xlviii
3.5. Prosedur Pengujian Modulus Elastisitas
Pengujian kuat tekan mortar pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm. Pengujian regangan-
tegangan akibat pembebanan tekan menggunakan silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pengujian tegangan-regangan menggunakan alat uji tekan
loading frame
dan alat pengukur deformasi berupa
dial gauge
.
a.
Setting
alat 1.
Memasang
hydraulic jack
pada
frame
bagian atas menghadap kebawah. 2.
Memasang dua buah
dial gauge
pada benda uji dengan menggunakan
ring
. 3.
Meletakkan benda uji silinder pada
loading frame
. 4.
Memasang
load cell
setelah benda uji dalam keadaan seimbang. 5.
Menghubungkan kabel
load cell
ke
tranducer
. 6.
Menghubungkan kabel
power supply tranducer
ke trafo 110 volt.
Gambar 3.2. Diagram Alir Tahap Penelitian
Rencana campuran dan
mix design
Pembuatan Adukan Beton dan Mortar Pembuatan Benda Uji
Pernambalan Benda Uji pada Benda UjiKomposit
Persiapan Pengujian
Pengujian Modulus Elastisitas Umur 7 dan 28 hari
Analisis Data dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
xlix 7.
8. Memompa
pressure pump
perlahan-lahan sehingga pada
tranducer
muncul angka nol.
b. Pengujian modulus elastisitas
1. Pengujian dilakukan dengan cara memberi beban atau tekanan pada
permukaan atas benda uji. Pembebanan diberikan berangsur-angsur dengan menggunakan
hydraulic jack
dan
tranducer
. Setiap kenaikan pembebanan tertentu dilakukan pembacaan
dial
untuk mengetahui besarnya perubahan panjang yang terjadi pada benda uji. Interval
pembebanan yang diberikan adalah 400 kg. 2.
Pembebanan dilakukan hingga mencapai 35 dari kuat desak benda uji. 3.
Menghitung regangan yang terjadi berdasarkan data perubahan panjang yang diperoleh dari pengujian dengan persamaan 2.1.
4. Menghitung tegangan dengan persamaan 2.2.
5. Membuat grafik hubungan tegangan-regangan.
6. Menentukan nilai modulus elastisitas dari gradient grafik hubungan
tegangan-regangan.
l
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Modulus Elastisitas
Pengujian modulus elastisitas dilakukan dengan
loading frame
sebagai alat uji desak yang digunakan untuk memberikan beban pada benda uji secara berangsur-
angsur dengan interval pembebanan 400 kg sampai mencapai 35 dari kuat desak. Sedangkan untuk mengetahui perubahan panjang yang terjadi digunakan
dial gauge
dengan resolusi 0,001 mm. Data yang diperoleh langsung dari pengujian adalah data perubahan panjang ΔL
yang terjadi pada masing-masing benda uji di setiap kenaikan beban yang diberikan. Dari data tersebut, dapat digunakan untuk menentukan besarnya
regangan untuk setiap kenaikan tegangan yang diaplikasikan pada benda uji. Data selengkapnya disajikan pada lampiran C. Kemudian hubungan antara tegangan
dan regangan dapat diplot dalam grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1. dan 4.2.
Modulus elastisitas dapat dicari dari gradient grafik hubungan tegangan dan regangan ini. Nilai gradient dari grafik hubungan tegangan dan regangan ini dapat
didekati dengan cara menentukan persamaan regresi liniernya. Persamaan regresi dari grafik hubungan tegangan dan regangan selengkapnya disajikan pada
lampiran D.
