Perancangan media informasi mengenai filosofi seni Tari Topeng Cirebon

(1)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Robi Aryanto

Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 13 September 1989

Anak : Anak ke-2 dari 2 bersaudara

Alamat : Oesman Singawinata D.1/16 RT 83/11

Purwakarta

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997-1999 : SD Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe 1999 : SD Tantina Jatiluhur Purwakarta

1999 - 2000 : SD Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe 2000 - 2002 : SD Negeri Sudirman IV Purwakarta 2002 - 2005 : SMP Negeri 1 Purwakarta

2005 - 2008 : SMA Negeri 16 Bandung


(2)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI FILOSOFI SENI TARI TOPENG CIREBON

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh :

Robi Aryanto 51908014

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... .viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Fokus Permasalahan ... 4

I.4 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI FILOSOFI . SENI TARI TOPENG CIREBON II.1 Pengertian Topeng………... 5

II.2 Pengertian Tari………. . 5

II.3 Kesan Magis Pada Tari Topeng Cirebon……… 6

II.3.1 Pengertian Magis ... 7


(4)

II.4 Filosofi Tari Topeng Cirebon ... 8 II.5 Aspek Filosofi Tari Topeng Cirebon ... 9 II.6 Tari Topeng Cirebon Sebagai Media Siar Islam ... 1 1 II.6.1 Arti Kata Dilihat Dari Budaya Islam ... 1 6 II.7 Analisa Masalah ... 1 7 II.8 Penyelesaian Masalah ... 1 8 II.9 Target Audiens ... 1 8 BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan ... 2 1 III.1.1 Strategi Komunikasi ... 2 1 III.1.2 Tujuan Komunikasi ... 2 2 III.1.3 Strategi Kreatif ... 2 2 III.1.4 Strategi Media ... 2 2 III.1.5 Strategi Distribusi ... 2 4 III.2 Konsep Visual ... 2 6 III.2.1 Format Desain ... 2 6 III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 2 6 III.2.3 Tipografi ... 2 7 III.2.4 Warna ... 2 8 BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Perangkat Lunak ... 2 9 IV.1.1 Adobe Ilustrator CS3 ... 2 9


(5)

IV.1.2 Adobe Photoshop CS3 ... 2 9 IV.2 Media Dan Teknis Produksi ... 2 9 IV.2.1 Poster ... 2 9 IV.2.2 Brosur... 3 0 IV.2.3 Iklan Koran ... 3 1 IV.2.4 Pin ... 3 2 IV.2.5 Gantungan Kunci ... 3 3 IV.2.6 Stiker ... 3 4 IV.2.7 Billboard ... 3 5 IV.2.8 Spanduk ... 3 6 DAFTAR PUSTAKA ... 3 7


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Tugas Akhir berisi tentang penelitian berjudul “Perancangan Media Informasi Mengenai Filosofi Seni Tari Topeng Cirebon”, sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Selama dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing, Dosen Penguji dan rekan-rekan yang selalu memberi petunjuk, dukungan, masukan dan motivasi yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan, kemampuan dan kesempatan yang penulis miliki. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja pada umumnya dan penulis khususnya. Amien.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

Bandung


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon. (2011). Kota Cirebon Dalam Angka 2010. Cirebon: BPS Kota Cirebon.

Caturwati, Endang, Dr. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu. Hawkins, Alma M. (1990). Creating Through Dance. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Kardji, I Wayan. (2000). Ilmu Hitam dari Bali. Denpasar: CV. Bali Media Adhikarsa.

Nawi, Hasan. (1998). Topeng Cirebon Arti dan Makna. Cirebon: Kasepuhan. Rustan, Surianto (2009). LAYOUT, Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto (2010). Font & TIPOGRAFI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soepandi, Atik, Sukanda, Enip, dan Kubarsah, Ubun. (1994). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukkan Jawa Barat. Bandung: CV. Sampurna.

Suanda, Endo. (2005). Topeng. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

WEBSITE

Endo Suanda. (1994). Topeng Cirebon: Bertahan dengan Pembaruan. Tersedia di: http://majalah.tempointeraktif.com [14 Februari 2012]


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Setiap di Indonesia memiliki keunikan kebudayaan masing - masing yang menjadi cirri khas daerah tersebut. Di lihat dari asal katanya, kata “budaya” sudah menggambarkan betapa luasnya cakupan makna yang terkandung didalamnya. Menurut Prof. Koentjaraningrat, seorang Antropolog kenamaan Indonesia, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta. Budaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan budi atau akal dan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal dan budi tersebut.Tari Topeng Cirebon merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu dan Jatibarang. Tari Topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng saat menari.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Dan seni dapat diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya) yang diciptakan dengan keahlian luar biasa.

Tari adalah ungkapan perasaan manusia yang dituangkan lewat gerakan indah. Dari definisi yang sangat sederhana ini sudah dapat diketahui bahwa tari adalah sebuah cabang seni yang mengandung dua faktor yaitu ruang dan waktu. Sekaligus dapat diketahui pula bahwa hakekat dari tari adalah gerak.

Topeng Cirebon mempunyai peranan penting tidak saja bagi kehidupan tradisional masyarakat Cirebon tetapi juga kehidupan sosial budaya di Jawa Barat. Peran yang dimaksud anatara lain: sebagai sarana penyebar luasan agama Islam, sarana pemujaan leluhur, dan media hiburan serta sumber kreatifitas tari.

Menurut Endo Suanda (1994) tari Topeng Cirebon pada mulanya adalah tarian ritual yang amat sakral. Tarian ini sama sekali bukan tontonan hiburan. Topeng Cirebon adalah penciptaan semesta yang berdasarkan sistem kepercayaan Indonesia purba dan Hindu-Budha-Majapahit.


(9)

Dimanapun pertunjukan tari Topeng Cirebon diselenggarakan, mempunyai urutan penyajian yang umumnya tidak berubah dan dapat menjadi ciri-ciri pokoknya. Urutan penyajian yang dimaksud adalah Topeng Panji, Topeng Pamindo atau Samba, Topeng Rumyang, Topeng Tumenggung, yang dilanjutkan dengan tari Topeng Klana. Karakter tarian topeng berkait erat dengan karakter kedoknya. Misalnya: Topeng Panji berkarakter halus, Topeng Pamindo atau Samba berkarakter lincah, Topeng Rumyang berkarakter lincah namun tidak selincah Topeng Pamindo, Topeng Tumenggung berkarakter gagah, Topeng Klana berkarakter gagah dan kasar.

Topeng Cirebon mempunyai kekuatan spiritual yang khusus. Dulu, anak yang sakit dibawa orang tuanya ke panggung untuk diobati dalang topeng, atau dijampi-jampi atau bahkan dibawa menari. Kadang, bayi yang baru lahir langsung dibawa ke panggung untuk diberkahi, diberi nama, atau diakui sebagai anak oleh dalang topeng atau dalang wayang. Meski dalang tak selalu seorang dukun, banyak dalang adalah juga dukun.

Di masa pemberontakan G30S-PKI banyak seniman yang bergabung dalam Lekra ditangkap. Kegiatan seni tidak terlalu banyak, termasuk seni tari Topeng Cirebon. Tari Topeng Cirebon yang memiliki nilai mistis ini dihindari masyarakat. Banyak seniman tari Topeng Cirebon mendalami ilmu agama Islam. Selain itu, keadaan ekonomi yang sulit pada tahun 1960-an membuat kegiatan kesenian menjadi berkurang. Hajatan, yang semula mengundang hiburan tari Topeng Cirebon, waktu itu diganti dengan ceramah kiai. Setelah 1970-an, tari Topeng Cirebon bangkit lagi. Masa orde baru memulihkan situasi politik. Tetapi, yang tidak bisa pulih adalah daya beli masyarakat. Banyak masyarakat sudah tak mampu membayar honor penari. Banyak sawah-sawah berganti dengan rumah dan empang. Akibatnya, tak banyak sawah yang perlu diupacarai, juga tak banyak pemilik sawah yang mampu menanggap hiburan topeng. Dengan begitu, hal ini juga ikut mempengaruhi pendapatan dari para seniman Tari Topeng Cirebon. Para seniman tidak bisa menggantungkan hidupnya hanya dari menari saja, kebanyakan seniman juga harus melakukan pekerjaan lain. Hal ini membuat jumlah pertunjukan seni Tari Topeng di masyarakat berkurang, dan


(10)

mengakibatkan masyarakkat yang mengetahui tari Topeng Cirebon juga mengalami penurunan.

Permasalahan yang muncul dalam seni Tari Topeng Cirebon yaitu kini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Tari Topeng hanyalah sekedar hiburan. Tidak banyak yang mengetahui tentang pesan dan makna yang terkandung dalam seni Tari Topeng. Masyarakat hanya menyebut tarian Topeng Cirebon adalah tarian hiburan, tanpa mengetahui bahwa tari Topeng Cirebon mengandung pesan-pesan didalamnya, karena unsur-unsur yang terkandung didalamnya mempunyai arti simbolik yang bila diterjemahkan sangat menyentuh berbagai aspek kehidupan, sehingga juga mempunyai nilai pendidikan. Variasinya dapat meliputi aspek kehidupan manusia seperti kepribadian, kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa. Masyarakat makin praktis, makin rasional, dan beberapa hanya mengetahui bahwa seni tari Topeng Cirebon sebatas hiburan. Situasi ini secara perlahan membuat nilai, bahkan seni tari Topeng Cirebon sendiri semakin menghilang dari masyarakat.

Oleh karena itu, sosialisasi terhadap masyarakat berupa informasi mengenai seni tari Topeng Cirebon yang bersifat ajakan. Tujuannya untuk melestarikan kesenian yang ada di Jawa Barat ini khususnya tari Topeng Cirebon dan memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa tari Topeng Cirebon memiliki pesan dan makna yang mengandung nilai-nilai pendidikan tentang kehidupan.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka diuraikan lebih lanjut tentang identifikasi yang didapat yaitu :

Sebagian masyarakat beranggapan bahwa tari Topeng Cirebon hanyalah sekedar tarian hiburan.dan pengaruh budaya luar yang menghilangkan minat masyarakat terhadap budaya lokal.


(11)

I.3 Fokus Permasalahan

Dilihat dari identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas maka fokus permasalahan terletak pada persepsi masyarakat yang terlalu dominan menganggap tari Topeng Cirebon adalah tarian hiburan, yang sebenarnya bukan hanya sekedar hiburan, tetapi memiliki pesan dan makna yang mengandung nilai-nilai pendidikan kehidupan.

I.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan yang didapat yaitu untuk mensosialisasikan tentang kesenian tari Topeng Cirebon kepada masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai kebudayaan tradisional Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Barat ini. Dengan cara merancang sebuah media informasi ke seluruh masyarakat khususnya para remaja mengenai kesenian tari Topeng Cirebon.

Tujuan perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Menjadikan masyarakat khususnya di kalangan pelajar mengerti dan mengetahui apa itu kesenian daerah, khususnya kesenian tari Topeng Cirebon, tentang filosofi yang terkandung dalam tari Topeng Cirebon lewat media yang akan dirancang.

b. Merancang sebuah media informasi dengan media poster, dengan visual gambar gaya ilustrasi dan tambahan tipografi serta pemakaian warna yang masih identik dengan kesenian tarian ini.


(12)

BAB II

MEDIA INFORMASI MENGENAI FILOSOFI SENI TARI TOPENG CIREBON

II.1 Pengertian Topeng

Topeng berasal dari kata asal ping, peng, pong yang berarti merapatkan kepada sesuatu, menekan kepadanya. Dari kata itu juga dikenal kata tepung (bertemu sambung) dan ping (pinggir) damping bersama-sama. Dalam bahasa sunda ada kata napel yang berarti melekat. Kata lain dari bahasa sunda adalah kedok.

Topeng dapat diartikan sebagai tiruan wajah atas bahan dasar yang tipis atau ditipiskan untuk dikenakan pada wajah manusia, sehingga manusia yang mengenakan menjadi berubah perilakunya sesuai dengan karakter wajah tiruannya. Hal itu terjadi didasari anggapan bahwa wajah merupakan wakil dari keseluruhan pribadi. Pandangan lain menyebutkan bahwa “pribadi” yang dilambangkan dengan topeng itu tidak terbatas pada manusia, melainkan tokoh-tokoh gaib, dari yang bercerita kemanusiaan dan bertatarkan kedewataan sampai yang bercerita tentang kebinatangan dan bertataran lebih rendah daripada manusia. (Suanda, 2005: 167)

II.2 Pengertian Tari

Tari mempunyai arti keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat diberi arti bahwa tari adalah keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis.

Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu dan tenaga. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Hawkins: 1990, 2)


(13)

Dengan demikian dapat diakumulasikan bahwa tari adalah gerakan dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.

Tarian adalah bagian dari kebudayaan, menghasilkan berbagai jenis dan bentuknya. Di dataran Priangan atau Sunda tari di bagi ke dalam lima rumpun yakni tari rakyat, tari wayang, tari kurses, tari topeng dan tari kreasi baru. Tari rakyat seperti Ketuk Tilu tumbuh dan berkembang di Jawa Barat khususnya di kalangan rakyat dengan pola tarian yang bebas atau spontan. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Barmaya (1987 : Dalam Buku Caturwati) sebagai berikut : “Tari rakyat adalah tarian-tarian yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat Jawa Barat dengan pola tarian yang ditarikan secara bebas, spontan, banyak improvisasi serta diiringi musik dengan pola monoton dan banyak pengulangan. Tarian-tarian jenis ini banyak tersebar hampir ke berbagai pelosok Jawa Barat. Masing-masing daerah mempunyai gaya yang khas dan menjadi ciri khas masing-masing daerahnya, baik gerak maupun iringannya.

II.3 Kesan Magis Pada Tari Topeng Cirebon

Menurut Inuy Khalimah, murid Mimi Rasinah, maestro tari Topeng Cirebon, tari Topeng Cirebon di masa lalu sering digunakan sebagai upacara ngeruat, upacara sedekah bumi, upacara meminta berkah, dan ritual pengobatan. Tiga unsur tingkatan dalam membawakan sebuah tarian yaitu wiraga, wirama, dan wirasa. Pada umunya seorang seniman tari topeng sudah bisa membawakan tarian dalam tingkatan wirasa, dimana seniman membawakan tarian tidak hanya sekedar gerak, namun dari segi penjiwaan dan penghayatan sudah sangat baik. Beberapa seniman penari Topeng Cirebon sebelum mementaskan tari topeng sering mengadakan ritual - ritual tertentu untuk lebih menghidupkan dalam membawakan tarian topeng tersebut. Namun yang terpenting dari semua itu, antara sang penari dan topeng / kedok harus bisa menyatu. Kedok harus


(14)

menghidupkan tarian dan tarian harus menghidupkan kedok tersebut. Secara ilmu pengetahuan, sebenarnya bisa dijelaskan unsur kemagisan tersebut. Ketika membayangkan secara sungguh - sungguh apa yang diinginkan atau sugestikan, secara langsung otak akan menyerapnya dan mengirimkan melalui syaraf-syaraf dalam tubuh. Hasilnya adalah, tubuh akan dengan sungguh-sungguh bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. (Wawancara : Eva Yulvina)

II.3.1 Pengertian Magis

Magis adalah sesuatu / cara tertentu yang diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib dan dapat menguasai alam sekitar, termasuk alam pikiran dan tingkah laku manusia. Seseorang yang memiliki kekuatan yang magis ini akan mampu menguasai kehidupan seseorang. Dengan kekuatan magis yang dimiliki seseorang, maka dia akan mampu mengendalikan orang yang kena magis itu. Ucapannya akan menjadi acuan dalam mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu orang kena pengaruh magis, ibaratnya seperti seorang terkena hipnotis. Apapun yang diperintahkan oleh orang memiliki kekuatan magis terhadap orang yang menerima perintah pada umumnya perintah akan dilaksanakan. (Kardji, 2000:77)

II.3.2 Wiraga, Wirama, Wirasa

Dalam kamus Baoesastra Djawa oleh Poerwasamita (1939) Wiraga adalah solah sing nengsemake. Wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai keterampilan geraknya. Keterampilan dalam memvisualisasikan setiap gerakan yang dilakukan oleh seorang penari, wiraga sangat terkait dengan hafalan seorang penari dan berkaitan dengan daya ingat.

Wirama adalah kendo kencengeng panaboebing gamelan (gending) utawo pratingkah kang mowo laras. Wirama meliputi irama gerak tari,


(15)

irama gamelan maupun ritme gerak tari. Irama gerak tari penari harus menyesuaikan dengan irama music termasuk suasana.

Wirasa adalah suroso utowo karep utowo ingpangroso, utowo miroso enak banget utowo digoleki tegese. Wirasa dalam hal ini adalah rasa gerak tari yang dilakukan oleh penari harus sesuai dengan rasa gamelan yang mengiringinya. Untuk mencapai rasa gerak yang dilakukan seorang penari harus sering melakukan berulang - ulang agar apa yang akan dicapai dapat terpenuhi.

II.4 Filosofi Tari Topeng Cirebon

Sejarah perkembangan tari Topeng Cirebon tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam di bumi Cirebon. Kenyataan ini berkaitan dengan fungsi pertunjukan topeng Cirebon dijadikan alat penyebaran agama Islam oleh para wali (penyebar agama Islam). Termasuk Nyi Mas Gandasari yang masih keluarga Sunan Gunung Jati, telah berperan sebagai penari topeng untuk menaklukkan Pangeran Welang dari Karawang agar masuk Islam. Petunjukan topeng ini dilakukan secara keliling dengan penyajian tari-tarian secara babak demi babak sehingga dikenal dengan pertunjukan topeng babakan. Walaupun Topeng Cirebon asal muasalnya dari kebudayaan Hindu-Budha pada jaman Majapahit yang membawakan cerita panji, namun oleh para penyebar Islam (wali) kesenian topeng ini dimasukkan nilai-nilai Islam sehingga secara tidak langsung memberikan pendidikan agama pada masyarakat.

Setiap karakter topeng memiliki makna yang berbeda sesuai dengan alur cerita dan unsur visual yang melekat padanya. Pada tari Topeng Cirebon memiliki lima karakter yang berbeda-beda seperti Panji berkarakter halus, Pamindo berkarakter lincah, Rumiang berkarakter lincah, lembut dan tegas, Tumenggung berkarakter gagah, Klana berkarakter gagah dan angkara murka. Dari beberapa karakter topeng merupakan permaknaan dari sifat-sifat manusia yang digambarkan melalui tari topeng Cirebon. Tari Topeng Cirebon sebagai sarana penyebarluasan agama Islam, yang terkandung dalam tari Topeng Cirebon.


(16)

II.5 Aspek Filosofi Tari Topeng Cirebon

Cerita Topeng Cirebon Gerak Tubuh Aspek Filsofi 1. Topeng Panji

Kepahlawanan seorang tokoh (Panji) berupa kepribadian secara utuh, yang perilakunya serta sifat lainnya akan membahagikan banyak umat. Satria yang berkarakter halus. Digambarkan pada akhlak manusia, maka Panji adalah manusia yang mempunyai akhlak baik dengan keluruhan budi dan kekuatan menahan hawa nafsu.

Kepala: diam (tidak banyak gerakan).

Badan : putaran badan pelan.

Tangan: pelan dan gemulai. Kaki : seser atau

menggerakan kaki tanpa melangkah. Dalam tari Panji tempo lambat disebut dodoan. * Banyak menggerakan tangan.

* Tari Panji menampilkan gerak dengan kualitas tenaga lembut, volume kecil dan tidak banyak berpindah tempat.

Seorang manusia yang baru saja dilahirkan dan pertama kali melihat dunia. Memiliki sifat kelembutan, seperti seorang bayi.

2. Topeng Pamindo Satria bersifat lincah. Apabila mengacu pada perkembangan jiwa manusia, maka Pamindo diumpamakan sebagai pribadi anak yang baru menginjak remaja. Samba adalah nama anak laki-laki Krisna dalam kisah Mahabarata. Samba adalah satria muda yang pertentang (lantang bicara), cekatan periang, tetapi belum dianggap dewasa. 3. Topeng Rumiang Semula, Rumiang

merupakan nama gending yang digunakan sebagai penutup dalam pertunjukan wayang kulit. Gending tersebut disajikan setelah pertunjukan, yaitu pada saat matahari akan segera terbit, keadaan masih berada di antara gelap dan terang.

Kepala: lentur mengikuti irama musik (banyak gerakan kepala ke kiri dan ke kanan).

Badan : gerakan badan gemulai, lentur dan lincah.

Tangan: gemulai sedikit cepat.

Kaki : gerakan kaki banyak melangkah dan langkah kaki lincah.

Dalam tari Pamindo tempo sedikit

cepat disebut tengadah. *Gerak tari Pamindo menggunakan kualitas tenaga ringan, gerak sedikit luas.

Kepala: gerak kepala lincah. Badan : lincah.

Tangan: cepat dan gemulai. Kaki : langkah kaki cepat. Dalam tari Rumiang tempo sedikit cepat disebut tengadah.

* Gerak tari Rumiang menggunakan kualitas tenaga ringan, lincah, gerak sedikit luas.

Gambaran seorang anak-anak yang ingin

mengetahui lebih banyak mengenai masalah

disekitarnya. Dengan sifat kelincahan yang

dimilikinya.

Seorang remaja yang baru mengalami akhil balig. Memasuki kedewasaan dengan pemikiran yang berbeda.


(17)

4. Topeng Tumenggung Kesatria yang bersifat tegas dan berwibawa. layaknya seperti pemimpin bijaksana kepada umatnya.

Kepala: lihai dan gagah. Badan : lues, lentur, dan

cepat (gerakan badan

menggambarkan kesatria gagah). Tangan: gemulai.

Kaki : langkah kaki cepat mengikuti gerak badan.

Dalam tari Tumenggung tempo cepat disebut kering atau deder.

* Gerak tari Tumenggung menggunakan kualitas tenaga yang kuat, ruang gerak luas.

Seorang manusia yang sudah beranjak dewasa dan telah menemukan jati dirinya, karenanya bersikap tegas dan bertanggung jawab.

5. Topeng Klana Klana merupakan peran yang mempunyai karakter gagah. Digambarkan pada perkembangan jiwa dan akhlak manusia, Klana merupakan manusia yang berakhlak paling buruk.

Kepala: ke kiri dan ke kanan dengan gerakan cepat.

Badan : gagah, tegas dan cepat.

Tangan: cepat, gagah, tegas dan berkuasa (menyesuaikan dengan karakter topeng).

Kaki : gerakan cepat mengikuti gerak badan, posisi kaki sedikit lebar dan kuat (mencerminkan kesatria yang kuat).

Dalam tari Klana tempo cepat disebut kering atau deder.

* Gerak tari Klana menggunakan kualitas tenaga yang kuat, tegas, dan jangkauan ruang yang luas.

Seorang yang menginjak dewasa dan memiliki kekuasaan, maka

memiliki sifat serakah. Ini yang terdapat dalam jiwa manusia.

Tabel II.1

Aspek Filosofi dalam Tari Topeng Cirebon (Nawi, 1998: 2)   


(18)

II.6 Tari Topeng Cirebon Sebagai Media Siar Islam

a. Panji

Gambar II.1 Topeng Panji Sumber : Dokumentasi STSI

Panji diambil dari kata Pan yang berarti panutan sedangkan Ji yang berarti satu (satu panutan atau satu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa) yang manifat (tidak memikirkan dunia). Topeng Panji berwarna putih berseri sebagai lambang kebersihan dan kesucian bayi yang baru lahir. Tari topeng Panji melukiskan suatu proses kelahiran. Musiknya gegap gempita dan menggambarkan alam semesta. Namun sang bayi ditampilkan dalam gerak yang diam. Gerakan kakinya hanya digeser saja sehingga penari tari topeng Panji dituntut untuk menguasai penghayatan karakter, kelenturan tubuh dan pengendalian emosi. Secara filosofi tari Panji ini mengajarkan budi pekerti terhadapa sesama manusia. Karakternya halus dan alim.


(19)

b. Pamindo atau Samba

Gambar II.2 Topeng Samba Sumber : Dokumentasi STSI

Samba berasal dari kata Saban artinya setiap. Maknanya bahwa setiap waktu diwajibkan mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan larangannya. Sedangkan Pamindo diambil dari kata dipindoni artinya didua kalikan, maknanya bahwa disamping mengerjakan perintah-perintahnya yang wajib, kita juga perlu melaksanakan hal-hal yang sunah. Penarinya memakai pakaian berwarna kuning dan kain dodot sontog. Adapun kedoknya berwarna putih kebiruan atau merah muda, dihiasi rambut ikal di dahinya. Warna itu melambangkan kesopanan dan keramahan. Tari topeng Pamindo ini melambangkan anak-anak yang mulai aktif, dengan diiringi lagu kembang kapas. Gerakan tarinya lincah dan genit.


(20)

c. Rumiang

Gambar II.3 Topeng Rumyang Sumber : Dokumentasi STSI

Rumiang bila dipisahkan menjadi dua kata memiliki dua arti yaitu Rum arti harum sedangkan Yang arti pergi, maka bila disatukan artinya adalah sesuatu penciuman yang mengarahkan kemana jalannya. Tari ini menggambarkan seseorang yang mulai dewasa dan tahu arti kehidupan. Gerakan tarinya lincah dan riang. Kedoknya berwarna merah muda atau jingga sebagai lambang peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Iringan lagu rumyang yaitu kembang kapas atau buncis. Penarinya memakai pakaian berwarna merah muda atau jingga dan memakai kain lancar gelar. Tarian ini mempunyai makna menyucikan diri demi keselamatan kita.


(21)

d. Tumenggung

Gambar II.4 Topeng Tumenggung Sumber : Dokumentasi STSI

Tumenggung dipisahkan menjadi dua arti yaitu Tumen artinya teman sedangkan Gung artinya Maha Agung (dewasa). Maka arti Tumenggung adalah adanya kepercayaan merupakan tanggung jawab kepada yang Maha Agung (Tuhan) atau memiliki kekuasan (seperti kepatihan), maka harus percaya adanya Tuhan. Karakternya gagah, gerakannya angkuh dan tampak kaku dengan diiringi lagu tumenggungan dan barlenbarlen. Kedok Tumenggung berwarna merah muda berkumis yang menunjukkan kedewasaan dalam bertindak. Penari mamakai kain lancar gelar, pakaian hitam, hiasan leher berupa klambigula, dasi dan kaca mata. Tari topeng ini mengandung makna orang yang bijaksana dan tidak banyak bicara.


(22)

e. Klana

Gambar II.5 Topeng Klana Sumber : Dokumentasi STSI

Klana diambil dari kata Kana berarti ada kalanya. Klana sifat manusia yang selalu mengada-ada. (Orang tua yang menggoda) seperti menggambarkan Rahwana, dan mempunyai rasa keingintahuan. Wajah Klana berwarna merah tua, berkumis tebal menyeramkan yang melambangkan karakter besar dan gagah. Gerakannya kasar, diiringi musik yang keras (lagu gonjing dan sarung ilang). Tarian ini menggambarkan orang yang serakah, angkara murka dan tidak dapat mengendalikan diri. Penari menggunakan kain lancar gelar dan pakaian berwarna merah. (Wawancara: Eva Yulvina)


(23)

II.6.1 Arti Kata Dilihat dari Budaya Islam

Karakter Topeng

Asal Kata Arti Sifat Tokoh

Panji Panji diambil dari kata Pan: panutan

Siji: satu.

Satu panutan atau satu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1. Lembut 2. Bersih

3. Manifat (tidak memikirkan duniawi) 4. Baik Pamindo atau

Samba

Pamindo diambil dari bahasa Jawa Pingdo: kedua, Saban: setiap hari.

Setiap waktu, artinya bahwa setiap waktu diwajibkan mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangannya. (Pingdo) kedua melaksankan hal-hal yang Sunah.

1. Lembut 2. baik 3. Jujur

Rumiang Rumiang diambil dari kata Arum: harum Hyang: Tuhan.

Senantiasa

mengharumkan nama Tuhan yaitu dengan doa dan dzikir.

1. Lembut

Tumenggung Tumenggung diambil dari kata Tumen: teman, Gung: Maha Agung.

Memberikan arti kebaikan kepada sesama manusia, saling menghormati.

1. Tegas 2. Bertanggung

jawab 3. Kedewasaan

Klana Klana diambil dari kata Kana: mencari.

Dalam hidup ini wajib berikhtiar.

1. Tidak patah semangat 2. Berusaha keras 3. Pemarah 4. Serakah

Tabel II.2

Arti Kata Dilihat dari Budaya Islam (Nawi, 1998: 3)


(24)

II.7 An An mengangg dan pemen Su diperoleh nalisa Masa nalisa masa gap tari Top ntasan seni. umber data

dari hasil p alah alah terletak peng Cirebo

mengenai enelitian ya

k pada pers on adalah se

informasi aitu : epsi masya ebatas tarian tentang filo arakat yang n hiburan un

osofi tari T

terlalu dom ntuk pertunj Topeng Cir minan jukan rebon, Data Prime Proses pen kuisioner k penari dan dan juga gu er ncarian da kepada pela pengajar s uru pendidik •

ata yang d ajar dan ma eni tari Sek kan seni bu

Tabel II.3

dilakukan a asyarakat u kolah TIngg udaya SMPN

Hasil Kuisi

adalah den umum. Serta

gi Seni Indo N 1 Kedawu

ioner ngan melak a mewawan onesia Band ung, Cirebon kukan ncarai dung, n.


(25)

Ta • II.8 Pe Be disimpulk untuk me karena po oleh banya II.9 Ta a. Data Sekun Proses pen buku dan m berasal dar

enyelesaian erdasarkan kan bahwa m

mberikan i oster memili ak orang. arget Audie Demo • • • nder ncarian dat media intern ri beberapa b

n Masalah analisa da media infor informasi k iki kemudah ens grafis (Tip Gender Usia Pendidika

abel II.4 Gra

ta selanjutn net, dimana buku. ata primer rmasi berup kepada mas han dalam pe)

: pria d : Pelaj Masy an : SMP

afik Hasil K

nya dilakuk a sumber da

dan sekun pa poster m syarakat ten

hal penyeb

dan wanita jar usia 13 -yarakat umu P, SMA, dan

Kuisioner

kan dengan ata isi buku

n melalui m u yang dipe

media eroleh

nder yang erupakan sa ntang tari T baran sehing

diperoleh arana yang Topeng Cir gga dapat d

dapat tepat rebon dibaca

- 19 tahun um semua uumur n Mahasiswwa


(26)

Tabel II.5 Piramida Penduduk Kota Cirebon Tahun 2010 Sumber : BPS Kota Cirebon, Hasil SP2010 (1-31 Mei 2011)

Tabel II.6 Penduduk Kota Cirebon Tahun 2010 Sumber : BPS Kota Cirebon, Hasil SP2010 (1-31 Mei 2011)


(27)

b. Geografis (Berdasarkan Lokasi) Wilayah Kota Cirebon dan sekitarnya.

c. Psikografis (Karakter / Sifat)

Secara psikografi adalah remaja yang memiliki rasa keingintahuan yang besar akan sesuatu hal yang baru, memiliki pola pikir terbuka, dan berhak memilih apa yang terbaik dan menarik untuk dipelajari selanjutnya. Remaja yang aktif dan serba ingin mengetahui segala sesuatu hal yang baru.


(28)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan dari kesenian tari Topeng Cirebon adalah merancang atau membuat suatu media informasi berupa poster yang bersifat membujuk, mempengaruhi, mengubah perilaku audiens dengan gaya ilustrasi, pesan kata disesuaikan dengan target sasaran agar dapat diterima, dimengerti dan mudah dipahami oleh kalangan pelajar.

III.1.1 Strategi Komunikasi

Perancangan komunikasi ini mensosialisasikan kesenian tari Topeng Cirebon sebagai kesenian yang menarik yang harus dilestarikan. Untuk menciptakan desain yang komunikatif ilustrasi, tipografi serta warna tidak dapat terpisah dari elemen desain. Dalam perancangan suatu karya desain pemilihan elemen ilustrasi, tipografi serta warna sangatlah penting kedudukannya sehingga harus direncanakan dan dipikirkan dengan baik karena dapat mempengaruhi karya desain tersebut.

Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Komunikasi verbal yang digunakan pada perancangan media informasi ini menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dipilih karena merupakan bahasa persatuan. Agar pesan dari kampanye ini dapat tersampaikan dan dipahami oleh masyarakat luas.


(29)

III.1.2 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam media informasi ini adalah memberikan informasi suatu kesenian yang ingin disampaikan, juga menitikberatkan mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sejumlah orang banyak. Dengan demikian tujuan komunikasi dalam media informasi ini yaitu :

a. Memberikan pengetahuan tentang tari Topeng Cirebon. b. Memberikan pemahaman tentang filosofi tari Topeng Cirebon.

III.1.3 Strategi Kreatif

Tahap Attention

Pada tahap ini, pendekatan kreatif yang dilakukan dalam media informasi ini adalah dengan cara mengemas pesan melalui bentuk visual dan teks untuk menarik perhatian target audiens.

Tahap Informasi dan Persuasi

Selanjutnya memberikan informasi tentang filosofi tari Topeng Cirebon adalah suatu upaya untuk terus melestarikan kesenian tradisional Jawa Barat serta memberikan pemahaman tentang pesan dan makna yang melekat pada tari Topeng Cirebon sebagai daya tarik dalam suatu pertunjukan.

III.1.4 Strategi Media

1. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara mengemas materi pesan kedalam media dengan memberikan informasi dan mengaplikasikannya pada media pendukung. Adapun media yang digunakan dalam kampanye ini antara lain :


(30)

a. Media Utama

Media utama yang digunakan untuk memberikan informasi tentang kesenian tari Topeng Cirebon adalah poster. Dikarenakan poster memiliki nilai kemudahan dalam melakukan penyebarannya sehingga jangkauan sasaran dapat lebih banyak dan tingkat keterlihatan serta keterbacaan yang tinggi.

b. Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan bertujuan untuk membantu menyampaikan pesan dan informasi meliputi media pendukung berupa cetak dan gimmick. Yang disesuaikan dengan ruang lingkup keseharian dari target audiens kampanye, meliputi :

• Brosur

• Iklan koran

• Billboard

• Spanduk

• Pin

• Gantungan kunci

• Stiker

2. Penyebaran media dibagi dibeberapa tempat, antara lain sebagai berikut :

a. Diarahkan di daerah tempat tinggal target audien.

b. Tempat dimana biasa masyarakat, khususnya pelajar berkumpul dan menghabiskan waktu, misalnya di sekolah, universitas, taman, di mall, tempat makan, alun - alun kota Cirebon, jalan raya utama, dan lain- lain.


(31)

3. Waktu penyebaran media

Penyebaran media dilakukan pada saat memperingati hari jadi Kota Cirebon karena pada hari tersebut merupakan momen yang sering dimanfaatkan untuk merayakan perayaan budaya Indonesia, khususnya Jawa Barat.

III.1.5 Strategi Distribusi

Untuk menarik perhatian masyarakat, poster ditempelkan pada tempat-tempat yang strategis dan sering dilewati oleh banyak target audiens seperti sekolah, Jalan Pekalangan, Jalan Siliwangi, dan Jalan Pasuketan yang merupakan jalan raya utama di Kota Cirebon. Tahap ini dilaksanakan 3 bulan sebelum hari jadi Kota Cirebon mulai dari tanggal 15 Agustus sampai dengan 15 November.


(32)

Gambar III.2 Jalan Siliwangi

Gambar III.3 Jalan Pasuketan

Pada tahap kedua, media brosur dengan materi informasi mengenai filosofi yang terkandung dalam seni tari Topeng Cirebon. Waktu pelaksanaan tahap ini yaitu mulai dari tanggal 15 September sampai dengan 15 November.

Pada tahap ketiga, media pendukung seperti iklan koran, brosur, billboard, spanduk,dan gimmick digunakan untuk menarik dan mengingat kembali kepada masyarakat akan pentingnya tari Topeng Cirebon. Waktu pelaksanaan tahap ini dimulai dari tanggal 15 Oktober sampai dengan 15 November.


(33)

III.2 Koonsep Visuaal

IIII.2.1 Formaat Desain

cm ter pel ter Ukura m). Pertimba

rlihat dan bi lajar sebaga rsampaikan

an poster ya angan mem isa lebih m ai target au dengan baik ang digunak makai ukura menarik perh udien, sehin k. (Rustan, kan memaka an ini adala hatian oleh ngga pesan 2009 : 108)

ai ukuran A ah agar po

masyarakat yang ingin )

A2 (42 cm x ster bisa m t khususnya diberikan x 59,4 mudah a para dapat III kan pad (Ru

I.2.2 Tata L

Denga nan, selain da poster in ustan, 2009

Gam

Letak (Layo

an menggun itu juga me ni adalah “ 9: 100)

G

mbar III.4 Uk

out)

nakan arah b emberikan “zig-zag”, m

kuran desainn poster

Gambar III.5

baca pada u “Sequence member kes

umumnya, y ”, atau gera san dinamis

Tata letak po

yaitu dari k ak mata, di s dan tidak

kiri ke imana kaku


(34)

III.2.3 Tipografi

Huruf dan layout didesain dengan memperhitungkan faktor legibility yaitu membahas kejelasan karakter satu-persatu, dan readability yaitu tingkat keterbacaan keseluruhan teks yang telah disusun dalam suatu komposisi. Jenis tipografi yang digunakan adalah jenis font (huruf) yang sesuai dengan tema budaya. (Rustan, 2010: 74)

Dutch & Harley

Gambar III.6 Font Dutch & Harley

Kristen ITC

Gambar III.7 Font Kristen ITC

Awan Mega Font


(35)

Gambar III.9 Aplikasi tipografi

III.2.4 Warna

Warna sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna yang digunakan pada sebagian besar poster adalah warna merah gelap, yang merupakan warna yang diambil dari motif Tari Topeng Cirebon dan juga untuk memberikan kesan nilai-nilai magis.

Gambar III.10 Warna dalam poster

  Gambar III.11 Aplikasi Warna 


(36)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Perangkat Lunak

Dalam pengerjaan tugas akhir ini, selain memperoleh referensi desain dari buku, penulis juga menggunakan beberapa perangkat lunak untuk mendukung kinerja perancangan media informasi.

IV.1.1 Adobe Ilustrator CS3

Adobe Ilustrator CS3 merupakan perangkat lunak berbasis vector, dimana digunakan untuk perancangan semua media.

IV.1.2 Adobe Photoshop CS3

Adobe Photoshop CS3 adalah perangkat lunak yang digunakan penulis untuk kepentingan mengolah foto yang digunakan sebagai ilustrasi dalam media informasi.

III.2 Media dan Teknis Produksi

III.2.1 Poster

Poster adalah media utama, berfungsi sebagai media informasi yang diharapkan akan berguna untuk meningkatkan minat akan budaya seni tari Topeng Cirebon.


(37)

Gambar IV.1 Poster

Material : Laster Ukuran : 42 x 59,4 cm Teknis : Cetak Offset

III.2.2 Brosur

Brosur menjadi media pendukung pengenalan informasi mengenai makna tari Topeng Cirebon. Brosur akan dibagikan di sekolah dan universitas serta daerah pertokoan di jalan raya utama Kota Cirebon.


(38)

Ma Uk Te

III

inf

aterial kuran

knis

I.2.3 Iklan

Koran formasi.

: Art Pape : 20 x 21 c : Cetak Of

Koran

n digunakan

Gambar

er 150 gsm cm

ffset

n sebagai m

IV.2 Brosur


(39)

Gambar IV.3 Koran

Maaterial : Koran Ukkuran : 62,5 x 411 cm Teknis : Cetak

IIII.2.4 Pin

Dip lam den

Media produksi de minasi yan

ngan frame

a ini berfun engan prin g ditempel

pin, berben

gsi sebagai digital di lkan pada ntuk bulat.

i media pen atas kertas

lempengan

ngingat dan HVS yang n logam d

media pro g dilapisi p dan dipasan

mosi. plastic ngkan


(40)

Ma Uk Te III gan ini me ber aterial kuran knis I.2.5 Gantu Teknis ntungan di i dibuat seb empunyai ta rfungsi seba

: HVS lam : Diameter : Cetak Of

ungan Kun s produksi bagian ata bagai gantun

as dan juga agai media p

Gamba

minasi, fram r 4 cm ffset

nci

media ini snya. Selai ngan tas. K

selalu mem pengingat d

ar IV.4 Pin

me pin

mirip deng n sebagai g Karena targ makainya ke

dan promosi

gan pin, teta gantungan k et audiens etika berakt i. api ditamba kunci gantu remaja bias tivitas. Med ahkan ungan sanya dia ini


(41)

Ma Uk Te

III dit

aterial kuran

knis

I.2.6 Stiker Stiker tempel dima

Ga

: HVS lam : Diameter : Cetak Of

r

ini berfu ana saja, me

ambar IV.5 GGantungan KKunci

minasi, framme pin, logamm gantungaan r 4 cm

ffset

ungsi sebag edia ini mem

gai media miliki tingka

pengingat. at penyebar

. Karena ran yang lua

dapat as.


(42)

Ma Uk Te III yan ban aterial kuran knis

I.2.7 Billbo Billbo ng besar seh nyak orang.

: HVS Stik : Diameter : Cetak Of

oard

ard berfung hingga pesa .

Gambar

ker

r 8 x 10cm ffset

gsi sebagai an yang aka

Gambar IV

IV.6 Stiker

i media inf an disampaik

V.7 Billboard

formasi. De kan dapat le

d

engan ukura ebih terlihat

annya t oleh


(43)

: Billboardd Maaterial

Ukkuran : 1600 x 8800 cm

Duummy : Art Papeer 150 gsm, Kardus 16 x 8 cmm

Skala 1 : 100

IIII.2.8 Spandduk bil yan ban Spand llboard, span

ng besar seh nyak orang.

dukberfungs nduk juga m hingga pesa .

si sebagai m memiliki uk an yang aka

media inform kuran yang b

n disampaik

masi. Sama besar. Deng kan dapat le

seperti hal gan ukurann ebih terlihat nya nya t oleh Ma Uk Du aterial kuran ummy

Gambar IVV.8 Spandukk

: Backlit

: 1600 x 8800 cm : Backlit

16 x 8 cmm Skala 1 : 100


(44)

(45)

Pengertian tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon merupakan kesenian asli

daerah Cirebon, termasuk Indramayu dan

Jatibarang. Tari Topeng Cirebon adalah salah

satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari

topeng, karena penarinya menggunakan topeng

saat menari

Susunan penyajian tari Topeng Cirebon :

Tari Topeng Panji

Tari Topeng Pamindo atau Samba

Tari Topeng Rumyang

Tari Topeng Tumenggung atau Patih


(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)