V ETI KA DOSEN SEBAGAI WARGA UNI VERSI TAS ETI KA DOSEN SEBAGAI PENDI DI K PROFESI ONAL

Sebagai ilmuan, seorang dosen dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis menggunakan bahasa yang sopan dan santun, tidak emosional, berpikir jernih dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

BAB I V ETI KA DOSEN SEBAGAI WARGA UNI VERSI TAS

Pasal 9 Sebagai warga Universitas Widyagama, seorang dosen wajib: a. Menjunjung tinggi visi, misi, azas, dan tujuan Universitas Widyagama Malang; b. Menghayati dan mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pasal 10 Sebagai warga Universitas Widyagama Malang, seorang dosen wajib: a. Menghayati prinsip-prinsip kemasyarakatan dalam penyelenggaraan Universitas Widyagama dan melaksanakannya dalam bentuk tugas sosial kemasyarakatan dalam rangka usaha membangun, memelihara, dan mengembangkan kehidupan kemasyarakatan dan kebudayaan; b. Menghayati prinsip-prinsip kekeluargaan dalam penyelenggaraan universitas Widyagama Malang berdasarkan Statuta Universitas Widyagama Malang; c. Menghayati prinsip loyalitas dan kesetiaan untuk selalu mengedepankan kepentingan dan kemajuan Universitas Widyagama Malang. Pasal 11 Sebagai warga Universitas Widyagama Malang, seorang dosen wajib: a. Memperlakukan rekan sejawat dosen dan karyawan dengan sikap terhormat sebagaimana dirinya ingin diperlakukan sebagai penyandang profesi terhormat; b. Menjaga dan memelihara tata pergaulan dengan sesama warga Universitas Widyagama Malang berdasarkan norma agama, hukum, kesusilaan, dan adat baik di dalam kampus maupun di luar kampus; c. Memperhatikan aspek senioritas, akan tetapi senioritas dosen tidak boleh diperlakukan untuk memperoleh perlakuan atau hak istimewa dengan melanggar peraturan yang berlaku; d. Memperlakukan rekan sejawat secara adil dan memberikan kesempatan yang sama untuk kemajuan dalam tugas dan profesinya; e. Memperlakukan karyawan sebagai mitra kerja dengan menghormati hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.

BAB V ETI KA DOSEN SEBAGAI PENDI DI K PROFESI ONAL

Bagian Pertama Etika Dosen dalam Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran Pasal 12 Terhadap mahasiswanya seorang dosen wajib: a. Melayani dengan baik dan tidak bersikap diskriminatif; b. Menghargai mahasiswa secara personal sebagai mitra intelektual. Pasal 13 Seorang dosen wajib menghormati dan menjunjung tinggi hak mengajar yang diberikan kepadanya dengan semangat profesionalisme sebagai seorang pendidik yang diwujudkan dalam perilaku dan keteladanan, yaitu: a. Melaksanakan proses pembelajaran dan memberikan layanan akademik dengan cara terbaik menurut kemampuannya serta melaksanakannya dengan penuh dedikasi, disiplin, dan kearifan; b. Menjauhi dan menghindari hal-hal yang mengarah pada kemungkinan terjadinya pertentangan pribadi dalam proses pembelajaran; c. Menjauhi dan menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat menurunkan derajat dan martabat dosen sebagai profesional pendidik yang terhormat; d. Selalu memutakhirkan data perkuliahan agar senantiasa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; e. Memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga dapat merangsang daya pikirnya. Pasal 14 Seorang dosen wajib untuk: a. Melakukan bimbingan dan memberikan layanan informasi dan layanan akademik lainnya yang diperlukan oleh mahasiswa dalam rangka memperlancar penyelesaian studinya dengan penuh kearifan; b. Melakukan penilaian akademik mahasiswa secara profesional dan objektif; c. Memperhatikan batas keahlian dan tanggungjawab ilmiah dalam menggunakan kebebasan mimbar akademik sesuai dengan kompetensinya; d. Tidak meminta dan atau menerima pemberian dalam bentuk apapun yang bersifat illegal; e. Mengutamakan tugas mengajarnya dibandingkan dengan tugas lainnya. Bagian Kedua Etika Dosen dalam Melaksanakan Penelitian Pasal 15 Seorang dosen dalam melaksanakan penelitian wajib: a. Bersikap jujur, objektif, dan berpegang teguh pada semua aspek dari proses penelitian; b. Bersifat terbuka, saling berbagi data, hasil, metode dan hasil penelitian untuk pengembangan penelitian dan menghindari terjadinya plagiasi; c. Tidak memalsukan atau memanipulasi data maupun hasil penelitian; d. Menghindari kesalahan dalam penelitian, terutama dalam menyajikan hasil penelitian; e. Menghormati dan menghargai objek penelitian, baik yang berupa manusia atau hewan, baik yang masih hidup atau yang sudah mati, atau bagian fragmen dari manusia coba. Pasal 16 1 Peneliti bertanggungjawab terhadap keseluruhan proses penelitiannya secara profesional sesuai dengan kompetensinya; 2 Peneliti mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya kepada rekan seprofesinya; 3 Memberikan bimbingan dan kesempatan dan jika perlu mengikut - sertakan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian. Pasal 17 Sebagai peneliti, seorang dosen dalam melaksanakan penelitian seharusnya: a. Bersifat ilmiah, jujur, objektif, profesional, berperikemanusiaan, religius, dan berkeadilan gender; b. Berbasis kompetensi dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas; c. Fakta penelitian diperoleh secara objektif melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian yang sahih; d. Menghasilkan penemuan baru; e. Berkelanjutan; f. Memberikan manfaat bagi universitas baik secara ilmiah, institusional maupun finansial. Bagian Ketiga Etika Dosen dalam Publikasi I lmiah Pasal 18 1 Penulis karya ilmiah tidak dibenarkan melakukan plagiat baik terhadap karya sendiri maupun karya orang lain; 2 Tidak mempublikasi ulang hasil karyanya sendiri dengan iktikat tidak baik; 3 Tidak menggunakan karya ilmiah mahasiswa bimbingannya sebagai karya pribadinya; 4 Tidak membuatkan karya ilmiah baik untuk mahasiswanya maupun untuk rekan seprofesinya. Pasal 19 Seorang dosen yang mempublikasikan karya ilmiahnya seharusnya: a. Menggunakan bahasa ilmiah yang lugas, baik dan benar; b. Mendapatkan ijin dari penyandang dana; c. Bersikap jujur dalam melakukan kutipan, baik berupa pendapat, tabel dan gambar; d. Tidak melupakan penelitian peneliti terdahulu; e. Apabila menampilkan gambar perorangan atau manusia coba probandus harus dengan ijin, dan jika tidak ingin dikenal harus ditutup sebagian mukanya terutama bagian mata atau bagian yang bisa dipakai sebagai petunjuk identifikasi; f. Mencantumkan semua kontributor, kecuali yang tidak bersedia untuk dicantumkan; g. Memberikan pernyataan jasa kepada pemberi gagasan, disamping pemberi ijin, fasilitas dan bantuan lainnya. Bagian keempat Etika Dosen dalam Melaksanakan Pengabdian Masyarakat Pasal 20 1 Seorang dosen yang melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat wajib: a. Mempunyai ketulusan hati untuk bekerja secara sinergis dengan dosen lain dari berbagai macam disiplin ilmu; b. Menghargai partisipasi masyarakat dalam menetapkan program- program pengabdian; 2 Seorang dosen yang melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dilarang: a. Memaksakan kehendaknya kepada masyarakat; b. Menyebabkan timbulnya kerugian baik bagi masyarakat, universitas, dan pemerintah; c. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku. 3 Wajib menempatkan mahasiswa sebagai sahabat kerja yang masih memerlukan proses pembelajaran kemasyarakatan. Pasal 21 Seorang dosen yang melakukan pengabdian pada masyarakat seharusnya: a. Merujuk pada kebutuhan masyarakat; b. Mencerminkan kontribusi nyata universitas; c. Dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk masyarakat; d. Melibatkan peran serta mahasiswa; e. Dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta bermanfaat bagi segenap civitas akademika.

BAB VI ETI KA DOSEN SEBAGAI WARGA MASYARAKAT