Kekasaran Permukaan Termoplastik Nilon Setelah Perendaman Dalam Larutan Kopi Robusta

(1)

KEKASARAN PERMUKAAN TERMOPLASTIK NILON

SETELAH PERENDAMAN DALAM

LARUTAN KOPI ROBUSTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi skripsi dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

WESLEY KUANDINATA NIM : 100600140

Pembimbing:

Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 29 Januari 2014

Pembimbing : Tanda Tangan

Lasminda Syafiar., drg., M.Kes


(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 29 Januari 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Rusfian., drg., M.Kes

NIP : 19520920 198201 1 001 2. Sumadhi S., PhD


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayah (Suwandi) dan ibu (Julia) yang telah merawat, mendidik dan memberikan dukungan baik moril maupun materil, semangat dan dorongan yang tak henti-hentinya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan dan juga dapat menyelesaikan proses skripsi ini dengan baik.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes. selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi dan meluangkan waktu dalam membimbing serta mengarahkan penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas kesediaannya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi.

4. Pimpinan dan seluruh karyawan Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU telah membantu penulis dalam pembuatan sampel serta memberikan dukungan kepada penulis.


(5)

5. Evita Mayasari, dr., M.Kes selaku Sekretaris Departemen Mikrobiologi FK USU dan dr. Lia Kusumawati, MS., Sp.MK(K) selaku Ketua Departemen Mikrobiologi FK USU atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian ini.

6. Bu Ida dan Bang Anto selaku laboran di Departemen Mikrobiologi FK USU atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian ini.

7. Maya Fitria, SKM., M.Kes selaku staf pengajar di Departemen Kependudukan dan Biostatistika FKM USU atas bantuan pengolahan data selama penelitian ini.

7. Drs. Suparmin, MT. selaku Kepala Bagian Laboratorium Mesin Politeknik Negeri Medan dan Drs. Moch. Agus Zaenuri selaku Kepada Bagian Laboratorium CNC Politeknik Negeri Medan atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama pelaksanaan penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman penulis dan teman seperjuangan yang melakukan skripsi di Departemen IMTKG atas bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan selama penulis melaksanakan penelitian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu, masyarakat dan FKG USU.

Medan, 21 Januari 2014

Penulis,

(Wesley Kuandinata) 100600140


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Termoplastik Nilon ... 4

2.1.1 Komposisi ... 5

2.1.2 Manipulasi ... 6

2.1.3 Sifat-sifat Fisis ... 6

2.1.4 Keuntungan ... 7

2.1.5 Kerugian ... 8

2.2 Kopi ... 8

2.3 Kekasaran Permukaan ... 12

2.3.1 Pengertian ... 12

2.3.2 Pengujian Kekasaran Permukaan ... 12

2.4 Kerangka Teori ... 14


(7)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 16

3.1 Rancangan Penelitian ... 16

3.2 Desain Penelitian ... 16

3.3 Tempat Penelitian ... 16

3.4 Waktu Penelitian... 16

3.5 Sampel dan Besar Sampel ... 16

3.5.1 Sampel ... 16

3.5.2 Besar Sampel ... 17

3.6 Variabel Penelitian ... 17

3.6.1 Variabel Bebas ... 17

3.6.2 Variabel Terikat ... 17

3.6.3 Variabel Terkendali ... 18

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali ... 18

3.7 Kriteria Penelitian ... 18

3.7.1 Kriteria Inklusi ... 18

3.7.2 Kriteria Ekslusi ... 18

3.8 Defenisi Operasional ... 18

3.9 Alat dan Bahan Penelitian ... 19

3.9.1 Alat Penelitian ... 19

3.9.2 Bahan Penelitian ... 22

3.10 Prosedur Penelitian ... 24

3.10.1 Pembuatan Sampel Penelitian ... 24

3.10.1.1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian ... 24

3.10.1.2 Pembuatan Sampel Nilon ... 25

3.10.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan ... 30

3.10.3 Perendaman Sampel Penelitian ... 31

3.11 Analisis Data... 32

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 33

4.1 Hasil Penelitian ... 33

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 34

BAB 5 PEMBAHASAN ... 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1 Kesimpulan ... 38

6.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel . Halaman 1 Kandungan kafein pada bahan lain ... 10 2 Komposisi kimia biji kopi arabika dan kopi robusta ... 11 3 Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon

(µm) sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan kopi

robusta ... 33 4 Hasil uji Anova satu arah ... 34 5 Analisis statistik Post hoc Multiple Comparison LSD antar


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Gigitiruan nilon... 5

2 Sifat polimer crystalline dan amorphous... 5

3 Bentuk dan ukuran sampel ... 16

4 Profilometer ... 19

5 Master Cast... 19

6 Kuvet khusus ... 19

7 pH indikator ... 20

8 Vibrator ... 21

9 Timbangan digital ... 21

10 Gelas ukur ... 21

11 Inkubator ... 21

12 Injector... 21

13 Cartridge ... 22

14 Furnace ... 22

15 Termoplastik nilon ... 22

16 Gips keras ... 23

17 Kopi robusta ... 23

18 Tinfoil... 23


(10)

20 Malam spru ... 24

21 Wraping plastic ... 24

22 Pengisian kuvet bawah ... 25

23 Master cast dibenamkan dalam kuvet khusus ... 25

24 Pemasangan malam spru ... 26

25 Penguncian kuvet ... 26

26 Pengisian kuvet atas... 26

27 Gips keras didiamkan hingga mengeras ... 27

28 Pemisahan kuvet ... 27

29 Kuvet setelah dikeringkan dengan tisu ... 27

30 Cartridge dimasukkan ke dalam furnace ... 28

31 Termoplastik nilon melunak ... 28

32 Nilon diinjeksi ke dalam kuvet ... 29

33 Kuvet dipisahkan ... 29

34 Nilon setelah dipisahkan dari kuvet ... 29

35 Nilon setelah dipisahkan dari cartridge ... 29

36 Nilon setelah dipolish ... 30

37 Skema daerah yang akan diukur ... 31


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Alur Penelitian ... 42 2 Uji normalitas data kekasaran permukaan termoplastik nilon

sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan kopi

robusta ... 43 3 Output uji Anova satu arah kekasaran permukaan termoplastik

nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta ... 44 4 Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon .... 47


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu perawatan dalam bidang kedokteran gigi untuk menanggulangi kehilangan gigi adalah dengan menggunakan gigitiruan. Gigitiruan terdiri dari gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa.1Bahan basis gigitiruan yang ideal harus memiliki beberapa syarat yaitu tidak toksik,tidak mengiritasi, tidak dipengaruhi dan tidak larut dalam cairan rongga mulut, harus memiliki sifat mekanik yang kuat, memiliki sifat fisik yang kuat, estetis, radiopak, dan mudah diperbaiki.2

Pada dasarnya bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan dibagi menjadi dua kelompok yaitu logam dan non-logam. Contoh bahan basis gigitiruan logam adalah cobalt chromium, gold alloys, aluminium dan stainless steel. Contoh bahan basis gigitiruan yang non-logam adalah resin akrilik.3

Resin dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat termal yaitu termoplastik dan termoset. Resin termoplastik merupakan resin yang dapat dilunakkan berulang kali dicetak pada suhu dan tekanan yang tinggi tanpa mengalami perubahan kimia, contohnya yaitu selulosa nitrat, resin vinil, nilon, polikarbonat, dan polystyrene. Resin termoset merupakan resin yang hanya dapat dibentuk sekali dan tidak dapat dilunakkan seperti resin termoplastik, contohnya yaitu vulkanit, fenol formaldehid, dan resin akrilik.3

Pada tahun 1940-an, Arpad dan Tibor Nagy bereksperimen dengan polimer baru yaitu termoplastik nilon untuk menciptakan jenis gigitiruan sebagian yang mampu mengatasi kebutuhan dasar retensi, dukungan dan stabilitas dan pada saat yang sama memberikan estetis yang lebih baik.4,5Termoplastik nilon merupakan golongan poliamida dan sering digunakan dalam pembuatan gigitiruan sebagian lepasan5-7

Termoplastik nilon adalah gigitiruan fleksibel yang pertama di dunia.6Keuntungan utama dari termoplastik nilon adalah tahan terhadap benturan


(13)

yang kuat dan penekanan yang berulang-ulang, lebih ringan dari resin akrilik dan mudah dimanipulasi jika peralatan tersedia, dapat memberikan efek stress – breaking dari sifat fleksibilitas dalam beberapa desain gigitiruan sebagian lepasan serta resisten terhadap abrasi pada gigitiruan.4,5Disamping itu termoplastik nilon memiliki keuntungan yang lain yaitu tidak mempunyai cengkeram logam, ringan, bahannya bersifat tembus pandang sehingga gusi terlihat jelas sehingga menghasilkan penampilan yang alami dan memberikan estetis yang memuaskan, bebas monomer sehingga bersifat hipoalergenik dan dapat menjadi alternatif yang berguna bagi pasien yang sensitif terhadap resin akrilik, nikel atau cobalt.4-7

Tetapi termoplastik nilon memiliki kekurangan seperti mudah berubah warna, kekasaran permukaan yang kurang baik, fleksibilitas yang terlalu tinggi, penyerapan air yang tinggi dan mudah terjadi perubahan dimensi serta sulit dalam pengolahannya.2,5,8

Kekasaran permukaan merupakanawal tempat perlekatan sisa makanan yang akan terjadi pada pemakaian gigitiruan setelah beberapa bulan.5Perlekatan mikroba pada permukaan gigitiruan, proliferasi lanjutan dari mikroba tersebut, hingga pembentukan plak pada gigitiruan dapat mengganggu kesehatan umum maupun rongga mulut.Gigitiruan dengan permukaan yang kasar dapat menyebabkan perlekatan bakteri. Penemuan ini juga telah dikonfirmasi oleh Radford dkk dan Taylor dkk yang menemukan perlekatan bakteri lebih banyak terdapat pada permukaan yang kasar.9

Faktor yang mempengaruhi kekasaran permukaan pada gigitiruan adalah jenis bahan basis gigitiruan yang digunakan seperti termoplastik nilon yang memiliki permukaan yang kurang dapat dipoles dengan baik.5,7Selain itu, bahan ini lebih sulit dilakukan proses akhir dan pemolesan dibandingkan dengan resin akrilik sehingga kemungkinan memiliki permukaan yang lebih kasar.7,10

Bahan basis gigitiruan seperti termoplastik nilon akan sering terpapar dengan zat-zat yang dimakan atau diminum yang memiliki sifat asam dan basa maupun netral. Salah satu contoh minuman bersifat asam adalah kopi. Kopi memiliki sifat asam dengan pH 3,0 sampai 5,0 yang memiliki sifat erosif.11-13Menurut Maier dan


(14)

Rivera, asam fosfat (phosphoric acid) yang berperan penting dalam tingkat keasaman kopi walaupun asam sitrat, asam malik, dan asam asetat juga berperan dalam tingkat keasaman kopi.13

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian di atas timbul permasalahan apakah ada perubahan kekasaran permukaan pada termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui besarnya kekasaran permukaan pada termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta.

1.4 Hipotesis Penelitian

Tidak ada perubahan kekasaran permukaan pada termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan dokter gigi mengenai bahan termoplastik nilon.

2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu material dan teknologi kedokteran gigi dan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

3. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan masyarakat mengenai pengaruh asam dalam larutan kopi robusta terhadap kekasaran permukaan termoplastik nilon.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Termoplastik Nilon

Nilon merupakan nama suatu polimer termoplastik yang dikenal secara generik dan tergolong dalam kelas poliamida yang ditemukan pertama kali pada tahun 1935 oleh Wallace Carothers di DuPont.6,14,15Penggunaan nilon pertama kali di kedokteran gigi tidak begitu memuaskan oleh karena sifat penyerapan air yang tinggi, sehingga menyebabkan pemuaian yang berlebihan.6,16Beberapa kerugian juga dilaporkan mengenai bentuk awal termoplastik nilon termasuk kerentanan warna basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang tinggi, dan pembentukan permukaan yang kasar.6Namun bahan ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi serta estetis yang memuaskan.5

Cara penggunaan atau insersi gigitiruan fleksibel adalah dengan menyediakan air panas dalam gelas, sebelum insersi gigitiruan fleksibeldirendam beberapa menit. Hal ini akan menambah fleksibilitas dan adaptasi pasien terhadap gigitiruan fleksibel dan menambah kenyamaan pasien dan mudah dipasang.6

Pada beberapa tahun terakhir, termoplastik nilon telah menarik perhatian sebagai bahan basis gigitiruan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu hasil estesis yang baik, tidak toksik untuk pasien alergi, elastisitas lebih tinggi daripada resin akrilik polimerisasi panas, kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai bahan basis gigitiruan, tidak terjadi perubahan bentuk selama proses polimerisasi dan tidak terdapat monomer sisa (Gambar 1).7

Pada tahun 1962, Munns menggunakan teknik injection-moulding yang dimodifikasi dalam pembuatan nilon dan menganjurkan pasien yang memakai gigitiruan berbahan basis nilon untuk memberikan perhatian yang khusus agar dapat mencegah kerusakan gigitiruan yang digunakan.5


(16)

Gambar1. Gigitiruan nilon.6

2.1.1Komposisi

Termoplastik nilon merupakan suatu resin yang dihasilkan oleh reaksi kondensasi antara diamina (2—NH2 grup) dan asam dibasik (2—COOH grup) yang memberikan variasi dari poliamida dengan sifat fisik dan mekanisnya yang tergantung pada ikatan antara asam dan amida.2,5-7,14,15

Terdapat perbedaan utama dalam hal sifat antara resin akrilik dan nilon, yaitu nilon merupakan polimer crystalline sedangkan resin akrilik merupakan polimer amorphous. Sifat crystalline ini mengakibatkan nilon memiliki sifat yang tidak dapat larut dalam pelarut, ketahanan panas yang tinggi dan kekuatan yang tinggi serta kekuatan tensil yang baik.15


(17)

2.1.2 Manipulasi

Nilon tidak dapat larut sehingga tidak dapat dibuat dalam bentuk adonan dan mengisi mould dengan teknik biasa, tapi harus dilelehkan dan diinjeksikan ke dalam kuvet di bawah tekanan (injection-moulding). Nilon dimasukkan dalam satu cartridge dan dilelehkan pada suhu 248,8-265,5oC dengan furnace elektrik. Selanjutnya nilon yang telah meleleh ditekan ke dalam kuvet oleh plugger di bawah tekanan yang diberikan oleh pres hidrolik atau manual. Tekanan injection-moulding dijaga pada tekanan 5 bar selama 3 menit kemudian kuvet beserta cartridge segera dilepaskan. Kuvet kemudian dibiarkan dingin pada suhu kamar selama 30 menit sebelum dibuka.15

2.1.3 Sifat-sifat Fisis a. Ekspansi Termal

Hargreaves (1971) menemukan koefisien ekspansi linear dari nilon yang diperkuat serat kaca lebih rendah daripada nilon tanpa penambahan serat kaca.15

b. Massa Jenis

Gigitiruan dengan massa jenis yang rendah merupakan sifat yang menguntungkan. Hal ini menyebabkan retensi gigitiruan rahang atas menjadi bertambah.Massa jenis nilon adalah 1,14 g/cm3.7

c. Porositas

Nilon hampir tidak memiliki porositas.Adanya gelembung pada permukaan dapat mempengaruhi estetis dan kebersihan basis protesa. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis protesa yang lebih tebal.7

d. Penyerapan air

Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan utama dari nilon. Hal ini karena termoplastik nilon mempunyai serat yang menyerap air.2,5,6,8,15Jenis termoplastik nilon yang pertama memiliki nilai penyerapan air yang tinggi yaitu 8,5%, kemudian dikembangkan jenis termoplastik nilon yang ditambahkan dengan glass reinforced yang memiliki penyerapan air yang relatif rendah hingga 1,2%.15


(18)

e. Perubahan dimensi

Teknik injection-moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan teknik compression-moulding. Garfunkel dan Anderson dkk, menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada injection-moulding lebih rendah dibandingkan dengan compression-moulding.15

f. Stabilitas warna

Stabilitas warna adalah kemampuan dari suatu lapisan permukaan atau pigmen untuk bertahan dari degradasi yang disebabkan pemaparan dari lingkungan. Yu-lin Lai dkk (2003), mempelajari stabilitas warna dari empat bahan polimer dan menemukan bahwa diskolorasi nilon setelah perendaman dalam larutan kopi dan teh lebih besar daripada resin akrilik.15

g. Kekasaran permukaan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa meskipun memiliki banyak kelebihan seperti tahan terhadap pelarut dan panas serta kuat dan ringan, tidak ada yang dapat menutupi kekurangannya berupa staining, yellowing, fleksibilitas yang tinggi, penyerapan air yang tinggi, perubahan dimensi, kesulitan dalam pemrosesan dan permukaan yang kasar.8

Permukaan basis gigitiruan nilon tidak dapat dipoles sebaik resin akrilik, sehingga terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah beberapa bulan pemakaian. Munns (1962), menyarankan penggunaan gigitiruan nilon hanya untuk pasien yang dapat merawat gigitiruan dengan baik.5

2.1.4 Keuntungan

Keuntungan penggunaan basis gigitiruan nilon adalah:3-7,10

1.Estetis lebih baik karena bersifat translusen sehingga dapat menggambarkan warna jaringan yang berada di bawahnya.

2. Tipis dan ringan tetapi sangat kuat sehingga tidak mudah patah dan tidak mudah mengalami kerusakan.

3. Tidak mengandung monomer sisa, sehingga aman digunakan untuk pasien yang alergi terhadap logam atau metal metakrilat.


(19)

4. Tidak menggunakan cangkolan logam.

5. Lebih lentur sehingga tekanan hampir seluruhnya disalurkan ke gigi penyangga dan struktur tulang di bawahnya.

6. Pasien bebas melakukan pergerakan selama pengunyahan karena fleksibilitas yang tinggi sehingga meningkatkan kenyamanan.

7. Hampir tidak memiliki porositas. 8. Tidak dapat mengalami crazing.

9. Ketepatan mengisi cetakan lebih baik dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas.

10. Tahan terhadap bahan kimia.

2.1.5 Kerugian

Kerugian penggunaan basis gigitiruan nilon adalah:2,5,7,8,10 1. Sulit diperbaiki bila terjadi kerusakan.

2. Proses pembuatannya memerlukan peralatan khusus di laboratorium.

3.Terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah beberapa bulan pemakaian.

4.Kekerasan termoplastik nilon lebih kecil dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas.

5. Sulit dalam pemrosesan. 6. Penyerapan air yang tinggi.

7. Stabilitas warna yang lebih buruk dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas.

8. Tidak menghantarkan panas dan dingin seperti metal. 9. Sulit untuk diperbaiki jika fraktur.

2.2 Kopi

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling populer dan digemari di seluruh dunia. Kopi biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji dari tanaman kopi yang dipanggang. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang


(20)

paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi.Amerika Serikat merupakan negara yang mengkonsumsi kopi terbesar di dunia. Empat dari lima orang di Amerika Serikat meminum kopi setiap hari.18,19

Kopi bersifat asam dan tingkat keasaman dalam kopi dipengaruhi oleh tahap pembakaran kopi, tipe alat pembakar kopi dan juga metode penyeduhan kopi.Ada 3 kelompok asam di dalam kopi yaitu asam alipatik (aliphatic acid), asam klorogenik (chlorogenic acid) dan asam karboksilat (phenolic acid / alicylic carboxylic).13

Senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan menjadi senyawa yang mudah menguap (volatile) dan tidak mudah menguap (non-volatile). Contoh senyawa yang mudah menguap adalah aldehida, keton, dan alkohol. Sedangkan senyawa yang tidak mudah menguap adalah kafein, asam klorogenat dan senyawa nutrisi.18

Komponen volatile merupakan komponen yang bertanggung jawab untuk memberikan aroma pada kopi. Aroma pada kopi merupakan satu komponen yang penting karena sebagian besar kualitas kopi didasarkan pada aroma kopi dan rasa kopi. Komponen volatile pada kopi sangat bervariasi dan sangat menentukan kualitas aroma dan masing-masing dari komponen volatile mempunyai peranan yang penting untuk membentuk aroma secara keseluruhan.20

Salah satu jenis asam karboksilat dalam kopi yang bermanfaat adalah kafein.21Kafein ini yang membuat cita rasa kopi menjadi pahit. Pada kadar 0,2 mili mol/liter sampai 1,8 mili mol/ liter barulah bisa dirasakan rasa pahit kafein. Di dalam tubuh, kafein mengalami perjalanan melewati saluran cerna dan diserap hampir 100%, serta puncak konsentrasi di darah sekitar 15 menit sampai 20 menit setelah minum kopi. Kafein tidak disimpan di dalam tubuh yang artinya tidak terjadi penumpukan kafein di tubuh. Dalam enam jam setelah kopi diminum, separuh dari jumlah kafein yang masuk ke dalam tubuh dikeluarkan. Misalnya, 300mg kadar kafein masuk ke dalam tubuh, maka dalam waktu enam jam 150mg kafein akan keluar dari tubuh sedangkan sisanya 150mg akan dikeluarkan dari tubuh dalam waktu enam jam berikutnya.18

American Dietetic Association menyarankan untuk tidak mengkonsumsi kafein lebih dari 300mg sehari. Kafein bukan hanya terdapat pada kopi saja, tetapi


(21)

juga terdapat pada teh, cokelat, obat sakit kepala dan minuman berenergi. Tetapi kandungan terbesarnya memang terdapat pada kopi.Hasil penelitian dari Murdoch, menyatakan bahwa kafein dalam 1 sampai 2 cangkir kopi dapat menambahkan kecepatan berpikir dan inspirasi, membuat badan lebih segar, serta mengobati rasa kantuk dan lelah. Namun, dapat berefek racun jika dikonsumsi dalan jumlah besar (10 cangkir) berturut-turut yang dapat menyebabkan insomnia, kecemasan dan diare.18,19Kandungan kafein pada bahan lain dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan kafein pada bahan lain.18

Bahan Kandungan Kafein

Kopi instan Teh Soft drink cola Minuman cokelat

Cokelat batang Obat-obatan Minuman energi

60 – 80 mg/250 mL 10 – 50 mg/250 mL 20 – 35 mg/250 mL 10 – 70 mg/cangkir 20 – 60 mg/200 gram

20 – 100 mg/tablet 35 – 150mg/250 mL

Kandungan penting juga terkandung pada asam klorogenat yaitu fenol. Kopi dan teh merupakan bahan utama yang banyak mengandung fenol dan fenol dapat mencegah penyakit kardiovaskular dan sebagai antioksidan.21,22 Asam klorogenat ini juga mempengaruhi tingkat keasaman kopi.20-22

Secara umum, dikenal 4 jenis kelompok kopi yang dikenal yaitu kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan kopi ekselsa.Kebanyakan kopi yang beredar di dunia adalah arabika yang menguasai 70% pasar dan kopi robusta. Dua jenis lain dalam skala jauh lebih kecil adalah kopi liberica dan kopi ekselsa. Walaupun begitu, kebanyakan kopi yang beredar di Indonesia adalah kopi robusta, yang kualitasnya berada di bawah kopi arabika.Kopi arabika adalah kopi yang dianggap paling enak rasanya, sedangkan kopi robusta memiliki kafein yang lebih tinggi, rasanya yang


(22)

lebih pahit dan lebih asam bila dibandingkan arabika. Sedangkan kopi liberika dan kopi ekselsa dikenal kurang ekonomis dan komersial karena memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran biji serta kualitas cita rasanya.18,19Komposisi kimia biji kopi robusta dan arabika dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Komposisi kimia biji kopi arabika dan kopi robusta.18

Komponen Kopi Arabika

(%) Kopi Robusta (%) Protein Asam amino Karbohidrat Gula Lipid Kafein Mineral Trigonelin Asam klorogenat Asam alifatik

11 – 13 2 50 – 55

6 – 8 12 – 18 0,9 – 1,2

3 – 4,2 1 – 1,2 5,5 – 8,0

1,5 - 2

11 – 13 2 37 – 47

6 – 7 9 – 13 1,6 – 2,4

4 – 4,5 0,6 – 0,75

7 – 10 1,5 - 2

Menurut Maier dan Rivera, asam fosfat merupakan kontributor utama terhadap tingkat keasaman kopi13,20, akan tetapi hasil penelitian Griffin dan Brauch menunjukkan bahwa asam fosfat mungkin berkontribusi, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan tingkat keasaman.13Kopi merupakan salah satu makanan yang kompleks bila dilihat dari segi kimianya dan untuk mengetahui asam yang paling berperan dalam tingkat keasaman sangat kompleks karena adanya distribusi garam, asam dan senyawa kimia lainnya sehingga sulit untuk mengetahui mekanisme yang tepat dan agen yang bertanggung jawab atas keasaman yang dirasakan di dalam kopi.13,20


(23)

Keasaman dalam kopi dapat menyebabkan erosi pada gigi maupun bahan dental. Keasaman dari kopi yang dikonsumsi akan merubah keasaman dalam mulut. Semakin lama asam berada di rongga mulut maka sifat erosif dari asam akan semakin kuat dan menyebabkan kekasaran permukaan bertambah.23

2.3 Kekasaran Permukaan

2.3.1 Pengertian

Kekasaran permukaan adalah kondisi suatu permukaan benda yang bergelombang atau tidak teratur. Kekasaran permukaan dihitung sebagai permukaan rata-rata aritmetrik dari dasar permukaan ke puncak permukaan. Permukaan yang halus sangat penting tidak hanya untuk kenyamanan pasien tetapi juga untuk gigitiruan atau restorasi dapat digunakan lebih lama, hasil estetis yang baik, kebersihan mulut terjaga dan retensi plak yang rendah.24,25

Penelitian yang dilakukan oleh Hilgenberg dkk (2008), permukaan yang dipoles dapat menurunkan jumlah perlekatan bakteri dibandingkan dengan permukaan yang tidak dipoles. Semakin bagus pemolesan dilakukan maka dapat menurunkan jumlah perlekatan bakteri dan menjaga kesehatan jaringan periodontal.9

Menurut Quirynen dkk (1990), Verran dan Maryan (1997) dan Bollen dkk (1997), permukaan yang kasar dari resin akrilik dapat menyebabkan kolonisasi bakteri dan akumulasi plak.25Penemuan ini juga telah dikonfirmasi oleh Radford dkk (1998) dan Taylor dkk (1998) yang menemukan perlekatan bakteri lebih banyak terdapat pada permukaan yang kasar.9

2.3.2 Pengujian Kekasaran Permukaan

Pengukuran kekasaran permukaan digunakan suatu alat yang disebut dengan profilometer. Pengukuran dilakukan dengan menarik suatu jarum (stylus) yang diletakkan pada setiap spesimen yang akan diukur dan dinilai kekasarannya.26


(24)

Menurut Quirynen dkk (1990), kekasaran pada bahan kedokteran gigi yang ideal adalah mendekati 0,2 µm atau kurang.9,24 Menurut Bollen dkk (1997) dan Radford dkk (1999), apabila nilai kekasaran permukaan lebih dari 0,2 µm dapat menyebabkan pembentukan plak dan akan terjadi peningkatan kolonisasi bakteri.25


(25)

2.4 Kerangka Teori

Bahan Basis Gigitiruan

Logam Non-Logam

Termoset Termoplastik

Vulkanit Resin

Fenol Formaldehid Nilon Resin Vinil Selulosa Polikarbonat Polystyrene

Komposisi Manipulasi Sifat-sifat Indikasi Kontraindikasi

Khemis Optis Fisis Biologis Mekanis

Kekasaran permukaan

Hardness


(26)

2.5 Kerangka Konsep

W

Termoplastik Nilon

Optis Khemis Fisis Mekanis Biologis

Kekasaran permukaan

pH rendah Erosi

Larutan kopi robusta


(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian eksperimental laboratoris.

3.2 Desain Penelitian

Pre and posttest group.

3.3 Tempat Penelitian

1. Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU. 2. Laboratorium Mikrobiologi FK USU.

3. Laboratorium Mesin Politeknik Negeri Medan.

3.4 Waktu Penelitian

Bulan Juli 2013 sampai Januari 2014.

3.5 Sampel dan Besar Sampel

3.5.1 Sampel

Sampel pada penelitian ini menggunakan termoplastik nilon yang berukuran 65mm x 10mm x 2,5mm.27,28


(28)

3.5.2 Besar Sampel

Besar sampel pada percobaan ini menggunakan rumus sebagai berikut:29 ( t-1 ) (r-1) ≥ 15

Keterangan :

t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan

Dalam rumus akan digunakan t = 3 karena sampel terdiri dari 3 kelompok perlakuan, yaitu:

a. Kelompok I : Sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah direndam dalam larutan kopi robusta selama 1 hari

b. Kelompok II : Sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah direndam dalam larutan kopi robusta selama 2 hari

c. Kelompok III : Sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah direndam dalam larutan kopi robusta selama 3 hari

( 3 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 2 ( r – 1 )≥ 15

2r - 2 ≥ 15 r ≥ 8,5

Berdasarkan hasil perhitungan sampel untuk setiap kelompok, hasil minimal besar sampel tiap perlakuan adalah 8,5 sampel, dalam penelitian ini diambil besar sampel 10 buah untuk setiap perlakuan.

3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Bebas

Lama perendaman termoplastik nilon dalam larutan kopi robusta.

3.6.2 Variabel Terikat


(29)

3.6.3 Variabel Terkendali

1. Ukuran sampel termoplastik nilon. 2. Jenis bahan gigitiruan termoplastik.

3. Perbandingan bubuk kopi dan volume air sesuai petunjuk pabrik yaitu 10 gr : 180 ml.

4. Perbandingan adonan gips keras yaitu 300 gr gips keras : 90 ml air. 5. Suhu perendaman larutan kopi robusta 37oC .

6. Suhu dan waktu pemanasan termoplastik nilon yaitu pada suhu 248,8– 265,5 oC selama 11 menit.

7. Larutan kopi robusta dengan pH 5. 8. Jenis larutan kopi robusta.

9. Suhu air seduhan 100oC.

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali 1. Kecepatan pengadukan gips keras. 2. Waktu pengadukan gips keras

3.7 Kriteria Penelitian 3.7.1 Kriteria Inklusi

1. Sampel dengan permukaan yang halus. 2. Sampel dengan ukuran yang sesuai.

3.7.2 Kriteria Ekslusi 1. Sampel yang rusak.

3.8 Defenisi Operasional

1. Termoplastik nilon adalah bahan yang melunak bila dipanaskan dan diproses menjadi basis gigitiruan dengan sistem injeksi.


(30)

2. Kekasaran permukaan adalah karakteristik suatu permukaan benda yang tidak teratur dengan satuan mikrometer yang diukur dengan alat profilometer.

3. Kopi robusta adalah kopi yang memiliki tingkat kafein yang tinggi.

4. Lama perendaman termoplastik nilon adalah waktu yang diperlukan untuk merendam termoplastik nilon dan bahan rendaman diganti setiap hari.

3.9 Alat dan Bahan Penelitian 3.9.1 Alat Penelitian

1. Profilometer (Mitutoyo-Surf Test 301, Japan).

Gambar 4. Profilometer

2.Master cast yang terbuat dari logam dengan ukuran 65 mm x 10 mm x 2,5 mm.

Gambar 5. Master cast. 3. Kuvet khusus.


(31)

4.Rubber bowl dan spatula. 5. Kunci kuvet.

6. Kertas pH indikator.

Gambar 7. pH indikator. 7. Lekron (Smic, China).

8.Vibrator(Pulsar 2 Filli Manfredi, Italy).

Gambar 8. Vibrator.

9. Timbangan digital (KrisChef, Indonesia).

Gambar 9. Timbangan digital. 10.Bur fraser.


(32)

12. Gelas ukur (Pyrex, Indonesia).

Gambar 10. Gelas ukur 13. Pinset.

14. Inkubator.

Gambar 11. Inkubator

15.Portable Dental Engine (Strong, Korea). 16.Straight Handpiece (Strong, Korea). 17. Injector.


(33)

18.Cartridge.

Gambar 13. Cartridge. 19.Furnace.

Gambar 14. Furnace. 20. Tisu.

21. Tempat perendaman sampel.

3.9.2 Bahan Penelitian

1. Termoplastik nilon (Bioplast, Japan).


(34)

2. Gips keras (Moldadur, Germany).

Gambar 16. Gips keras.

3. Kopi Robusta Java Monk (J J Royal Coffee®).

Gambar 17. Kopi robusta. 4. Air aquadest.

5. Vaselin sebagai bahan separasi. 6.Tinfoil.

Gambar 18. Tinfoil.


(35)

8. Cincin plastik.

Gambar 19. Cincin plastik.

9. Malam spru berdiameter 3,0 mm (Renfert, Germany).

Gambar 20. Malam spru. 10. Spidol.

11. Wraping plastic

Gambar 21. Wraping plastic

3.10 Prosedur Penelitian

3.10.1 Pembuatan Sampel Penelitian

3.10.1.1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian

Master castterbuat dari logam dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm untuk pembuatan mould sampel nilon.


(36)

3.10.1.2 Pembuatan Sampel Nilon

1.Penanaman master cast pada kuvet bawah.

a.Kuvet khusus disiapkan untuk dilakukan proses injection-moulding b.Kuvet diolesi dengan bahan separasi vaselin.

c.Gips keras dicampur air aquadest dengan perbandingan 300 gr gips keras: 90 ml air pada rubber bowl.

d.Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen kemudian adonan gips keras dituang ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atasvibrator.

Gambar 22. Pengisian kuvet bawah.

e.Gips keras dibiarkan beberapa menit hingga konsistensinya sedikit mengeras dan master cast yang telah diolesi vaselin dibenamkan sampai setinggi permukaan adonan gips keras dalam kuvet khusus.

Gambar 23. Master cast dibenamkan dalam kuvet khusus.


(37)

2. Pemasanganmalam spru.

a. Setelah gips keras mengeras, malam spru sebagai jalan masuk bahan diletakkan pada tepi model induk dengan menggunakan malam.

b. Spru yang berlebih dibuang dengan lekron.

Gambar 24. Pemasangan malam spru. 3. Pengisian kuvet atas

a. Setelah semua master cast dipasang spru, olesi permukaan gips keras, master cast dan kuvet atas dengan vaselin.

b. Kuvet atas dipasangkan di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat.

Gambar 25. Penguncian kuvet

c. Gips keras dicampuri airaquadest dengan perbandingan 300 gram gips keras : 90 ml air pada rubber bowl.

d. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen kemudian adonan gips keras dituang ke dalam kuvet melalui salah satu lubang pengisian pada kuvet hingga kuvet terisi penuh di atas vibrator.


(38)

e. Gips keras didiamkan selama 60 menit hingga mengeras.

Gambar 27. Gips keras didiamkan hingga

mengeras.

4. Pengangkatan master castdan pembuangan spru. a. Kunci kuvet dibuka dan kuvet dipisahkan.

Gambar 28. Pemisahan kuvet .

b. Master castdilepaskan dari gips keras dengan menggunakan lekron.

c. Kuvet dipasangkan kembali, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit untuk membuang spru.

d. Kuvet dibuka dan disiram dengan air mendidih hingga tidak ada lagi sisa spru pada gips keras dan sisa air dikeringkan dengan tisu.


(39)

5. Injeksi bahan nilon ke dalam mould. a. Kuvet dipasangkan kembali dan dikunci.

b. Cartridge untuk injeksi disiapkan, kemudian diletakkan tinfoil yang telah dipotong berbentuk lingkaran pada dasar cartridge.

c. Bahan nilon dimasukkan ke dalam cartridge.

d.Cartridge berisi bahan nilon dimasukkan ke furnace untuk melunakkan bahan nilon dengan energi panas pada suhu 248,8 – 265,5 oC selama 11 menit.

Gambar 30. Cartridge dimasukkan ke dalam furnace.

e. Setelah bahan nilon melunak,penutup cartridgedilapisi dengan cincin plastik dan tuang ke dalam cartridge.

Gambar 31. Termoplastik nilon melunak.

f.Cartridge dipasangkan pada posisi vertikal di atas lubang spru pada kuvet khusus dan kuvet khusus ditempati pada injector.

g.Bahan nilon diinjeksikan ke dalam kuvet.

h.Bahan nilon dibiarkan di bawah tekanan selama 3 menit kemudian lepaskan dari alat injector dan biarkan selama 30 menit hingga mengeras.


(40)

Gambar 32. Nilon diinjeksi ke dalam kuvet.

i. Kuvet khusus dilepaskan dari injektor dandipisahkan.

Gambar 33. Kuvet dipisahkan. j. Nilon dilepaskan dari kuvet.

Gambar 34. Nilon setelah dilepaskan

dari kuvet.

k. Nilon dipisahkandaricartridge dengan menggunakan bur fraser.


(41)

6. Pemrosesan akhir.

Setelah kuvet dibuka, sampel dikeluarkan dari mould. Kemudian masing-masing sampel dirapikan dengan menggunakan bur fraser hingga permukaan sampel rata. Sampel kemudian dihaluskan dengan kertas pasir waterproof ukuran 150, 400 dan 600 yang dipasangkan pada rotary grinderselama 15 menit dengan kecepatan 500 rpm.

Gambar 36. Nilon setelah dipolish.

3.10.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan

Sebelum sampel direndam dalam larutan kopi robusta, sampel diukur kekasaran permukaannya dengan alat profilometer dengan satuan mikrometer dengan cara :

1. Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran (±1 mm dari tepi sampel ) dengan menggunakan spidol.

2. Sampel diletakkan dibidang datar dan operator meletakkan stylus pada titik pertama di permukaan sampel.

3.Alat diaktifkan, stylus bergerak menelusuri satu garis lurus (horizontal) sepanjang permukaan sampai ±1 mm dari tepi sampel.

4. Pengukuran dilakukan tiga kali pada masing-masing titik yang telah ditandai sebelumnya.


(42)

Gambar 37. Skema daerah yang akan diukur.

3.10.3 Perendaman Sampel Penelitian

Setelah sampel diukur kekasaran permukaan awalnya, kemudian sampel direndam dalam larutan kopi robusta. Larutan kopi robusta dibuat dengan cara sebanyak 10 gram bubuk kopi diseduh dengan 180 ml air panas. Kemudian sampel direndam dalam larutan kopi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

1. Kelompok I : 10 buah sampel termoplastik nilon direndam dalam larutan kopi robusta yang sudah diukur pH nya dengan menggunakan pH indikator yang kemudian tempat perendaman sampelnya dibungkus dengan wraping plastic dan disimpan dalam inkubator dengan temperatur 37oC selama 1 hari. Setelah dilakukan perendaman selama 1 hari maka sampel dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan di atas tisu. Kemudian dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara sama seperti pengukuran kekasaran awal.

2. Kelompok II : 10 buah sampel termoplastik nilon direndam dalam larutan kopi robusta yang sudah diukur pH nya dengan menggunakan pH indikator kemudian tempat perendaman sampelnya dibungkus dengan wraping plastic dan disimpan dalam inkubator dengan temperatur 37oC selama 2 hari. Setelah dilakukan perendaman selama 2 hari maka sampel dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan di atas tisu. Kemudian dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara sama seperti pengukuran kekasaran awal.

3. Kelompok III : 10 buah sampel termoplastik nilon direndam dalam larutan kopi robusta yang sudah diukur pH nya dengan menggunakan pH indikator kemudian tempat perendaman sampelnya dibungkus dengan wraping plastic dan disimpan dalam inkubator dengan temperatur 37oC selama 3 hari. Setelah dilakukan perendaman selama 3 hari maka sampel dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan di atas


(43)

tisu. Kemudian dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara sama seperti pengukuran kekasaran awal.

(a) (b)

(c)

Gambar 38. Perendaman sampel (a) Mengukur pH larutan kopi sebelum merendam sampel (b) Perendaman sampel di inkubator (c) Pengukuran kekasaran permukaan

3.11 Analisis Data

Data akan dianalisis dengan menggunakan uji Anova satu arah dengan derajat kepercayaan p ≤ 0,05.


(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 10 buah untuk masing-masing kelompok perlakuan dan setiap sampel dilakukan 3 kali pengukuran yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Kekasaran permukaan pada seluruh sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dalam larutan kopi robusta dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon (µm) sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan kopi robusta

Sampel

Kekasaran Permukaan (µm) Kelompok I (1 hari) Kelompok II (2 hari) Kelompok III (3 hari)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 0.33 0.33 0.31 0.31 0.34 0.36

2 0.32 0.32 0.31 0.32 0.37 0.38

3 0.35 0.35 0.34 0.35 0.32 0.33

4 0.36 0.36 0.35 0.36 0.37 0.38

5 0.31 0.32 0.36 0.37 0.32 0.33

6 0.34 0.34 0.34 0.34 0.31 0.33

7 0.33 0.33 0.35 0.36 0.34 0.37

8 0.32 0.33 0.32 0.33 0.31 0.32

9 0.35 0.35 0.36 0.37 0.36 0.37

10 0.37 0.37 0.32 0.32 0.32 0.34

Rata-rata 0.338 0.341 0.336 0.343 0.336 0.351 SD 0.01932 0.01792 0.01955 0.02214 0.02366 0.02331


(45)

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan uji Anova, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilkdan diperoleh p ≥ 0,05 yang menandakandata sampel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Kemudian dilanjutkan dengan Test of Homogeneity of Variances dan diperoleh p ≥ 0,05 yang menandakan uji Anovavalid untuk menguji hubungan antar kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Anova satu arah (Tabel 4.).

Tabel 4. Hasil uji Anova satu arah

ANOVA

selisih

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .001 2 .000 11.586 .000

Within Groups .001 27 .000

Total .002 29

Pada tabel diatas dapat terlihat kolom Sig. diperoleh nilai p value = 0,000. Dengan demikian hasil yang diperoleh p ≤ 0,05, maka diperoleh bahwa Ho (hipotesa) ditolak. Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perubahankekasaran permukaan yang signifikan pada tiap rata-rata kelompok perlakuan yaitu kelompok perendaman 1 hari, 2 hari dan 3 hari.

Setelah didapat terdapat perubahan yang signifikan setelah perlakuan, maka dapat dilakukan uji analisis Post Hoc Tests dengan menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) untuk membandingkan perbedaan kekasaran permukaan termoplastik nilon yang dilakukan perendaman 1 hari, 2 hari dan 3 hari.


(46)

Tabel 5. Analisis statistik Post hoc Multiple Comparison LSD antar kelompok

perendaman

Kelompok Perlakuan Mean Difference Sig.

I - II -0.004 0.127

I - III -0.012 0.000*

II - III -0.008 0.004*

Keterangan :

I : kelompok perendaman 1 hari II : kelompok perendaman 2 hari III : kelompok perendaman 3 hari

* : menunjukkan adanya perubahan yang signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat perubahan kekasaran yang signifikan antar kelompok perendaman 1 hari dengan kelompok perendaman 2 hari dengan besar signifikansi 0,127 (p ≥ 0,05). Sedangkan perbandingan antara kelompok perendaman 1 hari dengan 3 hari dengan besar signifikansi 0,000 (p ≤ 0,05) yang artinya terdapat perubahan kekasaran permukaan yang signifikan antar kelompok perendaman 1 hari dengan kelompok perendaman 3 hari. Sedangkan perbandingan antara kelompok perendaman 2 hari dengan 3 hari dengan besar signifikansi 0,004 (p ≤ 0,05) yang artinya terdapat perubahan kekasaran permukaan yang signifikan antara kelompok perendaman 2 hari dengan kelompok perendaman 3 hari.


(47)

BAB 5 PEMBAHASAN

Data pengukuran perbedaan kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari dengan jumlah sampel penelitian setiap kelompok adalah 10 sampel dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Anova satu arah dengan Post Hoc Multiple LSD. Didapatkan perbedaan rata-rata kekasaran permukaan antara kelompok perendaman 1 hari dengan 2 hari yaitu sebesar 0,004 dengan signifikansi 0,127 (p ≥ 0,05). Terdapat perbedaan rata-rata kekasaran permukaan antara kelompok perendaman 1 hari dengan 3 hari yaitu sebesar 0,012 dengan signifikansi 0,000 (p ≤ 0,05) dan perbedaan rata-rata kekasaran permukaan antara kelompok perendaman 2 hari dengan 3 hari yaitu sebesar 0,008 dengan signifikansi 0,004 (p ≤ 0,05). Perbedaan kekasaran permukaan yang paling besar terdapat pada kelompok perendaman 1 hari dengan 3 hari dengan perubahan sebesar 0,012.

Dari hasil uji tersebut menunjukkan waktu perendaman termoplastik nilon dalam larutan kopi robusta mempengaruhi kekasaran permukaan. Dari hasil uji ini, didapatkan bahwa semakin lama waktu perendaman maka nilai kekasaran permukaan semakin meningkat.

Dalam penelitian ini tidak ada perubahan kekasaran permukaan setelah perendaman antara kelompok perendaman 1 hari dengan 2 hari. Tetapi terdapat perubahan kekasaran permukaan pada kelompok perendaman 1 hari dengan 3 hari dan kelompok perendaman 2 hari dengan 3 hari.Perubahan kekasaran permukaan pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Salman dan Saleem (2011)dimana menunjukkan tidak ada perubahan kekasaran permukaan pada termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan oxalic acid dan tartaric acid selama 7 hari.28

Kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya perubahan kekasaran permukaan adalah mungkin pH dari asam fenol lebih asam dibandingkan dengan


(48)

oxalic acid dan tartaric acidserta sifat dari termoplastik nilon yang memiliki penyerapan yang tinggi.

Sifat polimer dari termoplastik nilon merupakan polimer crystallinesedangkan resin akrilik merupakan polimer amorphous. Sifat crystalline ini mengakibatkan nilon memiliki ikatan rantai yang panjang sehingga nilon memiliki gaya tarik menarik antar rantai yang kuat. Karena sifat polimer crystalline ini maka nilon kurang dapat larut dalam pelarut, ketahanan terhadap abrasi, ketahanan terhadap larutan kimia dan stabilitas yang tinggi pada temperatur tinggi. Oleh karena itu, adalah mustahil untuk melarutkan nilon sebelum ikatan hidrogen terputus dan sulit untuk menemukan larutan yang cocok untuk memutuskan ikatan dari nilon.Termoplastik nilon memiliki ketahanan yang baik terhadap asam. Termoplastik nilon hanya akan larut pada larutan spesifik seperti larutan fenol, asam format, alkohol, larutan garam, larutan methanol, larutan kresol dan dapat menyebabkan ikatan mengalami degradasi.Kopi dan teh merupakan bahan utama yang banyak mengandung fenol.15,17,21,22,30-32

Terjadinya peningkatan kekasaran permukaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pH media perendaman, peristiwa hidrolisis dan sifat penyerapan air. Terjadinya peningkatan kekasaran permukaan termoplastik nilon karena disebabkan karena penyerapan air yang tinggi dan termoplastik nilon yang sifatnya larut dalam larutan yang mengandung fenol. Air memegang peranan penting dalam degradasi hidrolitik dan erosi bahan resin dengan cara meregangkan filler matriks. Berdasarkan teori degradasi matriks, resin yang direndam di air akan menyerap molekul air dan air akan berpenetrasi ke dalam ruang intermolekuler rantai polimer sehingga interaksi polar menurun dan meningkatkan kekasaran permukaan.11,30

Kekasaran permukaan bahan kedokteran gigi yang ideal menurut Quirynen dkk dan Bollen dkk adalah 0,2 µm atau kurang. Pada Tabel 3. terlihat bahwa nilai rata-rata kekasaran permukaan termoplastik nilon melebihi 0,2 µm, hal ini mungkin disebabkan sifat dari bahan nilon yang sulit untuk dipoles dan merupakan salah satu kekurangan termoplastik nilon sebagai bahan basis gigitiruan.25


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Ada perubahan kekasaran permukaan yang signifikan pada termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari.

2. Tidak ada perubahan kekasaran permukaan yang signifikan pada termoplastik nilon antara kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari dengan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 2 hari. Sedangkan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari dengan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 3 hari dan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 2 hari dengan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 3 hari diperoleh ada perubahan kekasaran permukaan yang signifikan.

6.2 Saran

1.Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

2.Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar diperoleh validitas yang tinggi, sehingga perubahan yang terjadi setelah dilakukan perendaman dalam larutan kopi robusta dapat dilihat dengan jelas.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

1. Handayani S, Andini KR, Yundari D. Pengaruh lama perendaman resin akrilik heat cured dalam saus tomat terhadap kekuatan impak. http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20TADesy%2 0Yundari.pdf. (29 Juni 2013).

2. Combe EC. Notes on dental materials. 5th ed. Edinburgh: Churchill livingstone, 1986: 48, 255-7.

3. Manappallil JJ. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P), 2003: 99-101.

4. Thakral GK, Aeran H, Yadav B, Thakral R. Flexible partial dentures. People’s Journal of Scientific Research 2012; 5(2): 55-9.

5. Price CA. The effect of composition of denture base polymers on impact resistance. Thesis. Sydney: University of Sydney, 1986: 17-9.

6. Taqwim A. Aplikasi valplast pada gigitiruan sebagian lepasan. 20 Juni 2011. http://dentosca.wordpress.com/2011/06/20/aplikasi-valplast-pada-gigi-tiruan-sebagian-lepasan/. (01 Juli 2013)

7. Negrutiu M, Sinescu C, Romanu M, Pop D, Lakatos S. Thermoplastic resins for flexible framework removable partial dentures. TMJ 2005, 55(3): 295-9.

8. Yi-Yung C. Denture base resin reinforced with highly drawn linear polyethylene fibres : dimensional changes and denture construction technique. Thesis. Hong Kong: University of Hong Kong, 1994: 6-7. 9. Hilgenberg SP, Oreliana-Jimenez EE, Sepulveda-Navarro WF, et al.

Evaluation of surface physical properties of acrylic resins for provisional prosthesis. Mat Res 2008; 11(3).

10. Katsumata Y, Hojo S, Hamano N, et al. Bonding strength of autopolimerizing resin to nylon denture base polymer. Dental Materials J 2009; 28(4): 409-418.


(51)

11. Putri RD, Diansari V, Sundari I. Pengaruh kopi aceh ulee kareng terhadap kekerasan basis gigitiruan resin akrilik. Dentofasial J 2011; 10(3): 135-9. 12. Francisconi LF, Honorio HM, Rios D, et al. Effect of erosive pH cycling

on different restorative materials and on enamel restored with these materials. Operative Dentistry 2008; 33(2): 203-8.

13. Griffin MJ. Coffee chemistry : coffee acidity. http://www.coffeeresearch.org/science/sourmain.htm. (05 Juli 2013)

14. Wikipedia. Nylon. http://en.wikipedia.org/wiki/Nylon. (10 Juli 2013) 15. Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural

strength of denture base material. Thesis. Mahidol, Thailand: Mahidol University, 2008 : 8-26.

16. Obrien WJ. Dental materials and their selection. 3rd ed. Michigan: Quintessence Publishing Co, 2002: 81-5.

17. Woishnis W, Ebnesajjad S. Chemical resistance of thermoplastics. Oxford: Elsevier, 2012: 21, 23, 24.

18. Redaksi Health Secret. Khasiat bombastis kopi. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012: 1-4, 7-8, 11-2, 19-22, 37-42, 63-6, 81-2.

19. Gemilang J, ed. Rahasia meracik kopi ternikmat dari berbagai penjuru dunia. Yogyakarta: Araska, 2013: 17-8, 46-52.

20. Clarke RJ, Macrae R. Coffee. England: Elsevier, 1985: 223-4, 236, 266-71.

21. Olthof MR, Hollman PC, Buijsman MN, Johan van Amelsvoort , Katan MB. Cholorogenic acid, quercetin-3-rutinoside and black tea phenols are extensively metabolized in human. J Nutr. 2003; 133(6): 1806-14.

22. Farah A, Donangelo CM. Phenolic compounds in coffee. Braz J Plant Physicl 2006; 18(1): 1-18.

23. Prasetyo AA.Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi. Dent J 2005; 38(2): 60-3.


(52)

24. Pereira-Cenci T, Delbelcury AA, Crielaard W, Ten Cate JM. Development of candida-associated denture stomatitis: new insights. J Appl Oral Sci 2008; 16(2): 87-91.

25. Q muhhamed, Al-Rifaiy. The effect of mechanical dan chemical polishing techniques on the surface roughness of denture base acrylic resins. The Saudi Dental Journal 2010; 22: 13-7.

26. Lou MS, Chen JC, Li CM. Surface roughness prediction technique for CNC and milling. Journal of industrial technology 1998; 15(1): 1-6.

27. Ali AM, Raghdaa KJ. Evaluation and comparison of the effect of repeated microwave irradiation on some mechanical and physical properties of heat cure acrylic resin and valplast (nylon) denture base materials. J Bagh College Dentistry 2011; 23(3): 6-10.

28. Salman M, Saleem S. Effect of different denture cleanser solutions on some mechanical and physical properties of nylon and acrylic denture base materials. J Bagh College Dentistry 2011; 23: 19-24.

29. Hanafiah KA. Rancangan percobaan: teori dan aplikasi. 3rd ed. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa 2011: 9-10.

30. Kohli S, Bhatia S. Polyamides in dentistry. Int J of Scientific Study 2013; 01: 20-5.

31. Raju, Yaseen M. Influence of nonsolvents on dissolution characteristics of nylon. Indian Institute of Chemical Technology 1991; 43: 1533-8.

32. Sun BH. Study on the mechanism of nylon 6,6 dissolving process using CaCl2/MeOH as the solvent. Chinese J of Polymer Science 1994; 12(1):


(53)

Lampiran 1. Alur penelitian

Kelompok I Pengukuran kekasaran permukaan awal dengan

profilometer

Sampel dikeluarkan, dicuci, dan dikeringkan di atas kertas tisu Pengukuran kekasaran permukaan dengan profilometer kemudian hasil di catat

Penanaman master castpada kuvet bawah Pemasangan spru

Kuvet atas dipasangkan di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat

Pengangkatan master castdan pembuangan spru

Injeksi bahan nilon ke dalam mould Proses akhir / grinding

Sampel termoplastik nilon dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm

Cartridge berisi bahan nilon dimasukkan ke furnace selama 11 menit pada suhu 248,8 – 265,5oC Pengisian kuvet atas

Kelompok II Pengukuran kekasaran permukaan awal dengan

profilometer

Kelompok III Pengukuran kekasaran permukaan awal dengan

profilometer

Sampel direndam dalam larutan kopi robusta yang

sudah diukur pHnya dan disimpan dalam inkubator

dengan temperatur 37oC selama 1 hari.

Sampel direndam dalam larutan kopi robusta yang

sudah diukur pHnya dan disimpan dalam inkubator

dengan temperatur 37oC selama 2 hari.

Sampel direndam dalam larutan kopi robusta yang

sudah diukur pHnya dan disimpan dalam inkubator

dengan temperatur 37oC selama 3 hari.


(54)

Lampiran 2. Uji normalitas data kekasaran permukaan termoplastik nilon sebelum dan setelah perendaman dalam larutan kopi robusta

Tests of Normality

kelomp ok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

sebelum I .161 10 .200* .963 10 .814

II .193 10 .200* .887 10 .158

III .251 10 .075 .864 10 .085

sesudah I .230 10 .142 .905 10 .246

II .179 10 .200* .915 10 .319

III .216 10 .200* .868 10 .095

a. Lilliefors Significance Correction


(55)

Lampiran 3. Output uji Anova satu arah kekasaran permukaan permukaan termoplastiknilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta

Descriptives

selisih

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

I 10 .0030 .00483 .00153 -.0005 .0065 .00 .01

II 10 .0070 .00483 .00153 .0035 .0105 .00 .01

III 10 .0150 .00707 .00224 .0099 .0201 .01 .03

Total 30 .0083 .00747 .00136 .0055 .0111 .00 .03

Test of Homogeneity of Variances

selisih

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.855 2 27 .176

ANOVA

selisih

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .001 2 .000 11.586 .000

Within Groups .001 27 .000


(56)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

selisih LSD (I) kelompo k

(J) kelompo k

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

I II -.00400 .00254 .127 -.0092 .0012

III -.01200* .00254 .000 -.0172 -.0068

II I .00400 .00254 .127 -.0012 .0092

III -.00800* .00254 .004 -.0132 -.0028

III I .01200* .00254 .000 .0068 .0172

II .00800* .00254 .004 .0028 .0132


(57)

(58)

Lampiran 4. Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 1 hari

Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman

I II III Mean I II III Mean

0.33 0.34 0.32 0.33 0.33 0.32 0.34 0.33

0.31 0.33 0.32 0.32 0.31 0.33 0.32 0.32

0.34 0.35 0.36 0.35 0.37 0.35 0.34 0.35

0.34 0.36 0.38 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36

0.33 0.31 0.30 0.31 0.31 0.33 0.31 0.32

0.33 0.35 0.34 0.34 0.35 0.35 0.33 0.34

0.33 0.32 0.34 0.33 0.34 0.32 0.32 0.33

0.33 0.31 0.31 0.32 0.33 0.32 0.34 0.33

0.35 0.34 0.37 0.35 0.36 0.35 0.34 0.35

0.36 0.38 0.37 0.37 0.38 0.38 0.36 0.37

Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 2 hari

Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman

I II III Mean I II III Mean

0.31 0.31 0.32 0.31 0.32 0.31 0.31 0.31

0.31 0.31 0.31 0.31 0.33 0.31 0.32 0.32

0.35 0.33 0.34 0.34 0.37 0.35 0.34 0.35

0.34 0.34 0.36 0.35 0.38 0.36 0.34 0.36

0.34 0.36 0.39 0.36 0.37 0.37 0.37 0.37

0.34 0.34 0.34 0.34 0.35 0.35 0.33 0.34

0.36 0.34 0.34 0.35 0.36 0.36 0.36 0.36

0.33 0.31 0.32 0.32 0.32 0.34 0.33 0.33

0.36 0.38 0.34 0.36 0.36 0.38 0.38 0.37


(59)

Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 3 hari

Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman

I II III Mean I II III Mean

0.34 0.35 0.33 0.34 0.39 0.36 0.34 0.36

0.36 0.38 0.38 0.37 0.38 0.38 0.38 0.38

0.32 0.31 0.33 0.32 0.34 0.32 0.32 0.33

0.37 0.37 0.37 0.37 0.38 0.39 0.37 0.38

0.31 0.33 0.31 0.32 0.32 0.34 0.33 0.33

0.31 0.31 0.31 0.31 0.32 0.34 0.32 0.33

0.34 0.34 0.34 0.34 0.36 0.38 0.37 0.37

0.30 0.31 0.33 0.31 0.31 0.33 0.32 0.32

0.39 0.36 0.34 0.36 0.37 0.36 0.38 0.37

0.31 0.33 0.31 0.32 0.35 0.34 0.33 0.34

Keterangan :

I : Pengukuran pertama II : Pengukuran kedua III : Pengukuran ketiga


(1)

Lampiran 2. Uji normalitas data kekasaran permukaan termoplastik nilon sebelum dan setelah perendaman dalam larutan kopi robusta

Tests of Normality kelomp

ok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

sebelum I .161 10 .200* .963 10 .814

II .193 10 .200* .887 10 .158

III .251 10 .075 .864 10 .085

sesudah I .230 10 .142 .905 10 .246

II .179 10 .200* .915 10 .319

III .216 10 .200* .868 10 .095

a. Lilliefors Significance Correction


(2)

Lampiran 3. Output uji Anova satu arah kekasaran permukaan permukaan termoplastiknilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta

Descriptives selisih

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

I 10 .0030 .00483 .00153 -.0005 .0065 .00 .01

II 10 .0070 .00483 .00153 .0035 .0105 .00 .01

III 10 .0150 .00707 .00224 .0099 .0201 .01 .03

Total 30 .0083 .00747 .00136 .0055 .0111 .00 .03

Test of Homogeneity of Variances selisih

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.855 2 27 .176

ANOVA selisih

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .001 2 .000 11.586 .000

Within Groups .001 27 .000


(3)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons selisih

LSD (I) kelompo k

(J) kelompo k

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

I II -.00400 .00254 .127 -.0092 .0012

III -.01200* .00254 .000 -.0172 -.0068

II I .00400 .00254 .127 -.0012 .0092

III -.00800* .00254 .004 -.0132 -.0028

III I .01200* .00254 .000 .0068 .0172

II .00800* .00254 .004 .0028 .0132


(4)

(5)

Lampiran 4. Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 1 hari

Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman

I II III Mean I II III Mean

0.33 0.34 0.32 0.33 0.33 0.32 0.34 0.33

0.31 0.33 0.32 0.32 0.31 0.33 0.32 0.32

0.34 0.35 0.36 0.35 0.37 0.35 0.34 0.35

0.34 0.36 0.38 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36

0.33 0.31 0.30 0.31 0.31 0.33 0.31 0.32

0.33 0.35 0.34 0.34 0.35 0.35 0.33 0.34

0.33 0.32 0.34 0.33 0.34 0.32 0.32 0.33

0.33 0.31 0.31 0.32 0.33 0.32 0.34 0.33

0.35 0.34 0.37 0.35 0.36 0.35 0.34 0.35

0.36 0.38 0.37 0.37 0.38 0.38 0.36 0.37

Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 2 hari

Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman

I II III Mean I II III Mean

0.31 0.31 0.32 0.31 0.32 0.31 0.31 0.31

0.31 0.31 0.31 0.31 0.33 0.31 0.32 0.32

0.35 0.33 0.34 0.34 0.37 0.35 0.34 0.35

0.34 0.34 0.36 0.35 0.38 0.36 0.34 0.36

0.34 0.36 0.39 0.36 0.37 0.37 0.37 0.37

0.34 0.34 0.34 0.34 0.35 0.35 0.33 0.34

0.36 0.34 0.34 0.35 0.36 0.36 0.36 0.36


(6)

Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 3 hari

Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman

I II III Mean I II III Mean

0.34 0.35 0.33 0.34 0.39 0.36 0.34 0.36

0.36 0.38 0.38 0.37 0.38 0.38 0.38 0.38

0.32 0.31 0.33 0.32 0.34 0.32 0.32 0.33

0.37 0.37 0.37 0.37 0.38 0.39 0.37 0.38

0.31 0.33 0.31 0.32 0.32 0.34 0.33 0.33

0.31 0.31 0.31 0.31 0.32 0.34 0.32 0.33

0.34 0.34 0.34 0.34 0.36 0.38 0.37 0.37

0.30 0.31 0.33 0.31 0.31 0.33 0.32 0.32

0.39 0.36 0.34 0.36 0.37 0.36 0.38 0.37

0.31 0.33 0.31 0.32 0.35 0.34 0.33 0.34

Keterangan :

I : Pengukuran pertama

II : Pengukuran kedua