dipapar kan secar a
deskr iptif, sehingga diper oleh
gambar an ya
ng menyelur uh tentang per masalahan-per masalahan yang diteliti.
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan
Public Ser vice Obligation
Saat ini; 1.
Dasar Hukum Pembebanan Kewajiban PSO pada BUMN
Dasar hukum pembebanan PSO pada BUMN ter dir i dar i landasan hukum yang ber sifat umum dan landasan hukum yang ber sifat khusus sesuai
dengan BUMN pengemban PSO
a.
Dasar hukum umum :
1 Pasal 34 Ayat 3 UUD 1945 :“negar a ber tanggung jaw ab atas
fasilitas `kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak” 2
Pasal 66 UU BUMN : “Pemer intah dapat member ikan
penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggar akan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan
maksud dan tujuan kegiatan BUMN.
b.
Dasar hukum khusus : mer upakan dasar hukum bagi BUMN yang
mendapat tugas melaksanakan kew ajiban pel ayanan publik atau
public ser vice obligat ion
PSO sesuai dengan aktivitas bi sni s BUMN yang ber sangkutan. Ber dasar kan aktivi tasnya, maka dasar
hukum khusus bagi BUMN pengemban PSO dapat dilihat dalam tabel di baw ah ini :
No BUMN Dep.ter kait
Kegiatan PSO Dasar Hukum
Penugasan
1 PT KAI
Dep.Per hubungan Angkutan KA ekonomi di Jaw a,Sumut
dan Sumsel Penggunaan infr astr uktur
SKB Menhub, Menkeu, Bappenas No : 19, 83, 24
Tahun 1999. 2
PT Pelni , Dep.Per ehubungan
Angkutan penumpang kelas ekonomi dengan kapal penumpang
SK Ditjen Per la No AT.55 I 8 DJPL-06
3 PT Mer pati
Dep.Per ehubungan Pener bangan per intis
Tender 4
PT ASDP Dep.Per ehubungan
Angkutan Kapal penyeber angan Penugasan, pelabuhan penugasan,
r ehabilitasi pelabuhan, spar e par t. 5
PT POS Indonesia Layanan jasa pos dasar sur at,
w ar kat pos,kar tu pos ke selur uh Indonesia
Kep.Men BUMN No : 101 2002, Kep. Menhub
No : 68 2004. 6
Per um Damr i Dep.Per ehubungan
Pelayanan angkutan -
7 Per um Jasa Tir ta I
Dep. PU Sar ana dan pr asar ana pengair an
PP : 93 Thn 1999
8 Per um Jasa Tir ta II
Dep PU Sar ana dan pr asar a pengair an
PP : 94 Thn 1999 9
Per um Per umnas Dep.Pek.Umum PU,
Kemetr er ian Per um.Rakyat
Rumah Seder hana Sehat, Rumah Susun Sew a
PP No : 15 Thn 2004
10 PT PLN
Dep. ESDM Menyalur kan listr ik kepada
konsumen diper luas s.d kebutuhan 60
UU No : 15 Thn 1985 UU No : 19 Thn 2003
UU No : 3 Thn 2005 11
PT Per tamina Dep ESDM
Biaya distr ibusi BBM dan mar gin Per pr es 71 Thn 2005 dan
Kep. BPH Migas. 12
PT Pusr i Dep.Tan, Dep.Per ind, Dep
ESDM Subsidi gas ur ea pangan, subsidi
distr ibusi, subsidi non ur ea SP 36,ZA, NPK
SK Mentan No : 17 Thn 2004
13 PT Sang Hyang Ser i
K.Ristek BPPT, Deptan Mengelola cadangan benih untuk
penyangga keper luan pemer intah
Sur at Mentan No : 17 Thn
2004 14
PT Per tani peamelihar a stok benih,
pemelihar aan stok gabah, menyediakan dan menyalur kan
r askin subsidi, mengelola cadangan ber as pemer intah
Kep. Mentan No : 223 1986
16 Per um Bulog
Dep.Per dagangan Menyediakan dan menyalur kan
r askin subsidi Mengelola cadangan ber as
pemer intah PP No : 7 Thn 2003
Inpr es No : 13 Thn 2005 Inpr es No : 2 Thn 2005
16 PT ASKES
Dep.kesehatan Pengelolaan pr ogr am jaminan
kesehatan masyar akat miskin PJKMM
Kep.menkes No : 1241 2004
Sumber : Per kembangan pelaksanaan PSO dan subsidi,
business r eview
, PSO bunt ung at au Unt ung, 2006
2. Anggar an PSO Ber asal dar i APBN yang Pengelolaannya Tunduk
pada Pengelolaan Keuangan Negara.
