Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Saving Group Di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang

(1)

(2)

(3)

LAMPIRAN II DAFTAR KUESIONER

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM SAVING GROUP OLEH YAYASAN FONDASI HIDUP DI DESA SUMBUL KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG

Petunjuk Pengisian

a. Bacalah pertanyaan satu persatu dengan baik

b. Istilah pertanyaan sesuai dengan jawaban yang sebenarnya

c. Pilihah jawaban dengan cara memberi tanda centang (√) atau tanda silang (X) pada setiap jawaban yang dianggap sesuai d. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti atau masih ragu, tanyakan langsung kepada penyebar kuesioner (peneliti)

I. Kharakteristik Umum Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki

b. Wanita

4. Agama :

a. Islam b. Protestan c. Katolik d. Hindu e. Budha


(4)

5. Pendidikan terakhir : a. SD

b. SMP c. SMA d. Sarjana

6. Suku :

a. Melayu b. Batak c. Jawa d. Minang e. ……..

7. Jumlah anak :

a. Satu b. Dua c. Tiga d. Empat e. ……..

II. Karakteristik Jawaban Responden

Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Saving Group dilihat melalui: A. Sosialisasi

1. Persepsi

8. Apakah anda mengetahui program Saving Group? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui


(5)

9. Darimana anda memperoleh informasi pertama mengenai program Saving Group? a. Kepala Desa

b. Keluarga c. Kerabat

10.Darimana anda memperoleh sumber informasi lainnya mengenai program Saving Group? a. Kepala Desa

b. Keluarga c. Kerabat

11.Apakah ada fasilitator desa yang menginformasikan program Saving Group? a. Ada

b. Tidak ada

12.Apakah informasi yang anda peroleh mengenai Saving Group dapat anda pahami? a. Dapat

b. Kurang dapat c. Tidak dapat

13.Apakah anda mengetahui sejak kapan program Saving Group dilaksanakan di desa ini? a. Tahu

b. Kurang tahu c. Tidak tahu


(6)

14.Apakah anda memahami peraturan yang ditetapkan oleh kelompok anda? a. Memahami

b. Kurang memahami c. Tidak memahami

Alasan:……….

15.Apakah anda memahami peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang ditetapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup? a. Memahami

b. Kurang memahami c. Tidak memahami

Alasan:………

2. Sikap

16.Bagaimana pendapat anda mengenai cara penyampaian sosialisasi program Saving Group? a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

Alasan:………

17.Bagaimana penilaian anda mengenai program Saving Group yang ada di lingkungan anda? a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik


(7)

3. Partisipasi

18.Apakah anda pernah mengikuti acara sosialisasi program Saving Group? a. Pernah

b. Belum pernah c. Tidak pernah

19.Apakah pihak Yayasan Fondasi Hidup pernah mengadakan rapat/musyawarah dengan masyarakat yang berkaitan dengan program Saving Group?

a. Pernah

b. Belum pernah c. Tidak pernah

20.Apakah pihak Yayasan Fondasi Hidup pernah mengadakan sosialisasi/penyuluhan berkaitan dengan program Saving Group?

a. Pernah b. Tidak

21.Apakah anda terlibat dalam pemilihan struktur kelompok? a. Terlibat

b. Kurang terlibat c. Tidak terlibat

22.Apakah anda terlibat dalam pembentukan ketetapan peraturan kelompok menabung? a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


(8)

23.Apakah program Saving Group ini berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga? a. Berpengaruh

b. Kurang berpengaruh c. Tidak berpengaruh

B. Menabung 1. Persepsi

24.Apakah anda mengetahui manfaat program Saving Group? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Alasan:……….. 25.Apakah anda mengetahui tujuan program Saving Group?

a. Mengerti

b. Kurang mengerti c. Tidak mengerti

Alasan:……….. 26.Apakah anda mengetahui alasan dilaksanakannya program Saving Group ini?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui


(9)

27.Apakah anda mengetahui tentang kewajiban iuran menabung dalam setiap kegiatan program Saving Group? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Alasan:………..

2. Sikap

28.Bagaimana penilaian anda mengenai program Saving Group yang ada di lingkungan anda? a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

Alasan:………... 29.Bagaimana penilaian anda mengenai jumlah iuran menabung yang harus dibayar?

a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

Alasan:………...

30.Bagaimana tanggapan anda mengenai pertemuan rutin menabung yang diadakan 1x seminggu? a. Tepat

b. Kurang tepat c. Tidak tepat

Alasan:………

31.Bagaimana penilaian anda mengenai peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan program Saving Group? a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai


(10)

32.Bagaimana pendapat anda mengenai sanksi denda yang dikenakan apabila terlambat atau tidak hadir dalam pertemuan Saving Group?

a. Sesuai

b. Kurang Sesuai c. Tidak sesuai

Alasan:………..

33.Bagaimana penilaian anda mengenai dana sosial yang dibebankan pada setiap anggota Saving Group? a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

Alasan:……….. 34.Apakah anda pernah melakukan peminjaman uang dari kas kelompok anda?

a. Pernah

b. Belum pernah c. Tidak pernah

Alasan:………

35.Bagaimana tanggapan anda mengenai peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang ditetapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup?

a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai


(11)

36.Menurut anda apakah pelaksanaan program Saving Group di desa ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat? a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

Alasan:………..

37.Menurut anda apakah pelaksanaan program Saving Group di desa ini berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

a. Ya b. Tidak

38.Menurut anda apakah pelaksanaan program Saving Group perlu dilanjutkan di desa anda? a. Ya

b. Tidak

3. Partisipasi

39.Apakahanda selalu hadir dalam setiap pertemuan program Saving Group? a. Ya

b. Jarang-jarang c. Tidak pernah

40.Apakah program Saving Group ini bermanfaat bagi anda? a. Ya

b. Tidak c.


(12)

41.Apakah dengan adanya program menabung anda merasa terbantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga? a. Terbantu

b. Kurang terbantu c. Tidak terbantu

42.Apakah keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program Saving Group sudah memiliki kualitas yang baik? a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

C. Wirausaha 1. Partisipasi

43.Apakah anda mengetahui tentang kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Alasan:………

44.Apakah anda paham tentang kegiatan peningkatan pengetahuan materi berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?

a. Paham

b. Kurang paham c. Tidak paham


(13)

45.Apakah anda memahami materi yang disampaikan dalam pembinaan/pelatihan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?

a. Paham

b. Kurang paham c. Tidak paham

Alasan:………

2. Sikap

46.Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan pembinaan/pelatihan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?

a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

Alasan:………

47.Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan berwirausaha yang anda laksanakan dengan kelompok Saving Group?

a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai


(14)

3. Partisipasi

48.Apakah anda pernah megikuti kegiatan peningkatan pengetahuan materi berwirausaha yang dilakukan oleh Yayasan Fondasi Hidup?

a. Pernah b. Tidak pernah

49.Apakah anda selalu hadir dalam kegiatan wirausaha dengan kelompok menabung di desa anda? a. Ya

b. Tidak

50.Apakah dengan adanya kegiatan saving group anda mengalami peningkatan ekonomi keluarga? a. Ya

b. Tidak

51.Apakah kegiatan kewirausahaan di kelompok anda perlu dikembangkan dengan inovasi usaha lain? a. Ya

b. Belum c. Tidak


(15)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri Benny. 2011. Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta: Alfabeta

Gunanto, Indrasto, Budisantoso. 2010. Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadi dan Keluarga. Jakarta:BukuKita.COM.

Haymans Adler. 2008. Financial Planner. Jakarta: Kompas.

Margaretha Farah. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keungan. Jakarta: Erlangga Pratomo, Eko. 2014. Cara Mudah Mengelola Keuangan Secara Islami. Jakarta: Syamil Cipta Media

Randy, Riant. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Ristanto, Slamet. 2015. Smart Saving. Jakarta: AsdaMEDIA

RPJM Desa Sumbul, 2013

Senduk Safir. 2008. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: Elex Media Komputindo. Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan: PT. Grasindo Monoratama. Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT. Grasindo Monoratama. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Suhendra. 2006. Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Cv. Alfabeta. Sulastiningsih. 2008. Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga. Yogyakarta: Pro-U Media.

Sutyastie & Prijono Tjiptoherijanto. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia: Suatu Analisis Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

TP, Yansen.2014. Revolusi dari Desa (Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Wibowo, L. 2002. Globalisasi Kemiskinan Ketimpangan. Jakarta: International Forum on Globalization.


