111 Reaksi yang terjadi:
H
+
aq + OH
–
aq H
2
Ol Mula-mula : 1 mmol 1,5 mmol
Reaksi : 1 mmol 1 mmol
Sisa : – 0,5 mmol
Jadi, setelah reaksi: bersisa ion OH
–
= 0,5 mmol, dan volum larutan menjadi = 15 mL NaOH + 10 mL HCl = 25 mL
[OH
–
] = [OH
–
] = 0,02 mol L
–1
pOH = –log 0,02 = 1,67
Maka, pH =14 – pOH
= 14 – 1,67 = 12,33
D. TITRASI ASAM BASA
Titrasi merupakan salah satu aplikasi stoikiometri larutan. Pada umumnya, digunakan
untuk penentuan konsentrasi asam atau basa. Titrasi seperti itu yang melibatkan reaksi asam
dan basa disebut
titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Proses ini melibatkan larutan yang
konsentrasinya telah diketahui titran, kemudian larutan ini dikeluarkan dari buret ke dalam
larutan yang akan ditentukan konsentrasinya sampai pada titik stoikiometri atau titik ekivalen.
Namun pada prakteknya titik ekivalen ini tidak bisa diamati langsung dari percobaan. Yang bisa
diamati adalah titik di mana saat warna indikator tepat berubah warna titrasi dihentikan yang
disebut titik akhir titrasi.
Contoh Soal:
Larutan H
2
SO
4
sebanyak 20 mL belum diketahui konsentrasinya, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indikator fenolftalein. Pada saat
volum NaOH tepat 30,2 mL warna indikator mulai berubah.Tentukan konsentrasi H
2
SO
4
tersebut Penyelesaian:
Reaksi yang terjadi:
Gambar 5.5 Titrasi asam basa
Sumber: http:www.usm.maine.edu
Di unduh dari : Bukupaket.com
112 H
2
SO
4
aq + 2NaOHaq Na
2
SO
4
aq + 2H
2
Oaq NaOH yang terpakai pada titrasi
= 0,1 mol L
–1
× 0,032 L = 0,0032 mol
Dari persamaan reaksi, 1 mol H
2
SO
4
2 mol NaOH Jadi, H
2
SO
4
yang dititrasi = × 0,0032 mol = 0,0016
mol Konsentrasi H
2
SO
4
= = 0,08 mol L
–1
E. STOIKIOMETRI LARUTAN
Selain reaksi asam-basa yang menghasilkan air yang bersifat netral, ada beberapa kemungkinan reaski lain yang terjadi di dalam larutan elektrolit.
1. Reaksi pembentukan endapan
Jika dua larutan elektrolit direaksikan maka dimungkinkan dua ion yang meng- hasilkan senyawa yang sukar larut maka senyawa yang dihasilkan akan mengendap.
Nitrat NO
3 –
Asetat CH
3
COO
–
Klorida Cl
–
Bromida Br
–
Iodida I
–
Sulfat SO
4 2–
Sulfida S
2–
Fosfat PO
4 3–
Karbonat CO
3 2–
Oksalat C
2
O
4 2–
Oksida O
2–
Hidroksida OH
–
Senyawa Kelarutan
Keterampilan
Semua larut Semua larut
Semua larut Semua larut
Semua larut Semua larut
Semua tidak larut Semua tidak larut
Semua tidak larut Semua tidak larut
Semua tidak larut Semua tidak larut
Kecuali Ag
+
, Hg
2 2+
, Bi
3+
Kecuali Ag
+
, Hg
2 2+
, Pb
2+
, dan Cu
2+
Kecuali Ag
+
, Hg
2 2+
, Pb
2+
Kecuali Ag
+
, Hg
2 2+
, Pb
2+
, dan Bi
3+
Kecuali Pb
2+
, Ba
2+
, Sr
2+
, dan Ca
2+
Kecuali Na
+
, K
+
, NH
4 +
Kecuali Na
+
, K
+
, NH
4 +
Kecuali Na
+
, K
+
, NH
4 +
Kecuali Na
+
, K
+
, NH
4 +
Kecuali Na
+
, K
+
, Ba
2+
, Sr
2+
, Ca
2+
Kecuali Na
+
, K
+
, Ba
2+
, Sr
2+
, Ca
2+
, Reaksi yang menghasilkan endapan disebut reaksi pengendapan.
Contoh:
a. BaCl
2
aq + Na
2
SO
4
aq BaSO
4
s + 2NaClaq b. BaNO
3 2
aq + MgSO
4
aq BaSO
4
aq + MgNO
3 2
aq
Tabel 5.3 Kelarutan beberapa senyawa ion dalam air
Di unduh dari : Bukupaket.com
113
2. Reaksi pembentukan gas
Reaksi yang dapat menghasilkan gas. Selain itu, dapat dihasilkan juga karena terurainya suatu gas menjadi gas.
Contoh:
a. Reaksi karbonat padat dengan asam menghasilkan gas CO
2
CaCO
3
s + 2HClaq CaCl
2
aq + H
2
Ol + CO
2
g Na
2
CO
3
s + H
2
SO
4
aq Na
2
SO
4
aq + H
2
Ol + CO
2
g b. Reaksi senyawa amonium dengan basa kuat
menghasilkan gas NH
3
NH
4
Cls + NaOHaq NaClaq + H
2
Ol + NH
3
g NH
4 2
SO
4
s + 2KOHaq K
2
SO
4
aq + H
2
Ol + NH
3
g c. Reaksi antara sulfida padat dengan asam menghasilkan gas H
2
S CuSs + H
2
SO
4
aq CuSO
4
aq + H
2
Saq
F. TEORI ASAM BASA BRONSTED-LOWRY
Teori asam basa Arrhenius tidak dapat menjelaskan tentang sifat asam basa pada larutan yang bebas air. Misalnya asam asetat akan bersifat asam, tetapi sifat asam
tersebut tidak tampak ketika asam asetat dilarutkam ke dalam benzena.
Pada tahun 1923, Johannes N. Bronsted-Lowry secara terpisah, mengemukakan
bahwa, reaksi asam basa dapat dipandang sebagai reaksi transfer proton, dan asam-basa dapat didefinisikan dalam transfer proton H
+
. Menurut Bronsted-Lowry, Asam adalah spesi donator pemberi proton dan basa adalah spesi akseptor
penerima proton.
Gambar 5.6
Di unduh dari : Bukupaket.com
114
Bronsted dan Lowry
Sumber: http:dbhs.wvusd.k12.ca.us
Dalam reaksi kesetimbangan asam-basa, baik reaksi ke arah produk kanan maupun ke arah pereaksi kiri melibatkan transfer proton. Misalnya reaksi antara
NH
3
dan H
2
O, persamaan kimianya: NH
3
g + H
2
Ol NH
4 +
aq + OH
–
aq Pada reaksi ke kanan:
NH
3
menerima proton dari H
2
O, jadi NH
3
adalah basa akseptor proton dan H
2
O tentunya merupakan asam donator proton dalam reaksi di atas.
Pada reaksi kebalikannya reaksi ke kiri: NH
4 +
adalah pemberi proton terhadap OH
–
, maka ion NH
4 +
adalah merupakan asam dan ion OH
–
adalah basa. Antara NH
3
dan NH
4 +
dibedakan oleh proton, yaitu molekul NH
3
menjadi NH
4 +
dengan menarik proton, sedangkan ion NH
4 +
menjadi molekul NH
3
dengan melepaskan proton. Spesi NH
3
dan NH
4 +
seperti itu dikatakan sebagai pasangan konjugat. Suatu pasangan konjugat asam-basa terdiri dari dua spesi yang terlibat
dalam reaksi asam-basa, satu asam satu basa dibedakan oleh penarikan dan pelepasan proton. Jadi, NH
4 +
adalah asam konjugat dari NH
3
dan NH
3
adalah basa konjugat dari NH
4 +
. NH
3
g + H
2
Ol NH
4 +
aq + OH
–
aq basa 2 asam 1 asam 2 basa 1
konjugasi konjugasi
Model Bronsted-Lowry mendefinisikan suatu spesi sebagai asam atau basa menurut fungsinya di dalam reaski asam-basa atau reaksi transfer proton. Oleh sebab
itu, beberapa spesi dalam reaksi asam-basa dapat berperan sebagai asam atau basa. Suatu spesi yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa dan bergantung pada jenis
pereaksinya dinamakan ampiprotik.
Contoh:
Sifat ampiprotik dari air: NH
3
g + H
2
Ol NH
4 +
aq + OH
–
aq basa asam asam basa
CH
3
COOHaq + H
2
Oaq CH
3
COO
–
aq + H
3
O
+
aq asam basa basa asam
Pada kasus pertama, air bereaksi sebagai asam dengan basa NH
3
. sedangkan
Di unduh dari : Bukupaket.com
115 pada kasus ke dua, air bereaksi sebagai basa dengan
asam CH
3
COOH. Model asam-basa menurut Bronsted-Lowry lebih
luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius. Jadi, menurut Bronsted-Lowry:
1. Basa adalah spesi akseptor penerima proton, 2. Asam adalah spesi donatur pemberi proton,
3. Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air, 4. Beberapa spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa bergantung pada
pereaksi lain.
G. TEORI ASAM BASA LEWIS