ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia Dan Malaysia Periode 2014.
i
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA
PERIODE 2014
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh: GURUH IRIYANTO
B100120409
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
(2)
(3)
1
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA
PERIODE 2014 GURUH IRIYANTO
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: guruhiriyanto11@gmail.com
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dan perbankan syariah di Malaysia. Jika ditinjau secara mendalam Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim yang hampir 90% dari total masyarakat, prospek ekonomi yang begitu cerah berkisar 6%-6,5% dan sumber daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying
transaksi industri keuangan syariah. Namun rangking perbankan syariah Indonesia hanya mampu menduduki peringkat ketujuh dunia yang jauh lebih rendah daripada Malaysia yang mampu menduduki peringkat kedua dunia.
Untuk mengevaluasi kinerja bank, penelitian ini menggunakan metode RGEC (Risk yang diwakilioleh rasio FDR (Financing to Deposit Ratio),
penilaian Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan sendiri, Earnings yang diwakili oleh rasio ROA (Return On Assets), dan Capital yang diwakili oleh rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Sistem penilaian ini menggunakan rasio yang dilanjutkan dengan melakukan uji beda dengan menggunakan Menn-Whitney test.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dikedua rasio yaitu rasio FDR perbankan syariah Indonesia jauh lebih baik dibandingkan perbankan syariah di Malaysia, ini menujukan bahwa pemanfaatan dana yang masuk untuk pembiayaan perbankan Indonesia cukup efisien tetapi rasio ROA menunjukan bahwa perolehan laba dari perbankan Malaysia jauh lebih baik yang berarti efisiensi usaha dalam mengatasi profil risiko sangat efektif. Sedangkan kedua penilaian yang lain yaitu GCG dan CAR, tidak menunjukan perbedaan.
Kata kunci: Kinerja, Metode RGEC, dan Bank Syariah Indonesia dan Malaysia ABSTRACT
This research was conducted to compare the financial performance of Islamic banking in Indonesia and Islamic banking in Malaysia. If reviewed in depth Indonesia has a Muslim population of nearly 90% of the total community, the economic outlook is so bright range from 6% -6.5%, and abundant natural resources that can be used as underlying Islamic finance industry. However, the ranking of Indonesian Islamic banking only able to occupy the world's seventh ranked much lower than Malaysia were able to occupy the second rank world.
(4)
2
To evaluate the performance of the bank, this study using RGEC (Risk represented by the ratio of FDR (Financing to Deposit Ratio), assessment of Good Corporate Governance (GCG) or corporate governance, Earnings represented by ROA (Return on Assets), and Capital represented by the CAR (Capital Adequacy ratio). the scoring system uses a ratio that continued to test the difference by using Menn-Whitney test.
The results showed that there were significant differences in both the ratio is the ratio FDR Indonesian islamic banking is far better than the islamic banking in Malaysia, will be directing that the utilization of funds for financing the Indonesian banking system is quite efficient but ROA shows that the profitability of the banking Malaysia much more well meaning business efficiency in addressing the risk profile is very effective. While the two other judgments, namely GCG and CAR, shows no difference.
Keywords: Performance, Methods RGEC, and Bank Syariah Indonesia and Malaysia.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dalam konsep islam, aktivitas komersil, jasa, dan perdagangan harus disesuaikan dengan prinsip islam diantaranya “bebas bunga”. Hal inilah yang menjelaskan tahap awal pembentukan bank islam atau bank syariah yang dikenal dengan bank “bebas bunga” (Umam, 2013:16).
Mengingat dari filosofi perbankan syariah yang berasaskan alquran dan sunnah, perkembangan perbankan syariah begitu mudah diterima dimasyarakat dan kemajuanya pun begitu pesat hingga sekarang ini. Hal ini
merupakan hal yang positif bagi perkembangan bank syariah. Namun disisi lain, persaingan antar perbankan syariah akan menjadi semakin sulit. Hal inilah yang harus segera diantisipasi. Salah satu langkah antisipasinya adalah dengan cara meningkatkan kinerja keuangan. Dalam hal ini, maka diperlukan suatu penilaian kinerja keuangan guna mengetahui posisi keuangan bank syariah saat ini.
Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing bank. Akan tetapi hal ini berarti dibutuhkan suatu cara tertentu untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. (Prastowo dan Julianty, 2008:80).
(5)
3 Dalam persepektif bisnis ada prinsip “belajarlah” dari kompetitor tanpa harus kehilangan jati diri (Alwi, 2013:202). Hal ini bukan tanpa alasan karena. Dengan jumlah penduduk hanya 25 juta jiwa, itupun hanya 60% muslim, aset perbankan syariah di Malaysia mencapai 20% dari total aset perbankan secara keseluruhan. Sedangkan di Indonesia, dengan 250 juta jiwa penduduknya dan lebih 80% muslim. Aset bank syariah tidak sampai 3% dari jumlah aset bank keseluruhan
Menurut Halim (2012:1), sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, sudah selayaknya Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah di dunia mengingat potensi Indonesia diantaranya:
1. Jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi di industri keuangan syariah. 2. Prospek ekonomi yang cerah,
tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi (kisaran 6,0%-6,5%)
3. Peningkatan sovereign credit
rating Indonesia menjadi
investment grade
4. Memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying
transaksi keuangan syariah. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan dari bank syariah di Indonesia?
2. Bagaimana kinerja keuangan dari bank syariah di Malaysia? 3. Bagaimana perbandingan tingkat kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan di Malaysia?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis kinerja keuangan dari bank syariah di Indonesia.
2. Untuk menganalisis kinerja keuangan dari bank syariah di Malaysia.
3. Untuk menganalisis perbedaan tingkat kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan di Malaysia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi : 1. Bagi akademisi, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur mengenai kinerja keuangan perbankan syariah
2. Bagi praktisi, khususnya manajemen bank syariah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan 3. Bagi pemerintah, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pertimbangan kebijakan disektor perbankan syariah.
(6)
4
KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran yang komparatif (Helferd, 1996:67).
Begitu juga dengan kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. B. Metode (Pendekatan) RGEC
Penilaian terhadap kinerja keuangan bank dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu
Risk Profile (profil resiko), GCG
(Good Corporate Governance),
Earnings (rentabilitas), dan
Capital (permodalan). Pedoman dalam mengukur indikator Risk
Profile, GCG, Earnings, dan
Capital oleh Bank Indonesia diatur selengkapnya dalam Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, tentang penilaian kesehatan Bank Umum. (Permata dkk, 2015:2) 1. Risk Profile (Profil Risiko)
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian terhadap faktor
profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate governance
adalah konsep untuk peningkatan kinerja perusahaan melalui supervise atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap
stakeholder dengan didasarkan pada kerangka peraturan (Mandasari,2015:367).
3. Earnings (Laba)
Salah satu tujuan utama suatu bank pada umumnya adalah untuk memperoleh keuntungan. Dengan mengukur tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (profit) tersebut maka dapat diketahui tingkat kinerja keuangan suatu bank.
4. Capital (Permodalan)
Capital (permodalan), yaitu metode penilaian kinerja bank yang berdasarkan permodalan yang dimiliki bank tersebut. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang yang diuji kebenaranya dan dipakai sebagai pedoman dalam pengumpulan data
(7)
5 Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut : Ha1:Berdasarkan Financing to Deposit Ratio(FDR), terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan di Malaysia. Ha2:Berdasarkan Good Corporate
Governance (GCG), terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan di Malaysia. Ha3:Berdasarkan Return On Asset
(ROA), terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan di Malaysia. Ha4:Berdasarkan Capital Adequec
Ratio (CAR), terdapat
perbedaan signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan di Malaysia. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan masing-masing bank syariah di Indonesia dan Malaysia. Jumlah bank syariah di Indonesia mencapai 11 bank sementara di Malaysia terdapat 15 bank.
Sedangkan didalam penelitian ini, sampel yang digunakan peneliti adalah laporan keuangan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia selama satu periode yaitu periode 2014. B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder ( diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, diolah dan dicatat oleh pihak lain). Data diperoleh dari situs www.bi.go.id untuk bank syariah diIndonesia dan www.bnm.gov.my untuk bank syariah di Malaysia. Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh masing-masing bank periode 2014.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel FDR
(Financing to Deposit) untuk mewakili Risk, GCG (Good Corporate Governance) untuk tata kelola perusahaan, ROA (Return On Assets) untuk mewakili
Earnings, dan CAR (Capital Adequacy Ratio) untuk mewakili
Capital sebagai variabel dependen.
Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja keuangan bank METODE ANALISIS
A. Analisis Deskriptif
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis penelitian deskriptif, bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau suatu masyarakat tertentu. Dalam penelitian deskriptif bias harus diperkecil dan tingkat keyakinan harus maksimal (Sukandarrumidi, 2006:104).
(8)
6 Namun istilah analisis deskriptif menurut Kuncoro (2013:198), memiliki arti yang sulit didefinisikan karena menyangkut berbagai macam aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.
Analisis deskriptif ini digunakan peneliti untuk menjelaskan dan menghitung angka rasio keuangan yang dipakai yaitu FDR, GCG, ROA, dan CAR pada bank syariah di Indonesia dan bank syariah di Malaysia periode 2014.
B. Analisis Statistik
Analisis statistik dalam penelitian ini termasuk analisis statistik non parametrik karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak menerapkan parameter, ukuran maupun syarat-syarat tertentu mengenai sebaran data harus normal, linear maupun homogen.
Menurut Siregar (2015:272), statistik nonparametrik merupakan bagian statistik yang parameter populasinya atau data tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan dan variansnya tidak perlu homogen.
Adapun pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji peringkat
bertanda Mann-Whithney (uji U). Uji Mann-Whithney digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel bebas (independent). Agar kedua kelompok ekuivalen dalam segala hal IQ, ekonomi, dan lain-lain (Kadir, 2015:488).
Pengambilan keputusan:
1. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dan perbankan syariah di Malaysia.
2. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, tidak terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dan perbankan di Malaysia.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif
1. Analisis deskriptif bank syariah di Indonesia
Statistics
FDR GCG ROA CAR N Valid 11 11 11 11
Missing 15 15 15 15 Mean .97909 1.72727 .00782 .20409
Std. Deviation .206215 .467099 .013891 .114284
Minimum .821 1.000 -.019 .129
Maximum 1.578 2.000 .036 .521
Sumber: Data diolah 2015
Berdasarkan tabel diatas variabel FDR memiliki nilai minimum 0,821 dan nilai maksimum 1,578. Nilai
(9)
rata-7 rata sebesar 0,9791 dengan standar deviasi sebesar 0,2061, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam FDR karena nilai rata-rata 0,979>0,2061 dari simpangan bakunya.
Pada variabel GCG memiliki nilai minimum 1,000 dan nilai maksimum 2,000. Nilai rata-rata sebesar 1,727 dengan standar deviasi sebesar 0,4671, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam GCG karena nilai rata-rata 1,727> 0,4671 dari simpangan bakunya.
Pada variabel ROA memiliki nilai minimum -0,019 dan nilai maksimum 0,36. Nilai rata-rata sebesar 0,0078 dengan standar deviasi sebesar 0,0139 dapat diartikan tidak adanya variasi yang terdapat dalam ROA karena nilai rata-rata 0,007 < 0,013 dari simpangan bakunya.
Pada variabel CAR memiliki nilai minimum 0,129 dan nilai maksimum 0,521. Nilai rata-rata sebesar 0,204 dengan standar deviasi sebesar 0,114, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam CAR karena nilai rata-rata 0,204 > 0,114 dari simpangan bakunya.
2. Analisis deskriptif bank syariah di Malaysia
Statistics
FDR GCG ROA CAR
N Valid 15 15 15 15
Missing 11 11 11 11
Mean .89980 1.40000 .01793 .16713
Std. Deviation .286489 .507093 .007685 .032739
Minimum .626 1.000 .008 .133
Maximum 1.651 2.000 .034 .253 Sumber: Data diolah 2015
Berdasarkan tabel di atas, variabel FDR memiliki nilai minimum 0,626 dan nilai maksimum 1,651. Nilai rata-rata sebesar 0,899 dengan standar deviasi sebesar 0,286, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam FDR karena nilai rata-rata 0,89> 0,28 dari simpangan bakunya.
Pada variabel GCG memiliki nilai minimum 1,000 dan nilai maksimum 2,000. Nilai rata-rata sebesar 1,40 dengan standar deviasi sebesar 0,507, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam GCG karena nilai rata-rata 1,40 > 0,507 dari simpangan bakunya.
Pada variabel ROA memiliki nilai minimum 0,008 dan nilai maksimum 0,034. Nilai rata-rata sebesar 0,017 dengan standar deviasi sebesar 0,007, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam ROA karena nilai rata-rata 0,017 > 0,007 dari simpangan bakunya.
(10)
8 Pada variabel CAR memiliki nilai minimum 0,133 dan nilai maksimum 0,523. Nilai rata-rata sebesar 0,167 dengan standar deviasi sebesar 0,032, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam CAR karena nilai rata-rata 0,167 > 0,032 dari simpangan bakunya.
B. Analisis Statistik 1. Faktor Risk Profile
Diperoleh nilai �hitung rasio FDR dilihat pada test statistics sebesar -2,440 yang berada diluar �tabel ± 1,96 dengan signifikansi = 0,015 atau 1,5% < 5% maka H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan.
2. Faktor Good Corporate Governance
Diperoleh nilai nilai �hitung rata-rata GCG dilihat pada test statistics sebesar -1,622 yang berada diantara �tabel ± 1,96 dengan signifikasi = 0,105 atau 10,5 > 5% maka H0 diterima yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 3. Faktor Earnings
Diperoleh nilai �hitung rasio ROA dilihat pada test statistics sebesar -2,235 yang berada diluar �tabel ±1,96 dengan signifikansi = 0,025 atau 2,5% < 5% maka H0 ditolak yang berarti bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan.
4. Faktor Capital
Diperolah nilai �hitung rasio CAR dilihat pada test statistics sebesar -1,246 yang berada diantara �tabel ±1,96 dengan signifikansi = 0,213 atau 21,3% > 5% maka H0 diterima yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis menunjukan bahwa, tingkat signifikansi FDR = 0,015 < 0,05, Hal ini berarti kedua varian populasi terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan dari nilai
Sum Of Rank di dapat nilai 195,50 >155,50. Hal ini berarti bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia pada tahun 2014 disektor pengedalian Risk.
Disisi GCG (Good Corporate Governance, tingkat signifikansi GCG = 0,105 > 0,05. Hal ini berarti kedua varian populasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari nilai Sum Of Rank didapat nilai yang sama yaitu sebesar 175,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia adalah sama dan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan perbankan
(11)
9 syariah di Malaysia tahun 2014 disektor GCG (Good Corporate Governance) atau tata kelola peusahaan.
Disisi ROA, signifikansi ROA = 0,025< 0,05. Hal ini berarti kedua varian populasi terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai Sum Of Rank di dapat nilai 105,50 < 245,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia pada tahun 2014 disektor perolehan laba (Earnings).
Sedangkan disisi CAR, signifikansi CAR = 0,604 > 0,05. Hal ini berarti kedua varian populasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai
Sum Of Rank di dapat nilai 158,50 <192,50. Sehingga ini berarti bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia pada tahun 2014 hanya saja tidak terdapat perbedaan yang signifikan disektor pemanfaatan modal (Capital).
KESIMPULAN A. Kesimpulan
1. Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia
Penilaian Risk Profile
(Profil Risiko) yang diproksikan dengan rasio FDR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di
Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio FDR sebesar 0,9791. Disisi penilaian Good Corporate Governance (GCG). Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata penilaian GCG sebesar 1,727 yang mempunyai predikat baik.
Untuk penilaian Earnings
(Laba) yang diproksikan dengan rasio ROA. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio ROA sebesar 0,0078, dengan nilai minimum -0,019 dan nilai maksimum 0,36. Dengan nilai minimum yang bernilai negatif, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kerugian pada bank tertentu dalam perode tersebut. Sedangkan penilaian Capital
(Permodalan) yang diproksikan dengan rasio CAR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio CAR sebesar 0,204.
2. Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Malaysia
Penilaian Risk Profile
(Profil Risiko) yang diproksikan dengan rasio FDR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Malaysia mempunyai rata-rata nilai rasio FDR sebesar 0,8998. Disisi penilaian Good Corporate Governance (GCG.
(12)
10 Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Malaysia mempunyai rata-rata penilaian GCG sebesar 1,40.
Untuk penilaian Earnings
(Laba) yang diproksikan dengan rasio ROA. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Malaysia mempunyai rata-rata nilai rasio ROA sebesar 0,017, dengan nilai minimum 0,008 dan nilai maksimum 0,34. Sedangkan penilaian Capital (Permodalan) yang diproksikan dengan rasio CAR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio CAR sebesar 0,1671.
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia dan Malaysia
Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan dikedua rasio yaitu rasio FDR dan ROA. Nilai signifikasnsi FDR yang hanya 0,015 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan Jika dilihat dari nilai
Sum Of Runk, perbankan
syariah di Indonesia mempunyai nilai yang jauh lebih besar daripada perbankan syariah di Malaysia yaitu 195,50 > 155,50 yang berarti pemanfaatan dan pihak ketiga untuk pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia jauh lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia.
Disisi ROA nilai signifikansinya sebesar 0,025 < 0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan. Jika dilihat dari nilai Sum Of Runk,
perbankan syariah di Indonesia mempunyai nilai yang jauh lebih rendah daripada perbankan syariah di Malaysia yaitu 105,50 > 245,50 yang berarti efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menciptakan laba perbankan syariah di Malaysia jauh lebih baik daripada perbankan syariah di Indonesia.
Sedangkan penilaian GCG dan rasio CAR yang mempunyai nilai signifikansi 0,105 dan 0,604 > 0,05, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan. Namun jika dilihat dari nilai Sum Of Runk,
nilai Sum Of Runk GCG adalah sama yaitu 175,50 dan nilai
Sum Of Runk CAR yaitu
perbankan syariah di Indonesia lebih rendah daripada perbankan syariah di Malaysia sebesar 158,50 < 192,50.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada bank syariah
(13)
11 saja, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. 2. Periode penelitian yang cukup
pendek hanya satu tahun saja yaitu 2014.
3. Metode yang digunakan adalah metode RGEC yang hanya diwakili satu indikator variabel rasio untuk peniliaian setiap sektornya.
C. Saran
1. Bagi Peneliti Yang Lain Karena penelitian ini menggunakan metode RGEC yang setiap sektornya diprosikan dengan hanya menggunakan satu rasio saja, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio setiap sektornya untuk mengukur kinerja kedalam penelitian agar hasil penelitian tentang perbankan syariah bisa lebih tergeneralisasi.
2. Bagi Perbankan Syariah di Indonesia
Diharapkan perbankan syariah di Indonesia untuk terus melakukan evaluasi-evalusi dan perencanaan-perencanaan yang tepat dalam upaya peningkatkan perolehan laba. 3. Bagi Perbankan Syariah di
Malaysia
Diharapkan perbankan syariah di Malaysia untuk lebih memperluas di dalam pemberiaan kredit sehingga dana-dana yang masuk bisa
terserap oleh masyarakat secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafarudin. 2013. Memahami
Sistem Perbankan Syariah
Berkaca pada Pasar Umar Bin
Khattab. Jakarta: Buku
Republika.
Arrvida Lasta, Heidy, dkk. 2014. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk, Periode 2011-2013”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 13 No. 2.
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank
Indonesia No.13/1/PBI/2011.
Jakarta..
Chapra, M. U. 1985. 7 Foundation. Leicester. UK.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Lima
Tahun Penyehatan Perbankan
Nasional. Jakarta: Ghelia
Indonesia.
Firdaus, M Auritsniyal. 2015. Indonesia Harus Belajar Ekonomi Syariah dengan Malaysia. http://www.kompasiana.com/auri ts/indonesia-harus-belajar-
ekonomi-syariah-dengan-malaysia_55931fb02e7a615a053 5c67d. Diakses 2 Desember, jam 09.00.
Halim, Alamsyah. 2012.
(14)
12 Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015”. Milad ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI).
Helferd, Erich A. 1996. Teknik Analisis
Keuangan edisi kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Irmayanto, Juli, dkk. 2009. Bank dan
Lembaga Keuangan. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Kadir. 2015. Statistika Terapan Konsep
Contoh dan Analisis Data
dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan
Edisi Kedua. Jakarta: PT
Grafindo Persada.
Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
. 2012. Analisis Laporan Keuangan Edisi ke-15. Jakarta: Rajawali Pers.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi Empat. Jakarta: Erlangga. Kusumo, Yunanto Adi. 2008. “Analisis
Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007)”. Jurnal Ekonomi IslamVol. II No. 1 hal. 111.
Macmud, Amir dan Rukmana. 2010.
Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia.
Bandung: Erlangga.
Mandasari, Jayanti. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Metode RGEC Pada Bank Bumn Periode 2012-2013”.
eJournal Administrasi Bisnis
Vol. 3 No. 2.
Muhammad. 2011. Audit dan
Pengawasan Syariah Pada Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press. . 2014. Manajemen Dana
Bank Syariah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Muhammad dan Suwiknyo, Dwi. 2009.
Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakrta: Trustmedia.
Permata Yessi, Noviantini, dkk. 2015. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Studi Pada PT Bank Sinar Harapan Bali Periode 2010-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 1 No. 1.
Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rivai, Veithzal dan Arivin, Arviyan. 2010. Islamic Banking .Jakarta: Bumi Aksara.
Rivai, Veithzal, dkk. 2012. Islamic Banking and Finance Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
(15)
13 Rosly, Saiful Azhar dan Bakar, Affandi
Abu. 2003. “Performance of Islamic and mainstream banks in Malaysia”. International Journal of Social Economics Vol. 30 No. 12.
Samad, Abdus dan Hassan, Kabir. tanpa tahun. “The Performance Of Malaysian Islamic Bank During 1984-1997: An Exploratory Study”. International Journal of Islamic Financial Services Vol. 1 No.3.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi
Penelitian Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Sholahudin, Muhammad. 2014.
Lembaga Keuangan dan
Ekonomi Islam. Yogyakrta:
Ombak.
Siregar, Sofian.2015. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenadamedia Group. Subaweh, Imam. 2008. “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Periode 2003-2007”. Jurnal Ekonomi Bisnis
No. 2 Vol. 13.
Sugiyono, 1990. Statistika untuk Penelitian Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi
Penelitian Petunjuk Praktis
Untuk Peneliti Pemula.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sumarni, Murti dan Wahyuni, Salamah. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. UII Press Yogyakarta.
Suwanto. 2011. ”Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Pendekatan Income Statement
Approach Dan Value Added
Approach (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia)”. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis Vol. 8 No. 1.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Trenggonowati. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.
Triyanto, Agus. 2009. “Implementasi
Kepatuhan Syariah dalam
Perbankan Islam (Syariah) (Studi Perbandingan antara Malaysia dan Indonesia)”. Jurnal Hukum No. Edisi Khusus Vol. 209 – 228. Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.
Umam, Khotibul. 2011. Legislasi Fikih
Ekonomi dan Penerapannya
dalam Produk Perbankan
Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.
(1)
8 Pada variabel CAR memiliki nilai minimum 0,133 dan nilai maksimum 0,523. Nilai rata-rata sebesar 0,167 dengan standar deviasi sebesar 0,032, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam CAR karena nilai rata-rata 0,167 > 0,032 dari simpangan bakunya.
B. Analisis Statistik 1. Faktor Risk Profile
Diperoleh nilai �hitung rasio FDR dilihat pada test statistics sebesar -2,440 yang berada diluar �tabel ± 1,96 dengan signifikansi = 0,015 atau 1,5% < 5% maka H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan.
2. Faktor Good Corporate Governance
Diperoleh nilai nilai �hitung rata-rata GCG dilihat pada test statistics sebesar -1,622 yang berada diantara �tabel ± 1,96 dengan signifikasi = 0,105 atau 10,5 > 5% maka H0 diterima yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 3. Faktor Earnings
Diperoleh nilai �hitung rasio ROA dilihat pada test statistics sebesar -2,235 yang berada diluar �tabel ±1,96 dengan signifikansi = 0,025 atau 2,5% < 5% maka H0 ditolak yang berarti bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan.
4. Faktor Capital
Diperolah nilai �hitung rasio CAR dilihat pada test statistics sebesar -1,246 yang berada diantara �tabel ±1,96 dengan signifikansi = 0,213 atau 21,3% > 5% maka H0 diterima yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis menunjukan bahwa, tingkat signifikansi FDR = 0,015 < 0,05, Hal ini berarti kedua varian populasi terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan dari nilai Sum Of Rank di dapat nilai 195,50 >155,50. Hal ini berarti bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia pada tahun 2014 disektor pengedalian Risk.
Disisi GCG (Good Corporate Governance, tingkat signifikansi GCG = 0,105 > 0,05. Hal ini berarti kedua varian populasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari nilai Sum Of Rank didapat nilai yang sama yaitu sebesar 175,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia adalah sama dan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan perbankan
(2)
9 syariah di Malaysia tahun 2014 disektor GCG (Good Corporate Governance) atau tata kelola peusahaan.
Disisi ROA, signifikansi ROA = 0,025< 0,05. Hal ini berarti kedua varian populasi terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai Sum Of Rank di dapat nilai 105,50 < 245,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia pada tahun 2014 disektor perolehan laba (Earnings).
Sedangkan disisi CAR, signifikansi CAR = 0,604 > 0,05. Hal ini berarti kedua varian populasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai Sum Of Rank di dapat nilai 158,50 <192,50. Sehingga ini berarti bahwa kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia pada tahun 2014 hanya saja tidak terdapat perbedaan yang signifikan disektor pemanfaatan modal (Capital).
KESIMPULAN A. Kesimpulan
1. Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia
Penilaian Risk Profile (Profil Risiko) yang diproksikan dengan rasio FDR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di
Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio FDR sebesar 0,9791. Disisi penilaian Good Corporate Governance (GCG). Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata penilaian GCG sebesar 1,727 yang mempunyai predikat baik.
Untuk penilaian Earnings (Laba) yang diproksikan dengan rasio ROA. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio ROA sebesar 0,0078, dengan nilai minimum -0,019 dan nilai maksimum 0,36. Dengan nilai minimum yang bernilai negatif, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kerugian pada bank tertentu dalam perode tersebut. Sedangkan penilaian Capital (Permodalan) yang diproksikan dengan rasio CAR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio CAR sebesar 0,204.
2. Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Malaysia
Penilaian Risk Profile (Profil Risiko) yang diproksikan dengan rasio FDR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Malaysia mempunyai rata-rata nilai rasio FDR sebesar 0,8998. Disisi penilaian Good Corporate Governance (GCG.
(3)
10 Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Malaysia mempunyai rata-rata penilaian GCG sebesar 1,40.
Untuk penilaian Earnings (Laba) yang diproksikan dengan rasio ROA. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Malaysia mempunyai rata-rata nilai rasio ROA sebesar 0,017, dengan nilai minimum 0,008 dan nilai maksimum 0,34. Sedangkan penilaian Capital (Permodalan) yang diproksikan dengan rasio CAR. Hasil uji statistik menunjukan bahwa perbankan syariah di Indonesia mempunyai rata-rata nilai rasio CAR sebesar 0,1671.
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia dan Malaysia
Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan dikedua rasio yaitu rasio FDR dan ROA. Nilai signifikasnsi FDR yang hanya 0,015 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan Jika dilihat dari nilai Sum Of Runk, perbankan syariah di Indonesia mempunyai nilai yang jauh lebih besar daripada perbankan syariah di Malaysia yaitu 195,50 > 155,50 yang berarti pemanfaatan dan pihak ketiga untuk pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia jauh lebih baik daripada perbankan syariah di Malaysia.
Disisi ROA nilai signifikansinya sebesar 0,025 < 0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan. Jika dilihat dari nilai Sum Of Runk, perbankan syariah di Indonesia mempunyai nilai yang jauh lebih rendah daripada perbankan syariah di Malaysia yaitu 105,50 > 245,50 yang berarti efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menciptakan laba perbankan syariah di Malaysia jauh lebih baik daripada perbankan syariah di Indonesia.
Sedangkan penilaian GCG dan rasio CAR yang mempunyai nilai signifikansi 0,105 dan 0,604 > 0,05, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan. Namun jika dilihat dari nilai Sum Of Runk, nilai Sum Of Runk GCG adalah sama yaitu 175,50 dan nilai Sum Of Runk CAR yaitu perbankan syariah di Indonesia lebih rendah daripada perbankan syariah di Malaysia sebesar 158,50 < 192,50.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada bank syariah
(4)
11 saja, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. 2. Periode penelitian yang cukup
pendek hanya satu tahun saja yaitu 2014.
3. Metode yang digunakan adalah metode RGEC yang hanya diwakili satu indikator variabel rasio untuk peniliaian setiap sektornya.
C. Saran
1. Bagi Peneliti Yang Lain Karena penelitian ini menggunakan metode RGEC yang setiap sektornya diprosikan dengan hanya menggunakan satu rasio saja, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio setiap sektornya untuk mengukur kinerja kedalam penelitian agar hasil penelitian tentang perbankan syariah bisa lebih tergeneralisasi.
2. Bagi Perbankan Syariah di Indonesia
Diharapkan perbankan syariah di Indonesia untuk terus melakukan evaluasi-evalusi dan perencanaan-perencanaan yang tepat dalam upaya peningkatkan perolehan laba. 3. Bagi Perbankan Syariah di
Malaysia
Diharapkan perbankan syariah di Malaysia untuk lebih memperluas di dalam pemberiaan kredit sehingga dana-dana yang masuk bisa
terserap oleh masyarakat secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafarudin. 2013. Memahami Sistem Perbankan Syariah Berkaca pada Pasar Umar Bin Khattab. Jakarta: Buku Republika.
Arrvida Lasta, Heidy, dkk. 2014.
“Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk, Periode 2011-2013”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 13 No. 2.
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011. Jakarta..
Chapra, M. U. 1985. 7 Foundation. Leicester. UK.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Lima Tahun Penyehatan Perbankan Nasional. Jakarta: Ghelia Indonesia.
Firdaus, M Auritsniyal. 2015. Indonesia Harus Belajar Ekonomi Syariah dengan Malaysia. http://www.kompasiana.com/auri ts/indonesia-harus-belajar-
ekonomi-syariah-dengan-malaysia_55931fb02e7a615a053 5c67d. Diakses 2 Desember, jam 09.00.
Halim, Alamsyah. 2012.
(5)
12 Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015”. Milad ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Helferd, Erich A. 1996. Teknik Analisis
Keuangan edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Irmayanto, Juli, dkk. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Universitas Trisakti.
Kadir. 2015. Statistika Terapan Konsep Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Kedua. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
. 2012. Analisis Laporan Keuangan Edisi ke-15. Jakarta: Rajawali Pers.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi Empat. Jakarta: Erlangga.
Kusumo, Yunanto Adi. 2008. “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBI No.
9/1/PBI/2007)”. Jurnal Ekonomi Islam Vol. II No. 1 hal. 111.
Macmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Bandung: Erlangga.
Mandasari, Jayanti. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Metode RGEC Pada Bank Bumn Periode 2012-2013”. eJournal Administrasi Bisnis Vol. 3 No. 2.
Muhammad. 2011. Audit dan
Pengawasan Syariah Pada Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press. . 2014. Manajemen Dana
Bank Syariah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Muhammad dan Suwiknyo, Dwi. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakrta: Trustmedia.
Permata Yessi, Noviantini, dkk. 2015.
“Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Studi Pada PT Bank Sinar Harapan Bali Periode 2010-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 1 No. 1.
Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rivai, Veithzal dan Arivin, Arviyan. 2010. Islamic Banking .Jakarta: Bumi Aksara.
Rivai, Veithzal, dkk. 2012. Islamic Banking and Finance Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
(6)
13 Rosly, Saiful Azhar dan Bakar, Affandi
Abu. 2003. “Performance of Islamic and mainstream banks in Malaysia”. International Journal of Social Economics Vol. 30 No. 12.
Samad, Abdus dan Hassan, Kabir. tanpa tahun. “The Performance Of Malaysian Islamic Bank During 1984-1997: An Exploratory Study”. International Journal of Islamic Financial Services Vol. 1 No.3.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sholahudin, Muhammad. 2014. Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam. Yogyakrta: Ombak.
Siregar, Sofian.2015. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Subaweh, Imam. 2008. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Periode 2003-2007”. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13.
Sugiyono, 1990. Statistika untuk Penelitian Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sumarni, Murti dan Wahyuni, Salamah. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. UII Press Yogyakarta.
Suwanto. 2011. ”Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Pendekatan Income Statement Approach Dan Value Added Approach (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia)”. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis Vol. 8 No. 1.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Trenggonowati. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.
Triyanto, Agus. 2009. “Implementasi
Kepatuhan Syariah dalam
Perbankan Islam (Syariah) (Studi Perbandingan antara Malaysia dan Indonesia)”. Jurnal Hukum No. Edisi Khusus Vol. 209 – 228. Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.
Umam, Khotibul. 2011. Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.