1. Faktor teknologi, SDM, penemuan material baru, peningkatan pendapatan dan perubahan selera merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB.
2. Daerah-daerah di provinsi Jawa Barat 36,6 masuk kategori daerah relatif tertinggal, 16,3 masuk kategori daerah berkembang cepat dan 14,5 masuk kategori daerah maju tapi tertekan.
3. Ada indikasi ketimpangan antar daerah di provinsi Jawa Barat cenderung meningkat
F. HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis bahwa ada pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur tahun 2012.
3. METODE PENELITIAN 1. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, meliputi data produk domestik regional bruto PDRB, jumlahpenduduk, indek kesehatan, indeks pendidikan dan data lain-lain yang
terkait dengan pertumbuhan ekonomipropinsi Jawa Timur pada tahun 2012cross section. Data-data tersebut diperoleh melalui studi pustaka dari kantor Badan Pusat Statistik
propinsi Jawa Timur.
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang perlu dimengerti yaitu: a. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan produk domestik regional bruto PDRB yaitu
nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian dalam satu tahun b. Modal manusia diproksi dengan tiga variabel yaitu:
1 Jumlah penduduk yaitu banyaknya orang yang berdomisili di suatu wilayah tertentu
2 Indek pendidikan merupakan gabungan indeks kemampuan baca tulis orang dewasa dengan indeks masa bersekolah bruto
3 Indeks kesehatan merupakan gabungan dari ketersediaan tenaga medis dengan
sarana prasarana kesehatan dalam suatu wilayah tertentu 3.
Metode Analisis Data
Guna menganalisis pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur tahun 2012 dipakai alat regresi linear berganda dengan metode ordinary least
square OLS, yang formulasinya adalah: ln Y = a + b1.ln X1 + b2 X2 + b3 X3 +e
Keterangan: Y = PDRB
X1 = Jumlah penduduk X2 = indeks kesehatan
X3 = indeks pendidikan a = konstanta
b = koefisien regresi e = error term
Guna menguji kevaliditasan model maka dilakukan pengujian sebagai berikut Gujarati, 1999 :
1. Uji Spesifikasi Model Uji Ramsey – Reset Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji asumsi Classical Linier
Regression Model CLRM tentang linieritas model, sehingga sering disebut juga sebagai uji linieritas model. Pada penelitian ini digunakan uji Ramsey – Reset yang terkenal
dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau general testof specification error
2. Uji Normalitas Ut
253
ISSN 2460-0784
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era Crypto Economic
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Deteksi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi hal
ini digunakan uji Jarque Bera
3. Uji Kepenuhan Asumsi Klasik Uji kepenuhan asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah terdapat
suatu penyimpangan asumsi klasik dalam model regresi linier berganda meliputi Gujarati, 1999:
a. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier yang pasti diantara variabel penjelas dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk melacak ada atau
tidaknya masalah multikolinieritas dalam model penelitian ini yaitu dengan menggunakan motode VIF Variance Inflation Factor.
b. Uji Heteroskedasitas Heterokedastisitas terjadi apabila variasi U
t
tidak konstan atau berubah-ubah seiring dengan berubahna nilai variabel dependen. Akibat yang ditimbulkan dari
heteroskedasitas ini adalah varian koefisien regresi yang lebih besar sehingga menimbulkan beberapa konsekuensi lain, diantaranya interval kepercayaan yang
semakin besar, uji hipotesis tidak akurat, berdampak kepada hasil keakuratan kesimpulan. Cara mendeteksi heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggumkan
uji White Heteroskedasitasticity.
c. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan motode Breusch Godfrey.
4. Uji Validitas Pengaruh Uji t Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara dua sisi two tail. Apabila -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
maka H diterima sehingga dapat disimpulkan
5. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis atau tidak,
formulasi langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut : 6. Koefisien Determinasi Uji R
2
Nilai koefisien determinasi R
2
menunjukkan prosentase total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Nilainya antara 0 dan 1. Jika
nilai R
2
mendekati 1 maka menunjukkan garis regresi yang cocok dan menjelaskan 100 persen variasi dalam variabel dependen. Sebalikana jika nilai R
2
mendekati 0 maka model tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel dependen.
I. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR
Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang ada di Pulau Jawa yang terletak pada posisi 111,0
– 114,4 Bujur Timur dan 7,12
– 8,48 Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah
Jawa Timur adalah: -
Berbatasan dengan provinsi Kalimantan selatan di sebelah utara -
Berbatasan dengan Samudera Indonesia di sebelah selatan -
Berbatasan dengan pulau Bali di sebelah timur -
Berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di sebelah barat Secara umum, wilayah Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
Jawa Timur daratan dan Pulau Madura. Luas Jawa Timur daratan mencapai 90 dari seluruh luas wilayah Propinsi Jawa Timur atau 47.963 km
2
yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Ada 4 daerah dengan wilayah terluas yaitu kabupaten Malang, Banyuwangi, Jember dan
kabupaten Bojonegoro.
ISSN 2460-0784
Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper
Syariah Paper Accounting FEB UMS
254
Angka PDRB Jawa Timur atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 788.564,24 milyar rupiah, tahun 2011 naik menjadi 884.502,65 milyar rupiah dan tahun 2012
menjadi 1.001.720,88 milyar rupiah yang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, diikuti sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Adapun sektor yang paling
kecil kontribusinya adalah sektor listrik, gas dan air bersih tabel 1.
255
ISSN 2460-0784
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era Crypto Economic
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Tabel 1 PDRB dan Jumlah Penduduk Kabupaten dan Kota di Jawa Timur No. Kabupaten
PDRB hrg berlaku th 2012 milyar Jml Penduduk th 2012 orang 1
Pacitan 4.527,18
544.229 2
Ponorogo 9.727,38
860.218 3
Trenggalek 7.834,67
678.791 4
Tulungagung 21.439,36 999.640
5 Blitar
16.499,46 1.126.151
6 Kediri
21.098,07 1.514.132
7 Malang
43.138,31 2.473.612
8 Lumajang
18.438,91 1.014.625
9 Jember
33.718,91 2.355.283
10 Banyuwangi
33.002,13 1.568.956
11 Bondowoso
9.266,04 744.067
12 Situbondo
10.842,37 654.153
13 Probolinggo
19.621,31 1.108.584
14 Pasuruan
21.129,86 1.531.025
15 Sidoarjo
77.512,82 1.981.096
16 Mojokerto
25.013,36 1.039.477
17 Jombang
18.617,94 1.214.086
18 Nganjuk
14.139,34 1.025.416
19 Madiun
8.931,46 666.519
20 Magetan
9.617,65 626.851
21 Ngawi
9.435,12 826.213
22 Bojonegoro
22.204,28 1.217.850
23 Tuban
24.629,23 1.129.050
24 Lamongan
15.777,60 1.191.239
25 Gresik
50.097,38 1.196.124
26 Bangkalan
6.891,71 919.002
27 Sampang
7.752,67 891.982
28 Pamekasan
6.815,60 808.057
29 Sumenep
14.255,52 1.051.763
Kota
30 Kediri
78.994,77 271.655
31 Blitar
2.646,39 133.578
32 Malang
40.578,22 829.094
33 Probolinggo
5.928,49 220.086
34 Pasuruan
3.376,51 188.545
35 Mojokerto
3.660,29 121.645
36 Madiun
6.385,70 172.351
37 Suroboyo
271.079,22 2.791.761
38 Batu
4.096,23 192.807
JUMLAH 1.001.720,88
37.879.713 Sumber: BPS Jawa Timur, 2012.
4. HASIL PENELITIAN