13
ANATOMI MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Bagian dari suatu batang Caulis secara berturutan dari luar ke dalam: epidermis batang kadang sudah digantikan fungsinya oleh jaringan gabus,
jaringan korteks, berkas pengangkut dan empulur batang. Pada batang monokotil jaringan pengangkut tersusun dalam berkas-berkas dan tersebar di
seluruh permukaan batang. Diantara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim.
Daerah parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar. Sel dan kelenjar
minyak, sel dan ruang lendir, benda-benda ergastik banyak ditemukan di daerah kortek ini. Sel sklerenkim serabut dan sel sklereida sel batu kadang
ditemukan juga.
Fungsi Batang : a. Mendukung bagian tumbuhan yang ada di atas tanah
b. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangan c. Jalan pengangkutr air, makanan dan hasil-hasil asimlasi
d. Tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya
.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam : a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada
batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel,
yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat
pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di
sebelah dalam dan floem sebelah luar.
14 Gambar Sistem Jaringan Pada Batang Tumbuhan
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya
pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak
berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan
pembuluh yang
menyebar dan
bertipe kolateral
tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang Cordyline sp dan pohon Nenas seberang Agave sp.
Pertumbuhan sekunder biasanya tidak begitu tampak pada batang monocotil. Pada umumnya ikatan pembuluh tersebar pada seluruh stele.
Endodermis kurang,batas
antara korteks,pericycle,dan
empulur tidak
jelas.Pertumbuhan sekunder pada monocotil,di sini jaringan sekunder yang
15 terbentuk sangat berbeda dengan dikotil. Kambium tidak membentuk xylem dan
floem ke dalam tetapi membentuk ikatan pembuluh kolateral atau amphiyasal dalam jaringan parenkimatis.
Gambar Perbedaan antara batang tumbuhan dicotil dengan monocotil
Batang ada yang memiliki bentuk bulat Teres, persegi Agularis baik berbentuk segi tiga Triagularis maupun berbentuk segi empat
Quadrangularis. Batang juga memiliki arah tumbuh yang berbeda yaitu : 1. Tegak lurus Erectus
2. Menggantung Dependens 3. Berbaring Humifacus
4. Menjalar Reperis 5. Serongcondong
6. Mengangguk Nutans 7. Memanjat Scendens
8. Membelit Velubitis
Berbeda dengan akar, maka batanga mempunyai sifat-sifat: 1. Berbuku-buku dan beruas-ruas serta mendukung daun-daun atau sisik-
sisik mau pun bagian-bagian lainnya. 2. Berhijau daun.
3. Bersifat geotrofi negatif, artinya tumbuh ke arah atas. 4. Bentuknya bulat panjang dengan permukaan yang pada umumnya licin.
5. Ujungnya tumbuh terus.
16
ANATOMI MORFOLOGI DAN FISIOLOGI DAUN DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Daun foilum merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi
bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing
panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri misalnya pada kaktus, dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan
sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang
cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten berwarna jingga, xantofil berwarna
kuning, dan antosianin berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman. Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi
kuning atau merah dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur.
Morfologi bagian daun terdiri atas; pelepah daun vagina tangkai daun petiolus, pangkal daun basis, tepi daun margo, helaian daunlamina dan
ujung daun apex Fungsi daun :
a. Tempat fotosintesis b. Alat respirasi, dengan terdapatnya stomata mulut daun pada permukaan
bawah helaian daun c. Sebagai tempat penguapan
d . Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tanaman cocor bebek tunas daun.
17 Pembagian daun berdasarkan :
1. Jumlah daun, dibagi menjadi : Daun tunggal yaitu daun yang pada setiap tangkainya hanya
berjumlah satu daun saja. Ex : daun pepaya, daun singkong, daun jambu, daun padi ,dll.
Daun majemuk yaitu daun yang pada setiapa tangkai mempunyai banyak daun. Ex : daun lantoro, daun rambutan, daun putri malu, dll.
2. Susunan tulang daun, dibedakan menjadi : Menyirip yaitu daun yang susunan daunnya menyerupai sirip ikan. Ex :
daun rambutan, daun mangga, daun nagka, dll. Sejajar yaitu daun yang susunan daunnya seperti garis sejajar. Ex ;
daun jagung, daun bambu, rumput, daun tebu, daun jahe, dll. Melengkung yaitu daun yang susunan tulang daunnya melengkung. Ex
: daun sirih, daun genjer, daun gadung Dioscorea hispida dll. Gambar daun genjer :
Gambar daun gadung 3. Bentuk daun
Pita pada daun jagung Bulat pada daun teratai
Oval pada daun nangka Garis seperti pada rumput
Dll
18 Gambar
Morfologi Daun
19 Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis