Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)
PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS, INFLASI,
DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG)
Diajukan Oleh :
FITRIAWATI
105081002473
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS, INFLASI,
DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
FITRIAWATI
NIM : 105081002473
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS
Indoyama Nasaruddin, SE, MAB
NIP : 19570617 1985031 002
NIP : 19741127 2001121 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2009 M
Hari ini selasa tanggal 10 bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Fitriawati NIM : 105081002473 dengan
judul Skripsi “ PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS,
INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
(IHSG)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amir Syarifuddin, SH, MM
Lies Suzanawati SE, M.Si
Ketua
Sekretaris
Dr. Yahya Hamza, MM
Penguji Ahli
PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS, INFLASI,
DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG)
(Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
FITRIAWATI
NIM : 105081002473
Tim Penguji Skripsi
Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS
Indoyama Nasaruddin, SE, MAB
NIP : 19570617 1985031 002
NIP : 19741127 2001121 002
Penguji Ahli
Arief Mufraini, Lc, M. Si
NIP. 197701222003121001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2009 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1.
2.
3.
4.
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Alamat
5. Telepon
6. E-mail
: Fitriawati
: Bekasi, 31 Mei 1987
: Perempuan
: Jl. Sultan Hasanudin Rt 04/01
Kel.Tambun Selatan Kec. Tambun
Selatan – Bekasi 17510
: 021-90471509 / 085694103524
: Vilen_vie@yahoo.co.id
II. PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas
S1
: SDN Sukabungah Bekasi
: MTs Attahiriyah Jakarta
: MAN Cikarang
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan
Manajemen Keuangan
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
1.
2.
3.
4.
Ayah
Ibu
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat
5. Telepon
6. Anak ke dari
: H. Ma’ad HM (Alm)
: Hj. Siti Maryam
: Bekasi, 11 Juni 1956
: Jl. Sultan Hasanudin Rt 04/01
Kel.Tambun Selatan Kec. Tambun
Selatan – Bekasi 17510
: 021.88329336
: 7 dari 11 Bersaudara
i
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika tingkat resiko yang akan
diterima oleh investor. Cara yang digunakan untuk mengetahui nilai beta dengan
menggunakan CAPM (Capital Assets Pricing Model) dimana model ini
menggunakan data indikator makro ekonomi (Uang yang beredar, Kurs, Inflasi,
dan SBI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode penelitian ini
adalah purposive sampling dari 30 saham JII, terpilihnya 9 perusahaan yang
konsisten masuk di dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) dari periode januari 2004
sampai desember 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur, dengan
menggunakan Trimming dan uji Goodness fit yang mana setiap variabel
menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
uang beredar (M2), dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap suku bunga SBI.
Suku bunga SBI dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah.
Dan uang beredar (M2), inflasi dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan
terhadap IHSG.
Kata kunci : Beta saham syariah, Resiko sistematik, uang beredar, Kurs, Inflasi,
Suku bunga SBI, Capital Asset Pricing Model, IHSG.
ii
ABSTRACT
The research aims to understand the dynamic of high risk would be received
investors. One way is capital Assets Pricing Models) which beta is beta is taken
as systematic risk parameter. This research uses of macro economic indicator
(Money Supply, Exchange rate, Inflation, and Indonesian Bank Notes (Sertifikat
Bank Indonesia) and IHSG. Method of research is purposive Sampling, from 30
stock listed every periode., there are 9 stock of research company that are traded
which are consistent in Indonesian stock exchange from January 2004 still
December 2008. This research uses path analysis method. With uses Trimming
and with goodness fit test that level significant is 5% to each test. The result of the
research suggest that Money Supply, Exchange rate, Inflation, and Indonesian
Bank Notes (Sertifikat Bank Indonesia) Influence Significant To Share and IHSG.
Keywords: Beta of Syariah Stock, Systematics Risk, Money Supply, Exchange
Rate, Inflation, Indonesian Bank Notes (Sertifikat Bank Indonesia),
Capital Asset Pricing Model, IHSG
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim
Assalamu’laikum warrahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan baik dalam pengetahuaan maupun dalam teknik penulisan,
oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini:
1. ALLAH SWT yang maha berilmu, atas limpahan Rahmat dan Ilmu
pengetahuan yang tak terhingga.
2. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda H. Ma’ad HM (Alm) terimakasih
untuk kasih sayang yang tak terhingga, Pengalaman hidup yang beliau
berikan kepada penulis. Ibunda tercinta Hj. Siti Maryam, terimakasih
untuk kesetiaan, kasih sayang, do’a, semangat, kepercayaan, dan perhatian
yang tak pernah berhenti beliau berikan kepada penulis (I always do the
best).
3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pembimbing satu yang telah
meluangkan waktunya untuk berbagi ilmunya dalam membimbing
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
4. Indoyama Nasaruddin, SE, MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Dosen Pembimbing dua yang telah meluangkan waktun, pikiran, dan
ilmunya sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pembantu Dekan 1 yang juga telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan
bekal ilmu yang tak terhingga nilainya kepada penulis selama menjadi
mahasiswi, semoga menjadikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis kelak.
7. Terimakasih untuk kakak-kakakku k’dede yang tak lelah memberikan
dukungan moril maupun materil. K’emi yang selalu cerewet, adik-adik ku,
keponakanku, Dias, raray tersayang, dan semuanya yang selalu
mendukung setiap langkahku.
8. Untuk K’nuni yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan tak
bosan meminjamkan buku serta mendengarkan segala keluh kesah. Inke,
selalu setia membangunkan di setiap tahajud dan subuhnya. Anak kost an
eha, k’elon, isna, nellin, ara (Terimakasih untuk tawa, dan semangat yang
diberikan).
9. Untuk anak Manajemen B wido, Eny, Fay, Viny, susi, topay, agus, firman,
ridho, aries, ocid, dan semuanya yang tak bisa di sebutkan satu persatu.
Semua anak keuangan A dan B, untuk teman2 seperjuangan kompre,
sidang (Oneng, Gozali, Eka, Pokonya keep contact yahhhh). Untuk
spesialis editor k’wail selalu siap direpotkan (semoga Allah SWT
membalas semua kebaikkannya).
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala
bantuan dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis, Aamiien.
v
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..........................................................................
i
ABSTRAK ..........................................................................................................
ii
ABSTRACT........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal ................................................................................. 14
B. Pasar Modal Syariah .................................................................... 16
C. Instrumen Pasar Modal Syariah ................................................... 17
D. Fungsi Pasar Modal Syariah ........................................................ 20
E. Faktor yang Mempengaruhi Investasi.......................................... 21
1. Return..................................................................................... 21
2. Resiko Saham......................................................................... 24
F. Hubungan Pengembalian dengan Resiko..................................... 28
1. Resiko Sistematik (beta) saham syariah ................................ 30
vi
2. Suku bunga SBI ..................................................................... 33
3. Kurs mata uang asing............................................................. 34
4. Tingkat Inflasi ........................................................................ 35
5. Uang yang Beredar ................................................................ 37
G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 39
H. Kerangka Pemikiran..................................................................... 41
I. Perumusan Hipotesis.................................................................... 42
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 44
B. Metode Penentuan Sampel........................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data.......................................................... 45
D. Metode Analisis ........................................................................... 46
E. Operasional Variabel Penelitian................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian................................. 54
1. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 54
2. Indeks Harga Saham ............................................................... 59
B. Penemuan dan Pembahasan ......................................................... 60
1. Analisis Deskriptif .................................................................. 60
2. Hasil Penemuan Koefisien Struktur I ..................................... 73
3. Hasil Penemuan Koefisien Struktur II .................................... 81
4. Hasil Penemuan Koefisien Struktur III................................... 91
5. Perhitungan Pengaruh Struktur I............................................. 102
6. Perhitungan Pengaruh Struktur II ........................................... 104
vii
7. Perhitungan Pengaruh Struktur III .......................................... 105
8. Pengujian Kesesuaian Model (Goodness-Of-Fitt Test) ......... 107
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..................................................................................109
B. Implikasi ......................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 112
viii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
4.0
Perusahan yang Masuk dalam Jakrta Islamic Index Tahun 2004
Hal
sampai 2008 ............................................................................................ 57
4.1
Daftar Perusahaan JII yang Konstan Mulai Tahun 2004-2008............... 58
4.2
Uang beredar (M2).................................................................................... 60
4.3
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS ................................................. 61
4.4
Tingkat Inflasi di Indonesia .................................................................... 62
4.5
Tingkat Suku Bunga SBI ........................................................................ 63
4.5.1 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 64
4.5.2 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 65
4.5.3 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 66
4.5.4 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 67
4.5.5 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 68
4.5.6 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 69
4.5.7 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 70
4.5.8 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 71
4.5.9 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 72
4.6
Koefisien Determinasi Struktur 1 ........................................................... 73
4.7
Analisis Varian (Annova) Struktur 1....................................................... 74
4.8
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur 1....................................................... 75
4.9
Anlisis korelasi antar variabel M2, Kurs, Inflasi dan Suku bunga SBI .. 79
4.10
Koefisien Determinasi Struktur II........................................................... 81
4.11
Analisis Varian (Annova) Struktur II ...................................................... 82
ix
4.12
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II ...................................................... 84
4.13
Struktur 2 setelah Trimming ................................................................... 88
4.14
Koefisien Determinasi Struktur III ......................................................... 91
4.15
Analisis Varian (Annova) Struktur III..................................................... 92
4.16
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur III..................................................... 93
4.17
Struktur 3 setelah Trimming ................................................................... 97
4.18
Anlisis korelasi antar variabel M2, Kurs, Inflasi, Suku bunga SBI,
Beta Saham JII, dan IHSG ...................................................................... 99
4.19
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Uang beredar (X1)
Terhadap Suku Bunga SBI (X4).............................................................. 102
4.20
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Inflasi (X3) Terhadap
Suku Bunga SBI (X4).............................................................................. 103
4.21
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Suku Bunga SBI (X4)
Terhadap Beta Saham Syariah (Y1) ........................................................ 104
4.22
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Inflasi (X3) Terhadap
Beta Saham Syariah (Y1) ........................................................................ 104
4.23
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Inflasi (X3) Terhadap
IHSG (Y2) ............................................................................................... 105
4.24
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Suku Bunga SBI (X4)
Terhadap IHSG (Y2) ............................................................................... 106
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
2.1
Risiko sistematis & tidak sistematis ....................................................... 26
2.2
Kerangka Pemikiran: pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai
Kurs, Inflasi, dan Uang yang Beredar terhadap Resiko Sistematis
(beta) Saham Syariah yang Terdaftar di JII ............................................ 42
4.1
Jalur (Path) Struktur 1 setelah Trimming................................................ 80
4.2
Jalur (Path) Struktur 2 Setelah Trimming ............................................... 90
4.3
Jalur (Path) Struktur 3 setelah Trimming................................................ 99
4.4
Analisis pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs, Inflasi, dan
Uang yang Beredar terhadap Resiko Sistematis (beta) Saham
Syariah yang Terdaftar di JII .................................................................. 102
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan
pasar
modal
syariah
menunjukkan
kemajuan
seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta
Islamic Index. (JII). Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya
tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi
kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal
ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada
pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar
modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi,
dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam.
Perdagangan beberapa jenis sekuritas, baik pada pasar modal
konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat return
dan
risiko
diantara
yang
berbeda.
sekuritas-sekuritas
Saham
lainnya
merupakan
yang
salah
mempunyai
satu
sekuritas
tingkat
risiko
yang tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang
akan diterima oleh investor di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan
definisi
investasi
menurut
Sharpe
bahwa
investasi
merupakan
komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return
yang tidak pasti di masa depan. Dengan demikian, ada dua aspek yang
melekat dalam suatu investasi, yaitu return yang diharapkan dan risiko
1
tidak tercapainya return yang diharapkan. Return dan risiko secara
teoritis pada berbagai sekuritas mempunyai hubungan yang positif.
Semakin besar return yang diharapkan diterima, maka semakin besar
risiko yang akan diperoleh, begitu pula sebaliknya. Return dan risiko
yang tinggi pada saham berhubungan dengan kondisi karakteristik
perusahaan, industri dan ekonomi makro.
Investasi dalam Islam pasti memiliki risiko. Tidak ada di dunia ini
yang risk free. Yang terpenting bagi manusia adalah melaksanakan perintah
Allah yaitu:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. 59;18).
Ayat diatas memerintahkan orang mukmin untuk mempersiapkan apa
yang akan diperbuat untuk hari esok, dengan mempelajari, mengetahui dan
mengamalkan manajemen risiko, selebihnya apapun yang terjadi bertakwalah
kepada Allah SWT. Karena manusia hanya bisa memprediksi, sementara
Allah SWT Maha Menetapkan dan Maha Adil.
Return
dari
sekuritas
merupakan
tingkat
pengembalian
yang
diharapkan oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan nilai
saham
dan
dividen.
Dalam
konteks
portofolio
risiko
dibedakan
menjadi dua (Halim (2003, 23) yaitu risiko sistematik (systematic risk)
dan
risiko
(systematic
tidak
risk)
sistematik
merupakan
(unsystematic
risk).
Risiko
risiko
tidak
dapat
yang
sistematik
dihilangkan
2
dengan
melakukan
diversifikasi,
karena
fluktuasi
risiko
ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar
secara keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs
valas,
inflasi,
kebijakan
pemerintah,
dan
sebagainya.
Sehingga
sifatnya umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham
yang
bersangkutan.
merupakan
risiko
Risiko
yang
tidak
dapat
sistematik
dihilangkan
(unsystematic
dengan
risk)
melakukan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau
industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu
saham
dengan
masing-masing
terhadap
setiap
saham
yang
saham
memiliki
perubahan
lain.
Karena
tingkat
pasar.
perbedaan
sensitivitas
Misalnya
faktor
itulah
maka
yang
berbeda
struktur
modal,
struktur asset, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang investor perlu melakukan analisis tentang
risiko saham. Untuk mengukur risiko digunakan koefisien beta saham.
Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk
menganalisis
sekuritas
atau
portofolio.
Beta
suatu
sekuritas
menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap
perubahan-perubahan pasar (Halim, 2003: 25).
Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda
dan saham merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai risiko
yang tinggi dibandingkan dengan sekuritas yang lain. Namun risiko
saham antar perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Jika investor
3
ingin berinvestasi maka selain melihat return yang akan didapat,
mereka juga harus mempertimbangkan risiko yang ada di saham
tersebut. Salah satu pertimbangan dalam melakukan investasi saham
adalah memperkecil risiko.
Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua
investor suka dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung
risiko investasi yang tinggi dibandingkan di aset yang lain. Investor
yang tidak menyukai risiko (risk averse) punya kecenderungan untuk
tidak berinvestasi di pasar modal. Namun sebenarnya risiko investasi
di pasar modal dapat dikurangi jika mereka mengerti mengenai risiko
itu sendiri.
Beberapa
variabel
yang
sering
digunakan
dalam
melakukan
analisis ekonomi makro antara lain suku bunga SBI, nilai tukar mata
uang
asing,
tingkat
inflasi,
jumlah
uang
beredar,
pendapatan
masyarakat, dan lain-lain. Suku bunga SBI merupakan salah satu
instrumen
moneter
yang
penting
dalam
perekonomian
negara
dan
berada dibawah tanggung jawab bank Indonesia melalui lelang SBI,
jumlah
uang
beredar
diatur
agar
mencapai
target
inflasi
yang
ditetapkan, dan dari proses lelang yang mengikuti mekanisme pasar
inilah maka terbentuk suku bunga SBI.
Tingkat suku bunga mempengaruhi risiko (beta) saham, hal ini
disebabkan karena seorang investor dalam memilih alternatif investasi
akan cenderung memilih investasi yang menguntungkan, jika tingkat
4
suku bunga lebih tinggi daripada return saham maka akan lebih
menguntungkan memilih investasi yang bebas risiko seperti deposito,
obligasi
daripada
investasi
yang
penuh
risiko
seperti
saham
dan
sebaliknya. Ketika tingkat suku bunga tinggi maka return saham akan
cenderung terjadi perubahan atau rendah. Return saham naik turun
sesuai dengan permintaan investor. Semakin tinggi permintaan terhadap
saham semakin tinggi pula return saham. Perubahan return saham
terhadap return saham pasar ini disebut beta saham (Halim, 2003).
Perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs
antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat keuntungan yang
diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika nilai
kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin
rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Hal ini akan
mempengaruhi
Permintaan
terhadap
meningkat.
investor
keputusan
Oleh
seorang
saham
karena
itu,
investor
dalam
menjadi
turun
dan
dalam
melakukan
berinvestasi.
risiko
investasi,
saham
seorang
tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang
mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa
perusahaan dapat meningkatkan kekayaaan bagi pemegang sahamnya.
Artinya,
perusahaan
berhasil
memberikan
tingkat
pengembalian
sebagaimana yang diharapkan oleh investor, yang berupa capital gain
atau deviden.
5
Tingkat
inflasi
merupakan
variabel
ekonomi
makro
paling
penting, karena dapat membawa pengaruh buruk pada struktur biaya
produksi
dan
tingkat
kesejahteraan.
Bahkan
satu
rezim
kabinet
pemerintahan dapat jatuh hanya karena tidak dapat menekan dan
mengendalikan lonjakan tingkat inflasi. Laju kenaikan tingkat inflasi
dipengaruhi
jumlah
uang
oleh
beberapa
beredar.
faktor,
diantaranya
Peningkatan
jumlah
adanya
uang
peningkatan
beredar
ini
di
Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa kenaikan harga migas
di luar negeri, meningkatnya bantuan luar negeri, masuknya modal
asing, khususnya investasi portofolio di pasar uang, meningkatnya
anggaran pemerintah secara mencolok, depresiasi nilai Rupiah dan
gejolak mata uang konvertibel.
Seorang pengamat ekonomi Chatib Basri (2007) menjelaskan
keterkaitan stabilitas ekonomi makro yaitu dengan harga minyak yang
tinggi
telah
menimbulkan
inflation
overhang.
Pelaku
ekonomi
menganggap, dengan harga minyak dan komoditas yang tinggi, inflasi
akan meningkat. Selain itu, akan ada tekanan yang kuat pada anggaran
kita sehingga dibutuhkan pembiayaan yang lebih besar pula. Padahal,
dalam situasi pasar keuangan dunia yang bergejolak yang seperti ini,
pembiayaan dari pasar tak mudah dan biayanya mahal.
Ekspektasi
inflasi
yang
tinggi
akan
mendorong
depresiasi.
Akibatnya, rupiah akan melemah. Pelemahan rupiah yang tajam dapat
mengganggu stabilitas
makro, yakni inflasi naik dan pertumbuhan
6
ekonomi turun. Depresiasi nilai tukar memiliki dua dampak, yaitu
exchange rate pass-through, di mana dampak depresiasi nilai tukar
ditransmisikan ke berbagai produk yang diimpor (termasuk produk
makanan),
dan
ekspektasi
terhadap
depresiasi.
Keduanya
memiliki
dampaknya yang paling besar dalam inflasi di Indonesia.
Keputusan
positif
oleh
Bank
berbagai
Indonesia
menurunkan
kalangan.
Keputusan
BI
rate
ditanggapi
mempertahankan
SBI
menjadi 8% pada akhir 2007 adalah tepat. Karena ada ekspektasi yang
tinggi terhadap BI untuk terus menurunkan tingkat bunganya, bahkan
sampai jauh di bawah 8%. Padahal, di tengah situasi global yang tidak
pasti,
tekanan
inflasi
akibat
harga
minyak
mentah
dunia
yang
melambung tinggi, kendala sisi penawaran, dan masalah informasi
yang tidak simetris antara bank dan peminjam, kebijakan moneter
harus
tetap
dijaga
dengan
hati-hati.
Kehati-hatian
ini
membantu
meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter.
Untuk itu inflasi di anggap penting dalam menganalisa dan
meramalkan tingkat suku bunga selain itu faktor lainnya yaitu jumlah
uang yang beredar menurut sadono sukirno semua jenis uang yang
beredar di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari uang yang ditambah
dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar dibedakan
menjadi 2 yaitu: uang yang beredar dalam pengertian terbatas dikenal
dengan M1, dan uang yang beredar dalam pengertian luas dinamakan
likuiditas perekonomian atau M2. hal lainnya yang berkaitan dengan
7
ekonomi makro adalah nilai tukar mata uang. Nilai tukar mata uang di
artikan sebagai perbandingan antara mata uang suatu Negara terhadap
negara lain.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi hanya dikenal oleh pengikut
Keynes sedang kaum klasik tidak sependapat tentang hal tersebut. Dalam
permintaan uang untuk spekulasi ini tergantung pada tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh
seseorang atau masyarakat. Alasannya adalah semakin tinggi tingkat suku
bunga, maka semakin besar ongkos memegang uang tunai sehingga seseorang
atau masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya semakin rendah
tingkat suku bunga maka semakin rendah ongkos memegang uang tunai dan
semakin besar seseorang atau masyarakat menyimpan uang tunai (Sidiq, 2005).
Variabel kurs Dollar Amerika Serikat memiliki hubungan yang
signifikan positif terhadap permintaan uang di Indonesia. Berarti setiap terjadi
depresiasi rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat maka akan meningkatkan
permintaan uang di Indonesia, demikian juga sebaliknya. Hal ini disebabkan
ketika nilai rupiah terdepresiasi maka harga barang-barang impor menjadi
lebih mahal sehingga diperlukan rupiah yang lebih banyak guna untuk
membeli barang impor tersebut (Prasojo, 2003).
Penelitian
mengenai
pasar
modal
syariah
sebelumnya
telah
dilakukan oleh beberapa penelitian dengan obyek pasar modal syariah
dilakukan
oleh
Aruzzi
dan
Bandi
(2003)
serta
Hamzah
(2005).
8
Penelitian dengan obyek pasar modal syariah mengenai return dan
beta yang dipengaruhi oleh variabel-variabel karakteristik perusahaan,
industri dan ekonomi makro merupakan hal yang menarik untuk
dilakukan karena sifat dari return dan risiko ini yang akan selalu
melekat pada setiap investasi terutama investasi dalam setiap saham,
baik saham biasa maupun saham yang sesuai dengan kaidah syariah.
Penelitian-penelitian
sebelumnya
hanya
melihat
pengaruh
variabel-variabel makro dan karakteristik perusahaan pada return atau
beta saham biasa serta obyeknya pada pasar modal secara umum.
Kemudian penelitian oleh Robiatul Auliyah, dan Ardi Hamzah (2006)
tentang analisa karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro
terhadap return dan beta saham syariah. Hasil penelitiannya variablevariabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham syariah tetapi
berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham syariah. Selain itu
penelitian oleh Siti Zubaida (2006) tentang analisis pengaruh tingkat
inflasi,
perubahan
nilai
kurs
terhadap
beta
saham
syariah
pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
Penelitian
tentang
resiko
sistematik
telah
banyak
diteliti,
namun pada penelitian yang sekarang akan saya teliti yaitu ingin
menguji mengenai peran variabel-variabel ekonomi atau makro dalam
mempengaruhi risiko saham syariah (JII) dan IHSG. Berbeda dengan
penelitian-penelitian
sebelumnya
adalah
kebanyakan
penelitian
9
menggunakan variabel fundamental seperti dividen, growth, leverage,
liquidity,
asset
size,
variability
in
dan
earnings
beta
akuntansi
(Gudono dan Nurhayati (2001), return on asset, rasio hutang terhadap
modal dan nilai buku saham (Natarsyah, 2000).
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dipaparkan,
maka
peneliti tertarik untuk meneliti
”Pengaruh Uang yang Beredar (M2), Kurs, Inflasi, dan
Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Beta Saham Syariah (JII) dan
Indeks saham Gabungan (IHSG)”
Penelitian
ini
berbeda
dari
penelitian
sebelumnya,
periode
yang diteliti yaitu tahun 2004-2008 tentunya informasi yang nantinya
akan dihasilkan akan lebih update. Adanya penambahan variabel yang
penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel suku bunga SBI
dan
kurs
mata
uang,
sedangkan
pada
penelitian
ini
ditambahkan
variabel Inflasi dan Uang yang beredar (M2). Jenis perusahaan yang
akan menjadi sample yaitu perusahaan yang konstan masuk salam
saham JII tahun 2004-2008, sedangkan pada penelitian sebelumnya
menggunakan
sample
perusahaan
manufaktur
dan
non
manufaktur.
Kemudian metode yang dipakai pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan
Path
analisis
(analisis
jalur),
sedangkan
penelitian
sebelumnya menggunakan regresi linier berganda.
10
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh
variabel makro ekonomi (uang yang beredar, kurs mata uang asing,
inflasi, dan suku bunga SBI) terhadap beta saham syariah dan IHSG.
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
diatas,
maka
rumusan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung.
1. Apakah terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara
uang yang beredar (M2), kurs, dan tingkat inflasi, terhadap suku
bunga SBI dan berapa besar total pengaruhnya?
2. Apakah terdapat pengaruh
langsung dan tidak langsung antara
uang yang beredar (M2), kurs, tingkat inflasi, dan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia terhadap Beta saham syariah JII dan
berapa besar total pengaruhnya?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara uang
yang beredar (M2), kurs, tingkat inflasi, dan suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia terhadap IHSG dan berapa besar pengaruhnya?
1. Identifikasi Masalah
a. Atas
dasar
penelitian
yang
telah
dilakukan
sebelumnya,
maka
peneliti ingin mengidentifikasi variabel-veriabel mana yang akan
berpengaruh terhadap resiko sistematik saham syariah dan IHSG.
Adapun variabel-variabel yang akan digunakan yaitu :
11
1) Uang yang Beredar dalam arti luas (M2).
2) Nilai kurs mata uang yaitu kurs rupiah terhadap USD
3) Tingkat Inflasi.
4) Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
b. Ada tidak nya pengaruh uang yang beredar, nilai kurs, inflasi, dan
Suku Bunga SBI terhadap beta saham syariah (JII) dan IHSG
dengan pendekatan path Analysis.
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus maka dikemukakan batasanbatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dibatasi pada saham perusahaan syariah yang konstan
masuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) tahun 2004-2008.
2. Periode yang diambil adalah 5 tahun dari 2004 sampai tahun 2008.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis
uang
beredar
(M2),
Kurs,
dan
Inflasi
memiliki
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap suku bunga SBI.
b. Menganalisis uang beredar (M2), Kurs, Inflasi, dan suku bunga
SBI memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap Beta
saham syariah JII.
12
c. Menganalisis uang beredar (M2), Kurs, Inflasi, dan suku bunga SBI
memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap IHSG.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
a. Investor, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah
dan waktu investasi.
b. Pemerintah,
kebijakan
sebagai
bahan
makro
karena
masukan
dalam
faktor-faktor
membuat
makro
kebijakanmempunyai
sensitivitas terhadap resiko investasi.
c. Perusahaan,
sebagai
antisipasi
dampak
dari
perubahan-perubahan
faktor makro terhadap resiko saham secara keseluruhan.
d. Pembaca dan Pengembangan Penelitian Selanjutnya, sebagai sumber
referensi dan tambahan pengetahuan dalam rangka pengembangan
penelitian selanjutnya yang sejenis, serta menambah ilmu pengetahuaan
keuangan dan menambah kepekaan terhadap gejolak kondisi ekonomi
makro dan resiko pasar modal syariah yang ada saat ini.
e. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi
ilmu
yang
telah
diperoleh
serta
mengetahui
gambaran
umum
mengenai resiko saham syariah dan aktivitas di dalamnya. Dan
menambah
pengetahuan
dan
wawasan
terutama
yang
terkait
dengan keadaan ekonomi makro yang terjadi di indonesia.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Dalam
pasar
modal
banyak
sekali
diperoleh
investor
baik
informasi
yang
informasi
pribadi.
Ada
beberapa
hal
aktivitas
perdagangan
dipasar
modal,
informasi
tersedia
yang
yang
dipublik
dapat
diantaranya
dapat
maupun
mempengaruhi
adalah
informasi
yang masuk kedalam pasar modal, informasi memegang peran yang
sangat penting terhadap transaksi perdagangan dipasar modal. Para
pelaku yang ada dipasar modal sangat membutuhkan informasi yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para
investor
untuk
memilih
mengimplementasikan
portofolio
banyak
pilihan
yang
orang
efisien.
untuk
Untuk
menanamkan
modalnya dalam bentuk investasi.
Dalam
perkembangannya,
investasi
pada
efek
yang
sesuai
dengan syariah menghadapi berbagai kendala. Masih banyak orang
yang
lainnya
takut
untuk
karena
melakukan
menganggap
investasi
hal
ini
saham dan
tidak
sesuai
surat
dengan
berharga
prinsip
syariah, hal ini menandakan masih kurangnya sosialisasi mengenai
pasar
modal
dikarenakan
syariah.
adanya
Kurangnya
perdebatan
diantara
sosialissai
ulama
sedikit
mengenai
banyak
kehalalan
mekanisme transaksi dipasar modal.
14
Di Indonesia perkembangan pasar saham syariah mulai dirintis
dengan diluncurkannya indeks harga saham berdasar prinsip syariah
pada tanggal 3 juli 2000, yang disebut sebagai Jakarta Islamic Index
(JII) yang merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Indonesia
dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM).
Saham-saham yang terdaftar terdiri dari 30 saham yang telah
lolos berdasarkan fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional.
Akan tetapi tidak berarti saham-saham diluar JII tidak sesuai dengan
syariah
namun
JII
hanya
menampung
30
saham
dengan
kinerja
keuangan terbaik, sehingga diluar JII pun masih ada saham yang dapat
dikategorikan sebagai saham syariah diantaranya saham-saham yang
termasuk dalam Islamic Stock Selection Indeks yang diluncurkan oleh
Karim Bussines Consulting yang berisi daftar semua saham emiten di
BEI yang sesuai dengan syariah.
Pasar
modal sering disamakan dengan pasar uang, padahal
keduanya memiliki perbedaan secara prinsip. Pasar modal atau capital
market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
dalam arti sempit merupakan pasar nyata. Semantara pasar
uang atau
money market berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek
dan
merupakan
pasar
tidak
nyata.
Menurut
Husnan
(2001:3)
mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrument
keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.
15
B. Pasar Modal Syariah
Prinsip-prinsip pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal
konvensional.
Sejumlah
instrumen
syariah
di
pasar
modal
sudah
diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsipkan syariah
dimana kriteria saham syariah adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang
melakukan usaha yang sesuai dengan syariah. Demikian juga, usaha untuk
merealisasikan praktek obligasi syariah atau obligasi yang berprinsipkan
syariah. (Heri Sudarsono, 2003:182).
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan
pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme
transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai
indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus
memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal
syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam
konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan
harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi
kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan
dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. (Tim Studi Tentang
Investasi Syariah Di Pasar Modal Indonesia, 2004).
Perkembangan
pasar
modal
syariah
di
Indonesia
dimulai
dengan diterbitkannya reksa dana syariah pada 25 Juni 1997 yang
diikuti dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli tahun
16
2000 serta diterbitkannya obligasi syariah (korporasi) pada akhir 2002.
Perkembangan
instrumen
syariah
terus
mengalami
perkembangan
walaupun lambat namun pasti, terlebih era tahun 2002 sampai dengan
pertengahan tahun 2004. Instrumen syariah mengalami pertumbuhan
yang
cukup
(termasuk
2
signifikan,
reksadana
yaitu
yang
reksadana
tidak
berjumlah
aktif/bubar)
10
dan
reksadana
sebanyak
10
(sepuluh) emiten yang telah menerbitkan obligasi berbasis syariah
(Tim Studi Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004).
C. Instrumen Pasar Modal Syariah
Pasar
modal
syariah
adalah
pasar
modal
yang
dijalankan
dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga
mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis syariah. Pasar modal
syariah tidak hanya ada dan berkembang di Indonesia tetapi juga di
negara-negara
mengembangkan
lain.
pasar
Beberapa
modal
negara
yang
yang
proaktif
berprinsipkan
dalam
syariah
dan
konsisten dalam menerapkan syariah Islam dalam sendi kehidupannya
adalah
Bahrain
Stock
di
Bahrain,
Amman
Financial
Market
di
Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di Kuwait dan
Kuala
Lumpur Stock Exchange di Malaysia (Jurnal Auliyah
dan
Hamzah, 2006:3).
Jadi, pasar modal syariah adalah pasar modal dengan prinsip
syariah dimana setiap transaksinya harus sesuai dengan basis syariah.
17
Investasi
sektor
keuangan
syariah
harus
disertai
dengan
kegiatan
riil atau transaksi yang mendasari (underlying transaction).
Untuk itu, penciptaan instrumen investasi syariah dalam pasar modal
adalah
dari
sekuritasi
aset/proyek
(asset
yang
securitisation)
merupakan bukti penyertaan, sekuritasi utang (debt securitisation) atau
penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al dayn) atau
merupakan
(equity
sumber
pendanaan
bagi
merupakan
securitisation),
perusahaan,
emisi
sekuritasi
surat
modal
berharga
oleh
perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah
dalam bentuk saham (Jurnal Auliyah dan Hamzah, 2006:4).
Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah
dalam
pasar
biasa
(common
instrumen
perdana
pasar
adalah
stock),
modal
muqaradah/mudharabah
muqaradah/mudharabah
tersebut
diperdagangkan
di
funds,
saham
Bonds.
Karena
pasar
perdana,
maka prinsip dasar pasar perdana adalah semua efek harus berbasis
pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang
untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau
hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi
akan
diterima
jaminan
hasil
pemodal
yang
(shohibul
semata-mata
maal),
tidak
merupakan
boleh
fungsi
memberikan
dari
waktu
(Harahap, 2001) dalam jurnal Auliyah dan Hamzah, 2006:4).
Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa
yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam
18
hal
kehalalan
ruang
lingkup
kegiatan
usaha.
Saham
syariah
dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan
subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan
pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995
sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi
penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks dalam jurnal (Auliyah
dan Hamzah, 2006:4).
Penyaringan
Syariah
Nasional
secara
No.
syariah
20
tentang
yang
difatwakan
Pedoman
oleh
Pelaksanaan
Dewan
Investasi
untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi
pasar (market capitalization) dari saham dimana JII menggunakan
kapitalisasi
pasar
harian
rata-rata
selama
satu
tahun.
Dari
kedua
penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat digolongkan dalam
daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih
yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3
bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi
pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60
saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian
sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan
setiap 6 bulan sekali (Huda dan Edwin Nasution, 2007:56).
19
Untuk pasar sekunder terdapat beberapa tambahan dari prinsip
dasar pasar perdana, yakni tidak boleh membeli efek dengan basis tren
(indeks) suatu efek dapat diperjual belikan akan tetapi hasil yang
diperoleh
dari
efek
diperjual
belikan,
tersebut
karena
berupa
pada
kupon
transaksi
atau
deviden
murabahah
dilarang
tidak
boleh
menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument
pasar modal yang diharamkan syariah adalah preferred stock (saham
istimewa), forward contract, option. Hadist Rasulullah SAW berikut
dapat menjadi rujukan dalam bertransaksi derivatif:
“Segala sesuatu yang halal dan haram sudah jelas, tetapi ada diantara
keduanya terdapat hal-hal yang samar dan tidak diketahui oleh
kebanyakan orang, barang siapa berhati-hat terhadap hal-hal yang
maragukan berarti telah menjaga agama dan kehormatan dirinya, tetapi
barang siapa mengikutihal-hal meragukan berarti terjerumus kepada
yang haram, seperti seorang gembala yang mengembalakan binatangnya
disebuah ladang yang terlarang dan membiarkan binatang itu memakan
rumput disitu. Setiap penguasa mempunyai peraturan-peraturan yang
tidak boleh dilarang, an Allah melarang segala sesuatu yang dinyatakan
haram” (HR. Bukhari dan Muslim)
D. Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut metwally dalam buku pasar modal syariah oleh Huda
dan Edwin Nasution (2007:75) fungsi dari pasar modal syariah adalah:
1. Memungkinkan
bagi
masyarakat
berpartisipasi
dalam
kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian keuntungan resikonya.
2. Memungkinkan
para
pemegang
saham
menjual
sahamnya
guna
mendapatkan likuiditas.
20
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan pasar modal dari luar
untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham yang merupakan
ciri umum pada pasar modal
konvesional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis.
E. Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Dalam
melakukan
investasi
ada
dua
faktor
yang
paling
dipertimbangkan, yaitu pengembalian/hasil yang diharapkan dan risiko
investasi. Pengembalian (return) merupakan laba atas suatu sekuritas
atau investasi modal (Downes dan Goodman, 1991:479) dalam Jurnal
Siti Zubaidah (2004:3).
1. Return
Dalam Warsono (2001:75). Risiko adalah kemungkinan yang
dapat diukur dari diperoleh tidaknya suatu nilai.
Saham
biasa
merupakan
sekuritas
teraktif
yang
diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Sekuritas ini merupakan
bentuk
modal
sendiri
yang
mempunyai
lima
karakteristik,
yaitu
(Warsono, 2001:276):
a. Tagihan terhadap pendapatan
b. Tagihan terhadap aset
21
c. Hak suara
d. Hak didahulukan
e. Tanggung jawab terbatas.
Dalam pengambilan keputusan investasi pada saham, investor
berkepentingan
Untuk
dengan
kepentingan
ini,
informasi
tentang
penggunaan
perubahan
angka
indeks
harga
pasar
saham.
menjadi
penting, misalnya angka indeks harga saham gabungan. Indeks pasar
mempunyai penggunaan penting, baik dari sisi teori maupun praktis.
Di pasar modal Indonesia ada beberapa macam indeks pasar, yaitu
IHSG, indeks LQ 45, dan indeks sektoral. Perhitungan angka-angka
indeks ini menggunakan angka indeks Paasche. Setiap bursa efek di
dunia mempunyai angka indeks yang khas (Jurnal Siti Zubaidah, 2004).
Dalam
konteks
manajemen
investasi,
pengembalian
atas
investasi (return) merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi.
Return ini dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang
(Jogiyanto, 2000 dalam Jurnal Haryanto dan Riyanto, 2007:4).
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini
dihitung berdasarkan data historis. Biasanya reutrn realisasi digunakan
sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return
yaitu yield dan capital gain (loss), Jurnal Haryanto dan Riyanto, 2007
.
22
Menurut Charles P. Jones 2004,
Yield the basic component that usually comes to mind when
discussing investing returns is the periodic cash flows (or income)
on the investment, either interest or dividends. The distinguishing
feature of these payments it. That the issuer makes the payments
in cash to the holder of the asset.
Capital gain (loss), this component is the appreciation
(or depreciation) in the price of the asset, commonly called the
capital gain (loss). We will refer to it simply as the price
change. In the case of along position it is the difference between
the purchase price and the price at which the asset can be, or is,
sold : for a short position it is the difference between the sale
price and subsequent price at which the sort position is closed
out, in either case, again or aloss can occur.
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran
kas
atau
pendapatan
yang
diperoleh
secara
periodik
dari
suatu
investasi. Jadi nilainya bisa 0 atau (+). Capital gain (loss) merupakan
kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberi
keuntungan (kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa (-), 0 atau (+).
Secara matematis return total suatu investasi adalah:
Return total = yield + capital gain (loss)
Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang
dari berbagai return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005).
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi return
ekspektasi ini sifatnya belum terjadi.
Return
ekspektasi
dapat
diestimasi
dengan
menggunakan
return-return historis.
23
2. Resiko Saham
Tujuan
sebagai
berinvestasi
konsekuensinya
investasi
tingkat
investor
yang
resiko
harus
berani
dilakukannya.
suatu
investasi
yaitu
mendapatkan
menanggung
Investor
sebagai
perlu
dasar
return
resiko
dan
atas
mempertimbangkan
pembuatan
keputusan
investasi (Haryanto dan Riyatno, 2007:27).
Menurut
Bodie
dkk
(2006:223)
resiko
adalah
kemungkinan
mendapatkan imbal hasil yang rendah atau bahkan rugi yang bisa
menghalangi kita untuk mencapai tujua
DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG)
Diajukan Oleh :
FITRIAWATI
105081002473
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS, INFLASI,
DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
FITRIAWATI
NIM : 105081002473
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS
Indoyama Nasaruddin, SE, MAB
NIP : 19570617 1985031 002
NIP : 19741127 2001121 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2009 M
Hari ini selasa tanggal 10 bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Fitriawati NIM : 105081002473 dengan
judul Skripsi “ PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS,
INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
(IHSG)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amir Syarifuddin, SH, MM
Lies Suzanawati SE, M.Si
Ketua
Sekretaris
Dr. Yahya Hamza, MM
Penguji Ahli
PENGARUH UANG YANG BEREDAR (M2), KURS, INFLASI,
DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP BETA
SAHAM SYARIAH (JII) DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG)
(Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
FITRIAWATI
NIM : 105081002473
Tim Penguji Skripsi
Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS
Indoyama Nasaruddin, SE, MAB
NIP : 19570617 1985031 002
NIP : 19741127 2001121 002
Penguji Ahli
Arief Mufraini, Lc, M. Si
NIP. 197701222003121001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2009 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1.
2.
3.
4.
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Alamat
5. Telepon
6. E-mail
: Fitriawati
: Bekasi, 31 Mei 1987
: Perempuan
: Jl. Sultan Hasanudin Rt 04/01
Kel.Tambun Selatan Kec. Tambun
Selatan – Bekasi 17510
: 021-90471509 / 085694103524
: Vilen_vie@yahoo.co.id
II. PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas
S1
: SDN Sukabungah Bekasi
: MTs Attahiriyah Jakarta
: MAN Cikarang
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan
Manajemen Keuangan
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
1.
2.
3.
4.
Ayah
Ibu
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat
5. Telepon
6. Anak ke dari
: H. Ma’ad HM (Alm)
: Hj. Siti Maryam
: Bekasi, 11 Juni 1956
: Jl. Sultan Hasanudin Rt 04/01
Kel.Tambun Selatan Kec. Tambun
Selatan – Bekasi 17510
: 021.88329336
: 7 dari 11 Bersaudara
i
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika tingkat resiko yang akan
diterima oleh investor. Cara yang digunakan untuk mengetahui nilai beta dengan
menggunakan CAPM (Capital Assets Pricing Model) dimana model ini
menggunakan data indikator makro ekonomi (Uang yang beredar, Kurs, Inflasi,
dan SBI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode penelitian ini
adalah purposive sampling dari 30 saham JII, terpilihnya 9 perusahaan yang
konsisten masuk di dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) dari periode januari 2004
sampai desember 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur, dengan
menggunakan Trimming dan uji Goodness fit yang mana setiap variabel
menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
uang beredar (M2), dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap suku bunga SBI.
Suku bunga SBI dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah.
Dan uang beredar (M2), inflasi dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan
terhadap IHSG.
Kata kunci : Beta saham syariah, Resiko sistematik, uang beredar, Kurs, Inflasi,
Suku bunga SBI, Capital Asset Pricing Model, IHSG.
ii
ABSTRACT
The research aims to understand the dynamic of high risk would be received
investors. One way is capital Assets Pricing Models) which beta is beta is taken
as systematic risk parameter. This research uses of macro economic indicator
(Money Supply, Exchange rate, Inflation, and Indonesian Bank Notes (Sertifikat
Bank Indonesia) and IHSG. Method of research is purposive Sampling, from 30
stock listed every periode., there are 9 stock of research company that are traded
which are consistent in Indonesian stock exchange from January 2004 still
December 2008. This research uses path analysis method. With uses Trimming
and with goodness fit test that level significant is 5% to each test. The result of the
research suggest that Money Supply, Exchange rate, Inflation, and Indonesian
Bank Notes (Sertifikat Bank Indonesia) Influence Significant To Share and IHSG.
Keywords: Beta of Syariah Stock, Systematics Risk, Money Supply, Exchange
Rate, Inflation, Indonesian Bank Notes (Sertifikat Bank Indonesia),
Capital Asset Pricing Model, IHSG
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim
Assalamu’laikum warrahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan baik dalam pengetahuaan maupun dalam teknik penulisan,
oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini:
1. ALLAH SWT yang maha berilmu, atas limpahan Rahmat dan Ilmu
pengetahuan yang tak terhingga.
2. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda H. Ma’ad HM (Alm) terimakasih
untuk kasih sayang yang tak terhingga, Pengalaman hidup yang beliau
berikan kepada penulis. Ibunda tercinta Hj. Siti Maryam, terimakasih
untuk kesetiaan, kasih sayang, do’a, semangat, kepercayaan, dan perhatian
yang tak pernah berhenti beliau berikan kepada penulis (I always do the
best).
3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pembimbing satu yang telah
meluangkan waktunya untuk berbagi ilmunya dalam membimbing
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
4. Indoyama Nasaruddin, SE, MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Dosen Pembimbing dua yang telah meluangkan waktun, pikiran, dan
ilmunya sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pembantu Dekan 1 yang juga telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan
bekal ilmu yang tak terhingga nilainya kepada penulis selama menjadi
mahasiswi, semoga menjadikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis kelak.
7. Terimakasih untuk kakak-kakakku k’dede yang tak lelah memberikan
dukungan moril maupun materil. K’emi yang selalu cerewet, adik-adik ku,
keponakanku, Dias, raray tersayang, dan semuanya yang selalu
mendukung setiap langkahku.
8. Untuk K’nuni yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan tak
bosan meminjamkan buku serta mendengarkan segala keluh kesah. Inke,
selalu setia membangunkan di setiap tahajud dan subuhnya. Anak kost an
eha, k’elon, isna, nellin, ara (Terimakasih untuk tawa, dan semangat yang
diberikan).
9. Untuk anak Manajemen B wido, Eny, Fay, Viny, susi, topay, agus, firman,
ridho, aries, ocid, dan semuanya yang tak bisa di sebutkan satu persatu.
Semua anak keuangan A dan B, untuk teman2 seperjuangan kompre,
sidang (Oneng, Gozali, Eka, Pokonya keep contact yahhhh). Untuk
spesialis editor k’wail selalu siap direpotkan (semoga Allah SWT
membalas semua kebaikkannya).
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala
bantuan dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis, Aamiien.
v
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..........................................................................
i
ABSTRAK ..........................................................................................................
ii
ABSTRACT........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal ................................................................................. 14
B. Pasar Modal Syariah .................................................................... 16
C. Instrumen Pasar Modal Syariah ................................................... 17
D. Fungsi Pasar Modal Syariah ........................................................ 20
E. Faktor yang Mempengaruhi Investasi.......................................... 21
1. Return..................................................................................... 21
2. Resiko Saham......................................................................... 24
F. Hubungan Pengembalian dengan Resiko..................................... 28
1. Resiko Sistematik (beta) saham syariah ................................ 30
vi
2. Suku bunga SBI ..................................................................... 33
3. Kurs mata uang asing............................................................. 34
4. Tingkat Inflasi ........................................................................ 35
5. Uang yang Beredar ................................................................ 37
G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 39
H. Kerangka Pemikiran..................................................................... 41
I. Perumusan Hipotesis.................................................................... 42
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 44
B. Metode Penentuan Sampel........................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data.......................................................... 45
D. Metode Analisis ........................................................................... 46
E. Operasional Variabel Penelitian................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian................................. 54
1. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 54
2. Indeks Harga Saham ............................................................... 59
B. Penemuan dan Pembahasan ......................................................... 60
1. Analisis Deskriptif .................................................................. 60
2. Hasil Penemuan Koefisien Struktur I ..................................... 73
3. Hasil Penemuan Koefisien Struktur II .................................... 81
4. Hasil Penemuan Koefisien Struktur III................................... 91
5. Perhitungan Pengaruh Struktur I............................................. 102
6. Perhitungan Pengaruh Struktur II ........................................... 104
vii
7. Perhitungan Pengaruh Struktur III .......................................... 105
8. Pengujian Kesesuaian Model (Goodness-Of-Fitt Test) ......... 107
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..................................................................................109
B. Implikasi ......................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 112
viii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
4.0
Perusahan yang Masuk dalam Jakrta Islamic Index Tahun 2004
Hal
sampai 2008 ............................................................................................ 57
4.1
Daftar Perusahaan JII yang Konstan Mulai Tahun 2004-2008............... 58
4.2
Uang beredar (M2).................................................................................... 60
4.3
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS ................................................. 61
4.4
Tingkat Inflasi di Indonesia .................................................................... 62
4.5
Tingkat Suku Bunga SBI ........................................................................ 63
4.5.1 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 64
4.5.2 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 65
4.5.3 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 66
4.5.4 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 67
4.5.5 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 68
4.5.6 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 69
4.5.7 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 70
4.5.8 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 71
4.5.9 Beta saham Syariah Perusahaan yang Konstan selam 2004-2008.......... 72
4.6
Koefisien Determinasi Struktur 1 ........................................................... 73
4.7
Analisis Varian (Annova) Struktur 1....................................................... 74
4.8
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur 1....................................................... 75
4.9
Anlisis korelasi antar variabel M2, Kurs, Inflasi dan Suku bunga SBI .. 79
4.10
Koefisien Determinasi Struktur II........................................................... 81
4.11
Analisis Varian (Annova) Struktur II ...................................................... 82
ix
4.12
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II ...................................................... 84
4.13
Struktur 2 setelah Trimming ................................................................... 88
4.14
Koefisien Determinasi Struktur III ......................................................... 91
4.15
Analisis Varian (Annova) Struktur III..................................................... 92
4.16
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur III..................................................... 93
4.17
Struktur 3 setelah Trimming ................................................................... 97
4.18
Anlisis korelasi antar variabel M2, Kurs, Inflasi, Suku bunga SBI,
Beta Saham JII, dan IHSG ...................................................................... 99
4.19
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Uang beredar (X1)
Terhadap Suku Bunga SBI (X4).............................................................. 102
4.20
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Inflasi (X3) Terhadap
Suku Bunga SBI (X4).............................................................................. 103
4.21
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Suku Bunga SBI (X4)
Terhadap Beta Saham Syariah (Y1) ........................................................ 104
4.22
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Inflasi (X3) Terhadap
Beta Saham Syariah (Y1) ........................................................................ 104
4.23
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Inflasi (X3) Terhadap
IHSG (Y2) ............................................................................................... 105
4.24
Perhitungan Langsung dan tidak Langsung Suku Bunga SBI (X4)
Terhadap IHSG (Y2) ............................................................................... 106
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
2.1
Risiko sistematis & tidak sistematis ....................................................... 26
2.2
Kerangka Pemikiran: pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai
Kurs, Inflasi, dan Uang yang Beredar terhadap Resiko Sistematis
(beta) Saham Syariah yang Terdaftar di JII ............................................ 42
4.1
Jalur (Path) Struktur 1 setelah Trimming................................................ 80
4.2
Jalur (Path) Struktur 2 Setelah Trimming ............................................... 90
4.3
Jalur (Path) Struktur 3 setelah Trimming................................................ 99
4.4
Analisis pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs, Inflasi, dan
Uang yang Beredar terhadap Resiko Sistematis (beta) Saham
Syariah yang Terdaftar di JII .................................................................. 102
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan
pasar
modal
syariah
menunjukkan
kemajuan
seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta
Islamic Index. (JII). Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya
tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi
kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal
ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada
pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar
modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi,
dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam.
Perdagangan beberapa jenis sekuritas, baik pada pasar modal
konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat return
dan
risiko
diantara
yang
berbeda.
sekuritas-sekuritas
Saham
lainnya
merupakan
yang
salah
mempunyai
satu
sekuritas
tingkat
risiko
yang tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang
akan diterima oleh investor di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan
definisi
investasi
menurut
Sharpe
bahwa
investasi
merupakan
komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return
yang tidak pasti di masa depan. Dengan demikian, ada dua aspek yang
melekat dalam suatu investasi, yaitu return yang diharapkan dan risiko
1
tidak tercapainya return yang diharapkan. Return dan risiko secara
teoritis pada berbagai sekuritas mempunyai hubungan yang positif.
Semakin besar return yang diharapkan diterima, maka semakin besar
risiko yang akan diperoleh, begitu pula sebaliknya. Return dan risiko
yang tinggi pada saham berhubungan dengan kondisi karakteristik
perusahaan, industri dan ekonomi makro.
Investasi dalam Islam pasti memiliki risiko. Tidak ada di dunia ini
yang risk free. Yang terpenting bagi manusia adalah melaksanakan perintah
Allah yaitu:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. 59;18).
Ayat diatas memerintahkan orang mukmin untuk mempersiapkan apa
yang akan diperbuat untuk hari esok, dengan mempelajari, mengetahui dan
mengamalkan manajemen risiko, selebihnya apapun yang terjadi bertakwalah
kepada Allah SWT. Karena manusia hanya bisa memprediksi, sementara
Allah SWT Maha Menetapkan dan Maha Adil.
Return
dari
sekuritas
merupakan
tingkat
pengembalian
yang
diharapkan oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan nilai
saham
dan
dividen.
Dalam
konteks
portofolio
risiko
dibedakan
menjadi dua (Halim (2003, 23) yaitu risiko sistematik (systematic risk)
dan
risiko
(systematic
tidak
risk)
sistematik
merupakan
(unsystematic
risk).
Risiko
risiko
tidak
dapat
yang
sistematik
dihilangkan
2
dengan
melakukan
diversifikasi,
karena
fluktuasi
risiko
ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar
secara keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs
valas,
inflasi,
kebijakan
pemerintah,
dan
sebagainya.
Sehingga
sifatnya umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham
yang
bersangkutan.
merupakan
risiko
Risiko
yang
tidak
dapat
sistematik
dihilangkan
(unsystematic
dengan
risk)
melakukan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau
industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu
saham
dengan
masing-masing
terhadap
setiap
saham
yang
saham
memiliki
perubahan
lain.
Karena
tingkat
pasar.
perbedaan
sensitivitas
Misalnya
faktor
itulah
maka
yang
berbeda
struktur
modal,
struktur asset, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang investor perlu melakukan analisis tentang
risiko saham. Untuk mengukur risiko digunakan koefisien beta saham.
Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk
menganalisis
sekuritas
atau
portofolio.
Beta
suatu
sekuritas
menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap
perubahan-perubahan pasar (Halim, 2003: 25).
Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda
dan saham merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai risiko
yang tinggi dibandingkan dengan sekuritas yang lain. Namun risiko
saham antar perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Jika investor
3
ingin berinvestasi maka selain melihat return yang akan didapat,
mereka juga harus mempertimbangkan risiko yang ada di saham
tersebut. Salah satu pertimbangan dalam melakukan investasi saham
adalah memperkecil risiko.
Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua
investor suka dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung
risiko investasi yang tinggi dibandingkan di aset yang lain. Investor
yang tidak menyukai risiko (risk averse) punya kecenderungan untuk
tidak berinvestasi di pasar modal. Namun sebenarnya risiko investasi
di pasar modal dapat dikurangi jika mereka mengerti mengenai risiko
itu sendiri.
Beberapa
variabel
yang
sering
digunakan
dalam
melakukan
analisis ekonomi makro antara lain suku bunga SBI, nilai tukar mata
uang
asing,
tingkat
inflasi,
jumlah
uang
beredar,
pendapatan
masyarakat, dan lain-lain. Suku bunga SBI merupakan salah satu
instrumen
moneter
yang
penting
dalam
perekonomian
negara
dan
berada dibawah tanggung jawab bank Indonesia melalui lelang SBI,
jumlah
uang
beredar
diatur
agar
mencapai
target
inflasi
yang
ditetapkan, dan dari proses lelang yang mengikuti mekanisme pasar
inilah maka terbentuk suku bunga SBI.
Tingkat suku bunga mempengaruhi risiko (beta) saham, hal ini
disebabkan karena seorang investor dalam memilih alternatif investasi
akan cenderung memilih investasi yang menguntungkan, jika tingkat
4
suku bunga lebih tinggi daripada return saham maka akan lebih
menguntungkan memilih investasi yang bebas risiko seperti deposito,
obligasi
daripada
investasi
yang
penuh
risiko
seperti
saham
dan
sebaliknya. Ketika tingkat suku bunga tinggi maka return saham akan
cenderung terjadi perubahan atau rendah. Return saham naik turun
sesuai dengan permintaan investor. Semakin tinggi permintaan terhadap
saham semakin tinggi pula return saham. Perubahan return saham
terhadap return saham pasar ini disebut beta saham (Halim, 2003).
Perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs
antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat keuntungan yang
diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika nilai
kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin
rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Hal ini akan
mempengaruhi
Permintaan
terhadap
meningkat.
investor
keputusan
Oleh
seorang
saham
karena
itu,
investor
dalam
menjadi
turun
dan
dalam
melakukan
berinvestasi.
risiko
investasi,
saham
seorang
tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang
mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa
perusahaan dapat meningkatkan kekayaaan bagi pemegang sahamnya.
Artinya,
perusahaan
berhasil
memberikan
tingkat
pengembalian
sebagaimana yang diharapkan oleh investor, yang berupa capital gain
atau deviden.
5
Tingkat
inflasi
merupakan
variabel
ekonomi
makro
paling
penting, karena dapat membawa pengaruh buruk pada struktur biaya
produksi
dan
tingkat
kesejahteraan.
Bahkan
satu
rezim
kabinet
pemerintahan dapat jatuh hanya karena tidak dapat menekan dan
mengendalikan lonjakan tingkat inflasi. Laju kenaikan tingkat inflasi
dipengaruhi
jumlah
uang
oleh
beberapa
beredar.
faktor,
diantaranya
Peningkatan
jumlah
adanya
uang
peningkatan
beredar
ini
di
Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa kenaikan harga migas
di luar negeri, meningkatnya bantuan luar negeri, masuknya modal
asing, khususnya investasi portofolio di pasar uang, meningkatnya
anggaran pemerintah secara mencolok, depresiasi nilai Rupiah dan
gejolak mata uang konvertibel.
Seorang pengamat ekonomi Chatib Basri (2007) menjelaskan
keterkaitan stabilitas ekonomi makro yaitu dengan harga minyak yang
tinggi
telah
menimbulkan
inflation
overhang.
Pelaku
ekonomi
menganggap, dengan harga minyak dan komoditas yang tinggi, inflasi
akan meningkat. Selain itu, akan ada tekanan yang kuat pada anggaran
kita sehingga dibutuhkan pembiayaan yang lebih besar pula. Padahal,
dalam situasi pasar keuangan dunia yang bergejolak yang seperti ini,
pembiayaan dari pasar tak mudah dan biayanya mahal.
Ekspektasi
inflasi
yang
tinggi
akan
mendorong
depresiasi.
Akibatnya, rupiah akan melemah. Pelemahan rupiah yang tajam dapat
mengganggu stabilitas
makro, yakni inflasi naik dan pertumbuhan
6
ekonomi turun. Depresiasi nilai tukar memiliki dua dampak, yaitu
exchange rate pass-through, di mana dampak depresiasi nilai tukar
ditransmisikan ke berbagai produk yang diimpor (termasuk produk
makanan),
dan
ekspektasi
terhadap
depresiasi.
Keduanya
memiliki
dampaknya yang paling besar dalam inflasi di Indonesia.
Keputusan
positif
oleh
Bank
berbagai
Indonesia
menurunkan
kalangan.
Keputusan
BI
rate
ditanggapi
mempertahankan
SBI
menjadi 8% pada akhir 2007 adalah tepat. Karena ada ekspektasi yang
tinggi terhadap BI untuk terus menurunkan tingkat bunganya, bahkan
sampai jauh di bawah 8%. Padahal, di tengah situasi global yang tidak
pasti,
tekanan
inflasi
akibat
harga
minyak
mentah
dunia
yang
melambung tinggi, kendala sisi penawaran, dan masalah informasi
yang tidak simetris antara bank dan peminjam, kebijakan moneter
harus
tetap
dijaga
dengan
hati-hati.
Kehati-hatian
ini
membantu
meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter.
Untuk itu inflasi di anggap penting dalam menganalisa dan
meramalkan tingkat suku bunga selain itu faktor lainnya yaitu jumlah
uang yang beredar menurut sadono sukirno semua jenis uang yang
beredar di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari uang yang ditambah
dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar dibedakan
menjadi 2 yaitu: uang yang beredar dalam pengertian terbatas dikenal
dengan M1, dan uang yang beredar dalam pengertian luas dinamakan
likuiditas perekonomian atau M2. hal lainnya yang berkaitan dengan
7
ekonomi makro adalah nilai tukar mata uang. Nilai tukar mata uang di
artikan sebagai perbandingan antara mata uang suatu Negara terhadap
negara lain.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi hanya dikenal oleh pengikut
Keynes sedang kaum klasik tidak sependapat tentang hal tersebut. Dalam
permintaan uang untuk spekulasi ini tergantung pada tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh
seseorang atau masyarakat. Alasannya adalah semakin tinggi tingkat suku
bunga, maka semakin besar ongkos memegang uang tunai sehingga seseorang
atau masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya semakin rendah
tingkat suku bunga maka semakin rendah ongkos memegang uang tunai dan
semakin besar seseorang atau masyarakat menyimpan uang tunai (Sidiq, 2005).
Variabel kurs Dollar Amerika Serikat memiliki hubungan yang
signifikan positif terhadap permintaan uang di Indonesia. Berarti setiap terjadi
depresiasi rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat maka akan meningkatkan
permintaan uang di Indonesia, demikian juga sebaliknya. Hal ini disebabkan
ketika nilai rupiah terdepresiasi maka harga barang-barang impor menjadi
lebih mahal sehingga diperlukan rupiah yang lebih banyak guna untuk
membeli barang impor tersebut (Prasojo, 2003).
Penelitian
mengenai
pasar
modal
syariah
sebelumnya
telah
dilakukan oleh beberapa penelitian dengan obyek pasar modal syariah
dilakukan
oleh
Aruzzi
dan
Bandi
(2003)
serta
Hamzah
(2005).
8
Penelitian dengan obyek pasar modal syariah mengenai return dan
beta yang dipengaruhi oleh variabel-variabel karakteristik perusahaan,
industri dan ekonomi makro merupakan hal yang menarik untuk
dilakukan karena sifat dari return dan risiko ini yang akan selalu
melekat pada setiap investasi terutama investasi dalam setiap saham,
baik saham biasa maupun saham yang sesuai dengan kaidah syariah.
Penelitian-penelitian
sebelumnya
hanya
melihat
pengaruh
variabel-variabel makro dan karakteristik perusahaan pada return atau
beta saham biasa serta obyeknya pada pasar modal secara umum.
Kemudian penelitian oleh Robiatul Auliyah, dan Ardi Hamzah (2006)
tentang analisa karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro
terhadap return dan beta saham syariah. Hasil penelitiannya variablevariabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham syariah tetapi
berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham syariah. Selain itu
penelitian oleh Siti Zubaida (2006) tentang analisis pengaruh tingkat
inflasi,
perubahan
nilai
kurs
terhadap
beta
saham
syariah
pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
Penelitian
tentang
resiko
sistematik
telah
banyak
diteliti,
namun pada penelitian yang sekarang akan saya teliti yaitu ingin
menguji mengenai peran variabel-variabel ekonomi atau makro dalam
mempengaruhi risiko saham syariah (JII) dan IHSG. Berbeda dengan
penelitian-penelitian
sebelumnya
adalah
kebanyakan
penelitian
9
menggunakan variabel fundamental seperti dividen, growth, leverage,
liquidity,
asset
size,
variability
in
dan
earnings
beta
akuntansi
(Gudono dan Nurhayati (2001), return on asset, rasio hutang terhadap
modal dan nilai buku saham (Natarsyah, 2000).
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dipaparkan,
maka
peneliti tertarik untuk meneliti
”Pengaruh Uang yang Beredar (M2), Kurs, Inflasi, dan
Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Beta Saham Syariah (JII) dan
Indeks saham Gabungan (IHSG)”
Penelitian
ini
berbeda
dari
penelitian
sebelumnya,
periode
yang diteliti yaitu tahun 2004-2008 tentunya informasi yang nantinya
akan dihasilkan akan lebih update. Adanya penambahan variabel yang
penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel suku bunga SBI
dan
kurs
mata
uang,
sedangkan
pada
penelitian
ini
ditambahkan
variabel Inflasi dan Uang yang beredar (M2). Jenis perusahaan yang
akan menjadi sample yaitu perusahaan yang konstan masuk salam
saham JII tahun 2004-2008, sedangkan pada penelitian sebelumnya
menggunakan
sample
perusahaan
manufaktur
dan
non
manufaktur.
Kemudian metode yang dipakai pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan
Path
analisis
(analisis
jalur),
sedangkan
penelitian
sebelumnya menggunakan regresi linier berganda.
10
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh
variabel makro ekonomi (uang yang beredar, kurs mata uang asing,
inflasi, dan suku bunga SBI) terhadap beta saham syariah dan IHSG.
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
diatas,
maka
rumusan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung.
1. Apakah terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara
uang yang beredar (M2), kurs, dan tingkat inflasi, terhadap suku
bunga SBI dan berapa besar total pengaruhnya?
2. Apakah terdapat pengaruh
langsung dan tidak langsung antara
uang yang beredar (M2), kurs, tingkat inflasi, dan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia terhadap Beta saham syariah JII dan
berapa besar total pengaruhnya?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara uang
yang beredar (M2), kurs, tingkat inflasi, dan suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia terhadap IHSG dan berapa besar pengaruhnya?
1. Identifikasi Masalah
a. Atas
dasar
penelitian
yang
telah
dilakukan
sebelumnya,
maka
peneliti ingin mengidentifikasi variabel-veriabel mana yang akan
berpengaruh terhadap resiko sistematik saham syariah dan IHSG.
Adapun variabel-variabel yang akan digunakan yaitu :
11
1) Uang yang Beredar dalam arti luas (M2).
2) Nilai kurs mata uang yaitu kurs rupiah terhadap USD
3) Tingkat Inflasi.
4) Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
b. Ada tidak nya pengaruh uang yang beredar, nilai kurs, inflasi, dan
Suku Bunga SBI terhadap beta saham syariah (JII) dan IHSG
dengan pendekatan path Analysis.
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus maka dikemukakan batasanbatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dibatasi pada saham perusahaan syariah yang konstan
masuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) tahun 2004-2008.
2. Periode yang diambil adalah 5 tahun dari 2004 sampai tahun 2008.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis
uang
beredar
(M2),
Kurs,
dan
Inflasi
memiliki
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap suku bunga SBI.
b. Menganalisis uang beredar (M2), Kurs, Inflasi, dan suku bunga
SBI memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap Beta
saham syariah JII.
12
c. Menganalisis uang beredar (M2), Kurs, Inflasi, dan suku bunga SBI
memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap IHSG.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
a. Investor, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah
dan waktu investasi.
b. Pemerintah,
kebijakan
sebagai
bahan
makro
karena
masukan
dalam
faktor-faktor
membuat
makro
kebijakanmempunyai
sensitivitas terhadap resiko investasi.
c. Perusahaan,
sebagai
antisipasi
dampak
dari
perubahan-perubahan
faktor makro terhadap resiko saham secara keseluruhan.
d. Pembaca dan Pengembangan Penelitian Selanjutnya, sebagai sumber
referensi dan tambahan pengetahuan dalam rangka pengembangan
penelitian selanjutnya yang sejenis, serta menambah ilmu pengetahuaan
keuangan dan menambah kepekaan terhadap gejolak kondisi ekonomi
makro dan resiko pasar modal syariah yang ada saat ini.
e. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi
ilmu
yang
telah
diperoleh
serta
mengetahui
gambaran
umum
mengenai resiko saham syariah dan aktivitas di dalamnya. Dan
menambah
pengetahuan
dan
wawasan
terutama
yang
terkait
dengan keadaan ekonomi makro yang terjadi di indonesia.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Dalam
pasar
modal
banyak
sekali
diperoleh
investor
baik
informasi
yang
informasi
pribadi.
Ada
beberapa
hal
aktivitas
perdagangan
dipasar
modal,
informasi
tersedia
yang
yang
dipublik
dapat
diantaranya
dapat
maupun
mempengaruhi
adalah
informasi
yang masuk kedalam pasar modal, informasi memegang peran yang
sangat penting terhadap transaksi perdagangan dipasar modal. Para
pelaku yang ada dipasar modal sangat membutuhkan informasi yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para
investor
untuk
memilih
mengimplementasikan
portofolio
banyak
pilihan
yang
orang
efisien.
untuk
Untuk
menanamkan
modalnya dalam bentuk investasi.
Dalam
perkembangannya,
investasi
pada
efek
yang
sesuai
dengan syariah menghadapi berbagai kendala. Masih banyak orang
yang
lainnya
takut
untuk
karena
melakukan
menganggap
investasi
hal
ini
saham dan
tidak
sesuai
surat
dengan
berharga
prinsip
syariah, hal ini menandakan masih kurangnya sosialisasi mengenai
pasar
modal
dikarenakan
syariah.
adanya
Kurangnya
perdebatan
diantara
sosialissai
ulama
sedikit
mengenai
banyak
kehalalan
mekanisme transaksi dipasar modal.
14
Di Indonesia perkembangan pasar saham syariah mulai dirintis
dengan diluncurkannya indeks harga saham berdasar prinsip syariah
pada tanggal 3 juli 2000, yang disebut sebagai Jakarta Islamic Index
(JII) yang merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Indonesia
dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM).
Saham-saham yang terdaftar terdiri dari 30 saham yang telah
lolos berdasarkan fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional.
Akan tetapi tidak berarti saham-saham diluar JII tidak sesuai dengan
syariah
namun
JII
hanya
menampung
30
saham
dengan
kinerja
keuangan terbaik, sehingga diluar JII pun masih ada saham yang dapat
dikategorikan sebagai saham syariah diantaranya saham-saham yang
termasuk dalam Islamic Stock Selection Indeks yang diluncurkan oleh
Karim Bussines Consulting yang berisi daftar semua saham emiten di
BEI yang sesuai dengan syariah.
Pasar
modal sering disamakan dengan pasar uang, padahal
keduanya memiliki perbedaan secara prinsip. Pasar modal atau capital
market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
dalam arti sempit merupakan pasar nyata. Semantara pasar
uang atau
money market berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek
dan
merupakan
pasar
tidak
nyata.
Menurut
Husnan
(2001:3)
mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrument
keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.
15
B. Pasar Modal Syariah
Prinsip-prinsip pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal
konvensional.
Sejumlah
instrumen
syariah
di
pasar
modal
sudah
diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsipkan syariah
dimana kriteria saham syariah adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang
melakukan usaha yang sesuai dengan syariah. Demikian juga, usaha untuk
merealisasikan praktek obligasi syariah atau obligasi yang berprinsipkan
syariah. (Heri Sudarsono, 2003:182).
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan
pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme
transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai
indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus
memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal
syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam
konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan
harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi
kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan
dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. (Tim Studi Tentang
Investasi Syariah Di Pasar Modal Indonesia, 2004).
Perkembangan
pasar
modal
syariah
di
Indonesia
dimulai
dengan diterbitkannya reksa dana syariah pada 25 Juni 1997 yang
diikuti dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli tahun
16
2000 serta diterbitkannya obligasi syariah (korporasi) pada akhir 2002.
Perkembangan
instrumen
syariah
terus
mengalami
perkembangan
walaupun lambat namun pasti, terlebih era tahun 2002 sampai dengan
pertengahan tahun 2004. Instrumen syariah mengalami pertumbuhan
yang
cukup
(termasuk
2
signifikan,
reksadana
yaitu
yang
reksadana
tidak
berjumlah
aktif/bubar)
10
dan
reksadana
sebanyak
10
(sepuluh) emiten yang telah menerbitkan obligasi berbasis syariah
(Tim Studi Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004).
C. Instrumen Pasar Modal Syariah
Pasar
modal
syariah
adalah
pasar
modal
yang
dijalankan
dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga
mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis syariah. Pasar modal
syariah tidak hanya ada dan berkembang di Indonesia tetapi juga di
negara-negara
mengembangkan
lain.
pasar
Beberapa
modal
negara
yang
yang
proaktif
berprinsipkan
dalam
syariah
dan
konsisten dalam menerapkan syariah Islam dalam sendi kehidupannya
adalah
Bahrain
Stock
di
Bahrain,
Amman
Financial
Market
di
Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di Kuwait dan
Kuala
Lumpur Stock Exchange di Malaysia (Jurnal Auliyah
dan
Hamzah, 2006:3).
Jadi, pasar modal syariah adalah pasar modal dengan prinsip
syariah dimana setiap transaksinya harus sesuai dengan basis syariah.
17
Investasi
sektor
keuangan
syariah
harus
disertai
dengan
kegiatan
riil atau transaksi yang mendasari (underlying transaction).
Untuk itu, penciptaan instrumen investasi syariah dalam pasar modal
adalah
dari
sekuritasi
aset/proyek
(asset
yang
securitisation)
merupakan bukti penyertaan, sekuritasi utang (debt securitisation) atau
penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al dayn) atau
merupakan
(equity
sumber
pendanaan
bagi
merupakan
securitisation),
perusahaan,
emisi
sekuritasi
surat
modal
berharga
oleh
perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah
dalam bentuk saham (Jurnal Auliyah dan Hamzah, 2006:4).
Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah
dalam
pasar
biasa
(common
instrumen
perdana
pasar
adalah
stock),
modal
muqaradah/mudharabah
muqaradah/mudharabah
tersebut
diperdagangkan
di
funds,
saham
Bonds.
Karena
pasar
perdana,
maka prinsip dasar pasar perdana adalah semua efek harus berbasis
pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang
untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau
hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi
akan
diterima
jaminan
hasil
pemodal
yang
(shohibul
semata-mata
maal),
tidak
merupakan
boleh
fungsi
memberikan
dari
waktu
(Harahap, 2001) dalam jurnal Auliyah dan Hamzah, 2006:4).
Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa
yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam
18
hal
kehalalan
ruang
lingkup
kegiatan
usaha.
Saham
syariah
dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan
subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan
pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995
sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi
penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks dalam jurnal (Auliyah
dan Hamzah, 2006:4).
Penyaringan
Syariah
Nasional
secara
No.
syariah
20
tentang
yang
difatwakan
Pedoman
oleh
Pelaksanaan
Dewan
Investasi
untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi
pasar (market capitalization) dari saham dimana JII menggunakan
kapitalisasi
pasar
harian
rata-rata
selama
satu
tahun.
Dari
kedua
penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat digolongkan dalam
daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih
yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3
bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi
pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60
saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian
sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan
setiap 6 bulan sekali (Huda dan Edwin Nasution, 2007:56).
19
Untuk pasar sekunder terdapat beberapa tambahan dari prinsip
dasar pasar perdana, yakni tidak boleh membeli efek dengan basis tren
(indeks) suatu efek dapat diperjual belikan akan tetapi hasil yang
diperoleh
dari
efek
diperjual
belikan,
tersebut
karena
berupa
pada
kupon
transaksi
atau
deviden
murabahah
dilarang
tidak
boleh
menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument
pasar modal yang diharamkan syariah adalah preferred stock (saham
istimewa), forward contract, option. Hadist Rasulullah SAW berikut
dapat menjadi rujukan dalam bertransaksi derivatif:
“Segala sesuatu yang halal dan haram sudah jelas, tetapi ada diantara
keduanya terdapat hal-hal yang samar dan tidak diketahui oleh
kebanyakan orang, barang siapa berhati-hat terhadap hal-hal yang
maragukan berarti telah menjaga agama dan kehormatan dirinya, tetapi
barang siapa mengikutihal-hal meragukan berarti terjerumus kepada
yang haram, seperti seorang gembala yang mengembalakan binatangnya
disebuah ladang yang terlarang dan membiarkan binatang itu memakan
rumput disitu. Setiap penguasa mempunyai peraturan-peraturan yang
tidak boleh dilarang, an Allah melarang segala sesuatu yang dinyatakan
haram” (HR. Bukhari dan Muslim)
D. Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut metwally dalam buku pasar modal syariah oleh Huda
dan Edwin Nasution (2007:75) fungsi dari pasar modal syariah adalah:
1. Memungkinkan
bagi
masyarakat
berpartisipasi
dalam
kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian keuntungan resikonya.
2. Memungkinkan
para
pemegang
saham
menjual
sahamnya
guna
mendapatkan likuiditas.
20
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan pasar modal dari luar
untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham yang merupakan
ciri umum pada pasar modal
konvesional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis.
E. Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Dalam
melakukan
investasi
ada
dua
faktor
yang
paling
dipertimbangkan, yaitu pengembalian/hasil yang diharapkan dan risiko
investasi. Pengembalian (return) merupakan laba atas suatu sekuritas
atau investasi modal (Downes dan Goodman, 1991:479) dalam Jurnal
Siti Zubaidah (2004:3).
1. Return
Dalam Warsono (2001:75). Risiko adalah kemungkinan yang
dapat diukur dari diperoleh tidaknya suatu nilai.
Saham
biasa
merupakan
sekuritas
teraktif
yang
diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Sekuritas ini merupakan
bentuk
modal
sendiri
yang
mempunyai
lima
karakteristik,
yaitu
(Warsono, 2001:276):
a. Tagihan terhadap pendapatan
b. Tagihan terhadap aset
21
c. Hak suara
d. Hak didahulukan
e. Tanggung jawab terbatas.
Dalam pengambilan keputusan investasi pada saham, investor
berkepentingan
Untuk
dengan
kepentingan
ini,
informasi
tentang
penggunaan
perubahan
angka
indeks
harga
pasar
saham.
menjadi
penting, misalnya angka indeks harga saham gabungan. Indeks pasar
mempunyai penggunaan penting, baik dari sisi teori maupun praktis.
Di pasar modal Indonesia ada beberapa macam indeks pasar, yaitu
IHSG, indeks LQ 45, dan indeks sektoral. Perhitungan angka-angka
indeks ini menggunakan angka indeks Paasche. Setiap bursa efek di
dunia mempunyai angka indeks yang khas (Jurnal Siti Zubaidah, 2004).
Dalam
konteks
manajemen
investasi,
pengembalian
atas
investasi (return) merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi.
Return ini dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang
(Jogiyanto, 2000 dalam Jurnal Haryanto dan Riyanto, 2007:4).
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini
dihitung berdasarkan data historis. Biasanya reutrn realisasi digunakan
sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return
yaitu yield dan capital gain (loss), Jurnal Haryanto dan Riyanto, 2007
.
22
Menurut Charles P. Jones 2004,
Yield the basic component that usually comes to mind when
discussing investing returns is the periodic cash flows (or income)
on the investment, either interest or dividends. The distinguishing
feature of these payments it. That the issuer makes the payments
in cash to the holder of the asset.
Capital gain (loss), this component is the appreciation
(or depreciation) in the price of the asset, commonly called the
capital gain (loss). We will refer to it simply as the price
change. In the case of along position it is the difference between
the purchase price and the price at which the asset can be, or is,
sold : for a short position it is the difference between the sale
price and subsequent price at which the sort position is closed
out, in either case, again or aloss can occur.
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran
kas
atau
pendapatan
yang
diperoleh
secara
periodik
dari
suatu
investasi. Jadi nilainya bisa 0 atau (+). Capital gain (loss) merupakan
kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberi
keuntungan (kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa (-), 0 atau (+).
Secara matematis return total suatu investasi adalah:
Return total = yield + capital gain (loss)
Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang
dari berbagai return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005).
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi return
ekspektasi ini sifatnya belum terjadi.
Return
ekspektasi
dapat
diestimasi
dengan
menggunakan
return-return historis.
23
2. Resiko Saham
Tujuan
sebagai
berinvestasi
konsekuensinya
investasi
tingkat
investor
yang
resiko
harus
berani
dilakukannya.
suatu
investasi
yaitu
mendapatkan
menanggung
Investor
sebagai
perlu
dasar
return
resiko
dan
atas
mempertimbangkan
pembuatan
keputusan
investasi (Haryanto dan Riyatno, 2007:27).
Menurut
Bodie
dkk
(2006:223)
resiko
adalah
kemungkinan
mendapatkan imbal hasil yang rendah atau bahkan rugi yang bisa
menghalangi kita untuk mencapai tujua