Komparasi Peran Perbankan Syariah Antar Negara Indonesia, Malaysia, Bahrain Dan Uea (Uni Emirat Arab) Ditinjau Dari Laporan Keuangan

KOMPARASI PERAN PERBANKAN SYARIAH ANTAR NEGARA
INDONESIA, MALAYSIA, BAHRAIN DAN UEA (UNI EMIRAT ARAB)
DITINJAU DARI LAPORAN KEUANGAN

(Analisis laporan keuangan pada perbankan syariah yang ada di Indonesia,
Malaysia, Bahrain dan UEA (Uni Emirat Arab))

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Mei Sari Utami Harahap
NIM: 109082000052

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M


i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi:
Nama

: Mei Sari Utami Harahap

No. KTP

: 1220045805910002

Lahir

: Gunung tua, 18 Mei 1991

Alamat

: JL. Kertamukti gang. Haji Nipah no.01 Kosan Najda.

Ciputat

Agama

: Islam

No. Kontak

: 081376303918 / (0635) 510 194

Email

: meisyahrp@gmail.com

B. Pendidikan:
1. TK YPIPL (Yayasan Pendidikan Islam Padang Lawas) Gunung tua
1995 – 1996
2. TK YPIPL (Yayasan Pendidikan Islam Padang Lawas) Gunung tua
1996 – 1997
3. SD Negeri 01 Gunung tua

1997 – 2003
4. MTs Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid, Sipirok
2003 – 2006
5. MA Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid, Sipirok
2006 – 2009
6. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – 2015
C. Pengalaman Organisasi
1. Anggota OPPDM (Organisasi Pelajar Pesantren Darul Mursyid)
Pembina Asrama bagian kebersihan
2006 – 2007

v

Anggota Inti OPPDM Divisi Ilmiah
2007 – 2008
2. Anggota BEMJ Akuntansi UIN Jakarta
2009 – 2010
3. Anggota KMSU (Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara)
2011 – 2012

4. Sebagai Bendahara Umum II di KMSU
2012 – 2013
5. Anggota Tari di Sanggar TMII Anjungan Sumatera Utara
2012 – 2013
D. Latar Belakang Keluarga
Ayah

: H. Agus Tamam Harahap

Lahir

: Gunung tua, 11 Desember 1964

Ibu

: Hj. Retna Dumila Hasibuan

Lahir

: Gunung tua, 01 Agustus 1969


Saudara/i kandung

: Nur Kholija Harahap (Ziza)
Ummi Kalsum Harahap (Ummi)
Atina Rohmaito Harahap (Ito)
Ahmad Akbar Harahap (Akbar)
Fauziah Harahap (Zia)

No. Kontak

: (0635) 510194

Alamat

: JL. Masjid Raya Pasar Gunung tua, kec. Padang

bolak
Kode pos:


: 22753

vi

COMPARATIVE ROLE OF ISLAMIC BANKING AMONG COUNTRIES
INDONESIA, MALAYSIA, BAHRAIN, AND UAE (UNITED ARAB
EMIRATES) IN TERMS OF THE FINANCIAL STATEMENTS

Abstrack
Islamic bank principle prohibiting usury in all types of transactions require
Islamic banks carrying out business activities on the basis of health, fairness, and
transparency in the operations of Islamic banks. Align the profit goals with
aspects of Islamic morality that underlies all of its operations. Because it did the
formation of mutually beneficial partnership in the can must be out of business by
legal means. This study sought to test the extent of compliance with sharia banks
in Indonesia, Malaysia, Bahrain, and the UAE (United Arab Emirates) to disclose
their compliance with Islamic principles of Islamic values in the financial
reporting of Islamic banks in four countries.
Analysis was conducted on 12 companies of Islamic banking, in which each
country took the third object of research. By using Disclosure Scoring researcher

seeking disclosure level comparison of the values of Islam in the financial
statements between Islamic banks. The results showed that the values of Islam has
not been revealed in the Islamic financial statements, only one-third of the
exposed parts of the course that the whole item of disclosure provided. From all
the research object, the bank that has the highest ratings in disclosure of the values
of Islam in its financial statements is the Bank Syariah Mandiri (BSM) and Bank
BNI Syariah (BNIS) with 13 items in total disclosure, while the lowest ranking is
in ABC Islamic Bank in Bahrain by 5 items.

Keyword : Indonesia's financial statements comparison with foreign countries,
disclosure of the values of Islam

vii

KOMPARASI PERAN PERBANKAN SYARIAH ANTAR NEGARA
INDONESIA, MALAYSIA, BAHRAIN DAN UEA (UNI EMIRAT ARAB)
DITINJAU DARI LAPORAN KEUANGAN

Abstrak


Prinsip bank syariah yang melarang adanya riba pada semua jenis transaksinya
mengharuskan bank syariah melaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesehatan,
keadilan, dan keterbukaan bank syariah dalam menjalankan usahanya.
Menyelaraskan antara tujuan profit dengan aspek moralitas islam yang melandasi
semua operasionalnya. Karena itu melakukan pembentukan kemitraan yang saling
menguntungkan yang di dapat harus dari usaha dengan cara yang halal.
Penelitian ini berusaha menguji seberapa besar tingkat kepatuhan bank-bank
syariah yang ada di Indonesia, Malaysia, Bahrain, dan UEA (Uni Emirat Arab)
dalam mengungkapkan kepatuhannya terhadap prinsip syariah dari nilai-nilai
islam pada pelaporan keuangan bank syariah di empat negara. Analisis dilakukan
pada 12 perusahaan perbankan syariah, dimana masing-masing negara mengambil
3 objek penelitiannya. Dengan menggunakan metode Disclosure Scoring peneliti
berusaha mencari perbandingan tingkat pengungkapan nilai-nilai islam dalam
laporan keuangan antar bank syariah. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa nilainilai islam belum banyak terungkap dalam laporan keuangan syariah, hanya
sepertiga bagian saja yang terungkap dari keseluruhan item pengungkapan yang
disediakan. Dari seluruh objek penelitian, bank yang memiliki peringkat tertinggi
dalam pengungkapan nilai-nilai islam dalam laporan keuangannya adalah Bank
Syariah Mandiri (BSM)
dan Bank BNI Syariah (BNIS) dengan total
pengungkapan 13 item, sedangkan peringkat terendah ada pada ABC Islamic

Bank di Bahrain sebanyak 5 item.

