/Penasihat Hukum.
Suhendra, Devi. (2012). Pengaruh Hukum Islam Terhadap Pembagian Harta
Warisan Pada Masyarakat Muslim Karo( Studi Kasus Desa Sei Semayang
Kecamatan Sunggal), Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Suparman, Eman. (2011). Hukum Waris Indonesia- dalam Persfektif Islam, Adat,
dan BW. Bandung: PT Rafika Aditama.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
alfabeta, cv.
Tarigan, Sarjani. (2009). Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya.
Medan.

Tutik, T. Titik. (2008). Hukum perdata dalam sistem hukum nasional. Jakarta:
kencana prenada media group.
C. JURNAL DAN ARTIKEL
1. JURNAL
Asy’ari, A. Hasyim. (2014). Kontroversi Kedudukan 'Ashabah Dalam Hukum
Waris Islam Menurut Madzhab Syi'ah Itsna 'Asy’ariyyah, (Online), Vol.
16. No. 1, (http://lib.law.ugm.ac.id/ojs/index.php/sya/article/view/4342),
diakses: 24 Februari 2015, pukul: 22.16 Wib.
Bachtiar, H. Gerry. (2013). Hak Mewaris Dari Orang Yang Hilang Menurut
Hukum Waris Islam, (Online), Vol. I. No.5, (http://ejournal.unsrat.ac.id/in
dex.php/lexprivatum/article/view/3078/2622 ), diakses: 24 Februari 2015,
pukul: 21.22 Wib.
Dewi. Gamala. (2013). Pemikiran Hukum Warisan Islam di Indonesia Tentang
Bagian Perolehan Ahli Waris Pengganti, (Online), Vol. XIII. No.1, (http:/
/dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1853/2/lw-13- 01-13pemikiran_hukum_kewarisan_islam.pdf), diakses: 1 Februari 2015, pukul:
20.10 Wib.
Kamaruddin. (2013). Beragam Norma Hukum Dalam Penerapan Waris, (Online),
vol. 13. No.1, (http://www.uin-alauddin.ac.id/download2.%20Waris_Kamaruddin.pdf), diakses: 24 Februari 2015, pukul 17.19
Wib.
Sendidevi, M. Ida. (2012). Kedudukan Anak Perempuan Dalam Sistem Waris
Adat Bali (Studi Di Lingkungan Griya Abiantubuh, Kelurahan Cakra
Selatan Baru, Kecamatan Cakra, Kota Mataram-Ntb), (Online), Jurnal
Ilmiah, (http://fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/KedudukanAnak Perempuan-Dalam-Sistem-Waris-Adat-Bali-Studi-Di-LingkunganGriya-Abiantubuh-Kelurahan-Cakra-Selatan-Baru-Kecamatan-CakraKota-Mataram-Ntb1.pdf), diakses: 23 Februari 2015, pukul: 20.45 Wib.
2. ARTIKEL
Aydiel. (2012). ZUL ARHAM DAN PENYELESAIAN HAKNYA, (Online),
http://anugerah-aydiel.blogspot.com/2012/04/zul-arham-dan-penyelesaianhaknya.html).

Tunardy, wibowo. (2012). Pengaturan hukum benda dalam KUH Perdata setelah
berlakunya UU Pokok Agraria, (Online), http://www.jurnalhukum.com/pe
ngaturan-hukum-benda-dalam-kuh- perdata-setelah-berlakunya-uupokok-agraria/.

D. PERUNDANG-UNDANGAN
2009. Undang-Undang R.I. Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam serta PERPU Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji. Surabaya: Kesindo Utama.

Subekti (2001). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: PT Pradnya
Paramita