Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penulisan ini adalah Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Cara pengumpulan
data pengumpulan data dilakukan dengan cara
studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari bahan hukum primer dan sekunder serta
bahan hukum tersier yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti.
Kemudian diperoleh
melalui wawancara
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada narasumber yaitu Bapak Kompol Irwansyah, S.H, selaku Kanit Bonopsnal
Direktorat
Reserse Kriminal
Umum Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Bapak Zulfikar Siregar, S.H, M.H, selaku Hakim di Pengadilan Negeri Sleman,
terhadap obyek yang diteliti dengan terlebih dahulu menyusun inti pokok pertanyaan,
sehingga pertanyaan yang diajukan dapat terarah dan memberikan penjelasan atas
permasalahan yang diteliti.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif.
Metode kualitatif yaitu metode analisis data yang didasarkan pada pemahaman dan
pengelolahan data secara sistematis yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan dari
hasil
wawancara dengan
narasumber sehingga didapatkan suatu gambaran tentang
pertanggungjawaban hukum bagi anggota Polri yang menyalahgunakan senjata api.
Dalam penarikan kesimpulan digunakan penalaran secara deduktif, bertolak dari data-
data dan fakta yang diperoleh secara umum yang kebenarannya telah diketahui berakhir
pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus guna
menjawab pertanyaan
tentang pertanggungjawaban hukum bagi anggota
Polri yang menyalahgunakan senjata api.
3. HASIL DAN MEMBAHASAN
a. Kepolisian Negara Republik Indonesia
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Kepolisian, Kepolisian
adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai
dengan peraturan PerUndang-Undangan. Istilah Kepolisian dalam Pasal tersebut
mengandung dua pengertian, yakni fungsi polisi dan lembaga polisi. Pengertian tentang
fungsi polisi terdapat dalam Pasal 2 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002 yaitu Fungsi
Kepolisian
adalah salah
satu fungsi
pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan
dan ketertiban
masyarakat penegakan
hukum, perlindungan,
pengayoman, dan
pelayanan kepada
masyarakat. Pengertian Kepolisian sebagai fungsi
tersebut di atas sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan
ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, pelindung, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Sedang
pengertian Kepolisian sebagai lembaga adalah organ pemerintah yang ditetapkan
sebagai suatu lembaga yang diberikan kewenangan
menjalankan fungsinya
berdasarkan peraturan
PerUndang- Undangan. Jadi, apabila kita membicarakan
persoalan Kepolisian
berarti berbicara
tentang fungsi dan lembaga Kepolisian. Mengenai tugas Pokok Polri Dalam
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia disebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia
adalah :
a Memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat; b
Menegakkan hukum; dan c
Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Substansi tugas pokok memelihara keamanan
dan kertertiban
masyarakat bersumber dari kewajiban umum Kepolisian
untuk menjamin
keamanan umum.
Sedangkan mengenai tugas menegakkan hukum bersumber dari ketentuan peraturan
PerUndang-Undangan yang memuat tugas pokok Polri dalam kaitannya dengan
peradilan pidana, contoh Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP, Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP dan berbagai Undang-Undang
tertentu lainnya. Selanjutnya dalam hal memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat bersumber dari kedudukan dan fungsi Kepolisian
sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang pada hakekatnya bersifat
pelayanan publik public sevice yang termasuk
dalam kewajiban
umum Kepolisian.
Selanjutnya berkaitan dengan tugas Polri sebagimana disebutkan di atas maka
kewenangan umum yang dimiliki Polri diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, pada Pasal 15
ayat 1 mengatur bahwa dalam rangka menyelenggarakan
tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum
berwenang : a
Menerima laporan danatau pengaduan; b
Membantu menyelesaikan perselisihan warga
masyarakat yang
dapat mengganggu ketertiban umum;
c Mencegah
dan menanggulangi
tumbuhnya penyakit masyarakat; d
Mengawasi aliran
yang dapat
menimbulkan perpecahan
atau mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa; e
Mengeluarkan peraturan Kepolisian dalam
lingkup kewenangan
administratif Kepolisian; f
Melaksanakan pemeriksaan
khusus sebagai bagian dari tindakan Kepolisian
dalam rangka pencegahan; g
Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
h Mengambil sidik jari dan identitas
lainnya serta memotret seseorang; i
Mencari keterangan dan barang bukti; j
Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
k Mengeluarkan surat izin danatau surat
keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;
l Memberikan bantuan pengamanan dalam
sidang dan
pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
m Menerima dan menyimpan barang
temuan untuk sementara waktu. Berkaitan
dengan kewenangan
khusus Kepolisian, antara lain meliputi: pertama, kewenangan sesuai peraturan
PerUndangan-Undangan Pasal 15 ayat 2, dan kedua, Wewenang penyelidikan atau
penyidikan proses pidana, diatur dalam Pasal 16 ayat 1. Pada Pasal 15 ayat 2 Undang-
Undang
Kepolisian mengatur
bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia