Pengaruh Pelatihan, Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja (K3) terhadap Kinerja Petugas Pemadam Kebakaran (Studi Kasus pada Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
2. Tempat tanggal lahir
3. Agama
4. Jenis Kelamin
5. Alamat

II.

6. No. Telepon
7. Email

: Wanti Tri Nurani
: Jakarta, 28 maret 1993
: Islam
: Perempuan
: Jl. Kenari IX blok AE6 No. 35
RT 01/ RW 021 Reni Jaya Pamulang,

Tangerang Selatan 15417.
: 087771130870
: wanti.trinurani@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
1. 2011 – 2015
2. 2008 – 2011
3. 2005 – 2008
4. 1999 – 2005
5. 1998 – 1999

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
: SMP Negeri 1 Pamulang
: SD Negeri Pamulang 1
: TK Islam Cahaya Agung

III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Panitia Divisi Acara Dekan Cup Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2012


vi

ABSTRACT
The aim of this research was to determine the influence of
training,occupational health and safety (OHS) have significant on firefighters
performance of Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan .
This research is a case study with quantitive approach. The data source is
primary and secondary collected by using some techniques: interview,
questionnaire, library research and documentation. The samples in this study
amounted 77 correspondents, with Slovin formula. The statictical methods used is
multiple linear regression analysis.
The result of this research, based on partially and simultaneous test, proved
that the training, occupational health and safety (OHS) have significant influence
on firefighters performancer. The value of Adjusted R Square is 0,516, it means
all independent variables can explained 51,6% toward the dependent variables.
While the remaining 48,4% was explained by other factors which were not
examined in this research.
Keywords: training, OHS, and firefighters performance.


vii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pelatihan, keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja petugas pemadam
kebakaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan.
Adapun penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode
penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah
sumber primer dan sumber sekunder, dengan teknik pengumpulan data berupa
wawancara, kuesioner, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 77 responden dengan menggunakan rumus Slovin.
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan baik secara parsial maupun simultan
terbukti bahwa pelatihan, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran. Nilai Adjusted R
Square adalah sebesar 0,516 yang berarti semua variabel independen dapat
menjelaskan sebesar 51,6% terhadap variabel dependen. sementara sisanya

48,4% dapat dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak diuji di dalam penelitian
ini.
Kata kunci: Pelatihan, K3, dan Kinerja Petugas Pemadam Kebakaran.

viii

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan rasa syukur yang tak terhingga
ku panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pelatihan, dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Petugas
Pemadam Kebakaran (Studi Kasus pada Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran
dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta selatan)”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta papa Oyon Daryono dan mama Suhartini yang
telah membesarkanku, menyayangiku, mendidikku serta mendukungku
untuk sekolah setinggi mungkin. Kakak-kakakku tersayang Annisa Hartiwi
Wulandari

dan

Winna

Dwiarti

yang

terus

menyemangati

dalam

menyelesaikan kuliah. Hanya doa yang dapat aku panjatkan untuk

membalas segala cinta kasih mama, papa dan kakak-kakak berikan. Terima
kasih ku kepada keluargaku yang selalu memberikanku yang terbaik selama
ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan beserta jajarannya
Wakil Dekan Bidang Akademik, Administrasi Umum dan Kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix

4. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia melyangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan
diskusi untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Lili Supriyadi, S.Pd, MM selaku Dosen Pembimbing II yang juga
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan
dan diskusi untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memeberikan bekal ilmu yang tak terhingga kepada

peneliti selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staf Tata Usaha dan Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu dan melayani dalam mengurus segala keperluan administrasi dan
lain-lain.
8. Bapak Mansury dan Sutiman selaku bagian Admin dan Tata Usaha Suku
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan yang telah menerima dan meluangkan waktunya untuk di
wawancara dan memberikan data, serta kepada Petugas Pemadam
Kebakaran yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian.
9. Yang terkasih, Radhiya Fajri yang selalu sabar menemani, menjadi
penyemangat, membantu dan menyarankan yang terbaik.
10. Sahabatku dari semester satu Syifa Fauziah, yang telah membantu,
memberikan pendapatnya dan selalu menyemangatiku.
11. Teman seperjuangan dalam meraih gelar sarjana, Anisa Rahmawati, Dewi
Eka Putri, Osy Istifari, Siti Nurfaridaningrum, Sekar Laelani, Nita Fitria,
Tirta Sati ayu dan Linda Indriyani.
12. Teman-teman seangkatan jurusan manajemen 2011 yang bersama-sama
belajar dan berbagi ilmu serta saling menyemangati ketika kuliah sampai

dengan ujian.
13. Teman-teman KKN, Hani Aqmarina, Hana Sayida, Mira Rachmalia, Hani,
Damay, Ryandika, Cahyo, Dimas, Judo, Abe, Denis, Rifki, Ahel, Wahyu

x

dan Akbar yang telah menjadi menjadi teman kelompok dalam sebulan
mengabdi kepada masyarakat.
14. Kepada selutuh pihak yang turut mendukung dan membantu yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis sudah semaksimal mungkin berusaha untuk menyelesaikan skripsi
ini namun dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran atas skripsi
ini.
Wasalamua’alaikum. Wr.Wb

Jakarta, 21 Desember 2015
Peneliti

Wanti Tri Nurani


xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .........................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...........................

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................

iv


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................

vi

ABSTRACT ....................................................................................................

vii

ABSTRAK .....................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ix


DAFTAR ISI ..................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xx

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .....................................................................

1

A. Latar Belakang Penelitian .....................................................

1

B. Rumusan Masalah .................................................................

7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................

7

D. Manfaat Penelitian ................................................................

8

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................

10

A. Landasan Teori .....................................................................

10

1. Manajemen Sumber Daya Manusia ................................

10

xii

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia.........

10

b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ...............

11

2. Pelatihan ..........................................................................

12

a. Pengertian Pelatihan ..................................................

12

b. Jenis-jenis Pelatihan...................................................

14

c. Tujuan Pelatihan ........................................................

15

d. Manfaat Pelatihan ......................................................

16

e. Faktor-faktor Pelatihan ..............................................

17

f. Analisis Kebutuhan Pelatihan....................................

19

g. Metode Pelatihan .......................................................

20

h. Evaluasi Program Pelatihan .......................................

23

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 ...........................

24

a. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 ...

24

b. Tujuan dan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) .................................................................

26

c. Faktor-faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

28

d. Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ........

29

e. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ..

31

4. Kinerja .............................................................................

31

a. Pengertian Kinerja .....................................................

31

b. Tujuan dan Sasaran Kinerja.......................................

33

c. Faktor-faktor Kinerja .................................................

34

d. Kinerja Individu dalam Kelompok ............................

36

xiii

BAB III

5. Hubungan Keterkaitan Antar Variabel ..............................

36

B. Penelitian Terdahulu .............................................................

39

C. Kerangka Berpikir .................................................................

40

D. Hipotesis ...............................................................................

41

METODOLOGI PENELITIAN ..............................................

42

A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................

42

B. Metode Penentual Sampel .....................................................

42

1. Populasi............................................................................

42

2. Sampel .............................................................................

43

C. Metode Pengumpulan Data....................................................

44

1. Data Primer ......................................................................

44

2. Data Sekunder..................................................................

45

D. Metode Analisis Data.............................................................

45

1. Statistik Deskriptif ...........................................................

45

2. Uji Kualitas Data .............................................................

46

a. Uji Validitas...............................................................

46

b. Uji Reliabilitas ...........................................................

47

3. Uji Asumsi Klasik............................................................

47

a. Uji Normalitas............................................................

47

b. Uji Heterokedastisitas ................................................

48

c. Uji Multikolinieritas ..................................................

49

4. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................

49

a. Uji Statistik t ..............................................................

50

b. Uji Statistik F .............................................................

51

xiv

BAB IV

c. Uji Koefisien Determinasi .........................................

51

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................

52

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

55

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................

55

1. Fokus, Lokus dan Waktu Penelitian ................................

55

2. Sejarah Berdirinya Dinas Penanggulangan Kebakaran
dan Penyelamatan DKI Jakarta........................................

56

3. Visi, Misi dan Moto Organisasi.......................................

58

4. Struktur Organisasi ..........................................................

58

5. Asosiasi Terkait ...............................................................

55

6. Sarana dan Prasarana .......................................................

63

7. Perundangan dan SNI Terbaru.........................................

64

8. Karakteristik Responden..................................................

66

9. Distrubusi Jawaban Responden .......................................

69

B. Analisis dan Pembahasan.......................................................

74

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................

74

2. Hasil Uji Kualitas data.....................................................

75

a. Uji Validitas...............................................................

75

b. Uji Reliabilitas ...........................................................

78

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................

78

a. Uji Normalitas............................................................

78

b. Uji Hetrokedastisitas..................................................

81

c. Uji Multikolinieritas ..................................................

83

xv

4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda...........................

84

a. Uji Statistik t (Parsial) ...............................................

84

b. Uji Statistik F (Simultan) ..........................................

88

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................

89

PENUTUP...................................................................................

91

A. Kesimpulan ...........................................................................

91

B. Saran ......................................................................................

92

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

94

LAMPIRAN ...................................................................................................

96

BAB V

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Data Pendidikan dan Pelatihan ....................................................

Tabel 1.2

Rekap Laporan Kejadian Kebakaran Tahun 2015 Wilayah

3

Jakarta Selatan .............................................................................

5

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu ....................................................................

39

Tabel 3.1

Skala Likert..................................................................................

45

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian ..................................................

53

Tabel 4.1

Jumlah Armada ............................................................................

63

Tabel 4.2

Sumber Bahan Pemadam Jakarta Selatan ....................................

64

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................

66

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................

67

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasaran Tingkat Pendidikan ..........

67

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .....................

68

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pelatihan .....................

69

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Variabel Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) ..................................................................

71

Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja ........................

73

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Deskriptif........................................................

74

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan.........................................

75

Tabel 4.9

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) ....................................................................................

76

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja............................................

77

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas....................................................................

78

xvii

Tabel 4.15 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov...................................................

80

Tabel 4.16 Hasil Uji Park...............................................................................

82

Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas ...........................................................

83

Tabel 4.18 Hasil Uji t.....................................................................................

84

Tabel 4.19 Hasil Uji F....................................................................................

88

Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi..................................................

89

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor yang Berperan dalam Pelatihan ........................................

17

Gambar 2.2 Metode Pelatihan .........................................................................

21

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ......................................................................

60

Gambar 4.2 Uji Normalitas..............................................................................

79

Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas ..................................................................

81

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian.....................................................................

96

Lampiran 2. Surat Pengesahan Izin Penelitian.................................................

97

Lampiran 3. Data Pos dan Sektor.....................................................................

98

Lampiran 4. Rekap Laporan Kejadian Kebakaran Tahun 2015.......................

99

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian....................................................................

100

Lampiran 6. Data Hasil Kuesioner Penelitian..................................................

104

Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................

115

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas .......................................................................

115

Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................

116

Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................

116

Lampiran 11. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ..............................

118

xx

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia adalah Negara berkembang yang tentu menginginkan sebuah
pembangunan ke arah yang lebih baik dalam segala bidang yang menyangkut
kesejahteraan rakyatnya yaitu meliputi bidang ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan. Namun dalam penerapannya tidak selalu berjalan
mulus. Masih banyak hambatan yang harus dibenahi pemerintah.
Jakarta sebagai ibukota yang menjadi pusat pemerintahan dan penggerak
perekonomian menjadi sorotan seluruh masyarakat luas. Tidak hanya
perusahaan besar tetapi instansi Negara dengan segala problematikanya saat
ini menjadi perhatian penting. Dalam melakukan berbagai aktivitas
pemerintahan dibanyak instansi tidak hanya memerlukan sebuah sistem yang
canggih, namun bagaimana memperoleh sumber daya manusia.
Manusia sebagai aset hidup satu-satunya yang memegang peranan
penting. Karena suatu keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh
sumber

daya

manusianya.

Dalam

pencapaian

keberhasilan

tersebut

manajemen harus memberikan perhatian penting dalam mengelola sumber
daya manusia yang ada sebaik mungkin. Agar suatu organisasi memiliki
sumber daya yang mampu memberikan kontribusi nya secara maksimal demi
tercapainya tujuan. Salah satu yang harus dilakukan organisasi ialah
memberikan pelatihan.

1

Pelatihan merupakan keterampilan yang diberikan kepada para pekerja
untuk

menunjang

pekerjaannya

dan

sehingga

memudahkan
dinilai

mereka

penting.

dalam

Andrew

E.

menyelesaikan
Sikula

dalam

Mangkunegara (2006:50) mengemukakan bahwa pelatihan adalah suatu proses
pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir dimana pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Pelatihan memiliki tujuan menurut
Dr. Mutiara S. Panggabean (2004:41) pelatihan dilakukan untuk kepentingan
karyawan, perusahaan, dan konsumen. Tujuan bagi perusahaan salah satunya
adalah mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan.
Dalam meminimalisir terjadinya kerusakan dan kecelakaan tersebut ada
istilah yang tidak asing yaitu keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan
dan kesehatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di
tempat kerja. sedangkan, kesehatan merujuk kepada kebebasan karyawan dari
penyakit secara fisik maupun mental (Mondy dan Noe, 1990). Desler (2000)
mengemukakan bahwa ada tiga penyebab utama kecelakaan, yaitu secara
kebetulan (change occurance), kondisi tidak aman (unsafe condition), dan
sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee).
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Propinsi DKI
Jakarta adalah unsur pelaksana pemerintah daerah yang diberi tanggung jawab
dalam

melaksanakan

tugas-tugas

penanganan

masalah

kebakaran.

Dibentuknya organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana ini merupakan perwujudan tanggung jawab Pemda DKI dalam

2

rangka memberikan perlindungan kepada warganya dari ancaman bahaya
kebakaran dan bencana lainnya (jakartafire.net). Dengan jumlah petugas Suku
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan sebanyak 350 orang yang terbagi dalam tiga regu A, B dan C.
Seluruh petugas dibekali dengan pelatihan untuk melengkapi keterampilan
yang lainnya.
Program pelatihan yang sedang berjalan ialah Vertical Rescue yaitu
penyelamatan korban kebakaran di ketinggian. Vertical Rescue termasuk
dalam metode pelatihan dan simulasi yaitu, metode dimana petugas dilatih
dengan menggunakan peralatan yang dilakukan diluar pekerjaannya.
dilakukan sejak bulan September-Desember 2015 setiap hari Rabu bertempat
di Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan.
Data pelatihan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Pendidikan dan Pelatihan
No.
1.
2
3.
4.
5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bidang Pencegahan Kebakaran
Inspektur tingkat I
Inspektur tingkat II
Bahan-bahan berbahaya (B3)
Tenaga PPL
Manajemen penyelamatan sistem kebakaran
Bidang Pemadaman Kebakaran
Petugas pemadam kebakaran tingkat I, II, III
Pengemudi/Operator tingkat I, II
Montir kendaraan operasional
Perwira kebakaran tingkat I, II, III
Instruktur
Refreshing Ka. Sektor
Refreshing Ka. Danton
Refreshing Ka. Regu
Komandan BALAKAR
Sumber : jakartafire.net

Jam Pelajaran
200 jam
200 jam
200 jam
200 jam
100 jam
Jam Pelajaran
200 jam
200 jam
100 jam
100 jam
200 jam
24 jam
24 jam
24 jam
200 jam

3

Berdasarkan tabel 1.1 data pelatihan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa setiap petugas pemadam kebakaran harus melalui berbagai pelatihan
sesuai dengan posisi atau tingkat mereka. Pelatihan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan petugas pemadam dalam melaksanakan tugasnya.
Pemadam kebakaran sebagai tindaklanjut dari kegagalan usaha-usaha
pencegahan kebakaran. Dalam melakukan pemadaman kebakaran, petugas
pemadam

kebakaran

dihadapkan

pada

situasi

extreme

yang

dapat

menimbulkan kecelakaan kerja, dengan kata lain sangat beresiko tinggi. Oleh
karenanya dalam melakukan pemadaman kebakaran dibutuhkan keterampilan
khusus, disiplin tinggi dan kerjasama tim yang baik. Sesuai dengan moto:
memelihara keterampilan perorangan dan kerja kelompok bagi setiap regu
penyelamat, tiada jalan lain selain berlatih dan berlatih (jakartafire.net).
Dalam mewujudkan rasa aman serta memberikan perlindungan kepada
warga kota tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran, sesuai dengan yang diatur
dalam SK Gub Nomor 9 tahun 2002, tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, Mempunyai 3 tugas
pokok, yakni:
1. Pencegahan Kebakaran
2. Pemadaman Kebakaran
3. Penyelamatan Jiwa dan ancaman kebakaran dan bencana lain.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Denny
Wahyu Haryanto mengatakan saat ini kasus kebakaran di Jakarta mengalami
peningkatan. “kalau dikalkulasi, setiap hari pasti ada lima-enam kasus

4

kebakaran” Minggu, 27 September 2015 (http://pemilu.tempo.co). Berikut
data laporan kejadian kebakaran:
Tabel 1.2
Rekap Laporan Kejadian Kebakaran Tahun 2015
Wilayah Jakarta Selatan
Kerugian jiwa
Bulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Frekuensi

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Jumlah

17
23
18
21
27
32
38
42
218

Petugas
Warga
Mati
Luka Mati Luka
1
6
2
2
1
5
1
2
5
15

Luas
Area
(m2)

Taksiran
Kerugian (Rp)

1.226
784
1.305
2.962
2.917
4.831
8.784
8.783
31.592

3.456.600.000
3.041.000.000
4.596.000.000
5.348.000.000
6.658.000.000
9.309.500.000
8.688.300.000
8.883.500.000
49.981.200.000

Sumber : SUDIN Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jaksel
Dari data tabel 1.2 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sejak bulan
April sampai dengan bulan Agustus telah terjadi peningkatan frekuensi
kejadian kebakaran secara terus-menerus setiap bulannya. Tidak ada korban
baik luka maupun jiwa pada petugas pemadam kebakaran. Namun disisi lain
terdapat warga yang menjadi korban luka yaitu 15 orang, dan korban jiwa
mencapai 5 orang. Luas daerah yang terbakar pun semakin meningkat dengan
jumlah area terbakar 31.592m2 serta kerugian yang tidak sedikit yaitu
mencapai taksiran Rp. 49.981.200.000.
Tingginya kasus kebakaran di ibukota, tidak diimbangi dengan jumlah
anggota pemadam kebakaran. Saat ini hanya 2.351 orang. Padahal dengan luas
ibukota yang mencapai 661 km2, jumlah petugas pemadam kebakaran
idealnya mencapai 4.500 orang. Jadi harus ada penambahan personil. Terlebih

5

setiap tahunnya jumlah kebakaran di Jakarta jumlahnya mencapai ratusan.
Ungkap

Subejo,

Penanggulangan

sebagai
Bencana

Kepala

Dinas

DKI Jakarta

Pemadam
Senin,

29

Kebakaran
September

dan
2014

(poskotanews.com). Pihaknya pun telah meminta kepada Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) untuk penambahan personel. Namun setelah setahun berlalu
belum juga mencapai target personel.
Selain itu, lanjut Subejo, pihaknya kekurangan pos pemadam kebakaran
karena saat ini jumlahnya baru sebanyak 100 lokasi. Idealnya setiap satu
kelurahan ada satu pos pemadam. Sementara jumlah kelurahan yang ada di
Jakarta mencapai 267 kelurahan. Kedepan untuk menekan dampak kebakaran
maka akan meningkatkan respon kebakaran. Jika sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimum (SPM) responnya mencapai 15 menit, nanti secara
bertahap akan kita tekan di bawah 15 menit. Secara bertahap bisa 10 menit,
akan diperbanyak pos untuk mempercepat respon itu.
Fenomena yang penulis amati yaitu, pertama para pemadam kebakaran
membutuhkan pelatihan khusus dalam menjinakkan si jago merah. Program
pelatihan yang sedang berjalan yaitu vertical rescue, karena kebakaran di kota
Jakarta umumnya sering terjadi kebakaran di dalam gedung-gedung tinggi
yang sulit dijangkau untuk dipadamkan. Maka dapat dijadikan bahan analisis
apakah pelatihan yang di dapat berpengaruh bagi kinerja petugas pemadam
dalam melakukan pekerjaannya. Seiring dengan pelatihan fenomena yang
kedua yaitu frekuensi kebakaran yang meningkat secara terus-menerus di
tahun 2015 serta sampai jatuhnya korban baik luka-luka maupun korban

6

meninggal dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Kurangnya personil
petugas pemadam di Jakarta serta masih seditnya pos-pos yang tersedia untuk
mencapai lokasi kebakaran lebih dekat.
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti mengenai pengaruh pelatihan, keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran dengan judul: “Pengaruh
Pelatihan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja
Petugas

Pemadam

Kebakaran

(Studi

Kasus

pada

Suku

Dinas

Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan)”.

