keluarga pasien. Edukasi yang diberikan pada pasien rawat inap yang telah diberikan tercantum dalam formulir multidisiplin yang terdapat dalam rekam
medis pasien.
d. penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat telah dilakukan oleh farmasi klinis, data diperoleh dari wawancara dengan pasienkeluarga pasien, dan data rekam
medik, selain itu penelusuran penggunaan riwat obat tercatat dalam profil penggunaan obat pasien termasuk penanganan obat yang digunakan sebelum
masuk rumah sakit maupun penanganan obat yang dibeli oleh pasien.
e. Visite
Kegiatan visite, termasuk di dalamnya penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan
tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan visite telah dilakukan dengan baik yang ditandai dengan adanya jadwal visite untuk ruangan yang telah berjalan dengan
baik yang telah dilakukan secara kontinu. Selain itu, juga dilakukan visite bersama dengan tim setiap minggu sekali, yang terdiri dari apoteker, dokter,
perawat, ahli gizi, dan ahli mikrobiologi. Visite yang telah dilakukan adalah di Rindu A
4
f. Pemantauan terapi obat PTO
sebagai ruang percontohan untuk penilaian standart Join Commission International JCI.
Pemantuan terapi obat Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan
sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Pemantauan terapi obat
Universitas Sumatera Utara
telah dilakukan bersamaan dengan visite, namun belum dilakukan secara berkesinambungan karena keterbatasan jumlah apoteker.
g. Monitoring efek samping obat MESO
Monitoring efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi Depkes RI, 2004.
MESO bertujuan untuk memantau efek samping obat yang jarang dan berbahaya. Kegiatan monitoring efek samping obat di RSUP. H. Adam Malik
dilakukan oleh farmasi klinis bersamaan dengan kegiatan visite. Agar MESO di RSUP. H. Adam Malik dapat terjangkau seluruhnya, maka farmasi klinis melatih
kepala ruangan untuk memantau ESO di ruangan masing-masing. Bila tenaga kesehatan menemukan efek samping obat yang tidak lazim, maka dilaporkan ke
pokja farmasi klinis, kemudian farmasi klinis akan mendiskusikan dengan dokter yang menangani pasien tersebut dan jika kasus yang didapat terjanya memang
efek samping obat yang jarang dan berbahaya, maka informasi tersebut akan dituangkan dalam formulir kuning dan selanjutnya dikirimkan ke Pusat Meso
Nasional.
h. Evaluasi penggunaan obat
Pengkajian penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien Depkes RI, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi penggunaan obat di RSUP H. Adam Malik telah dilakukan namun tidak secara berkesinambungan. Evaluasi penggunaan obat yang sudah dilakukan
yaitu evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien paska bedah. Evaluasi ini dilakukan secara retrospektif. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa pasien paska
bedah selalu diberikan antibiotik walaupun tidak ada tanda-tanda infeksi. Hal ini disebabkan karena dokter tidak percaya kondisi ICU Intensive Care Unit steril,
jumlah set ganti perban yang kurang, dan jumlah westafel yang kurang. Hal ini telah ditindak lanjuti oleh pihak RSUP. H. Adam Malik berupa penambahan set
ganti perban dan penambahan westafel.
i. Dispensing sediaan khusus