Perilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas

ketika laba hasil panen ayam meningkat maka berikanlah bonus atas kerja keras karyawan kandang. 3 Seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya performance coach Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mendorong anak buahnya dalam menyusun perencanaan termasuk rencana kegiatan, targetsasaran, rencana kebutuhan sumber daya dsb. Misalnya melakukan kegiatan monitoring dan mengevaluasi kinerja dari operator kandang saat desinfeksi kandang. Manajer farm harus mampu membangun budaya efisien dalam proses pencapaian performan ternak yang maksimal dan menjadi contohteladan bagi anak buahnya. Contohnya adalah dengan menerapkan kedisplinan operator kandang. Kapan karyawan memberi ransum, air minum, desinfeksi kandang, mencuci tempat ransum dan minum harus selalu dikontrol untuk menegaskan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam pemeliharaan ternak akan meningkatkan IP performance index dan menurunkan biaya pemeliharaan. Peran administratif dari manajer farm juga diperlukan. Misalnya manajer farm membuat sistem recording pencatatan. Pencatatan yang terkontrol dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat misalnya dalam hal pencegahan kerugian yang lebih besar. Proses pemeliharaan ternak ini tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan produktivitas yang unggul dari keseluruhan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

2.6 Perilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas

Pemimpin sejati bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin, yaitu : memiliki 18 perilaku yang tidak bertentangan dengan agama seperti taat beribadah, berperilaku jujur, dapat dipercaya, tenggang rasa, rendah hati, tidak sombong dll. Artinya dia senantiasa menjaga hubungan baik secara horizontal sesama manusia dan secara vertikal menjaga hubungan baik dengan Tuhan. Pemimpin sejati senatiasa mau belajar dan tumbuh dalam berbagai aspek, baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi dan sebagainya. a Pentingnya EQ Emosional Quotient dalam Kepemimpinan Efektif Apa itu kecerdasan emosi? Apakah dalam dunia kerja emosi perlu dibawa? Dari zaman dulu sampai sekarang faktor emosi memang menjadi bagian dari manusia yang sangat besar yang dapat menentukan kemana langkah seseorang. Istilahnya IQ Intellegence Quotientkecerdasan intelektual memang diperlukan, tapi IQ bukan satu-satunya perkara yang bisa menjamin kesuksesan. Seorang pemimpin yang menggunakan pendekatan kecerdasan emosi EQ akan menghasilkan kinerja jauh lebih baik ketimbang pemimpin yang hanya menggunakan pendekatan IQ. Coba bedakan, pemimpin yang menggunakan kecerdasan emosi, pola pikirnya dimulai dari melihat karyawan sebagai aset dan bagian yang penting untuk masa depan perusahaan. Apabila karyawan bebas dari masalah, selalu termotivasi, diperhatikan kebutuhan dasarnya maka mereka dengan sendirinya akan maksimal dalam bekerja. Keuntungan atau laba usaha pada dasarnya hanya merupakan akibat dari karyawan yang memiliki semangat tinggi, tidak ada masalah pribadi yang dibawa ke kantor dan mereka terus belajar untuk melihat peluang besar di depan matanya. Jadi, kalau mau untung, kalau mau sukses, peliharalah orang-orang di dalam terlebih dahulu. Sejauh mana pemimpin memperhatikan karyawan? Karyawan juga manusia yang memiliki masalah, keluh kesah, dan permasalahan hidup sehari-hari. Ketika 19 pemimpin tidak mau tahu terhadap persoalan karyawannya, jangan menyesal jika terjadi turn over keluar masuk karyawan cukup tinggi di perusahaan tersebut. Pemimpin harus mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi yang tepat. Kadang bersikap sebagai seorang manajer, kadang bersikap sebagai seorang bapak kepada anaknya, kadang bersikap sebagai teman atau sahabat, kadang bersikap sebagai konsultan, kadang pula bisa bersikap sebagai juru therapis yang mengobati pasiennya. Pemimpin harus mampu mengelola emosi karyawannya. Satu waktu berikan pujian bila karyawan melakukan prestasi. Jangan sampai terjadi, ketika karyawan melakukan kesalahan didamprat habis-habisan, namun ketika berprestasi malahan tidak disapa sedikitpun. Dalam suatu farm, manajemen yang didasarkan pada rasa takut terhadap pemilik dan manajer farm tidak akan memberikan performan yang baik. Operator kandang yang setiap hari mengurus ternak, tidak akan dapat bekerja secara maksimal pada kondisi yang tidak kondusif seperti adanya rasa takut yang berlebihan pada pemilik atau manajer farm. Sikap yang harus dibangun bukanlah rasa takut, melainkan rasa penghargaan dan saling menghormati antara pimpinan farm dan karyawan. Seorang manajer farm perlu meninjau ulang cara kepemimpinan dan menganalisis hasil kerja farm. Jika hasilnya tidak maksimal maka segera lakukan perbaikan cara kepemimpinan. 20 b Sikap kepemimpin dalam organisasi Ken Blanchard dalam Self Leadership membagi sikap seorang pemimpin ke dalam 4 posisi kategori ketika melihat karyawan dan situasi yang berbeda-beda. Kategori tersebut antara lain : 1 Kondisi emergency darurat Pemimpin harus mengarahkan dan memerintah. Misalnya saat terjadi kasus outbreak AI mendadak, tingkat mortalitas sangat tinggi. Dalam keadaan tersebut seorang manajer peternakan yang bersangkutan harus bisa secepatnya mencari solusi dan benar-benar memberikan instruksi secara jelas, tegas bahkan cenderung otoriter kepada operator atau karyawan kandang. Dan sebaliknya karyawan pun harus mengerti kondisi mengapa sang manajer bersikap demikian. 2 Melatih Latihan diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan skill sedang dan komitmen yang rendah, sehingga dalam kurun waktu tertentu karyawan tersebut memiliki pengetahuan dan komitmen yang meningkat. Latihantraining yang diikuti bisa training yang bersifat hardskill maupun 21 softskill. Contoh yang bisa dilakukan oleh pemilik peternakan ialah mengirim karyawannya untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh Medion. 3 Mendukung Ini diberlakukan kepada karyawan yang memiliki kemampuan tinggi tapi komitmen tidak menentu. Dalam beberapa kasus pemimpin banyak melakukan proses latihan dan mendukung, sehingga karyawan mendapatkan pengetahuan baru dan langsung dicoba. Contohnya manajer peternakan memberikan latihan langsung kepada operator kandang mengenai cara desinfeksi kandang. Latihan akan langsung diaplikasikan dan secara tidak langsung hal tersebut sekaligus memberikan motivasi secara moril untuk menumbuhkan semangat dan komitmen yang tinggi kepada para operator kandang. 4 Menugaskan atau mendelegesikan kerja Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi pula. Karyawan jenis ini sudah memiliki kesadaran sendiri sekaligus kemampuan untuk mengemban tanggung jawab secara penuh. Contohnya ialah pemilik peternakan memberi kepercayaan kepada salah satu karyawannya untuk menjadi manajer kandang karena dinilai telah memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mengawasi areal peternakan beserta semua tindakan manajemen yang harus diambil untuk memelihara peternakan tersebut. Perlu diingat pula bahwa setiap masing-masing dari diri kita adalah pemimpin, hanya lingkupnya saja yang berbeda. Jadi cara menjadi seorang sosok pemimpin yang ideal harus diaplikasikan oleh diri kita masing-masing. Kita harus menyadari bahwa kita juga memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan atau organisasi ke depan. Memang sulit menumbuhkan 3 aspek kepemimpinan pada keseharian seorang pemimpin. Adakalanya seorang pemimpin merasa bahwa apa yang telah dia lakukan sudah memcerminkan sosok seorang pemimpin yang ideal, namun 22 tidaklah demikian. Terkadang penilaian terhadap seorang pemimpin haruslah melibatkan seluruh karyawan yang bernaung di perusahaanorganisasi yang dia pimpin. Kepemimpinan yang efektif juga didukung oleh adanya komunikasi. Terciptanya komunikasi yang baik antara semua stakeholder yang bersangkutan akan memberikan keberhasilan dalam memimpin. Keterlibatan dari semua pihak dalam sebuah perusahaan mulai dari pekerja dengan jabatan paling bawah sampai pimpinan tertinggi sangat menentukan tercapainya keberhasilan perusahaan. Demikian pula dalam suatu peternakan. Hubungan baik mulai dari pemilik, manajer, operator kandang dan seluruh karyawan merupakan awal terciptanya suatu kepemimpinan efektif. Pemimpin-pemimpin besar hampir memiliki watak yang sama, tapi apabila disederhanakan beberapa ciri pemimpin besar adalah : memiliki kecerdasan emosi, memiliki integritas, selalu belajar menambah ilmu pengetahuan, memiliki pola komunikasi interpersonal yang luwes, rendah hati, memiliki visi jauh ke depan, memiliki prinsip yang kuat dan teguh, mampu mempengaruhi orang lain, menerima kritikan dan masukan dari siapa pun dan selalu mendidik anak buahnya agar tumbuh menjadi lebih baik dari hari ke hari.

2.7 Ciri-ciri pemimpin yang berkualitas atau ciri-ciri pemimpin yang baik.