Analisis Daya Saing Dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia Ke Uni Emirat Arab

ANALISIS DAYA SAING DAN DETERMINAN ALIRAN
PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR
INDONESIA KE UNI EMIRAT ARAB

WIWI ULIYATI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan
Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni
Emirat Arab adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Wiwi Uliyati
NIM H14110086

ABSTRAK
WIWI ULIYATI. Analisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan
Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Dibimbing oleh ALLA
ASMARA.
Uni Emirat Arab merupakan salah satu pasar tujuan ekspor non tradisional
Indonesia. Perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab diharapkan mampu
membuka peluang perdagangan dan investasi yang jauh lebih besar bagi kedua
negara. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing, derajat integrasi,
dan faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab pada periode tahun 2009-2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia baik di sektor
pertanian maupun sektor manufaktur di pasar Uni Emirat Arab memiliki daya saing
yang tinggi dengan ditunjukkan oleh nilai RCA > 1. Hasil analisis derajat integrasi
komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan menunjukkan

bahwa perdagangan intra industri (IIT) antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab
secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Pada hasil
estimasi fungsi permintaan ekspor, komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia
ke Uni Emirat Arab model sektor pertanian mempunyai lima variabel bebas yang
berpengaruh signifikan terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni
Emirat Arab, yaitu harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil
Uni Emirat Arab, nilai tukar riil, dan dummy NTM. Pada model sektor manufaktur
terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor, yaitu
harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab,
dan nilai tukar riil.
Kata kunci: fungsi permintaan ekspor, IIT, RCA, Uni Emirat Arab

ABSTRACT
WIWI ULIYATI. Analysis Competitiveness and Determinant of Trade Flows
Indonesian Main Export Commodities to United Arab Emirates. Supervised by
ALLA ASMARA.
United Arab Emirates is one of the non-traditional export markets of
Indonesia. Trade between Indonesia and United Arab Emirates is expected can open
up trade and investment opportunities are greater for the two countries. This study
was conducted to analyze the competitiveness, degree of integration, and

determinants of trade flows Indonesian main export commodities to the United
Arab Emirates in the period 2009-2013. The results showed that the Indonesian
main export commodities both in agriculture and manufacturing sectors in United
Arab Emirates market have high competitiveness with demonstrated by RCA > 1.
The results of the analysis of the degree of integration Indonesian main export
commodities as a whole shows that the intra-industry trade (IIT) between Indonesia
and United Arab Emirates in general is on the degree of integration in one direction
(no integration). The results of the estimation export demand function, Indonesian
main export commodities to the United Arab Emirates the agricultural sector model

has five independent variables that significantly influence of the Indonesian main
export commodities to the United Arab Emirates, Indonesian export price, export
price of competitor countries, United Arab Emirates real GDP, real exchange rate,
and NTM dummy. On the model of the manufacturing sector, there are four
independent variables that significantly influence of the export, Indonesian export
price, export price of competitor countries, United Arab Emirates real GDP and real
exchange rate.
Keyword: export demand function, IIT, RCA, United Arab Emirates

ANALISIS DAYA SAING DAN DETERMINAN ALIRAN

PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR
INDONESIA KE UNI EMIRAT ARAB

WIWI ULIYATI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tak lupa salawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia Muhammad

SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang setia hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Ananlisis Daya Saing dan Determinan Aliran
Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab” ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini
untuk menganalisis daya saing, derajat integrasi, dan determinan aliran
perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni Bapak Sobari dan Ibu Niti Wijayanti
serta adik-adik tercinta dari penulis, Romi Doni dan Rama Pandu atas segala doa
dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Alla Asmara, S.Pt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
2. Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni
Lubis, S.Ag, M.A selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan kritik
dan masukan yang sangat berharga bagi penyempurnaan skripsi ini.
3. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM
IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

4. Teman satu bimbingan, Ade, Aulia, Deny, Dody, Mimi, Randy dan Yusrini yang
telah memberikan masukan dan motivasi.
5. Sahabat-sahabat penulis, Elia, Hiyasa, Iin, Mentari, Moy, Nia, Ira, Rena, Rinna,
Shara dan Suci yang selalu memberi motivasi dan doa.
6. Keluarga Kementerian Kebijakan Kampus 2014 dan XLFL The Scholarship
Bacth 3 Pleton 1B yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
7. Teman-teman organisasi BEM KM IPB Kabinet Berani Beda dan Paguyuban
KSE IPB atas dukungan dan motivasinya.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Wiwi Uliyati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis dan Pengolahan Data
GAMBARAN UMUM
Perkembangan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
Perkembangan GDP Riil Indonesia dan Uni Emirat Arab
Perkembangan Nilai Tukar Riil Dirham terhadap Rupiah
Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

Analisis Revealed Competitiveness Advantages (RCA)
Analisis Intra Industry Trade (IIT)
Analisis Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix
ix
x
1
1
4
5
5
5

5
5
9
10
11
12
12
12
17
17
19
20
21
21
21
23
25
26
29
29

30
30
33
47

DAFTAR TABEL
1 Perbandingan makroekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2013

2

2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta
USD)

2

3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia periode 2010-2014 (juta USD)

3

4 Jenis dan sumber data


12

5 Klasifikasi nilai IIT

13

6 Kerangka identifikasi autokorelasi

17

7 Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap Komoditi
Unggulan Ekspor Indonesia Tahun 2009-2013

21

8 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni
Emirat Arab (juta USD)
22
9 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke
Uni Emirat Arab (juta USD)
22
10 Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

23

11 Nilai IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

25

12 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan
komodistas unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
27

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional

11

2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014

11

3 Neraca perdagangan sektor non migas Indonesia-Uni Emirat Arab tahun
2010-2014
18
4 Perkembangan GDP riil Indonesia dan Uni Emirat Arab tahun 2009-2013 20
5 Perkembangan nilai tukar riil Dirham terhadap Rupiah tahun 2009-2013

20

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil perhitungan RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni
Emirat Arab
33
2 Hasil perhitungan IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat
Arab
36
3 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan
komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
38
4 Variabel-variabel dalam analisis determinan aliran perdagangan komoditi
unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
42
5 Kebijakan NTM yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap
komoditi unggulan ekspor Indonesia
44

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka.
Perdagangan internasional khususnya ekspor menjadi salah satu faktor penting
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kegiatan ekspor membuat
perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak
investasi, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan sumber daya alam lokal.
Di sisi lain, guncangan ekonomi dunia yang kerap terjadi dan krisis global
yang melanda beberapa negara maju telah memberikan pengaruh terhadap kinerja
ekspor negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Negara-negara maju
merupakan pasar utama tujuan ekspor komoditi lokal negara-negara berkembang.
Hingga saat ini, perekonomian global masih mengalami pelemahan dan proses
pemulihan ekonomi yang terjadi di beberapa kawasan masih rentan dan tidak
merata serta pengangguran masih tinggi di banyak negara. Hal ini menyebabkan
daya beli masyarakat di kawasan tersebut menurun yang pada akhirnya akan
menurunkan kemampuan negara untuk mengimpor suatu barang. Oleh karena itu,
agar kinerja ekspor Indonesia di pasar internasional tetap stabil bahkan meningkat
maka dibutuhkan strategi dan perencanaan yang matang.
Kementerian Perdagangan telah mencanangkan strategi peningkatan ekspor
melalui strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor. Sebelumnya, pasar tujuan ekspor
Indonesia didominasi oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negaranegara Uni Eropa serta beberapa negara maju di kawasan Asia seperti Jepang,
Tiongkok dan Singapura. Melalui strategi diversifikasi pasar, Indonesia
memperluas pasar tujuan ekspornya ke negara-negara berkembang yang
menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi seperti
negara-negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika
Latin, Afrika dan Eropa Timur. Oleh karena itu, saat ini Indonesia tengah berusaha
meningkatkan ekspor dengan melakukan penetrasi pasar ekspor di luar pasar ekspor
tradisional yang salah satunya adalah Uni Emirat Arab.
Uni Emirat Arab merupakan salah satu anggota Gulf Cooperation Council
(GCC), sebuah blok dagang yang terdiri dari enam negara Arab di Teluk Persia
dengan banyak tujuan ekonomi dan sosial. Kementerian Perdagangan telah
menetapkan Uni Emirat Arab sebagai pintu masuk ekspor Indonesia di kawasan
Timur Tengah. Uni Emirat Arab dapat dijadikan sebagai pusat distribusi
(distribution center) bagi produk-produk Indonesia untuk kemudian dapat diekspor
kembali ke negara di sekitarnya. Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati
perjanjian pendahuluan pada tahun 2006 yang dimuat dalam Memorandum of
Understanding (MoU) dalam rangka memperkuat bisnis antar kamar dagang dan
industri. Kemudian pada tahun 2010, Indonesia dan Uni Emirat Arab menyepakati
MoU mengenai pembentukan komisi bersama Indonesia-Uni Emirat Arab untuk
kerjasama bilateral. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kerjasama
perdagangan dan investasi di kedua negara, pemerintah Indonesia bersama dengan
pemerintah Uni Emirat Arab sepakat untuk mulai melaksanakan Pertemuan Komisi
Bersama atau “Joint Commission Meeting” pada tahun 2015.

2
Selain sebagai mitra dagang, Uni Emirat Arab juga memiliki peranan penting
dalam kegiatan investasi di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), investasi dari Uni Emirat Arab ke Indonesia selama
periode 2005-2010 menempati peringkat pertama dalam hal realisasi investasi
negara-negara GCC, dengan 13 proyek dan nilai investasi sebesar 22.56 juta USD
(KEMLU 2015). Kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia-Uni
Emirat Arab diharapkan dapat membuka potensi yang lebih besar dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.
Tabel 1 Perbandingan makroekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2013
Indikator
Satuan
Indonesia
Uni Emirat Arab
GDP
Milyar USD
868.35
234.97
GDP per Kapita
USD
3 475.25
25 140.76
GDP Growth
%
5.78
5.20
Populasi
Juta Jiwa
249.87
9.35
Inflasi
%
6.41
1.10
Total Ekspor
Milyar USD
182.55
267.23
Total Impor
Milyar USD
186.63
257.42
Sumber: World Bank 2015

Tabel 1 menunjukkan perbandingan makroekonomi antara Indonesia dan Uni
Emirat Arab. Dilihat dari sisi GDP per kapita, GDP per kapita Uni Emirat Arab
lebih tinggi dibandingkan Indonesia. GDP per kapita menunjukkan tingkat daya
beli masyarakat, sehingga ketika daya beli masyarakat meningkat maka permintaan
terhadap suatu produk pun ikut meningkat. Selain itu, total impor Uni Emirat Arab
yang tinggi yaitu sebesar 257.42 milyar USD juga mengindikasikan bahwa terdapat
potensi pasar yang positif di Uni Emirat Arab. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh
Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke Uni Emirat Arab.
Tabel 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta
USD)
Uraian

2010

2011

2012

Total
1 962.79
2 531.82
3 347.34
Perdagangan
Migas
311.61
497.50
1 287.57
Non Migas
1 651.17
2 034.31
2 059.77
Ekspor
1 475.34
1 734.50
1 616.23
Migas
1.41
19.15
1.37
Non Migas
1 473.93
1 715.35
1 614.86
Impor
487.44
797.32
1 731.12
Migas
310.20
478.35
1 286.20
Non Migas
177.24
318.96
444.91
Neraca
987.90
937.19
-114.87
Perdagangan
Migas
-308.78
-459.20 -1 284.82
Non Migas
1 296.67 1 396.39
1 169.95
Sumber: Kementerian Perdagangan 2015

2013

2014

Trend 20102013 (%)

3 398.42

4 257.47

20.24

1 394.44
2 003.98
1 589.07
5.12
1 583.95
1 809.36
1 389.33
420.03

1 331.71
2 925.76
2 503.13
1.74
2 501.40
1 754.33
1 329.97
424.36

48.22
11.95
10.18
-8.69
10.28
40.23
48.85
22.40

-220.29

748.80

0.00

-1 384.21
1 163.92

-1 328.24
2 077.04

0.00
7.90

3
Hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab telah
memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Uni Emirat Arab
sebagai pintu masuk ekspor Indonesia di kawasan Timur Tengah memberikan
peluang ekspor yang besar bagi Indonesia. Sebaliknya Indonesia merupakan negara
tujuan ekspor dan investasi yang cukup berpotensi di kawasan ASEAN. Agar
mampu mengoptimalkan potensi pasar di Uni Emirat Arab bahkan kawasan Timur
Tengah, Indonesia harus dapat meningkatkan daya saing produknya di Uni Emirat
Arab.
Tabel 2 menjelaskan neraca perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat
Arab selama periode tahun 2010-2014. Terlihat bahwa total perdagangan antara
Indonesia-Uni Emirat Arab terus mengalami peningkatan selama periode tahun
2010-2014. Trend ekspor yang positif didukung dengan besarnya nilai ekspor di
sektor non migas semakin menguatkan Indonesia untuk menjadikan Uni Emirat
Arab sebagai pasar ekspor non tradisional yang potensial.
Tabel 3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tahun 2010-2014 (juta USD)
2011

2012

2013

2014

Trend
2010-2014
(%)

21 595.60

20 864.10

21 281.60

16 458.90

3.02

15 684.20

14 590.90

15 081.90

15 856.80

3.13

16 496.50

18 330.10

17 231.20

16 084.10

14 565.70

-3.73

India

9 851.20

13 279.00

12 446.70

13 009.80

12 223.70

4.20

Singapura

9 553.60

11 113.40

10 550.90

10 385.80

10 065.90

0.37

Malaysia

7 753.60

9 200.10

8 469.00

7 268.20

6 397.10

-6.01

Korea Selatan 6 869.70

7 565.80

6 684.60

6 052.50

5 716.80

-5.73

1 584.00

2 501.40

10.28

Negara

2010

Rep. Rakyat
14 080.90
Tiongkok
Amerika
13 326.50
Serikat
Jepang

Uni Emirat
1 473.90
1 715.40
1 614.90
Arab
Sumber: Kementerian Perdagangan 2015

Uni Emirat Arab merupakan pasar ekspor sektor non migas yang potensial
bagi Indonesia dalam rangka mewujudkan strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor.
Berdasarkan data pada tabel 3, dapat dilihat bahwa trend ekspor ke Uni Emirat Arab
merupakan yang tertinggi di antara 7 negara tujuan ekspor sektor non migas terbesar
Indonesia yaitu sebesar 10.28 persen. Selanjutnya pada tahun 2014, Uni Emirat
Arab menempati posisi ke-15 negara tujuan ekspor sektor non migas Indonesia atau
yang terbesar di antara negara-negara di Timur Tengah lainnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan potensi pasar yang terdapat di
Uni Emirat Arab untuk meningkatkan ekspor khususnya di sektor non migas.

4
Perumusan Masalah
Perkembangan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab
semakin positif dan memberikan keuntungan bagi kedua negara. Masing-masing
negara memiliki sektor unggulan yang menunjang perekonomiannya. Uni Emirat
Arab ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai pintu masuk ekspor komoditi
unggulan Indonesia di kawasan Timur Tengah. Sebagian besar komoditi unggulan
Indonesia yang diimpor oleh Uni Emirat Arab, diekspor kembali ke negara-negara
di sekitarnya. Hal tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan
ekspornya ke pasar non tradisional. Namun agar dapat memanfaatkan potensi pasar
yang ada secara optimum, Indonesia harus meningkatkan daya saing komoditi
unggulan ekspornya di Uni Emirat Arab agar dapat bersaing dengan negara-negara
yang lebih dulu memasuki pasar Uni Emirat Arab. Selain daya saing, keterkaitan
perdagangan juga menjadi faktor penting penunjang peningkatan ekspor. Tingkat
keterkaitan perdagangan atau integrasi ekonomi yang tinggi akan memperlancar
arus perdagangan antar negara.
Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati beberapa perjanjian
pendahuluan (MoU) dalam rangka mempererat hubungan kedua negara di bidang
perdagangan dan investasi. Pada tahun 2009, pemerintah Uni Emirat Arab
menawarkan Indonesia untuk membentuk Free Trade Agreement (FTA). Namun
hingga saat ini, pencapaian terwujudnya kerjasama di bidang perdagangan antara
Indonesia dan Uni Emirat Arab masih belum terwujud. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi dampak dari FTA Indonesia-Uni Emirat Arab yang mungkin akan
terwujud dalam waktu dekat, pemerintah Indonesia perlu merumuskan strategi yang
tepat.
FTA memberikan berbagai dampak bagi negara-negara yang terlibat di
dalamnya, ada negara yang mendapatkan keuntungan dan ada negara yang kurang
mendapatkan keuntungan dari pembentukan FTA. Pada umumnya, FTA identik
dengan penurunan hambatan tarif hingga nol persen yang bertujuan untuk
meningkatkan ekspor dari negara-negara yang bersangkutan. Namun pada dasarnya
pembentukan FTA tidak serta merta menghilangkan berbagai hambatan
perdagangan. Adanya FTA justru menimbulkan berbagai hambatan non tarif baru.
Saat ini, tarif yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap komoditi asal
Indonesia cenderung rendah yaitu antara 0-5 persen. Di sisi lain, Uni Emirat Arab
mulai memberlakukan berbagai jenis hambatan non tarif khususnya pada komoditi
sektor pertanian.
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan di atas, maka kajian
mengenai daya saing dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab memberikan ruang peneliti untuk mengkaji lebih
jauh mengenai permasalahan-permasalahan berikut ini:
1. Apa saja komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab serta
bagaimana daya saing dan derajat integrasinya?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi
unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab?

5
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab serta
daya saing dan derajat integrasinya.
2. Menganalisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi
penulis tetapi juga bagi pemerintah Indonesia dan instansi yang terkait dalam
perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Manfaat
yang diharapkan antara lain:
1. Sebagai tambahan informasi, masukan, dan bahan pertimbangan bagi
pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait perdagangan komoditi unggulan
ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab.
2. Bagi peneliti-peneliti lainnya dapat menjadi bahan rujukan dan pertimbangan
atau perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengkaji mengenai daya saing dan determinan aliran
perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Komoditi
unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab yang digunakan adalah komoditi
non migas sektor pertanian dan manufaktur yang memiliki total nilai ekspor
tertinggi dan konsistensi perdagangan dari tahun 2009-2013. Penentuan faktorfaktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab menggunakan pendekatan export demand function
dengan metode analisis panel data.

TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Teori Perdagangan Intenasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu
negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional yang tercermin
dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Peningkatan ekspor bersih suatu
negara menjadi faktor utama untuk meningkatkan PDB suatu negara (Oktaviani et
al. 2009).

6
Adanya perdagangan internasional membuat produksi barang dan jasa di
dunia menjadi semakin efisien, sebab setiap negara melakukan spesialisasi dalam
produksi komoditi yang memiliki keunggulan komparatif di negara tersebut. Lalu
menukarkan sebagian outputnya dengan negara lain untuk memperoleh komoditi
yang memiliki kerugian komparatif. Dengan demikian, kedua negara akan
mengkonsumsi kedua komoditi tersebut dengan jumlah yang lebih banyak
dibandingkan ketika kedua negara tersebut belum melakukan perdagangan antar
negara (Salvatore 1997).
Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian
halnya dengan perdagangan internasional. Setiap negara yang melakukan
perdagangan bertujuan mencari keuntungan dari perdagangan tersebut. Selain motif
mencari keuntungan, Krugman (2000) mengungkapkan bahwa alasan utama
terjadinya perdagangan internasional:
a. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain.
b. Negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai
skala ekonomi (economic of scale).
Konsep Daya Saing
Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar
luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan di dalam pasar tersebut, dalam
artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk tersebut yang banyak
diminati konsumen (Tambunan 2003). Porter (1990) menyebutkan bahwa daya
saing mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang
dihasilkan negara relatif terhadap kemampuan negara lain guna melakukan
persaingan dalam meningkatkan kesejahteraan tetapi juga untuk dapat bersaing
pada sesama industri-industri sejenis. Dalam pasar yang semakin mengglobal,
keberhasilan pelaku usaha suatu negara sangat ditentukan oleh daya saing. Daya
saing global pada dasarnya berhubungan dengan biaya produksi sehingga yang
memenangkan kompetisi adalah negara yang mampu memasarkan produk dengan
harga paling rendah atau berkualitas baik. Biaya produksi berhubungan dengan
harga faktor-faktor input. Selain itu keunggulan dalam daya saing dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif.
Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan
teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Dalam teori ini, David Ricardo
menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan
keunggulan komparatif antar negara. Keunggulan komparatif akan tercapai jika
suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang
lebih murah daripada negara lainnya. Asumsi-asumsi Teori Keunggulan
Komparatif yang dibangun David Ricardo adalah (1) berlakunya labor theory of
value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
digunakan; (2) tidak memperhitungkan biaya transportasi; (3) produksi dijalankan
dengan biaya tetap, sedangkan skala produksi bersifat constant return to scale; serta
(4) faktor produksi tidak bersifat mobile antarnegara (Salvatore 1997).

7
Teori Permintaan Ekspor
Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor yang
mempengaruhi permintaan ekspor (Salvatore 1997). Pada beberapa penelitian
sebelumnya dijelaskan bahwa volume ekspor dipengaruhi oleh nilai tukar, harga
ekspor relatif dan pendapatan riil dunia. Khan (1974) melakukan penelitian
mengenai permintaan ekspor dan impor pada negara-negara berkembang.
Penelitian dilakukan pada periode tahun 1951-1969 dengan memanfaatkan data
tahunan beberapa negara. Khan merumuskan fungsi permintaan ekspor dunia
terhadap negara berkembang sebagai berikut:
logXdit = β0 + β1 log (PXi / PW)t + β2 logWt + vt
dimana:
Xi = volume ekspor negara i
PXi = harga ekspor negara i
PW = tingkat harga dunia
W = pendapatan riil dunia
Hasil penelitian Khan (1974) menyatakan bahwa harga berperan penting sebagai
determinan ekspor negara-negara berkembang.
Selanjutnya, Warner dan Kreinin (1983) juga memanfaatkan model sejenis
tetapi pendekatannya berbeda dengan Khan (1974). Pada penelitian ini terdapat dua
periode penelitian yakni pada rezim kebijakan nilai tukar tetap dan rezim kebijakan
nilai tukar mengambang. Penelitian dilakukan pada periode tahun 1957:1-1970:4
(rezim kebijakan nilai tukar tetap) dan 1972:1-1980:4 (rezim kebijakan nilai tukar
mengambang). Fungsi permintaan ekspor Warner dan Kreinin adalah sebagai
berikut:
lnXi = c + a1 lnYWi + a2 lnPXLCi + a3 lnEi + a4 lnEPi + a5 lnPFCcomp
dimana:
Xi
YWi
PXLCi
lnEi
lnEPi
lnPFCcomp

= volume ekspor negara i
= rata-rata tertimbang GDP negara-negara pengimpor
= indeks harga ekspor negara i
= indeks effective exchange rate mata uang negara i
= tingkat ekspetasi perubahan nilai tukar
= rata-rata harga ekspor negara pesaing

Berdasarkan fungsi permintaan ekspor Warner dan Kreinin, nilai tukar dan harga
ekspor negara pesaing menjadi determianan yang paling kuat terhadap ekspor suatu
negara.
Bahmani dan Oksooee (1986) menggunakan data kuarter periode tahun 19731980 untuk mengestimasi fungsi permintaan ekspor dan impor agregat negaranegara berkembang. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
lnXtd = a + b lnYWt + c ln(PX / PXW)t + d lnEt + vt

8
dimana:
X
= volume ekspor
YW = rata-rata tertimbang GDP negara-negara pengimpor
PX
= harga ekspor
PXW = rata-rata tertimbang harga ekspor negara-negara pengimpor
E
= effective exchange rate
b dan c merupakan elastisitas pendapatan dan harga dengan tanda yang diharapkan
b > 0 dan c < 0. Sedangkan d merupakan elastisitas nilai tukar, d < 0
mengindikasikan depresiasi mata uang domestik akan mendorong ekspor.
Selanjutnya setelah memasukkan lag, persamaannya menjadi:
m
lnXid = a + b lnYWi + ∑m
k= ck ln (PX / PXW)t-k + ∑k= dk lnEt-k + vt

Hasil penelitian Bahmani dan Oksooee menyatakan bahwa aliran perdagangan
lebih merespon perubahan harga relatif dari pada perubahan nilai tukar pada jangka
panjang.

Gross Domestic Product (GDP)
Gross Domestic Product (GDP) merupakan salah satu indikator ekonomi
utama yang digunakan untuk mengukur kinerja atau kesehatan perekonomian suatu
negara. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melihat GDP, yaitu dengan
melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian.
Cara yang lainnya adalah dengan melihat GDP sebagai pengeluaran total atas
output barang dan jasa perekonomian (Mankiw 2007). GDP menentukan
kemampuan suatu negara dalam melakukan perdagangan. Pada penelitian yang
dilakukan Baier et al. (2001), pertumbuhan GDP riil negara tujuan, berkontribusi
sebesar 67-69 persen dalam pertumbuhan perdagangan bilateral diantara negaranegara anggota OECD.
Nilai Tukar
Nilai tukar atau kurs antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati
penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Para pakar ekonomi
membedakan nilai tukar menjadi dua, nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai
tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai tukar
riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Secara matematis
perhitungan nilai tukar riil ini dituliskan sebagai berikut :
Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal ×

IHK Negara Tujuan
IHK Domestik

Ketika mata uang suatu negara terdepresiasi maka akan membuat ekspor
negara tersebut lebih kompetitif di seluruh dunia karena harga ekspor negara
tersebut menjadi lebih murah (Mankiw 2007).
Hambatan Perdagangan Non-Tarif
Kebijakan non-tarif sering dilakukan oleh berbagai negara, baik negara maju
maupun negara berkembang untuk menghambat masuknya barang impor dengan

9
berbagai alasan, baik ekonomi maupun non ekonomi (Oktaviani et al. 2009).
Bentuk-bentuk hambatan ini dapat berupa kuota impor, subsidi ekspor, pembatasan
ekspor secara “sukarela”, tindakan-tindakan anti-dumping, persyaratan kandungan
lokal, standar kesehatan, serta berbagai persyaratan labeling lainnya. Meskipun
peraturan-peraturan tersebut memiliki tujuan yang jelas dan dapat diterima, namun
kebanyakan dari peraturan-peraturan ini hanya merupakan kedok untuk membatasi
arus impor (Salvatore 1997).
Berdasarkan penelitian Disdier et al. (2006), berbagai hambatan non-tarif
yang diberlakukan oleh negara-negara maju berdampak negatif pada ekspor negaranegara berkembang. Hambatan perdagangan non-tarif berupa perjanjian Sanitary
and Phyto-Sanitary (SPS) dan Technical Barriers to Trade (TBT) yang
diberlakukan oleh negara-negara anggota OECD berdampak signifikan pada
penurunan ekspor produk-produk pertanian negara-negara berkembang ke negaranegara anggota OECD.
Penelitian Terdahulu
Rinaldi (2014) melakukan penelitian mengenai daya saing dan faktor-faktor
yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke
Afrika Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
revelaed comparative advantages (RCA), intra industry trade (IIT) dan panel data.
Hasil estimasi nilai RCA komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika
Selatan, seluruhnya menunjukkan hasil yang lebih dari satu. Hasil analisis tingkat
integrasi komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan
menunjukkan bahwa perdagangan intra industri antara Indonesia dengan Afrika
Selatan secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration).
Komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan model sektor
pertanian mempunyai empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi terhadap
ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Afrika Selatan, yaitu GDP riil Afrika
Selatan, harga ekspor, tarif dan dummy Non-Tariff Measures. Pada model sektor
manufaktur juga terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi
terhadap ekspor, yaitu GDP riil Afrika Selatan, nilai tukar rill, harga ekspor dan
tarif.
Penelitian yang dilakukan oleh Aljebrin (2012) secara empiris
memperkirakan parameter fungsi permintaan ekspor untuk Arab Saudi dengan
menggunakan data tahunan time series dan data cross section (1984-2008).
Estimasi model dilakukan dengan model fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai riil ekspor untuk Arab Saudi
dengan GDP riil mitra dagang, harga ekspor relatif dan nilai tukar riil. Hasil
estimasi menunjukkan bahwa semua variabel memiliki hubungan yang signifikan
dan tanda sesuai dengan teori.
Haider et. al (2011) mengestimasi fungsi permintaan impor dan ekspor
Pakistan dengan negara mitra dagang tradisional dan beberapa negara Asia periode
tahun 1973-2008. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Error
Correction Model (ECM). Hasil analisis menunjukkan bahwa GDP riil mitra
dagang merupakan determinan utama dan berpengaruh positif terhadap ekspor
Pakistan. Nilai tukar riil juga signifikan dan berpengaruh positif terhadap ekspor
Pakistan. Pada model permintaan impor, GDP riil Pakistan dan nilai tukar riil

10
memiliki hubungan yang signifikan dengan impor Pakistan dengan tanda sesuai
dengan teori.
Penelitian mengenai prospek perdagangan antara Indonesia dan Timur
Tengah dilakukan oleh Oktaviani et al. (2008). Negara-negara di kawasan Timur
Tengah yang diteliti adalah Turki, Tunisia dan Maroko. Hasil analisis IIT
menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan Indonesia-Turki lebih erat
dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko. Sementara itu, analisis Constant Market
Share (CMS) mengindikasikan bahwa terdapat fenomena yang konvergen bagi
dinamika ekspor Indonesia, dimana minyak yang berasal dari tumbuhan dan hewan,
kayu dan produk kayu, serta karet dan produk karet menjadi produk yang potensial
dengan efek dekomposisi yang bervariasi pada setiap mitra dagang.
Kerangka Pemikiran
Guncangan ekonomi dunia yang kerap terjadi dan krisis global yang melanda
beberapa negara maju telah memberikan dampak terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Singapura merupakan
pasar utama tujuan ekspor Indonesia. Oleh karena itu, untuk menghindari dampak
yang lebih besar pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
mencanangkan strategi diversifikasi pasar. Melalui strategi diversifikasi pasar,
Indonesia memperluas pasar tujuan ekspornya ke negara-negara berkembang yang
menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi seperti
negara-negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika
Latin, Afrika dan Eropa Timur. Saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan
ekspor sektor non migas dengan melakukan penetrasi pasar ekspor di luar pasar
ekspor tradisional yang salah satunya adalah Uni Emirat Arab.
Dalam rangka melancarkan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan
Uni Emirat Arab, beberapa perjanjian telah disepakati. Indonesia dan Uni Emirat
Arab telah menyepakati perjanjian pendahuluan pada tahun 2006 yang dimuat
dalam Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka memperkuat bisnis
antar kamar dagang dan industri. Kemudian pada tahun 2010, Indonesia dan Uni
Emirat Arab menyepakati MoU mengenai pembentukan komisi bersama IndonesiaUni Emirat Arab untuk kerjasama bilateral. Selanjutnya dalam rangka
meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi di kedua negara, pemerintah
Indonesia bersama dengan pemerintah Uni Emirat Arab sepakat untuk mulai
melaksanakan Pertemuan Komisi Bersama atau “Joint Commission Meeting” pada
tahun 2015.
Hubungan kerjasama perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab ini harus
menjadi salah satu perhatian utama pemerintah, sehingga pada masanya nanti
Indonesia mampu menghadapi segala kemungkinan persaingan dan guncangan
dalam pasar dunia. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana Indonesia
memaksimalkan serta mengembangkan nilai dan volume perdagangan antara
Indonesia dengan Uni Emirat Arab, yaitu dengan memajukan ekspor komoditikomoditi unggulannya ke pasar Uni Emirat Arab serta dengan menelaah bagaimana
kinerja perdagangannya. Dalam penelitian ini, kinerja perdagangan dapat dianalisis
melalui tingkat daya saing serta derajat integrasi perdagangan komoditi-komoditi
unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Penelitian selanjutnya yaitu
menganalisis determinan aliran perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab.

11
Berbagai determinan ekspor seperti harga ekspor, kondisi makroekonomi negara
tujuan ekspor, nilai tukar dan berbagai hambatan perdagangan sedikit banyak
memengaruhi kinerja ekspor.
Penurunan ekspor sebagai dampak dari krisis global
Strategi diversifikasi pasar
Perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab

Daya saing dan integrasi
komoditi unggulan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab

Analisis determinan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab

1. RCA
2. IIT

Export Demand Function

Rekomendasi kebijakan
untuk meningkatkan ekspor
Indonesia ke Uni Emirat Arab

Determinan ekspor:
1. Harga ekspor Indonesia
2. Harga ekspor negara pesaing
3. GDP riil Uni Emirat Arab
4. Nilai tukar riil
5. Dummy Non-Tariff Measures

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu serta didukung teori-teori yang ada dapat
ditentukan hipotesis sementara terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab, antara lain:
1. Harga ekspor Indonesia berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor komoditi
unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.
2. Harga ekspor negara pesaing berpengaruh positif terhadap aliran ekspor
komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.
3. GDP riil Uni Emirat Arab memiliki hubungan positif terhadap aliran ekspor
komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.
4. Nilai tukar riil Rupiah terhadap mata uang Uni Emirat Arab memiliki hubungan
positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.
5. Dummy pemberlakuan non tariff measure berpengaruh negatif terhadap aliran
ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.

12

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu
gabungan data time series dan cross section. Data time series yang digunakan
adalah data tahunan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan data cross
section 14 komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Data yang
digunakan bertujuan untuk mendukung variabel dalam model. Tabel 4
menunjukkan jenis dan sumber data yang digunakan:
Tabel 4 Jenis dan sumber data
Jenis Data
Sumber Data
Data perdagangan ekspor-impor
Kementerian Perdagangan RI, WITS
GDP riil
World Bank
Nilai tukar
UNCTAD
Indeks harga konsumen
UNCTAD
Non Tariff Measure (NTM)
WTO
Metode Analisis dan Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menyajikan data dalam
bentuk tabel dan grafik untuk mengkaji gambaran umum kinerja perdagangan
komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab. Sedangkan metode
analisis kuantitatif dilakukan dengan alat analisis Revealed Competitive Advantage
(RCA), Intra Industry Trade (IIT) dan panel data, digunakan untuk menganalisis
daya saing dan integrasi industri komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat
Arab serta determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia di
Uni Emirat Arab. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan software
Mocrosoft Excel dan E-views 6.0.
Metode Revealed Competitive Advantage (RCA)
Menurut BAPPENAS (2009), RCA merupakan salah satu metode yang sering
digunakan untuk menentukan daya saing suatu negara yang merupakan sebuah
ukuran dari spesialisasi perdagangan internasional dari suatu negara. Konsep ini
membandingkan kinerja suatu produk ekspor nasional terhadap total ekspor dunia.
RCA digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu negara dalam
kegiatan perdagangan antar negara. Rumus umum menghitung nilai RCA, yaitu:
RCA =

Xij / Xt
Wij / Wt

Keterangan:
RCA = Tingkat daya saing komoditi Indonesia di negara tujuan ekspor
Xij
= Nilai ekspor komoditi Indonesia di negara tujuan ekspor

13
Xt
Wij
Wij

= Nilai ekspor total Indonesia di negara tujuan ekspor
= Nilai ekspor komoditi dunia di negara tujuan ekspor
= Nilai ekspor total dunia di negara tujuan ekspor

Nilai RCA suatu komoditi menunjukkan dua kemungkinan, yaitu:
1. Jika nilai RCA > 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas
rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing kuat.
2. Jika nilai RCA < 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di
bawah rata-rata dunia sehingga suatu komoditi memiliki daya saing lemah.
Metode Intra Industry Trade (IIT)
Analisis IIT digunakan untuk menganalisis tingkat integrasi dalam suatu
kawasan tertentu. Integrasi yang tinggi menunjukkan kedekatan perdagangan di
antara negara-negara di kawasan tersebut. Rumus umum untuk menghitung nilai
IIT berdasrkan pendekatan Grubel-Lloyd Index (GLI) yaitu:
IITi,jk = 1 -

| Xi,jk – Mi,jk |
x 100
Xi,jk + Mi,jk

dimana:
Xi,jk = Nilai ekspor komoditi i dari negara j ke negara k
Mi,jk = Nilai impor komoditi i dari negara j ke negara k
Nilai IIT berkisar antara 0 sampai 100, jika jumlah yang diekspor sama dengan
jumlah yang diimpor untuk suatu komoditi maka indeksnya akan sama dengan 100.
Sebaliknya apabila perdagangan suatu negara hanya melibatkan satu pihak saja
(ekspor atau impor saja), maka indeks bernilai 0.

Nilai IIT
0.00
> 0.00 – 24.99
25.00 – 49.99
50.00 – 74.99
75.00 – 100.00

Tabel 5 Klasifikasi nilai IIT
Klasifikasi
No integration (one way trade)
Weak integration
Mild integration
Moderatly integration
Strong integration

Sumber: Austria 2004

Metode Data Panel
Data panel merupakan suatu data kerat lintang (cross section) yang disusun
berdasarkan runtun waktu (time series). Data cross section adalah data yang
dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu, sedangkan data time
series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu
(Gujarati 2004). Penggunaan data panel memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan hanya menggunakan data time series atau data cross section saja
(Hsiao 2003), yaitu:
1. Dapat mengendalikan heterogenitas individu atau unit cross section.

14
2.

Dapat memberikan informasi yang lebih luas, mengurangi kolinearitas di
antara variabel, memperbesar derajat bebas dan lebih efisien.
3. Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat
dideteksi dalam model data cross section maupun time series.
4. Lebih sesuai untuk mempelajari dan menguji model perilaku (behavioural
models) yang kompleks.
5. Dapat diandalkan untuk studi dynamic of adjustment.
Metode analisis data panel terdiri dari perumusan model, pemilihan metode
estimasi, uji kriteria dan analisis hasil estimasi.
Model Penelitian
Untuk menganalisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan
ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab digunakan variabel-variabel yang antara lain:
harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab,
nilai tukar riil dan dummy kebijakan Non Tariff Measure (NTM). Sehingga model
awal untuk penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:
lnEV = β0 + β1 lnPRCijt + β2 lnPRCkjt + β3 lnRGDPjt + β4 lnRERijt + β5 DNTεjt
+ it
Dimana :
EV

= Volume ekspor komoditi unggulan dari Indonesia ke Uni Emirat
Arab (Ton)
PRCijt
= Harga ekspor komoditi unggulan Indonesia di Uni Emirat Arab
(USD/Ton)
PRCkjt
= Harga ekspor komoditi unggulan negara pesaing di Uni Emirat
Arab (USD/Ton)
RGDPjt
= GDP riil Uni Emirat Arab (USD)
RERijt
= Nilai tukar riil Indonesia terhadap Uni Emirat Arab (IDR/AED)
DNTMjt
= Variabel dummy untuk mengidentifikasi efek dari
diberlakukannya kebijakan NTM oleh Uni Emirat Arab
β0
= Konstanta/Intersep
β 1, β2, β3, β4, β5 = Parameter yang diestimasi
ijt
= Error term
i
= Indonesia
j
= Uni Emirat Arab
k
= Negara pesaing
Model Estimasi
Terdapat tiga pendekatan untuk mengestimasi model data panel, yaitu:
1. Pendekatan Pooled Least Square (PLS)
Pendekatan PLS menggunakan gabungan dari seluruh data (pooled), sehingga
terdapat N x T observasi, dimana N menunjukkan jumlah unit cross section dan T
menunjukkan jumlah series yang digunakan. Model yang digunakan yaitu:
Yit = αi + Xitβ + uit

15
Nilai α bersifat konstan untuk semua observasi, sehingga pendekatan PLS
tidak mampu menjelaskan keragaman antar individu atau menghasilkan dugaan
parameter β yang bersifat bias. Namun, dengan mengkombinasikan atau
mengumpulkan semua data cross section dan time series, dapat meningkatkan
derajat kebebasan sehingga dapat memberikan hasil estimasi yang lebih efisien
(Firdaus 2011).
2. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)
Pendekatan FEM bertujuan merepresentasikan perbedaan intersep, yaitu
dengan memasukkan peubah dummy dalam model data panel sehingga dapat
menghasilkan dugaan parameter β yang tidak bias dan efisien. Kelemahannya jika
jumlah unit observasinya besar maka terlihat cumbersome (Firdaus 2011). Model
yang digunakan yaitu:
Yit = ƩαiDi + Xitβ + it
Lambang D merupakan peubah dummy. Adanya D menyebabkan intersep
model berbeda-beda antar unit cross section. Pendekatan FEM dapat dikenal pula
dengan sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV).
3. Pendekatan Random Effect Model (REM)
Memasukkan variabel dummy ke dalam model akan mengakibatkan
berkurangnya jumlah derajat kebebasan yang pada akhirnya akan mengurangi
efisiensi dari parameter yang diestimasi. Pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi hal ini adalah model efek acak (REM). Model ini dapat disebut juga
dengan error component model karena pada model ini, parameter yang berbeda
antar individu maupun antar waktu dimasukkan kedalam error. Persamaan dari
model efek acak ini adalah sebagai berikut:
Yit = α0 + βXit + it
it = uit + Vit + Wit
Dimana :
uit ~ N (0, u2) = Komponen cross section error
Vit ~ N (0, v2) = Komponen time series error
Wit ~ N (0, w2) = Komponen combinations error
Dalam model ini diasumsikan bahwa error secara individual tidak saling
berkorelasi begitu juga dengan error kombinasinya. Berbeda dengan model efek
tetap, pendekatan random effect model dapat menghemat dan tidak mengurangi
jumlah derajat kebebasan. Dengan demikian parameter hasil estimasi yang
diperoleh semakin efisien dan model yang didapatkan akan semakin baik (Firdaus,
2011).
Uji Statistik
Pemilihan pendekatan atau model terbaik yang digunakan untuk pengolahan
data panel dilakukan melalui beberapa pengujian statistik, diantaranya adalah:

16
a. Hausmann Test
Hausmann test merupakan uji untuk mengetahui apakah model fixed effect
lebih baik dari model random effect. Hipotesis dari uji ini yaitu:
H0 : Model Random Effect
H1 : Model Fixed Effect
Nilai statistik Hausmann akan dibandingkan dengan nilai Chisquare sebagai dasar
penolakan H0. Jika nilai χ2-statistik hasil pengujian lebih besar dari χ 2-tabel maka
cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga pendekatan yang
digunakan adalah model fixed effect, begitu pula sebaliknya.
b. Chow Test
Chow test atau biasa disebut dengan uji statistik F merupakan pengujian
statistik yang bertujuan memilih antara model fixed effect atau pooled least square.
Hipotesis dari uji ini yaitu:
H0 : Model Pooled Least Square
H1 : Model Fixed Effect
Ketika nilai PLS, p-value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka cukup
bukti untuk melakukan penolakan H0. Sehingga model yang digunakan adalah fixed
effect, begitu pula sebaliknya.
c. LM Test (The Breusch-Pagan LM Test)
LM Test digunakan sebagai dasar pertimbangan statistik dalam memilih
model random effect dan pooled least square. Hipotesis dari uji ini yaitu:
H0 : Model Pooled Least Square
H1 : Model Random Effect
Dasar penolakan H0 yaitu dengan cara membandingkan antara nilai statistik LM
dengan nilai Chi-square. Apabila nilai LM hasil perhitungan lebih besar dari χ2tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga model yang
digunakan adalah model random effect, begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah model yang digunakan di dalam
penelitian sudah baik atau belum dalam menjelaskan keragaman yang terdapat pada
suatu permasalahan, maka diperlukan beberapa pengujian statistik untuk memenuhi
kriteria model yang baik.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes
Jarque Bera, jika nilai probabilitas lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata
yang digunakan maka error term dalam model sudah menyebar normal.

17
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel
independen. Suatu model dapat diindikasikan mengandung multikolinearitas
apabila nilai R2 tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. Untuk
mengatasi multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghilangkan variabel
yang tidak signifikan, mentransformasikan data dan menambah variabel.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa
metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya adalah Uji Park, Uji Glesjer,
melihat pola grafik regresi dan uji koefisien korelasi Spearman.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi a