Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) dan Work Sampling Di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR

STAFF NEED (WISN) DAN WORK SAMPLING DI RUMAH SAKIT UMUM ARTHA MEDICA BINJAI

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

oleh Putri Julia NIM. 100423002

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR

STAFF NEED (WISN) DAN WORK SAMPLING DI RUMAH SAKIT UMUM ARTHA MEDICA BINJAI

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

oleh Putri Julia NIM. 100423002

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

( Dr. Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng ) ( Ir. Dini Wahyuni, MT )

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

Rumah Sakit Artha Medica merupakan salah satu Rumah Sakit swasta di kota Binjai. Pada Instalasi rawat jalan di Rumaah Sakit ini sering meminta tambahan perawat dari bagian UGD jika pasien datang bersamaan untuk berobat jalan di 3 poliklinik atau lebih. Selain itu jumlah pengunjung mengalami peningkatan 2,5% pada tahun 2011 dan 3,1% pada tahun 2012 serta jumlah perawat tetap. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat. Penelitian ini dilakukan dengan metode Work sampling untuk mengetahui pola penggunaan waktu kerja dan Workload Indicator Staff Need (WISN) untuk perhitungan kebutuhan tenaga.

Penelitian dilakukan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Artha Medica Binjai. Penelitian dilakukan pada shift 1 dan shift 2. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu penentuan jumlah pengamatan, pengamatan sampling kerja, mengumpulkan data, melakukan pengolahan data, menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian.

Hasil pengamatan work sampling menunjukkan bahwa kedua perawat telah bekerja dengan baik karena telah memanfaatkan waktu produktifnya diatas 91%. Hasil dari perhitungan dengan metode Workload Indicator staff Need (WISN) diketahui kebutuhan perawat pada instalasi rawat jalan sebesar 2 orang. Berdasarkan hasil analisis maka perlu adanya penambahan 1 orang perawat standby.

Kata kunci : Perawat, Beban Kerja, Work Sampling, Workload Indicator Staff Need (WISN)


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah sebagai rasa syukur tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-nya kepada penulis sehingga dapt menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai yang terletak di Jl. Samanhudi No. 22, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota, Sumatera Utara yang dijadikan sebagai salah satu dari beberapa syarat yang telah ditentukan untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) dan Work Sampling di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini dan penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Desember 2013


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah yang tak hentinya terucap atas selesainya Tugas Sarjana ini, banyak pihak yang telah membantu baik itu berupa bimbingan ataupun berupa bantuan moril dan materil, sehingga Tugas Sarjana ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, teristimewa kepada Ibunda Wardah, Ayahanda Rusli Ahmad, Suami tercinta M. Erwin Alamsyah, Putra tersayang Muhammad Hafiz Os, dan Adik-adik penulis yang senantiasa ada dan selalu memberikan perhatian, doa dan semangat dalam bentuk apapun kepada penulis.

Pada kesempatan ini pula, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I atas waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT, selaku Dosen Pembimbing II atas waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan MSc , selaku Koordinator Tugas Akhir. 5. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang


(6)

6. Pegawai administrasi Departemen Teknik Industri, Kak Dina, Bang Nur, Bang Ridho, Bang Mijo dan Bu Ani yang telah membantu penulis dalam melakukan urusan administrsi di Departemen Teknik Industri USU.

7. Bapak dr. Dedi Alfian selaku Direktur Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Adikku Putri Yani S.Farm, Apt, selaku koordinator Instalasi Farmasi Rumah Sakit Artha Medica Binjai yang telah banyak membantu proses kelancaran persetujuan tempat dilakukannya riset tugas akhir.

9. Lia dan kak Tuti selaku perawat instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama melakukan penelitian.

10. Semua Teman-Teman Ekstensi 2010 yang selama ini selalu memotivasi penulis dalam mengerjakan Tugas Sarjana ini.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian... I-5 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-5


(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai ... II-1 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit ... II-1 2.2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Artha Medica

Binjai ... II-2 2.2.1. Visi ... II-3 2.2.2. Misi ... II-2 2.2.3. Motto ... II-3 2.3. Lokasi Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai ... II-3 2.4. Pelayanan Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai ... II-3 2.4.1. Pelayanan IGD ... II-3 2.4.2. Pelayanan Kesehatan ... II-4 2.4.3. Pelayanan Medik Spesialistik ... II-4 2.4.4. Penunjang Medis ... II-5 2.5. Jumlah Tenaga Kerja ... II-6 2.6. Struktur Organisasi ... II-7


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... III-1 3.2. SDM Kesehatan ... III-3 3.3. Beban Kerja ... III-3 3.4. Teknik Sampling ... III-5 3.4.1.Pengambilan Sampel Secara Acak ... III-5 3.4.2.Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak ... III-6 3.5. Pengukuran Kerja Dengan Metode Sampling Pekerjaan

(Work Sampling) ... III-8 3.5.1.Sampling Pendahuluan ... III-9 3.5.2.Pengujian Keseragaman Data ... III-9 3.5.3.Perhitungan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan ... III-10 3.6. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan ... III-12 3.7. Workload Indicator Staff Need (WISN)... III-13

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN 4.3. Rancangan Penelitian ... IV-2 4.4. Instrumen Penelitian ... IV-2 4.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-2 4.6. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.7. Variabel Penelitian ... IV-4 4.8. Pelaksanaan Penelitian ... IV-4 4.9. Sumber Data ... IV-7 4.10. Metode dan Pengumpulan Data ... IV-7 4.11. Pengolahan Data ... IV-8 4.11.1. Pengukuran Menggunakan Metode Work Sampling IV-8 4.11.2. Penentuan Kebutuhan Perawat dengan

Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) ... IV-12 4.12. Analisa Pembahasan Masalah ... IV-12 4.13. Kesimpulan dan Saran... IV-12


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Pengumpulan data dengan Metode Work Sampling .... V-1 5.1.1.1. Pengamatan Work Sampling ... V-9 5.1.1.2. Penentuan Allowance ... V-11 5.1.2. Pengumpulan data dengan Metode Workload

Indicator Staff Need (WISN) ... V-13 5.2. Pengolahan Data ... V-16 5.2.1. Pengolahan Data dengan Work Sampling ... V-16 5.2.1.1. Pengukuran Waktu Produktif ... V-16 5.2.1.2. Uji Keseragaman Data ... V-17 5.2.1.3. Uji Kecukupan Data ... V-18 5.2.1.4. Perhitungan Derajat Ketelitian ... V-19 5.2.2. Pengolahan Data dengan Menggunakan Workload

Indicator Staff Need (WISN) ... V-21

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Hasil Work Sampling ... VI-1


(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

6.2. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat dengan Metode WISN

(Workload Indicator Staff Need) ... VI-3 6.3. Analisis Nilai Kelonggaran ... VI-5 6.4. Analisis Kebutuhan SDM ... VI-5 6.5. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan ... VI-7

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-6 5.1. Waktu Pengamatan Shift I ... V-2

5.2. Waktu Pengamatan Shift II ... V-6 5.3. Rekapitulasi Pengamatan Work Sampling ... V-11 5.4. Allowance Perawat Rawat Jalan ... V-13 5.5. Rekapitulasi Persentase Waktu Produktif Perawat I ... V-16 5.6. Rekapitulasi Persentase Waktu Produktif Perawat II... V-17 5.7. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Perawat ... V-19 5.8. Rekapitulasi Uji Derajat Ketelitian Untuk Tiap Perawat ... V-21 6.1. Perbandingan Waktu Produktif Aktual, Waktu Non Produktif dan


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai ... II-14 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian... IV-6 4.3. Langkah-langkah Pengukuran Waktu ... IV-11 4.4. Langkah-langkah Metode Workload Indicator Staf Need (WISN) ... IV-13


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

I Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-1 II Surat Penjajakan ... L-2 III Surat Balasan dari Rumah Sakit ... L-3 IV Lembar Asistensi Dosen Pembimbing I ... L-4 V Lembar Asistensi Dosen Pembimbing II ... L-5 VI Lembar Pengamatan Work Sampling ... L-6 VII Rekapitulasi Kunjungan Pasien di Rumah Sakit Umum Artha

Medica Binjai Pada Instalasi Rawat Jalan ... L-7 VIII Tabel Allowance ... L-8 IX Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-9


(16)

ABSTRAK

Rumah Sakit Artha Medica merupakan salah satu Rumah Sakit swasta di kota Binjai. Pada Instalasi rawat jalan di Rumaah Sakit ini sering meminta tambahan perawat dari bagian UGD jika pasien datang bersamaan untuk berobat jalan di 3 poliklinik atau lebih. Selain itu jumlah pengunjung mengalami peningkatan 2,5% pada tahun 2011 dan 3,1% pada tahun 2012 serta jumlah perawat tetap. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat. Penelitian ini dilakukan dengan metode Work sampling untuk mengetahui pola penggunaan waktu kerja dan Workload Indicator Staff Need (WISN) untuk perhitungan kebutuhan tenaga.

Penelitian dilakukan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Artha Medica Binjai. Penelitian dilakukan pada shift 1 dan shift 2. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu penentuan jumlah pengamatan, pengamatan sampling kerja, mengumpulkan data, melakukan pengolahan data, menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian.

Hasil pengamatan work sampling menunjukkan bahwa kedua perawat telah bekerja dengan baik karena telah memanfaatkan waktu produktifnya diatas 91%. Hasil dari perhitungan dengan metode Workload Indicator staff Need (WISN) diketahui kebutuhan perawat pada instalasi rawat jalan sebesar 2 orang. Berdasarkan hasil analisis maka perlu adanya penambahan 1 orang perawat standby.

Kata kunci : Perawat, Beban Kerja, Work Sampling, Workload Indicator Staff Need (WISN)


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan Rumah Sakit. Perencanaan tenaga keperawatan atau staffing merupakan fungsi organik manajemen yang merupakan dasar atau titik tolak dari kegiatan pelaksanaan tertentu dalam usaha pencapaian tujuan organisasi (Arwani, 2006). Masalah yang sering terjadi dalam organisasi yaitu kurangnya jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan, kurangnya kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai) dari tenaga perawat serta keterbatasan dana dari Rumah Sakit sehingga tidak dapat menambah dan merawat sumber daya manusia (SDM) yang mereka butuhkan (Ilyas,2004). Ketepatan dalam perencanaan, seleksi, pengelolaan dan pengembangan SDM menjadi kunci sukses Rumah Sakit untuk dapat berkembang.

Dalam perencanaaan kebutuhan SDM di Rumah Sakit, masing-masing jenis tenaga harus dianalisis agar kegiatan dari masing-masing bagian/instalasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan layanan yang bermutu. Hal ini menyebabkan pihak manajemen Rumah Sakit sering menghadapai masalah yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, baik medis, paramedik maupun administrasi. Kesesuaian jenis


(18)

dan jumlah tenaga di Rumah Sakit dengan beban kerja yang harus mereka kerjakan akan mempengaruhi mutu pelayanan Rumah Sakit.

Pada tahun 2004 Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 81/MENKES/SK/2004 telah mengeluarkan Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Dalam pedoman ini yang paling tepat digunakan di Rumah Sakit adalah perhitungan kebutuhan SDM dengan menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Kelebihan metode ini adalah mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Dengan menggunakan metode WISN dapat diketahui unit kerja dan kategori SDM nya, waktu kerja tersedia tiap kategori SDM, standar beban kerja, standar kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok dan akhirnya dapat mengetahui kebutuhan SDM pada unit kerja tersebut.

Dalam Perkembangannya, saat ini metode Workload Indicator Staff Need (WISN) telah digunakan untuk menganalisis kebutuhan SDM Kesehatan. Pada instalasi farmasi di RSUD Pasaman Barat diketahui terdapat kelebihan tenaga asisten apoteker dan tenaga apoteker yang ada telah sesuai dengan kebutuhan1

1

Dra. Deswinar Darwin,Sp.FRS, Apt, ” Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Di Instalasi Farmasi RSUD Pasaman Barat Tahun 2011 ”, (Padang: Universitas Andalas,, 2011)

. Selain itu, berdasarkan beban kerja tenaga perawat di instalasi rawat inap pada


(19)

Rumah Sakit Umum Negara Bali diketahui bahwa beban kerja perawat sangat tinggi dan kekurangan tenaga perawat sebesar 30 orang2

1.2. Perumusan Masalah

.

Rumah Sakit Artha Medica Binjai pada saat ini memiliki 12 poliklinik yang melayani pasien rawat jalan. Selama ini kedua perawat masih mampu melayani pasien di seluruh poliklinik dikarenakan jam kedatangan pasien berbeda-beda dan pasien yang datang bersamaan berobat jalan hanya di 2 poliklinik. Jika pasien datang bersamaan untuk berobat di 3 poliklinik atau lebih maka instalasi rawat jalan akan meminta tambahan perawat dari bagian UGD. Namum apabila pada saat yang bersamaan di bagian UGD terdapat banyak pasien maka hal tersebut akan mengganggu aktifitas di UGD. Selain itu jumlah pasien mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2010 sebesar 5589 orang, tahun 2011 sebesar 5787 orang dan tahun 2012 sebesar 5967 orang.

Berdasarkan fenomena di atas terlihat bahwa Rumah Sakit Artha Medica Binjai mengalami kekurangan perawat pada instalasi rawat jalan dan kualitas pelayanan yang diberikan perawat kepada para pasien menjadi menurun. Maka dari permasalahan ini perlu adanya analisis kebutuhan tenaga perawat pada instalasi rawat jalan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien.

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah perlunya menganalisis kebutuhan perawat pada instalasi rawat jalan

2

Ni Luh Ade Kusuma Ernawati,” Kebutuhan Rill Tenaga Perawat dengan Metode


(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja di RSU Artha Medica Binjai.

Sasaran penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pola penggunaan waktu kerja perawat dengan menggunakan metode Work Sampling.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan tenaga perawat khususnya di instalasi rawat jalan dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu :

1. Bagi Rumah Sakit

Memperoleh masukan mengenai kebutuhan real tenaga perawat di instalasi rawat jalan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

2. Bagi Mahasiswa

Mempertajam kemampuan analisis dan berfikir yang lebih sistematis, memberikan dan menambah pemahaman tentang cara melakukan suatu penelitian dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Menambah cakrawala ilmu pengetahuan yang dapat menjadi literatur dan bahan referensi penelitian di Departemen Teknik Industri.


(21)

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian hanya berfokus pada tenaga perawat pada instalasi rawat jalan. 2. Data yang digunakan yaitu:

a. Data Primer yaitu pengamatan langsung yang di lakukan terhadap beban kerja perawat di instalasi rawat jalan.

b. Data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh dari Rumah Sakit seperti sejarah Rumah Sakit, visi dan misi Rumah Sakit, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, karyawan dan jam kerja serta fasilitas yang ada di Rumah Sakit.

3. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik systematic sampling.

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kondisi fisik dan mental perawat serta kondisi kerja dalam keadaan normal. 2. Penelitian dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian

5%.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana


(22)

Pada Bab I Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan serta sistematika penulisan tugas sarjana.

Pada Bab II Gambaran umum Perusahaan berisi mengenai sejarah Rumah Sakit, Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit, Lokasi Rumah Sakit, Pelayanan Rumah Sakit, Pelayanan IGD, Fasilitas Kesehatan, Pelayanan Medis Spesialistik, Penunjang Medis, Jumlah Tenaga Kerja serta Struktur Organisasi

Pada Bab III Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang berisi tentang manajemen sumber daya manusia, SDM kesehatan, beban kerja, teknik sampling, pengambilan sampel secara acak, pengambilan sampel secara tidak acak, pengukuran kerja dengan metode sampling pekerjaan (Work Sampling), sampling pendahuluan, pengujian keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan, tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan serta penjelasan Workload Indicator Staf Need (WISN).

Pada Bab IV Metodologi Penelitian memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, rancangan penelitian, instrument penelitian, populasi dan sampel penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian, pelaksanaan penelitian, sumber data, metode dan pengumpulan data, pengolahan data, pengukuran menggunakan metode Work Sampling , penentuan kebutuhan perawat dengan menggunakan metode Workload Indicator Staf Need (WISN), analisis pembahasan masalah serta kesimpulan dan saran.


(23)

Pada Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Data primer terdiri dari data hasil pengamatan work sampling. Sedangkan data sekunder didapat dari dokumentasi Rumah Sakit. Pengolahan data dengan metode work sampling dilakukan perhitungan persentase waktu produktif, uji keseragaman data, uji kecukupan data, dan perhitungan derajat ketelitian. Sedangkan dengan metode Workload Indicator Staf Need (WISN) dilakukan perhitungan waktu kerja tersedia, unit kerja dan kategori SDM, perhitungan standar beban kerja, perhitungan standar kelonggaran dan kebutuhan SDM.

Pada Bab VI Analisis Pemecahan Masalah menguraikan hasil work sampling, kebutuhan tenaga perawat dengan metode WISN (Workload Indicator Staff Need), nilai kelonggaran, kebutuhan SDM serta upaya peningkatan mutu pelayanan.

Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak Rumah Sakit.


(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya dapat terlayani dengan baik di kota Binjai. Hal ini dapat dimaklumi karena jumlah fasilitas kesehatan yang ada dengan jumlah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang tidak sebanding. Seiring dengan hal tersebut perkembangan kota Binjai yang pesat dan dinamis semakin menuntut adanya pelayanan yang lebih baik dan sesuai dengan standard yang memadai sehingga masyarakat tersebut harus pergi ke luar daerah bahkan ke luar negeri, seperti negara tetangga terdekat Malaysia dan Singapura, dengan biaya yang lebih besar dan tidak jarang akan semakin memperburuk kondisi kesehatannya.

Berdasarkan pertimbangan kondisi di atas, timbul keinginan untuk mendirikan sebuah pusat pelayanan kesehatan yang mampu melayani masyarakat dengan segera serta berstandard kesehatan yang lengkap dan memadai.

Rumah Sakit Umum Artha Medica adalah Rumah Sakit yang berada di Kota Binjai di Jalan Samanhudi No. 22, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota, Sumatera Utara yang didirikan sejak tahun 2007 yang diresmikan oleh Walikota Binjai Nomor 503.974.2288/K/2006 tentang Izin Tempat Usaha untuk Rumah Sakit. Rumah Sakit Umum Artha Medica juga telah memperoleh izin dari


(25)

Menkum dan HAM, berupa Surat Pengesahan Akte Pendirian Yayasan Nomor C-755.HT.01.02TH2006.

Rumah Sakit tipe D ini memulai kegiatan operasi pada tanggal 12 Juni 2008. Untuk pengelolaan dampak lingkungan, Rumah Sakit Umum Artha Medica telah membuat Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL) yang telah disetujui oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Binjai bernomor 660-890 pada tanggal 19 Juni 2007. Untuk legalitas perpajakan, Rumah Sakit Umum Artha Medica telah terdaftar di Direktorat Jendral Pajak Kantor Wilayah Sumatera Utara Kantor Pelayanan Pajak Binjai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 02.279.208.9-119.000.

2.2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai.

Rumah Sakit Umum Artha Medica sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan dan kedaruratan medik memiliki visi, misi dan motto sebagai berikut:

2.2.1. Visi

Visi Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai yaitu menjadi pusat pelayanan kesehatan dan rujukan kegawatdaruratan medis terutama kebidanan.


(26)

2.2.2. Misi

Misi Rumah Sakit Umum Artha Medica yaitu:

a. Memiliki tenaga spesialis yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas.

b. Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap.

c. Terlaksananya pendidikan yang berkesinambungan dan pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia.

2.2.3. Motto

Motto Rumah Sakit umum Artha Medica yaitu “ Hospital Of Choice

2.3. Lokasi Rumah Sakit Umum Artha Medica

Rumah Sakit Umum Artha Medica merupakan Rumah Sakit Umum swasta di kota Binjai yang berlokasi di Jl. Samanhudi No. 22, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota, Sumatera Utara.

2.4. Pelayanan Rumah Sakit Umum Artha Medica

Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Artha Medica yaitu:

2.4.1. Pelayanan IGD

Pelayanan IGD terdiri dari: a. Tindakan Gawat Darurat b. Ambulance (stand by)


(27)

c. Dokter Jaga 24 jam (stand by) d. Dokter Spesialis (on call) e. Laboratorium 24 jam

2.4.2. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan Terdiri dari: a. Unit Gawat Darurat

b. Rawat Jalan c. Rawat Inap d. Kamar Operasi e. Kamar Bersalin f. Instalasi Farmasi g. Instalasi Laboratorium h. ICU

i. Radiologi j. Instalasi Gizi

2.4.3. Pelayanan Medis Spesialistik

Pelayanan Medis Spesialitik terdiri dari: a. Spesialis Bedah Umum

b. Spesialis Kebidanan dan Kandungan c. Spesialis Penyakit Dalam


(28)

e. Spesialis Bedah Plastik f. Spesialis Bedah Ortopedi g. Spesialis Bedah Syaraf h. Spesialis Mata

i. Spesialis THT

j. Spesialis Kulit dan Kelamin k. Spesialis Paru

l. Spesialis Syaraf

2.4.4. Penunjang Medis

Penunjang Medis terdiri dari: a. EKG

b. USG 3 Dimensi c. Laboratorium d. Radiologi e. Ruang UGD f. Ambulance g. Ruang ICU h. Ruang Bersalin i. Ruang Perinatologi j. Ruang Laboratorium k. Apotik


(29)

m. Ruang Kelas II n. Ruang Rawat VIP o. Ruang Rawat Super VIP

2.5. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja pada Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja

No Bagian Jumlah

1 Administrasi 4

2 Medical Record 2

3 Radiologi 1

4 Driver 1

5 Kasir 3

6 Front Office 5

7 Apotik 7

8 Laboratorium 5

9 Cleaning Service 8

10 Dapur 6

11 Laundry 3

12 Security 7

13 Teknisi 2

14 UGD 6

15 Rawat Jalan 2

16 VK 7

17 ICU 7

18 OK 7

19 Neonati 6

20 Rawat Inap 17


(30)

2.6. Struktur Organisasi

Pada umumnya setiap perusahaan pasti mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi ini akan mempunyai bentuk dan corak yang berbeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya. Hal tersebut tergantung pada jenis dan luas ruang lingkup organisasi tersebut. Struktur organisasi merupakan bentuk susunan yang menggambarkan secara jelas dan tegas tentang tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota organisasi serta dapat diketahui sejauh mana batas dan tanggung jawab kekuasaannya.

Demikian halnya dengan struktur organisasi yang ada pada Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai. Struktur organisasi tersebut dibuat dalam rangka usaha pengaturan ketenagakerjaan bagi para pegawai yang ada pada Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai. Struktur organisasi pada Rumah Sakit Artha Medica merupakan jenis lini fungsional.

Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Direktur

Adapun tugas dan wewenangnya adalah:

a. Menyusun program kebijakan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.

b. Menciptakan metode kerja yang baik agar Rumah Sakit dapat berdaya guna maksimum bagi pelayanan kesehatan.


(31)

c. Mengawasi pelaksanaan tugas-tugas Rumah Sakit dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

d. Menyusun rencana kerja tahunan, mengawasi seluruh bagian-bagian Rumah Sakit

e. Mengadakan dan memimpin rapat kerja

f. Mengadakan evaluasi organisasi Rumah Sakit, prosedur kerja sesuai kebutuhan dan perkembangan rumah sakit.

g. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan di Rumah Sakit dan bila perlu mengadakan perbaikan untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai peraturan yang berlaku.

h. Memelihara hubungan baik dengan pemerintah, organisasi perumahsakitan, organisasi profesi dan masyarakat.

i. Menjalin kerja sama yang baik dengan instansi swasta maupun pemerintah dalam hal pelayanan kesehatan.

j. Berwenang untuk mengambil tindakan tertentu yang berhubungan dengan operasional Rumah Sakit.

2. Komite Medik

Adapun tugas dan wewenang komite medik adalah:

a. Menyusun usulan kebijakan atau ketentuan/prosedur pelayanan medis dari aspek profesi medis.

b. Menyusun kebijakan/ketentuan/prosedur pelayanan medis sebagai standard yang harus dilaksanankan oleh semua staf medis di Rumah Sakit dan mengawasi mutu pelayanan.


(32)

c. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran di Rumah Sakit.

d. Memonitor dan mengevaluasi efisien dan efektivitas penggunaan alat kedokteran.

3. Kabag Penunjang Medik

Adapun tugas dan wewenang Kabag Penunjang Medik adalah: a. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit.

b. Melaksanakan program dan standar pelayanan medis, jumlah dan tenaga para medis, jumlah dan jenis peralatan medis, anggaran belanja dan pendapatan pelayanan medis.

c. Menyiapkan dan memberikan data serta informasi kepada direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan perawatan sesuai kebutuhan.

d. Memberikan saran kepada Direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis dan pelayanan perawatan serta pengembangannya.

4. Kabag Pelayanan Medik

Adapun tugas dan wewenang Kabag Pelayanan Medik adalah: a. Bertanggung jawab kepada Komite Medic.

b. Bekerja sama dengan seksi-seksi pelayanan dan penunjang medis keperawatan dan kepala bidang keperawatan, kepala ruangan pelayanan medis dan penunjang medis.


(33)

c. Menyusun petunjuk teknis pelayanan yang nantinya menjadi standar yang harus ditaati.

5. Kabag Tata Usaha dan Personalia

Adapun tugas dan wewenang Kabag Tata Usaha dan Personalia adalah:

a. Mengatur, menyusun, menyimpan dan mengamankan arsip/dokumentasi seluruh kegiatan Rumah Sakit sehingga data berdaya guna secara optimal. b. Membantu kabag penunjang medic menghubungan bagian-bagian lain

dalam mengadakan kontak dengan Rumah Sakit lain dan juga perusahaan dan instansi pemerintah.

c. Mengusulkan pengangkatan promosi dan pemberhentian pegawai di lingkungan administrasi.

6. Kabag Keuangan

Adapun tugas dan wewenang Kabag Keuangan adalah:

a. Memimpin, mengkoordinasi dan menyelenggarakan pengelolaan keuangan dan akutansi untuk Rumah Sakit.

b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan mengenai pengelolaan keuangan dan penyelenggaraan akutansi Rumah Sakit.

c. Menyusun rencanan anggaran pendapatan/biaya tahunan. d. Menyusun laporan keuangan secara berkala.

7. Kabag Keperawatan

Adapun tugas dan wewenang Kabag Keperawatan adalah:

a. Menyelenggarakan, mengawasi serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.


(34)

b. Secara teknis operasional bertanggung jawab kepada dokter penanggung jawab/ dokter yang berwenang/ kepala SMF.

c. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan yaitu: 1. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Mengawasi serah terima setiap dinas pagi.

3. Membimbing dalam penerapan proses keperawatan dan memulai pelaksanaan asuhan keperawatan.

4. Mengadakan diskusi untuk pemecahan bersama masalah yang ada d. Mengkoordinir/mengatur tenaga keperawatan yaitu:

1. Membuat daftar dinas

2. Mengatur pembagian tenaga setiap hari 3. Mengatur cuti tahunan

4. Memperhatikan kesejahteraan tenaga keperawatan 5. Orientasi tenaga baru.

e. Mengatur pengendalian logistik yaitu:

1. Mengatur kelengkapan inventaris keuangan.

2. Mengawasi kelengkapan kebutuhan sehari-hari termasuk makan pasien untuk ruangan rawat inap.

3. Mengajukan permintaan kebutuhan alat-alat ruangan dan makan pasien untuk rawat inap.


(35)

f. Mengatur mengendalikan kebersihan ruangan yaitu: 1. Mengatur tenaga kebersihan.

2. Mengawasi perlengkapan alat-alat diruangan. 3. Menilai dan melaporkan pelaksanaan kebersihan g. Mengadakan koordinasi yaitu:

1. Mengadakan rapat dengan staf ruangan satu kali sebulan dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

2. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan.

h. Pencatatan dan pelaporan yaitu: 1. Membuat laporan ruangan 2. Membuat laporan harian

3. Membuat laporan sensus harian

4. Membuat laporan-laporan berkala/bulan. 5. Mencatat dan merinci pembayaran pasien i. Inventaris ketenagaan asuhan keperawatan yaitu:

1. Ketenagaan

2. Asuhan keperawatan. 8. Perawat Rawat Jalan

Adapun tugas dan wewenang Perawat Rawat Jalan adalah:

a. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala rawat jalan.


(36)

b. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter poliklinik di unit rawat jalan.

c. Melaksanakan asuhan keperawatan di unit rawat jalan.

d. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan poliklinik untuk kelancaran pelayanan serta memudahkan pasien menerima pelayanan dengan cara: 1. Mengawasi kebersihan lingkungan.

2. Mengatur tata ruang poliklinik agar memudahkan dan memperlancar pelayanan yang diberikan kepada pasien.

3. Memeriksa persiapan peralatan yang diperlukan dalam memberikan pelayanan.

e. Mengkaji kebutuhan pasien dengan cara:

1. Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan keluhan utama).

2. Melaksanakan anamesa sesuai batas kemapuan dan kewenangan meliputi:

a. Alasan kunjungan ke poliklinik. b. Saat dirasakan timbulnya keluhan. c. Riwayat keluhan.

d. Upaya yang telah dilakukan.


(37)

f. Membantu pasien selama pemeriksaan dokter antara lain:

1. Memanggil pasien dan dipersilahkan masuk ke ruang pemeriksaan. 2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan pemeriksaan

yang akan dilakukan.

3. Menyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan dengan cara: a. Mengatur posisi pasien


(38)

Yayasan Artha Medica Lestari Direktur

SPI Komite Medik

Sub Komite Kredensial Sub Komite Mutu Sub Komite Etik & Hukum

SMF Bedah SMF Non Bedah SMF Umum dan Gigi Kabag Pelayanan Medik Kabag Keperawatan Kabag Penunjang

Medik Kabag Keuangan

Kabid Tata Usaha & Personalia Mutu Keperawatan Chemical Instruktur Diklat Keperawatan Asuhan Keperawatan Logistik Keperawatan Etika Keperawatan Ka. Ruangan Rawat Jalan Ka. Ruangan Rawat Inap Ka. Instalasi Gawat Darurat Ka. Ruangan Kamar Bersalin Ka. Ruangan Neonaty/ Nicu Ka. Ruangan

Operasi Ka. Ruangan ICU

Seksi Pengembangan peralatan Seksi Ketenagaan & Pengendalian Mutu Pelayanan

Ka. Instalasi Radiologi

Ka. Instalasi

Farmasi Ka. Diklat

Ka. Instalasi

Laboratorium Ka. Instalasi Gizi Ka. Instalasi Rekam Medik Ka. Bendahara &

Kasir Ka. Penata Rekening Ka. Informasi Teknologi Ka. Pemeliharaan Sarana, Prasarana & Alat Medik/

Non Medik

Ka. Pemeliharaan & Gudang

Koordinator Gudang

Ka. Keamanan / Transportasi

Ka. Marketing & Humas

Ka. Pengawas Umum / Kesehatan

Supir Informasi & Pendaftaran Informasi & Pendaftaran Informasi & Pendaftaran Gambar 2.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai


(39)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Manajemen Sumber Daya Manusia3

3

Anindya Irawati,” Pengaruh Beban Kerja Terhadap Produktifitas Karyawan Sentra Kredit Konsumen (SKK) Tahun 2012”, (Bandung: ITM, 2012)

Salah satu bidang manajemen yang terpenting adalah manajemen yang mengatur unsur-unsur manusia sebagai salah satu sumber daya organisasi. Manajemen ini disebut dengan Manajemen Sumber Daya Manusia, yang menganggap bahwa sumber daya manusia merupakan aset utama organisasi yang selalu berperan aktif dan dominan karena tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya peranan manusianya baik sebagai perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan perusahaan itu (Raharjo, 2010:177).

Handoko (2008:4) mendefinisikan “manajemen sumber daya manusia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan individu maupun organisasi” . Secara sederhana pengertian manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan sumber daya manusia. Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat menentukan.


(40)

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya. Semua potensi yang ada tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuannya (Gomes, 2003:2). Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengelola, memanfaatkan, dan mengatur penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.

Menurut Dessler (Raharjo 2010:177-178) seorang manajer personalia harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen antara lain:

a. Perencanaan (planning), yakni merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan secara efektif dan efisien dalam membantu tewujudnya suatu perusahaan.

b. Pengorganisasian (organizing), adalah kegiatan yang mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi, wewenang, integrasi, dan koordinasinya dalam bagan organisasi dimana organisasi hanya alat untuk mencapai tujuan.

c. Pengarahan (directing), yakni mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.


(41)

3.2. SDM Kesehatan4

3.3. Beban Kerja

Berdasarkan World Healt Organization (WHO), SDM Kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, manajemen serta tenaga pendukung lainnya (WHO,2006). Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang memperoleh pendidikan baik formal maupun nonformal yang mendedikasikan diri dalam berbagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

5

4

Anna Kurniati” Kajian SDM Kesehatan Di Indonesia”, (Jakarta: Salemba Medika, 2012)

5

Anindya Irawati” Pengaruh Beban Kerja Terhadap Produktifitas Karyawan Sentra Kredit Konsumen (SKK) Tahun 2012”, (Bandung: ITM, 2012)

Upaya perampingan perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi menyebabkan perubahan beban kerja yang berdampak terhadap produktivitas tenaga kerja yang ada (Juniarto, 2011). Perubahan dapat diartikan dari bentuk lama menjadi bentuk baru, atau dari konsep yang kaku menjadi konsep yang dinamis, dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran (output) yang lebih baik dari sebelumnya (Edison, 2009:85).


(42)

Menpan (Dhania, 2010:2) mendefinisikan beban kerja sebagai sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Philips (2000:315) mendefinisikan beban kerja sebagai reaksi tubuh manusia ketika melakukan pekerjaan eksternal. Meshkati (Widyanti dkk, 2010:1) mendefinisikan beban kerja sebagai kemampuan pekerja untuk menyelesaikan tuntutan pekerjaannya. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Namun sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang lebih.

6

dikelompokkan menjadi tindakan keperawatan langsung (tugas pokok) dan tindakan keperawatan tidak langsung (tugas penunjang) merupakan kegiatan produktif tenaga keperawatan. Kegiatan non keperawatan merupakan kegiatan non produktif tenaga keperawatan.

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Pengukuran beban kerja obyektif dilakukan untuk mengetahui penggunan waktu tenaga keperawatan dalam melaksanakan kegiatan produktif dan non produktif pada setiap shift kerja yaitu shift pagi, sore dan malam (Marquish,2010).

Beban kerja obyektif dinyatakan dalam bentuk proporsi waktu kerja yang

6

Ni Luh Ade Kusuma Ernawati,” Kebutuhan Rill Tenaga Perawat dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)”, (Jakarta: Universitas Airlangga, 2011)


(43)

3.4. Teknik Sampling7

1. Pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling), yaitu suatu cara pengambilan sampel sebanyak n yang dipilih dari populasi dengan N elemen secara acak sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih. Misalnya secara teoritis, sampel yang terdiri dari pelemparan uang logam merupakan sampel acak karena pada setiap pelemparan, sisi 0 (kepala) atau 1 (ekor) dari uang logam tersebut memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih.

3.4.1. Pengambilan Sampel Secara Acak

Pengambilan sampel secara acak (Random Sampling atau Probability Sampling), merupakan suatu pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama (equal chance) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya setiap elemen mempunyai probabilitas yang sama untuk terpilih.

Sebenarnya penentuan cara pemilihan tergantung sepenuhnya pada orang yang mengumpulkan data. Namun, jika menggunakan probability sampling, bisa menggunakan metode analisis statistik, bisa menguji hipotesis, membuat perkiraan interval, serta bisa menguji besarnya kesalahan perkiraan. Pengambilan sampel secara acak (Random Sampling atau Probability Sampling) terdiri dari:

2. Pengambilan sampel acak sistematis (Systematic Sampling), yaitu suatu sampling dimana pengambilan elemen pertama sebagai anggota sampel

7


(44)

dipilih secara acak, sedangkan pemilihan elemen-elemen berikutnya ditentukan secara sistematis, dengan menggunakan interval tertentu sebesar k. 3. Pengambilan sampel acak stratifikasi adalah suatu cara pengambilan sampel dari suatu populasi di mana populasinya dibagi-bagi terlebih dahulu menjadi kelompok-kelompok yang (relatif) homogen, kemudian dari masing-masing kelompok, yang dinamakan stratum, diambil sampel secara acak.

4. Pengambilan sampel acak gugus (Cluster Sampling), yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan penentuan dan pemilihan lokasi/wilayah tertentu atau menggunakan lokasi geografis sebagai dasarnya.

3.4.2. Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak

Pengambilan sampel secara tidak acak (Non-random Sampling), merupakan suatu cara pemilihan elemen untuk menjadi anggota sampel kalau setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama (unequal chance). Cara tidak acak lebih bersifat subjektif dan samplingnya disebut non-probability sampling.

Pengambilan sampel secara tidak acak (Non-random Sampling), terdiri dari:

1. Purposive atau Judgement Sampling sering juga disebut selected sampling, yaitu suatu sampling dimana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel didasarkan atas pertimbangan yang tidak acak. Misalnya akan diadakan penelitian tentang penerimaan masyarakat terhadap suatu jenis kosmetik. Para ahli biasanya selalu mengambil segolongan orang yang selalu


(45)

memakai kosmetika, jadi tidak seluruh penduduk kota akan diambil sebagai pilihan.

2. Quota Sampling hampir sama dengan sampling acak berlapis tetapi pemilihan-pemilihan elemen dari setiap stratum tidak ditentukan secara acak, sedangkan jumlah elemen dari setiap stratum ditentukan berdasarkan quota. Misalnya akan diadakan penelitian tentang masalah Keluarga Berencana, maka dilakukan pengelompokan golongan penduduk berdasarkan suku. Dari tiap golongan diambil dengan cara sebanding dari jumlah keseluruhan.

3. Convenience dimana pemilihan terhadap suatu elemen dilakukan secara kebetulan. Misalnya diambil anggota yang mewakili populasi, kemudian sampel akan diambil dengan cara menutup mata dan dipanggil mahasiswa yang akan ditanyai.

4. Snowball dimana pemilihan pertama dilakukan terhadap satu elemen dan kemudian elemen tersebut memperbanyak jumlahnya dengan mencari anggotanya sendiri. Misalnya, pertama-tama dalam penentuan sampel dipilih satu orang atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya yang dijadikan sampel.


(46)

3.5. Pengukuran Kerja Dengan Metode Sampling Pekerjaan (Work Sampling)8

1. Mengukur “ratiodelay”dari sejumlah mesin, karyawan/operator, atau fasilitas kerja lainnya. Sebagai contoh ialah untuk penentuan prosentase dari jam atau hari dimana mesin atau orang benar-benar terlibat dalam aktivitas kerja, dan Sampling atau dalam bahasa asingnya sering disebut dengan work sampling, Ratio Delay Study, atau Random Observation Methode adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja ini seperti halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti (Stop Watch Time Study) diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung, karena pelaksanaan kegiatan pengukuran secara langsung di tempat kerja yang diteliti.

Pengambilan sampel dibenarkan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang tidak memungkinkan untuk melakukan pengamatan terhadap seluruh anggota populasi. Sampling kerja sangat cocok digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang. Sampling dilakukan secara sesaat-sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Oleh karena itu penggunaan tabel acak sangat diperlukan dalam metode ini.

Kegunaan metode work sampling adalah:

8


(47)

prosentase dimana sema sekali tidak ada aktivitas kerja,dan prosentase dimana sama sekali tidak ada aktivitas yang dilakukan (menganggur atau idle). 2. Menetapkan performance level dari seseorang selama waktu kerjanya

berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan-pekerjaan manual.

3. Menetukan waktu baku untuk suatu proses/operasi kerja seperti halnya yang bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.

3.5.1. Sampling Pendahuluan

Pada langkah ini dilakukan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas operator yang diamati untuk selang waktu yang diambil secara acak. Untuk itu sebuah sampling pekerjaan juga menuntut penghitungan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan.

Semua kegiatan–kegiatan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut disebut kegiatan produktif dan yang lainnya disebut kegiatan nonproduktif.

Dalam penentuan kerja yang menganggur (idle) dan bekerja (work) terlebih dahulu tetapkan definisi work dan idle itu sendiri. Setelah itu dicatat kegiatan work dan idle serta ditentukan persentasenya.

3.5.2. Pengujian Keseragaman Data

Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama.


(48)

Melalui pengujian ini dapat dideteksi adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang di luar batas kendali (out of control) yang dapat digambarkan pada peta kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu ditentukan batas-batas kontrolnya dengan memakai rumus sebagai berikut:

h pi p=

;

���=�̅+���̅(1− �̅)

�� ��� =�̅ − ���̅(1− �̅)

�� Keterangan:

pi = persentase produktif di hari ke-i

ni = jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i

k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan n = rata-rata jumlah pengamatan keseluruhan

h = jumlah hari pengamatan

p = persentase rata-rata waktu produktif yang diamati

3.5.3. Perhitungan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

1. Tingkat ketelitian (degreeofaccuracy) dari hasil pengamatan h

ni

=


(49)

2. Tingkat keyakinan (levelofconvidence) dari hasil pengamatan

Dengan asumsi bahwa terjadinya kegiatan seorang operator saat bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal. Untuk mendapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari dengan rumus :

s²p p) -k²(1 '= N

Dimana :

N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja

s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki

p = Persentase waktu produktif yang diamati

k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

yang diperoleh dari tabel normal.

Untuk menetapkan berapa jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan (N) maka harus diputuskan terlebih dahulu berapa tingkat kepercayaan (convidence level) dan derajat ketelitian (degree of accuracy) untuk pengukuran kerja tersebut. Didalam aktifitas pengukuran kerja biasanya akan diambil 95% convidence level dan 5% degree of accuracy. Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 95 dari 100 harga rata-rata dari hasil pengamatan yang dicatat akan memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5%. Besar N’ (jumlah pengamatan yang harus dilakukan) harus lebih kecil dari besar N (jumlah pengamatan yang sudah


(50)

dilakukan) (N’≤N). Apabila kondisi yang diperoleh adalah N’ lebih besar dari N (N’≥N), maka pengamatan harus dilakukan lagi. Sebaliknya jika harga N’ lebih kecil daripada N (N’≤N) maka pengamatan yang dilakukan telah mencukupi sehingga data bisa memberikan tingkat keyakinan dan ketelitian yang sesuai dengan yang diharapkan.

3.6. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Yang dibutuhkan dalam melakukan pengukuran - pengukuran dalam sampling pekerjaan ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya maka harus diadakan pengukuran - pengukuran. Yang ideal tentunya dilakukan pengukuran- pengukuran yang sangat banyak (sampai tak terhingga kali misalnya), karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tak mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga, dan tentunya biaya. Namun sebaliknya jika dilakukan beberapa kali pengukuran saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar. Sehingga yang diperlukan adalah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga, dan biaya yang besar tetapi hasilnya dapat dipercaya. Jadi walaupun jumlah pengukuran tidak berjuta kali, tetapi jelas tidak beberapa kali saja.

Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak sekali ini, pengukur akan kehilangan sebagian kepastian akan ketetapan/ rata- rata waktu penyelesaian yang sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur. Tingkat ketelitian dan


(51)

pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak.

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen (dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari). Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan si pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Inipun dinyatakan dalam persen.

3.7. Workload Indicator Staff Need (WISN)9

Penetapan jumlah perawat di Rumah Sakit disesuaikan dengan kategori yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit. Sejumlah praktisi, peneliti dan asosiasi telah melakukan riset untuk dapat menghitung kebutuhan tenaga perawat dengan mengembangkan metode untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat. Ada beberapa metode yang dipakai sebagai acuan untuk mennghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat. Menurut SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 81/Menkes/SK/I/2004 salah satu metode yang telah dikembangkan Departemen Kesehatan untuk menghitung kebutuhan

9

Departemen Kesehatan RI,” Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kab/Kota Serta Rumah Sakit”, (Jakarta: Depkes RI, 2004)


(52)

tenaga rumah sakit adalah metode Work Load Indicator Staff Need (WISN), yang berakar pada beban kerja personel.

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

Pada dasarnya metode WISN ini dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, atau bahkan dapat digunakan untuk kebutuhan tenaga di Kantor Dinas Kesehatan (Peter J. Shipp, 1998).

Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu:

langkah, yaitu :

1. Menetapkan waktu kerja tersedia;

Adapun rumus waktu kerja tersedia yaitu:

Waktu kerja tersedia = (A - (B+C+D+E)) x F

A = Hari kerja (6 hari kerja/minggu)

B = Cuti tahunan


(53)

D = Hari libur nasional

E = Ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu satu tahun, karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa pemberitahuan atau izin).

F = Waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari adalah 7 - 8 jam)

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada pasien, keluarga dan masayarakat di dalam dan di luar RS.

3. Menyusun standar beban kerja

Standard beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. Standard beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.

Adapun rumus perhitungan standard beban kerja adalah sebagai berikut:

Standard Beban Kerja

Pokok Kegiatan Peraturan

waktu rata

-Rata

Tersedia Kerja

Waktu

=


(54)

Penyusunan standard kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun standard kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini.

Standard Kelonggaran

Tersedia Kerja

Waktu

n Kelonggara Faktor

-Per Waktu rata

-Rata

=

5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

Rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja per unit yaitu:

Kebutuhan SDM Standar Kelongggaran

Kerja Beban Standard

Pokok Kegiatan

Kuantitas

+ =


(55)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan teori-teori pendukung dalam pemecahan masalah, dan melakukan pengumpulan data baik melalui literatur maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan data sampai kepada penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Artha Medica Jl. Samanhudi No. 22 Binjai pada instalasi rawat jalan. Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan November 2013.

4.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi


(56)

tentang keadaan secara objektif dengan menggunakan metode Work Sampling dan Workload Indicator Staff Need (WISN).

4.3.Rancangan Penelitian

Objek yang diteliti adalah beban kerja perawat pada instalasi rawat jalan. Pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan perawat.

Pengumpulan data beban kerja obyektif perawat dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan dengan metode work sampling. Dalam 1 hari peneliti mengamati satu orang perawat. Pengamatan disesuaikan dengan jam kerja tenaga perawat pada instalasi rawat jalan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus perhitungan jumlah tenaga kerja dari Workload Indicator Staff Need (WISN).

4.4.Instrumen Penelitian 1. Microsoft Exxel 2007

Microsoft Exxel 2007 digunakan untuk membangkitkan bilangan random. 2. Form Pengamatan

Form Pengamatan digunakan untuk mencatat aktivitas yang dilakukan oleh tenaga perawat pada instalasi rawat jalan.


(57)

4.5.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah tenaga kerja perawat pada instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai.

Jenis pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Probability Sampling, yakni systematic sampling. Pada metode systematic sampling, pengambilan sampel dari populasi dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke n dari populasi tersebut mulai dari urutan yang dipilih secara random diantara nomor 1 hingga n. (Sukaria Sinulingga, 2011)

4.6. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menggambarkan konsep berpikir dalam melakukan penelitian secara sistematis. Adapun gambar kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Beban Kerja Perawat

Penentuan Jumlah Perawat Pengukuran

Waktu Kerja

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat

Jalan

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual penelitian tersebut maka yang menjadi inti permasalahan adalah menganalisis kebutuhan real tenaga kerja perawat pada instalasi rawat jalan. Hal ini dipengaruhi oleh beban kerja perawat pada instalasi


(58)

rawat jalan. Oleh karena itu untuk mengukur beban kerja fisik dari perawat pada instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai digunakan pendekatan work sampling dan menentukan kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan perhitungan Workload Indicator Staff Need (WISN) .

4.7. Variabel Penelitian

Menurut hubungan antara satu variabel dangan variabel yang lain, variabel-variabel penelitian dibagi atas :

1. Variabel independen (predictor variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel independen pada penelitian ini berupa jumlah kunjungan pasien rawat jalan. 2. Variabel dependen (criterion variable) adalah variable yang nilai atau

valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variable lain. Variabel dependen (terikat) pada penelitian ini berupa beban kerja.

3. Variabel Intervening.

Variabel intervening adalah suatu faktor yang secara teoritis yang mempengaruhi fenomena yang di observasi (hubungan antara variabel dependen dan variabel independen menjadi sifat yang tidak langsung). Adapun variabel intervening pada penelitian ini yaitu pengukuran waktu kerja.


(59)

Pengamatan dan pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan urutan kegiatan sebagai berikut.

1. Pengamatan pendahuluan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai adalah dengan mengamati kegiatan perawat dan job description perawat rawat jalan.

2. Melakukan pre work sampling yaitu : a. Penentuan Jumlah Pengamatan.

Penentuan jumlah pengamatan didapat berdasarkan rumus penentuan jumlah sample dan kemudian dilakukan pembangkitan bilangan random untuk mendapatkan waktu pengamatan.

b. Penentuan waktu pengamatan

Penentuan waktu pengamatan dilakukan berdasarkan jumlah jam kerja yang disesuaikan dengan interval waktu yang ditetapkan. Bantuan bilangan acak digunakan untuk menetapkan waktu pengamatan terpilih. c. Penentuan aktivitas work dan idle.

Penentuan aktivitas work dan idle dilakukan untuk memisahkan kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori work atau idle

3. Pelaksanaan Work Sampling a. Pengamatan work sampling

Pengamatan work sampling dilakukan kepada satu orang perawat pada instalasi rawat jalan setiap hari untuk masing-masing shift selama 4 hari untuk mengetahui pola kegiatan perawat tersebut.


(60)

Penentuan allowance dilakukan untuk mengetahui seberapa besar allowance yang diperlukan.

4. Pengambilan data untuk perhitungan menggunakan metode Workload Indicator Staff Need (WISN)


(61)

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan

Studi Pendahuluan

1. Kondisi Rumah Sakit 2. Informasi pendukung

Data Sekunder

1. Gambaran Umum Rumah Sakit - Sejarah Singkat Rumah Sakit - Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit - Lokasi Rumah Sakit

- Pelayanan Rumah Sakit - Jumlah Tenaga Kerja - Struktur Organisasi 2.Data perhitungan WISN - hari kerja selama setahun - cuti tahunan

- pendidikan dan pelatihan - hari libur nasional - ketidakhadiran kerja - waktu kerja

- kuantitas kegiatan pokok

Pengolahan Data

I. Perhitungan work sampling - Pengukuran Waktu Produktif - uji keseragaman data - uji kecukupan data

- Perhitungan Derajat Ketelitian

II. Perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan WISN - penenetapan waktu kerja tersedia

- penetapan unit kerja

- perhitungan standard beban kerja - perhitungan standard kelonggaran - perhitungan kebutuhan tenaga perawat

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Studi Literatur

1. Metode pemecahan masalah 2. Teori pendukung

Data Primer

1.Data Pengamatan Work Sampling - penentuan jumlah pengamatan - penentuan waktu pengamatan - penentuan aktivitas Work dan Idle - penentuan allowance

Pengumpulan Data


(62)

4.9. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung dengan cara wawancara dan pengamatan terhadap beban kerja tenaga perawat di instalasi rawat jalan.

2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Data yang diperoleh melalui dokumen Rumah Sakit seperti sejarah Rumah Sakit, lokasi Rumah Sakit, visi, misi dan Motto Rumah Sakit, pelayanan Rumah Sakit, jumlah tenaga kerja struktur organisasi, hari kerja selama setahun, cuti tahunan, lama pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional, ketidakhadiran kerja, waktu kerja, kuantitas kegiatan pokok.

4.10. Metode dan Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan adalah metode work sampling untuk mendapatkan pola kegiatan perawat dan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat jalan di.


(63)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi (Pengamatan), yaitu melakukan pengamatan secara langsung

dengan metode work sampling untuk mendapatkan pola kegiatan (beban kerja) perawat di instalasi rawat jalan.

2. Dokumentasi Rumah Sakit, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan mencatat data-data dokumentasi Rumah Sakit yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

4.11. Pengolahan Data

Pada tahap ini, data yang diperoleh dari pengukuran waktu kerja dengan metode work sampling digunakan untuk perhitungan beban kerja masing-masing perawat dan penentuan kebutuhan tenaga perawat dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN).

4.11.1.Pengukuran Menggunakan Metode Work Sampling

Untuk mengetahui persentase waktu produktif karyawan, maka dilakukan pengukuran waktu kerja dengan metode work sampling dan melakukan pengujian data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengambilan data waktu waktu kerja menggunakan metode sampling kerja 2. Perhitungan persentase waktu produktif dan uji keseragaman data

Perhitungan persentase waktu produktif agar dapat diketahui rata-rata persentase waktu produktif yang digunakan karyawan untuk bekerja selama jam kerja.


(64)

Persentase waktu produktif dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% 100 x Pengamatan

Jumlah

idle Aktivitas

-Pengamatan Jumlah

Produktif = Waktu

Persentase

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan telah seragam atau belum, ditandai dengan tidak adanya data yang out of control. Uji keseragaman data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%. Untuk uji keseragaman data digunakan persamaan sebagai berikut :

���=�̅+���̅(1−�̅) �� ���= �̅ − ���̅(1−�̅)

�� Dimana :

p = persentase waktu produktif rata-rata perawat

n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan

k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang

diambil.

3. Uji kecukupan data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah pengamatan yang dilakukan telah mencukupi untuk mewakili data yang dibutuhkan pada


(65)

penelitian atau tidak. Dimana jika pengamatan yang seharusnya dilakukan (N’) lebih kecil dari jumlah pengamatan yang telah dilakukan (N) atau (N’<N) maka data telah mencukupi dan pengamatan dihentikan. Uji kecukupan data dilakukan dengan persamaan :

s²p p) -k²(1 '= N

Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja

s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki (bentuk desimal)

p = persentase waktu produktif karyawan rata-rata (bentuk desimal)

k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

yang diambil.

4. Setelah data seragam dan cukup, lalu dilakukan perhitungan tingkat ketelitian hasil pengamatan.

s=

Dimana : s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki

p = persentase terjadinya kejadian yang diamati

N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan untuk sampling kerja

k = harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan


(66)

Adapun langkah-langkah pengolahan data pengukuran waktudapat di lihat pada Gambar 4.3.

Langkah Persiapan Awal

- Catat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati

- Rencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip randomisasi

Pengamatan Awal

- Laksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara acak (N pengamatan)

- Hitung pengamatan awal untuk N pengamatan tersebut

- Perhitungan persentase waktu produktif karyawan - Uji keseragaman data, buang data ekstrim - Uji kecukupan data

N’ ≤ N

N’ = N + n

Perhitungan tingkat ketelitian hasil pengamatan YA

TIDAK

Analisa Kesimpulan

Gambar 4.3. Langkah-langkah Pengukuran Waktu

Sumber: Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja


(67)

4.11.2.Penentuan Kebutuhan Perawat dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)

Langkah perhitungan kebutuhan tenaga perawat pada instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai berdasarkan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) dapat dilihat pada Gambar 4.4.

4.12. Analisa Pembahasan Masalah

Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dari pengolahan data, yaitu dengan menganalisis kondisi aktual di lapangan berupa beban kerja tenaga perawat pada instalasi rawat jalan saat ini. Kemudian menentukan beban kerja produktif dan non produktif dengan metode Work Sampling dan metode WISN (Workload Indicator Staf Need). Menganalisis kebutuhan tenaga perawat dengan jumlah perawat rawat jalan yang sudah ada dengan metode WISN (Workload Indicator Staf Need) sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Menganalisis nilai kelonggaran. Menganalisis kebutuhan SDM serta upaya peningkatan mutu pelayanan.

4.13. Kesimpulan dan Saran

Langkah akhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi hal-hal penting dalam penelitian tersebut. Selain itu, pemberian saran kepada pihak Rumah Sakit diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit


(68)

Menetapkan Waktu Kerja Tersedia

Waktu Kerja Tersedia = (A-(B+C+D+E))xF, dimana: A = Hari Kerja Mungkin Dalam Setahun

B = Cuti Tahunan

C = Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Dengan Aturan Rumah Sakit D = Hari Libur Nasional

E = Ketidakhadiran kerja karena sakit, izin dan lain sebagainya F = Waktu Kerja Dalam Satu hari

Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM

- unit kerja dan jumlah sdm

Menyusun Standar Beban Kerja

- Kegiatan Pokok

- Rata-Rata Waktu Untuk Menyelesaikan Kegiatan Pokok - Standar Beban Kerja dengan rumus:

Standar Beban Kerja = Waktu Kerja Tersedia Rata-Rata Waktu – Kegiatan Pokok

Penyusunan Standar Kelonggaran

Standar Kelonggaran = Rata-Rata Waktu Per – Faktor Kelonggaran Waktu Kerja Tersedia

Kebutuhan SDM

Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran Standar Beban Kerja

Mulai

Selesai

Gambar 4.4. Langkah-Langkah Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)


(69)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pengumpulan Data dengan Metode Work Sampling

Pengumpulan data dengan work sampling bertujuan untuk mengukur beban kerja dari perawat. Sebelum melakukan work sampling hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jadwal pengamatan. Penentuan jadwal pengamatan bertujuan untuk mendapatkan waktu pengamatan secara random yang akan digunakan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh para perawat. Pengamatan dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB kemudian dilanjutkan lagi pada pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB untuk shift 1 dan pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 13:00 WIB kemudian dilanjutkan lagi pada pukul 14:00 WIB sampai dengan pukul 19:00 WIB untuk shift 2. Dengan interval waktu pengamatan selama 1 menit. Penentuan jadwal pengamatan diperoleh melalui metode randominisasi yakni dengan menggunakan Microsoft Excel.

Untuk menentukan banyaknya bilangan random yang dibutuhkan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut.

N = Total waktu kerja X 60 menit

∆t

= 8 jam X 60 menit

1 = 480


(70)

Maka satu hari kerja (8 jam) mempunyai 480 satuan waktu. Ini berarti jumlah pengamatan per hari tidak lebih dari 480 kali. Untuk mengetahui jumlah sampel pengamatan maka dihitung dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut.

n

=

N

1+(N x S2)

=

480

1+(480 x 0.052)

= 218,18 pengamatan ≈ 219 pengamatan

Maka jumlah sampel pengamatan dalam satu hari yaitu sebanyak 219 pengamatan. Waktu pengamatan untuk shift I dan shift II dapat dilihat pada Tabel 5.1. dan Tabel 5.2.

Tabel 5.1. Waktu Pengamatan Shift I

Shift I Shift I

No

08.00 - 17.00 (∆T = 1 Menit)

No

08.00 - 17.00 (∆T = 1 Menit) Bilangan Random Waktu Pengamatan Bilangan Random Waktu Pengamatan

1 0 8:00:00 16 43 8:43:00

2 1 8:01:00 17 44 8:44:00

3 2 8:02:00 18 45 8:45:00

4 4 8:04:00 19 46 8:46:00

5 5 8:05:00 20 47 8:47:00

6 6 8:06:00 21 55 8:55:00

7 18 8:18:00 22 76 9:16:00

8 20 8:20:00 23 77 9:17:00

9 21 8:21:00 24 78 9:18:00

10 25 8:25:00 25 79 9:19:00

11 28 8:28:00 26 80 9:20:00

12 30 8:30:00 27 81 9:21:00

13 31 8:31:00 28 82 9:22:00

14 37 8:37:00 29 83 9:23:00


(71)

Tabel 5.1. Waktu Pengamatan Shift I (Lanjutan)

Shift I Shift I

No

08.00 - 17.00 (∆T = 1 Menit)

No

08.00 - 17.00 (∆T = 1 Menit) Bilangan Random Waktu Pengamatan Bilangan Random Waktu Pengamatan

31 99 9:39:00 66 169 10:49:00

32 101 9:41:00 67 170 10:50:00

33 102 9:42:00 68 171 10:51:00

34 103 9:43:00 69 183 11:03:00

35 104 9:44:00 70 184 11:04:00

36 106 9:45:00 71 185 11:05:00

37 117 9:57:00 72 186 11:06:00

38 118 9:58:00 73 191 11:11:00

39 120 10:00:00 74 192 11:12:00

40 122 10:02:00 75 193 11:13:00

41 123 10:03:00 76 194 11:14:00

42 124 10:04:00 77 195 11:15:00

43 125 10:05:00 78 198 11:18:00

44 127 10:07:00 79 199 11:19:00

45 128 10:08:00 80 200 11:20:00

46 130 10:10:00 81 201 11:21:00

47 132 10:12:00 82 202 11:22:00

48 134 10:14:00 83 203 11:23:00

49 136 10:16:00 84 204 11:24:00

50 137 10:17:00 85 205 11:25:00

51 138 10:18:00 86 206 11:26:00

52 139 10:19:00 87 207 11:27:00

53 140 10:20:00 88 208 11:28:00

54 141 10:21:00 89 209 11:29:00

55 151 10:31:00 90 210 11:30:00

56 152 10:32:00 91 214 11:33:00

57 153 10:33:00 92 215 11:35:00

58 155 10:35:00 93 217 11:37:00

59 157 10:37:00 94 218 11:38:00

60 158 10:38:00 95 220 11:40:00

61 159 10:39:00 96 221 11:41:00

62 160 10:40:00 97 222 11:42:00

63 161 10:41:00 98 223 11:43:00

64 167 10:47:00 99 224 11:44:00


(1)

kerja yang tersedia maka semakin besar beban kerja yang akan dipikul dan pada akhirnya semakin besar kebutuhan SDM nya.

Standar beban kerja diperoleh dari hasil pembagian waktu kerja tersedia dibagi rata-rata kegiatan pokok. Ini berarti bila rata-rata waktu kegiatan pokoknya besar maka standar beban kerjanya kecil, sebaliknya bila rata-rata waktu kegiatan pokoknya kecil maka standar beban kerjanya besar. Besar standar beban kerja akan turut menentukan besarnya kebutuhan SDM. Rata –rata standar kegiatan diperoleh dari hasil pengamatan work sampling berupa kegiatan (work) selama 4 hari yaitu sebesar 204 menit/hari. Dengan demikian diperoleh standar beban kerja sebesar 2,051.

Besarnya standar kelonggaran diperoleh dari hasil pembagian rata-rata kegiatan pokok dibagi waktu kerja tersedia. Rata –rata standar kegiatan diperoleh dari hasil pengamatan work sampling berupa kegiatan tidak produktif (idle) selama 4 hari yaitu sebesar 14,25 menit/hari. Dengan demikian diperoleh standar kelonggaran sebesar 0,034 atau sebesar 3,4 %. Artinya perawat pada instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Artha Medica memiliki waktu produktif sebesar 96,6 %.

Dari perhitungan kebutuhanan tenaga perawat diperoleh jumlah perawat sebesar 1,118. Dengan kelebihan 0,118 maka jumlah perawat yang dibutuhkan sebesar 2 orang. Jumlah perawat yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan perawat pada instalasi rawat jalan untuk melayani pasien di seluruh poliklinik.


(2)

6.3. Analisis Nilai Kelonggaran

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 4 hari dengan work sampling maka allowance yang diberikan kepada kedua perawat rawat jalan sebesar 9 % sedangkan dengan perhitungan Workload Indikator Staf Need (WISN) allowance yang diperoleh sebesar 3,4 %. Artinya allowance yang diperoleh dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) jauh lebih kecil dari

allowance yang diberikan berdasarkan pengamatan langsung dengan metode

Work Sampling terhadap beban kerja perawat. Kecilnya allowance yang diperoleh dari perhitungan WISN dikarenakan nilai idle yang diperoleh dari pengamatan harus dibagi dengan waktu kerja selama setahun. Apabila dalam perhitungan kebutuhan perawat dengan metode WISN (Workload Indicator Staff Need)

digunakan allowance 9% maka diperoleh 2,714 orang. Dengan kelebihan 0,714 maka kebutuhan perawat sebesar 3 orang.

6.4. Analisis Kebutuhan SDM

Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga perawat pada instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai dengan menggunakan metode

WISN (Workload Indicator Staf Need) 11

11

Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.81/MENKES/SK/I/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.. Jakarta: Depkes.

di peroleh kebutuhan tenaga perawat sebesar 1,118 orang. Jika pihak Rumah Sakit hanya menggunakan 1 orang perawat setiap hari maka perawat tersebut akan melakukan kerja lembur dan mengakibatkan perawat tersebut akan mengalami kelelahan fisik dan kejenuhan. Untuk mengatasi kelebihan waktu kerja maka jumlah perawat yang dibutuhkan


(3)

sebesar 2 orang. Selama ini instalasi rawat inap memiliki 2 orang perawat. Kedua perawat ini masih mampu melayani pasien di seluruh poliklinik dikarenakan jam kedatangan pasien berbeda-beda. Bila kedatangan pasien bersamaan di 3 poliklinik atau lebih maka instalasi rawat jalan akan meminta tambahan perawat dari bagian UGD. Namun apabila saat yang bersamaan di bagian UGD terdapat banyak pasien dan ada perwat UGD yang berhalangan hadir karena sakit maka hal tersebut akan menganggu aktifitas di UGD. Akibatnya instalasi rawat jalan menjadi kerepotan.

Berdasarkan fenomena di atas maka pada instalasi rawat jalan perlu tambahan tenaga perawat sebanyak 1 orang sehingga kebutuhan tenaga perawat menjadi 3 orang. Untuk mengatasi fenomena tersebut sebaiknya pihak Rumah Sakit menambah 1 orang perawat stand by yang dapat membantu tugas-tugas kedua perawat pada instalasi rawat jalan. Waktu produktif perawat standby dapat sebaik perawat tetap jika perawat tersebut diberikan tugas seperti mencatat status keperawatan ke buku besar dan memanggil dokter. Apabila pada bagian lain seperti UGD, ICU dan rawat inap membutuhkan tenaga tambahan maka perawat ini dapat diperbantukan pada bagian tersebut. Tugas yang diberikan pada bagian UGD seperti membuat laporan, harian, menyediakan peralatan medis serta menyiapkan pasien yang akan keluar. Tugas yang diberikan pada bagian ICU seperti memeriksa tensi pasien, mengecek infus serta mengurus administrasi pasien. Tugas yang diberikan pada Instalasi Rawat Inap seperti melaksanakan pencatatan dan pelaporan pasien rawat inap serta menyiapkan peralatan untuk pelayanan. Jam kerja perawat baru yaitu pukul 09:00 wib sampai pukul 18:00 wib


(4)

dikarenakan pasien banyak datang bersamaan berobat jalan diantara jam tersebut. Selain itu perawat baru yang akan direkrut tidak harus yang sudah berpengalaman.

6.5. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan yaitu meningkatkan motivasi kerja kepada perawat. Motivasi ini tentu sangat erat kaitannya dengan kinerja. Kemampuan perawat dalam melakukan pekerjaannya ditunjukkan dengan tingkat keahlian dan tingkat pendidikan yang dimilikinya sehingga akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Dalam hal ini kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi perawat.

Selain meningkatkan motivasi perawat, sebaiknya perawat diberikan pelatihan-pelatihan mengenai keperawatan dan mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh pihak luar untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik. Alangkah baiknya perawat mendapatkan pelatihan yang terbaik yang diberikan pihak Rumah Sakit dan mengikuti kegiatan seminar minimal 2 kali dalam sebulan.


(5)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis kebutuhan tenaga perawat pada instalasi rawat jalan adalah sebesar 3 orang yaitu 2 orang perawat tetap dan 1 orang perawat standby.

2. Perawat standby ini dapat juga diperbantukan pada bagian lain yang membutuhkan seperti pada bagian UGD, ICU dan rawat inap sehingga waktu produktifnya dapat sebaik perawat sebelumnya.

7.2. Saran

Berikut saran-saran yang bisa diberikan kepada pihak Rumah Sakit.

1. Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam perhitungan kebutuhan tenaga perawat maupun tenaga kesehatan lainnya untuk tahun-tahun yang berikutnya 2. Penelitian yang akan datang agar menggunakan metode time and motion study


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arwani. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Depkes. 2004. Pedoman Penyusunan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kab/Kota Serta Rumah Sakit. Jakarta: Depkes.

Ernawati, Ni luh Ade Kusuma. 2011. Kebutuhan Rill Tenaga Perawat dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Jakarta: Universitas Airlangga.

Gomes, Faustino C. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia.

Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda dan Formula. Depok: UI.

Irawati, Anindya. 2012. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Produktifitas

Karyawan Sentra Kredit Konsumen (SKK) Tahun 2012. Bandung : ITM. Kurniati, Anna. 2012. Kajian SDM Kesehatan Di Indonesia. Jakarta: Salemba

Medica.

Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Medan: USU.

Rahardjo, Mukti. 2008. Analisis Pelaksanaan Pelatihan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Penjualan Pada PT. X di Jakarta. Jakarta: Jurnal Manajemen.

Sinulinggga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU.

Shipp, Peter, J. 1998. Workload Indicator of Staffing Need (WISN) A Manual For Implementation. Switzerland: WHO.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya.


Dokumen yang terkait

Analisis Sumber Daya Manusia Tenaga Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Tahun 2014

17 237 131

Kajian Kebutuhan Sumber Daya Manusia Dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 61 127

Analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat pelaksana dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Instalasi Rawat Inap Tulip RSUD Kota Bekasi Tahun 2015

7 48 134

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DENGAN METODE WORKLOAD Analisis Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Workload Indicator Staffing Need (Wisn) Pada Instalasi Rekam Medik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalanbun.

0 6 13

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS FILING BERDASARKAN METODE WORK LOAD INDICATOR STAFF NEED ( WISN ) DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 15

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

0 0 18

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

0 0 2

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

0 1 9

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

0 0 39

KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) BAGIAN PENDAFTARAN

0 1 7