Kata kunci : perbandingan laporan keuangan Indonesia dengan negara Asing,
pengungkapan nilai-nilai islam

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, suri tauladan terbaik bagi umat Islam serta pembawa risalah wahyu Allah
SWT Al-Qur’an dan Al-Hadist yang menjadi pedoman hidup umat Islam sampai
akhir zaman.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah

penulis hanturkan atas kasih sayang Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran dalam penyelesaian tugas akhir ini. Selain itu, penulis
juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan perhatian penuh, kasih
sayang, dorongan semangat dan doa yang tidak henti-hentinya kepada
penulis. Terima kasih atas kesabaran dalam menanti kelulusan anakmu ini.
Terima kasih atas pengorbanan yang telah kalian lakukan untuk anak-anak
kalian. Semoga Allah SWT memberikan kedudukan yang tinggi dan
membalas pengorbanan kalian dengan sebaik-baik balasan. Aamiin.
2. Suamiku tercinta dan terkasih yang selalu memberikan semangat dalam
penyelesaian skripsi ini tatkala penulis hampir menyerah, tetapi dia selalu
memberikan perhatian lebih untuk hal ini. Terimakasih kesayanganku atas
pengorbananmu ikhlas berjauhan demi pendidikan tinggi seorang istri, kau

ix

dan putri kita Firsha Indah Chumairoh Siregar adalah penyemangat juga
penguat hatiku, semoga Allah membalas kelembutan hatimu dan rezekimu
selalu dilancarkan Allah SWT. Aamiin.
3.


Adik-adik ku, Azizah, Ummi, Ito, Akbar dan Fauzia yang juga slalu
mendorongku untuk menyelesaikan skripsi ini, walapun dengan gaya
bahasa mereka yang terkadang menyindir penulis yang berujung semangat
buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian adik-adikku
bisa menjadi anak-anak yang soleh dan solehah, yang selalu diberkati
orang tua dan membahagiakan kedua orang tua di dunia dan akhirat.

4. Wawak, terimakasih sudah membantuku meringkan sedikit masalahku
dalam menjaga anakku Firsha selama aku menuntaskan tugas akhir kuliah
ini. juga kepada oppung beserta seluruh keluargaku yang lain yang tidak
bisa kusebutkan satu-persatu namanya terimakasih atas bantuan, perhatian,
dan dorongan semangat yang kalian berikan untukku. Semoga Allah selalu
memberikan kesehatan dan umur panjang padakalian serta semoga Allah
membalas kebaikan kalian dengan kebaikan dan pahala yang berlimpat.
Amiin
5. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku ketua jurusan akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Sk.,MM selaku sekretaris jurusan akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Dr. Rini, Ak., M.Si., CA selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terimakasih atas segala masukan guna
menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Fitri Damayanti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
bersedia menyediakan waktu, memberikan masukan, pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas segala bimbingan
dan konsultasi yang telah diberikan kepada penulis.

x

10. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
11. Sahabat terbaikku Sarotunna Siregar, yang telah banyak memberikan
nasihat dan dorongan semangat untukku. Terimakasih atas kebaikanmu
selama ini. Jazakillah khair. Untuk sahabat-sahabatku Rani, Ecy, Enji,
Devi, Nisa, Beta, Dhani, Zakiyah dan sahabat-sahabatku yang lain yang
tidak dapat kusebutkan namanya satu-persatu. Terimakasih atas kebaikan
kalian. Semoga persahabatan kita abadi.
12. Saudara-saudaraku seiman, ikhwatifillah: Hasna, Iin, Mumun, Dede, Iga,
Irpan, Wilda, Gucci, dan ukhtifillah yang lain. Terimakasih atas semua
nasihat yang kalian beri. Walaupun penulis sempat kebingungan karena
menampung kebanyakan pendapat tetapi aku tetap bersyukur dan merasa
beruntung karena takdir Allah mempertemukanku dengan orang-orang
seperti kalian. Semoga kita bisa terus saling menasihati dalam kebaikan.
Jazakumullah khairan jaza.
13. Saudaraku seiman dan seperjuangan Era, semoga kita tetap berada dalam
jalan kebenaran dan semoga kita tetap semangat dalam menimba ilmu
Allah. Teman serta adik bagiku, kita sama-sama berjuang dalam
menyelesaikan tugas akhir kuliah ini mudah ataupun sulit kita lalui
bersama, saling mendukung satu sama lain. Semoga apapun yang kau
impikan dan cita-citakan untukmu dimasa depan akan tercepai dengan
seizin Allah. Aamiin
14. Saudara-saudaraku di KMSU (Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara)
yang telah memberikanku banyak pengalaman dan pembelajaran.
Terimakasih atas ukhuwah yang telah terbina selama ini, semoga jalinan
persaudaraan ini tetap berlanjut hingga akhir masa.
15. Teman-teman akuntansi Regulerku periode 2009 Syauffa, Reni, Randi,
Reza. ku ucapkan terimakasih banyak atas bantuan kalian dan kesabaran
kalian dalam menjawab segala pertanyaan-pertanyaanku terkait skripsi ini,
semoga ilmu yang kalian miliki kian hari kian merekat dalam diri kalian.
Karena ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang diamalkan. Tian, Irul,

xi

Wira kalian pelengkap dalam pertemanan ini. Kita dipertemukan di
jurusan akuntansi UIN Jakarta dan menjadi teman sesama teman yang bisa
saling menghibur dan menjaga silaturahmi dengan baik.
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, penulis
mengucapkan syukron jazakumullah Khairon katsiran.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh sebab itu, menulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 10 November 2015

Mei Sari Utami Harahap

xii

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka konseptual akuntabilitas
syariah........................................................................................................30

xiii

DAFTAR TABEL

1. Value added statement versi Baydoun dan Willet
(1994;2000)................................................................................................31
2. Perbedaan karakteristik akuntansi konvensional dengan akuntansi
syariah........................................................................................................32
3. Persamaan dan perbedaan elemen-elemen akuntansi dalam perumusan
standar untuk islamic accounting model versus British-America
model..........................................................................................................38
4. Tabel penelitian sebelumnya......................................................................41
5. Objek penelitian.........................................................................................59
6. Analisis annual report................................................................................59

xiv

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...............................................

i

SURAT PENGESAHAN KOMPREHENSIF ....................................................

ii

SURAT PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................

v

ABSTRACK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang diambil
1. Pengertian Bank ....................................................................... 12
2. Pengertian Syariah ................................................................... 14
3. Peranan Bank Syariah .............................................................. 16
4. Syariah Enterprise Theory ....................................................... 18
B. Kerangka Konsep Teoritis Akuntansi Syariah
1. Syariah Islam ........................................................................... 20
2. Standar Akuntansi Perbankan Syariah ..................................... 23
xv

3. Kerangka Dasar........................................................................ 24
4. Penyajian dan Pengungkapan Pelaporan Keuangan Bank
Syariah Berdasarkan Nilai Tambah ......................................... 28
5. Pengungkapan Nilai-nilai Islam (Islamic Values) Menurut
Para Ahli .................................................................................. 31
C. Penelitian Sebelumnya ................................................................... 41
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 44
B. Metode Pemilihan Sampel ...................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 46
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 47
sBAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 58
B. Analisa dan Pembahasan ......................................................................... 59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 94
B. Saran........................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perbankan Syariah sudah berkembang di berbagai negara, upaya untuk
melakukan implementasi sistem keuangan Islami empat dekade terakhir
berjalan begitu gencar, sehingga masyarakat islam tengah berupaya
mendorong perkembangan perbankan syariah tumbuh sehat dan konsisten
menjalankan prinsip syariah, serta tersebar luas hingga menjangkau lapisan
masyarakat yang membutuhkan.
Wacana tentang sistem keuangan islam atau sistem keuangan syariah
mulai muncul ketika sebuah institusi keungan berskala kecil diperkenalkan di
Mid Gamar Mesir dari 1963 sampai 1967, yang kemudian di ikuti dengan
pendirian lembaga tabung haji di Malaysia tahun 1971. Mengikuti sukses ini,
maka pada dekade 70-an beberapa institusi keuangan islam didirikan, dan
yang paling penting diantaranya adalah IDB (Islamic Development Bank) di
bawah sponsor OKI (Organisasi Konferensi Islam). Industri ini (Industri
keuangan islam) berkembang secara mengesankan sejak itu. (Agus Triyanta,
2009:209-228).
Tingginya

respon

terhadap

perbankan

syariah

dipicu

oleh

ketidakpuasan terhadap konsep dan operasi perbankan konvensional.
Penyerahan risiko usaha terhadap salah satu pihak dinilai melanggar norma
keadilan, dimana risiko penghimpunan dana sepenuhnya ditanggung oleh

1

bank, sebaliknya risiko kredit sepenuhnya ditanggung oleh debitur. Dalam
jangka panjang sistem perbankan konvensional juga berpotensi menyebabkan
penumpukan kekayaan pada segelintir orang yang memiliki kapital besar.
Menurut (Gudarzi Farahani, 2012:07), The International Monetary
Fund(IMF) menunjukkan dimana telah dinyatakan laporan dari Bank
Islam/Syariah adalah salah satu bagian yang merupakan pertumbuhannya
sangat pesat dalam industri keuangan dengan tingkat persenan 10-15
persenlebih pertumbuhan di dekade yang lampau, dan di dunia, aset Bank
Islam/Syariah di estimasikan bertumbuh sekitar 15 persen. Per tahunnya akan
mencapai $ 1 trillion di tahun 2016.
Hari ini, setelah kurang lebih empat dekade dari upaya pengenalan
pertamanya, institusi keuangan islam merupakan sebuah bisnis dengan
jaringan yang mendunia dan terdiri dari berbagai macam enterprise, sejak dari
perbankan asuransi, pasar modal, reksa dana dan berbagai institusi keuangan
lainnya. Meski demikian, diantara kesemuanya itu, perbankan islam telah
menunjukkan perkembangan yang sangat berarti, bahkan hari ini perbankan
islam di estimasi mengelola asset US $ 250-300 Milyar. Ini secara subtansial
dapat lebih tinggi lagi jumlahnya jika mengagregasikan retail dan sektor usaha
besar sekaligus. Perbankan islam hari ini beroperasi lebih di 75 negara, bukan
hanya di negara muslim tetapi telah tersebar melampaui Eropa, Amerika dan
Timur Tengah (Triyanta, 2009 : 209-228).
Perkembangan ini terus merebak ke berbagai negara yang berpenduduk
muslim untuk memperjuangkan perkembangan perbankan syariah dengan

2

berbagai

metode

yang

mungkin

dilakukan

oleh

masing-masing

negara.Tentunya hal ini dapat kita lihat perkembangannya melalui beberapa
hal, diantaranya adalah pada perkembangan produk yang dikembangkan pada
masing-maisng negara (Hasbulloh : Perbankan Syariah di Negara Muslim).
Selain pengungkapan keterkaitan dengan perbankan syariah, juga
pengembangan produk yang dikembangkan di berbagai negara muslim
diantaranya Indonesia, malaysia, Iran dan Bangladesh. Gerakan finansial
Islam telah tinggal landas dengan cukup berhasil dan tidak mungkin ada orang
yang mampu menarik ke belakang lagi. Bank-bank Islam individual tampak
cukup baik kinerjanya sejauh ini sekalipun banyak mengalami kesulitankesulitan dan kejutan-kejutan internal dan eksternal yang mereka alami.
Sejumlah besar pengalaman telah diperoleh, konsep-konsep makin lebih jelas,
kemajuan yang baik juga mulai diperlihatkan pada penggunaan metodemetode primer, penerimaan publik juga terus meluas, dan deposito yang
dimobilisasi dari kaum muslimin yang bahkan menyukai bank-bank
konvensional yang berbasis bunga juga mulai meningkat. Kebanyakan bankbank internasional yang besar telah memiliki unit atau perusahaan anak
(subsidiary companies) yang melaksanakan kegiatan perbankan islam. Dalam
laporan november yang dibuat oleh Moody’s Investor Service menunjukkan
bahwa bank-bank islam telah ikut membantu memulihkan keruntuhan
ekonomi global yang terjadi saat ini (Karaoub & Abbot, 2009. dalam Sutan
Remy Sjahdeini, 2014:53). Krisis keuangan global ternyata menjadi pemicu
bagi berkembangnya perbankan islam. Seperti dikatakan oleh Islamic Bank of

3

Britain bahwa peningkatan yang signifikan atas nasabah non-muslim bank
tersebut telah terjadi sejak krisis keuangan melanda Britania (Britain). Seperti
yang dikatakan oleh Steven Amos, kepala pemasaran dari Islamic Bank of
Britain bahwa, “Our core business will always be muslims but the numbers of
non-muslims are really picking up” (Daily Mail, 2008). Dunia barat yang
penduduknya sebagian besar non-muslim telah makin tertarik dengan
melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Hari itu terjadi
setelah mereka mengalami pukulan yang berat sehubungan dengan krisis
keuangan global yang dipicu oleh kasus subprime mortgages (Sutan Remy
Sjahdeini, 2014:53).
Namun demikian persoalan tetap ada tetapi tidak ada alasan untuk
percaya bahwa persoalan-persoalan ini tidak dapat diawasi. Gerakan ini
diharapkan akan terus memiliki momentum di masa yang akan datang selama
Islam tetap menjadi kekuatan di dunia muslim.
Meskipun institusi keuangan itu selalu berevolusi, kebangkitan
perbankan islam tidak dapat dikatakan sebagai semata-mata proses evolusi
dari industri keuangan yang ada. Harus dipahami bahwa pandangan hidup
muslim (worldview) yang melihat islam sebagai sebuah perangkat aturan dari
perilaku untuk seluru area kehidupan termasuk aspek ekonomi, merupakan
sebuah kekuatan pendorong (driving foce) atas kelahiran perbankan islam.
Sebagai institusi keuangan yang berbasis pada agama. Bisnis perbankan
syariah karenanya secara ketat didikte oleh ajaran agama, yakni Qur’an dan
Sunnah Rasulullah. Jadi adalah suatu hal yang pasti bahwa sistem perbankan

4

islam secara substansial berbeda dari perbankan konvensional. (Agus
Triyanta, 2009:211).
Perbedaan yang disebut diatas pada gilirannya mempengaruhi aspek
operasional dan produk yang ditawarkan oleh perbankan islam. Sebagai
institusi intermediary keuangan, bank islam dan juga bank konvensional yang
membuka layanan perbankan islam, menawarkan produk yang mencakup
berbagai simpanan dan skema pembiayaan dengan berdasarkan pada berbagai
kontrak yang ada dalam muamalah. Melalui produk ini misal dari perbankan
islam dapat tertunaikan yakni untuk menyediakan kebutuhan likuiditas yang
bebas dari bunga, yang hal ini sangat kontras dengan pesaing dari counterpart
konvensionalnya yang menyandarkan pada bunga dalam memperoleh
pendapatan.
Apabila kita terus cermati perkembangannya, sektor keuangan syariah
mengalami pertumbuhan yang cukup siginifikan. Salah satu yang menjadi
indikatornya adalah pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah yang
menjadi alternatif bagi para investor dan pelaku ekonomi yang menuntut
institusi dan instrumen keuangan (Islamic Financial Institution) yang
memenuhi ketentuan dan prinsip syariah (Syariah Compliance).
Di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia dengan
sistem

ekonomi

kapitalisnya,

lembaga

keuangan

syariah

kembali

membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan
syariah tetap

stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta

keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga,

5

peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah. Bahkan industri
keuangan syariah malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 triliun dollar.
Kesuksesan bank syariah ini disebabkan para investor lebih nyaman
jika menanamkan investasinya di lembaga-lembaga keuangan syariah
mengedepankan keadilan, menjauhi riba serta seluruh investasi dan produknya
dilakukan secara etis dan bertanggungjawab dari sisi sosial.
Sebagai hasil dari pandangan yang berdasarkan pada keyakinan agama
tersebut, perbankan islam menunjukkan kekhasannya yang sangat mencolok
dalam hal relasi antara bank dengan nasabah. Bank Islam boleh jadi memiliki
pengalaman relasi dengan nasabah dalam sebuah model yang berbeda jika
dibandingkan dengan perbankan konvensional. Hal ini tidak bermaksud untuk
mengatakan bahwa faktor ekonomi tidak begitu penting, akan tetapi bagi
nasabah yang beragama islam, afiliasi mereka terhadap bank islam boleh jadi
karena atas dasar keyakinan mereka atas sentimen agama. Ajaran islam yang
telah menetapkan bahwa riba adalah sesuatu yang harus dijauhi dan karenanya
orang muslim dilarang untuk bertransaksi dalam hal keuangan yang
mengandung unsur riba. Jadi dalam tingkat tertentu afiliasi nasabah muslim
terhadap bank mungkin bukan semata-mata karena alasan ekonomi tapi juga
karena alasan ideologis.
Atas dasar kekhasan seperti diatas satu hal yang pasti bahwa
terasosiasikannya perbankan islam dengan kata-kata islam atau syariah adalah
dikarenakan adanya kaitan yang erat antara aspek konseptual dan praktis dari
bisnis perbankan ini dan prinsip-prinsip islam atau syariah. Dengan kata lain,

