METODE VEGETATIF PADA KONSERVASI TANAH DAN AIR

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:17:50 2017 / +0000 GMT

METODE VEGETATIF PADA KONSERVASI TANAH DAN AIR
METODE VEGETATIFPemanfaatan lahan yang tidak mengindahkan upaya pengawetan tanah, akan mengakibatkan menurunnya
produktivitas lahan, bahkan dapat menimbulkan erosi. Apalagi jika lahan tersebut berada di sekitar aliran sungai (DAS).Kerusakan
daerah aliran sungai sangat erat hubungannya dengan kelestarian hutan di daerah hulu sebagai daerah tangkapan hujan.Apabila
hutan mengalami kerusakan, maka dapat dipastikan terjadi pada daerah aliran sungai. Untuk itu berusah tani didaerah DAS,harus di
ikuti konservasi lahan. Agar kelestarian sumber daya alam dan keserasian ekosistem dapat memberikan manfaat yang
berkesinambungan maka pengelolaan DAS harus dilakukan sebaik mungkin,yang meliputi:Pengelolaan sumber daya alam yang
dapat
diperbaharui.Kelestarian dan keserasian ekosistem(lingkungan
hidup)Pemenuhan kebutuhan manusia yang
berkelanjutanPengendalian hubungan timbale balik antara sumber
daya alam dengan manusia.Usaha pokok dalam pengawetan
tanah dan air meliputi:pengelolaan
lahansesuai kamampuan lahan.Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah.Melindungi
lahan dari ancaman erosi dengan menanam
tanaman penutup tanah.Penggunaan mulsa.pengeloalaan
air·
jumlah air yang

memadai·
kwalitas air·
tersedia air sepanjang tahun.3.pengelolaan vegetasipengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air
maupun pemeliharaan vegetasi sepanjang aliran sungai, dapat ditempuh dengan cara:·
penanaman dengan tanaman berakar
serabut seperti bamboo yang sangat di anjurkan di pinggiran sungai, kemudian diikuti dengan rumput makanan ternak.·
Penanaman tanaman semusim untuk lahan yang tidak memiliki kemiringan.·
Pembuatan teras. Bila pada lahan tersebut terdapat
kemiringan maka perlu di buat teras, dan pada lahan kemiringan 5-10% di bangun teras kredit , lahan berbukit dengan kemiringan
10-30% di buat teras bangku, dan lahan dengan kemiringan lebih dari 30% di buat teras individu.4. usaha tani konservasiUsaha tani
konservasi adalah penanaman lahan dengan tanaman pangan serta tanaman yang berfungsi untuk mengurangi erosi(aliran
permukaan) dan mempertahankan kesuburan tanah.Prinsip usaha tani konservasi:Mengurangi sekecil mungkin aliran air permukaan
dan
meresapkan airnya sebesar mungkin kedalam tanah.Memperkecil pengaruh negative air hujan yang jatuh
pada
permuakaan tanah.Memanfaatkan semaksimal sumber daya alam dengan
memperhatikan kelestarian.Cara usaha
konservasi:Metode vegetatifMetode mekanik atau teknik sipilMetode kimia.Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau
tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlag dan daya rusak aliran permukaan dan
erosi.

Fungsi dari metode vegetatif adalah:Untuk melindungi tanah terhadap daya perusak butir- butir hujan yang
jatuh.Untuk Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas
permukaan tanah.Untuk memperbaiki kapasitas infiltrasi
tanah dan penahan air yang
langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan.Teknologi pengendalian atau pencegahan
erosi.Usaha untuk mencegah dan atau mengendalikan erosi ,ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi seperti: faktor
iklim, tanah, bentuk wilayah(misalnya kemiringan), vegetasi penutup tanah dan kegiatan manusia.
Prinsip-prinsip dari usaha
pengendalian erosi adalah:Memperbesar resistensi permukaan tanah sehingga lapisan permukaan
tanah tahan terhadap pengaruh
tumbukan butir-butir air hujan.Memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, sehingga lajunay aliran
permukaan dapat
diredusir.Memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak dan daya hanyut
aliran permukaan terhadap partikel-partoekl tanah
dapt diperkecil atau
diredusir.
Secara umum, tujuan penerapan teknologi konservasi adalah
untuk meningkatkan produktivitas lahan secara maksimal, memperbaiki lahan yang rusak/kritis, dan melakukan upaya pencegahan
kerusakan tanah akibat erosi. Beberapa teknologi yang telah dihasilkan oleh kelti KR2L adalah sebagai berikut: 1. Teknik
pengendalian erosi Metode

sipil teknis (misal: teras, rorak) Metode
vegetatif (misal: strip rumput, alley cropping) 2. Teknik
konservasi dan pengelolaan air Teknik
konservasi air (misal: parit buntu, check dam) Teknik
irigasi (misal: penelitian irigasi
sprinkle, penelitian irigasi tetes,
penelitian irigasi permukaan) .Pada metode vegetatif yang berperan adalah tanaman, dimana
tanaman-tanaman itu berperan untuk mengurangi erosi,yaitu dalam hal:1.
batang, ranting dan daun-daunannya berperan
mengahalangi tumbukan tumbukan langsung butir-butir hujan kepada permukaan tanah, dengan peranannya itu tercegahlah
penghancuran agregat-agregat tanah.2.
daun-daun penutup tanah serta akar-akar yang tersebar pada lapisan permukaan tanah
berperan mengurangi kecepatan aliran permukaan(run off), sehingga daya kikis, daya angkutan air pada permukaan tanah dapat
direduksi, diperkecil ataupun diperlamban.3.
daun-daunan serta ranting-ranting tanaman yang jatuh akan menutupi permukaan
tanah,peranannya sebagai pemulsa tanah yang dapat mengurangi kecepatan alairan permukaan serta melindungi permukaan tanah
terhadap daya kikis air.4.
akar-akar tanaman memperbesar kapasitas infiltrasi tanah,tunjangan dalam meningkatkan aktivitas
biota tanah yang akan memperbaiki porositas, stabilitas agregat serta sifat kimia tanah.5.
akar-akar tanaman berperan dalam

pengambilan atau pengisapan air bagi keperluan tumbuhnya tanaman yang selanjutnya sebagian diuapkan (evaporasi) melalui
daun-daunannya ke udara.
Peranan tanaman dalam metode vegetatif mempunyai Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
usaha pengendalian erosi dan atau pengawetan tanah yaitu:Penghutanaan kembali dan penghijauan Penghutanan kembali atau
reboisasiTanah-tanah yang gundul akibat perusakan hutan dan tanaman keras lainnya, harus di perbaiki dan dipulihkan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:17:50 2017 / +0000 GMT

kelestariannya, jalan yang dapat di tempuh adalah dengan reboisasi atau penghutanan kembali.reboisasi adalah penghutanan kembali
tanah-tanah yang gundul dengan ditanami tanama-tanaman keras.Terdapat dua cara dalam mencegah reboisasi adalah cara banjar
harian dan cara tumpang sari.Cara banjar harian, petani menerima upah untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman reboisasi.
Sedangkan cara tumpang sari , petani mendapat kesempatan untuk menanam palawija selama beberapa musim di antara tanaman
reboisasi.Penghijauan Penghijauan adalah penanaman tanah-tanah rakyat dan tanah-tanah lainnya seperti tanah desa, tanah
bebas(negara) tanah bekas perkebuanan yang umumnya telah mengalami kerusakan-kerusakan, baik yang ada di daratan tinggi
maupun daerah aliran sungai yang kesemuanya berada di luar kawasan hutan, dengan berbagai pohon=pohonan terpilih dan atua

rumput-ruputan dengan maksud untuk pengwetan tanah (pencegahan erosi) dan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi para
petani atua pemilik tanah yang bersangkutan.Penanaman secara garis kontur Penanaman secara garis kontur sangat diperlikan dan
harus di perhatikan kalau keadaan mempunyai kemiringan, jadi penanaman secara garis kontur ialah penanaman tanaman yang
searah atau sejajar dengan garis kontur atau dengan secara menyilang lereng tanah, bukan menjurus searah dari atas kebawah lereng.
Dengan demikian maka tindakan ?tindakan untuk mengolah tanah seperti membajak, menggaru, menyiapkan bedengan-bedengan,
pembibitan dan pembuatan bedengan atau larikan tanaman haruslah sejajar dengan garis kontur tersebut (contour cropping
system).Penanaman tanaman penutup tanah Tanaman-tanaman penutup permukaan tanah berperan untuk melindungi permukaan
tanah dari daya dispersi dan daya penghancur oleh utir-butir hujan.Selain itu berperan pula dalam hal memperlambat aliran
permukaan serat melindungi tanah permukaan dari daya kikis aliran permukaan. Tanaman penutup permukaan besar pula
samabungannya dalam memperkaya bahan-bahan organik tanah serta memperbesar porositas tanah.Tanaman penutup tanah yang
rendah dalam wujud pertumbuhan dapat terdiri atas jenis-jenis:tanaman alternanthera amoena voss atau bayam krema,ageratu
conizoides L atau babadotan, rasim atau sintrong,bulu lutung, calincing dll.Penanaman tanaman dalam larikan
(strip cropping)
Cara yang efektif dalam pengendalian erosi atau pengawetan tanah yaitu membuat larikan ?larikan secukupnya, pada lariakn
?lariakn pertama yang searah dengan garis kontur itu dipahami rumput-rumputan atau tanaman pupuk hijau.Strip cropping adalah
untuk memperlambat lajunya aliran permukaan, larikan-larikan tanaman penutup tanah dimaaksudkan pula untuk melindungi
lariakn-larikan tanaman palawiaj dari aliran permukaan tersebut.Penggiliran tanaman (crop ratation) Penggiliran tanaman adalah
suatu sistem bercocok tanam pada sebidang tanah yang terdiri dari beberapa macam tanam yang di tanam secara berturut-turut pada
waktu tertentu, setelah masa panennya kembali lagi pada tanaman semula.Manfaat penanaman secara demikian yaitu selain untuk
mengurangi keberlangsunagan erosi, juga untuk :meningkatkan

produksi pertanian dan atau pendapatan petani per satuan luas
dalam suatu
kurun waktu.meratakan
pemanfaatan tanah-tanah yang kosongmemperkaya
variasi menu petanimemperkecil
risiko kegagalan panenmemperbaiki
kesuburan tanahmengurangi
biaya pengoalahan tanahmemelihara
keseimbangan
biologis.Beberapa bentuk dalam penggiliran tanaman seperti:sequental
planting atau penanaman tanaman secara beruntun,dalam
hal ini menanam atau menumbuhkan tanaman berikutnay sesegera mungkin setelah tanaman terdahulu
di panen.Mixed
cropping atau melakukan pertanaman tanaman campuran, dua jenis tanaman
atau lebih tanpa mengabaikan tanaman pupuk hijan
atau tanaman penutup permukaan di tanam sserentak pada waktu yang sama.Inter
cropping dapat pula di sebut tumpang sari
berbeda umur.Inter
culture, dalam hal in misalanya tanaman semusim atau tanaman yang berumur
pendek di tanam di antara

tanaman tahunan.seperti: kacang tanah di tanam
di antara tanaman pepaya, kacang-kacangan di tanam diantara pohon jeruk
dan lain sebagainya.Penggunaan serasah(mulching) Mulching ataun pemulsaan yaitu menutupi permukaan tanah dengan serasah
atau sisa-sisa tanaman benar-benar berkemampuan mencegah berlangsungnay erosi, dikarenakan pemulsaan akan melindungi tanah
permukaan dari daya timpa butir-butir huajn, dan melindungi tanah permukaan tersebut dari daya aliran air di
permuakaan.Pemulasaan tanah dapat pula mempertahankan kelembaban dan suhu tanah, sehingga dapat memperbaiki pengambilan
zat hara oleh akar tanaman. Serasah atau sisa-sisa tanaman yang melapuk akan memperkaya bahan organik dalam tanah,dengan
demikian sifat fisik dan tanah dapat di perbaiki pula.Faktor-faktor pembentukan tanahProses pembentukan tanah di Daerah Aliran
Sungai Babon dicerminkan oleh pengaruh faktor-faktor iklim, topografi, bahan induk, organisme, dan waktu, sehingga karakter
tanah dipengaruhi oleh interaksi kelima faktor tersebut. Pengaruh faktor iklim ditandai oleh curah hujan tahunan rata-rata relatif
tinggi, yakni 2.202 mm (Semarang) dan 2.770 mm (Ungaran). Tipe iklim daerah ini tergolong agak basah hingga basah (Schmidt
dan Ferguson), dengan demikian dapat dikategorikan ke dalam regin lengas tanah udik. Topografi daerah ini bervariasi, yakni datar,
berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Wilayah datar menempati lereng bawah di bagian utara, wilayah berombak dan
bergelombang terletak pada bagian lereng tengah, dan wilayah berbukit dan bergunung meliputi lereng atas di lokasi bagian selatan.
Bahan induk pembentuk tanah di wilayah lereng bawah berupa batuan sedimen resen yang tersusun dari lempung, lanau dan pasir
yang tidak padu. Di wilayah lereng tengah dan lereng atas batuan induk penghasil bahan induk tanah berupa batuan beku dan batuan
sedimen sub-resen terdiri dari andesit, yakni sebagai breksi andesit harblende augit. Pembentukan tanah di lahan bawahan pada
beberapa bagian terjadi dalam lingkungan basah (jenuh air). Oleh karena selalu jenuh air, maka proses reduksi dan oksidasi menjadi

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com


| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:17:50 2017 / +0000 GMT

dominan, sehingga menyebabkan tanah-tanah berwarna kelabu, sedang di bagian wilayah peralihan fluktuasi muka air tanah
menyebabkan proses reduksi dan oksidasi berlangsung secara bergantian yang dicirikan dengan adanya karatan (mottcing) berwarna
kuning hingga merah. Pada lahan atasan, terutama di wilayah topografi berbukit dan bergunung tingkat perkembangan tanah
bervariasi dari lemah hingga kuat, akibatnya solum tanah juga bervariasi mulai dari sangat dangkal (< 25 cm) sampai dengan sangat
dalam (> 120 cm) .Klasifikasi tanah Klasifikasi tanah di daerah ini disusun berdasarkan pada data sekunder dan pengamatan serta
pengukuran di lapangan melalui profil tanah, pemboran tanah, pengamatan kondisi lingkungan, yang dilengkapi data hasil analisis
laboratorium dari contoh tanah pewakil.Pengamatan dan pengukuran mencakup sifat fisik tanah, yakni : warna, tekstur, struktur,
konsistensi, drainase, bahan induk, dan lain-lain; sifat kimia tanah, yakni : pH, kadar bahan organik, kadar kapur, N-Total, P
tersedia, K tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, kejenuhan Al, dan lain-lain. Berdasarkan terminologi tersebut
tanah-tanah di daerah ini terdiri dari lima jenis tanah yakni Alluvial, Kambisol, Regosol, Latosal, dan Litosal.Erosi
tanahPerkembangan bentuk-bentuk erosi tanah, seperti erosi lembar (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully
erosion) di masa mendatang sangat tergantung pada tingkat bahaya erosi tanah. Di samping itu, perencanaan konservasi tanah
memerlukan data tentang tingkat bahaya erosi tanah. Bahaya erosi tanah adalah keadaan yang memungkinkan bahwa erosi tanah
akan segera terjadi dalam waktu yang relatif dekat, atau dalam hal apabila erosi tanah telah terjadi di suatu daerah, maka bahaya

erosi tanah adalah tingkat erosi tanah yang akan terjadi di masa mendatang. Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah adalah
iklim, topografi tanah, vegetasi, dan tindakan manusia terhadap lahan. Faktor-faktor erosi tanah yang sifatnya relatif permanen,
yakni iklim, topografi, dan tanah menentukan besar erosi potensial dan apabila faktor-faktor tersebut ditambah dua faktor lainnya
yakni vegetasi dan tindakan manusia terhadap lahan menentukan bahaya erosi aktual. Bentuk-bentuk erosi di daerah survei terutama
erosi lembar dan erosi alur pada wilayah lereng tengah, sedang pada lereng atas dijumpai bentuk erosi parit.TBE (Tingkat Bahaya
Erosi) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan, bila pengelolaan tanaman dan
tindakan konservasi tanah tidak mengalami perubahan. Penentuan TBE pada setiap unit lahan didasarkan pada perkiraan jumlah
tanah hilang maksimum (A) dan tebal solum dari unit lahan yang bersangkutan. Mengingat bahwa dalam menentukan TBE
diperlukan data laju erosi dan data tebal solum pada setiap bentuk lahan, maka dilakukan pengamatan di lapangan terhadap tanah,
topografi, penggunaan lahan, jenis tanaman dan pola tanam serta tindakan konservasi tanah yang diterapkan. Selanjutnya dari peta
kemampuan lahan dan peta tanah, serta pengamatan di lapangan, maka ketebalan solum tanah di wilayah DAS Babon dapat
diketahui.Tabel Kedalaman Solum Tanah Ketebalan Solum Tanah Keterangan
> 90 Dalam
60 - 90 Sedang
30 - 60
Dangkal
< 30 Sangat dangkal Sumber : BRLKT (1991) Untuk selanjutnya tingkat bahaya erosi (TBE) yang ditentukan dari
tingkat laju erosi (A) dan tebal solum tanah dinyatakan sebagai berikut : Tabel Pembagian Klas Tingkat Bahaya Erosi No Tebal
Solum (Cm) Tingkat Laju Erosi (ton/ha/th)
I (< 15) II (15-60) III (60-180) IV (180-480) V (> 480)

1 Dalam ( >
90) SR R S B SB
2 Sedang (60 ? 90) R S B SB SB
3 Dangkal (30 ? 60) S B SB SB SB
4
Sangat dangkal (< 30) B SB SB SB SB Konservasi sumberdaya lahan atau konservasi tanah ialah upaya manusia untuk
mempertahankan,meningkatkan, mengembalikan atau merehabilitasi daya guna lahan (tanah) sesuai dengan peruntukkannya. Dalam
pelaksanaan usaha konservasi tanah perlu mempertimbangkan hal-hal berikut : bentuk-bentuk kerusakan tanah, kemampuan lahan,
tataguna lahan yang rasional, daya guna atau produktivitas lahan yang optimal dan latar belakang sosial ekonomi penduduk.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |