Karbon Organik Terlarut dan Partikulat pada Air Saluran dan Air Tanah Gambut Rasau Jaya, Kalimantan Barat

KARBON ORGANIK TERLARUT DAN PARTIKULAT
PADA AIR SALURAN DAN AIR TANAH GAMBUT
RASAU JAYA, KALIMANTAN BARAT

MUHAMMAD NURIMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Karbon Organik Terlarut
dan Partikulat pada Air Saluran dan Air Tanah Gambut Rasau Jaya, Kalimantan
Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015

Muhammad Nuriman
NRP 151110021

RINGKASAN
MUHAMMAD NURIMAN. Karbon Organik Terlarut dan Partikulat pada Air
Saluran dan Air Tanah Gambut Rasau Jaya, Kalimantan Barat. Dibimbing oleh
GUNAWAN DJAJAKIRANA, DARMAWAN dan GUSTI Z ANSHARI.
Pembukaan lahan gambut untuk pertanian, perkebunan maupun pemukiman
selalu didahului dengan pembuatan saluran drainase yang bertujuan untuk
mengelola air agar sesuai dengan kebutuhan tanaman dan pemukiman. Pembuatan
saluran drainase di lahan gambut mempunyai dampak terjadinya pelepasan karbon
dari kawasan lahan gambut berupa total karbon organik (TOC) yang terdiri dari
karbon organik terlarut (DOC) dan karbon organik partikulat (POC). Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh data konsentrasi DOC dan POC pada air
saluran dan air tanah gambut, serta pelepasan DOC dan POC pada saluran, selain
itu bertujuan untuk memperoleh seberapa besar persen DOC aromatik yang
berada di air saluran dan air tanah gambut yang dibandingkan saat musim

kemarau dengan musim hujan dan untuk memperoleh data hubungan sifat fisik
dan kimia air terhadap konsentrasi DOC dan POC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi TOC pada air saluran
lebih dari 99% adalah berupa DOC dan kurang dari 1% berupa POC saat musim
kemarau dan hujan. Konsentrasi DOC pada air saluran berkisar 6.38-77.30 mg/l.
Konsentrasi DOC pada outlet saluran lebih rendah dari pada inlet saluran akibat
terjadinya pengenceran konsentrasi DOC oleh tanah mineral sekitar outlet.
Prakiraan pelepasan DOC rata-rata setiap saluran di kawasan gambut Rasau Jaya
saat musim kemarau sebesar 453.34 ton/tahun, sedangkan musim hujan sebesar
638.43 ton/tahun. Diperkirakan pelepasan DOC dari seluruh saluran yang ada di
kawasan lahan gambut Rasau Jaya berkisar 14.8-188.0 x 103 ton/tahun dengan
rata-rata sebesar 64.0 x 103 ton/tahun, merupakan dampak begitu banyaknya
saluran yang dibuat di kawasan lahan gambut Rasau Jaya.
Konsentrasi DOC pada air tanah gambut berkisar 21.18-89.78 mg/l, di mana
tidak ada perbedaan yang signifikan antara musim kemarau dengan hujan.
Konsentrasi DOC air tanah gambut bagian atas lebih besar dibandingkan bagian
tengah dan bawah saat musim kemarau maupun hujan tetapi tidak berbeda
signifikan (p > 0.05). Konsentrasi DOC air tanah gambut pada tutupan lahan
pertanian lebih kecil dibandingkaan hutan dengan perbedaan yang signifikan (p <
0.05) saat musim kemarau dan hujan.

Persen DOC aromatik pada outlet sebesar 40.47±3.33 % dan pada inlet
sebesar 35.95±2.24 %, jadi sebelum mengalir ke sungai Kapuas Besar terjadi
peningkatan DOC aromatik yang sangat signifikan (p < 0.01). Persen DOC
aromatik air tanah gambut pada tutupan lahan pertanian dan semak belukar lebih
tinggi dibandingkan hutan pada saat musim kemarau dengan perbedaan signifikan
(p < 0.05), tetapi saat musim hujan tidak berbeda signifikan (p > 0.05). Dari
beberapa variabel fisik dan kimia menunjukkan bahwa absorban 254 nm yang
paling tinggi hubungan terhadap DOC dengan r sebesar 0.978 pada air saluran
dan r sebesar 0.930 pada air tanah gambut, sedangkan TSS yang paling tinggi
mempunyai hubungan terhadap POC dengan r sebesar 0.734 pada air saluran.
Kata kunci: aromatik, DOC, pelepasan TOC, POC

SUMMARY
MUHAMMAD NURIMAN. Dissolved and Particulate Organic Carbon in the
Drainage Water and Peat Pore Water of Rasau Jaya, West Kalimantan. Supervised
by GUNAWAN DJAJAKIRANA, DARMAWAN and GUSTI Z ANSHARI.
Peatland reclamation for agriculture, plantation and settlement are always
preceded by the drainage construction aimed to manage water to fit the needs of
crops and settlements. Drainage construction in peatland will cause carbon export
from peatland ecosystem in the form of Total Organic Carbon (TOC), consisted of

Dissolved Organic Carbon (DOC) and Particulate Organic Carbon (POC). The
objectives of this study were to obtain data of DOC and POC concentration in the
drainage water and the peat pore water, data of DOC and POC export in the
drainages, the percentage of DOC aromatic in the drainage water and peat pore
water during the dry and rainy seasons, and the correlation between physical and
chemical characteristics of water to DOC and POC concentration.
Research results showed that the TOC concentration at the drainage water in
the form of DOC was more than 99%, while for POC was less than 1% during the
dry and rainy seasons. Concentration of DOC at the drainage water was ranging
from 6.38-77.30 mg/l. The results showed that DOC concentration of the outlet
drainage was lower than that of the inlet due to the dilution of DOC concentration
by mineral soil existed in surrounding area of the outlet. It was assumed that the
average of DOC export from each drainage in Rasau Jaya peat dome during the
dry season was 453.34 tons/year, while for the rainy season was 647.52 tons/year.
It is estimated that the DOC export from all drainages in the area of Rasau Jaya
peatland was about 14.8-188.0 x 103 tons/year with an average of 64.0 x
103 tons/year, the impact of too many drainages constructed in the area of Rasau
Jaya peatland.
Concentration of DOC in peat pore water was about 21.18-89.78 mg/l,
where there was no significant difference between the dry and rainy seasons.

