Pengaruh struktur kepemilikikan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
DATA DIRI
Nama
: Siti Rohimah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir
: Bandung, 24 Febuari 1990
Kewarganegaraan
: Indonesia
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Alamat Lengkap
: Jl. Tubagus ismail xv No. 22 , Rt/Rw : 04/10
Bandung
–
Jawa Barat
Telepon
: 085722772263
:
ctysiro@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
1995
–
1996
: TK.
Darul ‘Ulum
1996
–
2002
: SD Coblong 2
2002
–
2005
: SMP Pasundan 6 Bandung
2005
–
2008
: SMA Pasundan 3 Bandung
2009-sekarang
: Universitas Komputer Indonesia (PTS)
Jurusan Manajemen S1
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar - benarnya.
Saya Yang Menyatakan
(2)
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN KOSMETIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
The Influence Of Ownership Structure And Capital Structure To
Firm Value At Cosmetics Company Listed In Indonesia Stock
Exchange
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh jenjang S1
program studi manajemen
Oleh :
SITI ROHIMAH
21209099
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karuniaNya-lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul
“
Pengaruh Stuktur Kepemilikan Dan Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar di BEI
”
.
Adapun
tujuan Usulan Penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menempuh
program studi SI Jurusan Manajemen Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Usulan Penelitian ini masih
jauh dari sempurna karena kurangnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan
penulis yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
Penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagi banyak
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Usulan Penelitian ini.
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima
kasih kepada:
1.
Yth. Bapak Dr. Ir. Edy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2.
Yth. Prof. Dr. Hj. Erni Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
3.
Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia .
(4)
vii
4.
Windi Novianti,SE.,M.M selaku pembimbing yang dengan sabar membimbing
dan memberikan petunjuk, saran dan nasehat kepada penulis sehingga laporan
ini dapat selesai.
5.
Lita Wulantika, SE., M.Si. selaku Dosen Wali yang telah menampung keluh
kesah penulis selama ini.
6.
Kedua orang tuaku tercinta yang telah banyak membantuku dan memberikan
dorongan kepadaku dalam menyusun laporan kerja praktek ini.
7.
Kepada sahabat-sahabat kuliah yang selalu mendukung penulis.
8.
Untuk semua saudara-saudaraku dan teman yang telah memberikan doa dan
semangat.
9.
Untuk kekasih yang saya sayangi Muhamad Ridwan, terimakasih untuk semua
dorongan semangat, motivasi, dan bantuannya yang telah sabar memberikan
bantuannya.
10.
Kepada semua pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu karena keterbatasan penulisan.
Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri, semoga apa yang telah
dilakukan selama ini mendapat ridho-Nya. AMIN
Penulis,
Siti Rohimah
21209099
(5)
viii
LEMBAR PENGESAHAN ...
i
PERNYATAAN KEASLIAN ...
ii
MOTTO ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACK ...
v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTRA GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...
1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...
6
1.2.1 Identifikasi Masalah ...
6
1.2.2 Rumusan Masalah ...
7
1.3 Maksud dan Tujuan ...
8
1.3.1 Maksud Penelitian ...
8
1.3.2 Tujuan Penelitian ...
8
1.4 Kegunaan Penelitian...
9
1.4.1 Kegunaan Praktis ...
9
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10
1.5.2 Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 12
(6)
ix
2.1.2
Struktur Modal ... 14
2.1.2.1
Pengertian Struktur Modal ... 14
2.1.2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal .. 18
2.1.2.3
Komponen Struktur Modal ... 21
2.1.3
Nilai Perusahaan ... 25
2.1.3.1
Pengertian Nilai Perusahaan ... 25
2.1.3.2
Jenis-Jenis Nilai ... 27
2.1.3.3
Penentuan Nilai Perusahaan ... 29
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 32
2.2
Kerangka pemikiran ... 37
2.2.1
Keterkaitan Antara Variabel penelitian ... 38
2.2.1.1 Hubungan Struktur Kepemilikan Dengan Struktur
Modal ... 38
2.2.1.2 Hubungan Struktur Kepemilikan Dengan Nilai
Perusahaan ... 39
2.2.1.3
Hubungan Struktur Modal Dengan Nilai Perusahaan 40
2.2.1.4
Hubungan Struktur Kepemilikan Dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan ... 41
2.3 Hipotesis ... 43
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 45
3.2
Metode Penelitian ... 46
3.2.1
Desai Penelitian ... 47
3.2.2
Operasional Variabel ... 49
3.2.3
Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 52
3.2.3.1
Sumber Data ... 52
3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 53
(7)
x
3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
... 67
4.1.1
Struktur Organisasi
... 71
4.1.2
Job Descriptions
... 75
4.1.3
Aktifitas Perusahaan
... 78
4.2
Analasis Deskriptif ... 78
4.2.1 Perkembangan struktur kepemilikan ... 79
4.2.2
Perkembangan struktur Modal ... 82
4.2.3 Perkembangan Nilai Perusahaan ... 85
4.3 Analisis Verifikatif ... 88
4.3.1
Analisis Korelasi ... 88
4.3.2
Analisis Jalur / Path Analysis ... 90
4.3.3
Analisis Koefisien Determinasi ... 96
4.3.3
Analisis Koefisien Determinasi ... 97
4.4
Pengujian Hipotesis secara Parsial ... 97
4.4.2.1 Pengujian Hipotesis Struktur kepemilikan terhadap
Nilai Perusahaan Secara Parsial ... 99
4.4.2.2 Pengujian Hipotesis Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan Secara Parsial ... 99
4.4.3 Kesimpulan ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ... 108
5.2
Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(8)
112
Agus Sartono. 2001.
Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4
.
Yogyakarta: BPFE.
Agus Sartono. 2010.
Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4
.
Yogyakarta: BPFE.
Arthur J. Kewons et al (2000),
Dasar-dasar Manajemen Keuangan
(Buku Dua).
Salemba Empat, Jakarta.
Bambang Riyanto. 2008.
Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.( Edisi 4)
.
Yogyakarta: Yayasan Peberbit Gajah Mada
Bambang Riyanto. 2012.
Dasar-dasar Pembelanjaan
. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Bambang Sugeng. (2009).
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal
terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia
. Jurnal ekonomi
Bisnis Tahun 14 Nomor 1 Maret 2009 , 37-48.
Brigham dan Houston (2004)
“ Manajemen keuangan” Buku 2.
Jakarta.erlangga
Diyah Pujianti Dan Erman Winandar. 2009. ”
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Intervening
.”Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi Ventura, Vol. 12.
No.1, H. 71-86
Eddy Suranta Dan Pranata Puspa
Midiastuty. 2003.”
Analisis Hubungan Struktur
Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan Dan Investasi Dengan Model
Persamaan Liniear Simultan
”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6,
No 1, H 54-68
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2002.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi ke tiga
.Yogyakarta: AMP YKPN
Indra Widjaja Dan Faris Kasendra. 2008. “
Pengaruh Kepemilikan Institusional
Aktiva Terwujud Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi Di
BEI
”. Jurnal Manajemen, Vol. 12, H. 139
-150
Jaja Suteja. 2009
. “ Pengaruh Struktur Modal Kepemilikan Dan Faktor Eksternal
Pada Penentuan Nilai Perusahaan”.
Jurnal Trikonomika, Vol. 8, No. 2,
H. 78-79 ISSN 1411-514X
(9)
113
Perbankan, Vol.15, No.1, H. 66-75
Masdar Maud. 2008.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
dan Hubunganya Terhadap Nilai Perusahaan
. Jurnal Manajemen dan
Bisnis,Volume 7 , Nomor,1 Maret 2008.
Masyhuri & M. Zainudin. 2008
. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan
Aplikatif
. Bandung: PT. Refika Aditama.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002.
Metodologi Penelitian Bisnis
. BPFE.
Yogyakarta
Randall Morck, Masao Nakamura, And Anil Shivdasani. 2000. “
Banks, Ownership
Structure, And Firm Value In Japan
”. Jurnal Bisnis, Vol.73, No 4, Hal
539-567
Riduwan, E. A. (2011).
Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis
.
Bandung:Alfabeta.
Riduwan. 2008.
Metode dan Teknik Menyusun Tesis
. Bandung: ALFABETA
Saidi (2004).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur Go Public di BEJ 1997- 2002
. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
vol.11 no.1, hal. 44-58.
Sri Sofyaningsih dan Pancawati Hardiningsih (2011),
struktur kepemilikan,
kebijakan deviden, kebijakan hutang, dan nilai perusahaan
. Jurnal
keuangan dan perbankan vol. 3 No.1, hal 68-87
Suad Husnan, 1994.
Dasar-dasar Teori Portofolio
; Edisi 2. Yogyakarta : AMP
YKPN.
Sugiarto (2009),
Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, permasalahan
keagenan, dan informasi asimetri,
Yogyakarta:Graha Ilmu
Sugiyono. (2006).
Statistika Untuk Penelitian. Bandung
: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012).
Statistika Untuk Penelitian
. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono, 2009, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D, edisi keempat.Bandung: Afabeta
(10)
114
Wahidawati. 2002 “
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan
Institusional Pada Kebijkan Hutang Perusahaan:Sebuah Perspektif
Theory Agency
”
. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5, No. 1,
H.1-16
Wening, Kartikawati.2009.”
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan.
www.google.com
(11)
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2001-2010
Kosmetik memainkan peran yang sangat besar dalam kemajuan manusia
dari peradaban kuno ke peradaban hidup modern. Kosmetik membantu mengubah
cara Anda berpenampilan, tetap terlihat cantik saat tubuh sedang tidak sehat dan
memungkinkan manusia mengekspresikan agama dan kepercayaan mereka.
Semua berawal sekitar 12 ribu tahun lalu ketika Mesir Kuno menemukan efek
penyembuhan dari parfum. Seperti dilansir dari laman
Historyofcosmetics
, dari titik
itu, industri kosmetik naik ke level yang lebih tinggi dan menjadi bagian penting
dari kepercayaan bangsa Mesir Kuno. Dewa yang dipercaya oleh masyarakat di
sana dihormati dengan penggunaan kosmetik besar-besaran. Hampir semua orang
menggunakan minyak,
eyeliner
, dan produk-produk sejenis untuk meningkatkan
penampilan mereka.
Meskipun beberapa dari bahan-bahan pembuatan kosmetik kala itu beracun,
namun daya tarik kosmetik tidak berkurang. Ketika mencapai Yunani dan Roma,
kosmetik memang cukup populer, tetapi dipandang sebagai pemborosan dan tidak
dibutuhkan banyak orang.
Di Roma, ada periode ketika wanita tidak dianggap cantik jika mereka tidak
memakai kosmetik. Hal ini menyebabkan inflasi dan para wanita kaya berjudi untuk
dapat membeli kosmetik mahal dari India dan Timur Tengah. Untuk memerangi hal
(12)
ini, Senat Romawi mendeklarasikan hukum yang melarang wanita berpenampilan
cantik dengan kosmetik dan pakaian bagus di semua kota-kota Romawi.
Di peradaban lain, kosmetik juga menerima perlakuan negatif yang sama
dari waktu ke waktu. Di Cina misalnya, masyarakat umum dieksekusi jika mereka
tertangkap mengenakan cat kuku di muka umum yang saat itu merupakan hak
istimewa yang hanya dimiliki oleh orang kaya. Sedangkan di Jepang, bangsawan
wanita dilarang tampil di depan umum tanpa riasan kosmetik. Zaman Kegelapan
Eropa adalah saat kosmetik hampir menghilang dari muka publik. Saat itu untuk
waktu yang lama, kosmetik ditinggalkan oleh mayoritas penduduk Eropa. Raja dan
ratu membuat pernyataan publik bahwa pemakaian kosmetik adalah suatu hal yang
tidak pantas. Tak hanya itu, para petinggi Gereja menyebarkan keyakinan bahwa
kosmetik hanya digunakan oleh kafir dan penyembah setan, dan untuk waktu yang
lama hanya aktor panggung yang diizinkan untuk menggunakannya, tetapi hanya
selama pertunjukan berlangsung. Perubahan akhirnya terjadi setelah tentara Eropa
kembali dari Perang Salib di Timur Tengah, membawa pulang produk-produk
eksotis dan pengetahuan baru. Di antara produk-produk tersebut, banyak jenis
kosmetik yang pertama kali diadopsi hanya oleh para bangsawan dan masyarakat
kelas atas. Setelah Renaissance berhasil tersebar di seluruh Eropa, kosmetik
menemukan pijakan mereka, tetapi masih belum diterima secara terbuka, kecuali
pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I tahun 1559 sampai 1603 di Inggris.
Industri Kosmetik merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Lingkungan pasar yang kompetitif, dengan 4
perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Martina Berto
(13)
Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Mustika Ratu, dan PT Mandom Indonesia Tbk
membuat setiap perusahaan dituntut untuk semakin inovatif dalam penyajian
produk-produk terbaru untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan
perusahaan. Berikut adalah 3 profil perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2001-2010:
1.
PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman
dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum
Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta
notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni
2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa
penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.
C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun
(14)
1933. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta
12930.
2.
PT Mustika Ratu Tbk
PT Mustika Ratu Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 14 Maret 1978
berdasarkan akta No. 35 Notaris G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Akta pendirian ini
disahkan oleh Departemen Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/188/15
tanggal 22 Desember 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 8, Tambahan
No. 45 tanggal 25 Januari 1980. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Aulia Taufani, S.H. No. 84
tanggal 20 Juni 2002, antara lain mengenai kenaikan jumlah modal dasar serta
modal ditempatkan dan disetor penuh dan perubahan nilai nominal saham.
Perubahan tersebut telah dilaporkan kepada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia pada tanggal18 Juli 2002. Sesuai dengan pasal 2
anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi pabrikasi,
perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minum sehat, dan
industri dalam arti luas. Perusahaan berdomisili di Jalan Gatot Subroto. Jakarta dan
pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM. 26,4 Ciracas, Jakarta Timur. Perusahaan
memulai kegiatan komersial pada tahun 1978.
3.
PT. Mandom Indonesia, Tbk
PT Mandom Indonesia Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang
Penanaman Modal Dalam Negeri No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11
(15)
tahun 1970, berdasarkan akta No. 14 tanggal 5 November 1969 dari Abdul Latief,
S.H., notaris di Jakarta. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi
di Jakarta dan Kawasan Industri MM2100, Cibitung, Jawa Barat. Kantor pusat
Perusahaan terletak di Jl. Yos Sudarso By Pass, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan
perusahaan terutama meliputi produksi dan perdagangan kosmetika,
wangi-wangian, bahan pembersih dan kemasan plastik. Perusahaan mulai berproduksi
secara komersial pada bulan April 1971. Pabrik yang berlokasi di Cibitung mulai
beroperasi secara komersial pada 4 Januari 2001.
4.1.1
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, yang
menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan.
Masing-masing fungsi memiliki wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran dapat tercapai melalui
efisiensi dan efektivitas kerja.
Dibawah ini adalah gambar dari struktur organisasi dari 3 perusahaan
(16)
1.
PT Unilever Indonesia Tbk
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk
(17)
2.
PT. Mustika Ratu Tbk.
Sumber: PT Mustika Ratu Tbk
Gambar 4.2
(18)
3.
Mandom Indonesia Tbk
Sumber: PT Mandom Indonesia Tbk
Gambar 4.3
(19)
4.1.2
Job Descriptions
Setiap bagian dari struktur organisasi memiliki berbagai jenis tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan posisinya masing-masing. Berikut ini adalah uraian
pekerjaan/
job descriptions
secara garis besar dari tugas dari masing-masing bagian
pada perusahaan Telekomunikasi di Indonesia:
1.
Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan baik di
dalam maupun diluar pengadilan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
perseroan. Direksi juga berkewajiban untuk menjamin bahwa semua aset
perseroan telah digunakan sesuai peruntukannya guna kepentingan
perseroan dan para pemegang saham perseroan.
2.
Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta member nasihat kepada direksi. Di dalam anggaran dasar perseroan
ditegaskan bahwa dewan komisaris bertugas untuk melaksanakan
pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya baik mengenai perseroan maupun mengenai usaha perseroan,
(20)
3.
Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dengan
tujuan untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas
pengawasannya. Pada saat ini komite audit merupakan satu-satunya komite
yang berada dibawah dewan komisaris. Adapun komite audit bertanggung
jawab dan bertugas untuk:
Membantu dewan komisaris dalam mengevaluasi laporan-laporan yang
disampaikan oleh direksi perseroan, baik berupa laporan keuangan
maupun laporan kegiatan operasional lainnya.
Memastikam bahwa laporan keuangan perseroan telah dibuat dan
disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk
telah diterapkannya Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.
Memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah dilaksanakan
secara memadai.
4.
Internal Audit
Internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada di
dalam suatu organisasi, dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan organisasi tersebut.
5.
Direktorat Keuangan
Fokus pada pengelolaan keuangan Perusahaan serta mengendalikan operasi
(21)
6.
Direktorat
Human Capital and General Affair
Fokus pada manajemen SDM Perusahaan serta penyelenggaraan
operasional SDM secara terpusat melalui unit
Human Resources Center
,
serta pengendalian operasi unit:
Learning Center, HR Assessment Center,
Management Consulting Center
dan
Community Development Center.
7.
Direktorat
Network & Solution
Fokus pada pengelolaan
Infrastructure Planning & Development, Network
Operation Policy
, dan pengendalian operasional infrastruktur melalui Divisi
Infrastruktur Telekomunikasi, Divisi
Access
, dan
Maintenance Service
Center.
8.
Direktorat Konsumer
Fokus dalam pengelolaan bisnis segmen konsumer serta pengendalian
operasi Divisi
Consumer Services
Barat dan Divisi
Consumer Services
Timur serta Divisi Telkom Flexi.
9.
Direktorat
Enterprise & Wholesale
Fokus pada pengelolaan bisnis segmen
Enterprise & Wholesale
serta
pengelolaan Divisi
Enterprise Service
, Divisi
Business Service
dan Divisi
Carrier & Interconnection Service.
10.
Direktorat
Compliance & Risk
Fokus pada pengelolaan fungsi
Risk Management, Legaldan Compliance,
Business Effectiveness, Security & Safety
,dan
Supply Planning & Control,
(22)
11.
Direktorat
IT, Solution and Stratigic Portofolio
Fokus pada pengelolaan
IT Strategy & Policy, Service Strategy & Tariff,
dan pengelolaan fungsi
Strategic Investment & Corporate Planning
, serta
pengendalian operasi unit-unit: Divisi Multimedia,
Information System
Center serta R&D Center.
4.1.3
Aktivitas Perusahaan
Aktivitas perusahaan dari tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia hampir semuanya sama yaitu menyediakan produk kosmetik seperti
memproduksi barang kosmetik dan obat tradisional (jamu), Pemasaran dan Niaga
kosmetik, perawatan kecantikan, barang obat tradisional, perdagangan kosmetika,
wangi-wangian, bahan pembersih, kemasan plastic, dll.
4.2
Analisis Deskripitif
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Kosmetik selama periode tahun
2001-2010. Sebelum membahas pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur
Modal terhadap Nilai Perusahaan, terlebih dahulu akan dibahas perkembangan
Struktur Kepemilikan, Struktur Modal dan Nilai Perusahaan pada perusahaan
(23)
4.2.1
Perkembangan Struktur Kepemilikan
(Institusional Ownership)
Pada
Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2001-2010
Kepemilikan adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk
memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan
menggunakannya untuk tujuan pribadi. Struktur kepemilikan merupakan suatu
mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan
pemegang saham. Struktur kepemilikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi
ketidak seimbangan informasi antara insider dan outsider melalui pengungkapan
informasi.
Berdasarkan data sekunder yang terkumpul diperoleh perkembangan
struktur kepemilikan pada perusahaan kosmetik yan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2001-2010.
Tabel 4.1
Perkembangan Struktur Kepemilikan Pada Perusahaan Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Sumber:www.idx.co.id
Tahun
Perusahaan
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
MRAT
UNVR
TCID
2001
19.62
15.00
18.78
15.00
19.62
2002
19.29
15.00
18.78
15.00
19.29
2003
19.29
15.00
18.97
15.00
19.29
2004
19.29
15.00
18.98
15.00
19.29
2005
19.52
15.00
18.97
15.00
19.52
2006
19.52
15.00
19.75
15.00
19.75
2007
19.52
15.00
19.75
15.00
19.75
2008
19.52
15.00
20.58
15.00
20.58
2009
19.49
15.00
20.58
15.00
20.58
(24)
Setelah diketahui perkembangan struktur kepemilikan yang menggunakan
indikator
institusional ownership
, maka dibuat rata-rata perkembangannya untuk
melihat kenaikan atau penurunan secara persentase mulai dari periode 2001 sampai
dengan 2010, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Perkembangan Rata-Rata Struktur Kepemilikan Pada
Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2001-2010
Tahun
Struktur Kepemilikan
(%)
Perkembangan
(%)
2001
17.80
-
2002
17.69
-0.62
2003
17.75
0.36
2004
17.76
0.01
2005
17.83
0.43
2006
18.09
1.45
2007
18.09
0.00
2008
18.37
1.53
2009
18.36
-0.05
2010
18.59
1.29
Sedangkan untuk lebih mempermudah membacanya, maka penulis menuangkan
(25)
Grafik 4.1
Grafik Perkembangan Struktur kepemilikan (
Institusional Ownership
)
Pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2001-2010
Dengan melihat grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur
kepemilikan pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2001 sampai dengan 2010 mengalami fluktuatif. Diantara 3 (tiga) perusahaan
Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010. Nilai terendah
pada struktur kepemilikan terjadi pada tahun tahun 2003 sebesar 17.75%.
perusahaan yang berkontribusi terhadap penurunan struktur kepemilikan yang
paling rendah tercatat oleh PT. Unilever Indonesia karena perusahaan mendaftarkan
sahamnya 15% di bursa efek jakarta dan bursa efek surabaya setelah persetujuan
dari BAPEPAM. Pada rapat umum tahunan perusahaan para pemegang saham
menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp
100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
17.80 17.69 17.75 17.76 17.83
18.09 18.09
18.37 18.36 18.59
17.00% 17.50% 18.00% 18.50% 19.00%
2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0
(26)
4.2.2 Perkembangan Struktur Modal
(Debt To Equty Ratio)
Pada
Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2001-2010
Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur
keuangan jangka panjang perusahaan. Struktur modal (Capital Structure)
didefinisikan sebagai komposisi modal perusahaan dilihat dari sumbernya
khususnya yang menunjukkan porsi dari modal perusahaan yang berasal dari
sumber utang (kreditur) dan sekaligus porsi modal yang berasal dari pemilik sendiri
(owners’ equity)
. Struktur modal diukur dengan membandingkan total hutang
dengan total asset, yang mencerminkan besarnya pandanaan melalui hutang baik
hutang lancar maupun hutang jangka penjang terhadap asset secara keseluruhan.
Berikut adalah tabel perkembangan struktur moadal pada perusahaan
kosmetik yan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010.
Tabel 4.3
Perkembangan Struktur Modal Pada Perusahaan Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Sumber:www.idx.co.id
Tahun
Perusahaan
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
MRAT
UNVR
TCID
2001
18.00
55.00
35.00
18.00
55.00
2002
21.00
53.00
17.00
17.00
53.00
2003
17.00
63.00
13.00
13.00
63.00
2004
19.00
61.00
19.00
19.00
61.00
2005
14.00
76.00
19.00
14.00
76.00
2006
10.00
95.00
11.00
10.00
95.00
2007
13.00
98.00
8.00
8.00
98.00
2008
17.00
110.00
12.00
12.00
110.00
2009
16.00
102.00
13.00
13.00
102.00
(27)
Setelah diketahui perkembangan struktur modal yang indikatornya
menggunakan
debt to equity
ratio
, maka dibuat rata-rata perkembangannya untuk
melihat kenaikan atau penurunan secara persentase mulai dari periode 2001 sampai
dengan 2010, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4
Perkembangan Rata-rata Struktur Modal Pada Perusahaan Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Tahun
Struktur Modal
(%)
Perkembangan
(%)
2001
36.00
-
2002
30.33
-15.74
2003
31.00
2.20
2004
33.00
6.45
2005
36.33
10.10
2006
38.67
6.42
2007
39.67
2.59
2008
46.33
16.81
2009
43.67
-5.76
2010
46.33
6.11
Sedangkan untuk lebih mempermudah membacanya, maka penulis
(28)
Grafik 4.2
Grafik Perkembangan Struktur Modal Pada Perusahaan Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Dengan melihat grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur
modal pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2001 sampai dengan 2010 mengalami fluktuatif. Diantara 3 (tiga) perusahaan
kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010,
Pada tahun
2007
debt equity ratio
sebesar 39,67% naik menjadi 46,33% pada tahun 2008.
Kenaikan
debt equity ratio
disebabkan karena beban utang setiap tahun bertambah
sehingga utang terus meningkat dan perusahaan tidak mampu melunasi beban utang
tersebut. (Sumber: Data laporan keuangan Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia) dan www.idx.co.id .
Keadaan ini membahayakan bagi perusahaan sebab jumlah utang yang
terlalu tinggi akan menimbulkan resiko
financial distress
. Rata-rata industri utang
sebesar 35%, jadi perusahaan harus berada dibawah atau tepat pada rata-rata
industri tersebut, walaupun utang sangat diperlukan bagi perusahaan untuk ekspansi
atau perluasan usaha, setidaknya pihak manajemen keuangan perusahaan harus
36.00
30.33 31.00 33.00
36.33 38.67 39.67
46.33 43.67 46.33
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00%
2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0
(29)
menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber
yang dapat dipakai untuk membayar utang. Perusahaan yang paling berkontribusi
debt to equity rasio paling tinggi adalah PT. Unilever Tbk sebesar 102.00% pada
tahun 2009 dan menjadi 115.00% pada tahun 2010.
4.2.3
Perkembangan Nilai Perusahaan
(Price Book Value)
pada perusahaan
Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan
semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Nilai
perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti
oleh tingginya kemakmuran pemegang saham Semakin tinggi nilai perusahaan
(PBV) semakin tinggi pula nilai perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan
perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan
dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset.
Berikut adalah tabel perkembangan nilai perusahaan pada perusahaan
kosmetik yan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010.
(30)
Tabel 4.5
Perkembangan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Sumber:www.idx.co.id
Setelah diketahui perkembangan nilai perusahaan yang indikatornya
menggunakan
price book value
pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2001 sampai dengan 2010, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6
Perkembangan Rata-rata Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010
Tahun
Nilai Perusahaan
(x)
Perkembangan
(%)
2001
3.00
-
2002
2.76
-7.89
2003
5.02
81.79
2004
4.48
-10.88
2005
5.62
25.47
2006
7.95
41.54
2007
7.28
-8.43
2008
6.92
-4.90
2009
8.38
21.09
2010
11.16
33.08
Tahun
Perusahaan
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
MRAT
UNVR
TCID
2001
0.54
7.22
1.24
0.54
7.22
2002
0.64
6.88
0.77
0.64
6.88
2003
0.80
13.2
1.07
0.80
13.2
2004
0.71
11.15
1.57
0.71
11.15
2005
0.45
15.01
1.39
0.45
15.01
2006
0.52
21.26
2.07
0.52
21.26
2007
0.45
19.13
2.26
0.45
19.13
2008
0.22
19.2
1.35
0.22
19.2
2009
0.53
22.77
1.85
0.53
22.77
(31)
Sedangkan untuk lebih mempermudah membacanya, maka penulis
menuangkan tabel tersebut ke dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:
Grafik 4.3
Grafik Perkembangan Nilai Perusahaan (
Price Book Value
)
Pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2001-2010
Dengan melihat grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
perusahaan pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2001 sampai dengan 2010 mengalami fluktuatif. Diantara 3 (tiga) perusahaan
Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010, nilai terendah
terjadi pada tahun 2002 sebesar 2.76 kali dari tahun sebelumnya sebesar 3.00 kali
dan pada tahun 2008 turun kembali sebesar 6.72 kali dari tahun sebelumnya sebesar
7,28 kali. Perusahaan yang berkontribusi terhadap penurunan nilai perusahaan ini
adalah PT. Mustika Ratu Tbk. Dimana penurunan tersebut disebabkan oleh
menurunnya laba sebelum pajak dari Rp 31.842.901.395 menjadi Rp
28.869.090.957. kenaikan penjualan bersih dipengaruhi oleh meningkatnya nilai
penjualan pada tahun tersebuthal ini dipengaruhi juga oleh naiknya nilai EAT atau
laba bersih di pengaruhi karena meningkatnya nilai EBIT dan menurunnya beban
pajak yang harus dibayar, sedangkan menurunnya beban pajak dipengaruhi oleh
3.00 2.76
5.02 4.48 5.62
7.95
7.28 6.92 8.38
11.16
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0
(32)
beban pajak penghasilan yang ditangguh dan beban pajak penghasilan ini dalam
keadaan minus.
4.3
Analisis Verifikatif
Untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh Struktur Kepemilikan
(INST), Struktur Modal (DER) dan Nilai Perusahaan (PBV) pada Perusahaan
Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010, maka penulis
akan melakukan analisis dengan menggunakan analisis verifikatif.
Dalam penelitian ini, analisis verifikatif dilakukan dengan cara perhitungan
manual menggunakan rumus statistik dan menggunakan alat bantu statistik yaitu
SPSS V.20
for Windows
untuk memperkuat kebenaran hasil perhitungan.
4.3.1 Analisis Korelasi
Sebelum melangkah ke analisis jalur/
path analysis
, terlebih dahulu dihitung
koefisien korelasi antar variabel. Koefisien korelasi dihitung untuk mengetahui
tingkat kekuatan hubungan antar sesama variabel. Variabel independen pada
penelitian ini adalah Struktur Kepemilikan (X
1), Struktur Modal (X
2) dan variabel
dependen Nilai Perusahaan (Y). Untuk menghitung korelasi secara parsial
(33)
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi
Struktur Kepemilikan (INST), Struktur Modal (DER) dengan Nilai
Perusahaan (PBV)
Koefisien korelasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS V.20
for windows
diperoleh nilai koefisien korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST)
dengan Struktur Modal (DER) sebesar -0,951 artinya hubungan antara Struktur
Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) sangat kuat. Koefisien korelasi
bertanda negatif menunjukkan hubungan Struktur Kepemilikan (INST) dengan
Struktur Modal (DER) adalah
terbalik, artinya jika Struktur Kepemilikan (INST)
meningkat maka Struktur Modal (DER) akan menurun. Kesimpulannya adalah
korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) sangat
kuat dan terbalik.
2.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS
V.20
for windows
diperoleh nilai koefisien korelasi antara Struktur
CorrelationsINST DER PBV
INST
Pearson Correlation 1 -.951** -.891**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
DER
Pearson Correlation -.951** 1 .870**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
PBV
Pearson Correlation -.891** .870** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
(34)
Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar -0,891
artinya
hubungan antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV)
sangat kuat. Koefisien korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan
Struktur Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) adalah terbalik,
artinya jika Struktur Kepemilikan (INST) menurun maka Nilai Perusahaan
(PBV) akan meningkat. Kesimpulannya adalah korelasi antara Struktur
Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sangat kuat dan terbalik.
3.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS
V.20
for windows
diperoleh nilai koefisien korelasi antara Struktur Modal
(DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 0, 870 artinya hubungan antara
Struktur Modal (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sangat kuat. Koefisien
korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan Struktur Modal (DER) dengan
Nilai Perusahaan (PBV) adalah searah, artinya jika Struktur Modal (DER)
meningkat maka Nilai Perusahaan (PBV) akan meningkat. Kesimpulannya
adalah korelasi antara Struktur Modal (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV)
sangat kuat dan searah.
4.3.2 Analisis Jalur /
Path Analysis
Selanjutnya untuk menguji pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur
Modal terhadap Nilai Perusahaan secara individu ditempuh dengan
(35)
1.
Menyusun matriks korelasi antar variabel sebab/independen, dalam penelitian
ini yang jadi variabel sebab adalah Struktur Kepemilikan (X
1) dan Struktur
Modal (X
2)
X1
X2
R =
X1
1,000
- 0,951
X2
-0,951
1,000
2.
Mengitung invers dari matriks korelasi antara variabel adalah Struktur
Kepemilikan (X
1) dan Struktur Modal (X
2)
3.
R
-1=
� − − ,� � − ,�
[
, �
, �
]
4.
R
-1=
, �
[
, �
, �
]
5.
R
-1=
10,4602
[
, �
, �
]
X1
X2
R
-1=
X1
10,4602 x 1
10,4602 x (
, 5
)
X2
10,4602 x (
, 5
)
10,4602 x 1
Maka, invers dari matriks korelasi antara variable Struktur Kepemilikan
(36)
X1
X2
R
-1=
X1
10,4602 9,9476
X2
9,9476
10,4602
6.
Hitung koefisien korelasi antara variabel bebas (struktur kepemilikan dan
Struktur Modal) dengan variabel terikat (Nilai Perusahaan).
R =
rx
1y
-0,891
rx
2y
0,870
7.
Untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks korelasi antar
variabel sebab terhadap matriks korelasi variabel sebab dengan variabel akibat
P
YX1=
10,4602 9,9476
X
-0,891
=
0,668
P
YX29,9476 10,4602
0,870
0,235
Pyx1
= (10,4602 X -0,891) + (9,9476 X 0,870)
= -9,3200 + 8,6544
= -0,668
Pyx2
= (9,9476X -0,891) + (10,4602 X 0,870)
= -8,8633 + 9,1003
(37)
Jadi diperoleh koefisien jalur untuk variabel Struktur Kepemilikan terhadap
Nilai perusahaan sebesar 0,668 dan koefisien jalur variabel Struktur Modal terhadap
Nilai perusahaan sebesar 0,235.
Nilai koefisien jalur diperoleh berdasarkan perhitungan koefisien korelasi
antar variabel. Berdasarkan matrik korelasi pada Tabel 4.8 maka perhitungan
koefisien jalur.
Berikut ini adalah nilai koefisien jalur hasil output dari software
SPSS V.20 yang dilihat pada tabel
Coefficientsadikolom
Standardized Coefficients.
Tabel 4.8
Koefisien Jalur
Struktur kepemilikan (INT), Struktur modal (DER) dan Nilai perusahaan
(PBV)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 61.230 25.209 2.429 .022
INT -7.627 3.168 -.668 -2.407 .023
DER .403 .476 .235 .846 .405
a. Dependent Variable: PBV
Berdasarkan hasil penghitungan diatas, dapat diketahui besarnya nilai
koefisien jalur Struktur kepemilikan (X
1) terhadap Nilai perusahaan (Y) adalah
-0,668 dan besarnya nilai koefisien jalur Struktur modal terhadap Nilai perusahaan
(Y) adalah 0,235.
Setelah koefisien jalur dari Struktur kepemilikan (INST) dan Struktur
Modal (DER) terhadap nilai perusahaan diperoleh selanjutnya dapat diketahui
besarnya pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari struktur kepemilikan
(INST) terhadap nilai perusahaan sebagai berikut :
(38)
Pengaruh X
1terhadap Y
secara langsung
=
P
yx1. P
yx1=
-0,668 X -0,668
= 0.447
Pengaruh X
1terhadap Y
secara tidak langsung
=
Pyx
1. r
X1 X2. P
yx2=
-0,668 X
X
0,235
-0,951
= 0,149
Pengaruh Total
=
……
0.595
Diperoleh hasil perhitungan pengaruh langsung Struktur kepemilikan
(INST) terhadap nilai perusahaan sebesar
0.447
atau 44,7%.
dan pengaruh tidak
langsung Struktur kepemilikan (INST) melalui variabel Struktur Modal (DER)
terhadap nilai perusahaan memberikan penambahan pengaruh sebesar 0.149 atau
-14,9%. Pengaruh total (pengaruh langsung dan tidak langsung) Struktur
kepemilikan (INST) terhadap nilai perusahaan diperoleh sebesar 44,7% + 14,9% =
59,5 %.
Setelah koefisien jalur dari Struktur kepemilikan (INST) terhadap nilai
perusahaan dan Struktur modal (DER) terhadap nilai perusahaan diperoleh
selanjutnya dapat diketahui besarnya pengaruh secara langsung dan tidak langsung
dari Struktur modal (DER) terhadap Nilai perusahaan sebagai berikut :
Pengaruh X
2terhadap Y
secara langsung
=
P
yx2. P
yx2=
0,235
X
0,235
= 0,055
Pengaruh X
2terhadap Y
secara tidak langsung
=
Pyx
2. r
X1 X2. P
yx1=
0,235
X –0,668
X -
0,951
= 0,149
Pengaruh Total
=
……
0,204
Diperoleh hasil perhitungan pengaruh langsung Struktur modal
(DER)
terhadap Nilai perusahaan (PBV) sebesar
0,055
atau 5,5%.
dan pengaruh tidak
langsung Struktur modal
(DER) melalui variabel Struktur kepemilikan (INST)
(39)
terhadap Nilai perusahaan (PBV) memberikan penambahan pengaruh sebesar
0,149
atau 14,9 %. Pengaruh total (pengaruh langsung dan tidak langsung) Struktur modal
(DER) terhadap Nilai perusahaan (PBV) diperoleh sebesar 5,5%
+ 14,9 % = 20,4%.
Pengaruh
Struktur kepemilikan (INST)
dan
Struktur modal (DER)
terhadap
Nilai perusahaan (PBV)
diperoleh dari total pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung dari
Struktur kepemilikan (INST)
dan
Struktur modal (DER)
terhadap
Nilai perusahaan (PBV)
. Hasil uji simultan pengaruh langsung dan tidak langsung
yang diperoleh dapat dirangkum dalam tabel berikut :
Tabel 4.9
Besar Pengaruh Struktur kepemilikan (INST) dan Struktur modal (DER)
Terhadap Nilai perusahaan (PBV)
Variabel
Koefisien
Jalur P
yxiPengaruh
langsung
Pengaruh tdk
langsung
Total
Pengaruh
Struktur Kepemilikan
(INST)
0.668
44,7%
14,9 %.
59,6%
Struktur modal (DER)
0,235
5,5%
14,9 %
20,4 %
Total
80%
Sumber: Data diolah, 2013
Diperoleh total pengaruh
Struktur kepemilikan (INST
) dan
Struktur modal (DER)
terhadap Nilai perusahaan (PBV) sebesar 80%, sedangkan sisanya sebesar 20%
dipengaruhi oleh faktor lain.
(40)
4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi
Setelah koefisien jalur diperoleh, maka besar pengaruh secara simultan
(koefisien determinasi) diperoleh dari hasil perkalian koefisien jalur dengan
matriks korelasi antara variabel sebab dengan variabel akibat.
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi
Struktur kepemilikan (INT) dan Struktur modal (DER) terhadap Nilai
perusahaan (PBV)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .894a .800 .785
a. Predictors: (Constant), DER, INT b. Dependent Variable: PBV
Pengaruh secara simultan (koefisien determinasi)R
2 (x1x2)yang diperoleh
adalah 0.800. Adapun pengaruh variable error dapat di hitung sebagai berikut:
ρуɛ
= 1 - r
2ρуɛ
= 1 - 0,800
ρуɛ
= 0,200
besar koefesien jalur untuk faktor lain yang tidak masuk ke dalam
spesifikasi adalah:
Berdasarkan hasil penghitungan untuk menentukan koefesien jalur faktor
lain diperoleh nilai 0,200 atau 20% perubahan nilai perusahaan pada perusahaan
(41)
Dengan demikian, hasil keseluruhan nilai koefisien jalur dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 4.4
Koefisien Jalur Struktur kepemilikan (INST), Struktur modal (DER)
dan Nilai perusahaan (PBV)
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bentuk persamaan jalur pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.4
Pengujian Hipotesis
4.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Selanjutnya, untuk melihat lebih rinci pengaruh secara simultan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat, berikut disajikan uji hipotesis secara
simultan menggunakan uji f, maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis Statistik :
Y= -0,668 X1 + 0,235 X2 + 0,
200
ε
PBV
INST
DER
R
2yx
1x
2=-0,951
Ρ
yx
1=-0,668
Ρ
yx
2 =0,235
R
2yx
1x
2=0,800
(42)
Ho :
Struktur kepemilikan dan Struktur modal tidak berpengaruh secara
simultan yang signifikan terhadap Nilai perusahaan
Ha :
Struktur kepemilikan dan Struktur modal berpengaruh secara
simultan terhadap Nilai perusahaan
Taraf signifikansi (α): 0,05
Kriteria uji:
Tolak H
0jika nilai F-hitung < F-tabel
Terima Ha jika nilai F-hitung > F-tabel
Untuk menentukan nilai F, dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
� =
−
⁄
− −
⁄
F =
53,898
Nilai uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Hasil Hipotesis Struktur kepemilikan (INST) dan Struktur modal (DER)
terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 50.469 2 25.235 53.898 .000b
Residual 12.641 27 .468
Total 63.111 29
a. Dependent Variable: PBV
(43)
Berdasarkan tabel output di atas, dapat diketahui nilai F hitung sebesar
53,898. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai F
tabel. Dengan α=
0,01, db1=2
dan db2=27, diketahui nilai F tabel sebesar
5,490
. Dari nilai-nilai di atas, diketahui
nilai F hitung (53,898) > F tabel
(5,490),
sehingga H
0ditolak dan Ha diterima,
artinya Struktur kepemilikan dan Struktur modal berpengaruh secara signifikan
terhadap Nilai perusahaan. Jika disajikan dalam gambar, maka nilai F hitung dan F
tabel tampak sebagai berikut:
F
tabelF
table = 5,490Gambar 4.5
Kurva Uji Hipotesis Simultan Struktur Kepemilikan (X1) Dan Struktur
Modal
(X2) Terhadap Nilai Perusahaan (Y)
4.4.2
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
4.4.2.1
Pengujian Hipotesis Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan
Secara Parsial
Selanjutnya, untuk melihat lebih rinci pengaruh secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat, berikut disajikan uji hipotesis secara parsial
menggunakan uji t.
Hipotesis penelitian yang diuji, akan dirumuskan menjadi hipotesis statistik
sebagai berikut:
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
(44)
Uji secara individual ditunjukan oleh Tabel
(Coefficients).
Berdasarkan hasil output
SPSS V.20, diketahui nilai t
tabeladalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Hipotesis Struktur Kepemilikan terhadap Nilai perusahaan
Secara Parsial
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai t hitung untuk Struktur
kepemilikan sebesar -2.407 Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t tabel pada
tabel distribusi t.
Dengan α
= 0.01/2=0.005 dengan nilai df = n-k-1 = 30-2-1 = 27.
Untuk pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel sebesar 2.771. Diketahui bahwa t
hitung untuk X
1sebesar -2.407 berada di dalam kedua nilai t table (-2.771 dan
2.771), maka Ho ditolak artinya struktur kepemilikan secara parsial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika disajikan dalam
Ho :
Struktur Kepemilikan
tidak berpengaruh secara parsial terhadap Nilai
Perusahaan
Ha :
Struktur Kepemilikan
berpengaruh secara parsial terhadap Nilai
Perusahaan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 INST -7.627 3.168 -.668 -2.407 .023
(45)
gambar, maka nilai t hitung dan t table tampak sebagai berikut:
Gambar 4.6
Kurva Uji Hipotesis Parsial Struktur kepemilikan
(X1) terhadap Nilai
Perusahaan (Y)
4.4.2.2
Pengujian Hipotesis Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Secara Parsial
Selanjutnya, untuk melihat lebih rinci pengaruh secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat, berikut disajikan uji hipotesis secara parsial
menggunakan uji t.
Hipotesis penelitian yang diuji, akan dirumuskan menjadi hipotesis statistik
sebagai berikut:
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
Ho :
Struktur modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Ha :
Struktur modal
berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Uji secara individual ditunjukan oleh Tabel
(Coefficients
a).
Berdasarkan
hasil output SPSS V.20, diketahui nilai t
tabeladalah sebagai berikut:
t
tabel-2.771
Daerah Penolakan H0
2.771 t hitung = -2.407
Daerah Penolakan H0
t
tabel(46)
Tabel 4.10
Hasil Hipotesis Struktur Modal (DER) Terhadap nilai perusahaan (PBV)
Secara Parsial
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai t hitung untuk Struktur
Modal sebesar 0
,846. Nilai ini akan dibandingkan nilai t tabel pada table distribusi
t. Dengan
α
=0.01/2 = 0.005 dengan nilai df = n-k-1 = 30-2-1 = 27. Untuk pengujian
dua sisi diperoleh nilai t tabel sebesar 2.771. diketahui bahwa t hitung untuk X
2sebesar 0
,846 berada di luar kedua nilai t table (-
2.771
dan
2.771
), maka Ho
diterima artinya Struktur Modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Jika disajikan dalam gambar, maka nilai t hitung dan t table tampak
sebagai berikut:
Gambar 4.7
Kurva Uji Hipotesis Parsial Struktur Modal (X2) Terhadap Nilai Perusahaan
(Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 DER .403 .476 .235 .846 .405
a. Dependent Variable:PBV
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
t
tabelt
tabelt hitung = 0,846 2,771
-2,771
(47)
4.4.3
Kesimpulan
1.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS
V.20
for windows
diperoleh nilai korelasi antara Struktur Kepemilikan
(INST) dengan Struktur Modal (DER) sebesar
- 0,951
artinya hubungan
antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) sangat
kuat.
Koefisien korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan Struktur
Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) adalah
tidak searah,
artinya jika Struktur Kepemilikan (INST) meningkat maka Struktur Modal
(DER) akan menurun begitu juga sebaliknya. Kesimpulannya adalah
korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER)
sangat kuat dan tidak searah.
Hal ini mendukung penelitian Moh’d et al
(1998) yang menemukan bahwa struktur kepemilikan institusional
berhubungan negative dengan rasio hutang baik total hutang maupun jangka
pendek. Penyebab hal ini kemungkinan karena keberadaan pemilik
institusional dapat memantau lebih ketat kebijakan pendanaan manajemen,
sehingga manajemen tidak dapat menggunakan hutang dalam jumlah yang
besar hanya untuk kepentingan manajemen sendiri seperti melakukan
ekspansi besar-besaran untuk membuat kinerjanya seakan-akan terlihat
baik. Jadi semakin besar kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan
akan membuat pendanaan dengan hutang semakin kecil.
2.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software
SPSS V.20
for windows
diperoleh nilai korelasi antara Struktur
Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar
-0,891
(1)
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS V.20 for windows diperoleh nilai korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) sebesar - 0,951 artinya hubungan antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) sangat kuat. Koefisien korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) adalah tidak searah, artinya jika Struktur Kepemilikan (INST) meningkat maka Struktur Modal (DER) akan menurun begitu juga sebaliknya. Kesimpulannya adalah korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Struktur Modal (DER) sangat kuat dan tidak searah. Hal ini mendukung penelitian Moh’d et al (1998) yang menemukan bahwa struktur kepemilikan institusional berhubungan negative dengan rasio hutang baik total hutang maupun jangka pendek. Penyebab hal ini kemungkinan karena keberadaan pemilik institusional dapat memantau lebih ketat kebijakan pendanaan manajemen, sehingga manajemen tidak dapat menggunakan hutang dalam jumlah yang besar hanya untuk kepentingan manajemen sendiri seperti melakukan ekspansi besar-besaran untuk membuat kinerjanya seakan-akan terlihat baik. Jadi semakin besar kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan akan membuat pendanaan dengan hutang semakin kecil.2.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS V.20 for windows diperoleh nilai korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar -0,891 artinya hubungan antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sangat kuat. Koefisien korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan Struktur Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) adalah tidak searah, artinya jika Struktur Kepemilikan (INST) menurun maka Nilai Perusahaan (PBV) akan meningkat begitu juga sebaliknya. Kesimpulannya adalah korelasi antara Struktur Kepemilikan (INST) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sangat kuat dan terbalik. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Adhi Anjar (2002), dimana kepemilikan saham public berpengaruh negative dengan nilai perusahaan. Artinya semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka akan semakin rendah nilai perusahaan, hal ini karena investor institusi mayoritas akan berpihak pada kepentingan pemegang saham minoritas hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan.3.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan software SPSS V.20 for windows diperoleh nilai korelasi antara Struktur Modal (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 0, 870 artinya hubungan antara Struktur Modal (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sangat kuat. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan Struktur Modal (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV) adalah searah, artinya jika Struktur Modal (DER) meningkat maka Nilai Perusahaan (PBV) akan meningkat. Kesimpulannya adalah korelasi antara Struktur Modal (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV) sangat kuat dan searah. hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di teliti olehMasdar Mas’ud (2008) bahwa kebijakan penggunaan hutang dalam struktur modal
memberikan suatu sinyal atau tanda bagi investor bahwa dengan kebijkan pendanaan oleh perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan dengan demikian menyebabkan pertumbuhan nilai perusahaan yang tinggi pula. Dimana nilai perusahaan yang tinggi menyebabkan investasi meningkat dan meningkatnya investasi berarti struktur modal turut meningkat.
4.
Secara simultan, nilai korelasi untuk Struktur Kepemilikan (X1) dan Struktur modal (X2) dengan Nilai Perusahaan (Y) adalah 0,800. Nilai r tersebut menunjukan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat sangat kuat (berdasarkan table interprestasi koefisien(2)
korelasi pada table 3.2 berada pada interval (0,80 – 1,000). Korelasi tersebut bernilai positif artinya jika Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal perusahaan naik, maka Nilai perusahaan akan mengalami kenaikan. Selain itu secara simultan Struktur Kepemilikan (X1) dan Struktur Modal (X2) mempengaruhi Nilai Perusahaan pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 0.800 atau 80% sedangkan sisanya sebesar 0.200 atau 20% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi intern perusahaan dan kondisi ekonomi makro. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan Uji F, diketahui nilai FHitung > FTabel (53,898> 5,490) artinya Struktur kepemilikan dan struktur modal secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Sugiarto (2009)Struktur modal atau keputusan pendanaan akan sangat berpengaruh pada kinerja perusahaan. Keputusan apakah dana yang akan digunakan oleh perusahaan dengan hutang atau dengan penjualan saham akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan khususnya dalam rangka memaksimalkan kemakmuran atau kekayaan para pemegang saham atau pemilik yang akan tercermin melalui harga saham perusahaan. Dengan demikian perusahaan perlu mengusahakan suatu keseimbangan yang optimal dalam menggunakan kedua sumber tersebut sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
5.
Secara parsial terdapat dua kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
Secara parsial nilai korelasi Struktur kepemilikan (X1) dengan Nilai perusahaan (Y) adalah -0,668. Nilai tersebut menunjukan hubungan variabel Struktur kepemilikan (X1) dengan Nilai perusahaan (Y) kuat berdasarkan table interprestasi koefisien korelasi pada table 3.2 berada pada interval (0,60 – 0,799). Korelasi tersebut bernilai negatif artinya hubungan antara Struktur kepemilikan (X1) dengan Nilai perusahaan (Y) tidak searah, dengan kata lain jika struktur kepemilikan (X1) naik maka Nilai perusahaan (Y) akan turun begitupun sebaliknya. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai tHitung < ttabel (-2,407< 2.771) artinya struktur kepemilikan (X1) tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai persahaan (Y). Temuan ini didukung oleh penelitian Short & Keasey (1999); Chen & Ho (2000) dalam Adhi Anjar (2002), dimana tingkat kepemilikan saham perusahaan oleh public tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial nilai korelasi Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan adalah 0,235. Nilai tersebut menunjukan hubungan variabel Struktur Modal (X2) dengan Nilai Perusahaan (Y) rendah (berdasarkan tabel interprestasi koefisien korelasi pada tabel 3.3 berada pada interval 0,20-0,399). Korelasi tersebut bernilai positif artinya hubungan antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan searah, dengan kata lain jika Struktur Modal (X2) naik maka Nilai Perusahaan (Y) akan naik. Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai tHitung < ttabel (0,846 < 2.771) artinya Struktur Modal (X2) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y).Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilteliti oleh Enni Savitri, Ubud salim, Armanu, dan Djumahir pada jurnal aplikasi manajemen Vol. 10 No.01 yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan hal ini karena bahwa hutang jangka panjang perusahaan sudah berada pada titik optimal yaitu titik keseimbangan antara hutang jangka panjang perusahaan dengan nilai perusahaan.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
(3)
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Struktur kepemilikan dan Struktur modal terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penulis akhirnya dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan Struktur kepemilikan pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2001-2010 apabila dilihat, cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun berikutnya. Hal ini disebabkan perusahaan Kosmetik dengan kepemilikan institusional yang tinggi memiliki kemampuan dalam memonitor manajemen sehingga dapat menurunkan tingkat resiko melalui pengawasan langsung dari pihak outsider.
2. Perkembangan Struktur modal pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2001-2010 apabila dilihat, mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun berikutnya. Pada tahun 2004 dan 2008 mengalami kenaikan hal ini dikarenakan adanya krisi global yang dialami sehingga mengakibatkan hutang yang digunakan untuk modal memenuhi kebutuhan yang meningkat. Dan pada tahun 2002, 2006, dan 2010 mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menandakan bahwa perusahaan kosmetik telah mampu menunjukan kinerja yang membaik setelah pembenahan-pembenahan yang terus dilakukan perusahaan kosmetik. Fluktuasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hutang, investor, dan modal sendiri.
3. Perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2001-2010 apabila dilihat, cenderung mengalami fluktuatif. pada tahun 2008 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan terjadinya krisis global yang sangat berdampak pada perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk perusahaan kosmetik. 4. Berdasarkan hasil analisis statistik, dapat dibuktikan bahwa ada hubungan antara Struktur
Kepemilikan dengan Struktur modal. Hubungan antar kedua variabel tersebut) sangat kuat dan tidak searah. Hal ini terbukti dengan adanya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antar kedua variabel sangat kuat. Selain itu, nilai korelasi adalah negative (tidak searah) yang artinya jika Struktur Kepemilikan meningkat maka Struktur Modal akan menurun dan sebaliknya.
5. Berdasarkan hasil analisis statistik, dapat dibuktikan bahwa hubungan antara Struktur Kepemilikan dan Struktur modal terhadap Nilai Perusahaan. Hubungan ketiga variabel tersebut sangat kuat dan searah. Hal ini terbukti dengan adanya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antar ketiga variabel sangat kuat. Selain itu, nilai korelasi adalah positif (searah) yang artinya Struktur Kepemilikan dan Struktur modal naik, maka Nilai perusahaan juga naik. Selain itu, secara simultan Struktur Kepemilikan dan Struktur modal mempengaruhi Nilai Perusahaan pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2001 sampai dengan 2010 adalah sebesar 0.800 atau 80% sedangkan sisanya sebesar 0.2 atau 20% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi intern perusahaan dan kondisi ekonomi makro.
Secara parsial Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh signifikan dan negatif dengan Nilai Perusahaan. Tanda negatif pada koefisien tersebut menunjukan bahwa Struktur Kepemilikan berbanding terbalik dengan Nilai Perusahaan. Jika Struktur Kepemilikan menurun maka Nilai Perusahaan meningkat.
Secara parsial Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai Perusahaan. Nilai positif menunjukkan hubungan Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan searah, artinya jika Struktur Modal meningkat maka Nilai Perusahaan meningkat.
(4)
Saran
Setelah melakukan pembahasan dan analisis terhadap pengaruh Struktur kepemilikan dan Struktur modal terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penulis mencoba untuk memberikan saran yang mungkin dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Karena struktur modal memiliki hubungan yang rendah dengan nilai perusahaan pada perusahaan kosmetik, sebaiknya perusahaan atau investor harus lebih bijak lagi dalam mengenali kondisi dan situasi kemampuan keuangan perusahaan dalam menyelesaikan masalah-masalahnya secara tepat waktu.
2. Pihak manajemen Perusahaan Kosmetik sebaiknya dapat menyeimbangkan utang yang layak diambil dan berasal dari sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang sehingga perusahaan tidak terjadi financial distress walaupun utang sangat diperlukan untuk ekspansi atau perluasan usaha.
3. Sebaiknya perusahaan perlu meningkatkan mutu kinerjanya, baik dari segi keuangan maupun dari segi karyawannya. Serta didukung oleh kondisi sosial yang stabil akan menjadikan para investor berminat untuk berinvestasi. Oleh karena itu, maka sangat perlu dilakukan investasi yang baik agar masyarakat baik dalam negeri maupun dari luar negeri percaya bahwa berinvestasi di Indonesia aman, dan kemudian akan menarik banyak minat para investor. 4. Selain itu manajemen perusahaan harus menjaga rasio hutangnya dengan baik, karena
apabila rasio hutang terlalu tinggi akan menyebabkan nilai perusahaan menurun. Untuk itu manajemen perusahaan sebaiknya menjaga keadaan struktur modal perusahaan dengan baik dan efisien agar perusahaan mampu melakukan struktur modal yang optimal.
5. Sebaiknya perusahaan harus semakin meningkatkan kinerja perusahaan, meningkatkan kualitas sehingga kedepannya perusahaan lebih baik dan siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lain.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Arthur J. Kewons et al (2000), Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Buku Dua). Salemba Empat,
Jakarta.
Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.( Edisi 4). Yogyakarta: Yayasan Peberbit Gajah Mada
Bambang Riyanto. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Bambang Sugeng. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal terhadap Kebijakan
Inisiasi Dividen Di Indonesia. Jurnal ekonomi Bisnis Tahun 14 Nomor 1 Maret 2009 , 37-48.
Brigham dan Houston (2004) “ Manajemen keuangan” Buku 2. Jakarta.erlangga
Diyah Pujianti Dan Erman Winandar. 2009. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.”Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi Ventura, Vol. 12. No.1, H. 71-86
Eddy Suranta Dan Pranata Puspa Midiastuty. 2003.” Analisis Hubungan Struktur Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan Dan Investasi Dengan Model Persamaan Liniear Simultan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, No 1, H 54-68
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke tiga.Yogyakarta: AMP YKPN
Indra Widjaja Dan Faris Kasendra. 2008. “Pengaruh Kepemilikan Institusional Aktiva Terwujud Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi Di BEI”. Jurnal Manajemen, Vol. 12, H. 139-150 Jaja Suteja. 2009. “ Pengaruh Struktur Modal Kepemilikan Dan Faktor Eksternal Pada Penentuan
Nilai Perusahaan”. Jurnal Trikonomika, Vol. 8, No. 2, H. 78-79 ISSN 1411-514X Luh Gede Sri Artini Dan Nil Uh Anik Puspaningsih. 2010. “Struktur Kepemilikan Dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, Vol.15, No.1, H. 66-75 Masdar Maud. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Hubunganya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Bisnis,Volume 7 , Nomor,1 Maret 2008.
Masyhuri & M. Zainudin. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE. Yogyakarta Randall Morck, Masao Nakamura, And Anil Shivdasani. 2000. “Banks, Ownership Structure, And
(6)
Riduwan, E. A. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung:Alfabeta. Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: ALFABETA
Saidi (2004). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ 1997- 2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi vol.11 no.1, hal. 44-58.
Sri Sofyaningsih dan Pancawati Hardiningsih (2011), struktur kepemilikan, kebijakan deviden, kebijakan hutang, dan nilai perusahaan. Jurnal keuangan dan perbankan vol. 3 No.1, hal 68-87
Suad Husnan, 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio ; Edisi 2. Yogyakarta : AMP YKPN.
Sugiarto (2009), Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, permasalahan keagenan, dan informasi asimetri, Yogyakarta:Graha Ilmu
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2009, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, edisi keempat.Bandung: Afabeta
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung
Umi Narimawti., Sri Dewi. Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis Wahidawati. 2002 “Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Pada Kebijkan
Hutang Perusahaan:Sebuah Perspektif Theory Agency”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5, No. 1, H.1-16
Wening, Kartikawati.2009.”Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
www.google.com www.idx.co.id