Pembelajaran Vieval Visual Learner Pebelajar Auditori Auditory Learner Pelajar Taktil Karakteristik TaktilKineshtetic Learner. Pebelajar Global Global Learner.

27 dihadapi oleh anak. Pembelajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan sebagai pengetahuan baru. Cara-Cara Belajar Anak Usia Dini. Cara belajar berkaitan dengan pemikiran, konsep, informasi dan pilihan seseorang yang diekspresikan melalui cara belajar. Mengenali berbagai caratipe belajar anak akan sangat membantu keberhasilan anak dalam belajar. Tipe-tipe belajar anak pada umumnya terdiri dari pelajar visual, auditari, global, taktil atau kinestatik Rita dan Kenneth Dunn, 1992.

1. Pembelajaran Vieval Visual Learner

Anak yang termasuk ke dalam pebelajar visual biasanya cepat menyerap informasi dari fenomena yang dapat dilihat dan diobservasi. Pebelajar pada tipe ini biasanya memiliki jiwa ingin tahu yang besar. Ia senang dengan hal-hal yang baru dan berbeda serta hal-hal nyata yang dapat menimbulkan pemikiran baru. Dalam hal ini pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar terutama yang tercetak, sehingga anak tersebut dapat mengamati dengan cermat atas fenomena tersebut. Gambar tersebut dapat berupa foto, diagram, grafik, lukisan dan peta. 28

2. Pebelajar Auditori Auditory Learner

pebelajar auditory pada umumnya dapat dengan mudah menyerap informasi dengan cara mendengarkan. Tipe pebelajar ini lebih cepat memahami informasi yang di komunikasikan secara verbal. Diskusi dalam bentuk tanya jawab merupakan metode yang efektif dalam membantu tipe pebelajar ini. Untuk menguatkan ketrampilan auditory penggunaan media audio seperti tape recorder dan radio dapat membantu anak dalam memahami komunikasi verbal.

3. Pelajar Taktil Karakteristik TaktilKineshtetic Learner.

Pelajar taktil biasanya dapat menyerap informasi dengan cara merasakan fenomena memlalui sentuhan. Secara alamiah pada umumnya anak usia dini senag menyentuh benda untuk mengeksplorasi apa yang terkandung didalamnya. Anak cara belajar ini dapat memanipulasi benda dengan cara menyebtuh langsung obyek yang dipelajari. Oleh karena itu pebelajar taktil dapat diarahkan untuk membiasakan diri dalam memahami konsep matematika misalnya : yakni dengan cara menggunakan benda yang sesungguhnya berhitung.

4. Pebelajar Global Global Learner.

Anak cara pebelajar global lebih tertarik untuk melihat hasil akhir. Ia akan tetarik pada bentuk sesungghunya sebelum menyelidiki bagian- bagian yang lebih rinci. Seperti contohnya: membuat kue Sus, anak telebih dahulu mengetahui apa itu kue Sus dan seperti apa bentuknya. 29 Setelah mengetahui bentuk kue Sus, baru kemudian bagaimana cara mengolah, mencampur, mengaduk dan mengocok adonan, oleh karena itu cara pebelajar ini lebih tertarik pada produk akhir, maka dalam pembelajaran ia lebih menyukai proses yang sederhana dan tidak membingungkan. Kecenderungan tipe-tipe cara belajar tersebut diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Faktor Lingkungan Environmental Factor

Faktor lingkungan yang mempengaruhi terhadap cara belajar anak antara lain : suara, cahaya, suhu dan desain kelas. Suara merupakan stimuli yang mempengaruhi indera pendengar. Anak akan terbiasa dengan berbagai tingkat volume suara. Ia akan konsentrasi menyimak pembelajaran pada bunyi verbal yang nyaman didengar. Pencahayaan yang lembut dan hangat dalam ruangan akan membantu anak dalam menyimak objek. Pada kondisi tersebutselain nyaman untuk memperhatikan objek visual juga akan nyaman pula mendengarkan bahkan mendengarkan komunikasi verbal seperti cerita. Suhu berhubung dengan indera peraba. Suhu ruangan yang hangat akan memberikan kenyamanan pada anak untuk menyerap berbagai informasi dalam pembelajaran. Desain Kelas berpengaruh terhadap ketertarikan anak pada benda-benda disekitarnya. Desain kelas yang penuh dengan benda-benda akan 30 membantu anak untuk memenuhi ras ingin tahu anak terhadap sesuatu yang ada disekitarnya.

b. Faktor Sosial Sosiological Factor

Faktor sosial merupakan kondisi yang memungkinkan anak dapat melakukan kerjasama dengan anak lainnya. Kerjasama tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan kerja kelompok yang terdiri dari dua anak atau lebih. Kondisi seperti ini dapat mendorong anak untuk dapat menghargai orang lain. Dengan melakukan kerjasama anak selalu diarahkan untuk bisa merencanakan, melakukan dan mengambil keputusan bersama. Namun, kegiatan mandiri juga sebaiknya diberikan selain kegiatan kelompok.

c. Faktor Emosi Emosional Factor.

Faktor emosional berkaitan dengan motivasi anak untuk melakukan sesuatu. Motivasi merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi anak belajar. Dengan adanya motivasi dalam diri anak mudah untuk memunculkan minat belajarnya. Motivasi adalah : Suatu dorongan dalam diri seseorang, artinya adanya sesuatu kesadaran yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu, demikian juga untuk belajar. Pembelajaran, dalam kaitan ini, harus mampu memberikan motivasi terhadap anak untuk mencapai tugas perkembangannya dengan baik. Sebagai contoh, dalam memberikan tugas guru harus memperhatikan 31 kemampuan anak untuk menyelesaikannya. Tugas yang diberikan harus bervariasi dari satu anak ke anak lainnya. Untuk itu, tanggung jawab diberikan kepada anak dengan memperhitungkan faktr motivasi yang dimilikinya. Motivasi pada anak bisa dibangun oleh guru dengan menciptakan berbagai bentuk kegiatan dan menyiapkan saran belajar yang kondusif.

d. Faktor Fisik Physical Factor.

Faktor fisik adalah: kesiapan fisik anak untuk melakukan sesuatu termasuk belajar. Kesiapan fisik ini berkaitan dengan kecukupan tidur malam, makan dan minum, istirahat siang hari danaktivitas yang dilakukannya. Sebagai contoh: beberapa anak yang cukup tidurnya pada malam hari biasanya masih dapat bertahan untuk belajar pada siang harinya. Sebaliknya, anak yang abngun terlalu pagi biasanya akan merasa jenuh pada saat belajar siang hari. Dalam hal ini pembelajaran perlu memperhitungkan waktu istirahat termasuk didalamnya menyediakan makan dan minum untuk anak-anak. Selain itu, guru harus memberikan kesempatan pada anak utnuk bergerak dan berlatih dengan tidak mengabaikan waktu bermain. Untuk itu peranan guru dalam mengarahkan kecenderungan cara belajar tersebut sangat penting. Hal ini disebabkan faktor-faktor tersebut dapat dimanipulasi oleh guru dalam cara tipe pembelajaran, sehingga gaya belajar anak akan mengarah pada salah satu atau lebih dari cara-caratipe belajar tesebut. 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.