Concentration of DOC the peat pore water on the surface was relatively higher but
not significantly different (p > 0.05) with that of the middle and the bottom during
the dry and rainy seasons. Concentration of DOC the peat pore water in
agriculture land was lower than the forest (p < 0.05) and was significantly
different in the dry and rainy seasons.
Percentage of DOC aromatic in the outlet was 40.47±3.33 % while in the
inlet was 35.95±2.24 %, indicating that before flowing to the Kapuas Besar River,
DOC aromatic was significantly increased (p < 0.01). Percentage of DOC
aromatic in peat pore water of the agriculture land and shrubs cover was higher
than that of the forest during the dry season with significant difference (p < 0.05),
but not significantly different during the rainy seasons (p > 0.05). From some
physical and chemical variables, it was showed that the absorbance of 254 nm has
the highest correlation with DOC with r for about 0.978 on drainage water and r
of 0.930 on peat pore water, while the highest TSS has a relationship with the
POC with r of 0.734 on drainage water.
Keywords: aromatic, DOC, TOC export, POC

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KARBON ORGANIK TERLARUT DAN PARTIKULAT
PADA AIR SALURAN DAN AIR TANAH GAMBUT
RASAU JAYA, KALIMANTAN BARAT

MUHAMMAD NURIMAN
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Tanah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Basuki Sumawinata, M.Agr

Judul Tesis : Karbon Organik Terlarut dan Partikulat pada Air Saluran dan Air
Tanah Gambut Rasau Jaya, Kalimantan Barat
Nama
: Muhammad Nuriman
NIM
: A151110021
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Gunawan Djajakirana, M.Sc
Ketua

Dr Ir Darmawan, M.Sc
Anggota


Prof. Dr Ir Gusti Z. Anshari, MES
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Tanah

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Atang Sutandi, M.Si

Dr Ir Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Ujian:
09 April 2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah Air
Tanah Gambut, dengan judul Karbon Organik Terlarut dan Partikulat pada Air
Saluran dan Pori-Pori Tanah Gambut Rasau Jaya, Kalimantan Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Gunawan Djajakirana, M.Sc, Dr
Ir Darmawan, M.Sc dan Prof. Dr Ir Gusti Z Anshari, MES selaku pembimbing,
serta Dr Laure Gandois dari French National Centre for Scientific Research yang
telah memberi pengalaman lapangan dan ilmunya mengenai penelitian karbon
organik di Sungai Kapuas pada bulan Juni 2013 dan bulan Febuari 2014 serta
penjelasan mengenai metode pengambilan sampel pada air tanah gambut. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Pak Sayuti dari Stasiun
Meteorologi Maritim Pontianak, yang telah memberikan Software Pasang Surut
dan diskusinya mengenai pasang surut air. Ucapan terima kasih kepada
Partnerships For Enhanced Engagement In Research (PEER) Amerika Serikat,
Grant No: NSF 1114161 yang diterima oleh Prof. Dr Gusti Z Anshari untuk
membantu membiayai penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Mei 2015
Muhammad Nuriman

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

xx

1 PENDAHULUAN .......................................................................................
Latar Belakang .......................................................................................
Perumusan Masalah ...............................................................................

Tujuan Penelitian ...................................................................................
Manfaat Penelitian .................................................................................

1
1
2
2
3

2 METODE ...................................................................................................
Lokasi Penelitian ...................................................................................
Waktu Penelitian ....................................................................................
Bahan dan Alat Penelitian .....................................................................
Pelaksanaan Penelitian ...........................................................................
Persiapan ...........................................................................................
Pengambilan Sampel .........................................................................
Air Saluran ...................................................................................
Air Tanah Gambut ........................................................................
Pengangkutan dan Penyimpanan Sampel ..........................................
Analisis Sampel ................................................................................
Parameter Penelitian ..............................................................................
Parameter Utama ...............................................................................
Karbon Organik Terlarut (DOC) ..................................................
Karbon Organik Partikulat (POC) ................................................
Total Karbon Organik (TOC) .......................................................
Parameter Pendukung .......................................................................
Debit .............................................................................................
Total Padatan Tersuspensi (TSS) .................................................
Konduktivitas (DHL) ...................................................................
pH .................................................................................................
Oksigen Terlarut (DO) .................................................................
Al, Fe, Mg dan Ca ........................................................................
Absorban 254 nm .........................................................................
SUVA 254 (Specific Ultraviolet Absorbance 254) ......................
Pelepasan Karbon Organik ...........................................................
Analisis Data ..........................................................................................

3
3
6
6
7
7
7
7
7
8
8
9
9
9
9
9
10
10
11
11
11
11
11
12
12
12
13

3 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
Konsentrasi Karbon Organik pada Air Saluran .....................................
Pelepasan Karbon Organik dari Saluran ................................................
Konsentrasi Karbon Organik pada Air Tanah Gambut .........................

14
14
17
21

Hubungan Sifat Fisik dan Beberapa Sifat Kimia terhadap Karbon
Organik ...................................................................................................
Air Saluran ........................................................................................
Air Tanah Gambut .............................................................................
DOC Aromatik pada Air Saluran dan Air Tanah Gambut .....................

24
24
27
28

4 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
Kesimpulan ............................................................................................
Saran .......................................................................................................

31
31
33

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

33

LAMPIRAN ....................................................................................................

37

DAFTAR TABEL
Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Halaman
Teks
Karakteristik saluran-saluran pengamatan ............................................... 5
Konsentrasi karbon organik pada seluruh sampel saluran ....................... 14
Persen DOC dan POC dalam TOC pada air saluran ................................ 14
Konsentrasi karbon organik pada outlet saluran ...................................... 15
Konsentrasi karbon organik pada inlet saluran ........................................ 16
Konsentrasi DOC pada air saluran di lahan gambut Indonesia ............... 17
Debit, konsentrasi dan pelepasan karbon organik dari 11 saluran ........... 18
Lama surut air pada lokasi penelitian tahun 2013-2014 .......................... 19
Prakiraan pelepasan karbon organik saat surut selama setahun ............... 19
Prakiraan pelepasan karbon organik dalam luasan saluran pengamatan . 20
Prakiraan pelepasan karbon organik dari seluruh saluran di kawasan
gambut Rasau Jaya Kalimantan Barat ..................................................... 20
Konsentrasi karbon organik pada air tanah gambut ................................. 22
Konsentrasi DOC bagian atas, tengah dan bawah ................................... 22
Rataan konsentrasi DOC setiap tutupan lahan ......................................... 24
Korelasi Pearson pada air saluran ............................................................ 24
Korelasi Pearson pada air tanah gambut .................................................. 27
Persen DOC aromatik pada outlet dan inlet saluran ................................ 29
Persen DOC aromatik pada air tanah gambut .......................................... 30
Rataan persen DOC aromatik setiap tutupan lahan ................................. 31

DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Halaman

Teks
Peta lokasi penelitian ...............................................................................
Rataan curah hujan bulanan dari tahun 2004-2013
(BMKG Supadio Pontianak 2014) ...........................................................
Pengambilan sampel air tanah gambut dengan menggunakan
modifikasi pore water sampling ..............................................................
Contoh waktu dan lama pasang surut berdasarkan
software TideComp Versi 7.04 ................................................................
Regresi SUVA 254 terhadap persen DOC aromatik yang ditentukan
dengan 13C-NMR (Weishaar et al. 2003) .................................................
Regresi linier antara debit dengan konsentrasi DOC ...............................
Rataan nilai absorban 254 nm setiap lapisan kedalaman sampling .........
Regresi linier antara absorban 254 nm, pH, SUVA 254, DO dan TSS
terhadap DOC pada air saluran ................................................................
Regresi linier antara TSS, absorban 254 nm, pH, Mg, dan SUVA 254
terhadap POC pada air saluran .................................................................
Regresi linier antara absorban 254 nm, SUVA 254, konduktivitas dan
pH terhadap DOC pada air tanah gambut ................................................
Sebaran titik konsentrasi DOC dan pH terhadap persen DOC aromatik.
Outlet () dan Inlet () ..........................................................................

4
6
8
10
12
16
23
25
26
28
30

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.

Halaman
Teks
Debit saluran bulan Juli (musim kemarau) ............................................... 36
Debit saluran bulan Agustus (musim kemarau) ....................................... 36
Debit saluran bulan November (musim hujan) ........................................ 37
Debit saluran bulan November-Desember (musim hujan) ....................... 37
Deskripsi lapangan pengambilan sampel air tanah gambut saat
musim kemarau ........................................................................................ 38
Deskripsi lapangan pengambilan sampel air tanah gambut saat
musim hujan ............................................................................................. 38
Prosedur pengukuran debit saluran .......................................................... 39
Bahan dan prosedur analisis oksigen terlarut (DO) .................................. 39
Lama surut air sungai Kapuas Besar tahun 2013-2014 ............................. 40
Data analisis variabel pendukung pada air saluran saat musim kemarau . 40
Data analisis variabel pendukung pada air saluran saat musim hujan ...... 40
Data analisis variabel pendukung pada air tanah gambut saat
musim kemarau ........................................................................................ 40
Data analisis variabel pendukung pada air tanah gambut saat
musim hujan ............................................................................................. 41
Contoh uji normalitas sebaran data menggunakan boxplot ...................... 42
Uji t konsentrasi POC pada outlet antara musim kemarau dengan hujan . 44
Uji t konsentrasi DOC pada outlet antara musim kemarau dengan hujan . 44
Uji t konsentrasi POC pada inlet antara musim kemarau dengan hujan ... 44
Uji t konsentrasi DOC pada inlet antara musim kemarau dengan hujan .. 45
Uji t konsentrasi DOC antara outlet dengan inlet ..................................... 45
Uji t pelepasan DOC saluran antara musim kemarau dengan hujan ........ 45
Uji t pelepasan POC saluran antara musim kemarau dengan hujan ......... 45
Uji t konsentrasi DOC pada air tanah gambut antara musim kemarau
dengan hujan ............................................................................................. 45
Analisis ragam konsentrasi DOC pada air tanah gambut bagian atas,
tengah dan bawah saat musim kemarau ................................................... 46
Analisis ragam konsentrasi DOC pada air tanah gambut bagian atas,
tengah dan bawah saat musim hujan ........................................................ 46
Analisis ragam konsentrasi DOC pada air tanah gambut di beberapa
tutupan lahan saat musim kemarau ........................................................... 46
Analisis ragam konsentrasi DOC pada air tanah gambut di beberapa
tutupan lahan saat musim hujan ............................................................... 46
BNJ (Tukey) konsentrasi DOC setiap tutupan lahan saat musim kemarau 46
BNJ (Tukey) konsentrasi DOC setiap tutupan lahan saat musim hujan ... 47
Uji t persen DOC aromatik pada outlet antara musim kemarau
dengan hujan ............................................................................................. 47
Uji t persen DOC aromatik pada inlet antara musim kemarau
dengan hujan ............................................................................................. 47
Uji t persen DOC aromatik air saluran antara outlet dengan inlet ........... 47
Uji t persen DOC aromatik pada air tanah gambut antara musim
kemarau dengan hujan .............................................................................. 48
Analisis ragam persen DOC aromatik pada air tanah gambut

34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.

bagian atas, tengah dan bawah saat musim kemarau ...............................
Analisis ragam persen DOC aromatik pada air tanah gambut
bagian atas, tengah dan bawah saat musim hujan ...................................
Analisis ragam persen DOC aromatik pada air tanah gambut
di beberapa tutupan lahan saat musim kemarau .......................................
Analisis ragam persen DOC aromatik pada air tanah gambut
di beberapa tutupan lahan saat musim hujan ...........................................
BNJ (Tukey) persen DOC aromatik setiap tutupan lahan saat
musim kemarau ........................................................................................
BNJ (Tukey) persen DOC aromatik setiap tutupan lahan saat
musim hujan .............................................................................................
Peta saluran kawasan gambut Rasau Jaya ...............................................
Gambar tanaman air yang menutup saluran .............................................
Gambar penelitian di lapangan ................................................................
Gambar penelitian di laboratorium ..........................................................

48
48
48
48
49
49
50
51
52
53

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki lahan gambut seluas 14.9 juta ha yang tersebar di Pulau
Sumatera dengan luas 6.43 juta ha, Pulau Kalimantan seluas 4.78 juta ha dan
Pulau Papua seluas 3.69 juta ha (Ritung et al. 2011). Provinsi Kalimantan Barat
memiliki lahan gambut yang cukup luas yaitu 1.68 juta ha atau 11.3% dari luas
gambut Indonesia dan 35.2% dari luas gambut Pulau Kalimantan. Tanah gambut
berdasarkan Taksonomi Tanah masuk ke ordo Histosols. Histosols adalah tanah
yang didominasi bahan organik dengan ketebalan lebih dari 40 cm (Soil Survey
Staff 2010). Tanah gambut memiliki kandungan karbon organik yang tinggi yaitu
sekitar 50-60% (Anshari et al. 2010), serta merupakan tanah yang sangat porous
sehingga pori-pori tanah gambut yang berada di lapisan muka air tanah terisi
penuh oleh air yang mengandung karbon organik.
Karbon organik dalam sungai memainkan peranan penting dalam siklus
karbon yang menghubungkan karbon di daratan dengan karbon yang di laut
(Baum et al. 2007), tetapi karbon organik dari saluran alami dan buatan sekitar
lahan gambut kurang diperhitungkan dalam siklus karbon global saat ini (Richey
et al. 2002). Hope et al. (1997) menjelaskan bahwa lahan gambut merupakan
sumber utama karbon yang ada di saluran (alami maupun buatan), besarnya
konsentrasi karbon di saluran sangat dipengaruhi oleh sebaran gambut yang
berada di sekitar saluran, maka untuk mengukur konsentrasi karbon organik yang
berada pada saluran harus juga mengukur konsentrasi karbon organik yang berada
pada air tanah gambut.
Karbon pada air gambut sebagian besar terdiri atas karbon organik, yang
dapat bersifat sebagai karbon organik terlarut/dissolved organic carbon (DOC),
dan karbon organik partikulat/particulate organic carbon (POC). Perbedaan
antara kedua komponen tersebut umumnya atas dasar apakah melewati kertas
saring dengan ukuran pori 0.7 µm atau tidak, DOC melewati saringan tersebut
sedangkan POC tersaring (Billett et al. 2006). Jumlah DOC dan POC adalah total
karbon organik/total organic carbon (TOC), di mana DOC merupakan karbon
organik yang paling dominan di dalam air yang bersumber dari lahan gambut
(IPCC 2014).
Penelitian yang membahas DOC dari air sungai ke laut di Indonesia telah
dilakukan oleh Ishikawa et al. (2006), Alkhatib et al. (2007), Baum et al. (2007),
sedangkan yang meneliti DOC dan POC telah dilakukan oleh Moore et al. (2011).
Sementara itu penelitian DOC dan POC dari saluran buatan ke sungai sebelum ke
laut di Indonesia yang terpublikasi baru dilakukan oleh Moore et al. (2013).
Penelitian DOC dan POC pada air tanah gambut khususnya di kawasan gambut
Indonesia saat ini belum ada yang terpublikasi, literatur mengenai DOC pada air
tanah gambut (peat pore water) tropis yang dapat menjadi bandingan adalah hasil
penelitian Gandois et al. (2012) yang dilaksanakan di Brunai Darussalam. Oleh
karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dalam menyediakan data
dasar karbon terestrial Indonesia selain dari hutan maupun tanah.

2
Perumusan Masalah
Pembukaan lahan gambut untuk pertanian, perkebunan maupun pemukiman
biasanya didahului dengan pembuatan saluran drainase, yang bertujuan untuk
membuang air yang berlebihan di lahan gambut dan mengatur tinggi muka air
tanah. Banyaknya pembuatan saluran drainase dapat berdampak terhadap
terjadinya pelepasan karbon organik (DOC dan POC) yang berlebihan pada suatu
kawasan lahan gambut karena secara alami pun karbon organik mengalami
pelepasan melalui sungai-sungai yang terbentuk di lahan gambut.
Beberapa penelitian tentang pelepasan karbon organik dari sungai dilakukan
tanpa mempertimbangkan pasang surut air padahal pelepasan terjadi pada saat air
surut, sedangkan pada saat air pasang merupakan kondisi air masuk. Tanpa
mempertimbangkan pasang surut air maka prakiraan pelepasan karbon organik
akan sangat besar. Selain mempertimbangkan pasang surut air, prakiraan
pelepasan karbon organik harus memperhatikan distribusi curah hujan di mana
konsentrasi karbon organik dan debit air akan berbeda-beda saat musim kemarau
dan hujan, berdasarkan hasil penelitian Moore et al. (2011) pada saat musim hujan
pelepasan karbon organik lebih besar dibandingkan saat musim kemarau.
Dinamika karbon organik pada air saluran dan air tanah gambut Indonesia
belum banyak diketahui, sehingga dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
permasalahan yang diteliti yaitu:
1. Seberapa besarkah konsentrasi DOC dan POC yang berada pada air saluran
saat musim kemarau dan hujan?
2. Seberapa besarkah pelepasan DOC dan POC dari saluran saat musim
kemarau dan hujan?
3. Seberapa besarkah konsentrasi DOC dan POC yang berada pada air tanah
gambut saat musim kemarau dan hujan?
4. Bagaimana hubungan sifat fisik dan beberapa sifat kimia air terhadap
konsentrasi DOC dan POC?
5. Berapa persen DOC aromatik pada air saluran dan air tanah gambut?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur:
1. Konsentrasi DOC dan POC yang berada pada air saluran saat musim
kemarau dan hujan.
2. Pelepasan DOC dan POC dari saluran saat musim kemarau dan hujan.
3. Konsentrasi DOC dan POC yang berada pada air tanah gambut saat musim
kemarau dan hujan.
4. Menganalisis hubungan sifat fisik dan beberapa sifat kimia air terhadap
konsentrasi DOC dan POC.
5. Persen DOC aromatik pada air saluran dan air tanah gambut.

3
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data dasar yang bermanfaat
untuk perkembangan ilmu pengetahuan mengenai dinamika DOC dan POC yang
berada pada air saluran dan air tanah gambut di Indonesia, khususnya di kawasan
gambut Rasau Jaya Kalimantan Barat.

2 METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kawasan gambut Rasau Jaya yaitu di sekitar Sub
DAS Kapuas Hilir Kalimantan Barat, atau berada di antara sungai Kapuas Besar
dan Kapuas Kecil (Gambar 1). Lokasi penelitian ini memiliki gambut seluas
53129 ha (Anshari et al. 2013). Pemerintah Indonesia pada tahun 1972 pertama
kali membuat saluran drainase pada kawasan gambut ini yang bertujuan untuk
membuat pemukiman transmigrasi dan kawasan pertanian, pada tahun 2013 total
luas saluran yang ada di kawasan gambut Rasau Jaya adalah seluas 437 ha
(Anshari et al. 2013).
Sampel penelitian terbagi dua kelompok, yaitu pada air saluran dan air tanah
gambut. Dalam penelitian ini ada 11 saluran yang diamati yaitu 10 saluran
drainase primer yang dibuat pada tahun 1972-2000 dan 1 saluran alami yaitu
sungai Rasau. Titik pengambilan sampel setiap saluran berada di outlet (hilir)
dengan jenis tanah aluvial dan di inlet (hulu) yang berjenis tanah gambut. Setiap
saluran memiliki perbedaan karakteristik masing-masing, semua saluran dalam
penelitian ini berhubungan langsung dengan lahan gambut Rasau Jaya dan
bermuara di Sungai Kapuas Besar. Perbedaan karakteristik masing-masing saluran
dapat dilihat pada Tabel 1.
Jumlah titik pengambilan sampel pada air tanah gambut berjumlah 10, yang
berada di sekitar inlet setiap saluran buatan. Berdasarkan data lapangan pada
bulan September 2013 tutupan lahan di lokasi penelitian air tanah gambut yaitu
hutan yang berjumlah 3 titik penelitian, kebun sawit berjumlah 3 titik, semak
belukar berjumlah 1 titik, pertanian sayur berjumlah 1 titik, kebun karet muda
berjumlah 1 titik, dan lahan terbuka berjumlah 1 titik, tetapi terjadi perubahan
tutupan lahan yang cepat pada bulan November 2013, salah satu lokasi
pengamatan yang awalnya hutan berubah menjadi lahan terbuka, ini menunjukkan
hutan gambut di Rasau Jaya sangat terancam berubah fungsi. Berdasarkan data
lapangan menunjukkan bahwa ketebalan gambut pada lokasi berkisar 140-525 cm.

4
4

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

5

Tabel 1 Karakteristik saluran-saluran pengamatan
No

Karakteristik
Saluran
Koordinat UTM
Outlet (49M)

P1
328351E
9960489S

P2
326497E
9961501S

P3
324946E
9962825S

P4
323052E
9964922S

P5
321230E
9966589S

Kode Saluran
P6
P7
317239E
310928E
9970074S
9969350S

P8
307419E
9970453S

P9
305641E
9971026S

P10
304220E
9972005S

Sui Rasau
317195E
9970085S

2

Koordinat UTM
Inlet (49M)

332160E
9964089S

329880E
996482S6

330590E
9968349S

324222E
9966799S

324511E
9972074S

321329E
9976995S

312632E
9972480S

308531E
9972467S

306933E
9973347S

305451E
9974137S

310891E
9977744S

3

Jenis Saluran

4

Jarak ke Muara
Laut (km)

Drainase
Primer
47

Drainase
Primer
45

Drainase
Primer
43

Drainase
Primer
40

Drainase
Primer
37.5

Drainase
Primer
32.5

Drainase
Primer
26

Drainase
Primer
22.5

Drainase
Primer
20.5

Drainase
Primer
18.5

Sungai
Alami
32

5

Tahun
Pembuatan
Panjang (km)
Kedalaman
Gambut (m)*

1982

1982

1982

2000

1972

1972

1974

1974

1974

1974

5.3
0.5 - 4

5.5
0.5 - 3

7.9
0.5 - 3

2.2
0.5 - 4

7
0.5 - 2

15.5**
0.5 - 6

10***
0.5 - 2

2.5
0.5 - 2

2.7
0.5 - 2

2.5
0.5 – 2

14
0.5-3

8

Dari Outlet ke
Gambut (km)*

4.3

4.6

3

1

2.4

4.2

1.5

2

2.3

1.3

8.2

9

Jenis Tanah di
Outlet

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

Aluvial

10

Jenis Tanah di
Inlet
Tutupan Lahan

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Gambut

Pertanian,
Semak,
Pemukiman

Pertanian,
Semak,
Pemukiman

Pertanian,
Sawit,
Pemukiman

Sawi,
Semak,
Terbukat

Sawit,
Pertanian,
Semak,
Pemukiman

Pertanian,
Semak,
Pemukiman

Semak,
Pertanian,
Sawit,
Pemukiman

Sawit,
Semak,
Pemukiman

Sawi,
Semak,
Pemukiman

Sawit,
Semak,
Pemukiman

Semak,
Pertanian,
Sawit,
Pemukiman

1

6
7

11

Sumber : Hasil pengamatan lapangan (2013) dan data sekunder dari Anshari et al (2013)*
** Terbagi 2 dua outlet (sungai Kapuas Besar dan Kapuas Kecil), untuk ke Kapuas Besar inlet berjarak ± 8.1 km.
*** 6.4 km tidak berfungsi karena tertutup padat oleh tanaman air, hanya 3.6 km yang berfungsi.

5

6
Waktu Penelitian
Penelitian lapang dilaksanakan pada dua musim yakni musim kemarau dan
hujan. Penelitian saat musim kemarau dilaksanakan pada bulan Juli-September
2013 dengan curah hujan < 250 mm/bulan, sedangkan musim hujan dilaksanakan
pada bulan November-Desember 2013 dengan curah hujan > 250 mm/bulan
(Gambar 2). Pengamatan debit pada bulan Juli, Agustus, awal November dan
akhir November-awal Desember 2013 (Lampiran 1, 2, 3 dan 4). Pengambilan
sampel air saluran pada bulan Agustus dan akhir November-awal Desember 2013.
Pengambilan sampel air tanah gambut pada bulan September dan November 2013
(Lampiran 5 dan 6).

Gambar 2 Rataan curah hujan bulanan dari tahun 2004-2013 (BMKG Supadio
Pontianak 2014)

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sampel air yang
berjumlah 104 sampel. Bahan kimia untuk analisis DO berupa larutan alkali
iodida azida, mangan sulfat, asam sulfat, indikator kanji dan tiosulfat. Pengawet
sampel berupa larutan HCl 0.1 M. Bahan filtrasi sampel untuk analisis karbon
berupa Whatman GF/F 0.7 µm. Bahan filtrasi sampel untuk analisis logam berupa
Whatman Membrane Filters 0.45 µm.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelompok yaitu
alat-alat lapangan, alat-alat laboratorium, dan alat-alat penunjang. Alat lapangan
berupa current meter, botol sampel 500 ml, meteran, GPS 78 Csx, cool box, ice
pack, water sampling bottle, pompa vakum mityvac, bor gambut eijkelkamp,
modifikasi pore water sampling dan perahu. Alat laboratorium berupa timbangan
digital 4 digit, mesin pompa vakum, freezer, conductivity dan pH meter, atomic
absorption spectrophotometer AA-6300, spectrophotometer UV Vis 1800, TOCVCPH dan botol sampel hitam 100 ml. Alat penunjang berupa alat tulis, kamera,
dan laptop dengan software microsoft office (word dan excel), SPSS 16, argis 9.3,
google earth dan TideComp versi 7.04.

7
Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan agar penelitian dapat
berjalan sebagaimana mestinya yaitu:
Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data penunjang sebagai langkah
pertama dalam pekerjaan yang telah dilengkapi dengan peta rencana lokasi
penelitian lapangan, sehingga dapat diperoleh gambaran kasar mengenai keadaan
daerah penelitian, serta mempersiapkan perlengkapan penelitian di laboratorium
maupun di lapangan.
Pengambilan Sampel
Air Saluran
Pengambilan sampel air di saluran sampai pengemasannya ditentukan
berdasarkan pertimbangan berikut yaitu:
1. Pada saluran dengan debit kurang dari 5 m3/s, sampel air diambil pada satu
titik di tengah saluran pada 0.5 x kedalaman saluran (SNI 6989.57 : 2008).
2. Pada saluran dengan debit antara 5–150 m3/s, sampel air diambil pada dua
titik, masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar saluran pada 0.5 x
kedalaman saluran, lalu dihomogenkan menjadi satu sampel (SNI 6989.57 :
2008).
3. Pengambilan sampel pada saat air surut, dengan tujuan untuk
mengindikasikan pelepasan. Pengambilan sampel air menggunakan alat
water sampling bottle. Pengambilan sampel dengan cara sesaat (grab
sampling).
4. Sempel dimasukkan ke dalam botol sampel ukuran 500 ml. Botol sampel
tersebut diberi label yang berisi kode dan tanggal pengambilan.
Kondisi penentuan titik penelitian di saluran adalah sebagai berikut
(CEAEQ 2007):
1. Air cukup dalam untuk memungkinkan instrumen pengukuran terendam,
2. Hindari pengukuran dan pengambilan sampel di dekat tikungan, arus
menyimpang, arus tenang, tabrakan arus, banyak rumput atau sampah dan
pusaran.
Air Tanah Gambut
Pengambilan sampel air tanah gambut menggunakan modifikasi alat pore
water sampling yang ditancapkan ke dalam tanah gambut, pada kedalaman 0.2;
0.5 dan 0.8 meter dari ketebalan gambut di bawah muka air tanah (atas, tengah
dan bawah), pada kedalaman tersebut maka air di dalam tanah gambut disedot
dengan menggunakan pompa vakum manual (mityvac) yang sudah terhubung
dengan selang pada pore water sampling (Gambar 3).
Rumus penentuan kedalaman pengambilan sampel air tanah gambut adalah
sebagai berikut:
Atas (A)
Tengah (T)
Bawah (B)

= 0.2(PD-WT)+WT
= 0.5(PD-WT)+WT
= 0.8(PD-WT)+WT; keterangan:

8
PD = Ketebalan gambut (cm)
WT = Kedalaman air tanah (cm)
Jarak antara lubang atas sampai bawah alat modifikasi pore water sampling
adalah 20 cm, kedalaman pengambilan sampel air tanah gambut dimulai dari
lubang tengah (10 cm), sehingga kisaran kedalaman pengambilan sampel adalah:
Kisaran atas
Kisaran tengah
Kisaran bawah

Gambar 3

= (A-10 cm) sampai (A+10 cm)
= (T-10 cm) sampai (T+10 cm)
= (B-10 cm) sampai (B+10 cm)

Pengambilan sampel air tanah gambut dengan menggunakan
modifikasi pore water sampling

Pengangkutan dan Penyimpanan Sampel
Pengangkutan dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan
terhadap sampel air selama pengangkutan dari lapangan ke laboratorium.
Pengangkutan sampel menggunakan cool box serta dengan penambahan ice pack
agar suhu dingin (± 4 oC) di dalam cool box dapat bertahan lama. Di laboratorium,
sampel air disimpan dalam freezer dengan suhu ≤ 4 oC untuk menghindari
aktivitas mikroba pada sampel air. Sampel yang dikirim ke Puslit Biologi LIPI
Laboratorium Ekologi Bogor diberi pengawet HCl 0.1 N (sampai pH < 2).
Analisis Sampel
Analisis DOC dilaksanakan di Puslit Biologi LIPI Laboratorium Ekologi
Bogor, analisis C-Organik untuk variabel POC dilaksanakan di Laboratorium
Kimia Tanah Balai Penelitian Tanah Bogor, sedangkan untuk analisis pH,
konduktivitas, DO, absorban 254 nm, Al, Fe, Mg dan Ca dilaksanakan di
Laboratorium Kualitas Tanah, Air dan Lingkungan Universitas Tanjungpura
Pontianak.

9
Parameter Penelitian
Pengamatan pada saluran terdiri dari beberapa parameter yaitu DOC, POC,
TOC, debit, TSS, DO, pH, konduktivitas, absorban 254 nm, SUVA 254, Al, Fe,
Mg dan Ca. Pengamatan pada air tanah gambut ada beberapa parameter yang
tidak diukur seperti pengamatan pada saluran yaitu DO, TSS dan debit. Parameter
dalam penelitian ini terbagi menjadi parameter utama dan pendukung, di mana
masing-masing kelompok parameter ini terdiri dari beberapa parameter yaitu:
Parameter Utama
Karbon Organik Terlarut (DOC)
Analisis konsentrasi DOC menggunakan metode pembakaran temperatur
tinggi dengan alat TOC-VCPH (SHIMADZU). Sebelum sampel air diukur,
dilakukan terlebih dahulu tahap persiapan yaitu menyaring DOM (bahan organik
terlarut) dan POM (bahan organik partikulat) dengan menggunakan Glass
Microfiber Filters Whatman GF/F 47 mm Ø dengan ukuran pori 0.7 µm, Glass
Microfiber Filters tersebut ditanur terlebih dahulu dengan suhu 5500C selama ± 3
jam untuk menghilangkan bahan organik yang ada pada Glass Microfiber Filters
tersebut. Setelah itu lakukan penyaringan menggunakan alat gelas dan pompa
vakum, di mana DOM lolos dari Glass Microfiber Filters sedangkan POM
tersaring. Tahap pengukuran konsentrasi DOC menggunakan alat TOC-VCPH
(SHIMADZU) merupakan proses pembakaran DOM dengan suhu 680 oC untuk
diubah menjadi gas CO2 lalu sensor nondispersive infrared (NDIR) akan secara
langsung mengkorelasikannya sebagai konsentrasi DOC.
Karbon Organik Partikulat (POC)
Analisis konsentrasi POC terdiri dari dua tahapan yaitu tahap menyaring
sampel dan mengukur kadar karbon. Sebelum sampel air disaring dengan Glass
Microfiber Filters dengan ukuran pori 0.7 µm, khusus sampel air tanah gambut
disaring terlebih dahulu menggunakan ayakan nomor 100 yang mempunyai
ukuran lubang 0.15 mm untuk memisahkan serat-serat gambut yang memiliki
ukuran > 0.15 mm (Verry et al. 2011) dengan POM, di mana POM dapat dibagi
sesuai dengan ukuran, yaitu kasar (> 1 mm), halus (1 mm-53 µm), dan sangat
halus (53 µm-0.45 µm) (Naiman et al. 1987 dalam Moore et al. 2011), jadi
konsentrasi POC air tanah gambut adalah pada POM ukuran 0.15 mm-0.7 µm.
POM yang berada pada Glass Microfiber Filters dianalisis menggunakan CN
analyzer LECO untuk diperoleh C-organiknya (Moreira-Turcq et al. 2003).
Perhitungan POC adalah sebagai berikut (BATS 1997):
POC (mg/l) = (A-B) x (1000 / V) x % C-Organik; keterangan:
A = berat sampel residu + filter dan wadah (mg)
B = berat filter dan wadah (mg)
V = volume sampel (ml)
Total Karbon Organik (TOC)
Total karbon organik terdiri dari DOC dan POC, sehingga total karbon
organik adalah jumlah DOC dan POC (IPCC 2014).

10
Parameter Pendukung
Debit
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang saluran per satuan waktu (Asdak 2002). Pengukuran debit
menggunakan metode Area-Velocity, yaitu dengan pengukuran kecepatan aliran
dan luas penampang basah saluran (CEAEQ 2007). Prosedur pengukuran debit
dapat dilihat pada Lampiran 7, di mana rumusnya adalah sebagai berikut:
Q = AV; keterangan:
Q = Debit (m3/s)
A = Luas panampang saluran berair (m2)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
Luas penampang saluran (A):
A = I x d; keterangan:
I = Lebar saluran (m)
d = Kedalaman air rata-rata (m)
Pengukuran debit dilaksanakan di outlet saluran dan pada saat surut yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar laju aliran air (dalam bentuk volume
air) yang melewati suatu penampang melintang saluran di outlet persatuan waktu
yang mengalir keluar. Pengukuran debit setiap saluran dilakukan sebanyak 3 kali
selama air surut, hasilnya dirata-rata sebagai nilai debit selama surut.
Untuk mengetahui waktu dan lamanya air surut di lokasi penelitian
menggunakan software TideComp Versi 7.04 (Gambar 4). Lama air surut adalah
jumlah waktu dari pasang maksimum dan atau tenang ke surut maksimum. Lokasi
pengamatan pasang surut di Stasiun Tanjung Saleh dengan koordinat UTM 49M
295961E 9990784S, lokasi yang representatif untuk mencerminkan waktu pasang
surut lokasi penelitian. Di mana tipe pasang surut di lokasi penelitian bertipe
diurnal tide (pasang surut harian tunggal) yaitu dalam sehari terjadi satu kali
pasang maksimum dan satu kali surut maksimum.

Gambar 4 Contoh waktu dan lama pasang surut berdasarkan software TideComp
Versi 7.04

11
Total Padatan Tersuspensi (TSS)
Total padatan tersuspensi adalah semua zat padat atau partikel-partikel yang
tersuspensi dalam air berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) dan partikel-partikel
anorganik (Tarigan dan Edward 2003), dianalisa menggunakan metode gravimetri
dengan rumus perhitungan sebagai berikut (SNI 06-6989.3 : 2004):
TSS (mg/l) = (A-B) x 1000 / V; keterangan:
A = berat sampel residu + filter dan wadah (mg)
B = berat filter dan wadah (mg)
V = volume sampel (ml)
Konduktivitas (DHL)
Konduktivitas menunjukkan kemampuan air untuk menghantarkan listrik,
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya ion atau mineral yang
terlarut dalam air. Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion-ion terlarut.
Konduktivitas air ditetapkan dengan alat conductivity meter merk HACH
SensION5 dengan satuan micro Siemen.
pH
pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan
asam atau basa suatu larutan. Pengukuran pH menggunakan alat pH meter merk
QIS F470 dengan akurasi 0.01 atau 2 digit di belakang koma.
Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Metode
yang digunakan untuk analisis DO adalah dengan metode titrasi (SNI 06-6989.14:
2004). Bahan dan prosedur analisisnya dapat dilihat pada Lampiran 8, di mana
rumus konsentrasi DO dengan metode ini adalah :
DO (mg/l) =

Titrasi (ml) x Tiosulfat (N) x 8000
Sampel (ml)

