Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Dan Produksi Beras Sumatera Utara

HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA BERAS DAN PRODUKSI BERAS SUMATERA UTARA SKRIPSI
OLEH : MUHAMMAD AZHAR
070304055 SEP-AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA BERAS DAN PRODUKSI BERAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH :
MUHAMMAD AZHAR 070304055
SEP-AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh:

Ketua Komisi Pembimbing

Anggota Komisi Pembimbing

(Dr. Ir Tavi Supriana MS) NIP : 196411021989032001


( Ir. Diana Chalil M.Si PhD) NIP : 196703031998022001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Muhammad Azhar ( 070304055/Agribisnis) Judul Skripsi Analisis Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Dan Produksi Beras Sumatera Utara dosen pembimbing Dr. Ir Tavi Supriana MS dan Ir Diana Chalil M.Si PhD.
Kegiatan impor beras tidak pernah lepas dari campur tangan pemerintah. Kegiatan impor beras tidak hanya merupakan suatu masalah teknis saja, melainkan suatu sistem yang didalamnya terdapat banyak komponen yang saling berhubungan. Pemerintah mengatur kegiatan impor melalui perum BULOG yang tentunya berhubungan dengan harga beras di Sumatera Utara, Produksi Beras Sumatera Utara dan harga beras internasional. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk menganalisis hubungan luas lahan dan produksi beras Sumatera Utara, Untuk menganalisis hubungan impor beras dengan harga beras domestik, Untuk menganalisis hubungan harga beras domestik dengan harga beras internasional dan Untuk menganalisis hubungan impor beras ke Sumatera Utara dengan produksi beras di Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Sumatera Utara dan data yang digunakan merupakan data Sekunder berupa data impor beras, harga beras domestik, luas lahan dan produksi beras, serta data harga beras internasional yang dianalisis dengan alat bantu software program Statistical Package For Social Science.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi maka diperoleh hasil antara lain : ada hubungan yang nyata antara luas lahan dengan produksi beras di Sumatera Utara dengan signifikansi 0,00 < 0,05, ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan harga beras domestik dengan signifikansi 0,008 < 0,05, tidak ada hubungan antara harga beras domestik dengan harga beras internasional dengan signifikansi 0,301 > 0,05, dan ada hubungan impor beras denga produksi beras denga leg 2 bulan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,04 < 0,05.
Kata Kunci : Impor Beras, Produksi Beras dan Harga Beras Domestik.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Muhammad Azhar, lahir di kota Medan pada tanggal 22 Oktober 1989 anak dari Bapak Syamsul Bachry dan Ibu A. Hutajulu. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : − Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar Negeri 178491 Pintupohan tamat tahun

2001. − Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 4 Porsea tahun
2004. − Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tg Morawa tamat
tahun 2007. − Tahun 2007 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. − Mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di desa Tanjung Mulia
kecamatan Tanjung Tiram kabupaten Batubara provinsi Sumatera Utara tahun 2011.
Selama perkuliahan penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan Organisasi yaitu :
- Anggota BKM Al-Muklisin fakultas pertanian Sumatera Utara 2007-2009 - Staf Humas Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) tahun
2009-2010. - Anggota perhimpunan organisasi profesi mahasiswa sosial ekonomi
pertanian seluruh indonesia ( POPMASEPI) tahun 2009-2010.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Dan Produsi Beras di Sumatera Utara”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Dengan kerendahan hati saya ucapkan segala hormat dan terimah kasih khusus penulis ucapkan kepada kedua orang tua saya bapak Syamsul Bachry dan Ibu A. Hutajulu yang selalu memberi kasih sayang, motivasi dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua Pembimbing dan Ir. Diana Chalil Msi. PhD selaku Anggota Pembimbing yang telah meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Salmiah MSi, selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis MEc, selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam hal kuliah dan administrasi kegiatan organisasi di kampus.
2. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis FP USU yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.
3. Seluruh pegawai di FP USU khususnya pegawai Program Studi Agribisnis.
Universitas Sumatera Utara

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman saya di program studi Agribisnis angkatan 2007, Reza, Rovil, Badar, Faisal, Evan, Acha, Herman, Dendi, Leo, Arpan, Rizki, Holong, Nailul, juga teman-teman kelompok PKL Kabupaten Batubara Mulyadi, Evi, Tari dan Hamidah, seluruh teman-teman di Program Studi Agribisnis angkatan 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu namanya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, serta Utility 07 dan DWL Futsal Club yang telah mengajarkan penulis arti sebuah kebersamaan dan tak lupa kepada para adinda Meiti, Maria, Zikrina, Dian dan Ikram atas semangat yang diberikan serta semua pihak yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2013
Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v


I. PENDAHULUAN ............................................................................................ Latar Belakang .............................................................................................. Identifikasi Masalah...................................................................................... Tujuan Penelitian .......................................................................................... Kegunaan Penelitian .....................................................................................

1 1 6 6 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................................. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... Landasan Teori ................................................................................................ Teori Perdagangan Internasional .............................................................. Teori Permintaan dan Penawaran ............................................................. Penelitian Terdahulu....................................................................................... Kerangka Pemikiran....................................................................................... Hipotesis Penelitian........................................................................................

7 7 10 10 15 18 19 21

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ Metode Pengumpulan Data ............................................................................ Metode Analisis Data..................................................................................... Langkah –Langkah Analisis........................................................................... Mengubah Harga Nominal Menjadi Harga Rill......................................... Uji t - Statistik ............................................................................................

22 22 22 23 23 24

Universitas Sumatera Utara

Definisi dan Batasan Operasional .................................................................. 25

IV. DESKRIPSI WILAYAH.............................................................................. Gambaran Umum Wilayah Provinsi Sumatera Utara.................................... Iklim .............................................................................................................. Kondisi Penduduk Provinsi Sumatera Utara.................................................. Deskripsi Variabel Yang di Teliti .................................................................. Perkembangan Luas areal dan Produksi Padi ............................................... Perkembngan Impor Beras Sumatera Utara................................................... Harga Beras ...................................................................................................

27 27 28 29 33 33 36 38


V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... Hubungan Luas Lahan Dengan Produksi Beras di Sumatera Utara .............. Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Domestik.............................. Hubungan Harga Beras Domestik Dengan Harga Beras Internasional ......... Hubungan Impor Beras Dengan Produksi Beras Sumatera Utara ................

40 41 41 42 42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 6.1. Kesimpulan........................................................................................... 6.2. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

43 43 44

Universitas Sumatera Utara

Daftar TABEL

No

Judul

Halaman


1.

Produksi Beras Sumatera Utara Tahun 2002– 2011 .............

4

2. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Sumatera Utara 2006 – 20010 ................................................. 30

3. Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ..................................... 32

4 Perkembangan Harga Rata-Rata Tingkat Produsen Untuk

Beras Di Sumatera Utara (Rp/Ton) 1990-2010 ....................... 38

5 Hasil analisis korelasi variabel – variabel yang


berhubungan dengan impor beras di Sumatera Utara ............ 40

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Halaman

1. Efek Impor Tehadap Produksi, Konsumsi Dan Harga ............ 12 2. Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 25 3. Perkembangan Luar Areal Padi di Sumatera Utara ................. 34 4. Perkembangan Total Produksi Padi Di Sumatera Utara.......... 35 5 Perkembangan Volume Impor Beras Sumatera Utara
tahun 2007-2011 ..................................................................... 37 6 Grafik Harga Rata-Rata Beras Tingkat Produsen
Sumatera Utara Tahun 2007-2011........................................... 39

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Beras merupakan suatu komoditi strategis yang memiliki kedudukan yang

paling utama diantara komoditi- komoditi yang lainnya. Beras merupakan salah satu makanan pokok yang di konsumsi masyarakat secara luas. Beras menjadi salah satu bahan pangan penghasil karbohidrat yang paling besar disamping jagung dan ubi dan berperan penting dalam mencukupi bahan pangan nasional.
Pangan menjadi kebutuhan dasar yang utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan (beras) merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilisasi nasional yang dapat meruntuhkan Pemerintah yang sedang berkuasa (Anonimous a,2008).
Upaya untuk menjaga ketersediaan beras dalam negeri diwujudkan dalam salah satu program ketahanan pangan (revitalisasi pertanian). Ketahanan pangan pada tatanan nasional merupakan kemampuan suatu negara untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya domestik. Salah satu indikator untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Muhammad Azhar ( 070304055/Agribisnis) Judul Skripsi Analisis Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Dan Produksi Beras Sumatera Utara dosen pembimbing Dr. Ir Tavi Supriana MS dan Ir Diana Chalil M.Si PhD.
Kegiatan impor beras tidak pernah lepas dari campur tangan pemerintah. Kegiatan impor beras tidak hanya merupakan suatu masalah teknis saja, melainkan suatu sistem yang didalamnya terdapat banyak komponen yang saling berhubungan. Pemerintah mengatur kegiatan impor melalui perum BULOG yang tentunya berhubungan dengan harga beras di Sumatera Utara, Produksi Beras Sumatera Utara dan harga beras internasional. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk menganalisis hubungan luas lahan dan produksi beras Sumatera Utara, Untuk menganalisis hubungan impor beras dengan harga beras domestik, Untuk menganalisis hubungan harga beras domestik dengan harga beras internasional dan Untuk menganalisis hubungan impor beras ke Sumatera Utara dengan produksi beras di Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Sumatera Utara dan data yang digunakan merupakan data Sekunder berupa data impor beras, harga beras domestik, luas lahan dan produksi beras, serta data harga beras internasional yang dianalisis dengan alat bantu software program Statistical Package For Social Science.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi maka diperoleh hasil antara lain : ada hubungan yang nyata antara luas lahan dengan produksi beras di Sumatera Utara dengan signifikansi 0,00 < 0,05, ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan harga beras domestik dengan signifikansi 0,008 < 0,05, tidak ada hubungan antara harga beras domestik dengan harga beras internasional dengan signifikansi 0,301 > 0,05, dan ada hubungan impor beras denga produksi beras denga leg 2 bulan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,04 < 0,05.
Kata Kunci : Impor Beras, Produksi Beras dan Harga Beras Domestik.
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Beras merupakan suatu komoditi strategis yang memiliki kedudukan yang
paling utama diantara komoditi- komoditi yang lainnya. Beras merupakan salah satu makanan pokok yang di konsumsi masyarakat secara luas. Beras menjadi salah satu bahan pangan penghasil karbohidrat yang paling besar disamping jagung dan ubi dan berperan penting dalam mencukupi bahan pangan nasional.
Pangan menjadi kebutuhan dasar yang utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan (beras) merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilisasi nasional yang dapat meruntuhkan Pemerintah yang sedang berkuasa (Anonimous a,2008).
Upaya untuk menjaga ketersediaan beras dalam negeri diwujudkan dalam salah satu program ketahanan pangan (revitalisasi pertanian). Ketahanan pangan pada tatanan nasional merupakan kemampuan suatu negara untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya domestik. Salah satu indikator untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara

ketahanan pangan adalah ketergantungan ketersediaan pangan nasional terhadap impor.

Impor merupakan kegiatan ekonomi membeli produk luar negeri untuk keperluan atau dipasarkan dalam negeri. Adanya unsur perbedaan atau keterbatasan sumber daya yang dimiliki setiap negara, merupakan faktor utama dari munculnya perdagangan internasional. Tujuan utama dari adanya kegiatan perdagangan internasional adalah tercapainya efisiensi pengalokasian sumber daya dunia dan kemakmuran serta kesejahteraan umat manusia. Sedangkan tujuan dari suatu perdagangan luar negeri bagi penduduk suatu negara adalah memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri, memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan perdagangan, dan meningkatkan pendapatan nasional bagi negara yang melakukan ekspor dan impor (Murni, 2006).
Faktor- faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional adalah untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri, memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara, adanya perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut, adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan perbedaan hasil produksi, dan adanya keterbatasan produksi, adanya kesamaan selera terhadap suatu barang, keinginan membuka kerja sama, hubungan poltik dan dukungan dari negara lain dan terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negarapun di dunia dapat hidup sendiri ( Apridar, 2009).
Universitas Sumatera Utara

Harga merupakan salah satu pertimbangan bagi petani untuk memilih komoditas apa yang bakal dipilih. Dalam situasi harga cenderung kurang menguntungkan atau lebih rendah dibanding biaya produksi, sangat besar kemungkinan untuk tidak memilih komoditas tersebut. Dalam konteks beras, sejak beras menjadi komoditas utama dengan akses ke pasar global sedemikian luasnya, perubahan sekecil apapun pada lingkungan eksternal akan berdampak terhadap terbentuknya harga beras di pasar domestik (Sabil, 2004).
Untuk menjaga harga beras tetap terkendali produksi nasional harus tetap seimbang dengan konsumsi nasional. Terjadinya peningkatan impor hanya akan memicu kenaikan harga beras internasional, karena itu dalam jangka panjang semakin besar ketergantungan terhadap impor semakin tidak terjamin pasokan beras secara murah. Indonesia adalah net importer beras dalam pasar dunia, sehingga pada intinya kebijakan impor beras hanya relevan untuk mengendalikan harga dalam jangka pendek ( Sugema, 2006).
Di Indonesia peningkatan produksi beras tidak sepesat peningkatan jumlah penduduk, dimana jumlah penduduk pada tahun 2003 mencapai 219,28 juta jiwa dangan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,27 % pertahun, sedangkan kebutuhan beras penduduk adalah sebesar 29.383 juta ton, dengan tingkat konsumsi beras perorang sebesar 134Kg / tahun . Jumlah kebutuhan beras dibandingkan dengan rata-rata ketersedian beras selama lima tahun terakhir adalah sebesar 25.989 juta ton, maka akan tejadi kekurangan beras sebesar 3.394 juta ton beras. Ketidakseimbangan antara kebutuhan beras dengan ketersediaan beras dan dengan tidak diimbangi peningkatan produksi beras mengakibatkan terjadinya peningkatan dan ketergantungan terhadap impor (Rusmarilin dan Asmin,2005).
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Produksi Beras Sumatera Utara tahun 2002 - 2011

Mei- September-

Tahun

Januari- April produksi

agustus produksi

Desember produksi


total produksi

(ton)

(ton)

(ton)

2002 1.415.349 802.678 935.278

3.153.305

2003 1.567.275 974.561 861.239

3.403.075

2004 1.579.289 901.236 938.257

3.418.782


2005 1.476.381 1.000.200 970.813

3.447.394

2006 1.191.157 852.632 963.847

3.007.636

2007 1.379.758 906.929 990.837

3.277.524

2008 1.375.864 928.263 1.036.667 3.340.794

2009 1.426.876 1.035.569 1.065.453 3.527.898

2010 1.477.755 1.008.785 1.095.762 3.582.302

2011 1.640.325 1.125.786 1.089.150 3.855.261

Sumber : BPS, diolah

%kenaikan produksi
7,92 0,46 0,84 -12,76 8,97 1,93 5,60 1,54 7,62

Dari tabel diatas dapat dilihat perkembangan produksi beras dari tahun

2002 – 2011. Pada tahun 2006 produksi beras mengalami penurunan yang sangat

drastis yakni hingga mencapai 12,76%. Hal ini disebabkan karena menurunnya

luar areal penanaman padi dan produktifitas padi .Rata-rata produksi padi dalam

jangka waktu sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 2,21%

setiap tahunnya. Peningkatan produksi beras disebabkan oleh peningkatan luas

lahan pertanian. Akan tetapi peningkatan produksi beras tidak sebesar

peningkatan jumlah penduduk setiap tahunya, sehingga produksi beras yang

meningkat masih tidak mencukupi untuk kebutuhan penduduk dalam jangka

waktu yang panjang.

