Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta

(1)

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer

Arifki Yonelly 10507516

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

interior contractor. Perusahaan yang bergerak pada bidang produksi berkaitan erat dengan persediaan bahan baku. Proses rekapitulasi data persediaan bahan baku pada PT DeKa tidak dilakukan secara berkala melainkan pada saat dibutuhkan saja. Hal tersebut dapat menyita waktu dan menguragi keefektifan kerja perusahaan, karena apabila perusahaan membutuhkan rekapitulasi data bahan baku maka harus dibuatkan terlebih dahulu. Dan juga dapat mengganggu proses produksi dan proses pembelian bahan baku karena jumlah persediaan bahan baku tidak diketahui secara pasti.

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode prototype

dengan metode pendekatan terstruktur. Alat bantu analisis dan perancangan sistem yaitu menggunakan flowmap, diagram konteks, serta DFD. Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan software yaitu Microsoft Visual Basic 6.0 dengan aplikasi database Microsoft SQL Server 2000.

Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku dengan database berbasis client-server yang dapat mengelola data bahan baku, proyek, pembelian barang, serta produksi.


(3)

of interiorcontracting company. Company which active in the field

of production is closely related to inventories of

raw materials. Recapitulation process raw materials inventory data on

the PT Deka is not done regularly but in times of need alone. It can be time consumingand reduces the effectiveness of the company's work, because if the companyrequires a recapitulation of the raw material data must be made in advance. And it can also disrupt the production process and purchasing process of raw materials due tothe amount of inventory of raw materials is not known with certainty.

.

System development method used is prototype method with a structured approach method. Analysis tools and system design that uses flowmap, context diagram, and Data Flow Diagram. Applications used in the manufacture of software is Microsoft Visual Basic 6.0 with Microsoft SQL Server 2000 database application.

The Built system is the Savings and Loan Information System based on

client-server database that can manage the data of raw materials,

projects, purchasing, and production.


(4)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Simpan Persediaan Bahan Baku Pada PT Deka Interior Contractor Jakarta”, yang merupakan syarat mata kuliah Skripsi dalam menyelesaikan program Strata I program studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta saran-saran dari berbagai pihak, maka dari itu dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Arry Akhmad Arman selaku dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

3. Dadang Munandar, S.E , M.Si selaku ketua Program Studi Sistem Informasi

4. Iyan Gustiana, S.Kom.,M.Kom selaku dosen wali dan juga sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan.


(5)

Contractor Jakarta yang selalu memacu semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Mamaku dan Papaku tersayang dan tercinta terima kasih atas semua kasih sayang, cinta, semangat dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang ini, serta keluarga yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan yang tiada henti dengan kasih sayang.

8. Rekan-rekan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini akan mendapat balasan rahmat dan hidayah-Nya. Amien.

Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Juni 2011


(6)

1.1.Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini teknologi informasi merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi, karena teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kebutuhan yang digunakan sebagai penghasil informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan up to date serta sebagai sesuatu yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Untuk mampu bersaing dalam dunia bisnis yang semakin meluas, setiap perusahaan di tuntut untuk mempersiapkan diri seoptimal mungkin yaitu dengan memaksimalkan kinerja bagian-bagian perusahaan untuk mampu berkompetensi, untuk mendukung sebuah sistem yang ungggul dengan mengedepankan efektifitas dan efisiensi dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Produktivitas merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan karena produktivitas mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian tujuan dari perusahaan yang bersangkutan. Produktivitas adalah peningkatan dari proses produksi yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Peningkatan disini berarti perbandingan membaik dari jumlah sumberdaya yang digunakan (masukan) dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan (keluaran).

PT. Deka Interior Contractor adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang kontraktor furnitur, yang mengolah bahan baku kayu menjadi sebuah produk berupa lemari, meja, kredensa, dan lain-lain, melewati proses produksi


(7)

dari bahan baku kayu menjadi barang setengah jadi, pengamplasan, finishing

(pengecatan), pengeringan, proses aksesoris dari produk, dan tahap terakhir adalah instal barang atau pemasangan barang atau produk sehingga menjadi barang jadi.

Pembelian persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior Contractor hanya dilakukan apabila perusahaan mendapatkan proyek. Persediaan ini menyebabkan ongkos dan perputaran dari modal dapat terhambat walaupun persediaan bahan baku sangat penting dalam proses produksi. Oleh karena itu perlu adanya perancanaan yang matang dalam mengambil keputusan dalam menentukan jumlah dan kapan waktu dilakukan pembeliaan bahan baku.

Dalam proses kerjanya PT. Deka Interior Contractor tidak menunggu suatu proyek yang sedang dikerjakan selesai terlebih dahulu baru mencari proyek yang lain, PT. Deka Interior Contractor dapat mengerjakan proyek-proyek lain dalam waktu yang bersamaan selama perusahaan masih sanggup menanganinya.

Selama ini kegiatan operasional perusahaan PT. Deka Interior Contractor masih dilakukan dengan pencatatan secara manual dan disimpan dalam bentuk arsip, sehingga kesalahan dan keterlambatan informasi sering terjadi. Apabila bagian produksi ingin mengetahui jumlah persediaan bahan baku harus melalui bagian gudang terlebih dahulu, informasi persediaan bahan baku yang diterima bagian produksi akan tertunda apabila bagian gudang sedang sibuk dan akan menyebabkan keterlambatan dalam permintaan pembelian bahan.

Masalah tersebut juga akan menyebabkan tertundanya pembelian bahan baku dan menyebabkan kegiaatan produksi yang tertunda. Dan pada akhirnya waktu pengerjaan proyek menjadi lebih lama dari waktu yang telah diperkirakan.


(8)

Setiap bulannya dalam pembuatan laporan jumlah persediaan bahan baku yang ada di gudang sering terjadinya keterlambatan karenan harus memeriksa arsip-arsip bahan baku setiap proyek yang sedang berjalan. Dan juga dalam pembuatan laporan proyek membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus mengumpulkan arsip-arsip dari bagian produksi, bagian bahan baku dan bagian keuangan.

Setelah melihat dan bertitik tolak dari latar belakang diatas maka untuk pertumbuhan dan peningkatan produktivitas perusahaan dimasa yang akan datang perlu diperhatikan perencanaan dan pengawasan produksi dibidang bahan baku pokok. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Deka Interior Contractor Jakartar”.

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan persediaan bahan baku oleh bagian produksi tergantung pada bagian gudang. Apabila informasi persediaan bahan baku yang diterima bagian produksi tertunda akan menyebabkan tertundanya kegiatan perusahaan.


(9)

2. Sering terjadinya keterlambatan dalam pembuatan laporan jumlah bahan baku yang ada di gudang setiap bulannya karenan harus memeriksa arsip-arsip bahan baku setiap proyek yang sedang berjalan.

3. Belum terintegrasinya data antar bagian perusahaan, yang menyebabkan pembuatan laporan proyek membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus mengumpulkan arsip-arsip dari bagian produksi, bagian bahan baku dan bagian keuangan.

1.2.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang pemilihan judul diatas, penulis mencoba merumuskan masalah yang dihadapi oleh PT. Deka Contractor Interior Jakarta sebagai berikut:

1. Bagaimana Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang saat ini berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

3. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta kedalam bentuk bahasa pemograman sehingga menghasilkan program aplikasi berbasis database.


(10)

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

Secara umum maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan bahan baku guna meningkatkan produktivitas dalam produksi. Selain itu juga untuk membangun sebuah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang baru bagi perusahaan.

Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang saat ini berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

2. Untuk membuat rancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

3. Untuk mengimplementasikan rancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku ke dalam bahasa pemrograman sehingga dihasilkan sebuah program aplikasi.

4. Untuk menguji Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku apakah telah sesuai dengan kebutuhan PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1.Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapka bermanfaat bagi :

a. Bagi perusahaan yang menjadi objek peneliti, yaitu perusahaan mendapatkan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang dapat membantu perusahaan dalam menangani persediaan bahan baku produksi perusahaan.


(11)

b. Bagi karyawan PT. Deka Interior Contractor Jakarta sendiri, perancangan sistem ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan efektifitas kerja agar menjadi lebih baik dan terstruktur.

c. Bagi peneliti, yaitu dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam membangun Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku.

1.4.2.Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dalam membangun sebuah sistem informasi, khususnya sistem informasi persediaan bahan baku.

1.5.Batasan Masalah

Dalam memusatkan masalah yang ada dan agar tidak menyimpang dari pokok pembahasan penlitian ini tentang sistem informasi persediaan bahan baku dibuat batasan sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang dibagun meliputi pengelolaan data bahan baku, pembelian barang dan produksi.

2. Pada bagian keuangan hanya dibahas tetantang pembayaran proyek, pembuatan laporan pembelian bahan baku, dan pembayaran pembelian barang dilakukan secara tunai.

3. Tidak membahas penyaluran barang kepada konsumen. 4. Tidak membahas produk yang gagal produksi.

5. Tidak membahas retur pembelian dari supplier dan retur penjualan dari konsumen.


(12)

1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta di Jl. H Mochtar, Gg Swadaya No. 888, Kel. Cinangka – Sawangan Depok Telp. 021 7444350, Fax 021 7424509. Adapun waktu yang dipergunakan dalam penelitian ini terhitung dari bulan Maret 2011 - Juli 2011.

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

2011

Maret Appril Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survei objek penelitian

2 Pengumpulan data

a. Observasi b. Wawancara

3 Analisis Kebutuhan

a. Analisis Dokumen b. Analisis Prosedur

4 Perancangan Sistem

a. Prosedur

b. Pembuatan Program

5 Pengujian Program


(13)

2.1.Konsep Dasar Sistem

Berikut adalah pembahasan mengenai konsep dasar sistem yang meliputi pengertian, karakteristik dan klasifikasi.

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut Robert G. Murdic dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi karangan Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) bahwa Sistem adalah sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Sedangkan pengertian sistem menurut Gerald. J dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) bahwa sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, bekumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Berdasarka pengertian sistem di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan memiliki suatu tujuan bersama.


(14)

2.1.2. Karakteristik Sistem

Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) di dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu diantaranya :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa sub sistem atau sub bagian, dimana setiap sub sistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.


(15)

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Suatu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk suatu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenance input energi yang dimasukan supaya supaya sistem dapat berjalan.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk sub sistem yang lainnya.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang akan dihasilkan.


(16)

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 6) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa sistem dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa sudut pandang diantaranya :

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem operasi, sistem penjualan, dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam). Misalnya sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan malam, sistem kehidupan umat manusia. Sistem buatan masusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusiayang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan

man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system.

Karena menyangkut pengunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi


(17)

dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan dan relatif stabil/konstan dalam jangka waktu yang lama.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada turut campur tangan dari pihak luarnya, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup hanya ada hanya relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.

2.2.Konsep Dasar Informasi

Berikut adalah konsep dasar informasi yang meliputi pengertian, kualitas dan nilai informasi bagi pengguna.

2.2.1. Pengertian Informasi

Informasi bersumber dari data. Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (the description of things and events that we face). Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah.

Menurut Gordon. B. Davis dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 8) Informasi adalah


(18)

data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.

Menurut Raymon McLeod dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 9) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya

Berdasarkan pengertian informasi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan satu atau beberapa data yang memiliki arti dan manfaat.

2.2.2. Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) dipengaruhi oleh hal-hal berikut. 1. Relevan (relevancy)

Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benamg merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy)

Informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (Completeness), seluruh pesan telah benar/sesuai

(Correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem

yang diingnkan oleh user (Security). 3. Tepat Waktu (timeliness)

Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.


(19)

4. Ekonomis (economy)

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasioanl untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

5. Efisien (efficiency)

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana, namun memberikan makna dan hasil yang mendalam.

6. Dapat Dipercaya (reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya.

2.2.3. Nilai Informasi

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

2.3.Pengertian Sistem Informasi

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 14) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut.

Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.


(20)

2.4.Arsitektur Aplikasi

Pada Arsitektur Aplikasi dijelaskan mengenai definisi jaringan komputer, tipe-tipe jaringan komputer, topologi jaringan komputer dan manfaat jaringan komputer.

2.4.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Abdul Kadir (2003 : 346) dalam bukunya Pengenalan Sistem Informasi, yang disebut jaringan computer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data.

2.4.2. Tipe-Tipe Jaringan Komputer

Budhi Irawan (2005 : 19) dalam bukunya Jaringan Komputer menjelaskan bahwa jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya. Ada empat kategori utama jaringan komputer yaitu :

1. LAN ( Local Area Network )

Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang digunakan untuk

menghubungkan beberapa komputer dalam suatu area yang kecil, misalnya di dalam suatu gedung perkantoran atau kampus. Jarak antara komputer yang dihubungkan bisa mencapai 5 sampai 10 km. Suatu LAN biasanya bekerja pada kecepatan mulai 10 Mbps sampai 100Mbps.


(21)

2. MAN ( Metropolitan Area Network )

Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan yang menghubungkan

beberapa jaringan komputer dalam wilayah yang lebih luas, cakupannya meliputi suatu kota. MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. Jangkauan MAN bisa mencapai 10 km sampai beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150 Mbps.

3. WAN ( Wide Area Network )

WAN (Wide Area Network) dirancang untuk menghubunkan komputer-komputer yang terletak pada suatu cakupan geografis yang luas, seperti hubungan dari satu kota ke kota lain di dalam suatu negara. Cakupan WAN bisa meliputi 100 km sampai 1.000 km dan kecepatan antar kota bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,4 Gbps

4. GAN ( Global Area Network )

GAN (Global Area Network) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan negara-negara di seluruh dunia. Kecapatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupannya mencapai ribuan kilometer. Contoh yang sangat baik dari GAN adalah internet.

2.4.3. Topologi Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 : 25) dalam bukunya Jaringan Komputer, Topologi secara fisik dari suatu jaringan lokal adalah merujuk kepada konfigurasi kabel, komputer dan perangkat laninnya.


(22)

Berikut ini merupakan tipe – tipe utama topologi fisik yang digunakan di dalam jaringan lokal diantaranya :

1. Topologi Linear Bus (Garis Lurus)

Topologi Linear Bus (Garis Lurus) terdiri dari satu jalur kabel utama dimana pada masing-masing ujungnya diberikan sebuah terminator. Semua node

pada jaringan (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi pada sebuah kabel utama (backbone). Kelebihan topologi Linear Bus adalah mudah dalam mengkonfigurasi komputer atau perangkat lain ke dalam sebuah kabel utama(backbone). Kelemahan dari topologi Linear Bus ini adalah seluruh jaringan akan mati jika ada kerusakan pada kabel utama (backbone).

File Server

Gambar 2.1 Topologi Linear Bus

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu, Yogyakarta]

2. Topologi Star (Bintang)

Pada topologi Star, setiap nodes (server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi ke jasingan melewati sebuah concentrator. Kelebihan dari topologi tipe Star ini adalah apabila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan terjadi dalam komunikasi antara workstation yang


(23)

bersangkutan dengan server, dan tidak gangguan jaringan lainnya. Kelemahan dari topologi star adalah membutuhkan kabel yang lebih banyak dibandingkan dengan topologi lainnya.

File Server

concentrator

Gambar 2.2 Topologi Star

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu, Yogyakarta]

3. Topologi Ring (cincin)

Di dalam topologi Ring menggunakan teknik konvigurasi yang sama dengan topologi star tetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi menyerupai suatu lingkaran tertutup menyerupai cincin (lingkaran). Tiap

workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu

komputer ke komputer lain, bila alamat – alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.

Kelebihan dari topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Linear Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat. Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node


(24)

dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu.

File Server

Gambar 2.3 Topologi Ring

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu, Yogyakarta]

4. Topologi Tree (Pohon)

Topologi model ini merupakan perpaduan antara topologi Bus dan Star, yang mana terdiri dari kelompok-kelompok dari workstation dengan konfigurasi

star yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi bus. Topologi

ini memungkinkan untuk pengembangan jaringan yang telah ada, dan memungkinkan untuk mengkonfigurasi jaringan sesuai dengan kebutuhan.


(25)

File Server

Gambar 2.4 Topologi Tree

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu, Yogyakarta]

2.4.4.Model Hubungan Client Server

Menurut Budi Irawan (2005 : 30) bahwa model hubungan Client-Server

memungkinkan jaringan untuk mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated file server. workstation yang berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang ada pada file server. Model hubungan ini menyediakan mekanisme untuk menginterasikan seluruh komponen yang ada di jaringan dan memungkinkan banyak pengguna secara bersama-sama memakai sumber daya pada file server.

Kelebihan model hubungan Client Server yaitu sistemnya terpusat, skalabilitas yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berangsur-angsur, fleksibel, teknologi baru dengan mudah terintegrasi ke dalam sistem, keseluruhan komponen (client/network/server) dapat bekerja bersama. Disamping itu juga Client Server memiliki kekurangan yaitu membutuhkan biaya yang mahal untuk investasi dedicated file server, berketergantungan dimana ketika server jatuh maka mengakibatkan keseluruhan operasi pada jaringan akan jatuh pula.


(26)

2.5.Perangkat Lunak Pendukung

Berikut adalah pengenalan tentang perangkat lunak pendukung, yaitu perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun perangkat lunak pendukungnya adalah Microsoft Visual Basic 6.0, Crystal Reports 8.5 dan Microsoft SQL Server 2000.

2.5.1. Visual Basic 6.0

Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer berbasis Windows. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic ( yang sering juga disebut dengan VB ) selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, juga disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic di antaranya seperti :

1) Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows.

2) Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya kontrol

ActiveX, file help, aplikasi internet, dan sebagainya.

3) Menguji program (debugging) dan menghasilkan program akhir berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.

Di dalam lingkungan Visual Basic, terdapat berbagai macam komponen, yaitu : 1. Menubar

Menubar adalah tempat dimana seluruh perintah (menu) ditempatkan secara


(27)

2. Toolbar

Toolbar adalah tempat sekumpulan tool yang mewakili suatu perintah tertentu

dari Visual Basic 3. Toolbox

Toolbox berada di sebelah kiri tampilan, terdiri dari beberapa ikon untuk membuat

kontrol dalam Form. 4. Form

Form disebut juga GUI (Graphical User Interface), adalah sebuah objek yang

digunakan untuk menempatkan objek-objek dari Toolbox.

5. Jendela Project

Jendela Project adalah sebuah area yang menampung project dan form.

6. Jendela Code

Jendela Code adalah suatu tempat untuk menempatkan atau memberikan kode/perintah pada objek terpilih.

7. Jendela Properties

Jendela properties adalah sebuah area yang digunakan untuk memodifikasiobjek. 8. Form Layout

Panel ini digunakan untuk mengatur posisi form ketika aplikasi pertama kali ditampilkan.


(28)

Menubar Toolbar

Toolbox

Form Layout Jendela Code

Form Jendela Project

Jendela Properties

Gambar 2.5 Komponen Visual Basic

2.5.2. SQL Server 2000

SQL Server diawali dari kerja sama antara Microsoft dengan Sysbase. SQL Server diperkenalkan pada tahun 1998 versi beta dari Ashton-Tate/Microsoft SQL yang dijalankan pada OS/2 diluncurkan. Dengan adanya Windows NT, muncul inisiatif untuk membangun SQL Server versi Windows NT sehingga dihasilkan Microsoft SQL Server versi 4.2 untuk platform Windows NT. Kerjasama dengan Sybase masih berlanjut dan diluncurkan SQL Server 6.0 pada tahun 1995 dan setahun kemudian SQL Server versi 6.5 diluncurkan.

SQL Server 6.5 memperbarui kemampuan transaksi dan menjadi produk database client/server yang banyak dipakai pada platform Windows NT. Untuk


(29)

memenuhi kebutuhan pengguna yang makin meningkat, maka SQL Server perlu didisain ulang dan kerjasama dengan Sybase dihentikan. Kemudian pada tahun 1999 Microsoft SQL Server 7.0 dirilis yang difokuskan pada tiga area yaitu : easy to use, scalability dan data warehousing. Pada tahun 2000, kemudian Microsoft meluncurkan SQL Server 2000.

1. Service Manager

Utilitas Service Manager dipakai untuk menjalankan (start) atau memberhentikan (stop dan pause) komponen-komponen server.

Gambar 2.6 SQL Server Service Manager

2. Enterprise Manager

Enterprise Manager adalah alat bantu administratif yang bersifat Graphical

User Interface (GUI). Hal-hal yang dapat kita lakukan melalui Enteprise Manager

adalah :


(30)

2) Mendaftarkan sebuah server ke dalam sebuah group,

3) Membuat database, objek, login user, dan hak-hak pada setiap server,

4) Memanggil Query Analyzer untuk membuat dan mengeksekusi perintah SQL,

5) Memanggil berbagai wizard yang tersedia.

Gambar 2.7 SQL Server Enterprise Manager

2.5.3.Crystal Report 8.5

Crystal Reports adalah piranti standar untuk pembuatan laporan pada sistem operasi Windows, dimana cetakan/templete laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada banyak bahasa pemrograman, untuk memudahkan crystal report disingkat CR. CR versi 8.5 dilunjurkan pada tahun 2001 (tahun peluncuran


(31)

didasarkan pada tahun file User‟s Guiode), maka dapat diperkirakan versi pertama CR diluncurkan pada tahun 1990-1992 dengan pola hitungan setiap versi membutuhkan waktu 1 tahun.

2.6.Metode Pendekatan Sistem

Terdapat dua metode pendekatan sistem yang saat ini sering digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan objek dan pendekatan terstruktur. Metode terstruktur lebih menekankan pada aliran data serta aliran dokumen pada suatu sistem dalam melakukan analisis. Metode pendekatan terstruktur. mudah dipahami dan mudah digunakan artinya metode ini mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.

2.7.Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang dimulai sebelum perancangan sistem yang diinginkan. Metode pengembangan sistem adalah metode prototype.

2.7.1 Metode Prototype

Paradigma prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat. Roger S. Pressman (2002 : 40).


(32)

Terdapat 3 tahapan dalam metode prototype yaitu : a) Mendengarkan Pelanggan

Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulkan kebutuhan dari sistem dengan cara mendengarkan keluhan dari pelanggan.

b) Merancang dan Membuat Prototype

Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sistem.

Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah

didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna. c) Uji coba

Pada tahapan ini, prototype dari sistem di uji coba oleh pelanggan atau pengguna. Kemudian dilakukan evaluasi kekurangan-kekurangan dari kebutuhan pelanggan. Pengembang kemudian kembali mendengarkan keluhan dari pelanggan untuk memperbaiki prototype yang ada.

2.8.Pengertian Kasus yang Dianalisis

Berikut ini adalah beberapa pengertian yang berhubungan dengan kasus yang dianalisis pada penelitian yang ditulis oleh penulis.

2.8.1.Pengertian Persediaan

Menurut Przwirosentono ( 2001), persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaarr bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah jadi dan barang dalam proses.


(33)

Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)

2.8.2.Pengertian Bahan Baku

Menurut Mulyadi (1986 : 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1982 : 185) terdiri dari :

1. Bahan baku langsung (direct material)

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan

2. Bahan baku tak langsung (indirect material)

Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.

2.8.3.Pengertian Pembelian

Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu : “Procurement is the business process of selecting a


(34)

source, ordering, and acquiring goods or services”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti : bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai : “managing the inputs into the organization‟s transformation (production process)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.

2.8.4.Pengertian Produksi

Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya.

Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pembantu dan metode.


