B. Karakteristik Perjanjian franchisee PT.Indomaret
Berdasarkan penjelasan diatas didapat beberapa karakteristik yuridis dari suatu bisnis Franchise, karakteristik itu antara lain
51
: a Unsur dasar : dalam suatu perjanjian franchise terdapat tiga unsur dasar
yang selalu ada, yaitu: • Pihak franchisor
• Pihak Franchise • Bisnis franchise itu sendiri
b Keunikan Produk c Konsep bisnis keseluruhan
d Franchise memakai atau menjual produk e Fee dan royalty yang diterima oleh Franchisor
f Pelatihan Management dan keterampilan khusus g Pendaftaran merek dagang, merek dan paten
h Pembelian Produk langsung dari franchisor i Bantuan Promosi dan periklanan dari pihak Franchisor
j Pelayanan pemilihan lokasi oleh franchisor k
Daerah Pemasaran yang ekslusif l Pengendalian dan penyeragaman mutu
51
Fuady, Munir. Pembiayaan Perusahaan Masa Kini Tinjauan Hukum Bisnis . Bandung .
C. Klausul dalam perjanjian franchise PT. Indomaret
Dalam perjanjian waralaba di ritel PT. Indomaret, terdapat klausul-klausul yang dapat dijelaskan satu persatu yakni:
1. Subjek kontrak franchise Subjek hukum dalam kontrak franchise ialah siapa saja yang membuat dan
menandatangani kontrak tersebut baik atas nama dirinya sendiri atau mewakili bahan usaha tempatnya bekerja.
Subjek hukum dalam kontrak ini ada tiga jenis yaitu: a. Subjek hukum berupa orang perorangan
b. Subjek hukum berupa barang usaha c. Subjek hukum yang terdiri dari beberapa orang yang bersekutu untuk
menjalankan usahanya. Dalam isi kontrak franchising mini market ini, subjek hukumnya adalah
dua orang direktur selaku franchisor yang telah mendapatkan persetujuan dari dua orang komisaris perseroan yang turut menandatangani akta tersebut sebagai tanda
persetujuannya. Kemudian pihak perseorangan yang bertindak untuk dirinya sendiri yang selanjutnya disebut franchise .
2. Kesepakatan untuk membuat dan untuk menandatangani kontrak yang berisikan:
i. Pasal 1
Defenisi
Dalam klausul ini menjelaskan tentang beberapa istilah yang diperlukan dalam isi perjanjian waralaba di Indomaret, pengertian dari
bank, imbalan waralaba atau franchise fee, gerai, hari kerja bank, hak eksklusif waralaba, kontribusi, merek jasa, panduan, penjualan kotor,
penjualan, panduan rekening tunda atau escrow account, produk, sistem, wilayah waralaba force majeur, surplus kas dan saldo bank.
Penjelasan dalam pasal ini bahwa dalam klausul ini memudahkan franchise untuk memahami istilah-istilah yang ada dalam kontrak
tersebut. ii.
Pasal 2
Hak Eksklusif Waralaba
Yang dimaksud dalam pasal ini adalah bahwa Franchisor memberikan kepada Franchise hak eksklusif untuk menggunakan, mendirikan dan
mengelola gerai sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang dimuat dalam perjanjian ini. Franchisee tidak diperkenankan untuk
memberikan dan atau mengalihkan hak eksklusif waralaba dengan cara apapun kepada pihak lain tanpa ada persetujuan terlebih dahulu dari
franchisor. Bagi franchise adanya klausul ini menyebabkan ia terikat dengan
kewajiban untuk tidak mengalihkan hak eksklusif yang dimuat dalam perjanjian ini kepada pihak lain. Sedangkan bagi franchisor kalusul ini
dapat menggugat franchise jika franchise ingkar janji atau
wanprestasi.
iii. Pasal 3
Imbalan Waralaba
Franchise wajib membayar kepada franchisor berupa imbalan waralaba yang tidak dapat dikembalikan non refunable dengan
jumlah dan nomor rekening yang sudah ditentukan. Bagi franchise ketetapan ini mengikat dirinya untuk melakukan pembayaran. Bagi
franchisor kalusul ini memberikan kepastian hukum bagi dirinya bahwa Franchise akan memenuhi kewajibannya.
Jika tidak ia bisa menggugatnya berdasarkan pasal wan prestasi namun jika ketentuan ini tidak ada, berarti tidak ada kewajiban bagi
franchiseenya untuk membayar franchise fee kepada franchisor. iv.
Pasal 4
Wilayah Waralaba
Hak eksklusif penentuan wilayah waralaba ditentukan oleh Franchisor. Tujuan wilayah klausul ini ialah memenuhi ketentuan
khusus PP No.42 Tahun 2007 yang mewajibkan untuk mencantumkan kalusul
tentang wilayah
usaha.selain itu
franchisor dapat
mengantisipasi persaingan tidak sehat diantara franchise dengan membagi-bagi wilayah kekuasaan untuk mereka. Jadi, tiap satu orang
franchise yang memiliki satu outlet hanya berhak memiliki satu wilayah kekuasaan saja. Jika ingin menambah wilayah kekuasaannya
berarti ia harus membeli outlet diwilayah yang lain.
v. Pasal 5
Jangka Waktu
Franchisor memberikan hak ekskludif waralaba kepada franchise unutk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian ini
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 2 perjanjian ini jangka waktu waralaba
Bertujuan untuk memberikan ketegasan tentang jangka waktu kerjasama agar tetap produktif dan tidak merugikan salah satu pihak.
Klausul diatas menerangkan waktu berlakunya hak dan kewajiban para pihak menurut kontrak adalah selama 5 tahun. Klausul ini harus benar-
benar dicantumkan agar tidak ada konflik di kemudian hari vi.
Pasal 6
Gerai
Franchise mendirikan, menggunakan dan mengelola gerai sesuai dengna panduan, sistem dan perjanjian ini. Franchisee dengan
biayanya sendiri akan menggunakan kontraktor yang ditunjuk franchisor untuk mendirikan, merenovasi dan memperbaiki gerai.
Dalam pasal ini juga membahas tentang penyewaan, pernyataan, dan jaminan sehubungan dengan gerai. Kemudian mengenai ijin-ijin, tata
letak dan kondisi gerai, asuransi, pengawasan, gondola dan floor space serta pembukaan gerai baru.
Dalam klausul ini, franchisee terikat dengan kewajiban yang diberikan oleh franchisor.
vii. Pasal 7
Karyawan
Mengenai perekrutan karyawan dengan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam panduan. Hanya karyawan yang lulus seleksi yang
dapat dipekerjakan oleh franchisee. Diatur juga mengenai kewajiban franchisee terhadap hak dan kewajiban karyawan.
Klausul ini menegaskan bahwa, kewajiban franchisor memberikan supporting management dalam hal ini adalah karyawan kepada
Franchisee, artinya ada kewajiban terbatas, franchisor hanya memberikan supporting management terhadap suatu hal yang sudah
disebutkan dan disepakati oleh kontrak franchise. Jika tidak ada klausul ini, berarti kontrak yang ditandatangani bukanlah kontrak
franchise namun hanya kontrak kerja sama usaha bisnis. viii.
Pasal 8
Pendidikan dan Pelatihan
Franchisor akan memberikan pendidikan dan pelatihan yang wajib diikuti oleh franchise dan karyawannya sesuai dengan panduan dan
perjanjian ini. Franchise wajib membayar dan menanggung seluruh biaya pendidikan dan pelatihan kepada franchisor, kacuali beberapa
ketentuan lain. Klausul ini sama dengan pasal 7 di atas, Franchisor wajib memberikan
supporting management berupa pendidikan dan pelatihan pertama kali pada saat usaha dibuka, pelatihan berkala dan berkelanjutan. Dan
franchise wajib membayar dan menanggung seluruh biaya pendidikan dan pelatihan kepada franchisor, kecuali dengan beberapa ketentuan
lain. ix.
Pasal 9
Panduan dan Sistem
Dalam pasal ini diatur mengenai panduan dan system yang harus ditaati oleh franchisee.
Bahwa franchisor dalam hal ini, hanya kana meminjamkan panduan dan system yang akan digunakan franchisee dalam mendirikan dan
mengelola gerai. Franchisor berhak untuk mengadakan perubahan dari waktu ke waktu danatau meminta franchisee untuk mengembalikan
panduan dna system x.
Pasal 10
Pemesanan Pembelian, Pengiriman dan Pembayaran
Mengenai pengaturan tentang prosedur memasok produk sebelum pembukaan gerai dan secara rutin.
xi. Pasal 11
Rekening Tunda
Terdiri dari enam butir ketentuan yang mengatur para pihak mengenai pembayaran melalui rekening tunda
xii. Pasal 12
Target minimal penjualan kotor
Bahwa franchise wajib mencapai target minimal penjualan kotor atas gerai sebagaimana yang sudah ditentukan dalam lampiran perjanjian
ini. Jika dalam waktu maksimal 6 bulan, franchisee tidak mencapai target penjualan kotor maka, franchisor dapat memberikan bantuan
manajemen dalam mengelola gerai sampai maksimal 6 bulan. Apabila franchisee tidak memenuhi target minimal tersebut dalam jangka
waktu 6 bulan terhitung sejak tanggal selesainya pemberian bantuan manajemen dalam mengelola gerai oleh franchisor maka franchisee
menyetujui bahwa franchisor dapat melakukan tindakan apapun terhadap gerai termasuk untuk menutup gerai.
xiii. Pasal 13
Kontribusi
Mengatur bahwa franchisee wajib memberikan kontribusi yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini kepada franchisor setiap tanggal 15
bulan berikutnya selama jangka waktu waralaba. xiv.
Pasal 14
Pembagian Surplus Kas
Pada periode pertama surplus kas dibagikan 6 bulan sejak tanggal beroperasinya gerai kemudian pada periode berikutnya dibagikan
setiap triwulan.
xv. Pasal 15
Iklan dan Promosi
Untuk kepentingan pemasaran, franchise atas biayanya sendiri dan berdasar persetujuan tertulis dari franchisor dapat mengadakan
promosi tunggal pada gerai. Franchise dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut pada ayat 1 pasal ini wajib untuk mengikuti promosi
gabungan diadakan oleh franchisor. xvi.
Pasal 16
Penyetoran Penjualan Kotor
Mengatur tentang kewajiban franchise untuk menyetorkan hasil penjualan kotornya pada rekening tunda selambat-lambatnya pada
pukul 12.00 waktu setempat pada hari berikutnya. Bahwa franchisor lalai atua tidak melakukan penyetoran ats pejualan kotor yang
dimaksud dalam pasal ini. xvii.
Pasal 17
Kuasa
Mengatur mengenai ketentuan apabila ada pengalihan gerai oleh franchise.
xviii. Pasal 18
Akuntansi dan Keuangan
Franchise akan membantu franchise dalam pencatatan laporan keuangan atas setiap transaksi penjualan produk dan pengeluaran –
pengeluaran sehubungan dengan aktifitas gerai. Dan franchise wajib melakukan pembayaran yang telah ditentukan.
xix. Pasal 19
Pernyataan dan Jaminan
Mengatur tentang pernyataan dan jaminan dari franchise. xx.
Pasal 20
Merek Jasa
Franchise wajib untuk menggunakan merek jasa milik Franchisor dalam setiap aktifitas gerai dan tidak diperkenankan gdengan cara
apapun menjual, mendaftar atau mengalihkan merek jasa tersebut sehingga seolah-olah menjadi milik franchise atau pihak ketiga kecuali
dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari franchisor. Dan ketentuan jika franchisor untuk melakukan perubahan dan atau
modifikasi terhadap setiap bagian merek jasa xxi.
Pasal 21
Biaya-biaya
Mengenai pembiayaan yang dilakukan franchise untuk menanggung dan membayar lunas semua jenis pajak, bea materai, retribusi serta
biaya dan ongkos yang timbul. xxii.
Pasal 22
Kerahasiaan dan Non Kompetensi
Mengenai kerahasiaan dalam waralaba ini xxiii.
Pasal 23
Wanprestasi
Penjelasan tentang ketentuan yang menyebabkan usaha franchise berada dalam keadaan wanprestasi
xxiv. Pasal 24
Force Majure
Kerugian-kerugian yang diderita oleh salah satu pihak yang diakibatkan karena terjadinya Force majure bukan tanggung jawb
pihak lain dalam perjanjian. Oleh karenanya para pihak dibebaskan dari tuntutan sehubungan denga pelaksanaan perjanjian ini.
xxv. Pasal 25
Hubungan Hukum
Penerima waralaba bukan merupakan afiliasi, subsidi, anak perusahaan, karyawan, agen, perwakilan, atau kuasa dari pemberi
waralaba xxvi.
Pasal 26
Hukum yang berlaku dan penyelesaian perselisihan
Mengatur bagaimana cara penyelesaian permasalahan yang ada oleh kedua belah pihak
xxvii. Pasal 27
Lain-lain
Hal lain yang berkaitan dengan perjanjian ini.
58
BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN