SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
SESI
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas Dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah Di Bursa Efek Jakarta
Analisis data seluruh model persamaan regresi dalam penelitian ini menggunakan paket program SPSS 10.01. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan antara satu variabel
dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Hasil dari analisis regresi berganda antara beta saham sebagai variabel dependen dengan tingkat suku bunga BI, ROA, ROE, dan beta akuntansi
tercantum dalam Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4, dapat dirumuskan sebagai berikut:
e X
a X
b X
a
k k
i i
3
2 3
1 2
1 1
Notasi:
i
= beta saham,
i
= konstanta, X
1
= Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Indonesia, X
2
= rasio profitabilitas, X
3
= beta akuntansi, e = kesalahan pengganggu, dan
a
1
,a
2
, dan b
k
merupakan koefisien regresi. Hasil dari Uji-F yang telah dilakukan tercantum pada Lampiran II atau secara ringkas terdapat
dalam Tabel 2 sebagai berikut ini.
Tabel 2
Hasil Uji F dengan Beta Saham sebagai Variabel Dependen dan Variabel Rasio Profitabilitas dan Beta Akuntansi sebagai Variabel Independen
F hitung F-tabel
Hasil Interpretasi
Variabel independen ROA, ROE, dan Beta
Akuntansi .658
2,98 Ho
1
diterima Tidak mempunyai hubungan
dengan beta saham
1. Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan
Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis alternatif pertama HA
1
yang diajukan, yaitu Rasio Profitabilitas ROA dan ROE, dan beta akuntansi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap beta saham. Pengujian ini menggunakan uji anova atau F-statistik. Keputusan yang diambil berdasarkan tingkat signifikansi 5 adalah dengan membandingkan nilai
F-hitung dengan F-tabel. Apabila F-hitung F-tabel maka hipotesis alternatif tersebut diterima, sedangkan apabila F-hitung F-tabel maka hipotesis alternatif tersebut di tolak. Tabel 2 di atas menunjukkan dari Uji F
yang telah dilakukan menghasilkan probabilitas signifikansi di atas 5 yaitu sebesar 58,5 dan nilai F- hitung sebesar 0.658. Nilai F-tabel adalah 2,98, hal ini berarti F-hitung F-tabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif tersebut ditolak pada tingkat signifikansi 5, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama dari variabel Rasio Profitabilitas ROA dan
ROE, dan beta akuntansi terhadap beta saham biasa.
Hasil ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Tandelilin 1997 dan Indriastuti 2001 yang menyatakan bahwa variabel-variabel fundamental berpengaruh signifikan terhadap beta
saham. Perbedaan ini terjadi kemungkinan disebabkan oleh pengambilan periode waktu penelitian yang berbeda, dan jangka waktu yang digunakan juga berbeda. Pada penelitian ini mengambil jangka waktu
selama dua tahun dan termasuk ke dalam periode paska krisis ekonomi. Pada periode paska krisis ekonomi ini dimungkinkan terdapat banyak faktor yang menyebabkan fluktuasi harga saham, baik faktor
perekonomian, faktor di luar perekonomian, kondisi bisnis perusahaan, ataupun variabel fundamental perusahaan yang lainnya, sehingga untuk variabel fundamental yang diteliti dalam penelitian ini tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta saham. 2. Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial
Pengujian ini menggunakan uji t dua sisi dan pada tingkat signifikansi 5. Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan apabila t-hitung t-tabel maka hipotesis alternatif yang diajukan diterima,
142
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
SESI
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas Dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah Di Bursa Efek Jakarta
sedangkan apabila t-hitung t-tabel maka hipotesis alternatif yang diajukan ditolak. Uji t ini dilakukan untuk menguji HA
2
sampai HA
4
yang diajukan.
a.
Tingkat Suku Bunga
Hasil dari regresi dan pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel tingkat suku bunga tercantum pada Lampiran II atau secara ringkas terdapat dalam Tabel 3 sebagai berikut ini.
Tabel 3
Hasil Uji t dengan Beta Saham sebagai Dependen Variabel dan Tingkat Suku Bunga sebagai Variabel Independen
Signifikansi t-hitung
t-tabel Hasil
Interpretasi Konstanta
SBI 90 0,138
0,102 1,93
-1,711 2,045
Ho
2
diterima Tidak mempunyai hubungan
dengan beta saham HA
2
menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Tabel 3 di atas menunjukkan nilai t-hitung dari variabel pertumbuhan aktiva adalah sebesar -1,711 dan signifikansinya
0,102. Nilai t-tabel adalah 2,045, sehingga hasil dari t-hitung t-tabel, maka hipotesis alternatif yang diajukan ditolak atau tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham biasa.
Hasil ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Tandelilin 1997 yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Perbedaan ini terjadi
kemungkinan disebabkan oleh pengambilan periode waktu penelitian, jangka waktu yang digunakan, serta kondisi perekonomian Indonesia secara makro yang berbeda. Pada penelitian ini mengambil jangka waktu
selama dua tahun dan termasuk ke dalam periode paska krisis ekonomi yang masih penuh dengan ketidakpastian ekonomi dan politik. Pada periode ini dimungkinkan terdapat banyak faktor yang
menyebabkan fluktuasi harga saham, baik faktor perekonomian, maupun faktor di luar perekonomian, sehingga untuk variabel ekonomi yang diteliti dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap beta saham.
b.
Rasio Profitabilitas
Hasil dari Uji t yang telah dilakukan tercantum pada Lampiran II atau secara ringkas terdapat dalam Tabel 4 sebagai berikut ini.
Tabel 4
Hasil Uji t dengan Beta Saham sebagai Dependen Variabel dan Rasio Profitabilitas dan Beta Akuntansi sebagai Variabel Independen
Signifikansi t-hitung t-tabel
Hasil Interpretasi
Konstanta ROA
ROE Beta
akuntansi 0,455
0,922 0,957
0,73 0,759
0,099 0,055
0,349 2,045
2,045 2,045
Ho
3
diterima Ho
3
diterima Ho
4
diterima Tidak mempunyai hubungan
dengan beta saham Tidak mempunyai hubungan
dengan beta saham Tidak mempunyai hubungan
dengan beta saham
HA
3
menyatakan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Tabel 4 di atas menunjukkan variabel ROA mempunyai nilai t-hitung sebesar 0,099 dan signifikansi 92,2. Pada
tingkat signifikansi 5 dan t-tabel sebesar 2,045 maka nilai t-hitung t-tabel dan signifikansinya jauh di atas 5, sehingga disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang diajukan ditolak. Variabel ROE mempunyai
nilai t-hitung sebesar 0,055 dan signifikansi 95,7. Pada tingkat signifikansi 5 dan t-tabel 2,045 maka hasil uji t untuk ROE mempunyai t-hitung t-tabel dan taraf signifikansi jauh di atas 5, sehingga hipotesis
alternatif yang diajukan ditolak. Variabel rasio profitabilitas yang menggunakan ROA dan ROE berdasarkan hasil dari uji t yang dilakukan disimpulkan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta saham
biasa.
143
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
SESI
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas Dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah Di Bursa Efek Jakarta
Hasil dari penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Tandelilin 1997, bahwa secara parsial variabel ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Jadi berdasarkan
kedua hasil tersebut dinyatakan bahwa pada periode waktu yang berbeda ROA dan ROE secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta saham.
c.
Beta Akuntansi
HA
4
menyatakan bahwa beta akuntansi berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Hasil dari uji t yang telah dilakukan dan tercantum dalam Tabel 2 di atas menunjukkan untuk beta akuntansi mempunyai t-
hitung sebesar 0,349 dan signifikansinya 73. Nilai t-hitung ini lebih kecil dari t-tabel 2,045 dan signifikansinya melebihi 5 , maka dapat disimpulkan bahwa variabel beta akuntansi tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap beta saham.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Beaver, Kettler, dan Scholes 1970 yang menyatakan bahwa beta akuntansi berpengaruh signifikan terhadap beta saham, hal ini dimungkinkan karena
perbedaan tahun penelitian, obyek penelitian dan variabel yang digunakan dalam perhitungan beta saham. Akan tetapi hasil ini konsisten dengan penelitian Mardiyah 2001 yang menyatakan bahwa variabel beta
akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko persepsian.
G.
Uji Asumsi Klasik
Hasil dari regresi berganda akan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi. Asumsi-asumsi tersebut adalah normalitas, multikolinearitas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas. 1. Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengujinya dapat digunakan normal probability plot, yaitu apabila grafik menunjukkan penyebaran
data yang berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut telah memenuhi asumsi normalitas. Metode lain adalah dengan menggunakan Uji Liliefor dan Shapiro-Wilk
yang membandingkan signifikansi dari uji tersebut terhadap
sebesar 5. Apabila signifikansinya lebih besar dari 5 berarti data berdistribusi normal.
Tabel 5
Hasil Uji Liliefor
Variabel Signifikansi
Kesimpulan Tingkat suku bunga
ROA ROE
Beta Akuntansi Beta Saham
0,200 0,200
0,200 0,122
0,000 Normal
Normal Normal
Normal Tidak Normal
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai hitung liliefors variabel tingkat suku bunga, ROA, ROE, dan beta akuntansi lebih besar dari 0,05, yang berarti variabel tersebut berdistribusi normal.
Sedangkan untuk variabel beta saham lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti untuk variabel tersebut tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas