Pola Interaksi Keterbukaan Produser

empat kategori masalah yaitu pola interaksi, keterbukaan, jarak informasi semantik dan umpan balik. ” Sintesa Jablin 1979 Bertolak dari definisi Sintesa Jablin diatas, maka variabel x penelitian efektivitas komunikasi Antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat akan diukur dengan indikator sebagai berikut :

1. Pola Interaksi

Menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

2. Keterbukaan

Membuka diri pada orang lain, bereaksi pada orang lain dengan spontan tanpa dalih perasaan dan pikiran yang kita miliki 3. Jarak Informasi Semantik Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata- kata.

4. Umpan Balik

Reaksi tanggapan yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada penyampai pesan atau komunikatorsumber Teori yang sesuai dengan variabel selanjutnya adalah Pengertian Kinerja. Kinerja menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai “prestasi dan hasil yang telah dicapai” Anonim: 570. Sedangkan dari Mangkunegara yaitu : “Kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Mangkunegara 2000 : 67”. Bertolak dari definisi kinerja menurut mangkunegara diatas, maka kinerja hasil kerja diukur dengan indikator, hasil kerja secara kualitas dan hasil kerja secara kuantitas. Dalam mengkaji penelitian ini peneliti menggunakan model komunikasi antar persona, dimana dalam komunikasi antar persona hubungan yang terjadi antar komunikan dan komunikator terdapat beberapa elemen – elemen yaitu : Sumber, penerima, efek, dan umpan balik. Untuk lebih jelasnya seperti yang digambarkan dalam model komunikasi antar persona menurut Joseph. A. De Vito sebagai berikut Gambar 1.1 “dalam gambar diatas, lingkaran paling luar dengan garis putus – erasi. Perhatikan sumber dan penerima, mereka dilingkari oleh 2 lingkaraan dengan garis putus-putus juga, dan diantara lingkaran tersebut terdapat lingkaran yang berimpitan overlap. Kedua lingkaran yang berimpitan tersebut menggambarkan bahwa baik penerima maupun sumber mempunyai ruang lingkup pengalaman tertentu yang sama lingkaran yang berimpitan. Baik gambar lingkaran maupun kedua lingkaran ruang lingkup pengalaman, digambarkan dengan garis putus – putus, artinya disini dilukiskan bahwa baik konteks komunikasi maupun ruang lingkup pengalaman adalah hal – hal yang selalu berubah, tidak statis. Sedangkan proses komunikasi antar persona disini ialah : dari sumber mengirim pesan kepada penerima, menimbulkan efek langsung serta umpan balik yang langsung pula. ” Prakito, 1987 : 44-45

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat sejauhmana efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. Dalam hai ini pesan disampaikan oleh Bapak Jamaludin selaku kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat kepada wartawan yang didalamnya mencakup segala jenis komunikasi baik verbal maupun nonverbal, yang selanjutnya diharapkan kinerja wartawan yang lebih baik. Gambar 1.2 Dari gambar diatas dapat dilihat yang menjadi sumber dari sebuah pesan adalah kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat, sedangkan penerimanya adalah wartawan yang bekerja di TVRI Jawa Barat, kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat berperan sebagai penyampai pesansimbol, sedangkan wartawan TVRI Jawa Barat sebagai orang yang mengartikan pesansymbol sehingga dalam komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan wartawannya akan menimbulkan pemahaman bagi wartawannya yang menimbulkan umpan balik langsung.

1.6 Operasionalisasi Variabel

Pernyataan masalah yang diajukan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. “Variabel bebas X adalah penyebab atau pendahulu dari variabel lain, sedangkan variabel terikat Y adalah akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluiya” Rakhmat, 1993:12.

1.6.1 Variabel X : Efektivitas

Efektivitas dalam konteks komunikasi atasan – bawahan memperkenalkan empat kategori masalah yaitu pola interaksi, keterbukaan, jarak informasi semantik dan umpan balik Sintesa Jablin. Dengan indikator sebagai berikut : Variabel X : Efektivitas komunikasi antar persona Indikator : 1. Pola Interaksi 2. Keterbukaan 3. Jarak Informasi Semantik 4. Umpan Balik Sintesa Jablin : 1979

1.6.2 Variabel Y : Kinerja Wartawannya

Kinerja prestasi kerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung j awab yang diberikan kepadanya”. Dengan indikator sebagai berikut : Variabel Y : Kinerja Wartawannya Indikator : 1. Kualitas Kerja Wartawannya 2. Kuantitas Kerja Wartawannya Mangku Negara, 2000 Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel NO VARIABEL INDIKATOR ALAT UKUR ITEM PERTANYAAN 1. Variabel X : Efektivitas komunikasi antar personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Pola Interaksi Gagasan Emosi Simpati Pengertian Keterbukaan Bereaksi Spontanitas Perasaan Pikiran Jarak informasi Semantik Arti kata Gabungan kata Umpan Balik Reaksi tanggapan Pesan Komunikan Komunikator 2 Variabel Y : Kinerja Wartawannya Kualitas Kerja Ketepatan dalam bekerja Ketelitian Keterampilan Kuantitas Kerja Jumlah Pekerjaan yang diselesaikan Kecepatan kerja Wartawan

1.7 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer merupakan data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang diperlukan untuk menjelaskan kegiatan penyebaran informasi melalui angket Questionair. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu: 1. Angket Questionair adalah “Lembaran - lembaran yang berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel, yang diisi atau dijawab oleh responden dengan jujur atau obyektif” Tohardi, 2008: 178. Selain itu angket merupakan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data dari populasi yang akan ditujukan pada responden yaitu Wartawan Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat. 2. Wawancara Interview adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” Moleong, 2006: 186. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat. 3. Studi Pustaka merupakan “Pendayagunaan sumber informasi di perpustakaan dan jasa informasi dari litelatur lainnya yang tersedia” Singarimbun, 1987: 79. 4. Internet Searching merupakan pencarian data melalui internet. Penulis mendapatkan literatur dari website TVRI yaitu www.tvri.co.id dan www.google.com

1.8 Teknik analisa data

Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data. Klasifikasi data, yaitu mengelompokan data dan dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya. 2. Data di masukkan ke dalam Coding Book Buku Koding dan Coding Sheet Lembar Koding. Mentabulasikan data, yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel tabel induk kemudian ke dalam tabel tunggal sesuai tujuan analisa data. 3. Data yang ditabulasi dianalisa dengan Koefisien Korelasi Rank Spearman . Analisa data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kuantitatif, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh responden. Pemberian skor dimaksudkan untuk memindahkan data kuantitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam nilai-nilai kuantitatif. Di dalam menentukan skor, yaitu dengan menggunakan skala likert, dengan masing-masing pernyataan dari responden diberi nilai sebagai berikut: sangat setuju = 5, setuju = 4, cukup setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan komputer dengan program SPSS 13 untuk menganalisa hubungan antara variabel X dan variabel Y digunakan teknik analisis Rank Spearman : Rumus : di mana : ∑ di 2 = ∑ [ nxi – n yi ] 2 Keterangan : rs = korelasi rank spearman di = selisih antara dua ranting n = jumlah sampel Koefisien korelasi diartikan Guilford 1956: 145 secara kasar sebagai berikut: Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali; lemah sekali 6 ∑ di 2 n = 1 - n n 2 - 1 0,20 - 0,40 hubungan rendah tetapi pasti 0,40 - 0,70 hubungan yang cukup berarti 0,70 - 0,90 hubungan yang cukup tinggi; kuat Lebih dari 0,90 hubungan sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan. Sedangkan untuk meganalisa pengaruh koefisien determinasi KD antar variabel X dengan Variabel Y digunakan rumus : Keterangan : r = besarnya korelasi Untuk menguji hipotesis di gunakan rumus uji T yaitu : Ket : r = Besarnya korelasi n = Besarnya sampel Sugiyono, 2005: 215

1.9 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian Kuantitatif. Dan metode yang digunakan yaitu Metode Penelitian Survey dengan Teknik Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlangsung pada saat ini informasinya dianalisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah. KD = r 2 x 100 t hitung = r √ n – 2 √1 – r 2 Metode Survey merupakan penelitian yang mengambil survey dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama. Metode survey dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan menggunakan sampel disertai wawancara dengan pihak - pihak terkait terhadap masalah yang diteliti. Menurut Winarno Surachmad mengungkapkan bahwa : “Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, interview, angket, observasi dan teknik test, studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif, atau operasional” Surachmad, 1982: 139. Sesuai dengan judul penelitian, maka metode penelitian survey dengan analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan Efektivitas Komunikasi Antar Personal Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Terhadap Kinerja Wartawannya. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, “Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauhmana, dan sebagaimana, maka penelitian bersifat deskriptif yaitu menjelaskan dan menerangkan peristiwa” Arikunto, 1992: 25. Berkaitan dengan hal di atas maka peneliti ingin meneliti suatu proses atau peristiwa yang sedang berlangsung yang menggambarkan keadaan yang terjadi pada waktu peneliti melakukan penelitan. 1.10 Populasi Dan Sampel 1.10.1 Populasi Populasi adalah “Jumlah keseluruhan dan analisis yang cirri - cirinya akan diduga” Singarimbun, 1985: 152. Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan obyek penelitian. Karena karyawan yang menjadi bahan penelitian, maka Populasi dalam penelitian ini adalah Wartawan Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat Tabel 1.2 Data Wartawan TVRI Jawa Barat Bagian Pemberitaan N = 29 NO NAMA JABATAN BAGIAN 1 Abad Badrudin Wartawan 2 Abdurachim Wartawan 3 Arief Darmawan Wartawan 4 Agus Prasetyo Wartawan 5 Dewi Setiawati Wartawan 6 Djalaludin Wartawan 7 Dradjat Wartawan 8 Endang Herman Wartawan 9 Erika Hermiyati Wartawan 10 Erlinda Siregar Wartawan 11 Fira Rithma Pratami Wartawan 12 Herman Alakatiri Wartawan 13 Inne Elyane Wartawan 14 Khaerudin Wartawan 15 Komarudin Wartawan 16 Lenny Ruswantuti Wartawan 17 Novian Sarkowi Wartawan 18 Mohamad Adam Wartawan 19 Oka Sayuti Wartawan 20 Ramadhan Wartawan 21 R.M. Andi Wartawan 22 Ricky Zebastian Wartawan NO NAMA JABATAN BAGIAN 23 Sugiyanto Wartawan 24 Suryo Iriani Wartawan 25 Suhermay Wartawan 26 Sri Koesndari Wartawan 27 Suzi Susana Wartawan 28 Tri jauhari Wartawan 29 TB. M. Yusuf H Wartawan Jumlah Populasi N 29 Orang Sumber : Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat 2010

1.10.2 Sampel Menurut Kartono

sampel adalah “Bagian yang akan dipelajari dan diamati untuk diteliti. Kartono mengatakan bahwa untuk populasi berjumlah antara 10-100 orangsatuan, seyogyannya diambil 100” Kartono, 1990 :135. “Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dinggap dapat menggambarkan populasinya. Penelitian ini mengacu pada ukuran yang diberikan yaitu menggunakan Teknik Total Sampling”. Mengingat dalam penelitian ini populasinya relatif kecil, maka penelitian ini menggunakan teknik secara sensus Total Sampling, karena sampel yang diambil meliputi keseluruhan untuk populasi Sugiyono, 2003 :58.

1.11 Hipotesis Hipotesis menurut F.N Kerlinger adalah kesimpulan sementara atau preposisi

tentatif tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. “Hipotesis dirumuskan, baik yang bersifat korelasional maupun deskriptif disebut hipotesis kerja Hi agar diuji secara statistik, diperlukan sesuatu untuk membandingkan hipotesis kerja tadi yaitu hipotesis Ho yang merupakan formulasi terbalik dari hipoteis kerja”. Singarimbun dan Effendy, 1989:44-55. Adapun hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah : H I : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya H : Tidak ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya. Untuk dapat mempermudah penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hipotesis di atas dengan uraian sebagai berikut : 1. H I : Ada pengaruh antara pola interaksi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya. H : Tidak ada pengaruh antara pola interaksi Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya. 2. H I : Ada pengaruh antara keterbukaan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya. H : Tidak ada pengaruh antara keterbukaan Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat dengan kinerja wartawannya. 3. H I : Ada pengaruh antara jarak informasi semantik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. H : Tidak ada pengaruh antara jarak informasi semantik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. 4. H I : Ada pengaruh antara umpan balik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. H : Tidak ada pengaruh antara umpan balik Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. 5. H I : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kualitas wartawannya. H : Tidak ada antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kualitas wartawannya. 6. H I : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kuantitas wartawannya. H : Tidak ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kuantitas wartawannya. 7. H I : Ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. H : Tidak ada pengaruh antara efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat terhadap kinerja wartawannya. 1.12 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitan dilakukan di TVRI stasiun Jawa Barat Jl. Cibaduyut Raya No.269 Bandung. 40236 Telp 022 5406182 Fax 5406051 Website www.tvri.co.id . .

1.12.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2009 sampai dengan bulan Juli 2010. Untuk lebih jelas peneliti menampilkan waktu pelaksanaan penelitian pada tabel 1.3 sebagai berikut :

1.13 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini peneliti menampilkan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasional variabel, hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, populasi dan sampel, lokasi dan waktu penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini membahas tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, tinjauan tentang komunikasi antar persona, tinjauan tentang Efektivitas, tinjauan tentang kinerja, tinjauan tentang wartawan, tinjauan tentang kepala bidang pemberitaan TVRI Jawa Barat.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada Bab ini membahas mengenai gambaran secara umum tentang perusahaan TVRI Jawa Barat di mana tempat peneliti mengadakan penelitian meliputi; sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job descriptions, sarana dan prasarana perusahaan. Tinjauan tentang populasi penelitian di mana meliputi; populasi ditinjau dari jenis kelamin, dan pendidikan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas cara pengumpulan data melalui kuesioner yang di sebarkan kepada responden dan telah di isi oleh responden, serta pengolahan data yang menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah diperoleh melalui SPSS 17.

