Efektivitas Komunikasi Antar Pesona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja Wartawannya

(1)

WARTAWANNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

RESTA RANGGA YANITA NIM. 41805017

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iv

PEMBERITAAN TVRI JAWA BARAT TERHADAP KINERJA WARTAWANNYA

Oleh

RESTA RANGGA YANITA NIM : 41805017

Skripsi ini Di bawah Bimbingan: Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Persona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja Wartawannya. Untuk menjawab masalah di atas peneliti mengangkat indikator Pola Interaksi, Keterbukaan, Jarak Informasi Semantik, dan Umpan Balik untuk mengukur Variable X, dan indikator Kinerja Wartawannya (Kualitas Kerja dan Kuantitas Kerja) untuk mengukur Variabel Y.

Tipe penelitian adalah Kuantitatif, metode penelitian adalah Metode Penelitian Survey dengan Teknik Analisis Deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket, wawancara, studi kepustakaan dan internet searching. Populasi berjumlah 29 orang wartawan Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dan Teknik Sampling yang digunakan adalah Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 29 orang wartawan. Teknik analisa data adalah Koefisien Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukan korelasi pola interaksi dengan kinerja sebesar 0.417 dengan hubungan yang rendah tapi pasti, signifikan dan searah. Korelasi keterbukaan dengan kinerja sebesar 0.530 dengan hubungan yang rendah tapi pasti, signifikan dan searah. Korelasi jarak informasi semantik dengan kinerja sebesar 0.720 dengan hubungan yang kuat, signifikan dan searah. Korelasi umpan balik dengan kinerja sebesar 0.780 dengan hubungan yang kuat, signifikan dan searah. Korelasi efektivitas dengan kualitas kerja sebesar 0.705 dengan hubungan yang kuat, signifikan dan searah. Korelasi efektivitas dengan kuantitas kerja sebesar 0.663 dengan hubungan yang rendah tapi pasti.

Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa korelasi efektivitas komunikasi antar persona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya sebesar 0.763 dengan hubungan yang kuat, signifikan dan searah. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

Saran penelitian, agar kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat melakukan pendekatan komunikasi antar persona kepada wartawan, agar dapat meningkatkan kinerja wartawan TVRI Jawa Barat


(3)

v

DEPARTMENT TVRI WEST JAVA TOWARD THE JOURNALIST

PERFORMANCE

By:

Resta Rangga Yanita Nim : 41805017

This Research Under Supervisor by:

Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.

Intention of this research is to know how far effectiveness of Head News Department TVRI West Java toward the journalist performance. To answer this problem, research lifts interaction pattern indicator, openness, semantic information distance and feedback to size variable x, and journalist performance indicator (work quality and work quantity) to measure variable Y.

Type of this research is quantitative, with research method of survey applies is technique analysis descriptive. Technique of data collecting is through questionnaire spreading, interview, bibliography study and internet. Population amounts to 29 journalist News Department TVRI West Java and technique of sampling applied is totalizing sampling with number of samples 29 journalist. Technique analysis data is coefficient rank spearman.

Result of this research is correlation of interaction pattern with performance equal to 0.417 with the relation of low but sure, signifikan and concurrent, Openness correlation with performance equal to 0.530 with the relation of low but sure, signifikan and concurrent, Semantic information distance correlation with performance equal to 0.720 with the relation of strong, signifikan and concurrent, Feedback correlation with performance equal to 0.780 with the relation of strong, signifikan and concurrent, Effectiveness correlation with quality of [job/activity] equal to 0.705 with the relation of strong, signifikan and concurrent, Effectiveness correlation with [job/activity] amount equal to 0.663 with the relation of low but sure.

Conclusion result of this research is that effectiveness communication interpersonal of head news department TVRI West Java towards the journalist performance that cover interaction pattern, openness, semantic information distance, and feedback. found influence enough tall towards the journalist performance that cover work quality and work quantity.

Suggestion for TVRI West Java that head of news department TVRI West Java does to approach communication interpersonal to the journalist, so that can increase the journalist performance.


(4)

vi

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjadikan kami sebagai makhluk berpikir. Tanpa restu-Nya tidak mungkin peneliti dapat menyelesaikan penyusunan penelitian yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi peneliti untuk menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Program S1.

Dalam proses penyusunan hingga akhir penyelesaian penelitian ini, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang Tercinta dan Tersayang Ibunda Rusyani beserta Ayahanda Nana Supena S.Pd yang selalu

mengiringi peneliti dengan do’a yang tulus dan selalu memberikan perhatian, kasih

sayang, dan dukungan serta kesabarannya yang luar biasa. Peneliti juga menyadari banyak bantuan baik secara moral maupun materil yang telah diberikan berbagai pihak, sebagai bentuk dorongan dan dukungan untuk menghadapi dan mengatasi segala kesulitan dan rintangan yang ada. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada :

1. Yang terhormat Prof. Dr. J.M. Papasi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk melaksanakan Penelitian.


(5)

vii

memberikan dukungan, motivasi, serta pengajaran yang baik selama peneliti melaksanakan perkuliahan.

3. Yang terhormat Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan dukungan, motivasi, serta pengajaran yang baik selama peneliti melaksanakan perkuliahan.

4. Yang terhormat Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si, Selaku pembimbing dan dosen wali penulis. yang telah memberikan pengarahan, saran - saran yang membangun selama penyusunan skripsi dengan tulus ikhlas dan dengan penuh kesabaran membantu dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 5. Yang terhormat Gumgum Gumilar., S.Sos., M.Si, Selaku dosen yang sempat

menjadi dosen wali peneliti yang telah memberikan ilmu-ilmu yang berguna kelak bagi peneliti.

6. Yang terhormat seluruh Bapak dan Ibu Dosen Tetap, Layanan, dan Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Komputer Indonesia, khususnya Drs. Manap Solihat., M.Si., yang telah memberikan dukungan, tenaga, waktu, pikiran, serta pengajaran yang baik selama peneliti melaksanakan perkuliahan.

7. Yang terhormat Astri Ikawati, A.Md.Kom, dan Ferina Tanjung Permata S.Ds, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial


(6)

viii

8. Yang terhormat Bapak Djamaludin, selaku Kepala Bidang Pemberitaan Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat, yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran, serta pengajaran yang baik dalam membimbing peneliti selama melaksanakan Penelitian

9. Yang terhormat seluruh staf dan Wartawan Bidang Pemberitaan Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat, yang telah memberikan bantuan, kerja sama, dan pengajaran yang baik kepada peneliti dalam melaksanakan Penelitian. 10.Yang terhormat seluruh staf dan karyawan Bagian SDM Lembaga Penyiaran

Publik TVRI Jawa Barat, yang telah memberikan bantuan sehingga peneliti dapat melaksanakan Penelitian di TVRI Jawa Barat.

11.Siti Fatimah. S.I.Kom, selaku Pengkoding, yang telah bersedia membantu peneliti dalam penelitian skripsi ini.

12.Untuk Meliana terima kasih atas do’a, kasih sayang, dukungan serta kesabarannya.

13.Terima kasih kepada teman – teman yang selalu memberikan dukungan dalam penelitian ini khususnya yang ada di kota Garut tercinta, Tomi Utomo, Agung Aulia, Dinda Nuzul, Ajeng Gumati, Insan Akhsani, Ahmad (Aem), Dewi, Hariz (Clean Band) dan teman - teman yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada peneliti.

14.Terima kasih kepada teman – teman yang selalu memberikan dukungan dalam penelitian ini khususnya yang ada Gelatikost41, Wandi, Agil, Adit, Ali, Soni,


(7)

ix

15.Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Komputer Indonesia Bandung, khususnya Kelas IK Jurnalistik dan IK Humas angkatan 2005, Maryanto, Ibnu, Sofyan Permana Putra, Niko, Faisol, Agung Sakti, Ari Krisna, Dani (Ewon), Wendi, Egi, Shanda, Muslim, Ahmad, Aprisa, Wayan, Andri (Monpar), Yoga, Fikri, Anwar dan rekan – rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada peneliti.

Atas bantuan semua pihak, baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, peneliti ucapkan terima kasih banyak.

Akhirnya, peneliti berharap mudah-mudahan penelitian ini dapat memberikan guna dan manfaat, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Agustus 2010


(8)

x

LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN ... LEMBAR PERSEMBAHAN ... ABSTRAK ...

ABSTRACT ... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah ... 1.2Identifikasi Masalah ... 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.3.1Maksud Penelitian ... 1.3.2Tujuan Penelitian ... 1.4Kegunaan Penelitian ... 1.4.1Kegunaan Teoritis ... 1.4.2Kegunaan Praktis ... 1.5Kerangka Pemikiran ...

i ii iii iv v vi x xv xviii xix 1 8 9 9 9 10 10 10 11

Hal


(9)

xi

1.5.2Kerangka Konseptual ... 1.6Operasional Variabel ... 1.6.1 Variabel X : Efektivitas ………... 1.6.2 Variabel Y : Kinerja ……….. 1.7Teknik Pengumpulan Data ... 1.8Teknik Analisa Data ………... 1.9Metode Penelitian ... 1.10 Populasi dan Sampel Penelitian ... 1.10.1 Populasi Penelitian………...

1.10.2 Sampel Penelitian……….

1.11 Hipotesis ……… 1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian ...

1.12.1 Lokasi Penelitian ……….

1.12.2 Waktu Penelitian ……….

1.13 Sistematika Penulisan ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Komunikasi ... 2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 2.1.2 Unsur – unsur Komunikasi ... 2.1.3 Tujuan Komunikasi ...

14 15 15 25 17 18 20 22 22 23 23 26 26 26 28 30 30 32 33


(10)

xii

2.1.5 Hambatan Komunikasi ... 2.1.6 Prinsip Komunikasi... 2.2Tinjauan Komunikasi Organisasi ... 2.2.1 Hakikat dan Pengertian Organisasi …………... 2.2.2 Pengertian Komunikasi Organisasi... 2.3Tinjauan Komunikasi Antar Persona ...

2.3.1 Pengertian komunikasi Antar Persona ... 2.4Tinjauan Efektivitas ………...

2.4.1 Pengertian Efektivitas ………... 2.5Tinjauan Kinerja ………... 2.6Tinjauan Tentang Wartawan ... 2.6.1 Definisi Wartawan ... 2.6.2 Indikator Wartawan ... 2.6.3 Fungsi Wartawan …………... 2.6.4 Tinjauan Tentang Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat ...

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1Tinjauan Mengenai TVRI Jawa Barat ………... 3.1.1 Sejarah TVRI Jawa Barat …………... 3.1.2 Visi dan Misi TVRI Jawa Barat ……….. 3.1.3 Logo TVRI Jawa Barat ………...

34 35 35 35 36 37 37 38 38 39 39 39 40 41 41 43 43 47 48


(11)

xiii

3.1.5 Struktur Organisasi TVRI Jawa Barat …………... 3.1.6 Job Deskription Profesi di Bidang Berita TVRI Jawa Barat ... 3.1.7 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi ………. 3.2. Tinjauan Tentang Wartawan TVRI Jawa Barat ……...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas...

4.1.1 Uji Validitas ………..

4.1.2 Uji Reliabilitas ……….

4.2 Analisis Deskripsi Identitas Responden ... 4.3 Analisis Hasil Penelitian Dalam Tabulasi (Tabel Tunggal) dan

Korelasi... 4.3.1 Pola Interaksi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat

Terhadap Kinerja Wartawannya ………...

4.3.2 Keterbukaan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat

Terhadap Kinerja Wartawannya ………...

4.3.3 Jarak Informasi Semantik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhaadap Kinerja Wartawannya ……… 4.3.4 Umpan Balik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat

Terhadap Kinerja Wartawannya ………...

51 52 55 58

61 62 62 66

68

68

74

79


(12)

xiv

4.3.5 Efektivitas Komunikasi Antar Persona Kepala Bidang Pemberitaan

TVRI Jawa Barat Terhadap Kualitas Kerja Wartawannya ………...

4.3.6 Efektivitas Komunikasi Antar Persona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kualitas Kerja Wartawannya ... 4.3.7 Korelasi Antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja

Wartawannya ………

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian...

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP...

89

94

98 100

110 111

113 114


(13)

xv

Tabel 3.2 Data Wartawan TVRI Jawa Barat ditinjau dari Jenis Kelamin ... 58

Tabel 3.3 Data Wartawan TVRI Jawa Barat ditinjau dari Pendidikan ... 59

Tabel 4.1 Uji Validitas dan Realibilitas Angket ... 65

Tabel 4.2 Frekuensi Jenis Kelamin Responden... 66

Tabel 4.3 Frekuensi Usia Responden... 67

Tabel 4.4 Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden... 67

Tabel 4.5 Frekuensi Masa kerja responden... 68

Tabel 4.6 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI jawa Barat dalam memberikan gagasan sudah baik ………... 69

Tabel 4.7 Emosi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Sudah Baik (terkontrol) ……… 69

Tabel 4.8 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Memiliki Simpati Yang Baik ………... 70

Tabel 4.9 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Memiliki Pengerrtian Yang Baik ………... 71

Tabel 4.10 Reaksi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Sudah Baik 74 Tabel 1.1 Operasional Variabel………. 16

Tabel 1.2 Populasi Penelitian……… 22

Tabel 1.3 Tabel Waktu Penelitian …..……….. 27


(14)

xvi

Sudah Baik (terkontrol) ……… 76 Tabel 4.13 Pikiran Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Sudah Baik

(Sistematis) ………... 76 Tabel 4.14 Arti Kata Dari Ucapan Kepala Bidang Pemberitan TVRI Jawa Barat

Sudah Baik ……… 80 Tabel 4.15 Gabungan Kata Kepala Bidang Pembirataan TVRI Jawa Barat Dalam

Berbicara Sudah Baik (Sudah Tersusun) ……….. 80 Tabel 4.16 Reaksi/Tanggapan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Sudah

Baik ………... 84 Tabel 4.17 Pesan Yang Disampaikan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat

Sudah Baik ……… 85 Tabel 4.18 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Dapat Menjadi Komunikan

(Pendengar) Saat Berbicara ……….. 85 Tabel 4.19 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Sudah Menjadi

Komunikator (Pembicara) Yang Baik ……….. 86 Tabel 4.20 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Telah Melakukan

Komunikasi Antar Persona Yang Tepat ………... 89 Tabel 4.21 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Telah Memiliki Ketelitian

Dalam Membina Hubungan Antar Persona Yang Baik ………... 90 Tabel 4.22 Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Telah Memiliki


(15)

xvii

Diselesaikan ………. 94 Tabel 4.24 Hubungan Antar Persona Yang Baik Dengan Kepala Bidang Pemberitaan


(16)

xviii

Gambar 1.1 Model Komunikasi Antar Persona ... 13

Gambar 1.2 Aplikasi Model Komunikasi Antar Persona ……….. 14

Gambar 3.1 Logo TVRI ……… 49

Gambar 3.2 Struktur Organisasi TVRI Jawa Barat ………... 52

Gambar 4.1 Kurva Uji t Pola Interaksi Terhadap Kinerja Wartawannya ………. 74

Gambar 4.2 Kurva Uji t Keterbukaan Terhadap Kinerja Wartawannya ………... 79

Gambar 4.3 Kurva Uji t Jarak Informasi Semantik Terhadap Kinerja Wartawannya .. 83

Gambar 4.4 Kurva Uji t Umpan Balik Terhadap Kinerja Wartawannya ……….. 89

Gambar 4.5 Kurva Uji t Efektivitas Komunikasi Antar Persona Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kualitas Wartawannya ……… 94

Gambar 4.6 Kurva Uji t Efektivitas Komunikasi Antar Persona Terhadap Kuantitas Wartawannya ………. 98

Gambar 4.7 Kurva Uji t Efektivitas Komunikasi Antar Persona Terhadap Kinerja Wartawannya ………. 100


(17)

xix

Halaman Lampiran 1 Surat Pengajuan Penelitian...

Lampiran 2 Surat Balasan Perusahaan... Lampiran 3 Persetujuan Pembimbing... Lampiran 4 Berita Acara Bimbingan... Lampiran 5 Surat Izin Angket ... Lampiran 6 Angket ……... Lampiran 7 Pedoman Wawancara... Lampiran 8 Coding Book ... Lampiran 9 Coding Sheet ………...

Lampiran 10 Lembar Revisi Skripsi ………...

Lampiran 10 Foto-Foto Pembagian Angket ………... 115 116 117 118 119 120 123 126 130 131 132


(18)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini negara Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan dilaksanakan secara bertahap, dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk pencapaian tujuan tersebut diperlukan suatu wadah untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan. Adapun wadah yang dimaksud adalah organisasi dan sumber daya manusia.

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah suatu sumber yang tidak bisa diabaikan oleh suatu perusahaan dan organisasi. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, di mana secara naluri manusia itu ingin hidup berkelompok. Manifestasi dari kehidupan kelompok ini antara lain timbulnya organisasi - organisasi atau lembaga - lembaga sosial atau masyarakat. Di dalam organisasi itu tiap anggota (individu) dapat menyalurkan sebagian dari kebutuhannya antara lain menampakan harga diri dan status sosialnya.

Sumber Daya Manusia di perusahaan perlu dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan


(19)

organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan.

Berbicara masalah sumber daya manusia, sebenarnya dapat kita lihat dari dua aspek, yakni kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia (penduduk) yang kurang penting konstribusinya dalam pembangunan, dibandingkan dengan aspek kualitas. Bahkan kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu bangsa.

Kualitas sumber daya manusia juga menyangkut dua aspek yakni aspek fisik (kualitas fisik), dan aspek non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir dan keterampilan-keterampilan lain. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini juga dapat diarahkan kepada kedua aspek tersebut. (Notoatmodjo, 1992 : 4).

Manusia adalah makhluk yang dinamis di dalam lingkungan sosialnya. Agar dapat berkembang, manusia melakukan interaksi dengan sesamanya. Hubungan yang baik diperoleh dari komunikasi yang baik pula. Oleh karena itulah manusia melakukan komunikasi untuk mendapatkan hubungan atau ikatan yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya.

Komunikasi antar persona (antar pribadi) merupakan komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan orang lain, biasanya melibatkan dua pihak dengan jarak yang dekat karena tidak menggunakan media.

Pengertian komunikasi antar persona (interpersonal Communication) menurut Onong Uchjana Effendi yang dikutip dari Josep A. Devito sebagai berikut :

“proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang, dengan beberapa elemen dan


(20)

Menurut Alo Liliweri yang dikutip dari Effendy mengenai pengertian antarpersona berikut :

“pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia

berhubung prosesnya yang dialogis”.(Liliweri, 1997 : 12)

Dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti halnya manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Karena komunikasi antar persona sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, ini artinya bahwa komunikasi antar persona sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa terjadi, sehingga tanpa disadari sebagian dari orang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik, dan akibatnya seringkali seseorang mengalami kegagalan dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau salah pengertian antara satu dengan yang lain.

Begitu pula di lembaga penyiaran publik TVRI Jawa Barat ditempat peneliti melakukan penelitian masih sering terjadi kesalahpahaman persepsi antara pimpinan dan wartawannya sehingga tujuan organisasi tidak dapat terwujud sesuai dengan rencananya.

TVRI merupakan Lembaga Penyiaran Publik Milik Bangsa. Dengan disahkannya undang - undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau (PT).


(21)

Fungsi TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak hanya memberikan informasi yang aktual, tepat dan terpercaya, namun juga memberikan nilai - nilai edukatif seperti memberikan porsi pada siaran pendidikan, baik secara instruksional seperti siaran SLTP, SMU dan Universitas, serta memberikan pendidikan masyarakat seperti siaran kalawarta, siaran wanita, siaran nelayan dan lain - lain. Tidak ketinggalan TVRI juga menyajikan siaran yang menyajikan nilai seni dan budaya bangsa yang dikemas dalam sajian yang menarik. Hiburan musik dari mancanegara pun tersaji apik dalam siaran TVRI.

Untuk menjalankan fungsinya tersebut, haruslah didukung dengan sumber daya yang berkualitas. Di lain pihak dalam suatu organisasi atau perusahaan terdiri dari satu seri orang yang tiap - tiapnya menduduki posisi tertentu, salah satunya adalah wartawan. Pergertian wartawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah, radio dan televisi (1996:407). Karena Wartawan adalah orang yang membantu perusahaan media massa untuk mencapai suatu tujuan dan wartawan adalah asset perusahaan media massa yang harus dijaga dan dirawat agar tetap dapat menghasilkan keuntungan secara optimal terhadap perusahaan media massa.

Selain itu, di dalam suatu organisasi atau perusahaan pun memiliki seorang pemimpin yang ditunjuk untuk dapat memimpin organisasi atau perusahaan dan juga memimpin para wartawannya dalam bekerja. Efektivitas komunikasi pimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja wartawannya, karena bila kurang adanya sosialisasi


(22)

antara pimpinan dengan wartawannya maka organisasi tersebut tidak akan berkembang.

Menurut Ahmadi pimpinan yaitu “Seseorang yang karena sesuatu sebab, diikuti oleh kelompok manusia lainnya. Sebab - sebab itu bisa berupa: karena keturunan atau karena ia memiliki sifat - sifat tertentu, sehingga ia dijadikan

pimpinan” (Ahmadi, 2007: 116). Sifat - sifat pimpinan yang menyebabkan ia dipilih sebagai pimpinan oleh suatu kelompok, biasanya sangat berhubungan dengan tujuan - tujuan kegiatan kelompok, jenis - jenis kegiatan yang harus dipimpin, ciri - ciri anggota kelompok dan kondisi-kondisi yang terdapat di sekitar kelompok tersebut. Jadi efektivitas komunikasi antar persona pimpinan sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah organisasi agar kinerja wartawannya bekerja lebih baik.

Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat memiliki seorang pimpinan, di mana Ikhtisar Jabatan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat adalah melaksanakan pembinaan/pengawasan dan pelaksanaan Liputan Berita dan Dokumentasi. Olah Raga serta Pengembangan Berita TVRI Jawa barat.

Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur - unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja. Sesuai dengan kenyataan tersebut fungsi komunikasi antar personal dalam organisasi sering diabaikan. Hal semacam ini yang sering terjadi didalam organisasi yaitu tentang terjadinya missunderstanding (kesalahan persepsi) dalam komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan dalam organisasi.


(23)

Dalam hal ini kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat harus memiliki komunikasi antar personal terhadap wartawannya agar mendapat kesenjangan yang harmonis antara pimpinan dan wartawannya.

Setelah muncul komunikasi antar persona yang baik dari pimpinan maka wartawan tersebut dapat bekerja sesuai dengan keinginan organisasi. Sehingga dapat mempengaruhi kinerja dari wartawan itu sendiri.

Istilah efektivitas atau efektif mempunyai arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat adalah efektivitas. Menurut Onong Uchjana Effendy efektivitas adalah :

“komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan direncanakan sesuai dengan

biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang

ditentukan” (Effendy, 1986 : 14)

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

(Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian

kinerja (Prestasi kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2000 : 67).

Kinerja karyawan dalam penelitian diukur melalui dua aspek yaitu kualitas kerja wartawan dan kuantitas kerja wartawan. Alat ukur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :


(24)

“Secara kualitas, prestasi kerja karyawan dapat diukur dari ketepatan, ketelitian, dan keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan sedangkan secara kuantitas prestasi karyawan dapat diukur dari output atau hasil dari pekerjaan yang dilakukan. Output tersebut berupa output rutin atau hasil pekerjaan rutin yang dilakukan berupa pekerjaan kantor sehari-hari, dan output yang lainnya disebut output extra atau hasil pekerjaan ekstra atau tambahan atau eksidental (Mangkunegara, 2001: 75)”.