6

adalah selalu benar untuk dapat dikatakan bahwa salah satu aspek mendasar
yang membedakan perbankan islam dan konvensional adalah kepatuhan pada
prinsip syariah (shari’ah compliance).
Terlebih lagi keberadaan industri ini juga sarat dengan moralitas dan
nilai-nilai agama Islam, sehingga perkembangannya akan merupakan refleksi
dari upaya implementasi nilai-nilai tersebut ke dalam operasional perbankan
syariah. Dengan memahami bahwa industri ini membawa sekaligus dua
dimensi nilai, yaitu nilai profesional dalam dunia keuangan dan nilai
kepatuhan atas prinsip-prinsip syariah, maka cakupan stakeholder industri ini
pun menjadi lebih luas.
Dibandingkan bank konvensional, bank syariah terhitung sebagai
industri cukup baru di dunia. Meski demikian, bank tanpa bunga ini mampu
bersaing dengan bank konvensional di berbagai negara. Bahkan, di Timur
Tengah, bank syariah tumbuh lebih pesat dibandingkan bank pesaingnya. Di
Indoensia, dalam beberapa tahun terakhir, perbankan syariah terus
menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari perkiraan. Bank-bank
konvensional mulai berlomba membuka divisi syariah karena melihat minat
masyarakat yang demikian tinggi pada produk perbankan syariah.
Bank syariah dari satu negara ke negara lain, selain memiliki persamaan
prinsip dan umum, juga memiliki perbedaan-perbedaan karena lingkungannya
yang berbeda. Perbedaan ini juga akan tercermin pada variasi penggunaan
akad yang berbeda dalam produk dan jasa yang ditawarkan bank syariah.
Faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut bermacam-macam,

7

antara lain: 1) sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara 2) aliran
pemikiran atau madzhab yang dianut oleh negara atau mayoritas penududuk
muslimnya 3) kedudukan bank syariah dalam undang-undang 4) pendekatan
pengembangan produk yang dipilih.
Kedudukan bank syariah dalam undang-undang sangat memengaruhi
ruang gerak bank syariah di negara tersebut. Bank syariah yang beroprasi di
bawah undang-undang perbankan sayariah akan lebih leluasa beroprasi secara
syariah dibandingkan dengan bank syariah yang beroprasi di bawah undangundang perbankan secara umum. Karena karakteristik bank syariah yang khas
dan berbeda dengan bank konvensional, bank syariah akan terbelengu ruang
geraknya apabila dibatasi dengan undang-undang perbankan konvensional.
Dengan adanya perbedaan tersebut produk, jasa, dan instrumen
keuangan syariah yang ada dan dipasarkan dalam satu negara mungkin tidak
ditawarkan di negara lain karena ulama negara tersebut berpendapat akad yang
dipergunakan tidak sesuai dengan prinsip syariah sesuai dengan madzhab
yang dianut oleh negara atau Muslim di negara tersebut. Sebagai contoh, akad
BBA di Malaysia menggunakan akad bay’ al-Inah di dalamnya yang dianggap
tidak sesuai dengan prinsip syariah oleh ulama Timur Tengah maupun
Indonesia.
Perbedaan-perbedaan tersebut membuat produk, jasa, dan instrumen
keuangan syariah di dunia sangat berbeda-beda, bervariasi, dan tidak ada
standar. Untuk itu, lembaga keungan internasional seperti IFSB (Islamic
Financial Services Board) dan AAOIFI (Accounting and Auditing

8

Organization of Islamic Financial Institution) adalah dua lembaga keuangan
islam yang bertugas untuk melakukan persamaan, standarisasi produk, dan
operasi bank syariah secara internasional.
Dalam praktinya dunia perbankan syariah di indonesia menerapkan tiga
standar sekaligus dalam kegiatan operasionalnya, standar tersebut ialah:
standar AAOIFI berguna untuk penyeragaman ketentuan dan aturan seperti
pengukuran, pengakuan dan pelaporan dalam produk yang dikeluarkan oleh
perbankan yang bersangkutan khususnya bila berkaitan dengan institusi
keuangan dan perbankan islam di luar negeri.
PSAK syariah berguna sebagai pedoman bank syariah dalam
melaksanakan kegiatan nya di dalam negeri, PSAK ini juga berfungsi sebagai
standar dalam menjaga kepercayaan stakeholder terhadap mereka yang
dibuktikan dengan syariah compliance. Dan yang terakhir, standar IFRS,
standar ini sebenarnya berfungsi untuk menyeragamkan pengukuran,
pengakuan dan pelaporan entitas keuangan diseluruh dunia. Namun, karena
tidak semua standar yang ada mengatur khusus tentang perbankan syariah
maka standar AAOIFI lah yang menjadi pedoman utama bagi institusi
keuangan dan perbankan syariah di indonesia dalam hubungan dengan bank
maupun stakeholder di luar negeri.
Kesimpulannya, bahwa standar yang digunakan oleh perbankan syariah
sebagian besar mengikuti standar AAOIFI yang di adopsi ke dalam PSAK
syariah namun dalam kaitannya dengan standar IFRS juga diterapkan selama
tidak bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai syariah. Maka dari itu,

9

peneliti mengangkat judul berupa “Komparasi Peran Perbankan Syariah
Antar Negara Indonesia, Malaysia, Bahrain dan Uni Emirate Arab di
Tinjau dari Laporan Keungan” dengan melakukan analisis Islamic Values
terhadap laporan keuangan tahunan di setiap perusahaan bank syariah di
negara-negara yang telah di tentukan oleh peneliti.
Penelitian ini merujuk kepada penelitian sebelumnya, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Ika Budiarti (2012) yang berjudul “Analisis
Pengungkapan Islamic Values dalam Pelaporan Keuangan Bank Syariah
menurut

Paradigma

Akuntansi

Syariah

Filosofis-Teoritis”. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari penelitian Ika Budiarti
(2012), peneliti mengambil variabel “pengungkapan Islamic Values dalam
Laporan Keuangan Bank Syariah”. Perbedaannya, pada penelitian Ika Budiarti
hanya menganalisis langsung pengungkapan Islamic Values pada laporan
keuangan bank-bank umum syariah yang ada di indonesia sedangkan
penelitian ini, menganalisis langsung pengungkapan Islamic Values pada
laporan keuangan bank-bank syariah yang ada di negara Indonesia, Malaysia,
Bahrain dan UEA (Uni Emirat Arab) kemudian

membandingkan

bank

syariah mana di antara negara tersebut yang lebih banyak mengungkapkan
nilai-nilai Islam (Islamic Values).

10

B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat masalah mengenai :
1. Apakah dalam laporan keuangan tahunan bank syariah di Indonesia,
Malaysia, Bahrain dan UEA (Uni Emirat Arab) telah mengungkapkan
nilai-nilai keislamannya (Islamic Values)?
2. Bagaimanakah perbandingan pengungkapan nila-nilai islam (Islamic
Values) dalam pelaporan keuangan tahunan antar Bank Syariah di
Indonesia, Malaysia, Bahrain, dan UEA (Uni Emirat Arab)?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.

Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis apakah bank sayriah telah mengungkapkan
nilai-nilai islam dalam laporan keuangan tahunannya di Negaranegara yang akan diteliti oleh peneliti, seperti: Indonesia,
Malaysia,Bahrain dan UEA (Uni Emirat Arab).
b. Negara manakah yang lebih banyak mengungkapkan nilai-nilai
islam di laporan keuangan tahunannya.

2.

Manfaat Penelitian
a. Memberikan bukti empiris tentang negara manakah yang lebih
banyak dalam mengungkapkan nilai-nilai islam apakah negara:
dalam negeri (Indonesia) dengan di luar negeri (Malaysia, Bahrain,
UEA (Uni Emirat Arab).

11

b. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian mengenai
pengkajian ilmu akuntansi syariah dalam perbedaan-perbedaan
pencatatan laporan keuangannya disetiap Negara.
c. Bagi penulis
Melalui penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan
membuka wawasan mengenai ilmu akuntansi syariah dan juga
perbedaan-perbedaan yang terdapat di perbankan syariah diseluruh
dunia. Khususnya dinegara-negara yang diteliti oleh peneliti.

12

BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN BANK
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 perubahan Undangundang No.7 tahun 1992 tentang perbankan:
“Bank adalah lembaga yang mengumpulkan dana dari masyarakat
berupa simpanan dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman dan
bentuk lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perbankan
adalah semua yang menyangkut tentang kelembagaan, menyangkut
keuangan, kegiatan usaha serta aturan dan proses didalam melakukan
kegiatannya”.
Selain itu banyak pakar yang memberikan defenisi mengenai bank,
antara lain sebagai berikut:
Menurut Muchdarsyah Sinungan:
“Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang
berfungsi sebagai finansial intermediary atau perantara keuangan
dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan yang
kekurangan dana. Sebagai lembaga institusi yang penting
peranannya dalam masyarakat bank adalah suatu lembaga keuagan
yang kekgiatan pokoknya mengumpulkan uang, memberikan
pinjaman dan jasa didalam aktifitas kegiatan beredarnya uang. Bank
mengumpulkan dan menampung simpanan uang dari masyarakat (to
receive deposits) bisa berupa tabungan, giro, deposito. Uang tersebut
akan dihimpun dan dikembalikan lagi untuk keperluan masyarakat
dalam bentuk pinjaman (to make loans)”.
Menurut H. Abdurrachman:
“Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda
berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan lain dan lainnya”.

12

Menurut F. E. Ferry:
“Bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan
uang, simpanan dari nasabah, menyediakan dana atas setiap
penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah,
memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan
tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali”.
Dari beberapa pemaparan para ahli diatas mengenai pengertian
Bank, peneliti berpendapat bahwa Bank merupakan instasi yang bergerak
dibidang jasa keuangan yang melakukan banyak kegiatan seperti,
penghimpunan dana melalui berbagai instrumen dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan
dunia usaha serta melakukan jasa-jasa keuangan lainnya seperti transfer,
jasa kliring dan lainnya.
Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan perbankan antara lain:
(Kasmir, 2003, hal.12)
a. Mengumpulkan dana
Maksudnya adalah mengumpulkan dana yang beredar di
masyarakat, dikelola untuk dikembalikan lagi untuk keperluan
masyarakat. Kegiatan penghimpunan dana ini disebut dengan istilah
Funding.
b. Mengelola dana yang terkumpul untuk dikembalikan lagi ke
masyarakat.
Maksudnya adalah dana yang telah dikumpulkan dan dikelola
dikembalikan lagi ke masyarakat bisa berbagai macam bentuknya
misalnya untuk bank konvensional bisa berupa pemberian pinjaman
atau kredit apabila masyarakat membutuhkan, sedangkan
pembiayaan adalah istilah yang ada di bank syariah. Kegiatan yang
dilakukan oleh perbankan untuk menyalurkan dana ini disebut
dengan istilah lending
c. Memberikan jasa bank lainnya.
Selain mengumpulkan dana, mengelola dan mengembalikan
lagi ke masyarakat perbankan juga mempunyai kegiatan yang lain
misalnya bisa sebagai lembaga yang memberikan pembayaran
kompensasi bisa berupa gaji, pensiun, tunjangan hari tua, ataupun
hadiah. Melalui bank kita juga bisa melakukan berbagai macam

13

pembayaran mulai dari membayar listrik, kartu kredit, sekolah,
telepon, air, sampai membayar rumah. Bank juga bisa sebagai
tempat penagihan/ inkaso, pengiriman uang/ transfer, penjualan mata
uang asing/ valas, menyimpan dokumen (save deposit box) dan
masih ada beberapa jasa lainnya yang bisa dilayani oleh bank.

2. Pengertian Syariah
Pada saat terjadi permasalahan pada bank konvensional serta krisis
moneter, kehadiran bank syariah telah memberikan jalan keluar bagi
pelaku bisnis. Bank islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah,
adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.
Bank syariah dapat juga diartikan sebagai lembaga keuangan atau
perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan
Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW. (Ahmad Gozali, 2004.
Dalam Budi Utami, 2010 :05).
Bank Syariah adalah tipe bank yang mendunia, meskipun bank islam
memiliki karakter tersendiri. Kelebihan bank islam memainkan dua fungsi
dasar, yaitu manajement investasi dan bank perniagaan (Rifat Ahmed
Abdul Karim, 2001:178).
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan

pembiayaan

dan

jasa-jasa

lainnya,

dalam

lalulintas

pembiayaan serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip islam (Muhammad, Manajemen Syariah, 2002) bank
syariah adalah bentuk perbankan yang mengikuti suatu ketentuanketentuan syariah islam (Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan,
Jakarta).

14

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Meskipun secara
sistem perbankan syariah telah menunjukkan kinerja keuangan yang lebih
baik, sistem perbankan syariah sementara ini masih memberikan tingkat
return yang lebih rendah kepada nasabah dibandingkan dengan yang dapat
diberikan oleh perbankan konvensional. Peningkatan efisiensi operasional
yang berdampak pada perbaikan tingkat return bermitra dengan bank
syariah yang mana selain mengharapkan jasa keuangan yang sesuai
dengan syariah, juga tentunya mengharapkan tingkat return yang lebih
baik.
Menurut Anaour hasan,”Secara empirik bahwa bank syariah lebih
memberikan keuntungan yang lebih dibanding dengan bank konvensional
dengan menggunakan neraca atau pembukuan yang sama”. (Hassoune,
Islamic bank’s profitability in an interest rate cycle, international journal
of islamic financial service, vol.4, No.2)
Pendapat lain mengatakan “Bank Syariah menjaga prinsip-prinsip
yang diterima umum tentang pembagian laba rugi di sisi kewajibannya.
Setidaknya sebatas prinsip saja. Nasabah bank syariah tidak mendapat
bunga di rekekning mereka, tapi untuk simpanan atau investasi akan
mendapatkan bagi hasil, Bank Syariah menggunakan pembukuan khusus
agar penyaluran profitnya dapat digunakan secara perlahan-lahan (juga

15

pada penyaluran profit/nisbahnya)”. (Mahmoud A. El- Gamal, Interest and
The Paradox of Contemporary Islamic Law and Finance.)
Jadi bank syariah suatu bank yang menggunakan sistem syariah
berlandaskan Al-Quran dan Hadist terutama menyangkut tata cara
muamalat secara islam yang dapat digunakan secara universal (Budi
Utami, 2010:05).

3. Peranan Bank Syariah
Upaya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya merupakan
tujuan yang bisa dicanangkan oleh bank komersial. Hal ini berbeda dengan
bank syariah yang didirikan untuk mengembangkan jasa serta produk
berdasarkan sistem syariah islam.
Prinsip utama bank syariah terdiri atas larangan atas riba pada semua
jenis transaksi sehingga pelaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan
(equality), keadilan (fairness) dan keterbukaan (transparancy). Bank
syariah dalam menjalankan usahanya menyelaraskan antara tujuan profit
dengan aspek moralitas islam yang melandasi semua operasionalnya,
karena itu bank syariah melakukan pembentukan kemitraan yang saling
menguntungkan yang didapat harus dari usaha dengan cara yang halal.
Bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang
dikeluarkan oleh bank syariah. Melalui pembiayaan ini bank syariah dapat

16

menjadi mitra dengan nasabah sehingga hubungan bank syariah dengan
nasabah adalah hubungan kemitraan
Peranan bank syariah secara khusus:
1. Menjadi perekat naasionalisme baru
2. Memberdayakan ekonomi umat dengan beroperasi secara transparan
3. Memberikan return yang lebih baik
4. Mendorong penurunan spekulasi dari pasar keuangan
5. Mendorong pemerataan pendapatan
6. Peningkatan efisiensi mobilitas dana.
Peranan bank syariah menurut AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution). Fungsi dan peranan bank
syariah terbagi atas empat yaitu (tim pengembangan perbankan syariah
IBI) :
1. Sebagai manajer investasi
2. Sebagai investor
3. Sebagai penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran
4. Pelaksanaan kegiatan sosial
Sistem perbankan syariah berbeda dengan sistem perbankan
konvensional karena sistem keuangan dan perbankan syariah adalah
merupakan subsistem dari suatu sistem ekonomi islam yang cakupannya
lebih luas. Oleh karena itu, perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk
menghasilkan profit secara komersial, namun di tuntut secara sungguhsungguh menampilkan realisasi nilai-nilai syariah.

17

Tujuan dari pendirian bank-bank islam ini umumnya adalah untuk
mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip islam,
syariah, dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta
bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang dianut oleh bank syariah
adalah:
1. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi
2. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada
memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah
3. Menumbuhkembangkan zakat.
Sepanjang praktek perbankan konvensional tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip islam, maka bank-bank syariah telah mengadopsi
sistem dan prosedur perbankan yang ada. Namun, bila terjadi pertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah, maka bank-bank syariah merencakan dan
menerapkan prosedur mereka sendiri guna menyesuaikan aktivitas
perbankan mereka dengan prinsip-prinsip syariah islam. Untuk itu maka
dewan syariah berfungsi memberikan masukan kepada perbankan syariah
guna memastikan bahwa bank syariah tidak terlibat dalam unsur-unsur
yang tidak disetujui oleh islam (Budi Utami, 2010:06).