li
Gambar 4.1. Hubungan Tegangan-Regangan
Repair
Material dan Beton Induk pada Benda Uji Silinder Utuh Umur 7 Hari
Gambar 4.2. Hubungan Tegangan-Regangan
Repair
Material dan Beton Induk pada Benda Uji Silinder Utuh Umur 28 Hari
Nilai modulus elastisitas
repair
material umur 7 hari dan 28 hari dengan bahan tambah
polymer
serta beton induk pada benda uji silinder utuh dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.1. Nilai Modulus Elastisitas Variasi
Repair
Material dan Beton Induk pada Benda Uji Silinder Utuh
Kode benda uji
Modulus elastisitas Rata-rata MPa
Umur 7 Hari Modulus elastisitas
Rata-rata MPa Umur 28 Hari
BN 40751,67
40973,67
50000 100000
150000 200000
250000
0.0E+00 5.0E-05 1.0E-04 1.5E-04 2.0E-04 2.5E-04 3.0E-04 3.5E-04 4.0E-04 4.5E-04 T
e g
a n
g a
n M
P a
Regangan
MB MP 0
MP 2 MP 4
MP 6 EN
BN
50000 100000
150000 200000
250000 300000
0.0E+00 5.0E-05 1.0E-04 1.5E-04 2.0E-04 2.5E-04 3.0E-04 3.5E-04 4.0E-04 4.5E-04 T
e g
a n
g a
n M
P a
Regangan
MB MP 0
MP 2 MP 4
MP 6 EN
BN
MP 0 36287,67
MP 2 36300
MP 4 24454
MP 6 19899
EN 28197
Gambar 4.3. Diagram Modul
Uji Silinder U Gambar 4.3. menunjukkan
pada umur 28 hari dari nil modulus elastisitas terse
materialnya. Peningkatan ni
repair
material
polymer
4 menjadi 38817,67 MPa pa
peningkatan terkecil terjadi yang hanya sebesar 0,32,
Hubungan antara variasi
pol
dilihat pada Gambar 4.4.
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
MB M
o d
u lu
s E
la st
is it
a s
R a
ta -r
a ta
M P
a
um
lii 30974,67
36287,67 36633
36300 36419,67
24454 38817,33
19899 28844,67
28197 29976,33
Modulus Elastisitas Rata-rata
Repair
Material pada nder Utuh
an bahwa terjadi peningkatan nilai modulus el nilai modulus elastisitas pada umur 7 hari. Peni
rsebut berbeda-beda sesuai dengan variasi n nilai modulus elastisitas terbesar terjadi pada
4 MP 4, yaitu dari 24454 MPa pada umur a pada umur 28 hari atau sebesar 37. Se
jadi pada variasi
repair
material
polymer
2 MP , yaitu dari 36300 MPa menjadi 36419,67 MPa.
polymer
dengan modulus elastisitas umur 7 ha
2 4
6 EN
Variasi Repair Mortar
umur 7 hari umur 28 hari
pada Benda
us elastisitas eningkatan
si
repair
pada variasi umur 7 hari
Sedangkan MP 2
. 7 hari dapat
liii
Gambar 4.4. Hubungan Variasi
Polymer
dengan Modulus Elastisitas
Repair
Material pada Benda Uji Silinder Utuh Umur 7 Hari Gambar 4.4. menunjukkan efek yang terjadi pada variasi penambahan
polymer
pada
repair
material pada benda uji silinder utuh umur 7 hari. Berdasarkan analisis,
repair
material dengan kadar
polymer
semakin besar akan menurunkan nilai modulus elastisitas dari
repair
material tersebut. Jika modulus elastisitas
repair
material
polymer
0 MP 0 dianggap 100, maka terjadi penurunan sebesar 7,877 pada modulus elastisitas MP 2, yang menurun kembali sebesar
16,807 pada modulus elastisitas MP 4. Kemudian modulus elastisitas MP 6 juga menunjukkan penurunan sebesar 23,099.
Sedangkan hubungan antara variasi
polymer
dengan modulus elastisitas umur 28 hari dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Hubungan Variasi
Polymer
dengan Modulus Elastisitas
Repair
Material pada Benda Uji Silinder Utuh Umur 28 Hari
y = -285.4x
2
- 1337.x + 37245 R² = 0.912
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
2 4
6 8
M o
d u
lu s
E la
st is
it a
s M
P a
U m
u r
7 H
a ri
Variasi Polymer
y = -609.9x
2
+ 2611.x + 35884 R² = 0.803
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
45000
2 4
6 8
M o
d u
lu s
E la
st is
it a
s M
P a
U m
u r
2 8
H a
ri
Variasi Polymer
liv Gambar 4.5. tersebut menunjukkan efek yang terjadi pada variasi penambahan
polymer repair
material umur 28 hari. Berbeda dengan modulus elastisitas yang terjadi pada umur 7 hari, modulus elastisitas
repair
material
polymer
2 MP 2 umur 28 hari mengalami peningkatan sebesar 5,551 dari modulus elastisitas MP
0, tetapi selanjutnya mengalami penurunan sebesar 5,724 pada modulus elastisitas MP 4. Kemudian modulus elastisitas MP 6 kembali mengalami
penurunan sebesar 24,767.
4.2. Evaluasi Kompatibilitas Dimensional antara Beton Induk