Pelaksanaan PSO oleh BUMN mer upakan amanat konstitusi, yakni Pasal 34 Ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahw a “ negar a
ber tanggung jaw ab atas fasilitas kesehatan dan pelayanan umum yang layak bagi masyar akat”. Dalam implementasinya, pasal ini
ditindaklanjuti oleh Pasal 66 UU BUMN yang mengatur bahw a “ bagi BUMN yang mendapat tugas mengemban kew ajiban pelayanan umum
PSO, bila ber dasar kan kajian finansi al tidak visibel, pemer intah w ajib member ikan kompensasi atas semua biaya yang tel
ah dikeluar kan oleh BUMN ter sebut ter masuk mar gin keuntungan yang
dihar apkan. Ber dasar kan r egulasi mengenai pembebanan PSO pada BUMN di atas, pada pr insipnya tidak akan menimbulkan ker ugian
atau mengganggu kiner ja BUMN pener ima PSO. Namun demikian dalam pr aktik, ber dasar kan data banyak BUMN yang mengemban
PSO mer ugi dengan alasan kar ena beban PSO. Mer ujuk pada mekanisme PSO ber dasar kan amanat Pasal 66 UU BUMN sehar usnya
bila beban PSO dibiayai oleh pemer intah, sehar usnya BUMN untuk non PSO har usnya dapat membuku
kan keuntungan.beber apa penyebab BUMN pengemban PSO tet ap mer ugi, antar a lain :
a.
Anggar an PSO ber asal dar i APBN yang anggar annya tidak
diber ikan pada aw al tahun anggar an, sementar a tugas pelayanan umum kepada masyar akat diter ima pada aw al tahun anggar an,
sehingga mengganggu ar us kas BUMN. Hal i ni disebabkan oleh pemer intah melalui depar temen keuangan har us ter lebih dahulu
melakukan ver ifikasi sebelum dilakukan pembayar an.
b.
Penugasan pelayanan publik pada BUMN tidak diikuti dengan dana yang disiapkan oleh pemer intah. Akibatnya, bila PSO tidak
dilaksanakan maka masyar akat yang dir ugikan. Contohnya : PT Pelni mengalami penur unan pener imaan ter us mener us dar i tahun
ke tahun. Dar i 141 pelabuhan di Indonesia, Pelni menyinggahi 80 pelabuhan dengan 1300 r uas pelayar an, yang 99 diantar anya
mer upakan r uas yang tidak komer sial. Singgahnya kapal-kapal
Pelni di beber apa daer ah ikut memmber ikan andil dalam mengger akkan r oda per ekonomian setempat. Jika tidak disinggahi
Pelni, dapat dibayangkan bahw a pulau-pulau ter pencil ter sebut akan sepi, hasil bumi tidak bisa dipasar kan keluar , dan kegiatan
per ekonomian akan lumpuh. Paling tidak, dengan menyinggahi tempat ter pencil, Pelni sudah membantu mem buka banyak daer ah
agar tidak t er isolasi. Misi sosi al politik inilah yang sehar usnya diper timbangkan oleh pemer intah dalam memper timbangkan
dana PSO yang diajukan oleh Pelni., sehingga ti dak akan membuat BUMN mer ugi. Hal ser upa juga dialami oleh Pt Mer pati dan PT KAI.
Biaya oper asional yang tinggi , sedangkan pemasukan dar i tar if ekonomi dan r ute non komer sial sangat r endah, sementar a
tuntutan untuk ter us melakukan pelayanan publik har us tetap dijalankan.usulan kenaikan tarif selalu menjadi isu yang r amai
dibicar akan namun selalu ditunda.
c.