Al, Fe, Mg, dan Ca
Analisis Al, Fe, Mg, Ca menggunakan alat Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) merk SHIMADZU tipe AA-6300. Prinsip pengukuran
dengan AAS adalah hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap
berbanding lurus dengan kadar zat. Sampel air dipanaskan agar atom-atom bebas
dari ikatan kimianya. Atom-atom yang bebas tersebut dilewatkan pada lampu
katoda (hallow cathode) masing-masing unsur yang dianalisis, sehingga terjadi
penyerapan energi yang terekam dalam Spektrofotometer.
Selain lampu katoda yang berbeda untuk masing-masing zat yang dianalisis,
gas yang digunakan untuk analisis harus sesuai dengan nyala ideal masing-masing
unsur. Analisis unsur Al menggunakan gas nitrous oksida–asetilen dengan
pemanasan suhu 3000 oC, ini sangat baik digunakan untuk menganalisa sampel
yang banyak mengandung logam-logam oksida, sedangkan untuk analisis unsur
Fe, Mg dan Ca menggunakan gas udara–asetilen dengan suhu 2300 oC. Paling
penting selain pengoperasian alat AAS untuk masing-masing unsur adalah

12
pembuatan larutan standar, larutan standar dibuat berdasarkan prosedur analisis
air dari BPT (2009).
Absorban 254 nm
Absorban 254 nm diukur menggunakan Spekrofotometer UV Vis 1800
Rayleigh. Besar kecilnya nilai absorban 254 nm mencerminkan banyaknya bahan
organik dalam suatu larutan (Eaton et al. 1995). Absorban 254 nm memiliki
regresi linear yang sangat tinggi (R2 = 0.998) terhadap konsentrasi DOM yang
ditentukan dengan metode pembakaran temperatur tinggi, sehingga absorban 254
nm dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi DOM (Khan et al. 2014).
Sebelum sampel air diukur, terlebih dahulu disaring menggunakan Glass
Microfiber Filters Whatman GF/F 47 mm Ø dengan ukuran pori 0.7 µm untuk
memisahkan POM (tersaring) dan DOM (lolos saringan).
SUVA 254 (Specific Ultraviolet Absorbance 254)
Menurut Weishaar et al. (2003) SUVA 254 merupakan parameter yang
dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan DOC aromatik selain
menggunakan metode 13C-NMR (Gambar 5). Sifat aromatik digunakan sebagai
penguji apakah DOC dari sampel air bersifat stabil atau labil.
SUVA 254 diperoleh dari hasil pembagian absorban 254 nm sampel air
yang lolos dari saringan 0.7 µm terhadap konsentrasi DOC (Potter and Wimsatt
2005).
SUVA 254 (l/mg/cm) =

Absorban 254 nm (1/cm)
DOC (mg/l)

x 100

Gambar 5 Regresi SUVA 254 terhadap persen DOC aromatik yang ditentukan
dengan 13C-NMR (Weishaar et al. 2003)

Pelepasan Karbon Organik
Perhitungan besarnya pelepasan karbon organik (DOC, POC dan TOC)
pada saluran adalah sebagai berikut (Modifikasi dari Weston et al. 2003; Alkhatib
et al. 2007; dan Moore et al. 2011):

13
Pelepasan karbon organik (g/s) = Karbon organik (mg/l) x Debit surut (m3/s)
Pelepasan karbon organik (ton/tahun) = Pelepasan karbon organik (ton/jam) x
Lama surut (jam/tahun)
Pelepasan karbon organik (kg/m2/tahun) =

Pelepasan karbon organik (ton/tahun)
Luas saluran (m2)

Pelepasan karbon organik seluruh saluran (Gg/tahun) =
Pelepasan karbon organik (kg/m2/tahun) x Luas seluruh saluran (m2)

Analisis Data
Data disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Besar kecilnya konsentrasi
karbon organik dan persen DOC aromatik pada air saluran dan air tanah gambut
serta pelepasan karbon organik pada saluran dijelaskan secara analisis deskriptif.
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum, dengan
menginformasikan nilai minimum, maksimum, rataan dan standar deviasi.
Analisis deskriptif menggunakan bantuan aplikasi software microsoft office excel.
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan antara musim kemarau
dengan musim hujan, dan antara outlet dengan inlet digunakan uji t (2 kelompok)
dan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan antara bagian atas, tengah
dan bawah, dan beberapa tutupan lahan menggunakan analisis varian (lebih dari 2
kelompok), jika taraf signifikannya < 0.05 maka dilanjutkan dengan uji BNJ
(Tukey) untuk melihat perbedaan masing-masing dengan bantuan aplikasi
software SPSS versi 16.0.
Pengujian ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan yang
lainnya menggunakan uji korelasi Pearson dengan bantuan aplikasi software
SPSS. Dalam analisis korelasi yang diperhatikan adalah arah (positif atau negatif)
dan besar hubungan (kekuatan) yang ditunjukkan dari taraf signifikannya, jika
terjadi korelasi signifikan pada taraf 0.01 maka dilanjutkan dengan uji regresi
linier. Analisis regresi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas
(yang mempengaruhi) terhadap variabel terikat (yang dipengaruhi). Analisis
regresi linier menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) dari 0 sampai 1,
semakin mendekati nilai 1 berarti semakin besar peran atau kontribusi maupun
pengaruh variabel X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) yang terdapat dalam
persamaan regresi tersebut (Usman dan Akbar 2011).
Semua data yang diuji t, analisis varian, korelasi Pearson dan regresi linier
sebelumnya dilakukan uji normalitas menggunakan metode deskriptif boxplot
(Lampiran 14) dan homogenitas menggunakan uji Levene, data-data yang tidak
normal atau keluar dari boxplot mengalami outlier, sedangkan data yang tidak
homogen (p < 0.05) menggunakan equal variance not assumed dengan bantuan
aplikasi software SPSS.

14

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Karbon Organik pada Air Saluran
Rata-rata konsentrasi karbon organik (DOC dan POC) pada seluruh sampel
saluran dapat dilihat pada Tabel 2. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang besar antara konsentrasi DOC dan POC saat musim kemarau
dengan musim hujan, di mana konsentrasi DOC saat musim kemarau sebesar
45.51±17.12 mg/l, dan 44.25±25.