BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang dilaksanakan di laboratorium Fisika FMIPA, Universitas Sanata Dharma.
B. Alat dan Bahan
1. Kabel koaksial bermedium udara 2. Catu daya
3. Oskiloskop 4. AFG Amplitude Frequency Generator
5. Pembangkit pulsa tunggal
C.
Gambar rangkaian alat eksperimen
Catu Daya
kabel koaksial Osiloskop
Sumber
AFG
Gambar 3.1 Gambar rangkaian alat yang akan digunakan untuk mengukur kecepatan cahaya menggunakan kabel koaksial
Kabel Koaksial
Kabel koaksial bermedium udara yang digunakan terbuat dari kabel dan batang aluminium dengan panjang 6 m, 12 m, 18 m, 24 m dan 30 m.
Kabel sebagai konduktor dalam dengan jari-jari 0,015 cm. Batang aluminium sebagai konduktor luar dengan jari-jari 0,095 cm. Diantara
kedua konduktor tersebut terdapat ruang yang berisi udara sebagai medium perambatan gelombang elektromagnetik. Kabel dan selongsong aluminium
dalam kondisi seragam dari ujung awal sampai ujung akhir. Keduanya dalam keadaan lurus, tidak longgar dan diantara konduktor dalam dan
konduktor luar dipasang suatu penahan agar konduktor dalam dan konduktor luar tidak saling bersentuhan.
Sebelum pengukuran, dilakukan pengujian alat-alat yang akan digunakan untuk aksperimen menggunakan kabel koaksial beredium
polyvinil dengan panjang 22,5 m. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang akan digunakan berfungsi dengan baik atau
tidak.
Pembangkit pulsa tunggal
Pembangkit pulsa tunggal adalah generator pulsa yang membangkitkan denyut-denyut pulsa. Pada eksperimen digunakan
pembangkit pulsa tunggal dengan IC SN 74121 N. Pembangkit pulsa tunggal ini berfungsi sebagai sumber pulsa yang akan ditransmisikan ke
kabel koaksial. Pulsa yang dibangkitkan oleh pembangkit pulsa dengan IC SN 74121 N memiliki lebar pulsa yang kecil dan tetap.
Saat eksperimen, pada layar CRO tampak pulsa dengan lebar yang kecil agar pulsa yang satu dengan yang lain terpisah. Jika lebar pulsa tidak
kecil maka pulsa-pulsa akan saling tumpang tindih dan tidak terpisah. Sehingga kesulitan untuk membaca jarak antara puncak pulsa yang satu ke
puncak pulsa yang lain. Jarak antar puncak pulsa ini digunakan untuk menghitung selang waktu yang diperlukan pulsa menempuh lintasan.
Untuk penelitian ini digunakan tegangan yang tidak lebih dari 8 volt agar IC pada rangkaian pembangkit pulsa tunggal tidak menjadi panas dan
rusak.
D. Prinsip kerja alat