B. Rumusan Masalah
Dengan pelatihan yang sedang berlangsung serta keselamatan dan
kesehatan kerja yang berkaitan dengan resiko yang dimiliki. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah pelatihan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja petugas
pemadam kebakaran?
2. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran?
3. Apakah pelatihan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran?

C. Tujuan Penelitian

7

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan dapat ditetapkan tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh pelatihan secara parsial
terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) secara parsial terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh pelatihan, keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran.

D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
a. Bagi Penulis
Untuk

menambah

pengetahuan

teoritis

dan

memperluas

wawasan untuk mempelajari secara langsung dan menganalisis
mengenai pengaruh pelatihan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran.
b. Bagi Akademisi
Dapat dijadikan sumber informasi tambahan bagi para pembaca
untuk menambah referensi bagi penelitiannya baik yang akan maupun
yang sedang melakukan penelitian tersebut.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi Instansi
Sebagai masukan bagi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran
dan

Penyelamatan

Kota

Administrasi

Jakarta

Selatan

untuk

8

memberikan gambaran pengaruh pelatihan, keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran.
b. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk meningkatkan
kinerja petugas pemadam dengan mengetahui pengaruh pelatihan,
keselamatan dan kesehatan para petugas pemadam kebakaran demi
pengabdian pada masyarakat.

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia termasuk salah satu ilmu yang
terdapat dalam manajemen yang mempelajari tentang manusia itu
sendiri. Manusia memiliki peranan penting dalam menggerakkan
organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan organisasinya.
Beberapa ahli memberikan definisi mengenai sumber daya manusia
seperti menurut Menurut Wayne Mondy (2008:4) manajemen sumber
daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Menuurut Flippo (1980) dalam Handoko (2014:3) manajemen
personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan kegiatan kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber
daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan
masyarakat.
Dikemukakan pula oleh Suhendra dan Murdiyah Hayati
(2006:25) manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada

10

karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan
keamanan, serta masalah keadilan. Kemudian dalam buku yang sama
pula menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok
suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang lebih tepat
untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka penulis dapat
menarik simpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu yang berkaitan dengan proses-proses memberdayakan seseorang
di dalam organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri
secara efektif dan efisien.
b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sebagai satu-satunya makluk hidup yang
menjalankan organisasi untuk mencapai keberhasilan tentu harus
memanfaatkan sumber daya manusia yang ada secara optimal.
Menurut Mondy (2008:4) terdapat lima area fungsional terkait dengan
manajemen sumber daya manusia yang efektif yaitu sebagai berikut, 1)
penyediaan staf, 2) pengembangan sumber daya manusia, 3)
kompensasi, 4) keselamatan dan kesehatan, serta 5) hubungan
karyawan dan buruh.
Dari fungsional manajemen sumber daya manusia tersebut
perusahaan atau organisasi perlu melakukan pengembangan sumber

11

daya manusia seperti memberkan pelatihan kepada pegawai. Pelatihan
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pegawai.

Dengan

mendapat

pelatihan

tersebut

para

pegawai

diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya serta kontribusinya kepada
organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan Fendy Levy Kambey,
Suharnomo (2013) bahwa pelatihan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga memiliki fungsi penting
dalam manejemen sumber daya manusia. Menurut Mondy dan Noe
(1990) dalam Panggabean (2002:112) keselamatan kerja meliputi
perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja, sedangkan
kesehatan kerja merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit
secara fisik maupun mental. Dimana untuk mewujudkan kinerja yang
baik diperlukan sumber daya yang sehat secara fisik maupun mental
serta keselamatan yaitu terhindar dari segala penyakit yang dapat
ditimbulkan dari aktivitas kerja. Oleh karena itu perusahaan atau
organisasi harus memastikan bahwa seluruh pegawainya dalam
keadaan baik.

2. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan (Kaswan, 2011:2). Selain itu, pelatihan bisa
dilangsungkan di tempat kerja atau di tempat yang disimulasikan

12

sebagai tempat kerja atau tempat yang disimulasikan sebagai tempat
kerja. Proses pelatihan difokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dan
penerapan pemahaman serta pengetahuan pada pelaksanaan tugas
tertentu. Umumnya hasil yang diinginkan dari pelatihan ialah
penguasaan

atau

peningkatan

keterampilan.

Proses

pelatihan

dikendalikan oleh pemilik keahlian yang diajarkan atau ahli yang
membantu

mengembangkan

keterampilan

melalui

pengalaman

terstruktur menurut Dale (2003:111) dalam Kaswan (2011:3).
Pendapat lain dikemukakan oleh Rivai dan Sagala (2010:211212) mendefinisikan pelatihan sebagai bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik
daripada teori.
Sejalan dengan itu, menurut Andrew E. Sikula dalam
Mangkunegara (2006:50) bahwa pelatihan (training) adalah suatu
proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.
Kemudian menurut Handoko (2014:104) latihan (training)
dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan
dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Latihan
menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
sekarang.
13

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai definisi pelatihan
maka penulis menggaris bawahi bahwa pelatihan yaitu salah satu cara
mendapatkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan para pekerja yang
mungkin sedang menurun sehingga perlu dibekali kembali dengan
keterampilan untuk meningkatkan kinerja mereka.
b. Jenis-jenis Pelatihan
Menurut Akrani (2009) dalam Kaswan (2011:213-214), ada lima
jenis pelatihan yang berbeda. Pelatihan-pelatihan itu adalah sebagai
berikut:
1. Induction training (pelatihan induksi)
Bertujuan mengenalkan organisasi kepada karyawan yang
baru diangkat. Ini merupakan pelatihan yang singkat dan
informatif yang diberikan segera setelah bergabung dengan
organisasi tersebut
2. Job training (pelatihan pekerjaan)
Berkaitan dengan pekerjaan khusus dan tujuannya adalah
memberi informasi dan petunjuk yang sesuai kepada karyawan
sehingga memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan
secara sistematis, tepat, efisien, dan akhirnya dengan percaya
diri.
3. Training for promotion (pelatihan untuk promosi)
Adalah pelatihan yang diberikan setelah promosi tetapi
sebelum bergabung pada posisi yang lebih tinggi. Tujuannya
adalah

memberi

kesempatan

pada

pegawai

melakukan

penyesuaian diri dengan tugas pekerjaan di level lebih tinggi.
14

4. Refresher training (pelatihan penyegaran)
Ialah memperbaharui keterampilan professional, informasi
dan pengalaman seseorang yang menduduki posisi eksekutif
penting.
5. Training

for

managerial

development

(pelatihan

untuk

pengembangan manajerial)
Diberikan kepada manajer agar meningkatkan efisiensinya
dan dengan demikian memungkinkan mereka menerima posisi
yang lebih tinggi. Perusahaan harus menyediakan semua jenis
pelatihan.
c. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan menurut Mangkunegara (2006:52) sebagai
berikut :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
secara maksimal
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
8. Menghindarkan keusangan (obsolescence)
9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai

15

d. Manfaat Pelatihan
Dalam hal ini pelatihan memiliki manfaat yang dapat dihasilkan,
menurut Rivai dan Sagala (2010:217-218) manfaat pelatihan untuk
karyawan sebagai berikut:


Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan
masalah yang efektif



Melalui pelatihan dan pengembangan, variabel pengenalan,
pencapaian prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab, dan
kemajuan dapat diinternalisasikan dan dilaksanakan



Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan
rasa percaya diri



Membantu karyawan mengatasi stress, tekanan, frustasi, dan
konflik



Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan
kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap



Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan



Membantu karyawan mendeteksi tujuan pribadi sementara
meningkatkan keterampilan interaksi



Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatih



Memberikan nasihat dan jalan untuk pertumbuhan masa depan



Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan



Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara, dan
menulis dengan latihan



Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas baru
16

e. Faktor-faktor Pelatihan
Dalam melaksanakan pelatihan ini menurut Rivai dan Sagala
(2010:225-226) ada beberapa faktor yang berperan yaitu:
1. Instruktur
2. Peserta
3. Materi (bahan)
4. Metode
5. Tujuan Pelatihan
Keterkaitan dan keterikatan antar faktor yang berperan dalam
pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Faktor yang berperan dalam pelatihan
Instruktur

Metode

Tujuan

Peserta
Materi
(bahan)

Sumber: Rivai dan Sagala (2010:226)
Adapun dimensi pelatihan menurut Mangkunegara (2013:44)
ialah sebagai berikut :
1) Instruktur
Instruktur adalah seorang pengajar yang cakap memberikan

17

bantuan yang sangat besar kepada suksesnya program pelatihan.
Instruktur menjelaskan secara keseluruhan tujuan dari pekerjaan
kepada peserta pelatihan kemudian menjelaskan tugas-tugas
khusus untuk melihat relevansi dari masing-masing pekerjaan dan
mengikuti prosedur kerja yang benar.
2) Peserta
Seorang peserta pelatihan hendaknya, dilatih untuk macam
pekerjaan yang disukainya dan cocok untuk pekerjaan. Baik itu
peserta manajerial maupun operasional.
3) Materi (Bahan)
Materi program pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan
organisasi dan peserta pelatihan. Materi pelatihan harus sesuai
dengan kebutuhan peserta atau memotivasi.
4) Metode
Metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan jenis
materi dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang menjadi
kemampuan peserta.
5) Tujuan pelatihan
Tujuan pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
diinginkan perusahaan serta dapat membentuk tingkah laku yang
diharapkan serta kondisi-kondisi bagaimana hal tersebut dapat
dicapai.

Dan

dapat

meningkatkan

keterampilan/skill,

dan

pengetahuan pegawai.

