Perancangan Media Informasi Seni Lukis Kaca Khas Cirebon

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI SENI LUKIS KACA

KHAS CIREBON

DK 38315/Tugas Akhir Semester ll 2010/2011

Oleh :

Rizky Ardiantry Agung Putra NIM

51907039 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya serta usaha semaksimal mungkin sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul PERANCANGAN MEDIA INFORMASI SENI LUKIS KACA CIREBON.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan Progam Strata 1 Desain Komunikasi Visual yang dilaksanakan di Univeritas Komputer Indonesia Bandung.

Proses penyusunan laporan tugas akhir ini melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Laporan ini belum dapat dikatakan sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih baik kedepannya.

Bandung, Juli 2011


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cirebon merupakan kota yang mempunyai banyak produk budaya salah satunya adalah seni lukis kaca. Seni lukisan kaca ini telah dikenal di Cirebon sejak abad ke 17 masehi, bersamaan dengan berkembangnya Agama Islam di Pulau Jawa. Pada jamannya pemerintahan Panembahan Ratu di Cirebon, lukisan kaca sangat terkenal sebagai media dakwah dan sarana komunikasi Islam yang berupa Lukisan Kaca Kaligrafi dan berupa Lukisan Kaca Wayang. Saat ini lukisan kaca masih menjadi salah satu cinderamata spesifik Khas Cirebon. Dengan teknik melukis terbalik seni lukis kaca ini merupakan seni lukis yang berbeda dengan seni lukis lain pada umumnya.

Seni Lukis Kaca khas Cirebon ini sudah kurang keberadaannya dan tidak sepopuler seperti pada masanya ketika pada kurun waktu 1980-1990. Pada masa kejayaannya seni lukis kaca khas Cirebon ini banyak diminati oleh para kolektor lukisan. Sejak masa kejayaan itulah para seniman lukis kaca mulai berfikir bahwa seni lukis kaca ini harus dilestarikan. Dibutuhkan latihan yang serius dan telaten agar menghasilkan gambar yang rapi, bermakna dan indah. Kepopuleran Seni Lukis Kaca ini sangat dipengaruhi


(4)

oleh para Wali yang pertama kali memperkenalkan Seni Lukis Kaca sebagai media dakwah sejak saat itu lukisan kaca menjadi

Seni lukis kaca khas Cirebon ini merupakan produk budaya dan tradisi yang hampir tersisih apabila tidak dilestarikan keberadaannya. Saat ini seni lukis kaca itu sendiri hanya di jadikan sebuah pajangan saja dan tidak mengerti bahwa seni lukis kaca itu sendiri mempunyai makna yang sangat dalam bagi beberapa orang.

1.2 Identifikasi masalah

Seni lukis kaca memang tidak sepopuler seperti seni yang lainnya seperti Tarling dan Tari topeng, padahal sejarah dan filosofinya tidak kalah dengan seni khas Cirebon lainnya. Seni lukis kaca sendiri sudah mengalami pasang surut dalam pengembangannya. Dari uraian diatas diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

a. Pemerintah tidak memberikan wadah kepada para seniman lukis kaca untuk mengembangkan hasil karya para seniman lukis kaca di Cirebon. Banyaknya seniman lukis kaca yang hanya menggunakan bilik-bilik sederhana dari bambu yang kurang terawat.

b. Kurangnya minat terhadap seni lukis kaca semakin sedikit padahal seni lukis kaca merupakan salah satu produk budaya yang harus dilestarikan. c. Kurangnya informasi tentang seni lukis kaca ini yang menjadi faktor


(5)

jarang para seniman pun hanya menggunakan mulut ke mulut untuk menginformasikannya. Maka dari itu informasi tentang seni lukis kaca ini sangat penting keberadaannya agar masyarakat lebih mengenal produk budaya khas Cirebon yaitu seni lukis kaca.

1.3 Fokus Permasalahan

Kurangnya informasi tentang seni lukis kaca juga membuat seni lukis kaca khas Cirebon ini kurang diminati dan simpati dari masyarakat Cirebon sendiri khususnya, padahal seni lukis kaca khas Cirebon ini sudah mengukir prestasi ke mancanegara. Minat dari masyarakat Cirebon sendiri kurang antusias akan keberadaan seni lukis kaca ini. Generasi muda yang akan meneruskan seni ini pun tidak terlalu banyak, oleh karena itu informasi untuk seni lukis kaca khas Cirebon ini sangat penting apalagi generasi muda khususnya daerah kota Cirebon merupakan penerus untuk kelangsungan seni lukis kaca khas Cirebon. Maka dari itu informasi diharapkan mampu untuk memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang seni lukis kaca, karena Seni lukis kaca adalah produk budaya yang di wariskan nenek moyang.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini yaitu untuk menginformasikan seni lukis kaca khas Cirebon. Perancangan ini diharapkan masyarakat dapat memahami dan menerapkan pada diri generasi muda khususnya kota Cirebon, bahwa


(6)

seni lukis kaca khas Cirebon merupakan peninggalan nenek moyang yang memiliki filosofi yang luar biasa, serta menanamkan bahwa seni budaya di Indonesia itu sangat beragam. Penginformasian seni lukis kaca ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang seni lukis kaca khas Cirebon, khususnya bagi masyarakat Cirebon itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.


(7)

BAB II

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH SENI LUKIS KACA KHAS CIREBON

2.1 Sejarah Seni Lukis Kaca

Menurut salah satu seniman lukis kaca Cirebon Dian Mulyadi, seni lukis kaca Cirebon memang tak sepopuler kesenian tradisional lain, misalnya Tarling, Tari Topeng atau Sintren. Seni lukis kaca Cirebon merupakan warisan pemerintahan Panembahan Ratu pada abad ke-17. Pengaruh Islam yang disebarkan para wali juga menjadi ciri khas dari lukisan kaca Cirebon bahkan setelah pengaruh Cina. Gambar-gambar yang dihasilkan seniman tradisional selalu berhubungan dengan islam seperti gambar kabah, masjid, dan kaligrafi berisi ayat-ayat Al Quran. Sebagaimana kesenian tradisional lain, seni lukis itu diciptakan dengan tujuan masing-masing sebagai upaya pemenangan kekuasaan atau penyebaran agama.

Lukisan kaca Cirebon yang menggunakan obyek gambar ayat-ayat Al Quran, hadis, dan simbol-simbol agama bertujuan untuk menyebarluaskan ajaran agama Islam. Sejak saat itu lukisan kaca dikenal dengan orang sebagai media dakwah dan sarana komunikasi, Teodore herbet (seperti dikutip suranto, 2010) komunikasi itu sendiri adalah menunjukan pengetahuan yang dipindahkan dari seorang kepada orang lain biasanya dengan maksud mencapai suatu tujuan khusus.


(8)

Lepas dari semua itu sejarah seni lukis kaca sangat erat hubungannya dengan para seniman lukis kaca. Seniman pada masa itu mulai membuat kerajinan tangan berbahan dasar kaca dan cat untuk lukisan. Dengan teknik melukis terbalik, mereka menyuguhkan karya seni yang bercita rasa tinggi dengan menentukan obyek lukisan, pelukis kaca memiliki semangat melestarikan sejarah Cirebon karena pada perkembangannya bukan hanya ayat Al Quran dan hadis yang menjadi obyek lukisan.

2.2 Pengertian Seni Lukis Kaca

Salah satu seniman lukis kaca khas Cirebon Dian Mulyadi mengatakan, seni lukis kaca adalah seni melukis terbalik, kaya akan gradasi warna dan harmonisasi nuansa dekoratif serta menampilkan ornamen atau ragam hias motif Mega Mendung dan Wadasan yang kita kenal sebagai Motif Batik Cirebon. Dibutuhkan waktu lama untuk belajar, bukan karena melibatkan paling tidak melukis gambar secara terbalik. Tahapan pembuatan lukisan kaca yaitu mempunyai proses pembuatan karya yang dilukis secara terbalik yaitu dibagian belakang kaca, bagian depan desain adalah lapisan pertama terlihat sebagai bagian hasil akhir karya.

Awalnya menggunakan rincian rumit jejak tinta hitam, dengan gambar yang sudah jadi diletakkan dibawah kaca panduan yang akan dilukis. Penggunaan tinta hitam memastikan rincian benda tetap berbeda


(9)

warna yang hidup setelah diterapkan pada media kaca. Cat khusus biasanya digunakan untuk rincian gambar, menjamin ketahanan dan warna permanen yang kuat dalam lukisan. Hasil yang indah pada lukisan kaca yang telah jadi ini mempunyai proses unik dibandingkan karya lukis lain memerlukan sebuah kesabaran dan yang pasti keahlian tangan sangat penting dalam pembuatan lukisan kaca ini.

Dengan melihat proses pembuatan lukisan kaca, lukisan kaca ini memang lukisan yang sangat menyita perhatian karena tahapan – tahapan dalam proses pembuatannya memerlukan keahlian khusus dan merupakan produk budaya yang sarat dengan kebudayaan khas Indonesia khususnya Kota Cirebon.

2.3 Perkembangan Seni Lukis Kaca

Dian mengatakan, tema dan gaya lukisan kaca Cirebon dipengaruhi budaya China, Islam dan cerita wayang. Seni tradisi melukis dengan media kaca sebenarnya sudah berkembang beberapa abad yang lalu, dan mengalami perkembangan pasang surut, di mana kemudian para senimannya menemukan beberapa gaya gambar kaca yang khas. Konon lukisan kaca ini berasal dari China yang dibawa oleh para pedagang ke wilayah Cirebon, namun secara pasti tidak ada yang mengetahui sejarahnya.


(10)

Pengaruh China sangat kuat lantaran sejak abad ke-16 Kota Udang ini telah disinggahi para pedagang dari China yang tanpa sengaja telah memperkenalkan ragam seni kepada penduduk pribumi, sehingga timbul gagasan di kalangan perupa tradisional untuk membuat gambar di atas kaca dan menirunya.

Corak gaya apalagi tema terus mengalami pertumbuhan, pembaruan juga pergeseran. Namun berangkat dari semua itu para seniman dituntut mempunyai kreatifitas agar hasil karyanya dapat bertahan hingga sekarang. Kreatif para seniman dalam mengolah, menyeleksi, menuangkan ide, mengeksekusi dalam tehnik gambar yang prima, menunjukan lukisan diatas kaca terus mengalami perkembangan. Mungkin tepat dikatakan saat ini muncul semangat revivalita (kebangkitan kembali). Lukisan diatas kaca yang berkembang terengah-engah dan kembang kempis karena kurangnya kegiatan pameran lukisan jenis ini dan minimnya promosi dan apresiasi. Padahal dibalik selembar kaca ini banyak yang bisa dinikmati yaitu keelokan garis, warna, dan pola ragam hias yang memukau itu yang menjadi salah satu keunikan dari seni lukis kaca Cirebon itu sendiri.

Sebuah Kendala yang menjadi halangan perkembangan Lukisan Kaca Cirebon adalah perluasan pangsa pasar, perluasan pangsa pasar untuk seni lukis kaca ini sangat sedikit karena tidaklah mudah mengalihkan masyarakat konsumen dari kebutuhan secunder ke kebutuhan primer. Kuncinya hanyalah ada pada ketersediaan produk Lukisan Kaca yang


(11)

bermutu baik, berharga murah dan terjangkau , serta mudah dibawa dan mudah mencarinya. Hal ini membutuhkan keseriusan, ketelatenan dan kesabaran dalam menyikapi perkembangan Lukisan Kaca Cirebon. Akibatnya satu-satunya pengayom dan pembangkit seni Cuma ada di tangan birokrasi depdikbud atau pemda-pemda setempat.dalam hal ini kendala modal dan apresiasi harus lebih dahulu diatasi ( Mudji Sutrisno, 2009, h. 109).

Dengan adanya masalah seperti itu pemerintah Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon harus mulai memikirkan keberadaan seni lukis kaca Cirebon, bukan sekedar untuk keberlangsungan tradisinya sebagai simbol kebudayaan. Akan tetapi, sebagai keterampilan, seni lukis kaca Cirebon juga mampu meneguhkan identitas masyarakat di tengah terpaan arus global dan bisa dijadikan media untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan seni lukis kaca Cirebon menjanjikan kesejahteraan ekonomi. Apabila seni lukis kaca Cirebon mampu dilestarikan pasti para seniman dan karyanya ini mampu menghadapi perkembangan jaman dan tetap eksis dalam mempromosikan seni lukis kaca Cirebon di era modernisasi.

2.4 Tujuan dan Makna Seni Lukis Kaca

Ciri khas lukisan kaca Cirebon adalah Kaligrafi, Wayang dan Batik Cirebon, ada 42 jenis kaligrafi peninggalan para Wali atau Sunan, khususnya Sunan Gunung Jati, semuanya mempunyai makna dan tujuan yang berbeda. Salah satunya adalah Macan Ali berupa tulisan arab dengan


(12)

lafadz dua kalimat syahadat, kaligrafi ini bertujuan memberikan semangat atau memotivasi pemiliknya agar selalu ingat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu seni lukis kaca juga melukis tentang dunia pewayangan yang mempunyai sejarah yang luar biasa. Wayang yang biasa di lukis oleh para seniman lukis kaca adalah lukisan Ganesha, gambar dua gajah yang satu membawa pedang dan satunya lagi membawa gada. Lukisan ini dipercaya menjaga kekuatan jahat, biasanya di pajang di depan pintu rumah.

Untuk lukisan wayang berdasarkan pesanan bagi orang yang percaya dunia perwayangan. Dalam seni lukis kaca wayang merupakan objek yang sering digambarkan oleh seniman lukis kaca karena pada zaman dulu kala para wali mendakwahkan agama islam dengan menggunakan wayang. Karakter wayang akan disesuaikan dengan hari weton atau kelahiran si pemesan, misalnya tokoh Arjuna (Senin), Bima (Selasa), Semar (Rabu), Hanoman (Kamis), Prabu Kresna (Jumat), Baladewa (Jumat), dan Yudistira (Minggu). Masing-masing membawa sifat dan kepribadian berbeda yang diharapkan membawa pengaruh baik bagi pemilik lukisan apabila pesanannya berdasarkan rambu-rambu weton.

Adapun pengaruh cerita wayang berasal dari pertunjukan wayang yang diperagakan para wali untuk meyebarkan agama Islam. Kuatnya kepercayaan tokoh wayang yang baik membuat para pengrajin lukisan kaca


(13)

selalu menampilkan tokoh seperti Kresna, Arjuna, Rama, Lesmana, dan lain-lain.

2.5 Jenis – Jenis Lukis Kaca 1. Lukis Kaca Wayang

Lukisan Ganesha, gambar dua gajah yang satu membawa pedang dan satunya lagi membawa gada. Lukisan ini dipercaya menjaga kekuatan jahat, biasanya di pajang di depan pintu rumah.

Gambar II.1 Lukis Kaca Wayang (sumber foto:Sanggar Alam Sunyaragi)

2. Lukisan Kaca Kaligrafi Cirebon

Biasanya lukisan ini menggambarkan kaligrafi yang dipadukan dengan ornament-ornament khas Cirebon.


(14)

Gambar II.2 Lukis Kaca Kaligrafi Cirebon (sumber foto:Sanggar Alam Sunyaragi)

3. Lukisan Kaca Kaligrafi Islam

Lukisan ini menggambarkan kaligrafi saja tanpa ornament-ornament khas Cirebon.

Gambar II.3 Lukis Kaca kaligrafi islam (sumber foto:Sanggar Alam Sunyaragi)


(15)

4. Lukisan Kaca Batik Cirebon

Lukisan ini menggambarkan batik Cirebon seperti mega mendung dan wadasan yang dikenal sebagai ornament khas Cirebon.

Gambar II.4 Lukis kaca Batik Cirebon (sumber foto:Sanggar Alam Sunyaragi)

5. Lukisan Kaca Oriental

Lukisan kaca oriental biasanya menggambarkan ornament-ornament khas China dan biasanya lukisan kaca oriental ini merupakan pesanan.(Dian mulyadi)Banyaknya variasi dalam seni lukis kaca merupakan perkembangan yang dialami oleh seniman untuk membaca selera pasar.itu yang membuat para seniman bisa bertahan hingga saat ini.


(16)

Gambar II.4 Lukisan Kaca Oriental (sumber foto:Sanggar Alam Sunyaragi) 6. Plakat Lukis Kaca

Adapun karya dari seniman Dian Mulyadi yang berani membuat seni lukis kaca dengan objek lain bukan hanya dari objek wayang, kaligrafi maupun batik. Dian Mulyadi sudah menunjukan sebuah pengembangan dari seni lukis kaca. Selain itu Dian mulyadi juga membuat plakat yang prosesnya sama seperti seni lukis kaca.

Plakat lukis kaca adalah sebuah plakat yang prosesnya tidak seperti plakat pada umumya, plakat lukis kaca ini prosesnya dengan cara dilukis seperti lukis kaca.


(17)

Gambar II.5 Plakat

(sumber foto:Sanggar Alam Sunyaragi) 2.6 Kurangnya Informasi Tentang Seni Lukis Kaca

Kurangnya informasi tentang seni lukis kaca ini yang menjadi factor terpenting masyarakat kurang berminat terhadap seni lukis kaca, Informasi yang didapat masyarakat Cirebon tentang seni lukis kaca pun semakin berkurang karena seni lukis kaca itu sendiri kurang diminati lagi. Para seniman pun hanya mengandalkan informasi melalui mulut ke mulut untuk mempromosikannya. Maka dari itu informasi tentang seni lukis kaca ini sangat penting keberadaannya agar masyarakat lebih mengenal produk budaya khas Cirebon ini.

2.7 Solusi Penyelesaian Masalah

Solusi agar seni lukis kaca ini dapat dikenal dan memunculkan lagi bahwa seni lukis kaca adalah produk budaya yang harus dilestarikan yaitu dengan membuat media informasi tentang seni lukis kaca tersebut. Karena dengan informasi yang diberikan kepada masyarakat, seni lukis kaca bisa


(18)

terkenal dan dapat menjadi produk budaya yang produktif. Media informasi ini diyakini mampu menjadi sebuah solusi penyelesaian yang efektif untuk produk budaya seperti seni lukis kaca yang menjadi ciri khas kota Cirebon. Maka dari itu media infomasi ini diharapkan mampu menjadi media yang efektif untuk menginformasikan seni lukis kaca.

2.8 Media Informasi

Sebuah penyelesaian masalah yang dipilih sebagai solusi dalam penyelesaian masalah ini adalah media Informasi. Sebelum membahas tentang media informasi arti media itu sendiri adalah alat komunikasi seperti koran, majalah, film, poster, dan lain – lain yang dikutip dari kamus besar Indonesia (1988). Ada beberapa media yang sudah di kenal yaitu sebagai berikut:

1. Media Cetak (Printed Media) adalah media yang dicetak dalam lembaran kertas seperti buku, koran, tabloid, majalah dan lain – lain. 2. Media masa elektronik (Electronic Media) adalah yang isinya disebar

luaskan melalui suara atau gambar dengan menggunakan teknologi elektonik seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Chybermedia) adalah media massa yang dapat kita temukan di Internet (situs Web).

Sedangkan informasi adalah keterangan tentang apa yang diketahui atau dikatakan meliputi tiga maksud mendasar:1) Pengetahuan yang


(19)

dikomunikasikan; 2) memberi umpan balik; dan 3) mengurangi keragu – raguan (Nyoman S.Pendit, 2005, h. 291)

Jadi media informasi adalah Sebuah alat komunikasi yang mencangkup tentang pengetahuan yang di berikan kepada masyarakat luas agar bermanfaat bagi orang banyak.

Maka dari itu Pengambilan media yang tepat dan banyak dikenal oleh masyarakat mampu menjadi sarana penginformasian yang akurat dan dapat dipercaya kebenarannya. Media informasi yang diambil disini yaitu sebuah media buku. Buku sendiri mempunyai arti yaitu semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya berupa gulungan, yang dilubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu.( Ensiklopedi Indonesia 1980, h. 538 )

Pengambilan media informasi buku merupakan media informasi yang masih menjadi media yang banyak dipilih oleh masyarakat karena sangat mudah diterima oleh para masyarakat luas karena simple dan tidak akan habis dimakan oleh perkembangan jaman.


(20)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi

Pada pendekatan komunikasi sebuah media informasi harus melihat target audiens yang dituju. Didalam pendekatan komunikasi ini bahasa yang digunakan haruslah jelas dan informatif. Penggunakan bahasa yang mudah dimengerti akan menjadi poin lebih dari sebuah informasi itu sendiri. Pendekatan yang dilakukan yaitu melalui sebuah media informasi. Didalam pendekatan komunikasi ada yang melalui visual maupun verbal. Pendekatan komunikasi melalui visual, visual biasanya lebih bisa diterima oleh banyak orang karena dengan visual objek yang diinformasikan lebih menarik.

Salah satu pendekatan melalui visual adalah melalui buku ilustrasi, karena media buku lebih bisa dan mudah untuk disampaikan kepada target audiens, buku juga tidak akan habis oleh zaman. Sedangkan melalui verbal yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dapat dimengerti. Maka dari itu pendekatan visual dan verbal sangat penting karena


(21)

melalui pendekatan seperti itu akan tercipta media informasi yang memberikan pengetahuan bagi taget audiens.

1.1.2 Tujuan Komunikasi

1. Untuk menghasilkan buku yang menginformasikan kepada masyarakat mengenai seni lukis kaca khas Cirebon.

2. Untuk menghasilkan buku yang dapat menarik perhatian melalui desain cover dan desain isi yang sesuai dengan target audiens mengenai informasi seni lukis kaca khas Cirebon.

3. Untuk menjadikan buku ini sebagai media penyampaian informasi tentang seni lukis kaca yang nantinya diharapkan menjadi media efektif sebagai media informasi seni lukis kaca khas Cirebon.

3.1.3 Strategi Kreatif

Cara yang dilakukan untuk melakukan pendekatan terhadap target audiens adalah dengan memberikan informasi yang menarik. Informasi yang menarik yaitu dengan foto – foto seni lukis kaca yang mempunyai berbagai macam jenis membuat target audiens lebih antusias untuk membaca. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.


(22)

Perancangan media informasi buku ini menggunakan foto serta menggunakan elemen-elemen pendukung yang berupa ornament yang berasal dari kota Cirebon. Pendekatan visual yang digunakan:

1. Pemotretan lukisan kaca yang merupakan element utama dalam buku ini.

2. Penggunaan element visual yang berasal dari kota Cirebon yang sesuai dengan tema seni lukis kaca khas Cirebon.

3. Pemilihan warna dan huruf yang sesuai.

3.1.4 Strategi Media

Sebuah media adalah alat komunikasi ada yang berupa media cetak maupun media elektronik. Media cetak yaitu berupa koran, majalah, dan buku. Sedangkan media electronik yaitu televisi, film dokumenter dan cd interaktif.

Media informasi yang diharapkan menjadi media yang efektif dalam menyapaikan sebuah informasi adalah buku, karena media buku lebih bisa dan mudah untuk disampaikan kepada target audiens, buku juga tidak akan habis oleh zaman. Buku ini merupakan buku yang berbeda dari buku lain karena buku ini membahas tentang seni lukis kaca Cirebon


(23)

yang belum pernah dibahas sebelumnya. Maka dari itu melalui buku penyampaian informasi lebih efektif dan buku bisa didapatkan tidak hanya pada kalangan tertentu saja.

3.1.5 Strategi Distribusi

Tanggal Keterangan

7 Desember 2011 HUT Kota Cirebon 15 Februari 2012 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 20 Februari 2012 Serentak Toko

buku dan toko souvenir khas Cirebon.

Tabel III.1 Tabel Distribusi

Media yang berupa buku ini akan ditawarkan khususnya pada saat adanya pameran- pameran kesenian khas kota Cirebon dan acara- acara kebudayaan di kota Cirebon seperti peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang biasanya diadakan di keraton Kesepuhan. Selain pada acara- acara kebudayaan buku ini juga akan di luncurkan pada saat HUT kota Cirebon. Buku ini juga akan dijual umum ke toko- toko buku dan souvenir khas Cirebon. Buku ini diluncurkan bersamaan dengan hari istimewa karena pada saat seperti itu


(24)

tema- tema kebudayaan sangat kental dan sangat tepat dengan tema buku yang akan diluncurkan yaitu tentang kesenian khas Cirebon.

3.2 Konsep Visual

Konsep visual yang akan dibuat adalah sebuah buku ilustrasi, buku ini mempunyai konsep visual adanya ornament khas dari kota Cirebon. Ornamet khas Cirebon sendiri seperti gambar batik megamendung.

3.2.1 Format Desain

Buku yang akan dibuat ini mempunyai ukuran 20 x 15cm berbentuk persegi panjang atau landscape agar mudah dibawa dan tidak sulit pada saat memegang dan tetap nyaman apabila dibawa kemana saja.


(25)

3.2.2 Layout

Layout merupakan penataan gambar dan teks dalam suatu media dalam hal ini buku, layout yang bagus akan memudahkan dan menarik konsumen untuk membaca materi dari buku tersebut. Sehingga pesan yang akan disampaikan itu tercapai.

Penggunaan layout yang rapih merupakan salah satu strategi agar tulisan yang terdapat dalam buku lebih mudah dibaca serta penempatan gambar yang mudah dilihat dan tidak membingungkan para pembacanya. Layout pada gambar dibawah ini merupakan layout yang dipilih mempunyai karakter rapih dan mudah dibaca.

Gambar lll. 2 Layout

3.2.3 Tipografi

Penggunaan tipografi yang sesuai juga menjadi faktor yang mempengaruhi agar informasi yang disampaikan kepada target audiens lebih jelas. Pemilihan huruf yang baik harus mengarah pada tingkat keterbacaan dan kemenarikan yang baik,selain itu bentuk tipografi juga harus menggambarkan karakter dari pesan yang


(26)

disam-paikan. Didalam perancangan buku ini akan menggunakan jenis tipo huruf Kazuka Gothic Pro M sebagai teks sedangkan Eccentric Std sebagai judul buku dan sub judul buku menggunakan Harlow Solid Italic.

Penggunaan huruf Harlow Solid Italic karena huruf ini mewakili tema tentang unsur tradisional.

A b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

A B C D E F G H I J K L M N P Q R S T U V W X Y Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ! ?, ._+<>(){}:”;’@#$%^&*

Penggunaan huruf Kazuka Gothic Pro M karena huruf ini mempunyai karakter yang kuat dan jelas maka dari itu penggunaan huruf ini digunakan dalam body teks.

*

Penggunaan huruf Eccentric std karena huruf ini kokoh seperti pondasi yang kuat apabila diterpa badai tidak akan tumbang maka dari itu penggunaan huruf ini digunakan pada judul agar orang yang melihat merasa bahw buku ini mempunyai informasi yang tegas.


(27)

3.2.4 Ilustrasi

Didalam Perancangan buku ini ilustrasi yang akan digunakan yaitu melalui foto serta elemen-elemen khas Cirebon itu sendiri, seperti gambar wayang dan batik.

Gambar III.3 Batik dan wayang khas Cirebon (Sumber gambar:Website Wisata Budaya Kota Cirebon)

3.2.5 Warna

Konsep warna yang digunakan dalam media informasi berupa warna- warna yang mempunyai karakter kuat, dalam hal ini penggunaan warna merah maron yang diambil karena warna ini mempunyai sifat berani dan tangguh. Penggunaan warna yang berani yaitu agar seni lukis kaca berani dan mampu bertahan di jaman yang


(28)

modern seperti sekarang ini. Serta tangguh yaitu melambangkan seni lukis kaca tidak dapat disingkirkan atau dipinggirkan karena adanya lukisan yang lebih modern dari segi prosesnya.

C = 29 M = 95 Y = 89 K = 1

Penggunaan warna biru pada ornamen Megamendung karena warna biru memberikan kesan lembut.


(29)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Teknis Media

4.1.1 Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau sofeware yang digunakan adalah sebagai berikut:

4.1.2. Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan dalam proses perancangan media informasi buku Seni Lukis Kaca Khas Cirebon antara lain adalah:

1. Mainboard : ASUS

2. Processor : Intel Core 2Duo CPU 3. Physical Memory : 1GB


(30)

5. Hard Disk : Sagete (250 GB) 6. Monitor Type : LG L177WSB

4.1.3 Material Dan Teknis 1. Buku

Buku digunakan sebagai media utama untuk menginformasikan seni lukis kaca Cirebon. Pengambilan media utama buku karena buku dapat diminati oleh semua kalangan.

Material : Art Paper Hard Cover 230 gram Teknis : cetak Offset Separasi


(31)

2. Pembatas Buku

Pembatas buku merupakan media pendukung karena media utama berupa buku maka pembatas buku merupakan salah satu penarik konsumen untuk membeli.

Material : Art paper 210 gram Teknis : cetak Offset Separasi Ukuran : 15 cm x 3 cm

3. Poster

Poster adalah media promosi yang paling sering digunakan. Poster juga selain sebagai promosi, poster juga memberikan informasi tentang apa yang akan di promosikan.


(32)

Material : Art paper 230 gram Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 42cm x 29,7cm

1. X Banner

Banner merupakan salah satu media promosi yang memiliki banyak jenis, salah satunya adalah Standing Banner, yaitu sebuah visual (media cetak) yang dipasang pada sebuah frame (kerangka) yang bisa ditegakkan dan mudah untuk dipindahkan. Penggunaan X Banner untuk mempromosikan buku ini juga menjadi faktor penting. Penggunaan X Banner ini juga sangat praktis karena mudah dipindahkan.


(33)

Material : synthetic paper Teknis : Cetak Digital Printing Ukuran : 160cm x 60cm

2. Mini Banner

Mini Banner tidak berbeda jauh dengan X – Banner hanya ukurannyanya saja yang lebih kecil dibanding X – Banner. Penggunaan mini Banner merupakan salah satu promosi untuk buku Goresan Kuas Seni Lukis Kaca Cirebon. Mini Banner ini akan diletkan dibagian kasir jadi pada saat orang membayar akan terlihat jelas mini Banner ini.


(34)

Material : synthetic paper Teknis : Cetak digital printing Ukuran : 40cm x 30cm

3. Stiker

Stiker merupakan salah satu daya tarik dalam buku Goresan Kuas Seni Lukis Kaca Cirebon. Stiker juga merupakan souvenir yang didapat apabila membeli buku ini.

Material : Kertas Stiker

Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 12cm x 5cm


(35)

4. Flagchain

Penggunaan flagchain untuk mempromosikan buku ini merupakan salah satu strategi dalam penjualan. Flagchain ini akan di tempatkan di dinding toko dan di langit – langit.

Material : Art Papet 230 gram Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 21cm x 15cm

5. Leafleat

Leaftleat ini merupakan media promosi yang dapat dibawa kemana dan dapat di bagikan di jalan – jalan sekalipun, jadi penggunaan media Leaftleat sangat praktis untuk mempromosikan buku Goresan Kuas Seni Luis Kaca Cirebon.


(36)

Material : Art Paper 230 gram Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 20cm x 15cm


(37)

Daftar Referensi

Kamus Besar Bahasa Indonesia.(1988). Pengertian Media

Pendit S. Nyoman. (2005). Pengertian Informasi. Jakarta: PT Pelita Masa.

Rustan, Surianto. (2009). Layout. Jakarta Indonesia: Gramedia Pustaka Utama.

Sanggar Alam Sunyaragi. (1997). Seni Lukis Kaca Cirebon [Brosur]. Sunyaragi, Cirebon.

Sanggar Alam Sunyaragi. (2010). Photo Gallery. Cirebon

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suranto, AW. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta

Sutrisno, M. (2009), Ranah-Ranah Kebudayaan. Kanisius, Deresan,Yogyakarta. Wawancara salah satu seniman lukis kaca Dian Mulyadi

Antoni, SE. 2011 (2 Mei). Berita Indonesia Terkini. Tersedia di: http://www.beritaindonesiaterkini.com [2 Mei 2011]

SE, Halimi. 2011 (15 Mei). Lukis kaca Cirebon. Tersedia di: http://www.etnikCirebon.com [12 Februari 2008]


(38)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizky Ardiantry Agung Putra

Umur : 21 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon,25 Mei 1989

Alamat : Jl Gn Merapi ll No 28 Perumnas Cirebon Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

No HP : 085724705967

Email : ardiantryrizky@yahoo.com Pendidikan : 1. TK Ciremai Giri

2. SD Merapi

3. SMP Negeri 8 Cirebon 4. SMA Negeri 9 Cirebon


(1)

Material : synthetic paper Teknis : Cetak Digital Printing Ukuran : 160cm x 60cm

2. Mini Banner

Mini Banner tidak berbeda jauh dengan X – Banner hanya ukurannyanya saja yang lebih kecil dibanding X – Banner. Penggunaan mini Banner merupakan salah satu promosi untuk buku Goresan Kuas Seni Lukis Kaca Cirebon. Mini Banner ini akan diletkan dibagian kasir jadi pada saat orang membayar akan terlihat jelas mini Banner ini.


(2)

Material : synthetic paper Teknis : Cetak digital printing Ukuran : 40cm x 30cm

3. Stiker

Stiker merupakan salah satu daya tarik dalam buku Goresan Kuas Seni Lukis Kaca Cirebon. Stiker juga merupakan souvenir yang didapat apabila membeli buku ini.

Material : Kertas Stiker

Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 12cm x 5cm


(3)

4. Flagchain

Penggunaan flagchain untuk mempromosikan buku ini merupakan salah satu strategi dalam penjualan. Flagchain ini akan di tempatkan di dinding toko dan di langit – langit.

Material : Art Papet 230 gram Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 21cm x 15cm

5. Leafleat

Leaftleat ini merupakan media promosi yang dapat dibawa kemana dan dapat di bagikan di jalan – jalan sekalipun, jadi penggunaan media Leaftleat sangat praktis untuk mempromosikan buku Goresan Kuas Seni Luis Kaca Cirebon.


(4)

Material : Art Paper 230 gram Teknis : Cetak Offset Separasi Ukuran : 20cm x 15cm


(5)

Daftar Referensi

Kamus Besar Bahasa Indonesia.(1988). Pengertian Media

Pendit S. Nyoman. (2005). Pengertian Informasi. Jakarta: PT Pelita Masa.

Rustan, Surianto. (2009). Layout. Jakarta Indonesia: Gramedia Pustaka Utama.

Sanggar Alam Sunyaragi. (1997). Seni Lukis Kaca Cirebon [Brosur]. Sunyaragi, Cirebon.

Sanggar Alam Sunyaragi. (2010). Photo Gallery. Cirebon

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suranto, AW. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta

Sutrisno, M. (2009), Ranah-Ranah Kebudayaan. Kanisius, Deresan,Yogyakarta.

Wawancara salah satu seniman lukis kaca Dian Mulyadi Antoni, SE. 2011 (2 Mei). Berita Indonesia Terkini.

Tersedia di: http://www.beritaindonesiaterkini.com [2 Mei 2011]

SE, Halimi. 2011 (15 Mei). Lukis kaca Cirebon. Tersedia di: http://www.etnikCirebon.com [12 Februari 2008]


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizky Ardiantry Agung Putra

Umur : 21 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon,25 Mei 1989

Alamat : Jl Gn Merapi ll No 28 Perumnas Cirebon Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

No HP : 085724705967

Email : ardiantryrizky@yahoo.com Pendidikan : 1. TK Ciremai Giri

2. SD Merapi

3. SMP Negeri 8 Cirebon 4. SMA Negeri 9 Cirebon