(17)

Sumber lain:

(parawansa, http

WIB).


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2001:52). Melalui penelitian ini penulis ingin menggambarkan bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kelompok menabung Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilihh lokasi penelitian di desa ini adalah karena dalam kelompok menabung Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ini, dalam pelaksanaannya memenuhi indikator kelompok menabung, yakni Desa yang memiliki anggota kelompok menabung paling banyak, kelompok yang paling aktif, kelompok yang memiliki jumlah tabungan terbanyak dibandingkan dengan desa lainnya,SDM (kader yang telah dilatih), dan pembukuan keuangan yang baik.

3.3 Populasi

Populasi diartikan sebagai sekumpulan obyek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian. Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau obyek (Siagian, 2011:


(19)

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2008: 80).

Secara ideal, satu penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti. Meneliti populasi berarti memperoleh data dari semua elemen populasi (Silalahi 2009:253). Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Adapun masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh peserta program saving group yang berjumlah 57 Ibu Rumah Tangga. Semua populasi diambil datanya, dengan kata lain penulis melakukan penelitian sensus.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah proses memperoleh data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal dan karya tulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta – fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam rangka studi lapangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(20)

a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap obyek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian.

b. Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi oleh responden sehingga memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011:206-207).

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap atau tingkah laku manusia (Siagian, 2011: 113) Pemberian skor data dilakukan mulai respon negatif menju respon positif, yakni :

1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 2. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 3. Skor setuju (positif) adalah 1

Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap, dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai berikut :

Interval kelas (I) = Nilai Tertinggi (H) – Nilai Terendah (L) Banyak Kelas

= 1- (-1) 3 = 0,66


(21)

a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1,00 = respon positif


(22)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Sumbul adalah nama suatu wilayah di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Sumbul dikenal karena keberadaan sebuah sumber air yang dinamakan dengan Sumbul didalam bahasa (karo) yang artinya mata air yang besar berbentuk sumur yang meluap dari tanah di wilayah tersebut, yang konon sumur tersebut tidak pernah kering walaupun musim kemarau panjang, dan dikenal angker serta diyakini sumur tersebut terhubung dengan sungai-sungai kecil dibawah tanah yang dapat mengaliri persawahan masyarakat di sekitar wilayah tersebut pada musim kemarau yang panjang, yang menggenangi wilayah tersebut. Dan konon wilayah tersebut dikeramatkan oleh sebagian orang untuk keperluan ritual tertentu misalnya meminta petunjuk tentang siapa yang bakal menjadi calon Bupati, Walikota, kepala desa dan sampai untuk pengobatan ataupun nomor undian berhadiah, wilayah tersebut lambat laun menjadi nama sebuah Desa yang pada saat sekarang ini bernama Desa Sumbul.

Menuru pengetua (Abdul Hamit Tarigan) pertama kali menjadi kepala desa di Desa Sumbul adalah (Tangge Barus)” 1958-1963, ia menjadi kepala Desa dan ia memimpin desa sumbul selama lima tahun, setelah lima tahun ia menjabat sebagai kepala desa mundur karena tidak sanggup di akibatkan paktor usia pada tahun tersebut “1963 diadakan pemilihan kepala desa kembali maka terpilihlah kepala desa baru (Sipir Barus)” 1963-1973, pak sipir menjabat menjadi kepala desa sampai dengan sepuluh


(23)

tahun tampa ada pemilihan kembali dan pada saat itu dibangun sebuah balai pertemuan yang dinamakan balai desa dan pembuatan paret jalan protokol. Setelah menjabat sepuluh tahun menjadi kepala desa ia mengundurkan diri dan diadakan kembali pemilihan kepala desa yang dilaksanakan di balai desa tersebut, pada tahun 1973 diadakan pemilihan kepala desa sehingga terpilihlah (Abdul Job Guru singa)” 1973-1978. Setelah Pak guru singa menjabat lima tahun diadakan kembali pemilihan kepala desa dengan mengikuti peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah (Penkab Deli Serdang) yang berisi Melalui program pemerintah Pembentukan Daerah Otonomi dari daerah Barat Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 1976 pengelolaan desa diserahkan kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara, dan selanjutnya dilakukan pemilihan kepala Desa kembali, terpilihlah (Abdul Jop Gurusinga)” 1978-1983.

Pada tahun 1983 desa Sumbul hanya memiliki penduduk sekitar 200 kepala keluarga. Selanjutnya dilakukan sensus penduduk dan pada saat itu dilakukan pengelompokan desa-desa menjadi sebuah desa seperti : desa namo serit bergabung ke desa sumbul, desa batukarang dan desa tanjung sari menjadi sebuah desa yang dinamakan sekarang desa Sumbul pada tahun tersebut 1983 di laksanakan pemilihan kepala desa kembali dan terpilihlah (Marilin Silangit)”1983-2003 pada saat itu tidak dilaksanakan pemilihan karena selalu diserahkan masyarakat kepada pak (Marilin Silangit). Ia menjadi kepala desa di wilayah sumbul dan setelah menjadi kepala desa selama dua puluh tahun pak Marilinpun mengundurkan diri karena paktor usia dan pada tahun 2003 akhir dilaksanakan kembali pemilihan kepala desa dan terpilihlah kepala desa yang baru (Djesaja Tarigan) sampai pada saat ini.


(24)

Tanah yang digunakan untuk lokasi desa adalah tanah masyarakat desa sumbul yang diberikan kepada masyarakat desa sumbul. Kegiatan Desa Sumbul banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian Dusun dan penataan kelompok-kelompok pertanian yang lain. Pada saat ini kegiatan kelompok-kelompok masyarakat banyak bekerja pada sektor pertanian dan pada kelompok kecil sektor perkebunan dan sebagian kecil lagi menjadi karyawan si perusahan terbatas (PT). Namun karena para pendatang berasal dari Desa maka banyak juga yang memelihara hewan ternak dan sebagian mengembangkannya di Desa Sumbul ini.

Selanjutnya pada tahun 2009 masyarakat Desa Sumbul untuk Melakukan Pemilihan untuk Kesekian Kalinya melakukan pemilihan kepala Desa dengan cara seperti pemilihan kepala Desa pada saat sekarang ini, dengan beberapa calon kades dan sebelumnya melakukan adu Visi dan Misi dalam rencana Pembangunan Desa Sumbul Pada pemilihan kepala Desa tahun 2009 ini yang terpilih menjadi kepala Desa adalah Djesaja Tarigan kembali, DI Desa Sumbul Menurut (Malem Tarigan) kepala desa yang menjabat rata-rata dua kali. Perkembangan sejarah Desa Sumbul adalah sebagai berikut:

4.2 Sejarah Lokasi Penelitian

Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang seiring waktu telah mengalami beberapa perkembangan. Terdapat beberapa periode perubahan yang terjadi pada Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, baik itu kejadian yang baik dan


(25)

1. Periode tahun 1958-1963

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Dengan adanya kepala desa dapat terarahny masyarakat desa sumbul terarahnya masyarakat yang mulai mengenal pendidikan dan pengusulan berbagai jalan besar. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi berupa Kurangnya pengetahuan untuk membangun desa lebih maju dan kurangnya tenaga penyuluhan terhadap ibu PKK.

2. Periode tahun 1963-1973

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah dibangunnya sarana umum seperti pembentukan paret-paret jalan protokol, pelatihan pada pembentukan kelompok ibu-ibu dan pembangunan kantor kepala desa di desa sumbul serta terbangunya balai desa Sumbul. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah dilaksanakannya penyuluhan dan pemberian pelatihan kepada kelompok ibu-ibu untuk melakukan pelatihan jahit dan pengenalan sarana pendidikan.

3. Periode 1973-1983

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pembangunan sarana air bersih di desa namo puli dan pembangunan Sekolah Dasar di desa namo puli serta pembangunan/perbaikan sarana sumbul yang menjadi asal mula nama desa tersebut. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah sarana pertanian dan alat transportasi untuk pengiriman hasil tani tidak ada dan kurangnya pengelolaan serta tenaga ahli untuk pengelolaan pertanian.