BAB V : PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran – saran dari peneliti, baik penulis dalam melakukan penelitian yang sejenis bagi program studi Ilmu Komunikasi lainnya, dan untuk lembaga penyiaaran publik TVRI Jawa Barat sehubungan dengan efektivitas komunikasi antar persona kepala bidang terhadap kinerja wartawannya. 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Tinjauan Komunikasi

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek ”. “Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “Communications” berasal dari kata latin “Communicatio, dan bersumber dari kata “Communis” yang berarti “sama”, maksudnya adalah sama makna. kesamaan makna disini adalah mengenai sesuatu yang dikomunikasikan, karena komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan atau dikomunikasikan, Suatu percakapan dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan mengerti bahasa pesan yang disampaikan”.Effendy, 2005 : 9. Sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek Carl I. Hovland, mendenifisikan “Komunkasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas- asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap ”. Effendy, 2005 : 10. Sedangkan Menurut Gode 1969:5 yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, memberikan pengertian komunikasi adalah “It is a process that makes common to or several what the monopoly of one or some Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang”. Wiryanto, 2004 : 6. Sebagaimana yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi. Menurut Harold D. Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah “Dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With What Effect ”. Wiryanto, 2004 :7. Pertanyaan ini mengandung lima unsur dalam komunikasi yang menunjukkan studi ilmiah mengenai komunikasi cenderung untuk berkonsentrasi pada satu atau beberapa pertanyaan diatas : 1. Who siapa, komunikator yakni orang yang menyampaikan mengatakan, atau menyiatkan pesan-pesan baik secra lisan maupun tulisan. dalam hal ini komunikator melihat dan menganalisa factor yang memprakasai dan membimbing kegiatan komunikasi. 2. Say What mengatakan apa, pesan yaitu: ide, informasi, opini yang dinyatakan sebagai isi pesan dengan menggunakan simbol atau lambang yang berarti. 3. In which channel melalui saluran apa media ialah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesan agar pesan lebih mudah untuk diterima dan dipahami, biasanya komunikator menggunakan pers, radio, televisi, dan lain-lain. 4. To Whom kepada siapa komunikan ialah orang yang menjadi sasaran komunikator dalam menyampaikan pesan. untuk itu seorang komunikator harus mengetahui betul sifat dan kondisi komunikan dimanapun berada. 5. Effeck efek yakni efek atau pengaruh kegiatan komunikasi yang di lakukan komunikator kepada komunikan, sehingga terlihat adanya perubahan yang terjadi dalam diri komunikan. Berdasarkan uraian pengertian komunikasi di atas, maka dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi itu merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang atau kelompok komunikator kepada orang lain komunikan, dengan harapan dapat menimbulkan perubahan sikap dan pendapat dari orang yang menjadi sasaran, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

2.1.2. Unsur-unsur Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku

yang berjudul “Dinamika Komunikasi ”, Unsur-unsur komunikasi adalah: 1. Komunikator sumber. 2. Pesan. 3. Komunikan. 4. Media atau saluran. 5. Efek. 6. Umpan balik. Effendy, 2004 : 6. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuata atau pengirim informasi anatarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang disamapaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu penegtahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda. Komunikan adalah elemen yang penting dalam proses komunikassi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima.

2.1.3. Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”. Tujuan komunikasi adalah : a. Mengubah sikap To change the attitude. b. Mengubah opini To change the opinion. c. Mengubah perilaku To change the behavior. d. Mengubah masyarakat To change the society. Effendy, 2003 : 55. Sedangkan menurut Gordon I. Zimmerman yang dikutip oleh Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar” merumuskan tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar, yaitu : 1. Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan. 2. Berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Mulyana, 2005 : 4.

2.1.4. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu : 1. Komunikasi Sosial. 2. Komunikasi Ekspresif. 3. Komunikasi Ritual. 4. Komunikasi Instrumental. Mulyana, 2005 : 5. Berbeda menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, fungsi komunikasi adalah : 1. Menginformasikan To inform. 2. Mendidik To educate. 3. Menghibur To entertain. 4. Mempengaruhi To influence. Effendy, 2003 : 55.

2.1.5. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Menurut Onong Uchajana Effendy dala bukunya “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu sebagai berikut : 1. Gangguan. 2. Kepentingan. 3. Motivasi terpendam. 4. Prasangka. Effendy, 2003 : 45.

2.1.6. Pinsip Komunikasi

Prinsip komunikasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu : 1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. 3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan. 4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. 7. Komunikasi itu bersifst sistemik. 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi. 9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. 11. Komunikasi bersifat irreversibel. 12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah Mulyana, 2005 :83. 2.2. Tinjauan Komunikasi Organisasi 2.2.1. Hakikat dan Pengertian Organisasi Istilah Organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan- tujuan. ”Jika dilihat dari pendekatan subjektif, organisasi berarti proses, sedangkan pandangan objektif mengenai organisasi, organisasi berarti struktur”. Penekanan pada perilaku atau struktur bergantung pada pandangan mana yang dianut organisasi secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara pengorganisasian dianggap sebagai kata kerja. Pace dan Faules, 2002:11 Kelangsungan hidup suatu organisasi bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Manusia dilihat sebagai pemproses informasi yang memberi respon terhadap informasi yang ditemukannya dalam lingkungan. Pace dan Faules, 2002:14

2.2.2. Pengertian Komunikasi Organisasi

Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi setelah mengetahui hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi. ”Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang-orang, komunikasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”. Pace dan Faules, 2002:25 Analisis komunikasi organisasi menyangkut penekanan atas banyak transaksi yang terjadi secara stimuli. Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan diantara puluhan bahkan ratusan individu pada saat yang sama, yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka dimana pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan aturan-aturan, yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi. Mengelola dan memimpin yang dimotivasi oleh kemungkinan- kemungkinan yang berada pada tahan perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang memiliki iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunkan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. ”Interaksi diantara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi disebut sistem komunikasi organisasi”. Pace dan Faules, 2002:33 2.3 Tinjauan tentang komunikasi antar persona

2.3.1 Pengertian komunikasi antar persona

Komunikasi antar personaantar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan orang lain, biasanya melibatkan dua pihak dengan jarak yang dekat karena tidak menggunakan media. Pengertian komunikasi antar persona interpersonal Communication menurut onong uchjana effendi yang dikutip dari josep A. Devito sebagai berikut : “proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang, dengan beberapa elemen dan beberapa umpan balik seketika” Effendy 2003 : 60 Berdasarkan definisi devito itu, komunikasi antar persona dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua – duaan sepertiu suami istri yang sedang bercakap – cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar. Menurut Alo Liliweri yang dikutip dari Effendy mengenai pengertian antarpersona berikut : “pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis”.Liliweri, 1997 : 12 Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. Jadi komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan – pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negative. Jika tidak diterima maka komunikator memberi kesempatan seluas – luasnya kepada komunikan untuk bertanya. Jadi dapat dijelaskan bahwa komunikasi antar persona adalah komunikasi yang diadakan dan berlangsung dalam situasi yang dialogis, komunikasi diadik adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau berinteraksi secara sadar, langsung dan tatap muka. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi yang dialogis adalah situasi yang berbagi dalam banyak hal, dapat berupa berbagai informasi, kegembiraan, kesedihan dan dalam komunikasi antar persona tidak melihat adanya perbedaan antara status social atau ekonomi dari masing – masing perilaku komunikasi. Dalam situasi seperti ini terasa adanya kemurnian dialog yang dapat mengungkapkan berbagai pendapat, perasaan dan kepercayaan diri dari individu – individu yang terlibat. 2.4 Tinjauan Efektivitas 2.4.1. Pengertian Efektivitas Efektif mempunyai arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat adalah efektivitas, Menurut Onong Uchjana Effendy, n efektivitas adalah : “Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuannya direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. Effendy, 1986 : 14. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian tujuan. 2.5 Tinjauan Kinerja 2.5.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. “Pengertian kinerja Prestasi kerja adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” Mangkunegara, 2001: 67. Secara kualitas, prestasi kerja karyawan dapat diukur dari ketepatan, ketelitian, dan keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan sedangkan secara kuantitas prestasi karyawan dapat diukur dari output atau hasil dari pekerjaan yang dilakukan. Output tersebut berupa output rutin atau hasil pekerjaan rutin yang dilakukan berupa pekerjaan kantor sehari-hari, dan output yang lainnya disebut output extra atau hasil pekerjaan ekstra atau tambahan atau eksidental Mangkunegara, 2001: 75. 2.6 Tinjauan Tentang Wartawan 2.6.1 Definisi Wartawan Pergertian wartawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah, radio dan televisi 1996:407. Menurut Aceng Abdullah wartawan adalah mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah dan menulis karya jurnalistik dan tercata sebagai staf redaksi sebuah penerbitan Abdullah, 1999:17.

2.6.2 Indikator Wartawan

Tugas wartawan sebagai profesi, wartawan memerlukan bebrapa indikator yang diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan tugas kewartawanan, indikator tersebut adalah : 1. Kompleksitas Seorang wartawan dituntut untuk menguasai pengetahuan secara mendasar, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan spesialisasinya. 2. Generalisasi Seorang wartawan yang profesional harus memiliki pengetahuan yang bersifat umum dalam semua bidang berbeda. Kemampuan ini menuntut seorang untuk dapat mengambil kesi,pulan secara umum dan lebih dalam pada suatu kejadian dengan mudah. 3. Peka terhadap setiap peristiwa Kepekaan seorang wartawan terhadap setiap peristiwa sangat dibutuhkan. Dengan kepekaan ini seorang wartawan akan terangsang untuk meliput suatu peristiwa, yang menjadi bahan untuk dibuatnya menjadi suatu berita yang menarik dan bermanfaat bagi publik Janus dan Bahasuru, 1996:25.

2.6.3 Fungsi Wartawan

Tugas kewartawanan pada dasarnya hanya berkisar pada tiga fungsi, yaitu: 1. Peliput, seorang wartawan berfungsi meliput setiap peristiwa yang terjadi untuk dijadikan bahan berita. 2. Penyusun, peristiwa yang telah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik untuk publik. 3. Penyebar Informasi, berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu menjadi informasi untuk mereka Janus dan Bahasuru, 1996:25.

2.6.4 Tinjauan tentang Kepala Bidang Pemberitaan TVRI Jawa Barat A. Ikhtisar Jabatan

Melaksanakan pembinaan pengawasan dan pelaksanaan Liputan Berita dan Dokumentasi. Olah Raga serta Pengembangan Berita TVRI Jawa Barat.

B. Uraian Tugas

 Menyusun langkah kegiatan bidang pemberitaan.  Membagi tugas kepala staf dilingkungan Bidang Pemberitaan sesuai dengan bidang tugasnya.  Memberi petunjukbimbingan kepada staf di Lingkungan Bidang Pemberitaan langsung maupun tertulis agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.  Memeriksa hasil kerja di lingkungan Bidang pemberitaan berdasarkan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai bahan pembinaan staf.  Mengevaluasi dan menilai kegiatan staf dengan cara menilai hasil pelaksanaan tugas dan prestasi kerja staf sebagai bahan pembuatan evaluasi.  Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang pemberitaan.  Melaksanakan pembinaan terhadap SDM berkoordinasi dengan BidangBagian terkait. 43

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Tinjauan mengenai Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat

3.1.1 Sejarah TVRI Jawa Barat

Pemerintah Daerah bersama masyarakat Jawa Barat sudah sejak lama berkeinginan agar di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibangun Stasiun Penyiaran Televisi. Keinginan ini karena jumlah penduduk di Jawa Barat terbesar di bandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia, di samping itu alam dan budayanya sangat potensial untuk acara televisi. Penyebaran realisasinya tidak mungkin tertampung oleh TVRI Pusat. Pembangunan Stasiun TVRI di Jawa Barat sudah merupakan gagasan sejak tahun 1982. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Departemen Penerangan mengadakan musyawarah, setelah mufakat maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat menyanggupi memberikan fasilitas : - Penyediaan tanah - Membantu uang muka penyediaan rumah dinas - Serta fasilitas lainnya. Sedangkan Departemen Penerangan melalui APBN, menyediakan sarana fisik dan instalasi peralatan. Pada tahun anggaran 19841985, Proyek Mass Media TVRI Jawa Barat mendapatkan dana APBN DIP. No: 108XIV31984 tanggal 15 Maret 1984 sebesar Rp 187.000.000,- dialokasikan untuk: a. Pembangunan Rumah Dinas b. Pembangunan Gedung SPK dan Garasi OB Van c. Pembebasan tanah d. Administrasi Proyek. TVRI Stasiun Bandung merupakan pengembangan dari Stasiun Produksi Keliling SPK Bandung yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan No.907SKBK1987. Peresmian beroperasinya TVRI Stasiun Bandung nama waktu itu tanggal 11 Maret 1987, hadir pula hari itu Menteri Penerangan, Harmoko, Gubernur Jawa Barat HR. Yogie SM dan para pejabat teras Departemen Penerangan dan Gedung Sate. Acara pertama yang disiarkan yaitu Lomba Asah Terampil Kelompencapir Tingkat Nasional bertempat di Soreang Kabupaten Bandung. Secara politis pembangunan TVRI dirayakannya bersamaan dengan peringatan hari lahirnya “Supersemar” pada tanggal sebelas maret yang diperingati secara khusus oleh Pemerintah waktu itu sebagai tanggal kelahiran Orde Baru dengan pemegang mandat surat tersebut berada di tangan Presiden Soeharto. TVRI Stasiun Bandung yang kini berubah nama menjadi TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten, sejak awal menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat agar TVRI menjadi media yang menyebarluaskan seni dan budaya Jawa Barat secara kontinyu dan berkesinambungan. Keinginan itu tampaknya disambut baik oleh pengelola TVRI. Sejak kepala stasiun yang pertama sampai kini komitmen itu belum pernah berubah. TVRI daerah sebagai media mengembangkan budaya daerah dimana TVRI berada. Oleh karena itu mata acara siaran ke arah itu dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan baik. Mata acara pagelaran Wayang Golek merupakan mata acara siaran unggulan yang tidak pernah absen dari TVRI JabarBanten. Begitu pula dengan seni dan budaya lainnya, menjadi menu utama TVRI miliknya masyarakat Jawa Barat ini. Bahkan siaran berita berbahasa Sunda kini sudah berlangsung dengan baik setiap hari.  TVRI Stasiun Kelas B meliputi; TVRI Stasiun Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Gorontalo.  TVRI Kelas C meliputi TVRI Stasiun DI Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Maluku dan Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.  TVRI Stasiun D meliputi TVRI Stasiun Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.  TVRI Sektor Transmisi meliputi Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat. Secara fisik kantor TVRI Stasiun Bandung terletak pada areal seluas 47.692 meter persegi 4,7 Ha , dari luas tanah tersebut yang sudah berdiri bangunan seluas 9.982 meter persegi. Bangunan terdiri atas gedung studio, gedung serba guna, gedung studio rekaman, lapangan tenis, masjid dan bangunan lainnya yang di lengkapi dengan perlengkapan operasional dan perlengkapan penunjang. Adapun pembangunan TVRI Stasiun Bandung di lakukan secara bertahap, yaitu : 1. Tahap pertama, berlangsung antara tahun 1986-1987; dibangun gedung studio dan penyusunan master plan rencana induk bangunan. 2. Tahap kedua berlangsung antara tahun 1987-1988; penyelesaian studio seluas 400 meter persegi, pengadaan AC Central sebagai pengkondisian suhu ruangan untuk peralatan bantuan dari negara Inggris. 3. Tahap ketiga berlangsung antara tahun 1988-1989; membangun menara setinggi 54 meter dengan penambahan satuan transmisi di daerah Panyandakan Cisarua yang merupakan stasiun induk untuk penyebaran siaran ke daerah bagian Jawa Barat. 4. Tahap keempat, berlangsung antara tahun 1989-1990; Pembangunan Studio Rekaman Suara seluas 900 meter persegi dan Gedung Serba Guna seluas 340 meter persegi. Biaya keseluruhan pembangunan TVRI Stasiun Bandung bersumber dari : - Dana pemerintah APBD - Biaya bantuan dari pemerintah Inggris senilai US 19 Juta berupa peralatan elektronik perangkat lunak dan perangkat keras - Biaya berasal dari swadaya masyarakat. Tahun 2003 Nomenklatur TVRI Bandung berubah menjadi TVRI Jawa Barat dan Banten. Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat sejak bulan Januari 2007. Jumlah Karyawan TVRI Jawa Barat sebanyak 359 orang.

3.1.2 Visi Dan Misi Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat A.

Visi Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat Setiap perusahaan memiliki tentunya sebuah visi, karena dengan adanya visi tujuan perusaan bisa tercapai dengan maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan, adapun visi yang dimiliki TVRI Jawa Barat adalah sebagai berikut : “ MENJADIKAN TVRI JAWA BARAT MILIK MASYARAKAT JAWA BARAT ”. Guna terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional. Masa depan yang ingin di capai oleh TVRI Stasiun Bandung, sejalan dengan pergeseran status kelembagaan paling tidak untuk kurun waktu 2004 mendatang, telah di tetapkan suatu visi yaitu “Menjadikan TVRI Stasiun Bandung Milik Masyarakat Jawa Barat” sebagai panduan mencapai keberhasilan tujuan organisasi, yaitu di dasarkan pada keberadaannya sebagai organisasi penyiaran televisi dengan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Jawa Barat di bidang siaran informasi yang aktual dan akurat, siaran pendidikan dan hiburan yang sehat dan nyaman dengan efisien dan efektif guna mencerdaskan dan menghibur masyarakat.

B. Misi Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat

TVRI Jawa Barat merupakan televisi publik milik masyarakat Jawa Barat yang memiliki misi dalam setiap kegiatannya, adapun misi yang dimiliki TVRI Jawa Barat adalah sebagai berikut 1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media control sosial yang dinamis 2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama 3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan. 4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan Negara Indonesia di dunia internasional.

3.1.3 Logo Televisi Republik Indonesia TVRI

Logo merupakan suatu bentuk identitas dari sebuah perusahaan, dengan adanya sebuah bentuk logo, perusahaan tersebut dapat mencerminkan wujud dari perusahaannya. Logo pun dirancang sedemikian rupa, karena hanya dengan sebuah logo, sebuah perusahaan dapat mendeskripsikan perusahaannya dengan lambang-lambang yang terdapat pada logonya. Logo baru yang diresmikan 16 April 2007. Dengan demikian, TVRI telah berganti logo sebanyak enam kali. Logo baru ini didesain oleh Abub Lutfy seorang karyawan TVRI, Abub Lutfy sendiri merupakan seorang desainer logo andalan yang juga berhasil memenangkan banyak lomba desain logo, baik nasional maupun internasional. Status TVRI yang telah menjadi TV Publik diperlihatkan dengan goresan merah yang membentuk huruf P Publik di atas tulisan huruf “TVRI” yang berwarna biru. Peresmian logo ini dilakukan oleh Direktur Utama TVRI, IGN Arsana. Gambar 3.1 Logo TVRI Sumber : wikipedia.org 2010 Dengan hadirnya logo baru, diharapkan ada pencerahan dalam kehidupan berbangsa yang merupakan beban yang tidak ringan yang harus dipikul oleh TVRI sebagai TV Publik yang netral, independen, dan non komersial

3.1.4 Transmisi Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat

Jawa Barat merupakan salah satu daerah terluas dan jumlah penduduknya yang sangan menyebar, sehingga TVRI Jawa Barat memerlukan banyak transmisi untuk menyalurkan siarannya ke masyarakat. TVRI Jawa Barat diperkuat oleh 18 buah transmisi yang jangkauan siarannya meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Bara Tabel 3.1 Transmisi Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat No Nama Transmisi Jangkauan Siaran 1 Bandung Kota Bandung 2 Panyandakan Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur Kota, Cicalengka, Nagrak 3 Gunung Malang Purwakarta, Subang, Kalijati 4 Bukit Nyampai Sumedang, Situraja, Tomo, Cadas Ngampar 5 Cirebon Cirebon, Indramayu, Jatibarang, Losari, Kersana 6 Ciamis Kawali, Raja Desa, Cisaga, Cijeungjing, Ciamis Kota 7 Gunung Tela Bogor, Jakarta, Bekasi, Cilegon, Serang 8 Gunung Walad Sukabumi Kota, Cibadak, Curug Warung, Kiara, Jampang 9 Kuningan Kuningan, Kadugede, Ciniru, Ciawi Gebang 10 Pasir Simpul Puncak, Bogor, Cilegon, Pandeglang Barat 11 Gunung Nagrak Lembang, Bandung Utara 12 Pasir Bogor Sukabumi Kota, Cianjur Selatan 13 Puncak Surangga Pabuhan Ratu, Sukabumi Pantai Selatan, Jampang Kulon 14 Bayah Bayah, Malingping, Cikotok 15 Cilegon Cilegon 16 Pandeglang Menes, Pandeglang, Saketi, Mangger 17 Pasir Koja Tasik Selatan, Sukaraja, Karang, Cikalong, Salopa 18 Cikuray Garut, Tasik, Ciamis Kota Sumber : Arsip TVRI Jawa Barat 2010

