BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dilakukan pengujian alat menggunakan kabel koaksial bermedium polivinil. Tujuannya untuk mengetahui apakah alat yang akan digunakan dapat
berfungsi dengan baik atau tidak. Hasil pengujian alat yang dilakukan ditampilkan pada gambar 4.1.
a.
b.
Gambar 4.1 Gambar perjalanan pulsal yang ditransmisikan pada kabel koaksial bermedium polivinil. a sebelum pulsa ditransmisikan. b setelah pulsa ditransmisikan
dan dipantulkan oleh tahanan tak berhingga.
Gambar 4.1a adalah pulsa tunggal dengan lebar pulsa yang kecil yaitu 0,1 µs. Pulsa tunggal ini berasal dari pembangkit pulsa yang dibangkitkan oleh
catudaya dan AFG dan belum ditransmisikan ke kabel koaksial bermediun polivinil. Gambar b menunjukkan perjalanan pulsa yang ditransmisikan dari
sumber menuju kabel koaksial bermedium polivinil. Pulsa berjalan sepanjang kabel dari ujung awal menuju ujung akhir. Kemudian dipantulkan kembali oleh
tahanan tak berhingga menuju ujung awal. Dengan cara yang sama, dilakukan pengukuran kecepatan gelombang
elektromagnetik pada medium udara dengan menggunakan kabel koaksial bermedium udara. Pulsa yang ditransmisikan pada kabel koaksial bermedium
udara dan dipantulkan oleh tahanan nol untuk panjang kabel 30 m ditampilkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pulsa setelah ditransmisikan pada kabel koaksial bermedium udara dan dipantulkan oleh tahanan nol untuk panjang kabel 30 m.
Dari peristiwa pemantulan, maka panjang lintasan yang ditempuh pulsa datang sampai pulsa pantul pertama adalah dua kali panjang kabel koaksial
bermedium udara. Panjang lintasan dari pulsa datang sampai pulsa pantul kedua adalah empat kali panjang kabel koaksial bermedium udara, begitu seterusnya
sampai pulsa pantul yang terakhir. Hasil pengukuran pada kabel koaksial PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bermedium udara dapat dilihat pada Tabel 4.1- Tabel 4.5 dan Grafik 4.1- Grafik 4.5.
a. Hasil eksperimen pada kabel koaksial bermedium udara dengan panjang 12 m. Tabel 4.1 Pengukuran selang waktu pada kabel koaksial bermedium udara
dengan panjang 12 m untuk tahanan nol. No
Panjang lintasan m Selang waktu s
1. 24 0,2
x10
-6
2. 48 0,4
x10
-6
3. 72 0,55
x10
-6
4. 96 0,7
x10
-6
5. 124 0,95
x10
-6
6. 144 1,1
x10
-6 1
∆lm
Grafik 4.1 Hubungan antara ∆l terhadap ∆t pada kabel koaksial bermedium
udara dengan panjang 12 m untuk tahanan nol.
b. Hasil eksperimen pada kabel koaksial bermedium udara dengan panjang 18 m. Tabel 4.2 Pengukuran selang waktu pada kabel koaksial bermedium udara
dengan panjang 18 m untuk tahanan nol. No Panjang lintasan m
Selang waktu s 1. 36
0,3 x10
-6
2. 72 0,45
x10
-6
3. 108 0,7
x10
-6
4. 144 0,85
x10
-6
5. 180 1,1
x10
-6
6. 216 1,25
x10
-6
7. 252 1,45
x10
-6
8. 288 1,65
x10
-6
∆l = 1,347±0,003x10
8
∆t –2,91±2,75
20 40
60 80
100 120
140 60
∆ts
1.00E-06 1.20E-06
2.00E-07 4.00E-07 6.00E-07 8.00E-07 0.00E+0
Grafik 4.2 Hubungan antara ∆l terhadap ∆t pada kabel koaksial bermedium udara
dengan panjang 18 m untuk tahanan nol.
350
∆lm
∆l = 1,843±0,004x10
8
∆t – 16,64±4,50 300
250 200
150 100
50
∆ts
0.00E+00 2.00E-06
5.00E-07 1.00E-06
1.50E-06
c. Hasil eksperimen pada kabel koaksial bermedium udara dengan panjang 24m. Tabel 4.3 Pengukuran selang waktu pada kabel koaksial bermedium udara
dengan panjang 24 m untuk tahanan nol. No Panjang lintasan m
Selang waktu s 1. 48
0,35 x10
-6
2. 96 0,55
x10
-6
3. 144 0,85
x10
-6
4. 192 1,1
x10
-6
5. 240 1,35
x10
-6
6. 288 1,65
x10
-6
7. 336 1,9
x10
-6
8. 384 4,3
x10
-6
Grafik 4.3 Hubungan antara
∆l terhadap ∆t pada kabel koaksial bermedium udara dengan panjang
24 m untuk tahanan nol.
∆lm
∆ts
2.50E-06 2.00E-06
1.50E-06 1.00E-06
5.00E-07 450
400 350
300 250
200 150
100 50
0.00E+00 ∆l = 1,825±0,003x10
8
∆t – 10,15±3,79
d. Hasil eksperimen pada kabel koaksial bermedium udara dengan panjang 30 m. Tabel 4.4 Pengukuran selang waktu pada kabel koaksial bermedium
udara dengan panjang 30 m untuk tahanan nol. No Panjang lintasan m
Selang waktu s 1. 30
0,35 x10
-6
2. 120 0,65
x10
-6
3. 180 0,95
x10
-6
4. 240 1,35
x10
-6
5. 300 1,65
x10
-6
6. 360 2,05
x10
-6
∆lm
400 ∆l = 1,76±0,004x10
8
∆t + 4,65±5,89 350
300 250
150 200
100 50
ts
0.00E+00 2.50E-06
5.00E-07 1.00E-06
1.50E-06 2.00E-06
Grafik 4.4 Hubungan antara ∆l terhadap ∆t pada kabel koaksial bermedium udara
dengan panjang 30 m untuk tahanan nol.
e. Hasil eksperimen pada berbagai panjang kabel koaksial bermedium udara. Tabel 4.5 Pengukuran selang waktu pada berbagai panjang kabel koaksial
bermedium udara untuk tahanan nol. No
Panjang kabel m Panjang lintasan m
Selang waktu s 1. 12
24 0,18
x10
-6
2. 18 36
0,21 x10
-6
3. 24 48
0,27x10
-6
4. 30 60
0,34 x10
-6
70
lm
∆l = 2,2±0,2x10
8
∆t – 13±4,5
60 50
40 30
20 1,50E-07
3,00E-07 2,00E-07
2,50E-07 3,50E-07
ts
Grafik 4.5. Hubungan antara ∆l terhadap ∆t pada berbagai panjang kabel koaksial
bermedium udara untuk tahanan nol.
Data pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa semakin jauh lintasan yang ditempuh pulsa gelombang elektromagnet maka semakin panjang
selang waktu yang diperlukan pulsa untuk menempuh lintasan tersebut. Pada Grafik 4.1 sampai Grafik 4.6 dapat dibaca bahwa hubungan antara panjang
lintasan terhadap selang waktu. Dari persamaan garis didapat gradien untuk masing-masing grafik. Nilai gradien tersebut merupakan nilai kecepatan
gelombang elektromagneti yang terukur.
B. Pembahasan