Pakaian Berkabung Perhiasan Berharga dalam Peti Jenazah

Ini hanyalah sebuah cerita. Menurut salah seorang informan yang penulis wawancara, jika dipahami lebih lanjut, semangka yang dibanting mengingatkan kepada keluarga bahwa meskipun mereka tercerai berai, sebenarnya mereka tetap satu keluarga. 14. Tebu Tebu berbentuk lurus serta rasanya manis. Tebu diumpamakan sebagai tongkat pegangan anak-anak yang ditinggalkan oleh almarhum. Ruas- ruasnya merupakan simbol rejeki yang sambung-menyambung. Generasi dari anak, cucu, buyut, canggah dan seterusnya yang tetap bersatu disimbolkan dengan tebu.

C. PERGESERAN UNSUR-UNSUR SIMBOL DALAM PROSES

PELEPASAN JENAZAH Seiring perkembangan zaman, unsur-unsur yang digunakan dalam upacara pelepasan jenazah orang Tionghoa yang beragama Khonghucu mengalami perkembangan. Sampai pada tingkat tertentu, terjadi perubahan pergeseran. Pergeseran yang dimaksud termasuk dalam hal alat-alat dan sesaji yang digunakan

1. Pakaian Berkabung

Hal-hal yang mengalami pergeseran atau perubahan antara lain pada pakaian berkabung yang digunakan keluarga almarhum. Pada era sebelum tahun 80-an, keluarga almarhum memakai pakaian yang terbuat dari kain mekau. Mekau adalah kain putih yang kasar. Pakaian ini dipakai dengan cara terbalik, jahitannya di luar. Anggota keluarga yang perempuan memakai kerudung lancip yang juga terbuat dari kain mekau agar wajahnya tidak terlihat 31 . Mereka tidak boleh mengenakan alas kaki. Demikian pula pada masa berkabung, keluarga tetap memakai pakaian dari kain mekau baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Namun, mulai tahun 80-an hingga sekarang, tradisi tersebut tidak dilaksanakan lagi. Menurut Usman Arif, salah satu informan, perubahan ini terjadi karena perkembangan zaman. Mekau semakin sulit dicari. Daripada keluarga direpotkan dengan hal seperti itu, maka lebih baik kain mekau diganti dengan pakaian putih biasa. Gambar III.6 Pakaian Keluarga Almarhum sebelum tahun 80-an 31 Op Cit Wawancara Adji Candra Gambar III.7 Pakaian Keluarga almarhum setelah tahun 80-an

2. Perhiasan Berharga dalam Peti Jenazah

Perubahan lain yang terjadi adalah tidak dilakukan lagi kebiasaan untuk memasukkan perhiasan berharga dalam peti jenazah. Keluarga almarhum biasa memasukkan barang-barang kesukaan almarhum ke dalam peti. Bagi orang Tionghoa, khususnya yang beragama Khonghucu, hal ini dimaksudkan agar barang-barang tersebut dapat digunakan sebagai bekal almarhum di alam sana. Bahkan, ada pula yang memasukkan perhiasan ke dalam peti. Namun, kebiasaan untuk memasukkan perhiasan ke dalam peti tersebut tidak lagi dijalankan. Hal tersebut mestinya sudah tidak ada karena zaman sekarang banyak orang jahat. Mereka tidak segan-segan untuk membongkar peti jenazah untuk mencuri perhiasan-perhiasan tersebut.

3. Masa Berkabung