Untuk memperkuat stok beras, Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumatera Utara terus mendatangkan beras impor. Memasuki bulan Februari 2011, pasokan beras impor asal Vietnam ke Sumut melalui Pelabuhan Belawan semakin meningkat dan selama Januari 2011, Bulog Sumut telah memasok 62.275 ton. Ketergantungan Indonesia akan kegiatan impor tenyata tidak dapat dihentikan.

Universitas Sumatera Utara

Walaupun ketersedian beras untuk tahun 2010 yakni 2.523.415 ton hingga Desember masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yaitu 1.807.509 ton, dimana masih ada surplus sekitar 715.907 ton (Anomimousb,2011). Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang teelah diuraikan maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan luas lahan dengan produksi beras Sumatera Utara ? 2. Bagaimana hubungan impor beras dengan harga beras domestik ? 3. Bagaimana hubungan harga beras domestik dengan harga internasional ? 4. Bagaimana hubungan impor beras ke Sumatera Utara dengan produksi
beras di Sumatera Utara ?
Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk menganalisis hubungan luas lahan dan produksi beras Sumatera Utara.
2. Untuk menganalisis hubungan impor beras dengan harga beras domestik. 3. Untuk menganalisis hubungan harga beras domestik dengan harga beras
internasional. 4. Untuk menganalisis hubungan impor beras ke Sumatera Utara dengan
produksi beras di Sumatera Utara. Kegunaan penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan dan kajian bagi pemerintah dalam peningkatan produksi beras di Sumatera Utara.
2. Sebagai acuan bagi staff BULOG dalam mengatur harga beras dan pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan impor beras di Sumatera Utara.
3. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Harga suatu barang ekspor dan impor merupakan variabel penting dalam merncanakan suatu perdagangan internasional. Harga barang ekspor berhadapan dengan persaingan, berapa besarnya harga barang diluar negeri. Harga ditentukan dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)
Perbedaan relatif harga-harga atas berbagai komoditi antara dua negara pada dasarnya mencerminkan keunggulan komparatif bagi masing-masing yang menjadi pijakan setiap negara dalam melangsungkan hubungan dagang yang saling menguntungkan. Negara yang harga relatifnya atas suatu komoditi lebih rendah bisa diakatakan memiliki keunggulan komparatif (Salvatore, 1997)
Sisi permintaan daari setiap pasar ditentukan oleh selera dan pendapatan para konsumen. Kendala selera dan pendapatan ini menentukan bagaimana kuantitas barang yang diminta akan bereaksi terhadap perubahan harga (Kindleberger, 1995)
Pada prinsipnya, impor suatu produk terjadi karena tiga alasan. Pertama, produksi dalam negeri terbatas, sedangkan permintaan domestik tinggi (kelebihan permintaan di pasar domestik). Jadi impor hanya sebagai pelengkap. Keterbatasan produksi dalam negeri tersebut bisa karena dua hal, yakni (a) kapasitas produksi memang terbatas (titik optimum dalam skala ekonomis sudah tercapai), misalnya untuk kasus pertanian, lahan yang tersedia terbatas karena negaranya memang
Universitas Sumatera Utara

kecil atau (b) pemakaian kapasitas terpasang masih dibawah 100% karena berbagai penyebab, bisa karena keterbatasan dana atau kurangnya tenaga kerja. Kedua, impor lebih murah dibandingkan dengan harga dari produk sendiri, yang dikarenakan berbagai faktor, seperti ekonomi biaya tinggi atau tingkat efisiensi yang rendah dalam produksi dalam negeri, atau kualitas produk impor lebih baik dengan harga yang relatif sama. Ketiga, dilihat dari sisi neraca perdagangan (atau neraca pembayaran), impor lebih menguntungkan karena produksi dalam negeri bisa untuk ekspor dengan asumís harga ekspor di pasar luar negri lebih tinggi daripada harga impor yang harus dibayar (anonimousc,2011).
Realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara untuk membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. Makin tinggi tingkat pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan barangbarang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat “kebocoran” dalam pendapat nasional (Deliarnov, 2005).
Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antarnegara di mana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 1997).
Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti
Universitas Sumatera Utara

nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searahdengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2002).
Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang yang diproduksikan di negara itu tidak dapat bersaing dengan barang yang sama di pasaran luar negeri. Oleh sebab itu ekspor negara tersebut akan turun dan tidak berkembang. Sebaliknya kenaikan harga-harga dalam negeri menyebabkan barang-barang dari negara lain menjadi relatif lebih murah dan ini akan mempercepat pertambahan impor. Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor, maka selanjutnya inflasi akan menyebabkan impor menjadi lebih besar dari ekspor. Apabila cadangan devisa negara itu cukup besar, kelebihan impor ini dapat dibayar dari cadangan itu. Tetapi apabilaTindakan ini akan menimbulkan kenaikan harga-harga lebih lanjut. Jadi inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor dan berpengaruh positif terhadap nilai impor.
Tingkat inflasi yang terjadi di dalam suatu negara akan sangat mempengaruhi impor negara tersebut. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, dan harganya lebih murah daripada barang-barang yang sama dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri (Sukirno, 2002).
Universitas Sumatera Utara

Penelitian Terdahulu
Azziz (2006) yang melakukan penelitian tentang “ Analisis Impor Beras Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Beras Dalam Negeri. Penelitian tersebut bertujuan menganalisis pengaruh impor terhadap harga beras dalam negeri dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras dalam negeri. Azziz mengemukakan bahwa impor beras secara nyata mempengaruhi harga beras dalam negeri dengan tingkat kepercayaan 85 dan berpengaruh negatif; dimana ketika impor beras meningkat maka harga beras dalam negeri akan menurun. Impor beras juga secara signifikan dipengaruhi oleh produksi beras dengan taraf nyata 15%. Dan menunjukkan hubungan yang negatif.
Marisa S (2004), berjudul “Analisis Pengaruh Impor Beras Terhadap Pasar Beras Domestik Di Indonesia Periode 1991-2001” Dengan mengunakan sampel 10 tahun (1991-2001) variabel yang digunakan adalah tingkat harga dan volume impor beras dengan mengunakan model regresi linear sederhana, maka impor beras mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga beras artinya setiap ada penambahan volume impor maka akan menaikkan harga beras,dimana dengan menggunakan uji t-tabel variabel impor beras signifikan mempengaruhi harga beras dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa tarif atau bea masuk impor dikenakan terhadap beras impor cukup efektif. Dengan asumsi tidak ada beras ilegal atau tidak ada beras impor masuk tanpa dikenakan bea masuk impor.
Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori Teori Perdagangan Internasional
Dalam perekonomian terbuka, terdapat terdapat dua tingkat harga umum yaitu harga umum yang berlaku didalam negeri dan tingkat harga yang berlaku diluar negeri. Pengaruh dari adanya harga luar negeri ini terhadap proses ekonomi makro khususnya terletak pada timbulnya kemungkinan bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk memilih apakah mereka akan membeli atau menjual dipasar luar negeri atau pasar dalam negeri. Keputusan semacam ini jelas mempunyai pengaruh yang penting terhadap posisi keseimbangan pasar barang dalam negeri dan pasar uang dalam negeri. Secara umum bisa dikatakan bahwa bila harga dipasar dalam negeri meningkat lebih cepat daripada harga diluar negeri, maka pembeli dalam negeri akan cenderung untuk membeli dari pasar luar negeri ( jadi impor cenderumg meningkat) sedangkan para penjual dalam negeri akan cenderung untuk menjual barangnya dipasar dalam negeri yang menyebabkan ekspor ke luar negeri berkurang ( Boediono, 2001).
Perdagangan internasional merupkan hubungan pertukaran komoditas antar negara. Teori Heckser-Ohlin terjadi perdagangan internasional dikarena adanya perbedaan kepemilikan faktor–faktor produksi dalam tiap negara. Mengenai perdagangan internasional dirumuskan berdasar konsep keunggulan Komparatif yang bersumber dari perbedaan dalam kepemilikan faktor produksi. Dalam terori ini bahwa negara dicirikan oleh bawaan faktor yang berbeda sedang Fungsi produksi disemua negara sama. Dengan mengunakan asumsi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dengan fungsi produksi yang sama dan bawaan faktor yang berbeda antar negara. Suatu negara cenderung untuk mengekspor komoditas yang relatif intensif dalam mengunakan fungsi yang relatif banyak dimiliki ,dan dalam waktu yang bersamaan
Universitas Sumatera Utara

negara tersebut akan mengimpor komoditas yang produktifnya memerlukan umberdaya yang relatif langka dan mahal (Salvatore, 1997). Mekanisme perdagangan internasional dapat dilihat pada Gambar 1.

Negara Eksportir P

P

S(x)

P3

Ekspor

P2 B

E

P1
A

D(x) QX

OO

Pasar Internasional

Negara Importir
P S(x)

A*
S(x)
B* E* E
D(x) Impor D(x)
QX QX
O

Gambar 1. Efek Impor tehadap Produksi, Konsumsi dan Harga Pada Gambar 2 diatas memperlihatkan adanya dampak perdagangan internasional terhadap produksi, konsumsi dan harga barang X. Apabila perdagangan tidak dibuka, pasar barang X dinegara eksportir dan importir akan berlangsung pada tingkat harga yang berbeda. Pada negara importir harga barang X akan berada di titik A* pada tingkat harga P3.Sedangkan pada negara eksportir tanpa adanya perdagangan harga barang X akan lebih rendah yaitu dititik A pada tingkat harga P1. Dengan dibukanya perdagangan antara negara ekportir dan importir pada pasar internasional pada tingkat harga P2, maka suatu negara akan menyeimbangkan permintaan dan penawaran didalam negaranya masing-masing. Hal ini akan membuka kesempatan bagi penjual dinegara ekportir dan pembeli dinegara importir. Negara importir akan memutuskan untuk membeli barang X dengan harga yang lebih murah dipasar internasional pada tingkat harga P2 yaitu