Kinerja wartawan sangat dipengaruhi oleh efektivitas komunikasi pimpinan, di mana efektivitas komunikasi pimpinan tersebut sangat mempengaruhi kinerja wartawan dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dari uraian di atas maka masalah Efektivitas Komunikasi Antar Personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap kinerja wartawannya sangatlah penting untuk dipecahkan mengingat bahwa efektivitas komunikasi antar personal pimpinan yang terdapat dalam sebuah organisasi tersebut sangatlah berpengaruh agar mendapat kesenjangan yang harmonis antara pimpinan dan wartawan terhadap kinerja wartawannya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas yang telah diuraikan tersebut maka peneliti merasa tertarik dan bermaksud mengadakan penelitian lebih lanjut dengan Rumusan Masalah sebagai berikut : “Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja Wartawannya ? ”.


(25)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian serta permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka peneliti mengidentifikasi pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Sejauhmana pola interaksi kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya ?

2. Sejauhmana keterbukaan kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya ?

3. Sejauhmana jarak informasi semantik kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya ?

4. Sejauhmana umpan balik kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya ?

5. Sejauhmana efektivitas komunikasi antar personal kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kualitas kerja wartawannya ?

6. Sejauhmana efektivitas komunikasi antar personal kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kuantitas kerja wartawannya ?

7. Sejauhmana efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya ?


(26)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja wartawannya.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan diadakaannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pola interaksi kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

2. Untuk mengetahui keterbukaan kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

3. Untuk mengetahui jarak informasi semantik kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

4. Untuk mengetahui umpan balik kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

5. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kualitas kerja wartawannya.

6. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kuantitas kerja wartawannya.


(27)

7. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut mengenai masalah - masalah yang menyangkut efektivitas komunikasi antar personal pimpinan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik bagi organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang efektivitas komunikasi antar personal kepala bidang pemberitaan terhadap kinerja wartawannya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat sebagai berikut :

1. Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai suatu bentuk aplikasi keilmuan yang selama studi diterima secara teori, selain itu berguna sebagai pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan memunculkan satu pemikiran baru tentang efektivitas komunikasi antar personal pemimpin pada kinerja wartawannya.

2. Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara umum dan mahasiswa ilmu komunikasi secara khusus sebagai literatur, khususnya bagi mahasiswa atau peneliti yang akan melakukan penelitian pada bagian yang sama.


(28)

3. Penelitian ini berguna bagi Lembaga Penyiayan Publik TVRI Jawa Barat sebagai masukan yaitu tentang efektivitas komunikasi antar personal pemimpin dalam kinerja wartawannya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu hasil model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset. (Umar, 2002: 208).

1.5.1 Kerangka teoritis

Efektif merupakan kata dasar, kemudian kata sifat dari efektif adalah

efektivitas. Efektivitas menurut Onong Uchjana Effendy adalah “Komunikasi yang

prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang

dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan.” (Effendy,

1989 : 14)

Pada penelitian yang dilakukan terdapat 2 variabel, yaitu variable bebas atau independen sebagai variable x adalah : Efektivitas. Dan variable terikat/dependen sebagai variable y adalah : Kinerja. Untuk mengukur variabel x peneliti menilai bahwa, pendapat Sintesa Jablin (1979) yang dikutip oleh R.Wayne Pace Don F.Faules dalam bukunya yang berjudul komunikasi organisasi tentang efektivitas dinilai layak untuk menjadi kerangka pengukuran variablel x pada penelitian ini. Menurut Sintesa Jablin “Efektivitas dalam konteks komunikasi atasan – bawahan memperkenalkan


(29)

empat kategori masalah yaitu pola interaksi, keterbukaan, jarak informasi semantik dan umpan balik.” (Sintesa Jablin 1979)

Bertolak dari definisi Sintesa Jablin diatas, maka variabel x penelitian (efektivitas komunikasi Antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat) akan diukur dengan indikator sebagai berikut :

1. Pola Interaksi

Menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

2. Keterbukaan

Membuka diri pada orang lain, bereaksi pada orang lain dengan spontan tanpa dalih perasaan dan pikiran yang kita miliki

3. Jarak Informasi Semantik

Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata.

4. Umpan Balik

Reaksi (tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada penyampai pesan atau komunikator/sumber

Teori yang sesuai dengan variabel selanjutnya adalah Pengertian Kinerja.

Kinerja menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai “prestasi dan hasil yang telah dicapai” (Anonim: 570). Sedangkan dari Mangkunegara yaitu :

“Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2000 : 67)”.

Bertolak dari definisi kinerja menurut mangkunegara diatas, maka kinerja (hasil kerja) diukur dengan indikator, hasil kerja secara kualitas dan hasil kerja secara


(30)

kuantitas. Dalam mengkaji penelitian ini peneliti menggunakan model komunikasi antar persona, dimana dalam komunikasi antar persona hubungan yang terjadi antar komunikan dan komunikator terdapat beberapa elemen – elemen yaitu : Sumber, penerima, efek, dan umpan balik. Untuk lebih jelasnya seperti yang digambarkan dalam model komunikasi antar persona menurut Joseph. A. De Vito sebagai berikut

Gambar 1.1

“dalam gambar diatas, lingkaran paling luar dengan garis putus – erasi. Perhatikan sumber dan penerima, mereka dilingkari oleh 2 lingkaraan dengan garis putus-putus juga, dan diantara lingkaran tersebut terdapat lingkaran yang berimpitan (overlap). Kedua lingkaran yang berimpitan tersebut menggambarkan bahwa baik penerima maupun sumber mempunyai ruang lingkup pengalaman tertentu yang sama (lingkaran yang berimpitan). Baik gambar lingkaran maupun kedua lingkaran ruang lingkup pengalaman, digambarkan dengan garis putus – putus, artinya disini dilukiskan bahwa baik konteks komunikasi maupun ruang lingkup pengalaman adalah hal – hal yang selalu berubah, tidak statis. Sedangkan proses komunikasi antar persona disini ialah : dari sumber mengirim pesan kepada penerima, menimbulkan efek langsung serta umpan balik yang langsung pula.”


(31)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat sejauhmana efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. Dalam hai ini pesan disampaikan oleh Bapak Jamaludin selaku kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat kepada wartawan yang didalamnya mencakup segala jenis komunikasi baik verbal maupun nonverbal, yang selanjutnya diharapkan kinerja wartawan yang lebih baik.

Gambar 1.2

Dari gambar diatas dapat dilihat yang menjadi sumber dari sebuah pesan adalah kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat, sedangkan penerimanya adalah wartawan yang bekerja di TVRI Jawa Barat, kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat berperan sebagai penyampai pesan/simbol, sedangkan wartawan TVRI Jawa Barat sebagai orang yang mengartikan pesan/symbol sehingga dalam komunikasi


(32)

antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan wartawannya akan menimbulkan pemahaman bagi wartawannya yang menimbulkan umpan balik langsung.

1.6 Operasionalisasi Variabel

Pernyataan masalah yang diajukan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel

yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). “Variabel bebas (X) adalah penyebab atau pendahulu dari variabel lain, sedangkan variabel terikat (Y) adalah

akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluiya” (Rakhmat, 1993:12).

1.6.1 Variabel X : Efektivitas

Efektivitas dalam konteks komunikasi atasan – bawahan memperkenalkan empat kategori masalah yaitu pola interaksi, keterbukaan, jarak informasi semantik dan umpan balik (Sintesa Jablin). Dengan indikator sebagai berikut :

Variabel X : Efektivitas komunikasi antar persona Indikator : 1. Pola Interaksi

2. Keterbukaan

3. Jarak Informasi Semantik


(33)

1.6.2 Variabel Y : Kinerja Wartawannya

Kinerja (prestasi kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Dengan indikator sebagai berikut :

Variabel Y : Kinerja Wartawannya

Indikator : 1. Kualitas Kerja Wartawannya

2. Kuantitas Kerja Wartawannya (Mangku Negara, 2000)

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

NO VARIABEL INDIKATOR ALAT UKUR ITEM

PERTANYAAN

1. Variabel X : Efektivitas komunikasi antar personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Pola Interaksi Gagasan Emosi Simpati Pengertian Keterbukaan Bereaksi Spontanitas Perasaan Pikiran Jarak informasi Semantik Arti kata Gabungan kata Umpan Balik Reaksi (tanggapan) Pesan Komunikan Komunikator


(34)

2

Variabel Y : Kinerja Wartawannya

Kualitas Kerja

Ketepatan dalam bekerja Ketelitian Keterampilan

Kuantitas Kerja

Jumlah Pekerjaan yang

diselesaikan Kecepatan kerja

Wartawan 1.7 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer merupakan data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang diperlukan untuk menjelaskan kegiatan penyebaran informasi melalui angket (Questionair). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu:

1. Angket (Questionair) adalah “Lembaran - lembaran yang berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel, yang diisi atau dijawab

oleh responden dengan jujur atau obyektif” (Tohardi, 2008: 178). Selain itu

angket merupakan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data dari populasi yang akan ditujukan pada responden yaitu Wartawan Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat.