Dana PSO yang diajukan oleh BUMN pengemban PSO tidak disetujui sepenuhnya, sehingga beban akan ditanggung oleh BUMN
data ter lampir . Oleh kar ena itu, menar ik untuk dicer mati per nyataan dar i Asist en Deputi Kew ajiban Pelayanan Umum
Kementer ian BUMN, Mantar is Siagian bahw a “kalau dana tidak diber ikan, maka BUMN tidak perlu menjalankan PSO”. Saat ini,
setiap pengajuan dana PSO har us ter lebih dulu dibahas oleh panitia anggar an DPR-RI, sampai diper oleh nilai anggar an yang
pantas untuk
sebuah BUMN
yang menjalankan fungsi
BUMN.ber dasar kan hal ter sebut jumlah dana yang diter ima satu
BUMN tidak sama dengan BUMN yang lain, melainkan sesuai dengan tanggung jaw ab dan beban masing-masing per usahaan
yang ber sangkutan.
d.
Kelemahan mekanisme PSO yang ber langsung saat ini adalah tidak jelasnya
st andar oper at ing pr ocedur e
, sehingga diper lukan untuk kesepakat an ant ar a DPR dengan Meneg BUMN dalam dalam
menentukan standar agar per tanggung jaw abannya jelas.
e.
Saat ini administr asi pengelolaan dana PSO belum ser agam, ter dapat beber apa BUMN yang sudah melakukan administr asi PSO
yang ter pisah dengan administrasi bisnisnya, antar a lain : PT KAI, PT ASDP, Per um Jasa Tir ta I, Per um Jasa Tir ta II, PT Pusr i, PT Sang
Hyang Ser i, PT Bulog, PT Askes,. Di sisi lain, masih banyak ada BUMN yang menggabungkan penyelenggar aan administr asi PSO
dan bisnisnya, yakni : PT Pelni, PT Mer pati, PT Pos Indonesia, Per um Per umnas, PT Per tamina, PT PLN, PT PERTANI.
B.
Model Pembebanan
Public Ser vice Obligation
PSO yang
Efektif.
1. Per masalahan dan langkah penyelesaian BUMN pener ima PSO
Mekanisme PSO yang dilakukan selama ini menimbulkan ber bagai per masalahan bagi BUMN yang mendapat penugasan mengemban PSO,
yang pada akhir nya menyebabkan BUMN ter sebut tidak dapat secar a optimal melakukan baik aktivitas komer sialnya maupun kew ajiban
pelayanan publiknya. Ber dasar kan per masalahan yang timbul dari mekanisme PSO yang dijlankan selama ini, maka per lu dicar i model
penugasan PSO yang efektif tanpa mengabaikan landasan filosofi
penugasan PSO sebagaimana diamantkan Pasal 34 Ayat 3 UUD 1945. Tabel ber ikut ini dapat diidentifikasi beber apa per masalahan dalam
mekanisme penugasan PSO di beber apa BUMN pengemban PSO :
No BUMN
Per masalahan Langkah Penyelesaian
1 PT KAI
Ter dapat kekur angan pembayar an dar i pemer intah atas dana PSO; per hitungan
PSO yang dikaitkan dengan per hitungan IMO dan TAC
PT KAI per lu didor ong untuk lebih pr ofesional;Realisasi kekur angan
biaya. Per lu adanya keputusan yg jelas ttg IMO dan TAC
2 PT Pelni
Per saingan dengan angkutan udar a semakin ketat; load fact or penumpang
dibawah 90, pdhl BEP dihitung ber dasar kan load fact or 90.
Modifikasi space kapal untuk angkutan bar ang yang lebih besar
3 PT Mer pati
Jumlah ar mada yang ter batas; per soalan likuiditas
PSO diper oleh melalui tender dep.hub
4 PT ASDP
Kompensasi yang diber ikan pemer intah tidak mencukupi
Penugasan yang lebih r ealistis dan pengawasan yang efektif
5 PT
POS Indonesia
pr oses pencair an lambat Penugasan yang lebih r ealistis dan
pengawasan yang efektif; Restr uktur isasi jar ingan dan
infr astr uktur ; dan lebih pr ofesional 6
Per um Damr i Belum ada r ealisasi dana PSO dan
mengar ah pada kesulitan likuiditas Penugasan yang lebih r ealistis dan
pengawasan yang efektif. 7
Per um Tir ta
Jasa I Usulan PSO belum dir ealisasi.
Penyer ahan w aduk tidak dapat menutupi biaya pemelihar aan w aduk
Penugasan yang lebih r ealistis dan pengawasan yang efektif
8 Per um
Tir ta Jasa II
Idem Idem
9 Per um
Per umnas PSO ditolak dan penyusunan pr oposal yg
belum kompr ehensif Idem
10 PT PLN
BBM menggunakan har ga pasar , har ga jual listr ik masih r endah
Diver sifikasi sumber ener gi, cakupan konsumen diper luas, har ga
TDL tidak naik, tp BBM har ga pasar 11
PT Per tamina Pembayar an subsidi selalu ter lambat,
memper ngar uhi kegiatan komer sial Penyesuaian har ga BBM agar
mengur angi beban subsidi
12 PT Pusr i
Kapasitas supply gas ter kait dengan har ga global; subsidi tidak dpt menutupi
biaya oper asional;r encana ekspor tdk ter capai
Mengubah subsidi gas ke subsidi har ga, menjamin supply gas pada
pabr ik pupuk 13
PT Sang Hyang Ser i
Penyer apan pr oduk benih oleh Deptan r elatif kecil, stok di gudang, biaya
pemelihar aan hanya 3 bulan, sdgkan pemelihar aan sepanjang tahun
Stok agar dipr oduksi sesuai ser apan Deptan
14 PT Per tani
Pr osedur pengajuan PSO yang belum jelas
Melakukan pembahasan dengan instansi ter kait
15 Per um Bulog
Masih tingginya HPP ber as kar ena sumber pembiayaan masih
memanfaatkan kr edit komer sial per bankan; kebijakan pemer intah yang
belum ter integr asi Penugasan yang lebih r ealistis dan
pengawasan yang efektif
16 PT ASKES
SDM dan sar ana sumber dana mengingat pr ogr am PJKMM belum tegas akan
ber kesinambungan, apakah [pr ogr am pemer intah kr n sangat ber gantung pada
APBN Idem
Sumber : Per kembangan pelaksanaan PSO dan subsidi,
business r eview
, PSO Bunt ung at au Unt ung, 2006.
Mekanisme pember ian dana PSO yang ber laku saat ini masih menemui kendala pada BUMN pener ima PSO. Kendala yang dapat diidentifikasi
sebagaimana di papar kan di at as lebih banyak ber asal dar i dana PSO yang ber asal dar i pemer intah dan sistem administr asi BUMN pener ima
PSO yang belum dikelola secar a pr ofesional, dalam ar tian belum dikelola secar a ter pisah. Apabila pengelolaan dana PSO ini sesuai dengan
per untukan dan jumlah dana yang diber ikan pemer intah sesuai dengan beban kew aji ban pelayanan umum yang dilaksanakan oleh BUMN,
sehar usnya BUMN tetap dapat membukukan laba sesuai dengan
bisnisnya. Ber dasar kan kendala-kendala yang dihadapi BUMN dalam melaksanakan
kew aji ban pelayanan
umum maka
per lu dibuat
mekanisme PSO yang lebih tepat dan efektif.
2. Mekanisme Pembebanan PSO Berdasar kan Ker angka
Gr and Design
Kementer ian BUMN;
a.
Landasan Filosofi Pembebanan PSO;
Pembebanan PSO dilakukan untuk mew ujudkan ter laksananya Pasal 34 Ayat 3 UUD 1945 bahw a negara ber tanggung jaw ab atas fasilitas
kesehat an dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Saat ini pembebanan PSO masih dilakukan oelh BUMN, namun demikian
tidak ter tutup kemungkinan bahw a PSO ini dibebankan pada Sw ast a dan Koper asi. BUMN sebagai pengemban PSO sudah diamanatkan
dalam Pasal 66 UU BUMN. Dalam pelaksanaannya , pembebanan PSO har us memper hatikan :
1 dilaksanakan
secar a efi sien
se hat
dan dapat
diper tanggungjaw abkan. 2
Ter pelihar anya kesehatan
kesinambungan usaha
BUMN Pelaksana PSO.
Konsekuensi dar i pembebanan PSO, maka BUMN Sw asta Koper asi yang menjadi oper ator PSO tidak boleh mer ugi dengan alasan
menanggung kew aiban pelayanan publik PSO. Ber dasar kan alasan ter sebut, maka diper lukan suatu r umusan har ga atau dana PSO yang
diber ikan, yaitu : Har ga Disepakati : BPP + Mar gin + Pajak ,
Selanjutnya pembebanan PSO harus memper hatikan pr insip 5 Tepat, yaitu :
1 Tepat sasar an sesuai dengan Pasal 34 UUD 1945
2 Kuantitas
3 Kualitas
4 Har ga
5 Waktu pember ian PSO subsidi.
b.
Pr oses Penyelesaian Usulan PSO Subsidi Tahap Awal;
1 Pada t ahap aw al penyelesaian u
sulan PSO, BUMN akan mengusulkan kepada Depar temen Teknis ter kait atas penugasan
PSO yang akan diber ikan kepadanya yang isi nya memuat antar a lain :
a. Jenis kegiatan PSO
b. Sasar an kegiatan PSO
c. Jumlah pr oduk yang akan didist r ibusikan
d. Har ga njual yang akan diusulkan untuk disepakati
e. Per hitungan Biaya Pokok Pr oduksi +Mar gin + Pajak
f. Besar dana subsidi atas kegiatan PSO yang har us dibayar
Pemer intah g.
Kualitas Pr oduk PSO h.
Waktu penyer ahan pr oduk PSO i.
Mekanisme distr ibusi pr oduk.
2 Selanjutnya, Depar temen Teknis setelah mener ima usulan dar i
BUMN Oper ator akan menganalisa ber dasar kan manajemen r isiko atas usulan PSO ter sebut dar i ber bagai sektor , dinatar anya :
landasan filosofi dan analisa 5 T. 3
Setelah analisa ter sebut di atas dilakukan dan usulan dianggap memadai, maka selanjutnya Depar temen Teknis akan menyusun
kebijakan dan str ategi pelaksanaan untuk selanjutnya dibahas ber sama dengan Menter i Keuangan dan Bappenas untuk diber ikan
per setujuan.
c.
Pr oses Penyelesaian Usulan PSO Subsidi;
Pr oses penyelesai an usulan PSO dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai ber ikut :
1 Kementer ian Lembaga mengajukan penugasan BUMN kepada
Menter i Negar a BUMN dan Menteri, selanjutnya pr oposal dibahas oleh Kementer ian Negar a BUMN, Depar temen Keuangan dan
Bappenas. Apabila disetujui maka akan dimasukkan dalam Rencana Anggar an
Kegiatan Kementer ian-Lemaga
RKA-KL.pr oses pengajuan pr oposal hingga per setujuan dan RKA-KL ber langsung
dar i bulan Januar i sampai Apr il. 2
Selanjutnya, Kementer ian Lembaga membahas RKA-KL khusus PSO subsidi dengan Komisi teknis DPR. Ber dasar kan hasil
pembahasan Kementer ian Lembaga dengan Komisi Teknis DPR, Kementer ian BUMN membahas PSOsubsi di ter sebut dengan
Komisi VI yang selanjutnya menghasilkan usulan PSO subsidi
kepada Panitia Anggar an. Kegiatan ini akan ber langsung di bulan Mei sampai bulan Agustus.
3 Panitia Anggar an membahas RKA-KL khusus PSO subsidi ter sebut
dengan Depar temen Keuangan didampingi Kementer ian BUMN untuk penetapan.dalam NK dan RAPBN, selanjutnya diajukan dalam
sidang kabinet untuk dibahas dan ditet apkan oleh Pr esiden. 4
Ber dasar kan NK dan RAPBN yang ditetapkan Pr esiden t er sebut, Kemeter ian Lembaga
mengajukan konsep DIPA
PSO subsidi kepada Menter i Keuangan untuk disahkan.
5 Ber dasar kan DIPA yang telah disahkan ter sebut, Kuasa Pemegang
Anggar an KPA Kement er ian Lembaga menar ik dana PSO Subsidi untuk diter uskan kepada BUMn pelaksana PSO subsidi. Pr oses ini
ber laqngsung di bulan September 4 sampai Desember .
d.
For mulasi Per hitungan Dana Subsidi;
Kew aji ban Pelayanan Publik PSO mer upakan penugasan pemer intah kepada BUMN, Sw ast a dan Koper asi. Penugasan ini dilaksanakan di
luar kegiatan per ekonomian, yaitu ber upa penyalur an bar ang dan jasa ter tentu kepada masyar akat atau kelompok masyar akat t er tentu.
