Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

(1)

Lampiran 1:

KUISIONER PENELITIAN

KAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA MEDIS

MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PANDAN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2016

1. Karakteristik Responden

a. Nomor responden :

b. Nama responden :

c. Umur :

d. Jenis Kelamin : a.Laki-laki b.Perempuan

e. Pendidikan :

f. Unit Kerja :

g. Lama kerja :

2. Beban Kerja Dokter

KATEGORI SDM

UNIT KERJA/KEGIATAN PELAYANAN

RATA-RATA WAKTU

KEGIATAN POKOK dr.Sp.PD Poli Penyakit Dalam

Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama


(2)

Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Tindalan Medik Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.OG Poli Kebidanan dan Kndungan Pasien Baru:

-Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan

Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.A Poli Anak Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama


(3)

Rawat Inap Anak Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.S Poli Saraf Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Rawat Inap Saraf Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Tindakan Medik Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.M Poli Mata Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama


(4)

Rawat Inap Mata Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.P Poli Paru Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Rawat Inap Paru Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik Tindakan Medik Kecil

Dokter Umum Poli Umum Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama


(5)

Perawatan ICU Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama


(6)

Lampiran 2:

Pedoman Wawancara

KAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA MEDIS

MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PANDAN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2016

1. Karakteristik Responden

a. Nomor responden :

b. Nama responden :

c. Umur :

d. Jenis Kelamin : a.Laki-laki b.Perempuan

e. Pendidikan :

f. Unit Kerja :

g. Lama kerja :

2. Pertanyaan Wawancara:

1. Apa saja job description tenaga medis di rumah sakit ini? 2. Bagaimana waktu kerja Anda yang tersedia di rumah sakit ini? 3. Bagaimana waktu longgar Anda?

4. Bagaimanakah kegiatan kerja Anda sehari-hari di rumah sakit ini? 5. Menurut Anda, bagaimana dengan beban kerja Anda di rumah sakit ini? 6. Menurut Anda, perlukah penambahan tenaga medis di rumah sakit ini?


(7)

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI Press.

Amini, Rini Sri., 2014. Tesis: Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Tenaga Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2014. Medan.

Depkes RI.(2004). Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kab/Kota Serta Rumah Sakit. Jakarta.

Ilyas, Y. 2011. Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metode, dan Formula. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, Depok.

Kurniati Anna., Effendi Ferry., 2012. Kajian SDM Kesehatan Di Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.

Kepmenkes Nomor 81 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.

Nengsih, Yurna., 2010. Tesis: Analisis Kebutuhan dan Kualifikasi Tenaga Dokter dan Perawat di Pelayanan Rawat Inap RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar Tahun 2010. Depok.

Panggabean, Mutiara S, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Bogor.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1988 Tentang Masa Bakti dan Praktek Dokter dan Dokter Gigi

Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Tahun 2015

Saryono., Mekar Dwi Anggraeni., 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Tahun 2014

Syahrizal Darda., Senja Nilasari., 2013. Undang-Undang Praktik Kedokteran Dan Aplikasinya. Jakarta: Dunia Cerdas.


(9)

UU RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan metode Workload Indicators of Staff Need (WISN). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah optimal kebutuhan tenaga medis di RSUD Pandan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang ditentukan dalam penelitian ini adalah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Waktu penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah selama bulan Januari sampai Mei tahun 2016 atau selama lima bulan. Jangka waktu ini dipilih dengan alasan agar mendapatkan data yang lebih akurat yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh tenaga medis yang ada di RSUD Pandan sebanyak 23 orang yang terdiri atas 12 dokter umum, 7 dokter spesialis, dan 4 dokter gigi. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua tenaga medis yang ada di RSUD Pandan sehingga populasi=sampel (total sampling). 3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan narasumber untuk mengetahui bagaimana kebutuhan tenaga medis di rumah sakit tersebut. Selain itu juga ditanyakan bagaimana job description yang telah dilakukan oleh


(11)

narasumber. Selain wawancara, peneliti juga menggunakan kuisioner yang memuat tentang kegiatan tenaga medis yang dilakukan di rumah sakit tersebut dan diisi oleh peneliti berdasarkan observasi yang dilakukan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan mengenai dokumentasi kegiatan tenaga medis di rumah sakit tersebut.

3.4.3 Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah tenaga medis di rumah sakit ini sudah bekerja sesuai dengan standar pekerjaan yang sudah ada.

3.5 Definisi Operasional

Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional yang meliputi:

1. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan upaya kesehatan rujukan

2. Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran dengan fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan 3. Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) adalah metode untuk

menghitung kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan pada beban kerja yang nyata yang dilaksanakan oleh dokter di RSUD Pandan


(12)

4. Menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah kegiatan menghitung waktu kerja efektif selama kurun waktu satu tahun untuk tenaga medis di RSUD Pandan

5. Menetapkan standar beban kerja adalah kegiatan menghitung volume/kuantitas kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama satu tahun sesuai dengan waktu kerja tersedia dan rata-rata waktu per kegiatan pokok yang dimiliki oleh tenaga medis RSUD Pandan

6. Menetapkan standar kelonggaran adalah kegiatan menghitung kebutuhan waktu untuk menyelesaikan tiap faktor kelonggaran disbanding dengan waktu kerja tersedia untuk tenaga medis RSUD Pandan

7. Menetapkan kebutuhan SDM adalah kegiatan menghitung SDM sesuai dengan kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja, dan standar kelonggaran pada tenaga medis RSUD Pandan

3.6 Metode Analisis Data

Sesuai dengan jenis penelitian, maka pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis WISN. Setelah data diperoleh dari wawancara langsung yang dilakukan kepada tenaga medis, maka dilakukan pencatatan dan penyesuaian dengan dokumentasi kerja yang dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit tersebut. Setelah itu dimasukkan ke dalam rumus perhitungan jumlah tenaga dari Workload Indicators of Staffing Need (WISN).


(13)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan adalah rumah sakit umum milik pemerintah kabupaten Tapanuli Tengah yang terletak di Jl.Dr.F.L.Tobing No.5 Pandan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe C. Batas wilayah rumah sakit ini adalah:

a.sebelah utara berbatasan dengan Hotel Pia Pandan

b.sebelah selatan berbatasan dengan Dinas Kesehatan Daerah Tapanuli Tengah c.sebelah barat berbatasan dengan Bina Swalayan

d.sebelah timur berbatasan dengan kantor Koramil Wilayah Pandan

Adapun visi dari rumah sakit ini adalah “Menjadikan Rumah Sakit Kelas C Unggulan di Wilayah Sumatera Utara”. Sedangkan untuk misi dari rumah sakit ini adalah (1) Memberikan pelayanan yang terakreditasi; (2) Mengembangkan teknis pengelolaan keuangan standar BLUD; (3) Optimalisasi dan meningkatkan SDM rumah sakit; (4) Memaksimalkan pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit menuju kelas B.

Jumlah petugas (tenaga medis, paramedis, dan tenaga non medis) yang melaksanakan pelayanan kesehatan di RSUD Pandan ini adalah sebanyak 314 orang terdiri dari dokter (umum, gigi, dan spesialis), perawat, bidan, apoteker, serta tenaga kesehatan dan non kesehatan lainnya. Sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit ini mencakup pelayanan rawat inap, rawat jalan, kamar operasi/OK, laboratorium, fisioterapi, rehabilitasi medik, farmasi/apotek 24 jam, unit gizi, klinik VCT, serta radiologi dan scaning.


(14)

4.2 Karakteristik Responden

Responden yang terdapat dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga medis baik dokter umum, dokter gigi, maupun dokter spesialis. Jumlah dokter umum di rumah sakit ini adalah sebanyak 12 orang, dokter spesialis ada sebanyak 7 orang, dan dokter gigi ada sebanyak 4 orang. Untuk karakteristik yang dikaji dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lama kerja yang masing-masing akan dimuat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

No Karakteristik Responden Jumlah

Umur

1. 30-40 7

2. 41-50 5

Jenis Kelamin

1. Laki-laki 5

2. Perempuan 7

Pendidikan

1. S1 Dokter Umum 11

2. S2 1

Lama Kerja

1. 1-5 tahun 6

2. 6-10 tahun 1

3. 11-15 tahun 5

Jumlah 12

Sedangkan karakteristik dokter spesialis dapat diuraikan sebagai berikut: a. 7 dokter spesialis yang ada mempunyai perbedaan umur dimana dokter

yang mempunyai umur paling tua adalah dokter spesialis saraf (64 tahun), dan dokter spesialis termuda di rumah sakit ini yaitu dokter spesialis penyakit dalam (36 tahun). Dokter spesialis lainnya masing-masing mempunyai umur 39 tahun, 43 tahun, 40 tahun, 45 tahun, dan 46 tahun


(15)

b. Dokter spesialis di rumah sakit ini terdiri dari 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan

c. Pendidikan dokter spesialis di rumah sakit ini seluruhnya adalah S2 spesialis sesuai dengan spesialisnya masing-masing

d. Lama kerja dokter spesialis juga mempunyai variasi waktu berbeda, namun yang paling lama bekerja di rumah sakit ini adalah dokter spesialis saraf (13 tahun). Dokter spesialis lainnya rata-rata bekerja selama 5-6 tahun.

Karakteristik dokter gigi meliputi:

a. Keempat dokter gigi yang ada di rumah sakit ini masing-masing mempunyai umur 30 tahun, 33 tahun, 31 tahun, dan 54 tahun.

b. Keseluruhan dokter gigi yang ada di rumah sakit ini adalah perempuan c. Pendidikan yang telah dicapai oleh kseluruh dokter gigi tersebut adalah

S1 dokter gigi

d. Untuk lama kerja dari masing-masing dokter gigi adalah sangat bervariasi yaitu 2 tahun, 5 tahun, 6 tahun, dan 7 tahun

4.3 Perhitungan Beban Kerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

4.3.1 Waktu Kerja Tersedia

Waktu kerja tersedia adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang dokter dalam menjalankan kegiatan pokoknya. Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan selama kurun waktu satu tahun.


(16)

a. Data yang diperoleh dari ketua pelayanan medik di rumah sakit ini waktu kerja dokter dalam pelayanan rawat jalan adalah setiap hari Senin-Kamis pada pukul 08.00-14.30, hari Jumat pada pukul 08.30-12.00, dan pada hari Sabtu pada pukul 08.00-13.00. Sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan adalah mendapatkan satu hari libur dalam seminggu atau 6 hari kerja. Dalam 1 tahun adalah 300 hari kerja (6 hari x 50 minggu). (A) = 300

b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun (B) = 12

c. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan belum memiliki ketentuan yang berlaku untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar lokakarya dalam satu tahunnya. Namun dalam perencanaan rumah sakit ini, tenaga medis menyisakan waktu satu hari kerja untuk mengikuti pelatihan tersebut. (C) = 1

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2016 ditetapkan 11 hari kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama (D) = 15

e. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin (E) = 2

f. Waktu kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan dalam 1 hari adalah 6 jam (6 hari kerja/minggu) (F) = 6 jam


(17)

Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F = {300- (12+1+15+2)} x 6 jam = 270 x 6 jam

= 1620 jam

= 97.200 menit/tahun 4.3.2 Kegiatan Pokok Tenaga Medis

Kegiatan tenaga medis (dokter) dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan standar kerja yang terdapat di rumah sakit ini. Kegiatan dokter dalam hal ini mencakup tiga bagian yaitu kegiatan pemeriksaan pasien baru, pemeriksaan pasien lama, dan tindakan medik kecil. Adapun uraian dari ketiga kegiatan pokok tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kegiatan Pokok Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

Pemeriksaan Pasien Baru Pemeriksaan Pasien Lama Tindakan Medik Kecil -Anamnesa

-Pemeriksaan fisik

-Pembacaan hasil lab/rontgen -Penulisan resep/rujukan

-Anamnesa

-Pemeriksaan fisik -Pembacaan hasil lab/rontgen

-Penulisan resep/rujukan Visite pasien baru:

-Anamnesa

-Pemeriksaan fisik

-Pembacaan hasil lab/rontgen -Penulisan resep/rujukan

Visite pasien lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan fisik

-Pembacaan hasil lab/rontgen -Penulisan resep/rujukan

4.3.3 Rata-Rata Melaksanakan Kegiatan Tenaga Medis

Setelah kegiatan pokok tenaga medis di rumah sakit ini diketahui maka selanjutnya adalah melakukan perhitungan waktu terhadap setiap kegiatan yang dilakukan. Perhitungan waktu ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan


(18)

oleh peneliti. Rata-rata waktu setiap tenaga medis dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Waktu Rata-Rata Melaksanakan Kegiatan Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

KATEGORI SDM UNIT KERJA/KEGIATAN PELAYANAN RATA-RATA WAKTU KEGIATAN POKOK dr.Sp.PD Poli Penyakit Dalam

Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 13 menit 5 menit 5 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 11 menit 4 menit 4 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Rawat Inap Penyakit Dalam Visite Pasien Baru:

-Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 9 menit 3 menit 3 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 4 menit 1 menit 1 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Tindalan Medik 15 menit Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.OG Poli Kebidanan dan Kandungan Pasien Baru:

-Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 15 menit 6 menit 5 menit 3 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 12 menit 5 menit 4 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama


(19)

Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 10 menit 5 menit 2 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 9 menit 3 menit 2 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik 30 menit Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.A Poli Anak Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 10 menit 5 menit 2 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 7 menit 2 menit 2 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Rawat Inap Anak Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 9 menit 3 menit 3 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 7 menit 2 menit 2 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik 15 menit Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.S Poli Saraf Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 10 menit 5 menit 3 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 9 menit 3 menit 3 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama


(20)

Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 7 menit 3 menit 2 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 4 menit 1 menit 1 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Tindakan Medik 15 menit Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.M Poli Mata Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 20 menit 5 menit 12 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 15 menit 5 menit 6 menit 3 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik Tindakan Medik Kecil

dr.Sp.P Poli Paru Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 15 menit 6 menit 6 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 10 menit 5 menit 3 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama

Rawat Inap Paru Visite Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 7 menit 3 menit 2 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Visite Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 6 menit 3 menit 1 menit 1 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama


(21)

Dokter Umum Poli Umum Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 15 menit 5 menit 7 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru Pasien Lama: -Anamnesa -Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 13 menit 5 menit 5 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien lama Perawatan ICU

Pemeriksaan Pasien Baru: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan 18 menit 7 menit 8 menit 2 menit 1 menit Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan Pasien Lama: -Anamnesa

-Pemeriksaan Fisik

-Pembacaan hasil Lab/Rontgen -Penulisan Resep/Rujukan

Pemeriksaan pasien lama

Tindakan Medik 15 menit Tindakan Medik Kecil

4.3.4 Standar Beban Kerja

Setelah diketahui rata-rata waktu yang diperlukan seorang tenaga medis dalam melakukan kegiatan pokoknya, maka dilakukan perhitungan standar beban kerja dengan membandingkan waktu kerja tersedia dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan melaksanakan kegiatan, seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Standar Beban Kerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan KATEGORI SDM UNIT KERJA/KEGIATAN PELAYANAN RATA-RATA WAKTU WAKTU KERJA TERSEDIA STANDAR BEBAN KERJA dr.Sp.PD

Poli Penyakit Dalam Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 13 menit 11 menit 97.200 97.200 7.477 8.836 Rawat Inap Penyakit Dalam


(22)