2. Wawancara (Interview) adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)


(35)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong, 2006: 186). Sedangkan pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat.

3. Studi Pustaka merupakan “Pendayagunaan sumber informasi di perpustakaan

dan jasa informasi dari litelatur lainnya yang tersedia” (Singarimbun, 1987:

79).

4. Internet Searching merupakan pencarian data melalui internet. Penulis mendapatkan literatur dari website TVRI yaitu www.tvri.co.id dan

www.google.com

1.8 Teknik analisa data

Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data.

Klasifikasi data, yaitu mengelompokan data dan dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya.

2. Data di masukkan ke dalam Coding Book (Buku Koding) dan Coding Sheet (Lembar Koding).

Mentabulasikan data, yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel (tabel induk kemudian ke dalam tabel tunggal) sesuai tujuan analisa data.


(36)

3. Data yang ditabulasi dianalisa dengan Koefisien Korelasi Rank Spearman. Analisa data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kuantitatif, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh responden. Pemberian skor dimaksudkan untuk memindahkan data kuantitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam nilai-nilai kuantitatif.

Di dalam menentukan skor, yaitu dengan menggunakan skala likert, dengan masing-masing pernyataan dari responden diberi nilai sebagai berikut: sangat setuju = 5, setuju = 4, cukup setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan komputer dengan program SPSS 13 untuk menganalisa hubungan antara variabel X dan variabel Y digunakan teknik analisis Rank Spearman :

Rumus :

di mana : ∑ di2 = ∑ [ n(xi) – n ( yi) ]2 Keterangan : rs = korelasi rank spearman di = selisih antara dua ranting n = jumlah sampel

Koefisien korelasi diartikan Guilford (1956: 145) secara kasar sebagai berikut: Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali; lemah sekali

6 ∑ di2 n = 1 -


(37)

0,20 - 0,40 hubungan rendah tetapi pasti 0,40 - 0,70 hubungan yang cukup berarti 0,70 - 0,90 hubungan yang cukup tinggi; kuat

Lebih dari 0,90 hubungan sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan. Sedangkan untuk meganalisa pengaruh koefisien determinasi ( KD ) antar variabel X dengan Variabel Y digunakan rumus :

Keterangan : r = besarnya korelasi

Untuk menguji hipotesis di gunakan rumus uji T yaitu :

Ket : r = Besarnya korelasi

n = Besarnya sampel (Sugiyono, 2005: 215)

1.9 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian Kuantitatif. Dan metode yang digunakan yaitu Metode Penelitian Survey dengan Teknik Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlangsung pada saat ini informasinya dianalisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah.

KD = r2 x 100 %

t hitung

= r √ (n – 2) √(1 – r2)


(38)

Metode Survey merupakan penelitian yang mengambil survey dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama. Metode survey dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan menggunakan sampel disertai wawancara dengan pihak - pihak terkait terhadap masalah yang diteliti.

Menurut Winarno Surachmad mengungkapkan bahwa :

“Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang yang mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, interview, angket, observasi dan teknik test, studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif, atau

operasional” (Surachmad, 1982: 139).

Sesuai dengan judul penelitian, maka metode penelitian survey dengan analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan Efektivitas Komunikasi Antar Personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja Wartawannya.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto,

“Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauhmana, dan sebagaimana, maka penelitian bersifat

deskriptif yaitu menjelaskan dan menerangkan peristiwa” (Arikunto, 1992: 25).

Berkaitan dengan hal di atas maka peneliti ingin meneliti suatu proses atau peristiwa yang sedang berlangsung yang menggambarkan keadaan yang terjadi pada waktu peneliti melakukan penelitan.


(39)

1.10 Populasi Dan Sampel 1.10.1 Populasi

Populasi adalah “Jumlah keseluruhan dan analisis yang cirri - cirinya akan

diduga” (Singarimbun, 1985: 152). Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan obyek

penelitian. Karena karyawan yang menjadi bahan penelitian, maka Populasi dalam penelitian ini adalah Wartawan Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat

Tabel 1.2

Data Wartawan TVRI Jawa Barat Bagian Pemberitaan N = 29

NO NAMA JABATAN / BAGIAN

1 Abad Badrudin Wartawan

2 Abdurachim Wartawan

3 Arief Darmawan Wartawan

4 Agus Prasetyo Wartawan

5 Dewi Setiawati Wartawan

6 Djalaludin Wartawan

7 Dradjat Wartawan

8 Endang Herman Wartawan

9 Erika Hermiyati Wartawan

10 Erlinda Siregar Wartawan

11 Fira Rithma Pratami Wartawan

12 Herman Alakatiri Wartawan

13 Inne Elyane Wartawan

14 Khaerudin Wartawan

15 Komarudin Wartawan

16 Lenny Ruswantuti Wartawan

17 Novian Sarkowi Wartawan

18 Mohamad Adam Wartawan

19 Oka Sayuti Wartawan

20 Ramadhan Wartawan

21 R.M. Andi Wartawan


(40)

NO NAMA JABATAN / BAGIAN

23 Sugiyanto Wartawan

24 Suryo Iriani Wartawan

25 Suhermay Wartawan

26 Sri Koesndari Wartawan

27 Suzi Susana Wartawan

28 Tri jauhari Wartawan

29 TB. M. Yusuf H Wartawan

Jumlah Populasi ( N ) 29 Orang

Sumber : Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat 2010

1.10.2 Sampel

Menurut Kartono sampel adalah “Bagian yang akan dipelajari dan diamati untuk diteliti. Kartono mengatakan bahwa untuk populasi berjumlah antara 10-100

orang/satuan, seyogyannya diambil 100%” (Kartono, 1990 :135).

“Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dinggap dapat

menggambarkan populasinya. Penelitian ini mengacu pada ukuran yang diberikan

yaitu menggunakan Teknik Total Sampling”. Mengingat dalam penelitian ini

populasinya relatif kecil, maka penelitian ini menggunakan teknik secara sensus (Total Sampling), karena sampel yang diambil meliputi keseluruhan untuk populasi (Sugiyono, 2003 :58).

1.11 Hipotesis

Hipotesis menurut F.N Kerlinger adalah kesimpulan sementara atau preposisi tentatif tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.


(41)

“Hipotesis dirumuskan, baik yang bersifat korelasional maupun deskriptif

disebut hipotesis kerja (Hi) agar diuji secara statistik, diperlukan sesuatu untuk membandingkan hipotesis kerja tadi yaitu hipotesis (Ho) yang merupakan formulasi

terbalik dari hipoteis kerja”. (Singarimbun dan Effendy, 1989:44-55). Adapun hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah :

HI : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya

H0 : Tidak ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya.

Untuk dapat mempermudah penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hipotesis di atas dengan uraian sebagai berikut :

1. HI : Ada pengaruh antara pola interaksi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya.

H0 : Tidak ada pengaruh antara pola interaksi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya.

2. HI : Ada pengaruh antara keterbukaan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya.

H0 : Tidak ada pengaruh antara keterbukaan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya.

3. HI : Ada pengaruh antara jarak informasi semantik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.


(42)

H0 : Tidak ada pengaruh antara jarak informasi semantik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

4. HI : Ada pengaruh antara umpan balik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

H0 : Tidak ada pengaruh antara umpan balik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.

5. HI : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kualitas wartawannya. H0 : Tidak ada antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang

pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kualitas wartawannya.

6. HI : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kuantitas wartawannya.

H0 : Tidak ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kuantitas wartawannya.

7. HI : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. H0 : Tidak ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona

kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya.


(43)

1.12 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitan dilakukan di TVRI stasiun Jawa Barat Jl. Cibaduyut Raya No.269 Bandung. 40236 Telp (022) 5406182 Fax 5406051 Website www.tvri.co.id..

1.12.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2009 sampai dengan bulan Juli 2010. Untuk lebih jelas peneliti menampilkan waktu pelaksanaan penelitian pada tabel 1.3 sebagai berikut :


(44)

(45)

1.13 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini peneliti menampilkan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasional variabel, hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, populasi dan sampel, lokasi dan waktu penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini membahas tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, tinjauan tentang komunikasi antar persona, tinjauan tentang Efektivitas, tinjauan tentang kinerja, tinjauan tentang wartawan, tinjauan tentang kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada Bab ini membahas mengenai gambaran secara umum tentang perusahaan (TVRI Jawa Barat) di mana tempat peneliti mengadakan penelitian meliputi; sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job descriptions, sarana dan prasarana perusahaan. Tinjauan tentang populasi penelitian di mana meliputi; populasi ditinjau dari jenis kelamin, dan pendidikan.


(46)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas cara pengumpulan data melalui kuesioner yang di sebarkan kepada responden dan telah di isi oleh responden, serta pengolahan data yang menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah diperoleh melalui SPSS 17.

BAB V : PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran – saran dari peneliti, baik penulis dalam melakukan penelitian yang sejenis bagi program studi Ilmu Komunikasi lainnya, dan untuk lembaga penyiaaran publik TVRI Jawa Barat sehubungan dengan efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang terhadap kinerja wartawannya.


(47)

30 2.1. Tinjauan Komunikasi

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek”.

“Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “Communications” berasal

dari kata latin “Communicatio, dan bersumber dari kata “Communis” yang

berarti “sama”, maksudnya adalah sama makna. kesamaan makna disini

adalah mengenai sesuatu yang dikomunikasikan, karena komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan atau dikomunikasikan, Suatu percakapan dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan

mengerti bahasa pesan yang disampaikan”.(Effendy, 2005 : 9).

Sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek Carl I. Hovland, mendenifisikan

“Komunkasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. (Effendy, 2005 : 10).

Sedangkan Menurut Gode (1969:5) yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, memberikan pengertian komunikasi adalah “It is a process that makes common to or several what the monopoly of one or some

(Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang)”. (Wiryanto, 2004 : 6).


(48)

Sebagaimana yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi. Menurut Harold D. Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah “Dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With What Effect”. (Wiryanto, 2004 :7).

Pertanyaan ini mengandung lima unsur dalam komunikasi yang menunjukkan studi ilmiah mengenai komunikasi cenderung untuk berkonsentrasi pada satu atau beberapa pertanyaan diatas :

1. Who (siapa), komunikator yakni orang yang menyampaikan mengatakan, atau menyiatkan pesan-pesan baik secra lisan maupun tulisan. dalam hal ini komunikator melihat dan menganalisa factor yang memprakasai dan membimbing kegiatan komunikasi.

2. Say What (mengatakan apa), pesan yaitu: ide, informasi, opini yang dinyatakan sebagai isi pesan dengan menggunakan simbol atau lambang yang berarti.

3. In which channel (melalui saluran apa) media ialah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesan agar pesan lebih mudah untuk diterima dan dipahami, biasanya komunikator menggunakan pers, radio, televisi, dan lain-lain.

4. To Whom (kepada siapa) komunikan ialah orang yang menjadi sasaran komunikator dalam menyampaikan pesan. untuk itu seorang komunikator harus mengetahui betul sifat dan kondisi komunikan dimanapun berada.


(49)

5. Effeck (efek) yakni efek atau pengaruh kegiatan komunikasi yang di lakukan komunikator kepada komunikan, sehingga terlihat adanya perubahan yang terjadi dalam diri komunikan.

Berdasarkan uraian pengertian komunikasi di atas, maka dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi itu merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang atau kelompok (komunikator) kepada orang lain (komunikan), dengan harapan dapat menimbulkan perubahan sikap dan pendapat dari orang yang menjadi sasaran, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

2.1.2. Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul “Dinamika Komunikasi”, Unsur-unsur komunikasi adalah:

1. Komunikator (sumber). 2. Pesan.

3. Komunikan.

4. Media atau saluran. 5. Efek.

6. Umpan balik. (Effendy, 2004 : 6).

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuata atau pengirim informasi anatarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Pesan


(50)

yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang disamapaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu penegtahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda.

Komunikan adalah elemen yang penting dalam proses komunikassi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima.

2.1.3. Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul “Ilmu, Teori

dan Filsafat Komunikasi”. Tujuan komunikasi adalah :

a. Mengubah sikap (To change the attitude). b. Mengubah opini (To change the opinion). c. Mengubah perilaku (To change the behavior).

d. Mengubah masyarakat (To change the society). (Effendy, 2003 : 55). Sedangkan menurut Gordon I. Zimmerman yang dikutip oleh Dedy

Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”

merumuskan tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar, yaitu :

1. Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan.

2. Berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. (Mulyana, 2005 : 4).


(51)

2.1.4. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul

“Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu : 1. Komunikasi Sosial.

2. Komunikasi Ekspresif. 3. Komunikasi Ritual.

4. Komunikasi Instrumental. (Mulyana, 2005 : 5).

Berbeda menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul

“Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (To inform). 2. Mendidik (To educate).

3. Menghibur (To entertain).

4. Mempengaruhi (To influence). ( Effendy, 2003 : 55).

2.1.5.Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Menurut Onong Uchajana Effendy dala

bukunya “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu sebagai berikut :

1. Gangguan. 2. Kepentingan.

3. Motivasi terpendam.


(52)

2.1.6.Pinsip Komunikasi

Prinsip komunikasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul

“Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu :

1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. 3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan.

4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. 7. Komunikasi itu bersifst sistemik.

8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. 11. Komunikasi bersifat irreversibel.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah (Mulyana, 2005 :83).

2.2. Tinjauan Komunikasi Organisasi 2.2.1.Hakikat dan Pengertian Organisasi

Istilah Organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. ”Jika dilihat dari pendekatan subjektif, organisasi berarti proses, sedangkan pandangan objektif mengenai

organisasi, organisasi berarti struktur”. Penekanan pada perilaku atau struktur

bergantung pada pandangan mana yang dianut organisasi secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara pengorganisasian dianggap sebagai kata kerja. (Pace dan Faules, 2002:11)

Kelangsungan hidup suatu organisasi bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Manusia dilihat sebagai


(53)

pemproses informasi yang memberi respon terhadap informasi yang ditemukannya dalam lingkungan. (Pace dan Faules, 2002:14)

2.2.2.Pengertian Komunikasi Organisasi

Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi setelah mengetahui hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat arah dan pendekatan yang ada pada

komunikasi organisasi. ”Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang

dilakukan orang-orang, komunikasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang

dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”. (Pace dan Faules,

2002:25)

Analisis komunikasi organisasi menyangkut penekanan atas banyak transaksi yang terjadi secara stimuli. Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan diantara puluhan bahkan ratusan individu pada saat yang sama, yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka dimana pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan aturan-aturan, yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi. Mengelola dan memimpin yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berada pada tahan perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang memiliki iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunkan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda


(54)

untuk berkomunikasi efektif. ”Interaksi diantara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi disebut sistem komunikasi organisasi”. (Pace dan

Faules, 2002:33)

2.3 Tinjauan tentang komunikasi antar persona

2.3.1 Pengertian komunikasi antar persona

Komunikasi antar persona/antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan orang lain, biasanya melibatkan dua pihak dengan jarak yang dekat karena tidak menggunakan media.

Pengertian komunikasi antar persona (interpersonal Communication) menurut onong uchjana effendi yang dikutip dari josep A. Devito sebagai berikut :

“proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang, dengan beberapa elemen dan beberapa umpan

balik seketika” (Effendy 2003 : 60)

Berdasarkan definisi devito itu, komunikasi antar persona dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua – duaan sepertiu suami istri yang sedang bercakap – cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar.

Menurut Alo Liliweri yang dikutip dari Effendy mengenai pengertian antarpersona berikut :

“pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung


(55)

Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. Jadi komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan – pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negative. Jika tidak diterima maka komunikator memberi kesempatan seluas – luasnya kepada komunikan untuk bertanya.

Jadi dapat dijelaskan bahwa komunikasi antar persona adalah komunikasi yang diadakan dan berlangsung dalam situasi yang dialogis, komunikasi diadik adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau berinteraksi secara sadar, langsung dan tatap muka. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi yang dialogis adalah situasi yang berbagi dalam banyak hal, dapat berupa berbagai informasi, kegembiraan, kesedihan dan dalam komunikasi antar persona tidak melihat adanya perbedaan antara status social atau ekonomi dari masing – masing perilaku komunikasi. Dalam situasi seperti ini terasa adanya kemurnian dialog yang dapat mengungkapkan berbagai pendapat, perasaan dan kepercayaan diri dari individu – individu yang terlibat.

2.4 Tinjauan Efektivitas 2.4.1. Pengertian Efektivitas

Efektif mempunyai arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat adalah efektivitas, Menurut Onong Uchjana Effendy, n efektivitas adalah : “Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuannya


(56)

direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan

jumlah personil yang ditentukan”. (Effendy, 1986 : 14).

Dengan demikian efektivitas merupakan suatu tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian tujuan.

2.5 Tinjauan Kinerja

2.5.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

(Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

“Pengertian kinerja (Prestasi kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2001: 67).

Secara kualitas, prestasi kerja karyawan dapat diukur dari ketepatan, ketelitian, dan keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan sedangkan secara kuantitas prestasi karyawan dapat diukur dari output atau hasil dari pekerjaan yang dilakukan. Output tersebut berupa output rutin atau hasil pekerjaan rutin yang dilakukan berupa pekerjaan kantor sehari-hari, dan output yang lainnya disebut output extra atau hasil pekerjaan ekstra atau tambahan atau eksidental (Mangkunegara, 2001: 75).

2.6 Tinjauan Tentang Wartawan 2.6.1 Definisi Wartawan

Pergertian wartawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah, radio dan televisi (1996:407).


(57)

Menurut Aceng Abdullah wartawan adalah mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah dan menulis karya jurnalistik dan tercata sebagai staf redaksi sebuah penerbitan (Abdullah, 1999:17).

2.6.2 Indikator Wartawan

Tugas wartawan sebagai profesi, wartawan memerlukan bebrapa indikator yang diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan tugas kewartawanan, indikator tersebut adalah :

1. Kompleksitas

Seorang wartawan dituntut untuk menguasai pengetahuan secara mendasar, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan spesialisasinya.

2. Generalisasi

Seorang wartawan yang profesional harus memiliki pengetahuan yang bersifat umum dalam semua bidang berbeda. Kemampuan ini menuntut seorang untuk dapat mengambil kesi,pulan secara umum dan lebih dalam pada suatu kejadian dengan mudah.

3. Peka terhadap setiap peristiwa

Kepekaan seorang wartawan terhadap setiap peristiwa sangat dibutuhkan. Dengan kepekaan ini seorang wartawan akan terangsang untuk meliput suatu peristiwa, yang menjadi bahan untuk dibuatnya menjadi suatu berita yang menarik dan bermanfaat bagi publik (Janus dan Bahasuru, 1996:25).


(58)

2.6.3 Fungsi Wartawan

Tugas kewartawanan pada dasarnya hanya berkisar pada tiga fungsi, yaitu: 1. Peliput, seorang wartawan berfungsi meliput setiap peristiwa yang terjadi

untuk dijadikan bahan berita.

2. Penyusun, peristiwa yang telah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik untuk publik.

3. Penyebar Informasi, berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu menjadi informasi untuk mereka (Janus dan Bahasuru, 1996:25).

2.6.4 Tinjauan tentang Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat A. Ikhtisar Jabatan

Melaksanakan pembinaan/ pengawasan dan pelaksanaan Liputan Berita dan Dokumentasi. Olah Raga serta Pengembangan Berita TVRI Jawa Barat.

B. Uraian Tugas

 Menyusun langkah kegiatan bidang pemberitaan.

 Membagi tugas kepala staf dilingkungan Bidang Pemberitaan sesuai dengan bidang tugasnya.

 Memberi petunjuk/bimbingan kepada staf di Lingkungan Bidang Pemberitaan langsung maupun tertulis agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.


(59)

 Memeriksa hasil kerja di lingkungan Bidang pemberitaan berdasarkan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai bahan pembinaan staf.

 Mengevaluasi dan menilai kegiatan staf dengan cara menilai hasil pelaksanaan tugas dan prestasi kerja staf sebagai bahan pembuatan evaluasi.

 Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang pemberitaan.

 Melaksanakan pembinaan terhadap SDM berkoordinasi dengan Bidang/Bagian terkait.


(60)

43

3.1 Tinjauan mengenai Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Barat 3.1.1 Sejarah TVRI Jawa Barat

Pemerintah Daerah bersama masyarakat Jawa Barat sudah sejak lama berkeinginan agar di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibangun Stasiun Penyiaran Televisi. Keinginan ini karena jumlah penduduk di Jawa Barat terbesar di bandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia, di samping itu alam dan budayanya sangat potensial untuk acara televisi. Penyebaran realisasinya tidak mungkin tertampung oleh TVRI Pusat.

Pembangunan Stasiun TVRI di Jawa Barat sudah merupakan gagasan sejak tahun 1982. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Departemen Penerangan mengadakan musyawarah, setelah mufakat maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat menyanggupi memberikan fasilitas :

- Penyediaan tanah

- Membantu uang muka penyediaan rumah dinas - Serta fasilitas lainnya.

Sedangkan Departemen Penerangan melalui APBN, menyediakan sarana fisik dan instalasi peralatan. Pada tahun anggaran 1984/1985, Proyek Mass Media TVRI Jawa Barat mendapatkan dana APBN DIP. No: 108/XIV/3/1984 tanggal 15 Maret 1984 sebesar Rp 187.000.000,- dialokasikan untuk:


(61)

a. Pembangunan Rumah Dinas

b. Pembangunan Gedung SPK dan Garasi OB Van c. Pembebasan tanah

d. Administrasi Proyek.

TVRI Stasiun Bandung merupakan pengembangan dari Stasiun Produksi Keliling ( SPK Bandung ) yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan No.907/SK/BK/1987.

Peresmian beroperasinya TVRI Stasiun Bandung (nama waktu itu) tanggal 11 Maret 1987, hadir pula hari itu Menteri Penerangan, Harmoko, Gubernur Jawa Barat HR. Yogie SM dan para pejabat teras Departemen Penerangan dan Gedung Sate. Acara pertama yang disiarkan yaitu Lomba Asah Terampil Kelompencapir Tingkat Nasional bertempat di Soreang Kabupaten Bandung.

Secara politis pembangunan TVRI dirayakannya bersamaan dengan

peringatan hari lahirnya “Supersemar” pada tanggal sebelas maret yang

diperingati secara khusus oleh Pemerintah waktu itu sebagai tanggal kelahiran Orde Baru dengan pemegang mandat surat tersebut berada di tangan Presiden Soeharto.

TVRI Stasiun Bandung yang kini berubah nama menjadi TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten, sejak awal menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat agar TVRI menjadi media yang menyebarluaskan seni dan budaya Jawa Barat secara kontinyu dan berkesinambungan. Keinginan itu tampaknya disambut baik oleh pengelola TVRI. Sejak kepala stasiun yang pertama sampai kini


(62)

komitmen itu belum pernah berubah. TVRI daerah sebagai media mengembangkan budaya daerah dimana TVRI berada.

Oleh karena itu mata acara siaran ke arah itu dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan baik. Mata acara pagelaran Wayang Golek merupakan mata acara siaran unggulan yang tidak pernah absen dari TVRI Jabar&Banten. Begitu pula dengan seni dan budaya lainnya, menjadi menu utama TVRI miliknya masyarakat Jawa Barat ini. Bahkan siaran berita berbahasa Sunda kini sudah berlangsung dengan baik setiap hari.

 TVRI Stasiun Kelas B meliputi; TVRI Stasiun Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

 TVRI Kelas C meliputi TVRI Stasiun DI Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Maluku dan Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.

 TVRI Stasiun D meliputi TVRI Stasiun Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.

 TVRI Sektor Transmisi meliputi Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

Secara fisik kantor TVRI Stasiun Bandung terletak pada areal seluas 47.692 meter persegi ( 4,7 Ha ) , dari luas tanah tersebut yang sudah berdiri bangunan seluas 9.982 meter persegi.

Bangunan terdiri atas gedung studio, gedung serba guna, gedung studio rekaman, lapangan tenis, masjid dan bangunan lainnya yang di lengkapi dengan perlengkapan operasional dan perlengkapan penunjang.


(63)

Adapun pembangunan TVRI Stasiun Bandung di lakukan secara bertahap, yaitu :

1. Tahap pertama, berlangsung antara tahun 1986-1987; dibangun gedung studio dan penyusunan master plan (rencana induk bangunan).

2. Tahap kedua berlangsung antara tahun 1987-1988; penyelesaian studio seluas 400 meter persegi, pengadaan AC Central sebagai pengkondisian suhu ruangan untuk peralatan bantuan dari negara Inggris.

3. Tahap ketiga berlangsung antara tahun 1988-1989; membangun menara setinggi 54 meter dengan penambahan satuan transmisi di daerah Panyandakan Cisarua yang merupakan stasiun induk untuk penyebaran siaran ke daerah bagian Jawa Barat.

4. Tahap keempat, berlangsung antara tahun 1989-1990; Pembangunan Studio Rekaman Suara seluas 900 meter persegi dan Gedung Serba Guna seluas 340 meter persegi.

Biaya keseluruhan pembangunan TVRI Stasiun Bandung bersumber dari : - Dana pemerintah ( APBD )

- Biaya bantuan dari pemerintah Inggris senilai US$ 19 Juta berupa peralatan elektronik ( perangkat lunak dan perangkat keras )

- Biaya berasal dari swadaya masyarakat.

Tahun 2003 Nomenklatur TVRI Bandung berubah menjadi TVRI Jawa Barat dan Banten. Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat sejak bulan Januari 2007. Jumlah Karyawan TVRI Jawa Barat sebanyak 359 orang.


(64)

3.1.2 Visi Dan Misi Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Barat

A. Visi Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Barat

Setiap perusahaan memiliki tentunya sebuah visi, karena dengan adanya visi tujuan perusaan bisa tercapai dengan maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan, adapun visi yang dimiliki TVRI Jawa Barat adalah sebagai berikut :

“MENJADIKAN TVRI JAWA BARAT MILIK MASYARAKAT JAWA BARAT”. Guna terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.

Masa depan yang ingin di capai oleh TVRI Stasiun Bandung, sejalan dengan pergeseran status kelembagaan paling tidak untuk kurun waktu 2004

mendatang, telah di tetapkan suatu visi yaitu “Menjadikan TVRI Stasiun Bandung

Milik Masyarakat Jawa Barat” sebagai panduan mencapai keberhasilan tujuan

organisasi, yaitu di dasarkan pada keberadaannya sebagai organisasi penyiaran televisi dengan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Jawa Barat di bidang siaran informasi yang aktual dan akurat, siaran pendidikan dan hiburan yang sehat dan nyaman dengan efisien dan efektif guna mencerdaskan dan menghibur masyarakat.


(1)

13 15 Arti kata dari ucapan kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 14 16 Gabungan kata kepala bidang

TVRI Jawa Barat dalam berbicara 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 15 17 Reaksi/tanggapan kepala

bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dalam berinteraksi dengan wartawannya 1 2 3 4 5 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 16 18 Pesan yang disampaikan

kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat kepada wartawannya 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

17 19 Kepala bidang menjadi

komunikan (pendengar) dalam berinteraksi 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

18 20 Kepala bidang menjadi

komunikator (pembicara) dalam berinteraksi 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju


(2)

19 21 Ketepatan komunikasi antar persona kepala bidang TVRI Jawa Barat 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 20 22 Ketelitian komunikasi antar

persona kepala bidang TVRI Jawa Barat 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 21 23 Keterampilan komunikasi

antar persona kepala bidang TVRI Jawa Barat

5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

22 24 Setelah melakukan

komunikasi antar personal mempengaruhi jumlah pekerjaan wartawan 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

23 25 Setelah melakukan

komunikasi antar personal mempengaruhi kecepatan pekerjaan wartawan 5 4 3 2 1 SS. S. CS. TS. STS Sangat Setuju Setuju

Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Resta Rangga Yanita

Nama Panggilan : Rangga

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor , 02 September 1987 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Tetap : Jalan Mawar No. 57 Rt/Rw.01/04 Kelurahan Pakuwon Kecamatan Garut Kota

No Telepon : Rumah : (0262) 234886

Handphone : 085221030900, (022) 92311162

Email : rangga.resta@gmail.com

rangga_57@yahoo.co.uk

2005 - 2009 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi Spesialisasi Jurnalistik. Program Srata-1 2002 - 2005 : SMU Negeri 1 Tarogong Kidul Garut

1999 - 2002 : SLTP Negeri 2 Garut 1993 - 1999 : SD Negeri Mawar 2 1992 - 1993 : TK Budhi Bakti

DATA PRIBADI


(4)

Media Literacy, UNIKOM, 2007.

Kunjungan Media Massa ke Sinematek Indonesia, RCTI, TRANS 7, Jakarta, 2007.

Seminar dan Workshop ”Konseptual Fotografi dan Lighting Indoor” Unikom 2009

Business Tour Enterpreneurship, Ciwidey. 2009

Study Tour Peliputan Jurnalistik Televisi Di Istana Kepresidenan Bogor 2009

Pembekalan English Proficiencep Test, Kampus UNIKOM Bandung.

2010

1999 – 2001 : Anggota PMR SLTP Negeri 2 Garut

2002 – 2004 : Anggota OSIS SMU Negeri 1 Tarogong Kidul Garut 2006 : Panitia Keakraban (PLINIK) Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2008 : Anggota Karang Taruna Kel. Pakuwon Garut

2004 : Bimbingan Belajar Ganesha Operation Bandung PENDIDIKAN NON FORMAL

SEMINAR / PELATIHAN / ……


(5)

Lampiran 13 Korelasi

Rank Spearman

Resp

X

Y

rank X rank Y

di=( Rank X-

Rank Y)

di2

1

20

20

27

28

-1

1

2

30

35

14,5

9

5,5

30,25

3

23

26

25

22

3

9

4

24

23

24

25

-1

1

5

31

33

11

13

-2

4

6

20

22

27

26,5

0,5

0,25

7

43

46

1

1,5

-0,5

0,25

8

26

32

20,5

15

5,5

30,25

9

40

46

3

1,5

1,5

2,25

10

31

37

11

6,5

4,5

20,25

11

25

26

22,5

22

0,5

0,25

12

29

36

17

8

9

81

13

36

37

4

6,5

-2,5

6,25

14

26

29

20,5

18,5

2

4

15

33

27

7,5

20

12,5

156,25

16

27

26

19

22

-3

9

17

25

25

22,5

24

-1,5

2,25

18

20

22

27

26,5

0,5

0,25

19

33

31

7,5

16

-8,5

72,25

20

19

18

29

29

0

0

21

30

34

14,5

10,5

4

16

22

32

33

9

13

-4

16

23

41

45

2

3

-1

1

24

30

33

14,5

13

1,5

2,25

25

34

38

5,5

5

0,5

0,25

26

28

30

18

17

1

1

27

34

41

5,5

4

1,5

2,25

28

30

29

14,5

18,5

-4

16

29

31

34

11

10,5

0,5

0,25


(6)

1

6

1

2 2

n

n

di

rs

29

1

29

485

6

1

2

rs

=

24360

2910

1

=

0

,

880

24360

21450

24360

2910