Faktor penyebab obesitas lainnya adalah kekurangan aktivitas fisik baik kegiatan harian maupun latihan fisik terstruktur. Aktivitas fisik yang dilakukan
sejak masa anak sampain lansia akan mempengaruhi kesehatan seumur hidup. Penyebab obesitas dinilai sebagai multikausal dan sangat multidimensional karena
tidak hanya terjadi pada golongan sosio-ekonomi tinggi, tetapi juga sering terdapat pada sosio-ekonomi menengah hingga menengah ke bawah. Obesitas
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dibandingkan dengan faktor genetik Ratu Ayu Dewi Sartika, 2011.
2.2.3 Faktor resiko obesitas
Faktor resiko untuk terjadinya obesitas bersifat multipel yaitu adanya hubungan yang kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Riwayat
keluarga juga merupakan faktor resiko yang juga menentukan. Jika salah satu orang tua obesitas, maka odds ratio untuk terjadi obesitas pada saat dewasa adalah
3 kali, tetapi jika kedua orang tua obesitas, maka odds ratio untuk terjadi obesitas saat dewasa adalah 10 kali Nancy F. Krebs, MD, MS, Laura E. Primak, RD,
CNSD, CSP, 2009. Faktor lingkungan yang memungkinkan seseorang untuk melakukan
intervensi makan. Konsumsi makanan yang manis secara berlebihan, porsi yang besar, konsumsi makanan cepat saji secara rutin dan aktivitas yang kurang
memiliki faktor resiko yang lebih besar untuk terjadi kelebihan berat badan Nancy F. Krebs, MD, MS, Laura E. Primak, RD, CNSD, CSP, 2009.
2.2.4 Patogenesis obesitas
Kelebihan energi oleh tubuh akan diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan juga pada organ-organ lain.
Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang berlebihan, penggunaan energi yang kurang atau kombinasi dari kedua hal tersebut Waldo E.
Nelson, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Gejala klinis obesitas
Obesitas dapat menjadi jelas pada setiap umur, tetapi obesitas tampak paling sering pada usia 1 tahun pertama, pada usia 5-6 tahun dan selama remaja.
Anak yang obesitasnya karena masukan kalori tinggi secara berlebihan biasanya tidak hanya lebih berat daripada yang lain di kelompoknya sendiri tetapi juga
lebih tinggi, dan umur tulang lebih tua Waldo E. Nelson, 2012. Bentuk tubuh, penampilan, dan raut muka penderita obesitas:
1. Raut muka
Hidung dan mulut tampak relative kecil dengan dagu yang berbentu ganda 2.
Dada dan payudara Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh. Pada anak
pria keadaan
demikian menimbulkan
perasaan yang
kurang menyenangkan.
3. Abdomen
Membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng pendulum. Kadang-kadang terdapat stria putih atau ungu.
4. Genitalia luar
Pada pria penis seakan-akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis, sehingga tampak kecil dari bagian yang tersembul keluar.
5. Anggota badan
Lengan atas dan paha tampak besar, terutama pada bagian proksimal. Tangan relatif kecil dengan jari-jari yang berbentuk runcing. Terdapat
kelainan berupa koksa vara dengan genu valgum pada tungkai. 6.
Kelainan emosi Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau aibat dari keadaan obesitas Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Diagnosa obesitas