18

f. Analisikis Kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis)
Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kinerja seseorang,
namun sebaliknya pelatihan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
kebutuhan

justru

dapat

menimbulkan

masalah

baru

seperti

membengkaknya biaya pelatihan. Maka dibutuhkan analisis penilaian
kebutuhan para pekerja. Menurut Kaswan (2011:64-72) tujuan
keseluruhan fase penilaian kebutuhan adalah untuk menentukan
apakah pelatihan dibutuhkan, dan jika dibutuhkan, memberi informasi
yang dibutuhkan untuk merancang program pelatihan. Penilaian
kebutuhan terdiri dari tiga tingkat sebagai berikut :
1) Tingkat Organisasi/Strategis
Analisis organisasi/strategis memeriksa faktor-faktor utama
seperti budaya, misi organisasi, iklim bisnis,, sasaran jangka
pendek dan jangka panjang, dan struktur. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi baik kebutuhan organisasi secara menyeluruh
dan tingkat dukungan untuk pelatihan.
2) Tingkat Individu/Karyawan
Analisis individu/karyawan menentukan yang mana yang
membutuhkan

pelatihan

dengan

memeriksa

sejauh

mana

karyawan itu melaksanakan tugas-tugas yang membentuk
kerjanya. Pelatihan sering dibutuhkan ketika ada kesenjangan
antara kinerja karyawan dengan ekspektasi atau standar

19

organisasi.

Sering

analisis

individu

melibatkan

penilaian

peringkat kinerja karyawan dan selanjutnya mengidentifikasi
karyawan atau kelompok karyawan

yang kurang dalam

keterampilan tertentu.
3) Analisis Tugas/Pekerjaan
Analisis tugas/pekerjaan adalah pemeriksaan terhadap
tugas/pekerjaan yang dijalankan, berfokus pada kewajiban dan
tugas di seluruh organisasi itu untuk menentukan pekerjaan yang
mana

yang

membutuhkan

pelatihan.

Analisis

pekerjaan

seharusnya memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memahami persyaratan pekerjaan. Kewajiban dan tugas ini
selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan karakteristik lain yang dituntut
untuk melaksanakan pekerjaan dengan memadai.
g. Metode Pelatihan
Dalam Mangkunegara (2006:60) menurut pendapat Andrew E.
Sikula metode pelatihan adalah : “On the job; demonstration
examples; simulation; apprenticeship; classroom methods (lecture,
coference, case study, role play-ing and programmed instruction); and
other training methods”.

20

Gambar 2.2
Metode Pelatihan
Metode
Pelatihan

Metode
Pekerja
an (on
the job)

Metode
balai
(Vestib
ule)

Metode
Kuliah

Metode
demonst
rasi dan
contoh

Metode
apprenti
ceship

Metode
Simulasi

Metode
Studi
Kasus

Metode
Konfere
nsi

Metode
Bermain
Peran

Metode
Ruang
Kelas

Metode
Lainnya

Metode
Bimbin
gan
erencan

Sumber : Andrew E. Sikula, 1981:251
1) On-the-Job Training
On-the-Job Training merupakan metode yang digunakan
dimana seseorang dilatih untuk mempelajari pekerjaan atau
tugas-tugas dalam suatu organisasi dengan terjun langsung
melakukannya.
2) Magang
Magang merupakan suatu metode pelatihan yang terstruktur
dengan proses kombinasi antara pelajaran yang di dapat sekolah
dan praktek langsung di lingkungan kerja.
3) Belajar Secara Informal
Belajar

secara

informal

merupakan

suatu

teknik

pembelajaran yang tanpa disusun atau tidak terstruktur tetapi

21

melalui

diskusi

langsung

dengan

rekan

kerja

dengan

memanfatkan perangkat atau peralatan yang seadanya.
4) Job Instruction Training
Job Instruction Training merupakan suatu teknik pelatihan
dengan mengurutkan setiap tugas pekerjaan dan poin-poin
penting untuk memberikan langkah-langkah pelatihan bagi
karyawan.
5) Pengajaran
Pengajaran merupakan metode atau cara yang digunakan
dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan berupa informasi
yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.
6) Pelajaran yang Terprogram
Pelajaran yang terprogram merupakan suatu teknik atau
metode

pelatihan

terstruktur

secara

sistematis

untuk

memberikan ajaran tentang keterampilan pekerjaan dengan
memberikan pertanyaan atau fakta dan mengizinkan peserta
dalam menanggapi pertanyaan tersebut kemudian memberikan
jawaban-jawaban akurat.
7) Pelatihan dengan Peralatan Audiovisual
Pelatihan dengan peralatan audiovisual merupakan metode
pelatihan dimana karyawan dilatih dengan menggunakan
peralatan khusus dan dilakukan diluar pekerjaan.

22

8) Pelatihan dan Simulasi
Pelatihan dengan simulasi merupakan metode pelatihan
dimana karyawan dilatih dengan menggunakan peralatan khusus
dan dilakukan diluar pekerjaan.
9) Pelatihan Berbasis Komputer
Pelatihan berbasis komputer atau Computer-Based Training
(CBT) merupakan metode pelatihan dengan menggunakan
sistem berbasis komputer dengan tujuan agar karyawan atau
peserta

pelatihan

dapat

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilannya.
10) Pelatihan Berbasis Internet
Pelatihan berbasis internet merupakan metode pelatihan
dengan memberikan pengajaran berupa materi pelatihan secara
online dan para karyawan atau peserta pelatihan dapat
mengaksesnya.
h. Evaluasi Program Pelatihan
Dalam

Mangkunegara

(2006:69)

Goldstein

dan

Buxton

berpendapat bahwa evaluasi pelatihan dapat didasarkan pada kriteria
(pedoman dan ukuran kesuksesan), dan rancangan percobaan. Kriteria
dalam evaluasi pelatihan: kriteria yang dapat digunakan sebagai
pedoman dari ukuran kesuksesan pelatihan, yaitu kriteria pendapat,
kriteria belajar, kriteria pelaku, dan kriteria hasil.

23

a. Kriteria pendapat
Kriteria ini didasarkan pada pendapat peserta pelatihan
mengenai program pelatihan yang telah dilakukan. Hal ini dapat
diungkapkan

dengan

menggunakan

kuesioner

mengenai

pelaksanaan pelatihan. Bagaimana pendapat peserta mengenai
materi yang diberikan, pelatihan, metode yang digunakan, dan
situasi pelatihan.
b. Kriteria belajar
Kriteria belajar dapat diperoleh dengan menggunakan tes
pengetahuan, tes keterampilan yang mengukur skill, dan
kemampuan peserta.
c. Kriteria perilaku
Kriteria pelaku dapat diperoleh dengan menggunakan tes
keterampilan kerja. sejauhmana ada perubahan perilaku peserta
sebelum pelatihan dan setelah pelatihan.
d. Kriteria hasil
Kriteria hasil dapat dihubungkan dengan hasil yang
diperoleh seperti menekan turnover, berkurangnya tingkat
absen, meningkatnya produktivitas, meningkatnya penjualan,
dan meningkatnya kualitas kerja dan produksi.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

24

Tenaga kerja perlu mendapat perlindungan keselamatan dan
kesehatan dalam melakukan pekerjaannya. Organisasi harus menaruh
perhatian lebih agar segala sesuatunya berjalan aman. Karena bukan
tidak mungkin hal yang tidak diinginkan terjadi dan menimpa pekerja
akibat dari aktivitas kerjanya terutama yang penuh dengan resiko.
Keselamatan meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di
tempat kerja. Sedangkan, kesehatan merujuk kepada kebebasan
karyawan dari penyakit secara fisik ataupun mental menurut Mondy
dan Noe (1990) dalam Panggabean (2004:112). Keselamatan dan
kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh perusahaan. Jika sebuah
perusahaan

melaksanakan,

tindakan-tindakan

keselamatan

dan

kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita
cedera atau penyakit jangka pendek maupun panjang sebagai akibat
dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut (Rivai dan Sagala,
2010:792).
Selain itu menurut Sedarmayanti (2011:208) dalam bukunya
“Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil” bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, dan metode
mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cedera.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1986 Pasal 9 mengutarakan bahwa:
Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atau keselamatan,

25

kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pada prinsipnya dasar keselamatan dan kesehatan kerja
menekankan beberapa hal, yaitu:
1. Setiap karyawan berhak memperoleh jaminan atas keselamatan
kerja agar terhindar dari kecelakaan.
2. Setiap karyawan yang berada di tempat kerja harus dijamin
keselamatannya.
3. Tempat pekerjaan dijamin dalam keadaan aman.
b. Tujuan dan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Rivai dan Sagala (2010:793) tujuan pentingnya K3
sebagai beri

Dokumen yang terkait

Gambaran Risiko Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan

6 108 95

Perancangan sistem Informasi Georafis kebakaran : studi kasus suku dinas pemadam kebakaran jakarta timur

3 23 189

ANALISIS KINERJA TIM PEMADAM KEBAKARAN DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEJADIAN KEBAKARAN DI DINAS KEBAKARAN KOTA SEMARANG

50 326 298

Pengaruh Displin Kerja, Keselamatan Kesehatan Kerja dan Efikasi Diri terhadap Kinerja Pegawai (Studi kasus pada Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan)

5 27 166

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI SOSIAL PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN Implementasi Karakter Religius Dan Peduli Sosial Pada Petugas Pemadam Kebakaran(Studi Kasus Pada Anggota Petugas Pemadam Kebakaran Bpbd Kota Surakarta).

0 2 13

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI SOSIAL PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN Implementasi Karakter Religius Dan Peduli Sosial Pada Petugas Pemadam Kebakaran(Studi Kasus Pada Anggota Petugas Pemadam Kebakaran Bpbd Kota Surakarta).

0 5 25

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN : Studi Kasus Kesejahteraan Psikologis Karyawan Seksi Pengendalian Operasi Pemadaman Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung.

1 2 41

Studi Deskriptif Mengenai Self Compassion pada Petugas Pemadam Kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

2 6 37

Studi Deskriptif Mengenai Coping Strategy pada Petugas Pemadam Kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPK-PB) DKI Jakarta di Jakarta Pusat.

0 1 35

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PERSONALITY TRAITS TERHADAP PTSD: STUDI KASUS PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 12