4. Teori Shariah Enterprise (Shariah Enterprise Theory)
Dari beberapa konsep teoritis yang ada, maka konsep teoritis yang
mampu memberikan dasar dalam pembentukan prinsip dan teknik
akuntansi yang menghasilkan bentuk akuntabilitas dan informasi yang
dibutuhkan oleh stakeholders adalah enterprise theory. Shariah enterprise

18

theory merupakan enterprise theory yang telah diinternalisasi dengan nilainilai islam guna menghasilkan teori yang transendental dan lebih humanis.
Teori ini mengakui adanya pertanggungjawaban tidak hanya kepada
pemilik perusahaan saja melainkan kepada kelompok stakeholders yang
lebih luas. Menurut Enterprise Teori, stakeholders meliputi Tuhan,
manusia, dan alam. Tuhan merupakan pihak paling tinggi dan menjadi
satu-satunya tujuan hidup manusia. Dengan menempatkan Tuhan sebagai
stakeholder tertinggi, maka tali penghubung agar akuntansi syariah tetap
bertujuan

pada

“membangkitkan

kesadaran

ke

Tuhanan”

para

penggunanya tetap terjamin. Konsekuensi menetapkan Tuhan sebagai
stakeholder tertinggi adalah digunakannya sunnatullah sebagai basis bagi
konstruksi akuntansi syariah. Intinya adalah bahwa dengan sunnatullah ini,
akuntansi syariah hanya dibangun berdasarkan pada tata-aturan atau
hukum-hukum Tuhan. (Triyuwono, 2003)
Stakeholder pada theory enterprise dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu direct-stakeholder dan inderect-stakeholder. Direct
stakeholder merupakan pihak-pihak yang secara langsung memberikan
kontribusi pada perusahaan, baik dalam bentuk keuangan (financial
contribution) maupun non-keuangan. Karena mereka memberikan
kontribusi kepada perusahaan, maka mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Sementara yang dimaksud
dengan inderect stakeholder adalah pihak-pihak yang sama sekali tidak
memberikan kontribusi kepada perusahaan (baik secara keuangan maupun

19

non-keuangan), tetapi secara syariah mereka adalah pihak yang memiliki
hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan.
Golongan stakeholder terkahir dari theory enterprise adalah alam.
Alam adalah pihak yang memberikan kontribusi bagi hidup-matinya
perusahaan sebagaimana pihak Tuhan dan manusia. Perusahaan eksis
secara fisik karena didirikan di atas bumi, menggunakan energi yang
tersebar di alam, memproduksi dengan menggunakan bahan baku dari
alam, memberikan jasa kepada pihak lain dengan menggunakan energi
yang tersedia di dalam dan lain-lainnya. Namun demikian, alam tidak
menghendaki distribusi kesejahteraan dari perusahaan dalam bentuk uang
sebagaimana yang diinginkan manusia. Wujud distribusi kesejahteraan
berupa kepedulian perusahaan terhadap kelestarian alam, pencegahan
pencemaran, dan lain-lainnya.

B. KERANGKA KONSEP TEORITIS AKUNTANSI SYARIAH
1.

Syariah Islam
Akuntansi yang berbasis syariah islam dapat dijelaskan melalui
grass root dimilikinya yakni akuntansi dan syariah. Akuntansi memiliki
banyak

defenisi

Diantaranya

menurut

Committe

on

Accounting

Terminology dari American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) menyatakan bahwa, “ akuntansi adalah seni mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas dalam bentuk yang berarti dan dalam
unit financial tentag transaksi–transaksi dan events, yang paling tidak,

20

memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasil–hasilnya”
(Triyuwono, 2006: 42).
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
membuat Statement of the Accounting Principle Board, No. 4 yang
menyatakan bahwa “akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah
memberikan informasi kuantitatif, terutama financial information, tentang
entitas bisnis yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat economic
decison dalam membuat alternatif yang rasional diantara beberapa
alternatif tindakan” (Triyuwono, 2006: 12)
“akuntansi sebagai sebuah aktivitas yang dirancang untuk
mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi tentang
economic entity yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat
keputusan-keputusan ekonomi” (Triyuwono, 2006: 15).
Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) syariah merupakan ketentuan
hukum islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah
dan larangan, baik yang berhubungan dengan hablumminalloh mapun
hablumminannas dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku
umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara
hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepenting (stakeholder) entitas
yang melakukan transaksi syariah.
Menurut Nurhayati (2009) menyatakan defenisi akuntansi syariah
sebagai berikut “Muhasabah (akuntansi syariah), yaitu suatu aktivitas
yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-

21

tindakan, keputusan-keputusan yag sesuai dengan syariat, dan jumlahjumlahnya, didalam catatan-catatan refresentatif, serta berkaitan dengan
pengukuran hasil-hasil keuangan berimplikasi pada transaksi-transaksi,
tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut untuk membantu
pengambilan keputusan yang tepat”.
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah
SWT. (Kariyoto, 2013: 2)
Akuntansi syariah pada hakikatnya adalah penggunaan akuntansi
dalam menjalankan syariah islam. Akuntansi islam adalah “meta rule”
yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum
syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan
akuntansi islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief”
yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggungjawab
sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang
akan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Tuhan yang
memiliki akuntansi sendiri (rakib dan Atid) yang mencatat semua
tindakan manusia bukan saja pada bidang ekonomi, tetapi juga masalah
sosial dan pelaksanaan hukum syariah lainnya. Maka dari beberapa
pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa akuntansi Islam adalah
proses pencatatan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang terjadi
dalam perusahaan dengan menggunakan aturan yang sesuai dengan AlQuran dan Al-Hadist.

22

2. Standar Akuntansi Perbankan Syariah
Langkah pengembangan standar akuntansi keuangan bank syariah
sudah dimulai sejak tahun 1987. Kehadiran akuntansi syariah merupakan
tuntutan dari lahirnya lembaga-lembaga ekonomi yang berbasis syariah
termasuk didalamnya adalah bank syariah. Akuntansi yang digunakan
sementara ini oleh lembaga-lembaga keuangan syariah adalah PSAK
(Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) No. 59 tahun 2003, yaitu
diterbitkan oleh IAI. Akuntansi bank syariah adalah akuntansi yang
berhubungan dengan aspek-aspek lingkungan. Karena syariah adalah
mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik,
sosial dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah berhubungan dengan
seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya adalah akuntansi.
PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) No. 59 secara resmi
dikeluarkan pada tanggal 1 Mei 2002 dan secara resmi diterapkan sejak 1
Januari 2003 oleh Dewan Standar Akunt