terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dalam suatu organisasi.
2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Menurut Jogiyanto 2001:41, di system life cycle tiap-tiap bagian dari pengembangan sistem dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap-tiap tahapan
ini mempunyai karakteristik tersendiri. Tahapan utama siklus hidup pengembangan sistem dapat terdiri dari tahapan perencanaan sistem system
planning, analisis sistem system analysis, desain sistem system design, seleksi sistem system selection, implementasi sistem system implementation, dan
perawatan sistem system maintenance. Siklus hidup pengembangan sistem SHPS adalah pendekatan melalui
beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam siklus hidup pengembangan sistem :
1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang terjadi didalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota
organisasi lain, penganalisis menentukan dengan cepat masalah-masalah dengan anggota organisasi lain, penganalisis menentukan dengan tepat
masalah-masalah tersebut. 2.
Menentukan syarat-syarat informasi Tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentkan syarat-
syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara perangkat- perangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi
dalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data
mentah, wawancara dan mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor dan prototyping.
3. Menganalisis kebutuhan sistem
Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis
menentukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses dan output fungsi bisnis
dalam bentuk grafik terstruktur. 4.
Merancang sistem yang direkomendasikan Dalam tahap ini penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang
terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik. Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data
yang dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar
tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi. 5.
Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak Dalam tahap kelima ini penganalisis bekerja bersama-sama dengan
pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan.
Beberapa teknik
terstruktur untuk
merancang dan
mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur, Nassi- Shneiderman charts, dan pseudocode.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya
masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem.
Rangkaian ini pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan data contoh serta serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan
sistem dan dokumentasinya dimulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi dijalankan.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Di tahap terakhir ini penganalisis membantu untuk mengimplementasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk
mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan oleh vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganilisis sistem.
Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem lama ke sistem baru. Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap
terakhir ini biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah
pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem. Pada penelitian ini model SDLC yang digunakan adalah Model Waterfall
seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 SDLC Model Waterfall Sumber: Pressman, 2012:46
Tahapan-tahapan pada SDLC model waterfall adalah sebagai berikut: 1.
Komunikasi Pada tahapan ini dilakukan komunikasi dengan stakeholder tentang aplikasi
yang dibuat dan merumuskan masalah, kebutuhan, dan solusi dari aplikasi yang dibuat.
2. Perencanaan
Pada tahapan ini dilakukan penjadwalan dan pembuatan milestone yang akan ditempuh selama proses pembangunan aplikasi.
3. Pemodelan
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan dan perumusan hasil analisis dalam bentuk model atau diagram.
4. Konstruksi
Pada tahapan ini dilakukan implementasi dari tahap pemodelan secara teknis yang dikerjakan oleh programmer dan melakukan uji coba terhadap fungsi-
fungsi aplikasi agar bebas dari error dan hasilnya sesuai dengan tujuan dibuatnya aplikasi.
5. Penyerahan Perangkat Lunak
Pada tahapan ini dilakukan penyerahan aplikasi kepada stakeholder, melakukan pelatihan, dan menerima feedback dari stakeholder.
27
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan, dan perancangan sistem dalam Rancang
Bangun Aplikasi Kelayakan Pemberian Kredit dan Pencatatan Pembayaran Kredit Pada Koperasi Serba Usaha KSU Mitra. Tahapan awal adalah pengumpulan data
dengan teknik wawancara dan observasi. Tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi permasalahan dan analisis permasalahan.
3.1 Analisis Sistem
Pada tahapan ini dilakukan beberapa proses yang berhubungan dengan tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil
menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat beberapa tahapan yang meliputi tahap komunikasi dan tahap perencanaan.
3.1.1 Komunikasi
Pada tahap komunikasi dilakukan proses wawancara dan observasi. Proses observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada
KSU Mitra untuk mendapatkan gambaran umum proses penilaian kelayakan pemberian kredit, gambaran umum proses pencatatan pembayaran kredit, dan
tugas dari masing-masing bagian yang berkepentingan pada proses tersebut. Proses wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan manager
KSU Mitra untuk mencocokkan data dan informasi dari hasil observasi. Setelah melakukan observasi dan wawancara secara langsung pada KSU Mitra maka