4. Periode 1983-2003

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pada pemerintahan pak marilin silangit banyak kemajuan di masyarakat peningkatan derajat kesehatan, pembangunan kembali kantor kepala desa, pembangunan koperasi KUD, pembangunan


(26)

sumur bor pembangunan kamarmandi umum di dusun namo serit pembagian dusun-dusun menjadi 7 dusun-dusun di desa sumbul renopasi balai pertemuan dusun-dusun namo serit. Pemberian bantuan melalui menyediakan mesin jahit, pengkerasan jalan desa sumbul dari dusun batu karang menuju dusun namo serit, pengkerasan jalan dusun namo puli ke suko sari, pengaspalan jala gang batu karang ke perusahaan ayam pada pemerintahanya banyak PT. Yang berdiri di desa sumbul tersebut terbangunya sekolah dasar negeri dan swasta. Kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah dengan melihat bantuan pemerintah kepada masyarakat maka sangat kurang tenaga ahli dibidang pertanian, jahit pakaian. PKK belum dapat mengeetahui apa tugas pokok-pokok yang dilakukan oleh masyarakat yang mendapat bantuan tersebut.

5. Periode 2003-2007

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah pembentukan Jalan Jalan Desa, Pengkerasan Jalan Ke Dusun-Dusun, Peningkatan Mutu Pendidikan Seperti Pembangunan Sarana Pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) pengaspalan jalan kedusun namo serit, pembangunan sumur bor di dusun tanjung sari, batu karang, rambung merah, namo puli dan dusun namo serit. Pembangunan jembatan dusun namo serit dari kayu menjadi permanen, pembangunan jembatan penyebrangan ke sumur umum di dusun namo puli, perehapan bakai pertemuan desa sumbul, pembangunan balai pertemuan di dusun batu karang, pemberian hewan ternak kpada masyarakat. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah Proses pembangunan jalan aspal sangat lambat, kurangnya alat transportasi dari dusun kedusun, dari dusun menuju tempat penjualan akhir, kurangnya mutu pendidikan, tidak percayanya terhadap penyluhan-penyuluahn yang diberikan pemerintah.


(27)

6. Periode 2007-2011

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pembangunan beberapa TK, dan pengkerasan jalan-jalan dusun di desa sumbul, masuknya bantuan PNPM yang membantu pembangunan sarana air bersih di dusun namo serit MCK, sumur bor, masuknya SPP di dusun 8 dan 6 di desa sumbul.

4.3 Keadaan Geografis

Secara Geografis Desa Sumbul terletak di dalam wilayah Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Sumbul adalah 400 Ha dimana 65% berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 35 % daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan. Iklim Desa Sumbul, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir.

Adapun batas wilayah Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Talunkenas Kec. STM Hilir b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Namo Suro Kec. sibiru-biru c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Limau Mungkur kec. STM Hilir d. Sebelah Timur berbatasan dengan desa limau Mungkur kec. STM Hilir


(28)

4.4 Keadaan Sosial

Penduduk Desa Sumbul berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari Provinsi Sumatra Utara dan Jawa tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Sumbul dan hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

a. Jumlah Penduduk

Desa Sumbul mempunyai jumlah penduduk 4500 jiwa, yang terdiri dari:

1. Laki-laki: 2000 jiwa, 2. Perempuan : 2500 orang

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara 1500 KK, yang terbagi dalam 8 (delapan) wilayah dusun, dengan rincian sebagai berikut:

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK

Dusun I Dusun II Dusun III

Dusun IV

Dusun V Dusun VI Dusun VII Dusun VIII 850 orang 450 orang 650 orang 600 orang 350 orang 1250 orang 200 orang 150 orang


(29)

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara terdiri dari berbagai jenjang pendidikan. Adapun Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sumbul sebagai berikut :

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK

Pra Sekolah

SD SLTP SLTA Sarjana

Pasca Ssarjana

1500 org 1300org 500 org 500 org 50 org 3 org

Sumber : RPJM Desa Sumbul

c. Pekerjaan

Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara erupakan Desa pertanian maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut:


(30)

TABEL 3 PEKERJAAN

Petani Pedagang PNS Buruh Kariawan swasta

Peternakan

650 kk 150 kk 50 kk 500 kk 100 kk 50 kk

Sumber : RPJM Desa Sumbul

Penggunaan Tanah di Desa Sumbul sebagian besar diperuntukkan untuk tanah pertanian sawah dan perkebunan sedangkan sisanya untuk Tanah Kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

d. Kepemilikan Ternak

Masyarakat di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Jumlah mayoritas memiliki ternak sebagai salah satu mata pencaharian. Kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir adalah sebagai berikut :

TABEL 5

KEPEMILIKAN TERNAK

Ayam/Itik Kambing Sapi Babi


(31)

4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Umum

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Sumbul secara garis besar adalah sebagai berikut :

TABEL 6

SARANA DAN PRASARANA DESA

NO SARANA/PRASARANA JUMLAH/VOLUME KETERANGAN

1 Balai Desa 3 Unit/10x6 M3 Di Dsn 1

2 Kantor Desa 1 Unit /6x6 M3 Di Dsn 1

3 Masjid 4 Unit /10x8 M3 Dsn 2,4,5 dan 6

4 Mushola 2 Unit/5x6 M3 Dsn 7 dan 8

Gereja 9 Unit Dsn 1,5, dan 6

5 Pos Kamling 2 Unit Dusun 7 dan 8

6 Taman Kanak-kanak 1 Unit/ 12x10 M3 Dsn 5

7 SD Negeri 1 Unit/8x100 M3 Dsn 6

8 SD Swasta 1 Unit/8x100 M3 Dsn 1

9 SMA Swasta 1 Unit/8x100 M3 Dsn 4

10 Balai Pertemuan Dusun 2 unit /6x6 m3 Dsn 3 dan 6

11 Cek Dam 1 Dsn 5


(32)

6

13 Sungai 1 Desa

14 Jalan Tanah 3 Dsn 8

15 Jembatan Besar 2 Dsn 1 dan 6

16 Jembatan kecil 4 Dsn 1,3,5, dan 6

17 Jalan Koral 1 Dsn 7

18 Jalan Poros/Hot Mix 1 Desa

19 Jalan Aspal Penetrasi 1 Dsn 3, dan 6

20 Sumur Bor 4 Unit Dsn 1,2,3,4, dan 6

4.6 Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Sumbul secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara Rumah Tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani sawah tadah hujan, perkebunan karet dan sawit dan sebagian kecil di sektor formal seperti PNS pemda, Honorer, guru, tenaga medis, TNI/Polri, dll.


(33)

4.7 Struktur Organisasi Pemerintah Desa (SOPD)

Pembagian wilayah Desa Sumbul dibagi menjadi 8 (delapan) dusun, dan masing- masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat Desa berada di dusun I (satu), setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.

Struktur Organisasi Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola Minimal, selengkapnya disajikan dalam gambar sebagai berikut :


(34)

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Deli Serdang KEPALA DINAS Djesaja Tarigan Ketua BPD Dewant Tarigan Sekretaris BPD

Isina R Ginting

SEKRETARIS DESA Yusmina Barus Kaur Pemerintah Pestanta Sembiring,S.P Kaur Pembangunan Pestanta Sembiring, Kaur Umum Riahna Ginting Kaur Keuangan Ananta Keriahen,SE KADUS 1 Adil Ginting KADUS 2 -KADUS 3 Bintang Gurusinga KADUS 4 Riduan Guru Singa KADUS 5 Abdl Hamit Trg

KADUS 6 Namsam Gtn KADUS 7 Jasman Damanik KADUS 8 Abdl Salam Bendahara BPD Namsam gtn


(35)

Keterangan Singkatan:

1. Kades adalah Kepala Desa 2. Sekdes adalah Sekretaris Desa

3. Kasi Kessos adalah Kepala seksi kesejahteraan Sosial 4. Kasi P.Tani adalah Kepala seksi Pamong Tani

5. Kasi Kamtib adalah Kepala Seksi Ketertiban Masyarakat 6. Kadus adalah Kepala Dusun


(36)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini dibahas mengenai analisis data, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut disebarkan kepada peserta Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan angket atau kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi usia, agama, pendidikan terakhir, etnis/suku bangsa dan jumlah anak. Selain itu diperoleh juga bagaimana dari program

Saving Group yang dilakukan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli

Serdang baik dari segi persepsi, sikap, dan partisipasi.Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut ini:

1. Kharakteristik umum responden

2. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Saving Group di desa Sumbul kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang


(37)

5.2 Kharakteristik Umum Responden 5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Perbedaan usia tidak menjadi hal yang membedakan seluruh peserta dalam melaksanakan program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Data distribusi responden berdasarkan usia disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Presentase (%)

1 35-42 41 72

2 43-50 16 28

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang mengikuti program Saving Group berada pada jenjang usia 35-42 tahun, yaitu sebanyak 41 responden (72%). Responden pada jenjang usia 43-50 tahun sebanyak 16 responden (28%).

Berdasarkan data tersebut mayoritas responden yang mengikuti kegiatan program Saving Group adalah pada jenjang usia 35-42 tahun. Hal tersebut terjadi karena pada usia ini individu cenderung lebih partisipatif terhadap kegiatan pelaksanaan program Saving Group . Artinya, mereka masih memiliki daya dan semangat yang tinggi dalam usaha pengembangan diri. Dalam usia produktif tersebut, responden memiliki kemampuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga dalam usaha


(38)

menabung maupun inovasi berwirausaha dalam usaha pengembangan-pengembangan hasil produksi. Responden pada usia produktif juga cenderung lebih berkeinginan untuk melatih diri untuk kegiatan menabung.

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian mengenai agama responden yang dilakukan oleh peneliti di lapangan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Presentase (%)

1 Kristen Protestan 30 53

2 Kristen Khatolik 12 21

3 Islam 15 26

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas peserta Saving Group beragama Kristen Protestan sebanyak 30 responden (53%). Responden beragama Kristen Khatolik tidak jauh berbeda jumlahnya dengan responden beragama Islam, responden agama Kristen Khatolik sebanyak 12 responden (21%) dan responden beragama Islam yaitu sebanyak 15 responden (26%).

Perbedaan agama ini tidak menjadi penghalang bagi responden untuk ikut serta dalam kegiatan dari program Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Walaupun terdapat perbedaan


(39)

agama antar peserta Saving Group, namun setiap peserta saling menghargai dan menghormati agama lain tanpa adanya diskriminasi.

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No TingkatPendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 SD 13 23

2 SMP 20 35

3 SMA 24 42

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang mengikuti program Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang didominasi oleh tingkat pendidikan SMA yaitu 24 responden dimana presentasenya sebanyak (42%), SMP sebanyak 20 responden (20%), SD sebanyak 13 responden (23%).

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang berlatar pendidikan SMA cenderung memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Responden lebih memilih untuk mengikuti pelatihan menabung yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan perekonomian


(40)

keluarga. Terlebih peserta menabung yang merupakan ibu-ibu dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menenga Atas (SMA) cenderung menikah pada usia muda. Hal tersebut menyebabkan keterbatasan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta Saving Group untuk meningkatkan taraf dan kesejahteraan hidup keluarga.

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku

Data distribusi responden suku disajikan dalam tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi Presentase (%)

1 Batak 33 58

2 Minang 11 19

3 Karo 13 23

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.4 dapat diketahui, bahwa responden berasal dari suku Batak Toba yaitu sebanyak 33 responden (58%). Selanjutnya responden yang berasal dari suku Minang yaitu sebanyak 11 responden (19%), serta responden yang bersuku Karo sebanyak 13 responden (23%). Walaupun peserta Saving Group memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang berbeda namun mereka selalu rukun dan tentram tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Hal ini dilihat dari adanya rasa saling menghargai dan terciptanya relasi yang baik antar seorang terhadap yang lain. Perbedaan suku peserta Saving Group tidak menjadi penghalang dalam kelompok dalam


(41)

bekerja sama. Tiap peserta saving Group dengan suku yang berbeda saling menghargai satu sama lain sehingga dalam kelompok terjalin hubungan yang baik antar peserta.

5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Data distribusi responden berdasarkan jumlah anak disajikan dalam tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekuensi Presentase (%)

1 Dua 16 28

2 Tiga 21 37

3 Empat 20 35

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.5 dapat diketahui, bahwa mayoritas responden yang memiliki jumlah 3 anak sebanyak 21 responden (37%), responden yang memiliki jumlah 4 anak sebanyak 20 responden (35%), serta responden yang yang memiliki jumlah 2 anak sebanyak 16 responden (28%). Walaupun peserta Saving Group memiliki jumlah anak yang berbeda tetapi tidak mematahkan semangat peserta untuk menabung dalam peningkatan kesejahteraan perekonomian keluarga.


(42)

5.3. Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Saving Group 5.3.1. Sosialisasi

1. Persepsi

Berdasarkan Pengetahuan Program Saving Group

Berdasarkan pengetahuan masyarakat terhadap program Saving Group dapat diketahui bahwa seluruh peserta Saving Group mengetahui program Saving Group.

Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa mereka mengetahui program Saving

Group. Peserta program saving group memahami dengan baik materi sosialisasi yang

disampaikan oleh pihak penyelenggara program yaitu Yayasan Fondasi Hidup. Yayasan Fondasi Hidup menyampaikan program secara maksimal sehingga peserta program mampu memahami program Saving Grop yang diikuti.

Berdasarkan Informasi Perolehan Informasi Pertama mengenai Program Saving Group

Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh masyarakat mengenai perolehan informasi pertama yang diperoleh oleh peserta Saving Group. Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa keseluruhan peserta Saving Group memperoleh informasi pertama mengenai program Saving Group diperoleh dari pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia saat terlaksananya sosialisasi pertama terhadap program-program yang akan diterapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.


(43)

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi lainnya mengenai Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Kepala Desa 7 12

2 Keluarga 12 21

3 Kertabat 38 67

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.6 dapat diketahui perolehan sumber informasi lainnya yang diperoleh oleh responden mengenai Program Saving

Group sebanyak 38 responden (67%) memperoleh informasi yang didapat dari kerabat.

Terdapat sebanyak 12 responden (21%) memperoleh informasi yang didapat dari keluarga, serta responden yang memperoleh informasi lainnya mengenai Program

Saving Group sebanyak 7 responden (12%).

Responden yang memperoleh informasi lainnya mengenai Program Saving Group berasal dari berbagai kategori yakni kerabat, keluarga, maupun Kepala Desa. Hal ini membuktikan informasi mengenai Program Saving Group tersebar ke seluruh lapisan masyarakat yang ada di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, sehingga banyak masyarakat yang antusias untuk turut bergabung menjadi anggota yang di dominasi ibu rumah tangga untuk ikut menabung dalam Program Saving Group yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.


(44)

Berdasarkan Pemberian Informasi Fasilitator Desa

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh fasilitaor desa kepada masyarakat mengenai Program Saving Group. Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa keseluruhan peserta Saving Group memperoleh informasi mengenai program Saving Group yang diinformasikan oleh fasilitator desa. Tujuan dari keberadaan fasilitator desa yang ditempatkan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ialah untuk mendampingi masyarakat desa dalam menjalani Program yang di fasilitasi langsung oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Informasi No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Paham 46 81

2 Kurang paham 11 19

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.7 dapat diketahui sejauh mana pemahaman responden mengenai program Saving Group setelah diberikan sosialisasi oleh diperoleh dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Melihat presentase pada table tersebut dapat terlihat masih ada dari peserta Saving Group yang kurang paham mengenai program Saving Group.

Sebanyak 46 responden (81%) dapat memahami program tersebut setelah mendapatkan sosialisasi dari pihak Yayasan Fondasi Hidup, kemudian sebanyak 11


(45)

dikarenakan responden merasa kurang memahami sosialisasi yang diberikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pelaksanaan Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Tahu 30 53

2 Kurang tahu 18 32

3 Tidak tahu 12 21

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan oleh tabel5.8 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai sejak kapan program Saving Group dilaksanakan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan tabel, sebanyak 30 responden (52%) mengetahui sejak kapan dilaksanakannya program

Saving Gsroup tersebut, kemudian sebanyak 18 responden (32%) mengaku kurang

mengetahui sejak kapan dilaksanakannya program Saving Group tersebut dan 12 responden (21%) yang tidak tahu sejak kapan terlaksananya program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

Pengetahuan responden mengenai pelaksanaan program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang diketahui oleh 30 responden karena para peserta Saving Group mengikuti pelaksanaan program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang dari sejak awal


(46)

diberlakukannya kewajiban menjadi peserta Saving Group. Responden yang kurang tahu mengaku bahwa mereka lupa atau tidak yakin kapan program Saving Group ini dilaksanakan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, sedangkan responden yang tidak tahu hanya menyerahkan semua kepada Yayasan Fondasi Hidup Indonesia mengenai program Saving Group.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Peraturan Kelompok No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Memahami 46 81

2 Kurang memahami 8 14

3 Tidak memahami 3 5

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui apakah responden memahami peraturan internal yang ada pada kelompok menabung. Sebanyak 46 responden (81%) memahami peraturan internal yang ada pada kelompok mereka. Kemudian sebanyak 8 responden (14%) yang mengaku kurang memahami peraturan internal yang berlaku di kelompok menabung, sedangkan 3 responden (5%) yang tidak memahami peraturan internal yang berlaku pada kelompok menabung. Tujuan dibuatnya peraturan internal pada setiap kelompok menabung agar peserta mematuhi tata tertib kegiatan menabung pada setiap masing-masing kelompok. Peraturan internal yang diberlakukan oleh kelompok telah disepakati sebelumnya oleh tiap unsur dalam


(47)

bendahara. Pembuatan peraturan kelompok menabung didiskusikan oleh seluruh anggota. Pembentukan peraturan internal didiskusikan dalam suatu forum yang dipimpin oleh ketua dan disepakati oleh seluruh anggota kelompok.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Memahami 42 74

2 Kurang memahami 14 25

3 Tidak memahami 1 1

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui apakah responden memahami mengenai peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Sebanyak 42 responden (74%) memahami peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia, kemudian 14 responden (25%) mengaku kurang memahami mengenai peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga. Responden dengan kategori tidak paham ditentukan berdasarkan tidak adanya pemahaman yang dirasakan oleh responden terhadap peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Adapun peraturan yang diberlakukan oleh Yayasan Fondasi Hidup dianggap terlalu memberatkan dan sulit untuk dipahami. Selain itu peraturan yang terlalu berbelit-belit membuat peserta program tidak memahami peraturan yang telah disosialisasikan sebelumnya oleh Yayasan Fondasi Hidup. Pada sisi lain


(48)

pemahaman peserta terkendala akan pendidikan peserta program yang relatif rendah. Adapun mayoritas peserta program memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2.Sikap

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Pelaksanaan Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 53 93

2 Kurang baik 4 7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang mengetahui alasan dilaksanakannya program Saving Group. Sebanyak 53 responden (93%) mengetahui alasan dilaksanakannya program Saving Group pada Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, sementara 4 responden (7%) kurang mengetahui. Hal tersebut dikarenakan penyebaran informasi melalui sosialisasi kepada responden yang kurang merata, sehingga mengakibatkan sebagian dari responden tersebut tidak benar-benar mengetahui alasan pelaksanaan program

Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Namun

secara umum peserta program mengetahui dengan baik alasan dilaksanakannya program adalah bahwa Program Saving Group adalah bermanfaat secara positif bagi kehidupan peserta. Penyampaian sosialisasi yang baik berdampak baik pula bagi pelaksanaan


(49)

pula bagi pelaksanaan program. Maka dari itu penting bagi penyelenggara program untuk memastikan bahwa peserta paham akan program agar dapat terlaksana dengan baik.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 54 95

2 Kurang baik 2 4

3 Tidak baik 1 1

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai Program Saving Group yang ada pada lingkungannya yakni di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 54 responden (95%) memilih tanggapan baik akan penilaian peserta saving group terhadap pelaksanaan Program Saving Group, sedangkan 2 responden (4%) memilih tanggapan kurang baik akan penilaian penilaian peserta saving group terhadap pelaksanaan Program Saving Group dan 1 responden (1%) yang memilih tanggapan tidak baik akan penilaian peserta saving group terhadap pelaksanaan Program Saving Group yang ada di wilayah Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

Peserta Program Saving Group beranggapan bahwa program tersebut bermanfaat dan berpengaruh secara positif terhadap kondisi perekonomian keluarga. Peserta program menilai Program Saving Group mampu membantu keadaan ekonomi dengan


(50)

bantuan pinjaman yang dapat diperoleh dari kelompok. Selain itu peserta yang sebelumnya hanya dapat meminjam uang melalui perantaraan rentenir yang cenderung memberatkan peserta dapat beralih kepada wadah peminjaman yang lebih terjamin. Kelompok menabung bermanfaat dengan baik untuk mendukung kondisi kesejahteraan peserta program sehingga penilaian peserta terhadap program adalah positif.

3. Partisipasi

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Peserta Saving Group dalam Sosialisasi Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sering 51 89

2 Jarang-jarang 4 7

3 Tidak pernah 2 4

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui bagaimana frekuensi keikutsertaan peserta saving group dalam kegiatan sosialisasi Program Saving

Group. Sebanyak 51 responden (89%) mengaku ikut berperan serta dalam kegiatan

sosialisasi Program Saving Group yang dilaksanakan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 4 responden (7%) yang menyatakan jarang menghadiri kegiatan sosialisasi Program Saving Group yang di fasilitasi oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia, sedangkan 2 responden (4%) menyatakan tidak pernah menghadiri kegiatan sosialisasi Program Saving Group yang di fasilitasi oleh Yayasan


(51)

Fondasi Hidup Indonesia pada Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pelaksanaan Musyawarah Kegiatan Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Pernah 47 82

2 Belum pernah 6 11

3 Tidak pernah 4 7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 dapat diketahui penilaian responden terhadap pelaksanaan musyawarah yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia kepada peserta Saving Group berada pada wilayah Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 47 responden (82%) yang menyatakan bahwa pihak dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia pernah melakukan rapat atau musyawarah mengenai Program Saving Group, sedangkan 6 responden (11%) peserta saving group menyatakan belum pernah mengadakan kegiatan rapat atau musyawarah dalam program Saving Group, dan 4 responden (7%) yang mengaku tidak pernah pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia mengadakan kegiatan rapat atau musyawarah di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Musyawarah dilaksanakan untuk membahas perencanaan program Saving Group yang akan dilaksanakan. Tiap peserta musyawarah memiliki kebebasan dalam mengemukakan pendapat positif yang dapat mendukung keberlangsungan program.


(52)

Musyawarah penting dilakukan agar tiap keputusan yang dambil merupakan keputusan atas dasar kesepakatan bersama.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Peserta Saving Group dalam Pemilihan Struktur Kelompok Menabung

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Terlibat 36 63

2 Kurang terlibat 13 23

3 Tidak terlibat 8 14

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data primer yang disajikan pada tabel 5.15 dapat diketahui mengenai keterlibatan peserta saving group dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur kelompok menabung. Sebanyak 36 responden (63%) peserta saving group

menyatakan ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur kelompok menabung, sedangkan 13 responden (23%) peserta saving group menyatakan bahwa kurang ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur kelompok menabung, serta 8 responden (14%) peserta saving group yang menyatakan sama sekali tidak pernah ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur organisasi kelompok menabung. Struktur kelompok dalam suatu organisasi begitu juga pada kelompok menabung, struktur kelompok merupakan bagiann yang terpenting dalam kelompok menabung. Pelaksanaan pemilihan struktur kepengurusan dalam kelompok


(53)

menabung dilakukan dalam kurun waktu satu siklus sekali dalam satu tahun, kegiatan pemilihan struktur kelompok melibatkan seluruh anggota kelompok menabung.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Peserta Saving Group dalam Pembentukan Ketetapan Peraturan Kelompok

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sering 31 54

2 Kadang-kadang 15 26

3 Tidak pernah 11 20

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 dapat diketahui tingkat intensitas keterlibatan peserta saving group dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan ketetapan peraturan pada setiap masing-masing kelompok menabung. Sebanyak 31 responden (54%) yang menyatakan sering mengikuti kegiatan pembentukan ketetapan peraturan pada setiap masing-masing kelompok menabung, sedangkan 15 responden (26%) yang menyatakan kadang kadang mengikuti kegiatan pembentukan ketetapan peraturan pada kelompok menabung, serta 11 responden (20%) yang menyatakan tidak pernah terlibat mengikuti kegiatan pembentukan ketetapan peraturan pada kelompok menabung. Setelah terbentuknya kelompok menabung.

Tiap peserta program Saving Group memiliki kesempatan yang sama untuk dapat terlibat dalam tiap keputusan dan peraturan yang berlaku. Adapun keterlibatan


(54)

tersebut adalah dalam hal kebebasan berpendapat dan beragumentasi akan hal yang paling tepat untuk ditetapkan dalam kelompok. Ketua kelompok menabung menerima tiap saran dan mempertimbangkan hal yang paling tepat untuk diputuskan.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Terbantu 51 89

2 Kurang terbantu 2 4

3 Tidak terbantu 4 7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 dapat diketahui penilaian akan kebutuhan ekonomi keluarga setelah menikmati program saving group. Sebanyak 51 responden (89%) yang menyatakan merasa terbantu dengan adanya Program Saving

Group dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, sedangkan 2 responden (4%)

yang menyatakan merasa kurang terbantu dengan adanya Program Saving Group dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, serta 4 responden (7%) yang merasa tidak terbantu karena menurut responden tersebut Program Saving Group tidak berdampak sama sekali terhadap peningkatan kebutuhan ekonomi keluarga.

Peserta program cenderung merasa terbantu melalui pelaksanaan program Saving


(55)

positif melalui program. Pada dasarnya program Saving Group berpihak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga.

5.3.2 Menabung 1. Persepsi

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Mengetahui 46 81

2 Kurang mengetahui 10 18

3 Tidak mengetahui 1 2

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Manfaat dari sosialisasi Saving Group terlebih dahulu agar peserta Saving Group

sebelum mengikuti program tersebut dapat mengetahui manfaat dari pelaksanaan program Saving Group. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui bagaimana pemahaman responden mengenai manfaat dari pelaksanaan program Saving Group setelah mendapatkan sosialisasi.

Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa dari 57 responden, sebanyak 46 responden (81%) mengaku mengetahui manfaat dari pelaksanaan program

Saving Group setelah mendapat informasi dari sosialisasi, selain itu terdapat 10

responden (18%) yang kurang mengetahui manfaat dari pelaksanaan program Saving

Group tersebut, hal ini disebabkan karena penyampaian informasi yang kurang


(56)

mengetahui manfaat dari pelaksanaan program Saving Group karena tidak memahami informasi mengenai manfaat program Saving Group.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Mengetahui 46 80

2 Kurang Mengetahui 9 16

3 Tidak mengetahui 2 4

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 dapat diketahui apakah responden mengetahui tujuan Program Saving Group. Sebanyak 46 responden (80%) mengetahui tujuan dilaksanakannya Program Saving Group dan 9 responden (16%) menyatakan kurang mengetahui dan 2 responden (4%) yang menyatakan bahwa mereka tidak tau tujuan dilaksanakannya Program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Responden yang mengetahui alasan dilaksanakannya Program Saving Group adalah peserta yang mengikuti sosialisasi Program Saving Group .

Pada dasarnya tujuan program Saving Group adalah untuk mengusahakan kesejahteraan keluarga dengan memicu peserta untuk mampu dan bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan menabung. Kegiatan menabung juga bertujuan untuk melatih peserta


(57)

peserta sudah selesai melaksanakan kegiatan menabung, tetap memiliki keterampilan menabung yang tetap dapat dimanfaatkan.

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Alasan Dilaksanakannya Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Mengtahui 43 75

2 Kurang mengetahui 8 14

3 Tidak mengetahui 6 11

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan datayang disajikan pada tabel 5.20 menunjukan bahwa responden yang paham akan alasan dilaksanakannya Program Saving Group sebanyak 43 responden (75%). Banyaknya responden yang memahami alasan mengenai dilaksanakannya Program Saving Group dikarenakan sosialisasi dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia disampaikan dengan baik dan jelas sehingga mampu dimengerti oleh peserta saving group.

Akan tetapi, masih terdapat 8 responden (14%) yang kurang paham alasan dilaksanakannya Program Saving Group dan sebanyak 6 responden (11%) tidak memahami alasan dilaksanakannya Program Saving Group. Hal ini disebutkan oleh responden sbagai alasan tidak mengetahui alasan dilaksanakannya program tersebut.


(58)

Selain itu responden mengungkapkan bahwa ketidakhadiran dalam sosialisasi membuat responden kurang memahami dan tidak memahami alasan dilaksanakannya Program Saving Group.

Tabel 5.21

Distribusi Reponden Berdasarkan Penilaian Kewajiban Iuran Menabung dalam Setiap Pertemuan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Mengtahui 51 89

2 Kurang mengetahui 4 7

3 Tidak mengetahui 2 4

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 201

Berdasarkan data pada tabel 5.21 menunjukan bahwa penilaian responden mengenai kewajiban peserta saving group dalam memenuhi kewajiban iuran menabung dalam setiap pertemuan menabung yang dilaksanakan pada masing-masing kelompok menabung. Sebanyak 51 responden (89%) menyatakan mengetahui mengenai kewajiban iuran menabung di setiap pertemuan kegiatan menabung. Terdapat sebanyak 4 responden (7%) yang menyatakan kurang mengetahui mengenai kewajiban iuran menabung pada setiap kegiatan pertemuan menabung, sedangkan 2 responden (4%) menyatakan tidak mngetahui mengenai kewajiban iuran sluruh peserta saving group


(59)

2. Sikap

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Program Saving Group yang ada di Desa Sumbul

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 53 93

2 Kurang baik 4 7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Program Saving Group merupakan program menabung yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga dan difasilitasi langsung oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga serta memberdayakan keluarga miskin. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 dapat diketahui penilaian responden mengenai Program Saving Group. Sebanyak 53 responden (93%) menilai jika pelaksanaan Program Saving Group di lingkungan mereka sudah baik, namun 4 responden (7%) menilai bahwa pelaksanaan Program Saving Group tersebut masih kurang baik.

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Jumlah Iuran yang harus Dibayar

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sesuai 50 88

2 Kurang sesuai 7 12

Jumlah 57 100


(60)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui penilaian responden mengenai jumlah iuran menabung yang harus dibayar. Sebanyak 50 responden (88%)menyatakan bahwa jumlah iuran menabung yang harus dibayar sudah sesuai dengan kemampuan membayar mereka, namun 7 responden (12%) menyatakan bahwa jumlah iuran menabung yang harus dibayar kurang sesuai dengan kemampuan mereka karena jumlah kepemilikan gaji yang kecil dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pertemuan Kegiatan Saving Group

dalam Sekali dalam Seminggu

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 49 86

2 Kurang baik 8 14

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Sebagai salah satu cara dalam menunjang berjalannya Program Saving Group, maka dalam mekanisme pembentukan kelompok menabung dibuat jadwal pertemuan rutin yang diadakan 1x dalam seminggu. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui sebanyak 49 responden (86%) menyatakan pertemuan rutin yang diadakan 1x seminggu sudah berjalan baik, namun sebanyak 8 responden (14%) menyatakan pertemuan rutin yang diadakan 1x seminggu masih kurang baik karena tidak semua anggota bisa hadir dalam pertemuan.


(61)

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peraturan Kelompok dalam Pelaksanaan Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sesuai 48 84

2 Kurang sesuai 8 14

3 Tidak ssuai 1 2

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui penilaian responden mengenai peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan Program Saving Group. Sebanyak 48 responden (84%) menilai peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan program sudah sesuai dalam membantu kelancaran berjalannya Program Saving Group, sebanyak 8 responden (14%) menilai kurang sesuai, sedangkan 1 responden (2%) menyatakan tidak sesuai terhadap peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan Program Saving Group.

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Dikenakan Sanksi Denda apabila Berhalangan Hadir

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sesuai 36 63

2 Kurang sesuai 12 21

3 Tidak sesuai 9 16

Jumlah 57 100


(62)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui penilaian responden mengenai sanksi denda yang dikenakan apabila terlambat atau tidak hadir dalam pertemuan kelompok Saving Group. Sebanyak 36 responden (63%) menilai sanksi denda yang dikenakan sesuai, sebanyak 12 responden (21%) menilai kurang sesuai karena sanksi denda dianggap terlalu besar dan memberatkan peserta kelompok Saving Group yang memiliki penghasilan minimum, sedangkan 9 responden (16%) menyatakan tidak sesuai, karena responden yang menyatakan tidak sesuai tersebut beranggapan biaya denda hanya dapat memberatkan saja sekaligus menjadi beban pengeluaran tambahan yang harus peserta keluarkan apabila berhalangan hadir atau hadir dengan keadaan terlambat. Responden beranggapan sanksi denda tersebut alangkah lebih baiknya dihapuskan dari peraturan kelompok, karena peserta memilih dana sanksi tersebut dapat dialokasikan untuk menambah biaya kebutuhan anak seperti membeli mainan anak atau membeli snack ringan untuk anak mereka.

Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Dana Sosial

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Setuju 42 74

2 Kurang setuju 8 14

3 Tidak setuju 7 12

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 dapat diketahui bagaimana responden melakukan penilaian terhadap dana sosial yang dibebankan pada setiap peserta Saving Group. Dari 57 responden, sebanyak 42 responden (74%) yang


(63)

saving group, sedangkan 8 responden (14%) yang menyatakan penilaian kurang setuju terhadap dana sosial yang dibebankan kepada seluruh peserta saving group, dan 7 responden (12%) yang menyatakan tidak setuju terhadap dana sosial yang dibebankann kepada seluruh peserta saving group. Dana sosial merupakan sumbangan dana sukarela yang dibebankan kepada seluruh peserta saving group pada setiap bulannya, yang ditujukan untuk dana sosial kelompok menabung yang selanjutnya digunakan untuk dana sosial apabila ada anggota maupun keluarga peserta menabung yang mengalami sakit, meninggal dunia, maupun ditimpa musibah yang tidak dapat diduga.

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Peminjaman Uang Kas Kelompok No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Pernah 43 75

2 Tidak pernah 14 25

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.29 dapat diketahui apakah setiap peserta saving group pernah melakukan peminjaman uang yang berasal dari kas kelompok menabung. Sebanyak 43 responden (75%) mengaku pernah melakukan peminjaman uang dari kas kelompok menabung, sedangkan 14 responden (25%) menyatakan tidak pernah melakukan peminjaman uang dari kas kelompok menabung. Alasan 43 responden melakukan peminjaman uang dari kelompok menabung ialah karena persyaratan apabila ingin melakukan peminjaman uang pada kas kelompok tergolong mudah dan tidak berbelit-belit, apabila ingin melakukan peminjaman


(64)

persyaratannya hanyalah peminjam merupakan peserta saving group dan tidak melakukan peminjaman uang di luar batas tabungan peserta. Keunggulan lainnya apabila peserta melakukan peminjaman uang pada kas kelompok ialah bunga pinjaman yang ditetapkan sangatlah ringan yakni sebesar 1-2 % bila jatuh tempo.

Tabel 2.30

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sesuai 45 79

2 Kurang sesuai 10 18

3 Tidak sesuai 2 3

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada table 2.30 dapat diketahui bagaimana penilaian responden terhadap peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Sebanyak 43 responden (79%) yang menilai sesuainya peraturan yang dikeluarkan Yayasan Fondasi Hidup Indonesa yang ditujukan untuk setiap kelompok menabung, sedangkan 10 responden (18%) menyatakan bahwa peraturan Anggaran Dasar Rumah Tanggga yang dikeluarkan kurang sesuai, dan 2 responden (3%) menyatakan tidak sesuai. Responden yang meilih indikator kurang sesuai dan tidak sesuainya peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga menyatakan bahwa penjabaran peraturan yang terkandung dalam peraturan Anggaran


(65)

macamnya terlalu beragam sehingga peserta merasa tidak paham dengan peraturan tersebut.

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Ketepatan Sasaran Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Sesuai 49 86

2 Kurang sesuai 7 12

3 Tidak sesuai 1 2

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.31 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai ketepatan sasaran terlaksananya Program Saving Group

yakni apakah Program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebanyak 49 responden (86%) yang menilai bahwa Program Saving Group tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat Desa Sumbul pada saat ini, sedangkan 7 responden (12%) menilai bahwa Program Saving Group ini kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sementara itu 1 responden (2%) menilai Program Saving Group tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Peserta Saving Group yang menilai bahwa Program

Saving Group ini kurang sesuai dan tidak sesuai ialah karena kurangya pemahaman akan Program Saving Group serta peserta yang baru turut bergabung sehingga belum merasakan efek perubahan besar berupa tercapainya pemenuhan kebutuhan keluarga


(66)

dan peningkatan di sektor ekonomi yang dialami oleh masyarakat Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan Keberhasilan Program Saving Group dalam Peningkatan Kesejahteraan

Berdasarkan tanggapan peserta terhadap keberhasilan pelaksanaan program dapat diketahui bahwa seluruh responden menyatakan bahwa program mampu meningkatan kesejahteraan peserta program. Peserta program menyatakan hal tersebut diakibatkan terdapat dampak positif yang dirasakan secara nyata oleh tiap peserta program. Keberhasilan program didukung oleh kesungguhan tiap unsur untuk melaksanakan program sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati sebelumnya.

Berdasarkan Kelanjutan Program Saving Group

Berdasarkan tanggapan masyarakat terhadap kelanjutan program dapat diketahui bahwa seluruh peserta program menyatakan bahwa program saving group perlu dilanjutkan pada periode selanjutnya. Hal tersebut tak lepas dari dampak positif yang dapat dirasakan oleh peserta program. Dampak positif tersebut secara nyata dirasakan oleh peserta program sehingga peserta membutuhkan keberlanjutan program. Program

Saving Group yang dianggap membawa warna positif bagi peningkatan kesejahteraan


(67)

3. Partisipasi

Berdasarkan Manfaat Program Saving Group

Berdasarkan tanggapan masyarakat terhadapa penilaian akan manfaat yang dirasakan setelah bergabung menjadi peserta saving group merasakan manfaat yang positif setelah bergabung dan menjadi peserta saving group. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan positif yakni setelah menjadi peserta saving group yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga menyatakan mendapatkan ilmu mengenai langkah-langkah menabung, setelah adanya Program Saving Group peserta menjadi memiliki arah apabila ingin melakukan peminjaman uang pada saat keadaan yang mendesak dengan pemanfataan peminjaman dari kas kelompok menabung dan memilih untuk tidak meminjam kepada bank dengan suku bunga yang tinggi. Manfaat lainnya yang dirasakan peserta saving

group ialah mendapatkan pengarahan mengenai cara management keuangan keluarga

yang baik dan benar yakni dengan pemanfaatan pengalokasian dana untuk kebutuhan pendidikan anak, memperluas usaha bertani, berkebun, maupun beternak.

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat dari Program Saving Group

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Terbantu 53 93

2 Kurang Terbantu 4 7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.32 dapat diketahui manfaat yang dirasakan peserta saving group. Sebanyak 53 responden (93%) menyatakan terbantu dan


(68)

merasakan manfaat setelah bergabung menjadi anggota saving group, sedangkan 4 responden (7%) merasa kurang terbantu setelah menjadi anggota saving group. Berdasarkan hal tersebut peserta yang mengaku kurang terbantu karena setelah siklus menabung uang yang telah mereka tabungkan selama satu siklus tidak dipergunakan dengan baik sesuai dengan pengarahan dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Pada dasarnya Yayasan Fondasi Hidup Indonesia telah memberikan pengarahan terkait pengelolaan dana tabungan yang telah terkumpul melalui Program Saving Group. Peserta Program Saving Group belum sepenuhnya mampu mengaplikasikan pengarahan yang telah disampaikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia sebelum Program

Saving Group berakhir. Pada akhirnya uang yang terkumpul digunakan untuk hal-hal

yang kurang bermanfaat seperti pemenuhan kebutuhan tersier dan sekunder.

Tabel 5.33

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terbantu atau Tidaknya dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Terbantu 53 93

2 Tidak terbantu 4 7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.33 dapat diketahui apakah peserta saving group merasa terbantu atau tidak terbantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Sebanyak 53 responden (93%) yang merasa Program Saving Group tersebut


(69)

(7%) yang merasa Program Saving Group tersebut tidak membantu dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

Tabel 5.34

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Kualitas Keterlibatan Masyarakat Memiliki Kualitas yang Baik

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 47 82

2 Kurang baik 9 16

3 Tidak baik 1 2

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Setelah diadakannya kegiatan menabung yang telah berjalan minimal satu siklus dalam jangka waktu satu tahun, maka dapat dilakukan penilaian terhadap seluruh masyarakat Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan masyarakat ikut berperanserta dalam melaksanakan Program Saving Group sekaligus.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.34 dapat diketahui apakah responden terlibat dalam melaksanakan Program Saving Group. Sebanyak 47 responden (82%) yang menyatakan bahwa Program Saving Group telah memiliki kualitas yang baik, sedangkan 9 responden (16%) yang menyatakan Program Saving Group memiliki kualitas yang tidak baik, sementara itu 1 responden (2%) yang menyatakan bahwa keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan Program Saving Group tidak memiliki kualitas yang baik.


(70)

Wirausaha 1. Persepsi

Tabel 5.35

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Kegiatan Peningkatan Keterampilan Berwirausaha

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Mengetahui 38 67

2 Kurang mengetahui 17 29

3 Tidak mengetahui 2 4

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.35 dapat diketahui bahwa apakah responden mengetahui mengenai kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 38 responden (67) yang mengetahui tentang kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha, sedangkan 17 responden (29%) yang mengaku kurang mengetahui adanya kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha, sementara itu 2 responden (4%) yang menyatakan tidak mengetahui adanya kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha yang difasilitasi oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.

Berbeda-bedanya pengetahuan responden mengenai berlangsungnya kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang diakui responden karena kurangnya sosialisasi mengenai


(71)

di wilayah desa mereka untuk dapat mengembangkan wirausaha yang ingin dijalani dengan pendampingan langsung dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.

Tabel 5.36

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Tentang Materi Berwirausaha No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Paham 34 60

2 Kurang paham 22 39

3 Tidak paham 1 1

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.36 dapat diketahui apakah responden memahami mengenai materi berwirausaha. Sebanyak 22 responden (22%) yang menyatakan paham mengenai materi berwirausaha yang di fasilitasi langsung oleh Yayasan Fondasi Hidup, sedangkan 22 responden (39%) yang menyatakan kurang paham mengenai materi berwirausaha, sementara itu 1 responden (1%) yang menyatakan tidak paham mengenai materi berwirausaha. Berbeda-bedanya pendapat maupun pemahaman mengenai materi berwirausaha kurangnya sosialisasi yang bertahap mengenai materi berwirausaha, serta kurangnya daya semangat peserta saving group untuk mencoba hal baru.


(72)

Tabel 5.37

Distribusi Responden Berdasarkan Penyampaian Materi Berwirausaha oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Paham 32 56

2 Kurang paham 23 40

3 Tidak paham 2 4

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.37 dapat diketahui apakah responden memahami penyampaian materi wirausaha yang disampaikan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Sebanyak 32 responden (56%) memahami penyampaian materi wirausaha yang disampaikan oleh dari pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia, sedangkan 23 responden (40%) kurang memahami penyampaian materi wirausaha yang disampaikan oleh pihak dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia, sementara itu 2 responden (4%) menyatakan tidak memahami penyampaian materi yang disampaikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.

Materi wirausaha yang disampaikan oleh pihak penyelenggara dengan baik sehingga semakin mudah bagi peserta untuk memahami dengan baik. Pemahaman materi perlu untuk diusahakan agar program Saving Group dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang telah disampaikan pada materi usaha.


(73)

2. Sikap

Tabel 5.38

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Kegiatan Berwirausaha

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 49 86

2 Kurang baik 6 11

3 Tidak baik 2 3

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.38 dapat diketahui apakah responden memahami mengenai penilaian mengenai pelaksanaan kegiatan pembinaan atau pelatihan berwirausaha yang disampaikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Sebanyak 49 responden (86%) menilai pelaksanaan kegiatan pembinaan atau pelatihan berwirausaha yang disampaikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia baik, sedangkan 6 responden (11%) menilai pelaksanaan kegiatan pembinaan atau pelatihan berwirausaha yang disampaikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia kurang baik, sementara itu 2 responden (3%) menilai pelaksanaan kegiatan pembinaan atau pelatihan berwirausaha yang disampaikan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia tidak baik. Alasan responden menilai kurang baik dan tidak baik karena peserta saving group menilai kurangnya sosialisasi mengenai kegiatan berwirausaha dan tidak rutinnya pelaksanaan kegiatan berwirausaha pada setiap kelompok menabung yang ada di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.


(1)

2.7.10.1 Sumber Keuangan Saving Group...40

2.7.10.2 Modal Usaha Menabung Saving Group...40

vii 2.7.11 Pinjaman Anggota Saving Group...41

2.7.12 Sanksi atau Denda Saving Group...41

2.8 Kerangka Pemikiran...44

2.9 Definisi Konsep...46

2.10 Definisi Operasional...48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1TipePenelitian...50

3.2 Lokasi Penelitian ...50

3.3 Populasi...50

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...51

3.5 Teknik Analisis Data...52

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 54

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54

4.2 Sejarah Lokasi Penelitian ... 56

4.3 Keadaan Geografis ... 59

4.4 Keadaan Sosial ... 59

4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Umum ... 62

4.6 Kondisi Ekonomi ... 64

4.7 Struktur Organisasi Pemerintah Desa (SOPD) ... 64

BAB V ANALISIS DATA ... 67

5.1 Pengantar ... 67

5.2 Kharakteristik Umum Responden ... 68

5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 68

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 69

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 70

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 71

5.2.5Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 72

5.3 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Saving Group ... 73

5.3.1 Sosialisai ... 73

5.3.2 Menabung ... 86

5.3.3 Wirausaha ... 101

5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Program Saving Group ... 108

5.4.1 Sosialisasi Terhadap Peserta Saving Group ... 109

5.4.2 Kegiatan Menabung Masyarakat Terhadap Program Saving Group .. 110

5.4.3 Wirausaha Terhadap Masyarakat Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ... 111


(2)

6.1 Kesimpulan ... 113 6.2 Saran ... 114 DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN

vii


(3)

DAFTAR BAGAN No.

1. Bagan alir pemikiran...45 2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumbul………65


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia……….68

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama………69

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………70

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku ………...71

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ………..72

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi lainnya mengenai Program Saving Group ……….74

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Informasi ………...75

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pelaksanaan Program Saving Group ………..76

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Peraturan Kelompok ………..77

Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga ………..78

Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Pelaksanaan Program Saving Group ………..79

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Program Saving Group …80 Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Peserta Saving Group dalam Sosialisasi Program Saving Group ………..81

Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pelaksanaan Musyawarah Kegiatan Saving Group ……….82

Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Peserta Saving Group dalam Pemilihan Struktur Kelompok Menabung ………83

Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Peserta Saving Group dalam Pembentukan Ketetapan Peraturan Kelompok ………….84

Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga ………85

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Program Saving Group ….86 Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan Program Saving Group …...87

Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Alasan Dilaksanakannya Program Saving Group ………...88

Tabel 5.21 Distribusi Reponden Berdasarkan Penilaian Kewajiban Iuran Menabung dalam Setiap Pertemuan ………..89

Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Program Saving Group yang ada di Desa Sumbul ………90

Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Jumlah Iuran yang harus Dibayar ………...90

Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pertemuan Kegiatan Saving Group dalam Sekali dalam Seminggu ……….91

Tabel 5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peraturan Kelompok dalam Pelaksanaan Program Saving Group ………..92

x


(5)

Tabel 5.27 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Dikenakan

Sanksi Denda apabila Berhalangan Hadir ………...92 Tabel 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Dana

Sosial ………...93 Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Peminjaman Uang Kas Kelompok ..94 Tabel 2.30 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peraturan Anggaran

Dasar Rumah Tangga …….…….………95 Tabel 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Ketepatan

Sasaran Program Saving Group ………..96 Tabel 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat dari Program

Saving Group ………..98 Tabel 5.33 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terbantu atau

Tidaknya dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga ………….99 Tabel 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Kualitas

Keterlibatan Masyarakat Memiliki Kualitas yang Baik ………100 Tabel 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Kegiatan Peningkatan Keterampilan Berwirausaha ………..101 Tabel 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Tentang

Materi Berwirausaha ……….102 Tabel 5.37 Distribusi Responden Berdasarkan Penyampaian Materi

Berwirausaha oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia ……….103 Tabel 5.38 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai

Kegiatan Berwirausaha ……….104 Tabel 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pelaksanaan

Kegiatan Berwirausaha dengan Kelompok Saving Group …………...105 Tabel 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Peserta Saving

Group dalam Kegiatan Peningkatan Materi Berwirausaha …………...106 Tabel 5.42 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran Peserta

Saving Group dalam Kegiatan Berwirausaha ………...106 Tabel 5.43 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pengaruh Kegiatan

Saving Group ………107


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Berita Acara Seminar Proposal Penelitian

2. Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan 4. Lampiran I Skala Likert

5. Lampiran II Kuesioner

6. Lampiran Hasil Dokumentasi Observasi Penelitian

xii