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik kecil

9 menit 4 menit 15 menit 97.200 97.200 97.200 10.800 24.300 6.480 dr.Sp.OG

Poli Kebidanan dan Kandungan Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 15 menit 12 menit 97.200 97.200 6.480 8.100 Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik kecil

10 menit 9 menit 30 menit 97.200 97.200 97.200 9.720 10.800 3.240 dr.Sp.A Poli Anak Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 10 menit 7 menit 97.200 97.200 9.720 1.388 Rawat Inap Anak

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik kecil

9 menit 7 menit 15 menit 97.200 97.200 97.200 10.800 1.388 6.480 dr.Sp.S Poli Saraf Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 10 menit 9 menit 97.200 97.200 9.720 10.800 Rawat Inap Saraf

Visite pasien baru Pemeriksaan pasien lama

Tindakan medik kecil

7 menit 4 menit 15 menit 97.200 97.200 97.200 1.388 24.300 6.480 dr.Sp.M Poli Mata Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 20 menit 15 menit 97.200 97.200 4.860 6.480 dr.Sp.P Poli Paru


(23)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 15 menit 10 menit 97.200 97.200 6.480 9.720 Rawat Inap Paru

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik kecil

7 menit 6 menit 20 menit 97.200 97.200 97.200 1.388 16.200 4.860 Dokter Umum Poli Umum Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama 15 menit 13 menit 97.200 97.200 6.480 7.477 Perawatan ICU Pemeriksaan pasien baru

Tindakan medik kecil

18 menit 15 menit 97.200 97.200 5.400 6.480

Dari tabel diatas menunjukkan standar beban kerja yang harus dilakukan tiap kategori tenaga medis yang ada di rumah sakit tersebut cukup besar. Hal ini bukan berarti dokter yang ada harus mengerjakan sejumlah standar beban kerja yang ada, namun mereka juga melaksanakan beberapa kegiatan lain yang menyita jam kerja yang dimilikinya.

4.3.5 Standar Kelonggaran

Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya kebutuhan waktu masing-masing kategori SDM untuk menyelesaikan tiap faktor kelonggaran atau kegiatan yang tidak/kurang terkait langsung atau tidak dipengaruhi tinggi rendahnya kuantitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Waktu kerja yang tersedia disajikan dalam hitungan jam/tahun. Untuk jumlah waktu pada setiap faktor kelonggaran yang ada disajikan dalam hitungan waktu satu tahun.

Adapun besarnya standar kelonggaran tiap faktor kelonggaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(24)

Tabel 4.5

Standar Kelonggaran Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

KATEGORI SDM/FAKTOR KELONGGARAN

FREKUENSI WAKTU (jam)

JUMLAH

(jam) WKT SKG

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Pertemuan komite

medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Praktek klinik Setiap

minggu 5 260 1620 0,160

Standar Kelonggaran 0,224

Dokter Spesialis Kandungan Pertemuan komite

medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Standar Kelonggaran 0,064

Dokter Spesialis Anak Pertemuan komite medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Standar Kelonggaran 0,064

Dokter Spesialis Saraf Pertemuan komite medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Standar Kelonggaran 0,064

Dokter Spesialis Mata Pertemuan komite medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Kegiatan di rumah

sakit lain 1 kali/bulan 8 96 1620 0,059

Standar Kelonggaran 0,123

Dokter Spesialis Paru Pertemuan komite medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Kegiatan di rumah

sakit lain 1 kali/bulan 8 96 1620 0,059

Praktek klinik Setiap

minggu 5 260 1620 0,160

Standar Kelonggaran 0,283

Dokter Umum Pertemuan komite medik

1

kali/minggu 2 104 1620 0,064

Praktek klinik Setiap

minggu 5 260 1620 0,160

Standar Kelonggaran 0,22

Keterangan:

WKT = Waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM SKG = Standar kelonggaran


(25)

4.4 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

Perhitungan kebutuhan tenaga medis per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah masing-masing kategori tenaga medis yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh beban kegiatan pada tiap unit kerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan selama kurun waktu 1 tahun.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penghitungan kebutuhan SDM masing-masing kategori SDM per unit kerja utamanya adalah sebagai berikut:

a. Waktu kerja tersedia

b. Standar beban kerja masing-masing kategori SDM c. Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM

d. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun

Penghitungan kebutuhan SDM pada setiap unit kerja diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kuantitas kegiatan pokok sebagaimana diuraikan dalam tabel 4.5 diperoleh dari satu tahun terakhir yaitu tahun 2015 sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan tenaga medis di tiap instalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan.


(26)

Tabel 4.6

Kuantitas Kegiatan Pokok Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

KODE

DATA RAWAT

INAP

INSTALASI RAWAT INAP Penyakit

Dalam

Kebidan dan Kandungan

Anak Saraf Paru Perawatan ICU

A Jumlah TT 25 15 10 20 15 15

B

Pasien masuk rawat inap per tahun

1251 585 658 920 870 167

C

Rata-rata pasien per hari

4 2 1 3 2 0

D

Rata-rata lama hari rawat/LOS --

(C×365)/B

3 3 3 3 3 3

E

Hari rawat per tahun – (D×B)

3753 1755 1974 2760 2610 501

F

Rata-rata TT terpakai (BOR) – E / (A × 365)

41 32 54 38 48 9

G

Pasien baru per tahun ---- (B)

1251 585 658 920 870 167

H

Pasien lama per tahun ---- (E-B)

2502 1170 1316 1840 1740 334

Untuk kuantitas kegiatan pokok di instalasi rawat jalan juga diperoleh berdasarkan data tahun 2015 sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan tenaga medis di instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan. Adapun kegiatan pokoknya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:


(27)

Tabel 4.7

Kuantitas Kegiatan Pokok Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

NO.

UNIT

KERJA/KATEGORI SDM

KEGIATAN POKOK KUANTITAS 1. Poli Penyakit Dalam

(dr.Sp.PD)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

10.450 8.965

2.

Poli Kebidanan dan Kandungan

(dr.Sp.OG)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

560 400 3. Poli Anak (dr.Sp.M) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

220 195 4. Poli Saraf (dr.Sp.S) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

6.450 2.261 5. Poli Mata (dr.Sp.M) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

312 190 6. Poli Paru (dr.Sp.P) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

320 215 7. Poli Umum (Dokter

Umum)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

295 179

Selanjutnya hasil penghitungan pada tabel 4.5 dan 4.6 tersebut dilakukan penggabungan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.8

Kuantitas Kegiatan Pokok Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

NO.

UNIT

KERJA/KATEGORI SDM

KEGIATAN POKOK KUANTITAS KEGIATAN INSTALASI RAWAT JALAN

1. Poli Penyakit Dalam (dr.Sp.PD)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

10.450 8.965 2. Poli Kebidanan dan

Kandungan (dr.Sp.OG)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

560 400 3. Poli Anak (dr.Sp.M) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

220 195 4. Poli Saraf (dr.Sp.S) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

6.450 2.261 5. Poli Mata (dr.Sp.M) Pemeriksaan pasien baru

Pemeriksaan pasien lama

312 190


(28)

6. Poli Paru (dr.Sp.P) Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

320 215 7. Poli Umum (Dokter

Umum)

Pemeriksaan pasien baru Pemeriksaan pasien lama

295 179 INSTALASI RAWAT INAP

1. Rawat Inap Penyakit Dalam (dr.Sp.PD)

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik

1.251 2.502 900

2. Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan (dr.Sp.OG)

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik

585 1.170 200 3. Rawat Inap Anak (dr.Sp.A)

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik

658 1.316 180 4. Rawat Inap Saraf (dr.Sp.S)

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik

920 1.840 60 5. Rawat Inap Paru (dr.Sp.P)

Visite pasien baru Visite pasien lama Tindakan medik

870 1.740 45 6. Perawatan ICU Visite pasien baru

Tindakan medik

167 30

Setelah kuantitas kegiatan pokok dari setiap unit/kategori tenaga medis diperoleh, maka dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga medis. Perhitungan tenaga medis menggunakan data standar beban kerja dan standar kelonggaran yang telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya. Pada tabel berikut perhitungan yang dilakukan adalah kegiatan pokok dari kegiatan setiap tenaga medis akan dibagi dengan masing-masing standar beban kerja. Namun kebutuhan tenaga medis untuk tiap kegiatan pokok terlebih dahulu dijumlahkan sebelum ditambahkan dengan standar kelonggaran masing-masing kategori tenaga medis.


(29)

Tabel 4.9

Kebutuhan SDM Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan NO . KATEGORI SDM/UNIT KERJA KEGIATAN

POKOK KK SBK KT

DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM 1. Poli Penyakit Dalam

Pemeriksaan

pasien baru 10.450 7.477 1,40 Pemeriksaan

pasien lama 8.965 8.836 1,01

2. Rawat Inap Penyakit Dalam

Visite pasien

baru 1.251 10.800 0,11

Visite pasien

lama 2.502 24.300 0,10

Tindakan Medik 900 6.480 0,14

Sub Total Kebutuhan SDM 2,76

Standar Kelonggaran 0,22

Total Kebutuhan SDM 2,98

DOKTER SPESIALIS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN 1. Poli Kebidanan dan

Kandungan

Pemeriksaan

pasien baru 560 6.480 0,09 Pemeriksaan

pasien lama 400 8.100 0,05

2.

Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan

Visite pasien

baru 585 9.720 0,06

Visite pasien

lama 1.170 10.800 0,11

Tindakan Medik 200 3.240 0,06

Sub Total Kebutuhan SDM 0,37

Standar Kelonggaran 0,06

Total Kebutuhan SDM 0,43

DOKTER SPESIALIS ANAK 1. Poli Anak

Pemeriksaan

pasien baru 220 9.720 0,02 Pemeriksaan

pasien lama 195 1.388 0,14 2. Rawat Inap Anak Visite pasien

baru 658 10.800 0,06

Visite pasien

lama 1.316 1.388 0,95

Tindakan Medik 180 6.480 0,03

Sub Total Kebutuhan SDM 1,2

Standar Kelonggaran 0,06

Total Kebutuhan SDM 1,26

Dokter Spesialis Saraf

1. Poli Saraf Pemeriksaan


(30)

Pemeriksaan

pasien lama 2.261 10.800 0,21

2. Rawat Inap Saraf

Visite pasien

baru 920 1.388 0,66 Visite pasien

lama 1.840 24.300 0,07

Tindakan Medik 60 6.480 0,01

Sub Total Kebutuhan SDM 1,61

Standar Kelonggaran 0,06

Total Kebutuhan SDM 1,67

Dokter Spesialis Mata 1. Poli Mata

Pemeriksaan

pasien baru 312 4.860 0,06 Pemeriksaan

pasien lama 190 6.480 0,03

Sub Total Kebutuhan SDM 0,09

Standar Kelonggaran 0,12

Total Kebutuhan SDM 0,21

Dokter Spesialis Paru 1. Poli Paru

Pemeriksaan

pasien baru 320 6.480 0,05 Pemeriksaan

pasien lama 215 9.720 0,02

2. Rawat Inap Paru

Visite pasien

baru 870 1.388 0,62 Visite pasien

lama 1.740 16.200 0,11

Tindakan Medik 45 4.860 0,01

Sub Total Kebutuhan SDM 0,81

Standar Kelonggaran 0,3

Total Kebutuhan SDM 1,11

Dokter Umum 1. Poli Umum

Pemeriksaan

pasien baru 295 6.480 0,04 Pemeriksaan

pasien lama 179 7.477 0,02 2. Perawatan ICU

Visite pasien

baru 167 5.400 0,03

Tindakan Medik 30 6.480 0,01

Sub Total Kebutuhan SDM 0,1

Standar Kelonggaran 0,22


(31)

Keterangan:

 KK = Kuantitas Kegiatan selama 1 tahun

 SBK = Standar Beban Kerja

 KT = Kebutuhan Tenaga (KK/SBK) Dari tabel 4.8 di atas didapatkan data bahwa:

1. Untuk dokter spesialis penyakit dalam dibutuhkan tenaga sebanyak 2,98 atau 3 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut khususnya untuk penyakit dalam.

2. Untuk dokter spesialis kebidanan dan kandungan dibutuhkan tenaga sebanyak 0,43 atau 1 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut khususnya untuk bagian kebidanan dan kandungan.

3. Untuk dokter spesialis anak dibutuhkan tenaga sebanyak 1,26 atau 1 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut khususnya bagian kesehatan anak.

4. Untuk dokter spesialis saraf dibutuhkan tenaga sebanyak 1,67 atau 2 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut khususnya bagian saraf dan penyakit yang berhubungan dengan saraf .

5. Untuk dokter spesialis mata dibutuhkan tenaga sebanyak 0,21 atau 1 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut khususnya pelayanan kesehatan mata.


(32)

6. Untuk dokter spesialis paru dibutuhkan tenaga sebanyak 1,11 atau 1 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut khususnya kesehatan paru.

7. Untuk dokter umum dibutuhkan tenaga sebanyak 0,32 atau 1 orang dokter untuk memenuhi pelayanan kesehatan baik pelayanan kedaruratan serta pelayanan kesehatan yang umum.


(33)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Dari data karakteristik tenaga medis yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan masih berada pada usia produktif yaitu 30-46 tahun. Untuk jenis kelamin responden pada penelitian ini terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 13 orang. Seluruh tenaga medis yang ada telah mempunyai tingkat pendidikan yang baik dan bahkan ada sebanyak 2 responden yang mempunyai pendidikan sampai S2 dokter spesialis. Masa kerja tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan sangat beragam, namun masa kerja terlama adalah selama 13 tahun.

Seorang tenaga medis (dokter) di Indonesia mempunyai masa bakti yang diatur dalam PP Nomor 1 Tahun 1988 tentang Masa Bakti dan Praktek Dokter dan Dokter Gigi. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa seorang dokter dan dokter gigi wajib melaksanakan masa bakti sekurang-kurangnya diatur dalam peraturan perundang-undangan dan selama-lamanya 5 tahun (pasal 3 ayat 1). Dari pernyataan ini dapat dilihat bahwa dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan telah menjalankan masa bakti sebagaimana telah ditetapkan. Walaupun demikian, salah seorang dokter spesialis dalam wawancara mendalam menyebutkan bahwa secara umur beliau termasuk sudah pensiun namun pihak rumah sakit masih mempercayakan beliau sebagai dokter spesialis dan sebagai pemegang jabatan fungsionalis yaitu ketua komite medik. Dalam hal pemberian


(34)

pelayanan kepada pasien, beliau mengaku tidak ada kendala yang terlalu berat karena umurnya yang tidak produktif lagi.

Jika ditinjau dari pendidikan, dokter yang ada sudah memiliki kemampuan dan berkompeten di bidang masing-masing. Hal ini sejalan dengan ketentuan undang-undang kesehatan di Indonesia yang menyebutkan bahwa seorang tenaga kesehatan harus mempunyai kualifikasi minimum (UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 22 ayat 1). Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien adalah tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, professional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel (Ilyas, 2011). 5.2 Waktu Kerja yang Tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Pandan

Waktu kerja tersedia merupakan waktu efektif yang tersedia dalam satu tahun bagi tenaga medis dalam melaksanakan pelayanannya di rumah sakit. Menurut observasi yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, tenaga medis (dokter) di rumah sakit ini mempunyai waktu kerja setiap hari dan melayani poliklinik setiap jam 08.00-13.00. Namun berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap dokter yang melayani di rumah sakit ini diperoleh hasil bahwa dalam pelayanan poliklinik bisa saja melewati batas waktu yang ditentukan apabila masih ada pasien yang menunggu. Seperti yang diungkapkan oleh ketua pelayanan bidang medik, beliau tetap melayani pasien yang ada di poliklinik umum walaupun telah lewat batas waktunya agar pelayanan kesehatan dirasakan maksimal oleh pasien tersebut.

Menurut dokter spesialis anak yang melayani di rumah sakit ini, waktu kerja yang dimilikinya yaitu beliau setiap hari melayani poliklinik anak setiap jam 08.00-13.00 dan melakukan visite pasien setelah seluruh pasien yang ada selesai


(35)

dilayani. Sedangkan menurut dokter spesialis penyakit dalam, beliau memiliki waktu kerja di rumah sakit ini khususnya pelayanan poliklinik penyakit dalam hanya pada hari Senin-Rabu pada pukul 08.00-14.30 dan melakukan visite pasien setelah waktu pelayanan poliklinik selesai. Namun dokter spesialis lainnya melayani poliklinik setiap hari seperti poliklinik mata, paru, saraf, serta kandungan dan kebidanan.

Walaupun dokter di rumah sakit ini melayani pasien setiap hari, namun pihak RSUD Pandan juga memberikan hak libur nasional dan cuti bersama kepada seluruh pegawainya tidak terkecuali dokter di rumah sakit ini. Hari libur nasional dan cuti bersama ditetapkan berdasarkan ketentuan dari menteri terkait yaitu Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2016. Sehingga pada tahun 2016, dokter di rumah sakit ini mendapatkan hak libur sebanyak 15 hari. Walaupun begitu apabila ada pasien yang membutuhkan pelayanan sebisa mungkin dilakukan oleh perawat atau dokter jaga yang bertugas.

Dokter di rumah sakit ini juga mempunyai waktu longgar atau waktu diluar tugasnya melayani pasien seperti mengikuti rapat komite medik serta mengikuti pelatihan yang ada. Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti, semua dokter yang menjadi responden selalu mengikuti rapat komite medik dan memberikan pelayanan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit.

Dari keseluruhan faktor yang mempengaruhi waktu kerja tersedia dokter di rumah sakit diperoleh data bahwa waktu kerja tersedia ada sebanyak 1.620 jam


(36)

per tahun atau sama dengan 97.200 menit per tahun. Waktu kerja tersedia di Rumah Sakit Umum Pandan jauh lebih kecil dibandingkan hasil penelitian Nengsih (2010), yang menghitung waktu kerja tersedia dokter di RSUD Bangkinang yaitu sebesar 6.390 jam per tahun untuk semua ruang rawat inap di rumah sakit. Hal ini disebabkan perbedaan dalam penetapan waktu kerja dokter dan cuti yang diberlakukan serta waktu ketidakhadiran dari setiap dokter di instalasi rawat inap RSUD Bangkinang.

5.3 Kegiatan Pokok Tenaga Medis

Kegiatan pokok dokter di RSUD Pandan ditetapkan oleh ketua komite medik atas persetujuan direktur rumah sakit. Hal ini dibenarkan oleh dokter spesialis saraf yang menyatakan bahwa tugas seorang dokter di rumah sakit mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pemeriksaan pasien baru, pemeriksaan pasien lama, dan juga tindakan medik apabila diperlukan. Hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan terhadap semua dokter yang ada juga menyebutkan bahwa kegiatan pokok atau boleh disebut job description sudah ditentukan oleh pihak rumah sakit dan mereka hanya menjalankannya sesuai dengan ketentuan tersebut. Oleh karena itu peneliti menggunakan ketiga kegiatan pokok tersebut sebagai pedoman dalam melakukan observasi dan penentuan kebutuhan tenaga medis di rumah sakit ini.

Namun ketiga kegiatan pokok tersebut diuraikan lagi dalam beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut diantaranya adalah melakukan anamnesa untuk menegakkan diagnosis terhadap seorang pasien. Selanjutnya adalah pemeriksaan fisik terhadap pasien agar lebih mendapatkan hasil yang lebih akurat berdasarkan


(37)

anamnesa yang ada. Bila diperlukan pemeriksaan laboratorium maka seorang dokter juga bertugas didalam pembacaan hasilnya. Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh dokter dalam melayani pasien adalah menuliskan resep yang dapat ditebus oleh pasien di apotik rumah sakit dan menuliskan rujukan apabila diperlukan. Hal ini juga dinyatakan oleh ketua pelayanan bidang medik dalam wawancara meendalam yang dilakukan oleh peneliti.

Kegiatan pokok tenaga medis yang ada dalam penelitian ini hampir sejalan dengan penelitian Nengsih (2010) untuk dokter di ruang rawat inap yang membagi kegiatan pokok menjadi tiga kegiatan utama, yaitu visite pasien baru, visite pasien lama, dan tindakan medik.

5.4 Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Tenaga Medis

Rata-rata waktu seorang dokter melakukan kegiatan medis sesuai dengan standar kegiatan medik yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil yang cukup bervariasi. Dari keselurahan dokter yang menjadi responden peneliti diperoleh data bahwa waktu dalam melakukan pemeriksaan pasien lama membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan pasien baru. Menurut dokter spesialis saraf, hal ini diakibatkan karena untuk pasien lama, mereka hanya membutuhkan catatan rekam medik dari si pasien untuk melakukan pemeriksaan berlanjut. Walaupun demikian apabila dibutuhkan tetap dilakukan anamnesa kepada si pasien untuk mendapatkan informasi terbaru terkait keadaan penyakitnya;apakah mengalami kesembuhan atau mengalami hal lain yang semakin mengganggu kesehatannya.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa seorang dokter spesialis mata lebih membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan pemeriksaan


(38)

terhadap pasiennya. Hal ini menurut dokter spesialis penyakit mata, diakibatkan adanya suatu ketelitian yang lebih tinggi dalam pemeriksaan pasien agar tidak terdapat kesalahan yang fatal.

Untuk visite pasien, rata-rata waktu melakukan kegiatan medis terbanyak ada pada dokter spesialis di instalasi rawat inap kandungan dan kebidanan yaitu 10 menit untuk visite pasien baru dan 9 menit untuk visite pasien lama. Sedangkan untuk rata-rata waktu seorang dokter melakukan tindakan medik berdasarkan hasil observasi yang dilakukan adalah sebesar 30 menit.

Menurut hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti, semua dokter yang menjadi responden menyebutkan bahwa tidak ada standar khusus rumah sakit terkait dalam kegiatan pokok dokter. Rata-rata waktu melakukan kegiatan tergantung kepada kemampuan dari masing-masing dokter yang bertugas melayani pasien.

Di Indonesia sampai saat ini menurut Ilyas (2011), belum ada standar yang dapat menjadi rujukan waktu pelayanan; sebaiknya diadakan penelitian yang cukup luas dan mencakup varian rumah sakit yang ada. Sehingga secara umum dokter di rumah sakit dalam pemeriksaan pasien membutuhkan waktu yang sesuai dengan kemampuannya.

Terkait waktu pemeriksaan dokter yang ada dalam penelitian ini sejalan juga dengan hasil yang di dapat dalam penelitian Nengsih (2010) yang mengemukakan waktu pemeriksaan pasien sangat bervariasi. Namun secara umum, dalam pemeriksaan pasien lama hanya membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada pemeriksaan pasien baru.


(39)

5.5 Standar Beban Kerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum (RSUD) Pandan

Standar beban kerja diperoleh berdasarkan perhitungan dengan membandingkan waktu kerja tersedia tenaga medis dengan rata-rata waktu kegiatan pokok yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga medis. Hasil yang diperoleh cukup bervariasi. Standar beban kerja yang ada menjadi acuan bagi tenaga medis dalam melakukan pelayanan kesehatan.

Walaupun telah didapatkan standar beban kerja tidak berarti seorang tenaga medis diharapkan mengerjakan pekerjaannya sebanyak standar beban kerja tersebut. Beberapa kegiatan lain diluar kegiatan pelayanan kesehatannya juga dilakukan oleh tenaga medis sehingga menyita waktu kerja tersedia yang dimilikinya.

5.6 Standar Kelonggaran Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

Seorang tenaga medis selain memberikan pelayanan kesehatan juga melakukan kegiatan lain yang dapat menunjang karirnya sebagai seorang dokter dan sebagai pegawai di rumah sakit tersebut. Untuk mendapatkan informasi mengenai waktu longgar yang dimiliki oleh seorang dokter maka peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap semua dokter yang menjadi responden peneliti. Hasil wawancara mendalam yaitu dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan memiliki jadwal rapat komite medik yang dilakukan sekali seminggu dan dipimpin oleh Ketua Medik ataupun Ketua Pelayanan Bidang Medik. Selain itu, ada juga beberapa dokter yang membuka praktek klinik di luar jam kerja di rumah sakit. Menurut hasil wawancara mendalam juga diperoleh informasi bahwa kegiatan medis di rumah sakit lain menjadi waktu longgar yang


(40)

dimiliki oleh beberapa dokter di rumah sakit ini, diantaranya adalah dokter spesialis penyakit dalam.

Adapun perhitungan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan standar kelonggaran adalah dengan menggunakan data jumlah waktu per faktor kelonggaran yang ada dan membandingkannya dengan waktu kerja tersedia oleh seorang dokter di rumah sakit tersebut. Dari perhitungan ini diperoleh hasil bahwa dokter spesialis paru mempunyai standar kelonggaran yang lebih besar dibandingkan dokter spesialis lain dan dokter umum yang ada yaitu 0,283. Hal ini dikarenakan dokter tersebut juga mempunyai kegiatan medis di rumah sakit lain dan membuka praktek klinik di rumahnya selain mengikuti rapat komite medik rumah sakit.

5.7 Kajian Kebutuhan Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan yang bermutu adalah tersedianya tenaga dokter yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas dan kualitasnya. Oleh karena itu perencanaan akan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit harus lebih teliti agar tidak menimbulkan perencanaan yang salah. Perencanaan yang salah bisa mengakibatkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga. Tenaga berlebih dapat menimbulkan kerugian pada rumah sakit. Sebaliknya apabila kekurangan tenaga dapat mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga dapat menurunkan kualitas pelayanan.

Dalam pemenuhan tenaga medis di suatu rumah sakit dapat menggunakan beberapa metode, salah satunya adalah metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Metode ini berpedoman pada KepMenkes Nomor 81 Tahun 2004 tentang


(41)

Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit. Metode perhitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja (WISN) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif, dan realistis.

Dalam penelitian ini, metode perhitungan yang digunakan adalah WISN. Prinsip yang dianut oleh metode WISN ini adalah didasarkan pada informasi apa yang akan dihasilkan dan bagaimana informasi ini dapat digunakan oleh para manajer kesehatan serta administrator dalam rangka untuk memperbaiki situasi tenaga kesehatan saat ini. Misalnya, bagaimana staf kesehatan yang tersedia dapat disebarkan secara lebih efektif serta bagaimana untuk merencanakan perbaikan masa depan di bidang jasa dan dalam manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode WISN diperoleh hasil bahwa jumlah dokter yang dibutuhkan ada sebanyak 10 orang untuk 7 kategori tenaga medis yang menjadi fokus peneliti dalam observasi. Berikut adalah tabel ketersediaan dokter di rumah sakit dengan jumlah dokter yang diperoleh dari perhitungan WISN:

Tabel 5.1

Perbedaan Ketersediaan Tenaga Medis dengan Hasil Perhitungan WISN di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan

No. Kategori Tenaga Medis Tersedia Penelitian

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 3

2. Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan1

1 1

3. Dokter Spesialis Anak 1 1


(42)

5. Dokter Spesialis Mata 1 1

6. Dokter Spesialis Paru 1 1

7. Dokter Umum 12 1

Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa perbedaan ketersediaan dokter dengan hasil perhitungan yang paling besar adalah pada dokter spesialis penyakit dalam yaitu dibutuhkan 3 orang dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit tersebut agar pelayanan kesehatan khususnya terkait penyakit dalam lebih maksimal dirasakan. Jika dilihat dari data kunjungan pasien ke unit penyakit dalam baik pada rawat jalan maupun rawat inap juga mempunyai jumlah terbesar. Hal ini dibenarkan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang menyebutkan bahwa setiap harinya beliau merasakan banyak sekali pasien yang datang khususnya di bagian poliklinik penyakit dalam sehingga beliau merasakan beban kerja berlebih. Menurut observasi yang peneliti lakukan juga memberikan hasil yang sama. Hampir setiap hari poliklinik yang padat dikunjungi oleh pasien adalah poliklinik penyakit dalam. Untuk rawat inap, beliau mengaku tidak terlalu merasakan beban kerja yang berlebih karena hanya melakukan visite saja dan pelayanan pengasuhan pasien di rawat inap lebih banyak dilakukan oleh perawat jaga. Oleh karena itu, beliau sangat mengharapkan adanya penambahan tenaga medis di bagian penyakit dalam agar pasien yang datang dapat dilayani dengan maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada Ketua Bidang Pelayanan Medik, menyebutkan bahwa saat ini RSUD Pandan memang mengalami kekurangan tenaga medis. Menurut beliau dokter yang ada saat ini belum bisa sebanding dengan jumlah pasien yang semakin hari semakin meningkat di rumah sakit ini. Untuk mengatasi kekurangan tenaga medis, pihak rumah sakit sudah melakukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menerima dokter PPDS


(43)

(Praktek Pelatihan Dokter Spesialis) dari universitas tertentu dan dikontrak selama 6 bulan. Selain itu, pihak rumah sakit juga membuat kontrak dengan dokter rumah sakit lain untuk menutupi sebagian kekurangan tenaga dokter di rumah sakit ini. Namun dalam hal melakukan metode terhadap perhitungan kebutuhan tenaga medis, RSUD Pandan belum pernah melakukan metode apapun. Pihak rumah sakit hanya menerima jumlah dokter yang disediakan oleh pemerintah kabupaten.

Hampir sejalan dengan pendapat Ketua Bidang Pelayanan Medik, Ketua Komite Medik juga menyebutkan tenaga medis yang ada saat ini masih dirasakan kurang, terutama dokter spesialis di rumah sakit tersebut. Beliau berpendapat bahwa hal ini disebabkan karena sebagian dokter spesialis belum mau masuk ke daerah-daerah yang belum mempunyai potensi. Oleh karenanya dibutuhkan suatu motivasi yang kuat agar dokter spesialis mau untuk bertugas di daerah.

Pemenuhan tenaga medis dengan menggunakan metode WISN ini memang bukanlah menjadi metode yang mutlak dilakukan oleh para perencana rumah sakit, namun sebagai salah satu metode dari pemerintah untuk memudahkan dalam pemenuhan dan distribusi dari tenaga kesehatan. Metode WISN ini dapat digunakan di semua unit kerja, perhitungannya lebih riil karena berdasarkan beban pekerjaan yang nyata. Namun ada kelemahan dari metode ini antara lain membutuhkan standar pelayanan untuk masing-masing kategori tenaga, membutuhkan standar waktu untuk melaksanakan tugas dan membutuhkan data (absensi, jumlah kunjungan, kuantitas kegiatan, BOR, LOS) pada tahun-tahun sebelumnya sehingga sulit bila akan menghitung kebutuhan tenaga untuk unit baru.


(44)

Namun yang paling penting metode ini tidak memperhitungkan adanya variasi lokal yang luas yang ditemukan dalam setiap wilayah, seperti tingkat yang berbeda dan pola morbiditas di lokasi yang berbeda, kemudahan akses ke fasilitias yang berbeda, sikap pasien pada tiap bagian yang berbeda terhadap layanan yang diberikan, dan keadaan ekonomi lokal. Semua faktor ini sangat mempengaruhi permintaan untuk layanan di suatu daerah dan pada fasilitas individu, oleh karena itu mereka mempengaruhi staff yang jumlahnya benar-benar diperlukan untuk memenuhi permintaan. Metode WISN ini sering menunjukkan bahwa persyaratan sangat bervariasi antara fasilitas kesehatan dari jenis yang sama, sesuai dengan beban kerja mereka.

Jika dilihat dari beberapa metode dalam pemenuhan kebutuhan tenaga medis, metode WISN ini dapat dikatakan metode yang perhitungannya lebih nyata karena berdasarkan beban kerja yang dirasakan oleh tenaga medis. Adapun beberapa metode lain dalam perhitungan kebutuhan tenaga menurut Ilyas (2011) adalah (1) berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan, (2) berdasarkan target pelayanan kesehatan, (3) berdasarkan permintaan (demand) pelayanan kesehatan dan (4) berdasarkan rasio tenaga dan tempat tidur. Dalam metode yang berdasarkan kebutuhan (need), harus diketahui secara akurat data dan informasi tentang demografi seperti jumlah penduduk, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan lain-lain. Selain data demografi, diperlukan juga data epidemiologis dan statistik kesehatan untuk melihat kecenderungan data penyakit yang diderita penduduk. Setelah data tersebut dikumpulkan, maka disimpulkanlah jumlah pelayanan kesehatan yang diperlukan.


(45)

Pada metode target perhitungan jumlah dan jenis tenaga lebih didasari tentang masalah kesehatan, jenis dan beban pelayanan, kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Untuk rumah sakit, biasanya ada sedikit perbedaan antara target sasaran dan pelayanan rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta.

Selanjutnya dalam metode permintaan (need), demand pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor demografi, seperti umur, sex, kepadatan penduduk, dan sebaran penduduk. Penghitungan personel rumah sakit dengan metode demand dapat juga berdasarkan data rata-rata lama hari rawat yang dibeli oleh penduduk. Lama hari rawat mencerminkan waktu yang harus disediakan oleh personel rumah sakit untuk melaksanakan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang dibeli oleh pasien.

Pada metode rasio tenaga dan tempat tidur, ditentukan jumlah dan jenis personel yang harus disediakan rumah sakit sesuai dengan tipe rumah sakit. Dengan metode ini hanya dapat diketahui jumlah personel secara total, tetapi tidak dapat mengetahui produktivitas SDM, situasi demand dan supply SDM rumah sakit, dan kapan personel tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan.

Selain keempat metode yang telah dijabarkan diatas, dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya termuat dalam Permenkes Nomor 56 Tahun 2014. Dalam Permenkes tersebut dimuat jumlah tenaga, tempat tidur, dan hal-hal lain yang mrnjadi persyaratan sebuah rumah sakit berdasarkan klasifikasi rumah sakit. Rumah sakit umum kelas C sebagaimana dimuat dalam Permenkes ini paling sedikit mempunyai 9 dokter umum untuk pelayanan medik dasar, 2 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut, 2 dokter spesialis


(46)

untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar, 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang, dan 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut. Jika merujuk kepada Permenkes ini, maka hasil yang didapat dari metode WISN ini sudah memenuhi syarat sebuah rumah sakit tipe C.

Sedangkan bila dilihat dari beberapa penelitian yang ada dengan menggunakan metode WISN ini, diperoleh hasil bahwa ada kekurangan tenaga berdasarkan beban kerja yang diteliti. Seperti penelitian Amini (2014), jumlah perawat yang ada masih kekurangan 10 perawat dan kelebihan 2 bidan dengan menggunakan metode WISN. Berbeda dengan penelitian Nengsih (2010), terdapat perbedaan yang significant dengan ketersediaan SDM yang ada.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan, maka kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Waktu kerja yang tersedia bagi tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan adalah 97.200 menit/tahun yang merupakan hasil perhitungan cuti tahunan, hari libur nasional dan cuti bersama, waktu pelatihan, ketidakhadiran kerja, serta waktu kerja tenaga medis per hari. 2. Standar kegiatan tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Pandan mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pemeriksaan pasien baru, pemeriksaan pasien lama, serta tindakan medik.

3. Waktu kerja yang dibutuhkan oleh tenaga medis untuk melaksanakan kegiatan pokok di masing-masing unit kerja berbeda satu sama lain, namun dari ketiga kegiatan pokok tersebut, pemeriksaan pasien lama hanya membutuhkan waktu lebih sedikit dibandingkan pemeriksaan pasien baru dan tindakan medik.

4. Standar beban kerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan berdasarkan hasil perhitungan lebih besar di instalasi rawat inap dibandingkan dengan instalasi rawat jalan.

5. Standar kelonggaran tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan meliputi kegiatan pertemuan komite medik, praktek klinik, serta kegiatan di rumah sakit lain dengan indeks terbesar terdapat pada dokter spesialis paru, yaitu sebesar 0,283.


(48)

6. Kebutuhan tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan menggunakan metode WISN bahwa jumlah tenaga medis keseluruhan masih membutuhkan tambahan sebanyak 10 orang tenaga medis dan jumlah terbanyak yang dibutuhkan adalah dokter spesialis penyakit dalam yaitu sebanyak 3 orang.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan mengembangkan suatu metode yang lebih tersistematis lagi terhadap peningkatan kebutuhan tenaga medis di rumah sakit ini,

2. Disarankan kepada pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan beban kerja yang berlebih pada beberapa unit kerja tenaga medis sehingga pelayanan kesehatan dapat tetap maksimal diberikan kepada pasien

3. Disarankan kepada pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kekurangan dokter di rumah sakit ini secara khususnya dokter spesialis


(49)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Berdasarkan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit dapat didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta. Rumah Sakit yang didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah merupakan unit pelaksana teknis dari instansi Pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan ataupun instansi Pemerintah lainnya.

Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in Hospital (1971) dikutip oleh Aditama (2010), menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya punya lima fungsi, yaitu:

1. Harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah, maupun non bedah, harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini juga meliputi pelayanan


(50)

keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi, dan berbagai pelayanan diagnostic sert terapeutik lainnya.

2. Rumah sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan

3. Rumah sakit juga mempunyai tugas untuk melakukan pendidikan dan latihan

4. Rumah sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan

5. Rumah sakit juga punya tanggung jawab untuk program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya

2.1.2 Pembagian Rumah Sakit

Jenis rumah sakit menurut jenis pelayanan yang diberikan berdasarkan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum dapat dikelompokkan lagi menjadi rumah sakit umum kelas A, rumah sakit umum kelas B, rumah sakit umum kelas C, dan rumah sakit umum kelas D. Sedangkan untuk rumah sakit khusus dikelompokkan menjadi rumah sakit khusus kelas A, rumah sakit khusus kelas B, dan rumah sakit khusus kelas C. Rumah sakit umum kelas C sebagaimana dijelaskan dalam Permenkes ini memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik, dan pelayanan rawat inap. Pelayanan medik terdiri dari:

a. pelayanan gawat darurat; b. pelayanan medik umum;


(51)

c. pelayanan medik spesialis dasar; d. pelayanan medik spesialis penunjang; e. pelayanan medik spesialis lain; f. pelayanan medik subspesialis; dan

g. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.

Pelayanan gawat darurat harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus menerus. Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana. Pelayanan medik spesialis dasar, meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi. Pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.

Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu jenis pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit umum kelas C meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik. Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, system informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, system penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.


(52)

a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

Pemerintah;

b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta; c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta

Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atastenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, tenaga non kesehatan. Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:

a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar; b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;

c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar; d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

penunjang; dan

e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medic spesialis gigi mulut.

Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas:

a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit; b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling

sedikit 4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian;

c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;


(53)

d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

2.2 Tenaga Kesehatan

Berdasarkan World Health Organization (WHO), SDM kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, teknisi laboratorium, manajemen, serta tenaga pendukung seperti bagian keuangan, sopir, dan lain sebagainya. Secara kasar, WHO memperkirakan terdapat 59,8 juta tenaga kesehatan di dunia dan dari jumlah tersebut diperkirakan dua per tiga (39,5 juta) dari jumlah keseluruhan tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan sepertiganya (19,8 juta) merupakan tenaga pendukung dan manajemen (WHO, 2006; dalam Anna Kurniati:2012).

Definisi lain dari tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (PP 32, 1996; UU 36, 2009). Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan terdiri atas tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga keperawatan (perawat dan bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, analisis farmasi, dan asisten apoteker), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomology kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,


(54)

administrator kesehatan, dan sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara), serta tenaga keteknisian medis (radiographer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analisis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfuse, dan perekam medis).

Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran dengan fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan (Anireon, 1984). Adapun jenis tenaga medis berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 11 ayat 2 adalah terdiri dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.

2.2.1 Dokter

Secara operasional, definisi dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tempat kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hokum, dan etika moral. Layanan yang diselenggarakannya adalag sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran.


(55)

1. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

2. Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehar dan sakit

4. Menangani penyakit akut dan kronik

5. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar

6. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS

7. Tetap bertanggungjawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan

8. Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan bagi pasiennya

9. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan sakit.

10.Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarang harus komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative

11.Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf keseharan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi.

12.Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat dan melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran

13.Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit dan Surat Keterangan Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.


(56)

Dalam prakteknya, seorang dokter juga memiliki sebuah lembaga yang menjadi pelindung dan pemberi jaminan hokum agar dalam melaksanakan tugasnya dapat secara maksimal . Lembaga tersebut adalah Konsil Kedokteran Indonesia. Pembentukan ini berdasarkan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 pasal 4 ayat (1) yang berbunyi”Untuk melindungi maasyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.”

Konsil Kedokteran Indonesia atau disingkat KKI adalah sebuah badan yang otonom, mandiri, non struktural, dan bersifat independen yang bertanggung jawab langsung kepada RI. Adapun fungsi dari KKI ini dapat dilihat pada Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 6 yang berbunyi:

“Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.”

Fungsi KKI lebih lanjutnya dibahas dalam Perkonsil No.1 Tahun 2011 pada pasal 2, yaitu: KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, dan pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.

1. Fungsi pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah mengatur penyelenggaraan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, standar kompetensi dokter dan dokter gigi, penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, registrasi dokter dan dokter gigi, dan pembinaan praktik


(57)

kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Fungsi pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, standar kompetensi dokter dan dokter gigi, dan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Fungsi penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah menetapkan kebijakan dan regulasi terkait standar pemdidikan profesi dokter dan dokter gigi, standar kompetensi dokter dan dokter gigi, penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, registrasi dokter dan dokter gigi, dan pembinaan praktik kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Fungsi pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah membina dokter dan dokter gigi dalam rangka peningkatan mutu praktik kedokteran, penerapan disiplin dokter dan dokter gigi, dan perlindungan kepada masyarakat yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Selain KKI, ada juga sebuah lembaga lain yang juga menjadi wadah berkumpulnya para dokter yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ikatan Dokter Indonesia, dengan visinya menjadi organisasi profesi kedokteran nasional yang berwibawa di tingkat Asia Pasifik pada tahun 2020, mengemban misi sebagai berikut:

1. Mengupayakan peningkatan kemampuan profesional yang beretika.

2. Mengembangkan peranan yang bermakna dalam meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia.


(1)

20. Adik-adik kontrakan lama penulis, Tya dan Desi yang bersedia berbagi dan selalu bersedia membantu penulis selama tinggal bersama

21. Kepada semua orang disekitar penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang juga turut membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini

Akhir kata penulis memohon maaf apabila masih terdapat ketidaksempurnaan dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga apa yang telah penulis sajikan dapat membawa manfaat bagi yang membutuhkannya. Terimakasih.

Medan, Mei 2016 Penulis

Elisabet O Sinaga 121000263


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.3.1 Tujuan Umum 6

1.3.2 Tujuan Khusus 6

1.4 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Rumah Sakit 8

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit 8

2.1.2 Pembagian Rumah Sakit 9

2.2 Tenaga Kesehatan 12

2.2.1 Dokter 13

2.2.1.2 Dokter Umum 18

2.2.2 Dokter Gigi 18

2.2.3 Dokter Spesialis 18

2.2.4 Dokter Gigi Spesialis 18

2.3 Perencanaan Tenaga Medis 19

2.4 Analisis Beban Kerja 24

2.5 Analisis Kebutuhan Tenaga Kesehatan dengan Metode WISN 27

2.6 Kerangka Konsep 35

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1 Jenis Penelitian 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.3 Populasi dan Sampel 36

3.4 Metode Pengumpulan Data 36

3.4.1 Data Primer 36

3.4.2 Data Sekunder 37

3.4.3 Pengamatan(Observasi) 37


(3)

3.5 Definisi Operasional 37

3.5.2 Definisi Operasional 37

3.6 Metode Analisis Data 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 39

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan 39

4.2 Karakteristik Responden 40

4.3 Perhitungan Beban Kerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Pandan 42

4.3.1 Waktu Kerja Tersedia 42

4.3.2 Kegiatan Pokok Tenaga Medis 43 4.3.3 Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Tenaga Medis 44

4.3.4 Standar Beban Kerja 48

4.3.5 Standar Kelonggaran 50

4.4 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Pandan 51

BAB V PEMBAHASAN 59

5.1 Karakteristik Responden 59

5.2 Waktu Kerja yang Tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Pandan 60

5.3 Kegiatan Pokok Tenaga Medis 62

5.4 Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Tenaga Medis 63 5.5 Standar Beban Kerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Pandan 65

5.6 Standar Kelonggaran Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum

(RSUD) Pandan 65

5.7 Kajian Kebutuhan Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Pandan 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 73

6.1 Kesimpulan 73

6.2 Saran 74

DAFTAR PUSTAKA 75


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Pandan 40

Tabel 4.2 Kegiatan Pokok Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Pandan 44

Tabel 4.3 Waktu Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Tenaga Medis di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan 44

Tabel 4.4 Standar Beban Kerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Pandan 48

Tabel 4.5 Standar Kelonggaran Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Pandan 50

Tabel 4.6 Kuantitas Kegiatan Pokok Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Pandan 52

Tabel 4.7 Kuantitas Kegiatan Pokok Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Pandan 53

Tabel 4.8 Kuantitas Kegiatan Pokok Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan 54 Tabel 4.9 Kebutuhan SDM Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Pandan 55

Tabel 5.1 Perbedaan Ketersediaan Tenaga Medis dengan Hasil Perhitungan

WISN di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan 68


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Pikir 35


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian


Dokumen yang terkait

Analisis Sumber Daya Manusia Tenaga Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Tahun 2014

17 237 131

Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) dan Work Sampling Di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai

19 200 101

Kajian Kebutuhan Sumber Daya Manusia Dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 61 127

Analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat pelaksana dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Instalasi Rawat Inap Tulip RSUD Kota Bekasi Tahun 2015

7 48 134

Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

0 0 16

Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

0 0 2

Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

0 0 7

Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

0 0 27

Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

0 0 2

Kebutuhan Tenaga Medis Menggunakan Metode Workolad Indicator Staff Need (WISN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016

0 0 7