(35)

3.1.Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan lokasi dimana penelitian berlangsung yaitu di PT. Deka Interior Contractor Jakarta. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, misi, tujuan, struktur organisasi Apotek dan deskripsi tugas adalah sebagai berikut:

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Deka Interior Contractor adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2005 dan dikelola oleh Bapak Budi Eka Putra yang juga sebagai desainer contraktornya. Perusahaan ini bergerak pada bidang interior contractor. Selain memproduksi furniture, perusahaan ini juga mendesain ruangan yang akan direnovasi.

Awalnya PT. Deka Interior Contractor hanya dijalankan dan dikelola oleh Bapak Eka sendiri. Dengan modal kemahiran dalam bidang desain interior dan pengalamannya bekerja pada perusahaan-perusahaan desain interior membuat Bapak Eka memberanikan diri untuk membuat usaha sendiri. Ia hanya membuat desain ruangan dan furniture yang diperlukan dibuat pada industri manufaktur lain. Dengan kata lain ia bekerja sama dengan industri manufaktur yang memproduksi furniture.


(36)

Seiring dengan kepercayaan PT. PLN (Persero) Gandul yang memberikan proyek yang bertahap dan berlanjut sampai sekarang kepada Bapak Eka, maka ia memberanikan diri dan memutuskan untuk membuat perusahaan sendiri dan merekrut beberapa orang karyawan untuk memulai perusahaannya tersebut.

PT. Deka Interior Contractor yang mulanya beralamat di Cilandak, Ratu Prabu II, hanya berupa rumah kecil dan semua kegiatan administrasi, keuangan, dan desain dilakukan di rumah ini. Karyawannya pun dulu hanya berjumlah 4 orang yang terdiri dari, satu orang pada administrasi/sekretaris, satu orang pada bidang keuangan, satu orang pada bidang desain interior dan 1 orang lagi supervisor. Dan produksi barang/furniture, PT. Deka Interior Contractor memberikan proyek juga kepada perusahaan manufaktur. Karena mempertimbangkan lokasinya sekarang dengan lokasi proyek, maka ia memutuskan untuk pindah lokasi.

Pada tahun 2008, PT. Deka Interior Contractor resmi pindah tempat di Jl. Pendidikan Gg H. Mochtar No. 888, Kelurahan Cinangka-Sawangan Depok (Jakarta). Dengan tempat yang lebih luas dan juga memperlihatkan desain tempat yang sangat menyenangkan, nyaman dan fasilitas yang memadai. Karena tempatnya yang lebih luas, maka ia memutuskan untuk membuat ruangan produksi. Sehingga ia bisa memproduksi sendiri barang/furniture yang dibutuhkan dengan juga memikirkan keefisienan biaya apabila ia masih bekerja sama dengan perusahaan manufaktur lainnya.

Perusahaan ini melakukan proses produksi furniture berupa bahan baku pokok kayu dan bahan pembantu lainnya dengan desain dasar berdasarkan


(37)

keinginan konsumen/pemesan. Jenis produk yang dihasilkan adalah meja, lemari, credensa, dan furniture lainnya.

Kapasitas produksi perusahaan ini adalah dua sampai tiga produk/perhari dengan jumlah karyawan bagian produksi adalah 15 orang dengan hari kerja senin-jumat. Selain di kota Jakarta, perusahaan ini juga sudah bekerja sama pada perusahaan di kota Palembang, Bandung dan beberapa kota lainnya.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Setiap instansi perusahaan tentunya memiliki visi dan misi, adapun visi dan misi dari PT. DeKa Interior Contractor Jakarta diantaranya:

a) Visi

“Menjadi Perusahaan yang dapat diandalkan dan bersaing pada bidang

Contractor Interior” b) Misi

1. Meningkatkan kualitas produk di bidang furniture 2. Meningkatkan profesionalitas dalam pekerjaan 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia


(38)

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi PT. Deka Interior Contractor Jakarta ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Deka Interior Contractor Jakarta

3.1.4. Deskripsi Tugas

Berikut ini merupakan penjelasan tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian di dalam struktur organisasi pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

a. Memimpin jalannya perusahaan dan bertanggung jawab akan kelangsungan hidup perusahaan.

b. Menetapkan perencanaan dan kebijaksanaan perusahaan.

c. Mengawasi dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta agar dapat berjalan dengan lancar


(39)

d. Menetapkan kebijaksanaan dan perencanaan final mengenai masalah keuangan.

e. Mencari pelanggan baru.

f. Melakukan persentasi mengenai tender yang ada untuk mendapatkan proyek.

g. Mengangkat/merekrurt karyawan baru

h. Memanggil karyawan yang absen dan memberikan peringatan.

i. Menjaga agar terciptanya hubungan yang harmonis diantara para pekerja j. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya proses produksi.

2. Sekretaris

a. Melakukan pencatatan mengenai kegiatan direktur

b. Melakukan pencatatan mengenai kegiatan yang terjadi di PT. Deka Interior Contractor Jakarta

c. Bertanggung jawab atas kelancaran, kebenaran dan keakuratan administrasi perusahaan.

d. Mengusahakan penerimaan dan pengelolaan data yang memungkinkan dihasilkannya suatu laporan yang cepat dan akurat.

e. Mengawasi karyawan yang keluar atau masuk pabrik. 3. Bagian Keuangan

a. Melakukan koordinasi dengan direktur untuk menetapkan upah karyawan.

b. Membuat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan


(40)

d. Mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. 4. Bagian Perencanaan

a. Bertugas membuat perencanaan terhadap proyek yang akan dikerjakan. b. Pembuatan rancangan desain.

5. Bagian Pengadaan

a. Melakukan pembelian bahan baku dasar dari supplier dan pembelian bahan baku tambahan.

6. Bagian Gudang

a. Bertanggung jawab atas semua penerimaan barang dari supplier. b. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku. c. Mengatur keluar masuk barang yang ada di gudang.

d. Menyimpanan dan pemeliharaan barang hasil produksi. e. Membuat laporan persediaan bahan baku.

7. Bagian Produksi

a. Memiliki tugas dalam mengolah bahan baku menjadi produk. b. Membuat laporan kegiatan produksi.

8. Supervisor

a. Mengawasi pekerja dan pekerjaan baik pada saat proses produksi maupun pada saat instol barang.


(41)

3.2.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penelitian itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis, maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.

3.2.1.Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dengan cara meneliti langsung ke PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

a) Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara melihat langsung kegiatan operasional pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta.


(42)

b)Wawancara

Metode ini dilakukan peneliti kepada pimpinan PT. Deka Interior Contractor Jakarta dan para pekerja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dalam perusahaan tersebut.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui dokumentasi-dokumentasi yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta. Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta terkait dengan proses persediaan bahanbaku.

3.2.2. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang dimulai sebelum perancangan sistem yang diinginkan. Berikut ini adalah uraian dari metode pendekatan dan pengembangan sistem:

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan terstruktur. Alasan penulis menggunakan pendekatan terstruktur diantaranya adalah mudah dipahami dan mudah digunakan artinya metode ini


(43)

mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah prototype. Paradigma

prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pengembang dan pelanggan

bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat. Terdapat 3 tahapan dalam metode prototype yaitu :

a) Mendengarkan Pelanggan

Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulkan kebutuhan dari sistem dengan cara mendengarkan keluhan dari pelanggan.

b) Merancang dan Membuat Prototype

Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sistem.

Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah

didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna. c) Uji coba

Pada tahapan ini, prototype dari sistem di uji coba oleh pelanggan atau pengguna. Kemudian dilakukan evaluasi kekurangan-kekurangan dari kebutuhan pelanggan. Pengembang kemudian kembali mendengarkan keluhan dari pelanggan untuk memperbaiki prototype yang ada.


(44)

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan atau yang digunakan adalah flow map, diagram konteks, data flow diagram (DFD), kamus data dan perancangan basis data yang meliputi normalisasi dan tabel relasi.

1) Flow Map

Flowmap adalah aliran data yang menggambarkan bagaimana aliran data

berbentuk dokumen atau formulir dalam sistem informasi.

2) Diagram Kontek

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.

3) Data Flow Diagram

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembegian sistem ke modul yang lebih kecil.

4) Kamus Data

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 70) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, Kamus Data disebut juga System Data Dictionary


(45)

sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem secara lengkap. Kamus data memuat hal-hal seperti : Nama arus data, Alias, Bentuk Data, Arus Data dan Penjelasan.

5) Perancangan Basis Data

Menurut Abdul Kadir (2002 : 254) dalam bukunya Pengenalan Sistem Informasi, Basis Data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh sistem informasi. Jadi perancangan basis data bertujuan agar pada database dan tabel tidak ada data yang sama (redundance).

a.Normalisasi

Dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 169) Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.

Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Adapun tujuan dari normalisasi tersebut adalah :


(46)

1. Meminimalkan duplikasi data

2. Untuk mempermudah pemodifikasian data.

3. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam perancangan database.

Aturan dalam pembentukan normalisasi adalah sebagai berikut : a. Bentuk tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput. b. Bentuk Normal Kesatu (First Normal Form/1 NF)

Pada bentuk normal ke satu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu : setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam suatu record demi

record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang

berulang atau atribut bernilai ganda. Telah ditentukan primary key untuk tabel/relasi tersebut

c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/2 NF)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu : bentuk data telah memenuhi kriteria untuk bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama atau primary key. d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/3 NF)

Pada normal ketiga bentuk data harus telah memenuhi criteria normal kedua, atribut bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan


(47)

transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya.

b.Tabel Relasi

Relasi dalam database menunjukkan hubungan atau keterkaitan antar tabel-tabel. Dengan adanya relasi data dari beberapa tabel dapat ditampilkan sebagai satu kesatuan informasi dalam bentuk query, form atau report.

Suatu relasi dibentuk dengan menyamakan data pada key field dari dua tabel, biasanya field yang memiliki nama yang sama pada kedua tabel, dimana

field tersebut biasanya merupakan primary key dari tabel pertama, yang memiliki

nilai unique untuk setiap record, dan menjadi foreign key pada tabel kedua.

3.2.3. Pengujian Software

Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi dalam sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem. Pengujian atau testing software bertujuan untuk menjamin kualitas software, dan juga menjadi peninjauan terakhir terhadap spesifikasi, desain dan pengkodean.

Terdapat dua pendekatan dalam melakukan pengujian software, yaitu: 1. Pendekatan black-box testing


(48)

Pendekatan ini melakukan pengujian terhadap fungsi operasional

software. Pendekatan ini biasanya dilakukan oleh penguji yang tidak ikut serta

dalam pengkodean software.

2. Pendekatan white-box testing

Metoda ini dilakukan oleh orang yang memahami cara kerja operasi


(49)

4.1.Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisa sistem yang berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta terdiri dari analisa dokumen, flowmap, diagram konteks dan data flow diagram. Analisasistem dalam suatu perusahaan sangat penting karena fungsi dari analisis itu sendiri yaitu untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem itu berjalan agar sistem yang dibuat menghasilkan output yang diinginkan dan dapat mencapai tujuan yang direncanakan.

4.1.1. Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan suatu metode analisis data dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan pengujian arsip atau dokumen yang ada pada instansi terkait. Analisis dokumen juga merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam perancangan sistem, analisis dokumen yang terdapat pada sistem informasi persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut.

1. Laporan Pembelian Bahan Baku

Nama Dokumen : Laporan Pembelian Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat pembelian bahan baku

Elemen Data : No. Nota, tanggal, supplier, nama bahan baku, satuan, kuantitas, keterangan.


(50)

2. Kartu Persediaan Bahan Baku

Nama Dokumen : Kartu Persediaan Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat data bahan baku

Elemen Data : No. Kartu, supplier, nama bahan baku, keterangan, tangggal masuk, tanggal keluar, sisa, paraf, keterangan. 3. Surat Permintaan Pembelian Barang

Nama Dokumen : Surat Permintaan Pembelian Barang

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan pembelian barang. Elemen Data : No.SPPB Tanggal, No, Nama Bahan Baku, Satuan,

Kuantitas, Keterangan. 4. Surat Permintaan Bahan Baku

Nama Dokumen : Surat Permintaan Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan bahan baku.

Elemen Data : No.SPBB, Tanggal, No, Nama Bahan Baku, Satuan, Kuantitas, Keterangan.

5. Bukti Pengeluaran Bahan Baku

Nama Dokumen : Bukti Pengeluaran Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat pengeluaran bahan baku Elemen Data : No. Bukti, tanggal, no, dipakai, nama bahan baku, satuan,

diminta, dikirim, harga, jumlah, disetujui, diserahkan, dibutuhkan.

6. Surat Permintaan Pembelian Barang


(51)

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan pembelian bahan baku dari bagian produksi yang diserahkan kebagian pengadan.

Elemen Data : No. SPPB, tanggal, proyek, no, nama bahan baku, satuan, kuantisas.

7. Surat Permintaan Bahan Baku

Nama Dokumen : Surat Permintaan Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan bahan

baku dari bagian produksi yang diserahkan kebagian gudang.

Elemen Data : No. SPBB, tanggal, no, proyek, nama bahan baku, satuan, kuantisas.

8. Daftar Harga Barang Jadi

Nama Dokumen : Daftar Harga Barang Jadi

Fungsi : Digunakan untuk mencatat data barang yang sudah di produksi.

Elemen Data : No. Uraian Barang, Unit, QTY, Harga Satuan Total, Total Keseluruhan

9. Laporan Penggunaan Bahan Baku dan Harga per Item

Nama Dokumen : Laporan Penggunaan Bahan Baku dan Harga per Item Fungsi : Digunakan untuk mencatat jumlah penggunaan bahan

baku beserta harga barang pada suatu proyek. Elemen Data : No, Pengeluaran Bahan, Satuan, Harga Satuan


(52)

4.1.2. Analisis Prosedur yang berjalan

a) Prosedur Pembelian Bahan baku yang sedang berjalan : 1. Bagian perencanaan menyerahkan data proyek ke bagian gudang.

2. Bagian gudang akan membuat SPPB (Surat Permintaan Pembelian Barang) berdasarkan data proyek, lalu diserahkan ke bagian pengadaan.

3. Bagian pengadaan yang sudah menerima SPPB akan membuat SPB (Surat Pembelian Barang), lalu diserahkan pada supplier.

4. Supplier akan membuat Surat Jalan (rangkap 2) sebagai data pesanan pembelian barang. Surat Jalan 1 diserahkan pada bagian gudang pada saat penyerahan barang. Surat Jalan 2 diserahkan pada bagian keuangan untuk meminta pembayaran atas pembelian barang.

5. Lalu bagian gudang akan melakukan update data bahan baku. 6. Bagian keuangan akan melakukan pembayaran kepada supplier.

7. Bagian keuangan akan membuat laporan pembelian barang dan diserahkan kepada pimpinan.

8. Bagian keuangan akan membuat laporan keuangan proyek yang kemudian diserahkan kepada konsumen sebagai permintaan pembayaran proyek.

9. Konsumen akan melakukan pembayaran kebagian keuangan.

b)Prosedur Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan :

1. Bagian perencanaan menyerahkan data proyek ke bagian produksi.

2. Bagian produksi lalu membuat SPBB (Surat Peermintaan Bahan Baku) berdasarkan data proyek, lalu diserahkan ke bagian gudang.


(53)

3. Bagian gudang akan melakukan pengecekan stok bahan baku, apabila stok mencukupi permintaan maka akan dibuatkab BPBB (Bukti Pengeluaran Bahan Baku) lalu diserahkah pada bagian produksi. Sedangkan apabila stok bahan baku tidak mencukupi permintaaan maka dilakukan pembelian bahan baku. 4. Bagian gudang akan membuat laporan persediaan bahan baku yang lalu

diserahkan kepada pimpinan.

5. Bagian produksi akan membuat laporan kegiatan produksi yang lalu diserahkan kepada pimpinan.

6. Bagian produksi akan membuat laporan proyek yang lalu diserahkan kepada proyek.

4.1.2.1. Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan

Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

mengenai prosedur pembelian bahan baku kepada supplier, yang digambarkan pada gambar 4.1. dalam suatu flow map pembelian bahan baku yang sedang berjalan.


(54)

Flow Map Pembelian Bahan Baku

Konsumen

Perencanaan Supplier Keuangan

Surat jalan 2 Pimpinan Pengadaan Gudang Surat jalan 1 Data Proyek SPPB Data Proyek SPB SPPB SPB

Surat jalan 1

Buat SPPB AG AP Buat SPB Update kartu persediaan

bahan baku Pembayaran

Buat Laporan Pembelian Bahan Baku Pembayaran Surat jalan 2 1 Pembayaran Laporan Pembelian Bahan Baku AK Laporan Pembelian Bahan Baku Kartu persediaan bahan baku 1 A Laporan keuangan poryek Laporan keuangan poryek Pembayaran Pembayaran 2 2 Buat laporan keuangan poryek

Gambar 4.1Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan

Keterangan :

SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

AG : Arsip Gudang AP : Arsip Pengadaan AK : Arsip Keuangan


(55)

4.1.2.2. Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan

Flow Map pengeluaran bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

mengenai prosedur pengeluaran bahan baku dari bagian gudang ke bagian produksi yang digambarkan pada gambar 4.2. dalam suatu flow map pengeluaran bahan baku yang sedang berjalan.

Flow Map Pengeluaran Bahan Baku

Perencanaan Produksi Gudang Pimpinan

BPBB APr Cek stok bahan baku tidak Buat SPBB Buat Laporan persdiaan bahan baku Ada / Tidak 1 Laporan persediaan bahan baku Laporan Kegitan Produksi Buat BPBB SPBB AG SPBB ada 1 Buat Laporan Kegitan Produksi BPBB BPBB

Data Proyek Data Proyek

Laporan persediaan bahan baku Laporan Kegitan Produksi A Laporan Kegitan Produksi Laporan Kegitan Produksi Buat Laporan Proyek


(56)

Keterangan :

SPBB : Surat Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

AG : Arsip Gudang Apr : Arsip Produksi AP : Arsip Pengadaan

4.1.2.3. Diagram Konteks Sistem yang Berjalan

Diagram konteks merupakan diagram tingkat atas, yaitu diagram dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem atau ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Entitas-entitas eksternal adalah entitas-entitas yang terletak di luar sistem yang mengirim data atau menerima data dari sistem tersebut.

Berdasarkan Flow Map yang sedang berjalan diatas, maka dapat disimpulkan dalam diagram konteks terdapat tiga entitas luar yaitu Perencanaan, Supllier, Konsumen dan Pimpinan. Diagram konteks sistem informasi persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta dapat dilihat pada gambar 4.3.


(57)

Sistem Informasi

Persediaan Bahan Baku Pimpinan Suplier

Pembayaran Surat Jalan 1

Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan Pembelian

Bahan Baku Surat Jalan 2

Perancanaan

Laporan Kegiatan Produksi

Data Proyek

Konsumen

Laporan Proyek Permintaan

Pembayaran Pembayaran

Gambar 4.3Diagram Konteks yang Berjalan

4.1.2.4. Data Flow Diagaram

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran sistem secara logika. Diagram biasanya digunakan untuk membuat sebuah modul sistem informasi dalam bentuk jaringan proses-proses yang saling terhubung satu sama lainnya. DFD digunakan untuk menggambarkan berapa hal meliputi komponen-komponen dalam sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut, asal dan tujuan data serta penyimpanan data.


(58)

1) DFD Level 0

SPB & Pembayaran

Suplier Pimpinan 1.0 Pembelian Bahan Baku 2.0 Pengeluaran Bahan Baku Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan pembelian bahan baku Surat jalan 1 & 2

Perencanaan Data Proyek

Laporan Kegiatan Produksi Data Proyek Konsumen Laporan keuangan proyek Pembayaran Laporan Proyek

Gambar 4.4DFD Level 0 yang Berjalan Keterangan :

SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pembelian bahan baku

1.5 Buat laporan pembelian bahan baku 1.4 Pembayaran 1.1 Buat SPPB 1.2 Buat SPB Surat jalan 1 SPB Pembayaran Daftar kebutuhan bahan baku Laporan pembelian bahan baku SPBB Suplier Pimpinan Arsip Gudang Daftar kebutuhan bahan baku

Surat jalan 2, Kwitansi

Arsip Keuangan

Surat jalan 2, Kwitansi Arsip Pengadaan SPPB Data pembelian Perencanaan

Surat jalan 1, Kartu

persediaan bahan baku Update kartu 1.3 persediaan bahan baku SPPB Konsumen 1.6 Buat laporan keuangan proyek Laporan

keuangan proyek Pembayaran Data keuangan proyek


(59)

Keterangan :

SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pengeluaran bahan baku

2.2

Cek stok bahan baku 2.1

Buat SPBB

Laporan Kegiatan Produksi SPBB ada tidak Arsip Gudang SPBB BPBB Pimpinan 2.5 Buat laporan kegiatan produksi Arsip Produksi data produksi data bahan baku Laporan persediaan bahan baku Perencanaan Data Proyek 2.3 Buat BPBB 2.4 Buat laporan persediaan bahan baku BPBB Data persediaan bahan baku SPPB 2.5 Buat laporan proyek Laporan Proyek

Gambar 4.6DFD Level 1 Proses 2.0 yang Berjalan Keterangan :

SPBB : Surat Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang


(60)

4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan

Analisa terhadap kelemahan sistem yang lama bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang tidak optimal dalam sistem tersebut yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Sistem Informasi yang Berjalan

No Permasalahan Rencana Solusi

1.

2.

3.

Banyak proses manual yang dapat di otomatisasi untuk mempercepat pelayanan, misalnya pengecekan persediaan bahan baku, penerimaan pembelian bahan baku dan pembuatan laporan.

Kurang efiktifnya penyimpanan data berbentik arsip, yang menyababkan sulitnya melakukan pengecekan data persediaan bahan baku.

Apabila bagian produksi ingin mengetahi jumlah persediaan bahan baku bahan baku harus melalui bagian gudang terlebih dahulu.

Dibuatkan Sistem Informasi yang dapat melakukan otomatisasi proses-proses tersebut.

Dibuatkan basis data sebagai penyimpanan datanya.

Dibuatkan Sistem Informasi yang berbasis Database client server.

Sehingga data persediaan bahan baku dapat di akses setiap saat oleh bagian yang membutuhkan informasi.


(61)

4.2.Perancangan Sistem

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan perancangan sistem adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan sistem yang tepat maka akan menghasilkan sistem yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Dan juga untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

Pada sistem baru yang diusulkan, terjadi perubahan pada proses pengolahan data pembelian, data persediaan bahan baku dan data produksi. Data-data tersebut akan disimpan pada sebuah Data-database yang saling terintegrasi sehingga informasi mengenai persediaan dapat dikelola dengan mudah dan data persediaan yang selalu up to date.

4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

a. Prosedur Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan

1. Bagian Pengadaan menyarahkan data proyek pada bagian produksi.

2. Bagian produksi akan menginput data proyek dan menginput bahan baku yang akan dibeli pada FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang).

3. Bagian pengadaan akan melakukan pengecekan FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang), apabila ada FPBB baru yang belum di proses maka bagian pengadaan akan membuat SPB (Surat Pembelian Barang), lalu diserahkan pada supplier.


(62)

4. Supplier akan membuat Surat Jalan (rangkap 2) sebagai data pesanan pembelian barang. Surat Jalan 1 diserahkan pada bagian gudang pada saat penyerahan barang. Surat Jalan 2 diserahkan pada bagian keuangan untuk meminta pembayaran atas pembelian barang.

5. Bagian gudang akan menginput data bahan baku dan membuat bukti penerimaan barang yang kemudian diserahkan kepada bagian keuangan. 6. Bagian keuangan akan melakukan pemebayaran kepada supplier.

7. Bagian keuangan akan membuat laporan pembelian barang dan diserahkan kepada pimpinan.

8. Bagian produksi melakukan pengecekan persediaan bahan baku pada database, lalu menginput permintaan pembelian pada FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang) berdasarkan data proyek dan sisa bahan baku yang tersedia.

9. Bagian produksi membuat laporan proyek yang berjalan lalu diserahkan kepada bagian keuangan, bagian keuangan menyerahkan laporan tersebut kepada konsumen sebagai permintaan pembayaran.

10. Konsumen akan melakukan pembayaran kebagian keuangan.

b. Prosedur Pengeluaran Bahan Baku yang Diusulkan

1. Bagian produksi melakukan pengeakan data proyek, lalu menginput kebutuhan bahan baku yang di perlukan untuk produksi pada FPBB (Form Permintaan Bahan Baku) berdasarkan data proyek.


(63)

2. Bagian gudang akan melakukan pengecekan apakah ada FPBB (Form Permintaan Bahan Baku) baru yang belum di proses.

3. Bagian gudang akan membuatkan BPBB (Bukti Pengeluaran Bahan Baku), lalu diserahkan ke Bagian Produksi.

4. Bagian gudang akan membuat laporan persediaan bahan baku lalu diserahkan kepada pimpinan.

5. Bagian produksi akan mengunputjan kegiatan produksi pada database, lalu membuat laporan kegiatan produksi yang nantinya diserahkan kepada pimpinan.

6. Bagian produksi membuat laporan proyek lalu diserahkan kepada pimpinan.

4.2.3.1. Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan

Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

mengenai prosedur permintaan pembelian bahan baku yang telah terkomputerisasi, yang digambarkan pada gambar 4.7. dalam suatu flow map pembelian bahan baku yang diusulkan.


(64)

Flow Map Pembelian Bahan Baku

Pimpinan

Perencanaan Produksi Gudang Pengadaan Supplier Keuangan Konsumen

Surat jalan 2 Surat jalan 1 SPB DB PBB Bukti penerimaan bahan baku

Surat jalan 1

SPB Surat jalan 2 Bukti penerimaan barang Cek FPPB dan

Buat SPB Pembayaran Pembayaran Pembayaran Buat Laporan Pembelian Bahan Baku Laporan Pembelian Bahan Baku Buat bukti penerimaan bahan baku 1 1 Laporan Pembelian Bahan Baku Data Proyek Data Proyek

Buat Laporan Proyek yang berjalan Laporan Proyek yang berjalan Laporan Proyek yang berjalan Laporan Proyek yang berjalan Pembayaran Pembayaran 2 2 Input Data Proyek dan Input

Permintaan Pembelian pada FPPB Input Pembelian Bahan Baku Input pembayaran Cek Persediaan Bahan Baku Input Permintaan PembelianFPPB Persediaan habis? ya

Gambar 4.7Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan

Keterangan :

FPPB : Form Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang


(65)

4.2.3.2. Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Diusulkan

Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

mengenai prosedur pengeluaran bahan baku yang telah terkomputerisasi, yang digambarkan pada gambar 4.8. dalam suatu flow map pengeluaran bahan baku yang diusulkan.

Flow Map Pengeluaran Bahan Baku

Pimpinan Gudang

Produksi

Input bahan baku yang diminta pada

form FPBB

Laporan Kegiatan Produksi

Cek FPBB dan Buat BPBB Buat Laporan Kegiatan Produksi Laporan Kegiatan Produksi DB PBB BPBB BPBB Input kegiatan produksi Data kegiatan produksi APr Laporan Persediaan Bahan Baku Buat Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan Proyek Buat Laporan Proyek Laporan Proyek Cek Proyek


(66)

Keterangan :

FPBB : Form Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku Apr : Arsip Produksi

4.2.3.3. Diagram Kontek yang Diusulkan

Sistem Informasi

Persediaan Bahan Baku Pimpinan

Suplier

Pembayaran Surat Jalan 1

Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan Pembelian

Bahan Baku Surat Jalan 2

Kwitansi Bukti Pembayaran

Perancanaan

Laporan Kegiatan Produksi

Data Proyek

Konsumen

Laporan Proyek Laporan

Proyek yang berjalan Pembayaran


(67)

4.2.3.4. Data Flow Diagram 1) DFD Level 0

SPB & Pembayaran

Suplier Pimpinan 1.0 Pembelian Bahan Baku 2.0 Pengeluaran Bahan Baku Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan pembelian bahan baku Surat jalan 1 & 2

Perencanaan Data Proyek

Laporan Kegiatan Produksi Data Proyek Konsumen Laporan Proyek yang berjalan Pembayaran Laporan Proyek

Gambar 4.10. DFD Level 0 yang Diusulkan Keterangan :

SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pembelian bahan baku

1.7 Buat laporan pembelian bahan baku 1.6 Pembayaran 1.1 Input data proyek

dan input permintaan pembelian pada FPPB 1.2 Cek FPPB

Surat jalan 1

SPB Pembayaran Laporan pembelian bahan baku Suplier Pimpinan Data Proyek Perencanaan Bukti penerimaan bahan baku 1.3 Buat SPB

Data pembelian bahan baku

Data pembelian bahan baku Buat bukti 1.5 penerimaan bahan baku Data FPPB Data FPPB Tabel Transaksi 1.4 Input penerimaan bahan baku Data bahan baku Data pembelian bahan baku Tabel Proyek Data Proyek 1.8 Buat laporan proyek yang berjalan Data Proyek Konsumen Laporan proyek yang berjalan 1.9 Input Pembayaran 1.10 Cek Persediaan bahan baku Data bahan baku 1.11 input permintaan pembelian pada FPPB Data FPPB Data Pembayaran Proyek Pembayaran Proyek

Surat jalan 2 Data bahan baku Data bahan baku Tabel PPembelian Tabel Bahanbaku


(68)

Keterangan :

FPPB : Form Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pengeluaran bahan baku

Laporan Kegiatan Produksi

Data bahan baku

BPBB 2.2 Cek FPBB dan

Buat BPBB 2.1 Input barang yang diminta pada form FPBB 2.5 Buat laporan kegiatan produksi Pimpinan 2.4 Buat laporan persediaan bahan baku 2.3 Input kegiatan produksi Data produksi D at a pr o du k s i Data bahan baku Laporan persediaan bahan baku Arsip Produksi Data produksi Tabel Permintaan Data FPBB Tabel Produksi Tabel Bahanbaku 2.6 Buat laporan proyek Tabel Proyek Laporan Proyek Data Proyek Data Proyek

Gambar 4.12. DFD Level 1 Proses 2.0 yang Diusulkan Keterangan :

FPBB : Form Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku


(69)

4.2.3.5. Kamus Data

Kamus data berfungsi untuk menjelaskan arti dari aliran data dan penyimpanan dalam DFD, kamus data yang ada pada sistem yang diusulkan berdasarkan DFD adalah sebagai berikut.

1. Nama Data Alias Aliran Data

Struktur Data : : :

:

Data Proyek -

Perencanaan – Proses 1.1, Proses 1.1 – Tabel Proyek, Tabel Proyek – Proses 1.8, Tabel Proyek – 2.1, Tabel Proyek – Proses 2.6

Nama_Proyek, Nama_Konsumen, Alamat_Konsumen, NoTelp_Konsumen, Kota_Konsumen, Tanggal_Mulai, Tanggal_JTempo, Nilai_Proyek, Nama_Produk, KuantitasPD, Nama_Bahanbaku, KuantitasBb, Satuan.

2. Nama Data Alias Aliran Data

Struktur Data : : :

:

Data bahan baku -

Proses 1.1 – Tabel PPembelian, Proses 1.4 - Tabel Bahanbaku, Tabel Bahanbaku - Proses 1.10, Proses 1.10 - Proses 1.11, Proses 2.1 – Tabel Permintaan, Proses 2.2 – Tabel Bahanbaku, Tabel Bahanbaku - Proses 2.4


(70)

Kuantitas, Keterangan. 3. Nama Data

Alias Aliran Data Struktur Data : : : : Data FPPB -

Proses 1.1 - Tabel PPembelian, Tabel PPembelian - Proses 1.2, Proses 1.2 - Proses 1.3, Proses 1.11 - Tabel PPembelian.

Kode_PPembelian, Tanggal_PPembelian, StatusPP, Kode_Proyek, Nama_Proyek, Kode_Bahanbaku, Nama_Bahanbaku, Satuan, Kuantitas.

4. Nama Data Alias Aliran Data Struktur Data : : : : Data SPB -

Proses 1.3 – Suplier

Nama_Supplier, Tanggal_PPembelian, Kode_PPembelian, Nama_Bahanbaku, Satuan, Kuantitas.

5. Nama Data Alias Aliran Data Struktur Data : : : :

Surat Jalan 1 & Surat Jalan 2 -

Supplier – Proses 1.4, Supplier Proses 1.6

Tanggal, No, Kode_PPembelian, Nama_Bahanbaku, Satuan, Kuantitas, Harga_Satuan, Total_Harga, Total_Pembayaran.


(71)

6. Nama Data Alias Aliran Data Struktur Data : : : :

Bukti penerimaan bahan baku -

Proses 1.5 – Proses 1.6

Kode_Penerimaan, Tanggal_Penerimaan, Kode_Proyek, Nama_Supplier, Kode_Bahanbaku, Nama_Bahanbaku, Satuan, Kuantitas_TP, Harga_Satuan, Sub_Total, Total_Pembelian.

7. Nama Data Alias Aliran Data Struktur Data : : : :

Data pembelian bahan baku -

Proses 1.4 – Tabel Transaksi, Tabel Transaksi – Proses 1.5, Tabel Transaksi – Proses 1.7

Kode_Penerimaan, Tanggal_Penerimaan, Kode_Proyek, ID_Supplier, Kode_Bahanbaku, Nama_Bahanbaku, Satuan, Kuantitas_TP, Harga_Satuan, Sub_Total, Total_Pembelian.

8. Nama Data Alias Aliran Data Struktur Data : : : :

Laporan pembelian bahan baku -

Proses 1.7 - Pimpinan

Kode_Penerimaan, Tanggal_Penerimaan, ID_Supplier, Nama_Supplier, Kode_Bahanbaku,


(1)

9. Pengujian Data Produksi

Tabel 5.16 Pengujian Data Produksi Kasus Dan Pengujian ( Data Normal )

Data masukan Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik baru Menu inputan,

tombol simpan (bahan baku yang digunakan) dan simpan (produk yang dihasilkan) akan muncul

Menu inputan, tombol simpan (bahan baku yang digunakan) dan simpan (produk yang dihasilkan) akan muncul setelah tombol baru di klik

[X] Diterima

[ ] Ditolak Klik tombol simpan

(bahan baku yang digunakan)

Data bahan baku akan tersimpan di dalam tabel

Detail_ProduksikB, simpan dan tambah (bahan baku yang digunakan) akan muncul Data tersimpan sesuai yang diharapkan [X] Diterima

[ ] Ditolak

Klik tombol tambah (bahan baku yang digunakan)

Menu inputan, tombol simpan (bahan baku yang digunakan) akan muncul

Menu inputan, tombol simpan (bahan baku yang digunakan) akan muncul setelah tombol tambah (bahan baku yang digunakan) di klik

[X] Diterima

[ ] Ditolak

Klik tombol simpan (produk yang dihasilkan)

Data bahan baku akan tersimpan di dalam tabel Detail_ProduksiP, simpan dan tambah (produk yang dihasilkan) akan muncul Data tersimpan sesuai yang diharapkan [X] Diterima

[ ] Ditolak

Klik tombol tambah (produk yang dihasilkan)

Menu inputan, tombol simpan (produk yang dihasilkan) akan muncul

Menu inputan, tombol simpan (produk yang dihasilkan) akan muncul setelah tombol tambah (produk yang dihasilkan) di klik

[X] Diterima

[ ] Ditolak

Klik tombol simpan Data produksi akan tersimpan di dalam tabel Produksi

Data tersimpan sesuai yang diharapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak


(2)

146

Kasus Dan Pengujian ( Data Salah )

Data masukan Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Data yang di input

tidak lengkap

Data tidak dapat disimpan kedalam tabel proyek

Data tidak tersimpan kedalam database dan mengeluarkan

perhatian “Isi Semua Data Terlebih Dahulu”

[X] Diterima

[ ] Ditolak

5.2.3.Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku pada PT. DeKa Interior Contractor Jakarta layak dan sesuai dengan fungsi yang diharapkan.


(3)

147

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian ini dapat disimpulan beberapa hasil yang dicapai berdasrkan tujuan dari penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat masalah pada Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang sedang berjalan diantaranya yaitu informasi persediaan bahan baku yang dibutuhkan bagian produksi harus melalui bagian gudang terlebih dahulu, tertundanya penyampaian informasi berpengaruh pada permintaan pembelian, pembelian, produksi dan waktu pengerjaan proyek.

2. Dengan perancangan dan implementasi Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang baru, masalah-masalah yang ada pada kegiatan pengeloalaan persediaan bahan baku PT. DeKa Interior Contractor bisa diselesaikan.

3. Dengan adanya Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku ini dapat memudahkan bagian produksi untuk mengetahui informasi persediaan bahan baku dengan cara melakukan pengecekan pada database yang ada tanpa harus mendatangi bagian gudang terlebih dahulu.

4. Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku ini menghasilkan format laporan yang memadai dan tepat waktu.


(4)

148

5. Dengan dilakukannya pengujian Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang telah dibangun, Sisem Informasi Persediaan Bahan Baku ini telah sesuai dengan kebutuhan.

6.2.Saran

Penulis menyarankan agar system yang dikembangkan dapat menjadi lebih baik lagi untuk :

1. Dibahas mengenai retur pembelian dari supplier dan retur penjualan dari konsumen.


(5)

Abdul Kadir.2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta

Al – Bahra Bin Ladjamudin.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.Yogyakarta

Budhi Irawan.2005. Jaringan Komputter. Graha Ilmu. Yogyakarta

Roger S. Pressman.2002.Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi.Andi. Yogyakarta

Suryanto Thabrani.2007. Mudah & Cepat Menguasai Visual Basic. Mediakita. Jakarta

Uus Rusmawan.2011. Visual Basic 6.0 untuk Semua Tingkatan. Elex Media Komputindo. Jakarta

http://amirmahmud2008.blogspot.com/2009/03/crystal-reports-adalah-piranti-standar.html 1 Juni 2011

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2061544-pengertian-bahan-baku-dan-jenis/ 5 Juni 2011

http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2041153-pengertian-produksi/ 5 Juni 2011

http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/09/pengertian-persediaan-bahan-baku.html 5 Juni 2011


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arifki Yonelly

Tempat / Tanggal Lahir : Bukittinggi, 04 April 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Profesor Bahder Johan No. 18B Bukittinggi

Nama Ayah : Yon Afrizal

Pekerjaan Ayah : Kepala Sekolah (PNS)

Nama Ibu : Elly Usman

Pekerjaan Ibu : Perawat (PNS)

HP : 08126788880

e-mail : arv_destinity@yahoo.co.id

Pendidikan Formal :

1. SDN 08 Bukittinggi, Lulus Tahun 2001. 2. SMPN 5 Bukittinggi, Lulus Tahun 2004. 3. SMAN 2 Bukittinggi, Lulus Tahun 2007.

4. Universitas Komputer Indonesia, Program Strata 1, Fakultas Teknik, Jurusan Sistem Informasi, Lulus Tahun 2011.