MODEL PERTUMBUHAN TAHAPAN LINIER TEORI PERTUMBUHAN BARU : PERTUMBUHAN ENDOGEN

B. ENAM KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN MENURUT

KUZNETS Menurut Kuznets dalam Todaro dan Smith, 2003 pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, kelembagaan dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada yang diikuti dengan inovasi sosial. Dalam analisisnya dikemukakan enam karakteristik proses pertumbuhan ekonomi yaitu: 1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi 2. Tingkat kenaikan produktivitas total yang tinggi 3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi 4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi 5. Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau sudah maju perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru 6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia Unsur pertama dan kedua biasa disebut dengan variabel-variabel ekonomi agregat, sedang nomor tiga dan empat disebut dengan variabel-variabel transformasi struktural. Selanjutnya, unsur ke lima dan enam disebut variabel-variabel yang mempengaruhi penyebaran pertumbuhan ekonomi secara internasional. Ke-enam karakter tersebut terkait satu sama lain. Tingginya laju pertumbuhan output per kapita merupakan hasil dari kenaikan produktivitas tenaga kerja. Sementara kenaikan pendapatan per kapita cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi per kapita yang selanjutnya dapat menimbulkan insentif bagi perubahan struktur produksi. Teknologi maju diperlukan untuk mencapai lonjakan output. Pada gilirannya hal ini menuntut adanya suatu perubahan lokasi dan struktur angkatan kerja serta hubungan status antara kelompok-kelompok kerja. Secara simultan hal-hal tersebut juga mendorong serangkaian perubahan dalam aspek-aspek kemasyarakatan lainnya. Dinamisme dalam pertumbuhan ekonomi modern yang diikuti dengan revolusi teknologi transportasi dan komunikasi akan memacu perluasan jangkauan internasional oleh negara-negara maju dan dampaknya bagi negara miskin adalah sangat tidak menguntungkan.

C. MODEL PERTUMBUHAN TAHAPAN LINIER

Pada dekade 1950-an dan 1960-an para teoritisi memandang pembangunan ekonomi sebagai serangkaian tahapan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh setiap negara dalam menjalankan pembangunan. Dalam hal ini ada dua model tahap-tahap pertumbuhan yaitu Todaro dan Smith, 2003: 1. Model pertumbuhan Rostow Menurut ajaran Rostow, ada lima tahapan yaitu tahapan masyarakat tradisional, penyusunan kerangka dasar tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan berkesinambungan, tahapan tinggal landas, tahapan menuju kematangan ekonomi serta tahapan konsumsi massal yang tinggi. 2. Model pertumbuhan Harrod-Domar Dikatakan agar tumbuh dengan pesat maka setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari GNP-nya. Persoalannya, peluang pembentukan modal-modal baru relatif terbatas, terutama di negara-negara miskin. Masalah ini seringkali diatasi dengan mengundang penanaman modal asing untuk masuk ke dalam negaranya. Model ini mendapat banyak kritikan yang tidak hanya terkait dengan tabungan dan investasi yang menjadi syaratnya, tetapi juga menyangkut kenyataan bahwa tabungan dan 251 ISSN 2460-0784 Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era Crypto Economic Syariah Paper Accounting FEB UMS investasi yang banyak belumlah cukup untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

D. TEORI PERTUMBUHAN BARU : PERTUMBUHAN ENDOGEN

Model ini menganggap bahwa pertumbuhan gross national product GNP merupakan konsekuensi alamiah dari keseimbangan jangka panjang. Teori ini menekankan kembali pentingnya tabungan dan investasi modal manusia untuk mempercepat pertumbuhan. Aspek yang menarik dari model ini adalah keanehan modal internasional yang memperparah ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang. Potensi tingkat pengembalian investasi yang tinggi yang ditawarkan oleh negara berkembang berkurang dengan cepat dikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer dalam sumberdaya manusia pendidikan, infrastruktur, atau riset dan pengembangan. Pemerintah dapat memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya dengan menyediakan barang- barang publik atau mendorong investasi swasta dalam industri-industri yang padat-pengetahuan seperti perangkat lunak komputer dan telekomunikasi. Dengan cara demikian diharapkan pertumbuhan ekonomi akan meningkat.

E. HASIL PENELITIAN TERDAHULU