Universitas Sumatera Utara

sebesar B*E*. Sedangkan negara eksportir akan menyadari bahwa mereka tidak perlu menetapkan harga yang lebih rendah (P1) apabila mereka dapat menjual barangnya dipasar internasional dengan harga yang lebih tinggi (P2) sebesar BE. Setelah hubungan perdagangan berlangsung di antara kedua negara tersebut, hanya ada satu nisbah (rasio) harga dimana permintaan dunia dan penawaran dunia berada dalam keseimbangan. Kelebihan permintaan dari penawaran dinegara importir sebanding dengan kelebihan penawaran diatas permintaan negara ekportir hanya pada satu tingkat harga yaitu P2 ( Kindleberger, 1995).
Adanya unsur keterbatasan atau perbedaan ketersediaan sumber daya yang dimiliki setiap negara, merupakan faktor utama dari munculnya spesialisasi. prinsip ini merupakan dasar berkembangnya ekonomi perdagangan dan keuangan internasional. Kondisi tersebut menggiring setiap negara melakukan ekspor dan impor. Ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke pasar luar negeri. Impor adalah suatu kegiatan membeli produk luar negeri untuk keperluan atau dipasarkan dalam negeri. Ekspor dan impor sangat penting untuk membentuk dan mengendalikan neraca perdagangan disuatu negara. Impor harus dibiayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk mempertahankan ekuilibrium neraca perdagangan. Oleh karena itu negara harus melakukan ekpor untuk membiayai impor yang dibayarkan dengan mata uang asing (Murni, 2006).
Dalam ekonomi terbuka terdapat kegiatan ekspor dan impor. Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang yang diproduksi didalam negeri dan diluar negeri. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pendapatan yang masuk kesektor perusahaan. Dengan demikian permintaan agregat akan meningkat dengan adanya kegiatan ekspor dan pada akhirnya akan
Universitas Sumatera Utara

meningkatkan pendapatan nasional. Sebaliknya impor adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri dan akan menimbulkan aliran pembayaran keluar negeri. Aliran keluar negeri akan menurunkan pendapatan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada besarnya ekspor dikurangi impor.
Fungsi impor sangat dipengaruhi oleh oleh besarnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor. Besarnya impor suatu negara selain dipengaruhi pendapatan nasional, juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya impor diantaranya :
1. Kecenderungan mengimpor Kecenderungan mengimpor dipengaruhi oleh preferensi masyarakat akan barang-barang impor.
2. Pengaruh inflasi dalam negeri Pada tingkat pendapatan nasional tetap, nilai impor akan meningkat jika terjadi inflaasi didalam negeri. Inflasi menyebabkan barang produksi dalam negeri menjadi lebih mahal relatif dibandingkan dengan barang luar negeri.
3. Kemampuan suatu negara menghasilkan barang yang lebih baik Fungsi impor juga mengalami perubahan jika terjadi perubahan teknologi produksi maupun perubahan kemampuan menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik.
( Supriana T, 2008) Menurut Gilarso (1992) Besarnya kecilnya impor terutama dipengaruhi
oleh tingkat produksi dan pendapatan nasional dan laju perkembangannya. Jika
Universitas Sumatera Utara

pendapatan nasional dan produksi mengalami kemajuan, maka impor pasti akan naik pula, baik barang-barang konsumsi maupun barang-barang produksi dan bahan-bahan baku.
Perdagangan luar negeri timbul karena pada hakikatnya tidak ada suatu negara di dunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Walaupun ada yang dapat menghasilkan berbagai kebutuhan penduduknya, akan tetapi tidak akan dapat mencukupi. Sehingga dalam banyak hal kegiatan mengimpor barang-barang lebih murah daripada menghasilkanya sendiri didalam negeri. Hal ini yang menyebabkan impor suatu barang dilakukan oleh suatu negara (Deliarnov, 2005).
Kegiatan ekspor-impor yang dilakukan suatu negara dengan negara lain dalam perdagangan internasional akan memberikan manfaat bagi suatu negara. kelangsungan ekspor dilatarbelakangi oleh excess supply oleh satu pihak dan excess demand dipihak lain. Konsep excess supply terjadi disebabkan kecenderungan tingkat harga suatu barang mengalami kenaikan diatas harga keseimbangan yang berlaku dipasar, baik pasar domestik maupun internasional . Sedangkan excess demand justru sebaliknya yaitu kecenderungan tingkat harga dibawah harga keseimbangan. Besarnya ekspor suatu negara bergantung terhadap permintaan impor negara lain sehingga mencapai keseimbangan perdagangan internasional yang disebut balanced of international trade. (Nasution, 2008 ).
Untuk melindungi produsen lokal dari persaingan internasional ada dua bentuk utama kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu kebijakan hambatan tarif dan hambatan non taarif. Kebijakan tarif dirancang untuk meningkatkan harga dari barang impor secara langsung dan hambatan non-tarif
Universitas Sumatera Utara

merupakan alat yang dirancang untuk mengurangi arus dari barang impor (Lipsey, et al,1990). Hanya hambatan tarif yang dapat diterapkan untuk produsen lokal, non tarif tidak diperkenankan lagi oleh WTO. Tarif juga dapat diterapkan dalam dua bentuk yaitu tarif spesifik yang dikenakan dengan jumlah uang tertentu untuk tiap satuan unit produk dan tarif ad valorem yang dikenakan sebagai persentase tertentu dari harga produk.
Kuota impor yaitu suatu pembatasan terhadap jumlah impor yang di izinkan oleh suatu negara stiap tahunya. Kuota impor dilakukan dengan cara memberikan lisensi impor yang sah dan terbatas serta melarang impor tanpa lisensi. Sepanjang jumlah impor yang diizinkan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang ingin diimpor apabila tanpa kuota, maka izin impor tersebut bukan hanya mempunyai efek mengurangi jumlah yang dimpor tapi juga menaikkan harga barang-barang didaalam negeri diatas harga dunia pada tingkat mana para pemegang lisensi membeli barang luar negeri (Kindleberger. 1995)
Teori Permintaan Dan Penawaran Permintaan
Permintaan merupakan jumlah barang dan jasa yang bersedia dibeli pada tingkat harga tertentu untuk memperoleh barang dan jasa yang dimintanya. Permintaan pasar atau permintaan atas suatu komoditi menunjukkan jumlah dari komoditi yang diminta per periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh semua individu didalam pasar.
Universitas Sumatera Utara

Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu : - Harga Barang dan Jasa itu sendiri Keadaan harga suatu barang mempengaruhi jumlah permintaan terhadap barang tersebut. Bila harga naik maka permintaan akan barang tersebut akan turun dan sebaliknya. - Harga barang lain Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh padapermintaan barang lain. Keadaan ini bisa terjadi bila kedua barang tersebut mempunyai hubungan, apakah saling menggantikan (substitusi) atau saling melengkapi (komplemen) - Selera Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar-kecilnya permintaan. Selera dan pilihan konsumen terhadap suatu barang bukan saja dipengaruhi oleh struktur umur konsumen, tetapi juga karena faktor adat dan kebiasaan setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya. - Jumlah penduduk Semakin banyak jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan semakin besar/naik juga jumlah permintaan akan barang tersebut. - Tingkat pendapatan Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi.
( Sanusi. 2003)
Universitas Sumatera Utara

Penawaran Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu pasar tertentu, pada periode waktu tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Sebagaimana juga halnya dengan permintaan, maka teori tentang penawaran juga dikenal apa yang dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan penawaran. Lebih khusus yang dimaksud dengan peawaran yaitu gabungan seluruh jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu, periode tertentu dan pada berbagai macam tingkat harga tertentu ( Putong, I. 2005)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produsen menawarkan produknya pada suatu pasar tertentu diantaranya adalah :
1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang-barang lain/ harga bahan baku 3. Kebijakan pemerintah 4. Anggaran/ dana/ budget 5. Daya konsumsi masyarakat 6. Ongkos dan biaya produksi 7. Tujuan produksi dari perusahaan 8. Teknologi yang digunakan.
Apabila faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran diatas dianggap tetap selain harga barang itu sesndiri (harga barang subtitusi, ongkos dan biaya produksi, tujuan perusahaan dan lainnya dianggap tidak berubah) maka penawaran hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi / ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga ( Putong, I. 2005).
Universitas Sumatera Utara

Keseimbangan Tingkat Harga , Kelebihan Permintaan dan Penawaran Dalam teori permintaan dan penawaran secara singkat jika terjadi
kelebihan penawaran jika dibandingkan dengan jumlah permintaan maka tingkat harganya akan mengalami penurunan. Sebaliknya jika terjadi kelebihan permintaan dibandingkan dengan jumlah penawarannya maka tingkat harga akan naik.
Tingkat harga ekuilibrium/ keseimbangan adalah tingkat harga yang seimbang dimana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Jika terjadi kelebihan jumlah permintaan atau kelebihan jumlah penawaran dipasar, maka pasar itu mengalami kondisi disekuilibrium, dan harga pasar akan terus berubah ( Sanusi, B. 2003).
Kerangka Pemikiran Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat indonesia. Beras
menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh setiap manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Kegiatan impor yang dilakukan oleh pemerintah berhubungan dengan tingkat produksi beras di Sumatera Utara, impor dilakukan pemerintah Sumatera Utara karena tingkat produksi beras yang mengalami penurunan akibat terjadinya penurunan luas areal penanaman padi di Sumatera utara yang disebabkan oleh pembangunan pabrik dan perumahan serta alih fungsi lahan sawah menjadi lahan perkebunan yang dianggap lebih menguntungkan. Terjadinya penurunan tingkat produksi menyebabkan berkurangnya persediaan beras di Sumatera Utara sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan bahan pangan terutama beras bagi
Universitas Sumatera Utara

masyarakat di Sumatera Utara akibat pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Oleh karena itu kebutuhan akan beras harus menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah
Kegiatan Impor beras yang dilakukan pemerintah selain berhubungan dengan produksi beras juga berhubungan dengan harga beras domestik Sumatera Utara, dimana pemerintah melakukan impor karena harga beras domestik Sumatera Utara yang terlalu tinggi, dan impor dianggap lebih menguntungkan karena harga beras internasional jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras yang berlaku dipasar domestik, selain itu impor beras dilakukan untuk menjaga stok/ persediaan beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk mengetahui hubungan impor beras terhadap harga beras domestik maka digunakan salah satu pendekatan ekonometrika. Salah satu pendekatan yang digunakan yaitu analisis korelasi.
Universitas Sumatera Utara

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut: Impor Beras

Produksi Dalam Negeri
Harga beras domestik

Luas Lahan
Harga Beras internasional

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan:
: Berhubungan Hipotesis penelitian
Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan Luas Lahan dengan Produksi beras di Sumatera Utara. 2. Ada hubungan Impor Beras dengan harga beras domestik 3. Ada hubungan Harga beras internasional dengan harga beras domestik. 4. Ada hubungan Impor beras dengan produksi beras di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder yang dikumpulkan peneliti dari Departemen pertanian, Badan Pusat Statistk, Badan Urusan Logistik(Bulog) dan berbagai terbitan baik melalui media cetak maupun elektronik (internet). Data yang diperlukan meliputi data tingkat produksi beras , stok/ persedian beras , impor beras ,harga beras domestik dan harga beras internasional.

Metode Analisis Data

Identifikai masalah (1) Bagaimana hubungan luas lahan dengan Produksi

beras di Sumatera Utara ?, (2) Bagaimana hubungan impor beras dengan harga

beras di sumatera utara ?, (3) bagaimana hubungan harga beras domestik dengan

harga beras internasional ? dan (4) bagaimana hubungan impor beras dengan

produksi beras di sumatera utara ? salah satu pendekatan yang digunakan untuk

menganalisis masalah tersebut adalah dengan menggunakan analisis korelasi yaitu

:

=



�∑ 2 �2

i =1,2,3 j =1,2

Universitas Sumatera Utara

Dimana : X1 X2 X3 Y1 Y2 rX1Y1 rX3Y2 rX1Y2 rX1t-1Y2 rX1t-2Y2 rx2y1 Domestik

= Impor Beras ( Ton ) = Harga Beras Internasional ( U$ dollar / Ton ) = Luas Lahan (Ha) = Harga Beras Domestik ( Rp / Ton ) = Produksi Beras ( Ton ) = Korelasi Impor Beras dengan Harga Beras Domestik = Korelasi Luas Lahan dengan Produksi Beras di Sumatera Utara = Korelasi Impor Beras Dengan Produksi Beras = korelasi impor beras dengan produksi beras dengan leg 1 bulan = korelasi impor beras dengan produksi beras dengan leg 2 bulan = Korelasi Harga Beras Internasional Dengan Harga Beras

Langkah - Langkah Analisis Untuk mendapatkan hasil yang optimal didalam penelitian ini maka
digunakan langkah-langkah sebagai berikut : Mengubah Harga Nominal Kedalam Harga Riil
Data yang digunakan adalah data harga beras domestik dan harga beras tersebut diubah kedalam harga rill. Untuk mendapatkan harga Rill digunakan rumus sebagai berikut :





=



100 (

Universitas Sumatera Utara

Harga rill adalah harga satu barang dilihat dari satu waktu yang konstan. Untuk mendapatkan harga rill yaitu dengan mengeluarkan faktor inflasi dengan menggunakan data indeks harga konsumen.
IHK (Indeks Harga Konsumen) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun dan kontrak lainnya.
Uji t-Statistik Kemudian diuji dengan uji t, dengan rumus sebagai berikut :
= �1−−22 Keterangan : rs = koefisien korelasi spearman n = jumlah sampel Dengan kriteria uji: jika th > ttabel maka H0 ditolak : H1 diterima
jika th < ttabel maka H0 diterima : H1 ditolak Kesimpulan statistik ; Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya ada hubungan yang nyata antara kedua variabel X dan variabel Y, Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara kedua variabel X dan variabel Y ( Supriana T, 2009 ).
Universitas Sumatera Utara

Definisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan istilah-istilah yang terdapat
dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut : Definisi 1. Beras adalah bagian bulir padi ( gabah kering ) yang telah dipisah dari sekam
atau hasil olahan dari produk pertanian tanaman padi (Oryza sativa, L). 2. Operasi pasar adalah kebijakan pemerintah untuk mepertahankan stabilitas
harga komoditas beras yang berlaku dipasar. 3. Impor merupakan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain (beras)
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 4. Kebijakan impor adalah kebijakan untuk melakukan pembelian produk
( beras ) dari negara lain yang diterapkan pemerintah untuk mengatur ketersediaan beras dalam negeri. 5. Ketersediaan beras adalah jumlah stok