4.4 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan
Data  yang  telah  diperoleh  kemudian  diolah  kembali  ke  dalam  bentuk grafik  untuk  mengetahui  hubungan  antara  torsi  dengan  kecepatan  putar  kincir
rpm,  torsi  dengan  daya  yang dihasilkan kincir P
out
serta koefisien daya kincir C
p
dengan  tip  speed  ratio    TSR  .  Grafik  yang  disajikan  untuk  setiap  variasi percobaan dapat dilihat pada gambar - gambar berikut ini :
Gambar  4.1  menunjukkan  grafik  hubungan  antara  torsi  dengan  putaran poros  kincir  jenis  American  multi-blade  dengan  jumlah  sudu  10  pada  variasi
pitch angle 10
o
.
Gambar 4.1 Grafik hubungan putaran poros  rpm  dengan Torsi pada variasi pitch angle 10
o
Seperti  yang  ditunjukkan  pada  Gambar  4.1,  bahwa  hubungan  antara  torsi dan  putaran  poros  rpm  pada  pengujian  kincir  American  multi-blade  sudu  10
50 100
150 200
250 300
350 400
450
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4
P utar
an por
os, n r
pm
Torsi, T  N.m
dengan  variasi  pitch  angle  10
o
adalah  putaran  poros  maksimum  terjadi  pada keadaan tanpa pembebanan sekitar 380 rpm atau hampir mencapai 400 rpm.
Sedangkan  untuk  torsi  maksimum  yaitu  sekitar  1,18  N.m.  Dari  grafik diatas kita dapat mengetahui bahwa torsi maksimum terjadi justru pada saat rpm
terendah  yaitu sekitar 38 rpm. Dari sini dapat  disimpulkan bahwa semakin besar torsi yang dihasilkan maka putaran poros kincir akan semakin kecil.
Gambar 4.2 menunjukkan grafik hubungan antara torsi dengan daya output yang dihasilkan kincir jenis American multi-blade dengan jumlah sudu 10 pada
variasi pitch angle 10
o
.
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya output dengan torsi pada variasi pitch angle 10
o
Gambar  4.2  memperlihatkan  bahwa  untuk  kincir  American  multi-blade jumlah sudu 10 dengan variasi pitch angle 10
o
daya optimal yang dapat dihasilkan dari kincir ini adalah sekitar 15 watt yang terjadi pada saat torsi sebesar 0,85 N.m.
2 4
6 8
10 12
14 16
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4
Daya outp u
t, P
o u
t
w at
t
Torsi, T  N.m
Dari  data  ini  dapat  disimpulkan  bahwa  penigkatan  daya  kincir  tidak berbanding  lurus    ataupun  berbanding  terbalik  dengan  peningkatan  torsi.  Hal  ini
karena  daya  yang  dihasilkan  kincir  mengalami  peningkatan  terus  sampai mencapai  titik  optimal  namun  kembali  turun  padahal  torsi  kincir  masih
menunjukan peningkatan. Gambar 4.3 menunjukkan grafik hubungan antara  tip speed ratio  TSR
dengan  koefisien  daya  yang  dihasilkan  kincir  jenis  American  multi-blade dengan jumlah sudu 10 pada variasi pitch angle 10
o
.
Gambar 4.3 Grafik hubungan koefisien daya C
p
dengan Tip speed  ratio pada variasi pitch angle
10˚ Pada  Gambar  4.3  memperlihatkan  hubungan  antara  koefisien  daya  C
p
dengan  tip  speed  ratio  TSR.  Pada  tabel  perhitungan  koefisien  daya  maksimum sebesar  7  pada  TSR  sebesar  0,99  sedangkan  dengan  melalui  pendekatan  maka
didapatkan  persamaan
C
p
=  -0,084tsr
2
+  0,162tsr  -  0,008  lalu  persamaan  tersebut dideferensialkan  menjadi
=  2.  -0,084tsr  +  0,162  =  0  dengan  x  adalah  tsr  dan  y
C
p
= -0,084tsr
2
+ 0,162tsr - 0,008 1
2 3
4 5
6 7
8
0,5 1
1,5 2
K oe
fisi en
d aya,
C
p
Tip speed ratio tsr
adalah  C
p
.  Sehingga  didapatkan  nilai  tsr  optimal  sebesar  0,96  dan  C
p
maksimalnya sebesar  7.
Dapat  dilihat  bahwa  kincir  angin  American  multi-blade  sudu  10 dengan  variasi  pitch  angle  10
o
ini  memiliki  hasil  yang  tidak  jauh  berbeda  baik yang ditunjukkan oleh tabel perhitungan maupun dari grafik pendekatan.
Sama  seperti  grafik  sebelumnya,  hubungan  antara  koefisien  daya  kincir dan TSR pada kincir ini tidak berbanding lurus  ataupun  terbalik. Koefisien daya
kincir  cenderung  naik  bersamaan  dengan  naiknya  TSR  namun  setelah  mencapai titik  maksimum  koefisien  daya  kincir  mengalami  penurunan  padahal  TSR  masih
cenderung naik. Untuk  grafik  pengujian  kincir  American  multi-blade  dengan  jumlah  sudu
10 pada variasi pitch angle 20
o
dapat dilihat pada gambar - gambar berikut ini : Gambar  4.4  menunjukkan  grafik  hubungan  antara  torsi  dengan  putaran
poros  kincir  jenis  American  multi-blade  dengan  jumlah  sudu  10  pada  variasi pitch angle 20
o
.
Gambar 4.4 Grafik hubungan putaran poros dengan torsi pada variasi pitch angle 20
o
Pada  Gambar  4.4  kita  dapat  melihat  bahwa  hubungan  antara  torsi  dan putaran poros rpm pada pengujian kincir American multi-blade sudu 10 dengan
variasi  pitch  angle  20
o
adalah  putaran  poros  maksimum  terjadi  pada  keadaan tanpa pembebanan sekitar 470 rpm atau hampir mencapai 500 rpm.
Sedangkan  untuk  torsi  maksimum  yaitu  sekitar  2  N.m.  Dari  grafik  diatas dapat  diketahui  bahwa  torsi  maksimum  terjadi  justru  pada  saat  rpm  terendah
sebelum  kincir  berhenti  berputar  yaitu  sekitar  50  rpm.  Dari  sini  kita  dapat menyimpulkan  bahwa  semakin  besar  torsi  yang  dihasilkan  maka  putaran  poros
kincir akan semakin kecil.
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
0,5 1
1,5 2
2,5
P u
tar an
p or
os, n r
p m
Torsi, T  N.m
Gambar 4.5 Grafik hubungan daya output dengan torsi pada blade pitch angle 20
o
Grafik  4.5  diatas  memperlihatkan  bahwa  untuk  kincir  American  multi- blade  jumlah  sudu  10  dengan  variasi  pitch  angle  20
o
daya  optimal  yang  dapat dihasilkan dari kincir ini adalah sekitar 25 watt yang terjadi pada saat torsi sebesar
1 N.m. Dari data ini dapat disimpulkan juga bahwa peningkatan daya kincir tidak
berbanding lurus ataupun juga berbanding terbalik dengan peningkatan torsi. Hal ini karena dapat dilihat pada grafik bahwa daya yang dihasilkan kincir mengalami
peningkatan  terus  sampai  mencapai  titik  optimal  namun  kembali  turun  padahal torsi kincir masih menunjukan peningkatan.
5 10
15 20
25 30
35
0,5 1
1,5 2
2,5
Daya uotp u
t, P