Tulang-Tulang Arcus Gangguan pada Kaki

2.3.2 Ossa Metatarsal dan Phalanges

Ossa metatarsalis dan phalanges menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan masing-masing mempunyai caput di distal, corpus dan basis di proksimal. Kelima ossa metatarsalia diberi nomor dari sisi medial ke lateral. Ossa metatarsal pertama besar dan kuat dan berperan penting dalam menyokong berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat alur dari ossa sesamoidea medial dan lateral yang terdapat di dalam tendo dari m. fleksor hallucis brevis. Ossa metatarsal kelima mempunyai tuberculum yang menonjol pada basisnya, yang dengan mudah dapat diraba sepanjang pinggir lateral kaki. Tuberculum ini merupakan tempat perlekatan tendo dari m. peroneus brevis. Masing-masing jari kaki mempunyai tiga phalanges, kecuali ibu jari kaki yang hanya mempunyai dua phalanges. Gambar 2.1.

2.4 Tulang-Tulang Arcus

Pemeriksaan pada kaki yang berartikulasi atau foto lateral kaki, akan dapat dilihat tulang-tulang yang membentuk arcus pedis. Arcus Longitudinalis Medialis. Arcus ini dibentuk oleh calcaneus, talus, os naviculare, ketiga os cuneiform dan ketiga os metatarsalia yang pertama. Arcus Longitudinalis Lateralis. Arcus ini dibentuk oleh calcaneus, cuboideum, dan ossa metatarsalia keempat dan kelima. Arcus Transversus. Arcus ini dibentuk oleh basis metatarsi dan os cuboideum serta ketiga os cuneiform. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Tulang-tulang yang menyusun arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis lateralis, dan arcus transverses pedis dextra. Sumber : Richard S. Snell, 2006 Memepertahankan arcus longitudinalis medialis 1. Bentuk-bentuk tulang. Sustentaculum tali mempertahankan talus; permukaan proksimal os naviculare yang cekung bersendi dengan caput tali yang bulat; permukaan proksimal os cuneiform mediale yang sedikit cekung bersendi dengan os naviculare. Caput tali yang bulat merupakan keystone pada pusat arcus. Universitas Sumatera Utara 2. Pinggir-pinggir bawah tulang diikat menjadi satu oleh ligamentum- ligamentum plantaris, yang lebih besar dan lebih kuat dari ligamentum- ligamentum dorsalis. Ligamentum yang paling penting adalah ligamentum calcaneonaviculare. Perluasan tendinosa dari insersio m. tibialis posterior mempunyai peran penting dalam hal ini. 3. Yang mengikat kedua ujung arcus menjadi satu adalah aponeurosis plantaris, bagian medial m. fleksor digitorum brevis, m. abductor hallucis, m. fleksor hallucis longus, bagian medial m. fleksor digitorum longus dan m. fleksor hallucis bervis. 4. Yang menggantung arcus dari atas adalah m. tibialis anterior dan posterior serta ligamentum mediale sendi pergelangan kaki Richard S. Snell, 2006.

2.5 Kaki Sebagai Unit Fungsional

2.5.1 Kaki sebagai penyokong berat badan dan pengungkit

Kaki mempunyai dua fungsi utama: 1 menyokong berat badan dan 2 berfungsi sebagai pengungkit untuk memajukan tubuh sewaktu berjalan dan berlari. Karena mempunyai satu tulang yang kuat dan bukan beberapa tulang yang kecil, kaki dapat menyokong berat badan dan berfungsi sebagai pengungkit yang kaku untuk gerakan ke depan. Namun, dengan susunan seperti itu kaki tidak dapat menyesuaikan diri terhadap permukaan yang tidak rata, dan gerak maju seluruhnya akan tergantung pada aktivitas musculus gastrocnemius dan musculus soleus. Karena pengungkit ini terdiri atas segmen-segmen dengan banyak sendi, kaki bersifat fleksibel dan dapat menyesuaikan diri terhadap permukaan yang tidak rata. Lagipula, otot-otot fleksor panjang dan otot-otot kecil kaki dapat menggunakan fungsinya pada tulang-tulang kaki bagian depan dan jari-jari sebagai landasan maju kaki dan sangat membantu gerakan maju ke depan m, gastrocnemius dan m. soleus Richard S. Snell, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Arcus pedis

Struktur yang bersegmen hanya dapat menyokong berat badan bila dibangun dalam bentuk lengkung. Kaki mempunyai tiga lengkung yang telah ada sejak lahir: arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis, arcus longitudinalis lateralis, dan arcus transverses gambar 2.4. Pada anak-anak kecil, kaki tampak ceper karena banyak lemak subcutan pada telapak kaki. Richard S. Snell, 2006 Pada pemeriksaan jejak kaki basah seseorang yang sedang berdiri pada lantai, akan terlihat bahwa tumit, margo lateralis kaki, bantalan bagian bawah caput matetarsal, dan bantalan phalanges distalis berkontak dengan tanah gambar 2.3. Pinggir medial kaki, dari tumit sampai caput metatarsal pertama melengkung di atas tanah, karena adanya arcus longitudinalis medialis yang penting. Tekanan di ata tanah oleh margo lateralis kaki paling besar pada tumit dan caput metatarsal kelima dan paling kecil di antara kedua daerah ini, karena adanya arcus longitudinalis lateralis yang letaknya rendah. Arcus transverses dibentuk oleh basis kelima as metatarsal, cuboideum, dan cuneiforme. Bagian ini sebenarnya hanya setengah lengkung, dengan basisnya pada pinggir lateral kaki dan puncaknya pada bagian medial kaki. Kaki dapat dianggap sebagai setengah kubah, sehingga bila kedua margo medialis kaki diletakkan bersama, terbentuklah kubah yang lengkap Richard S. Snell, 2006. Dari keterangan ini dapat dimengerti bahwa berat badan pada posisi berdiri didistribusikan ke kaki melalui tumit dan di depan pada enam titik tumpuan di tanah, yaitu kedua ossa sesamoidea di bawah caput os metatarsal pertama dan keempat caput metatarsalia lainnya Richard S. Snell, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Anatomi Permukaan Kaki Sumber : George H. Thompson, Peter V. Scoles, 2012

2.6 Gangguan pada Kaki

Gangguan pada kaki pediatrik yang paling lazim adalah: 1. Metatarsus adduktus kongenital : masalah yang lazim pada bayi dan anak kecil. Kelainan ini juga dikenal sebagai varus metatarsus jika kaki depan tersupinasi serta adduksi. 2. Kaki kalkaneovalgus : temuan yang relative sering pada bayi baru lahir dan merupakan akibat posisi dalam uterus.Kaki tampak hiperdorsifleksi dengan abduksi kaki depan dan bertambahnya valgus tumit. 3. Talipes equinovarus kaki pekuk : deformitas bukan hanya pada kaki tetapi seluruh tungkai bawah dan dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: congenital, teratologis dank arena posisi. 4. Talus vertikal kongenital : deformitas kaki yang tidak lazim dengan penyebab yang serupa dengan deformitas kaki talipes equinovarus. 5. Pes planus hipermobil : lazim pada neonatus dan anak belajar jalan karena kelemahan pada kompleks tulang ligamentum kaki dan lemak pada daerah arkus longitudinale mediale. Universitas Sumatera Utara 6. Penggabungan tarsus : dikenal juga sebagai kaki rata spastic peroneus, merupakan gangguan kaki yang relative sering yang ditandai dengan deformitas datar yang menimbulkan nyeri dan kaku, spasme otot peroneus tetapi tanpa spastisitas yang sebenarnya. Kelainan ini menggambarkan fusi atau kegagalan kongenital segmentasi antara dua atau lebih tulang tarsus. 7. Kaki kavus : kaki dengan kelebihan arkus longitudinal medial yang disertai dengan varus kaki belakang dan kadang-kadang adduksi kaki depan. 8. Osteokondriosis : proses patologis yang melibatkan infark, revaskularisasi, resorpsi, dan penggantian tulang yang terkena. 9. Luka tembus kaki George H. Thompson, Peter V. Scoles, 2012

2.7 Pes Planus Hipermobil flat foot