Kutipan di atas menunjukan perempuan Bali yang Oka Rusmini angkat dalam novelnya ini adalah para feminisme sosialis yang menentang adapt dalam
memperjuangkan kebahagiaannya di tengah realitas sosial dan budaya disekelilingnya.
e. Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel
Tarian Bumi
karya Oka Rusmini yaitu, ajaran moral. Bahwa untuk mencapai suatu keinginan haruslah di ikuti dengan
usaha yang sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Tampak dalam kutipan berikut:
“Aku ingin sembahyang, Kenten. Bicara pada para dewa agar mereka tahu aku sungguh-sungguh ingin menjadi penari
joged.
Aku ingin mengangkat
sekehe joged
ini. Aku ingin para dewa berbicara dengan tetua desa ini bahwa aku pantas menjadi penari.”
Tarian Bumi,
2007: 39 Novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus selalu patuh dan menghormati
adat yang dimilikinya. Walaupun tidak semua adat baik bagi yang bersangkutan. Seperti budaya Bali yang menempatkan kaum perempuan di bawah laki-laki.
Perempuan Bali tidak memiliki persamaan hak dengan kaum laki-laki, seperti dalam memilih pasangan hidup misalnya. Perempuan Bali dilarang menikah
dengan laki-laki yang berbada kasta, apabila mereka melanggarnya maka mereka harus siap menanggung resikonya. Disini tampak perbedaan hak antara kaum laki-
laki dan perempuan di Bali yang seharusnya itu dihapus. Perempuan Bali adalah perempuan pekerja keras yang patuh pada adat dan
setia pada keluarga. Disini dapat kita contoh perjuangan mereka dalam mencapai kebahagiaan, walaupun harus menentang adat. Seperti tampak dalam kutipan di
bawah ini: “Perempuan Bali itu, Luh, Perempuan yang tidak terbiasa mengeluarkan
keluhan. Mereka lebih memilih berpeluh. Hanya dengan cara itu mereka sadar dan tau bahwa mereka masih hidup, dan harus tetap hidup. Keringat
mereka adalah api. Dari keringat itulah asap dapur bisa tetap terjaga. Mereka tidak hanya menyusui anak yang lahir dari tubuh mereka. Mereka
pun menyusui laki-laki, menyusui hidup itu sendiri.”
Tarian Bum
i, 2007: 25
Pengarang lewat novel ini mengajak para perempuan untuk bangkit dan berusaha lebih maju dalam memperjuangkan hidup demi mendapatkan
kebahagiaanya, karena perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk dihormati, dihargai, dan merasakan kebahagiaannya.
2. Figur Tokoh Perempuan dalam Novel