Objek PPh bersifat final Objek Pajak yang Dikecualikan : Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

29 g. Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya. h. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dalam nama apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak selain pemerintah atau wajib pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma perhitungan khusus.

5. Objek PPh bersifat final

Yang termasuk Objek PPh bersifat final adalah : a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi yang kemudian lebih dirinci sesuai dengan UU PPh Pasal 36 tahun2008, yaitu memindahkan bunga simpanan koperasi yang sekarang dikenai PPh Pasal 23 Final menjadi objek PPh Pasal 4 ayat 2 Final; b. Penghasilan berupa hadiah undian; c. Penghasilan dari transakasi saham dan sekuritas lainnya, transakasi derivatif yang diperdagangkan dibursa, dan transakasi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan atau bangunan; e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. 30

6. Objek Pajak yang Dikecualikan :

a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna dan asuransi beasiswa. b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh wajib pajak atau pemerintah kecuali yang diberikan wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus. c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja. d. Zakat yang diterima oleh pribadi yang berhak dari badan atau amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.

7. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

a. Pajak Penghasilan WP Orang Pribadi sesuai pasal 17 UU PPh tahun 2000 yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2008 : a Tarif Pajak Penghasilan : PENGHASILAN TARIF Rp0,- sd Rp 25.000.000,- 5 Rp25.000.001,- sd Rp50.000.000,- 10 Rp50.000.001,- sd Rp100.000.000,- 15 31 Rp100.000.001,- sd Rp200.000.000,- 25 Lebih dari Rp200.000.000,- 35 Tabel II.1. Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi sesuai Undang-Undang PPh No.17 Tahun 2000 b Penghasilan Tidak Kena Pajak : KETERANGAN PTKP Diri sendiri wajib pajak Rp13.200.000,- Wajib pajak menikah Rp1.200.000,- Istri penghasilannya digabung dengan suami Rp13.200.000,- Tanggungan anggota keluarga lain max.3 Rp1.200.000,- Tabel II.2. Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak bagi WPOP sesuai Undang-Undang PPh No.17 Tahun 2000 b. Yang kemudian diubah sesuai dengan UU PPh pasal 36 tahun 2008 terutama pasal 17 ayat 1 huruf a yang berlaku mulai tahun pajak 2009 yaitu: a Tarif Pajak Penghasilan : PENGHASILAN TARIF Rp0,- sd Rp50.000.000,- 5 Rp50.000.001,- sd Rp250.000.000,- 15 Rp250.000.001,- sd Rp500.000.000,- 25 Lebih dari Rp500.000.000,- 30 32 Tabel II.1. Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi sesuai Undang-Undang PPh No.36 Tahun 2008 b Penghasilan Tidak Kena Pajak : KETERANGAN PTKP Diri sendiri wajib pajak Rp 15.840.000,- Wajib pajak menikah Rp 1.320.000,- Istri penghasilannya digabung dengan suami Rp 15.840.000,- Tanggungan anggota keluarga lain max.3 Rp 1.320.000,- Tabel II.2. Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak bagi WPOP sesuai Undang-Undang PPh No.36 Tahun 2008

C. Tinjauan Umum Surat Pemberitahuan SPT