xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan dalam pembuatan bangunan fisik di Indonesia. Beton terbuat dari suatu campuran
yang terdiri dari semen, air dan agregat agregat halus dan agregat kasar serta kadang-kadang dengan bahan tambah lain yang bervariasi seperti bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan non-kimia dengan perbandingan tertentu. Campuran tersebut akan mengeras dan membentuk suatu massa mirip batuan.
Beton banyak digunakan dalam sebuah konstruksi karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya antara lain relatif murah, bahan-
bahannya mudah diperoleh, mempunyai kuat tekan tinggi, memiliki usia layan yang sangat panjang, mudah untuk dilaksanakan dan mudah dalam
pemeliharaannya, beton juga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap cuaca dan lingkungan sekitar.
Terlepas dari kelebihan-kelebihan beton di atas, beton juga mempunyai kekurangan. Beton dapat mengalami kerusakan karena adanya beberapa faktor
seperti serangan asam, korosi, beban yang terlalu berlebihan dan lain sebagainya. Kerusakan-kerusakan yang terjadi diantaranya retak-retak, aus,
delaminasi, spalling
terlepasnya bagian beton, berlubang
void
dan lain-lain.
Kerusakan-kerusakan tersebut perlu mengalami perbaikan antara lain dengan cara penambalan
patch repair
, namun cara penambalan ini harus memperhatikan syarat-syarat material yang digunakan untuk
patch repair
. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk material
patch repair
yaitu diantaranya mampu menyatu atau melekat erat dengan beton yang akan di
patch repair
, dapat menyesuaikan bentuk beton yang akan di
patch repair
dan tidak mengurangi kekuatan beton seperti kuat tekan dan modulus elastisitas dari beton tersebut.
xv Modulus elastisitas sendiri adalah perbandingan antara tegangan dan regangan,
atau tegangan persatuan regangan. Semakin besar modulus elastisitas suatu bahan, maka semakin besar tegangan yang dibutuhkan untuk suatu regangan tertentu.
Agar material
repair
kompatibel dengan beton yang ditambal, maka modulus elastisitas dari material
repair
tersebut harus setara dengan modulus elastisitas beton yang ditambal.
Harga material
repair
yang terdapat di pasaran saat ini relatif mahal, oleh karena itu perlu dikembangkan
repair
material yang dapat dibuat sendiri dengan bahan dasar
mortar
.
Mortar
sebagai
repair
material relatif mudah dibuat dan diaplikasikan di lapangan. Namun demikian material ini cenderung mengalami
susut yang dapat berakibat retak-retak. Oleh karena itu
mortar
dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan
admixture,
salah satunya adalah
polymer
.
Polymer
merupakan bahan yang memiliki daya lekat yang cukup baik dan kemampuan untuk menyesuaikan bentuk dengan beton induknya.
Selain dengan penambahan
polymer
untuk meningkatkan kualitas
repair
material, penggunaan nilai faktor air semen yang rendah juga dapat meningkatkan kualitas
repair
material. Untuk itu perlu ditambahkan
superplasticizer
untuk mempermudah pengerjaan
workability
.
Accelerator
yang berfungsi untuk mempercepat pengerasan juga bisa ditambahkan agar
repair
material ini dapat segera digunakan.
1.2. Rumusan