Ber dasar kan jenisnya maka dikenal PSO dan subsidi. PSO pada dasar nya mer upakan penugasan dar i Pemer int ah ber dasar kan amanat
Pasal 66 UU BUMN. Penugasan PSO secar r a teor i di luar bisnis BUMN oper ator PSO, sehingga sehar usnya kiner ja BUMN ter sebut tidak
ter ganggu dan tetap dapat membukukan keuntungan, mengingat dana PSO ber asal dar i Anggar an APBN. Adapun for mulasi penentuan dana
subsidi untuk PSO adalah sebagai ber ikut :
Selanjutnya untuk dana subsidi, maka for mulasi har ga adalah sebagai ber ikut :
Ber dasar kan for mulasi diatas, maka :.
Keter angan : HPP
BPP HP pem
FN
C Q
= =
= =
= =
Har ga Pokok Penjualan Biaya Pokok Pr oduksi ------ diaudit
Har ga Penjualan yang ditetapkan Pemer intah Fasilitas Negar a sar ana pr asar ana yang har us
disiapkan oleh Negar a
Kapasitas yang diminta oleh Pemerintah untuk disediakan
Jumlah bar ang jasa yang diminta Pemer intah untuk di subsidi.
e.
Pemisahan Administr asi
Penugasan PSO
dengan Kegiatan
Komer sial
Dana Subsidi = C HPP –Hppem =FN,
Dana Subsidi = Q HPP –Hpem
HPP = BPP + Mar gin + Pajak
Sebagaimana t elah diur aikan sebelumnya, PSO adalah aktivitas pelayanan umum yang membebani anggar an pemer intah , oleh sebab
itu har us dior ganisasikan daqn diper tanggungjaw abkan dengan pr ofesional sehingga dapat me
menuhi tuntutan tr anspar ansi, kew ajar an dan akuntabilitas.
Selanjutnya agar dapat mencapai tujuan di atas, maka har us dilakukan pemisahan ant ar a aktivitas komer sial dan PSO. Pemisahan ter sebut
mencakup : 1
Pemisahan Or ganisasi 2
Pemisahan Pengelolaan Uang 3
Pemisahan administr asi , Untuk menjamin akuntabilitas, sistem pengendalian yang baik akan
memisahkan fungsi-gungsi sebagai ber ikut : 1
Fungsi Otor isasi 2
Fungsi Pengelolaan Uang 3
Fungsi Pengelolaan Per sediaan 4
Fungsi Pencatatan Pemisahan fungsi di atas, akan nampak jelas dalam str uktur or ganisasi
diikuti dengan
job descr ipt ion
dan
span of cont r ol
untuk masing-masing individu dalam or ganisasi.
f.
Manajemen Risiko
r isk management
Salah satu kelemahan yang ditemukan dalam pr aktik, BUMN operator PSO tidak saja mer ugi dalam aktivitas komer sialnya, melainkan juga
dianggap tidak mammpu mengemban penugasan kewajiban pelayanan publik ter sebut. Ber dasar kan hal itu, diper lukan pengelolaan r isiko yang
timbul akibat penugasan PSO oleh Pemer intah pada BUMN. Pengeloaan r isiko ini sudah dimulai sejak tahap aw al ketika anggar an PSO diusulkan.
Dalam tiap tahapan selanjutnya, r isiko har us dikelola dengan baik, agar BUMN tetap dapat menjalankan kegiatan komer sialnya, sehingga tetap
dapat ber kompetisi dengan sw asta. Di si si lain, pelayanan publik dapat dilakukan
dengan optimal,
yang pada
gilir annya akan
dapat meningkatkan kesejahter aan r akyat sesuai dengan amanat UUD 1945,
khususnya Pasal 34 Ayat 3 UUD 1945. Manajemen r isiko dalam pelaksanaan PSO meliputi tidak saja pada pr oses
pr oduksi dan distr ibusi, melainkan har us ditindaklanjuti dengan pelapor an
baik akuntansi
komer sial dan akuntasi
manajemen. Selanjutnya pelapor an ini ditindaklanjuti dengan per tanggungjaw aban.
C. Penugasan Kewajiban Pelayanan Publik atau