3.1.5 Struktrur Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat

Berdasarkan keputusan Direksi PT. Televisi Republik Indonesia Persero Nomor 039KPTSDireksiTVRI 2003 tanggal 19 Agustus 2003 terdiri dari kantor pusat, TVRI Stasiun Kelas A, TVRI Stasiun Kelas B, TVRI Stasiun kelas C, TVRI Stasiun Kelas D dan TVRI Sektor Transmissi. Kantor Pusat dipimpin oleh Direksi yang terdiri atas Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Umum, Direktur Personalia, Direktur Program dan Berita serta Direktur Teknik. Sementara TVRI stasiun dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun sedang TVRI Sektor Transmissi dipimpin oleh seorang Kepala Sektor. Para pimpinan TVRI stasiun, dibantu oleh pimpinan Kepala Bidang dan para Kepala Seksi yang berada dibawah bidang yang menaunginya, tergantung pada kelas stasiun yang bersangkutan. Adapun pembagian berdasarkan kelas stasiun TVRI, maka yang termasuk dalam kelas A adalah TVRI Stasiun DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung serta TVRI Stasiun Sulawesi Selatan. Sebagai Stasiun Kelas A, dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun dan dibantu oleh para Kepala Bidang dan Kepala Seksi dibawahnya Untuk lebih jelas struktur Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat dapat dilihat pada ganbar berikut : Gambar 3.2 Struktur Organisasi TVRI Jawa Barat STRUKTUR ORGANISASI TVRI STASIUN PENYIARAN TIPE A Sumber : Peraturan Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat, tahun 2010.

3.1.6 Job Deskription Profesi di Bidang Berita Televisi Republik Indonesia TVRI Jawa Barat

1. Produser

Produser yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser eksekutif kepala stasiun dan produser pelaksana kepala bidang. STRUKTUR ORGANISASI TVRI STASIUN JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS - SEPTEMBER 2008 KEPSTA HARIONO 050023148 SEKRETARIAT KA.BID.PROG PU HERRY SUSILO 050024399 KA.BID.BERITA JAMALUDDIN 050056077 KA.BID.TEKNIK SENTOT SUDARSONO 050037150 KA.BAG.KEUANGAN BURDJU DAENG 050023151H KA.BAG.UMUM SDM SUKINO 050023732 KA.SIE.PROGRAM YANCE SUDARISMAN KA.SIE.PROD.BERITA A.BADRUDIN 050044154 KA.SIE.TEKNIK PROD PENYIARAN HARDJANTO NUGROHO 050024835 KA.SUB.BAG. PERBENDAHARAAN ASEP SUHENDAR 050061502 KA.SUB.BAG.SDM YANI RAHMANTI 050061502 KA.SIE.PU M.SANIF KA.SIE.CURRENT AFFAIRS SIARAN OR HERMAN ALKATIRI 050062627 KA.SIE.TEKNIK TRANSMISI KOMI KOMARA KA.SUB.BAG. AKUNTANSI TITIK SUTARYATI KA.UMUM PERLENGKAPAN AKBAR IRIANA P. 050064805 KA.SIE.FASILITASI TRANSMISI HERNI NAZARI 050023788

2. Reporter

Reporter yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan hunting berita ataupun undangan dan mencatat data - data yang akan dibuat menjadi naskah suatu berita yang kemudian ditayangkan.

3. Kameraman

Kameraman yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat alat rekam seperti kamera untuk didokumentasikan.

4. Penyiar

new reader castor, host presenter Penyiar bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu jenis acara tertentu.

5. Pengarah acara

PD Program Director 1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara bertanggungjawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran seperti: - Forum Kita - Bruk Brak - Pasosore - Terapi - Fit And Fresh

6. Asissten Pengarah Acara

FD Floor Director Asissten Pengarah Acara FD bertugas membantu tugas dari Program Director. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar Host sebagai tanda masuk dan keluar siaran.

7. Dokumentasi

Teleprompter Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman video yang telah diliput. Dokumentasi juga bertugas sebagai Teleprompter, yaitu yang bertugas mengoperasikan jalannya teks pada computer yang dihubungkan kepada monitor penyiar saat sedang terjadinya siaran.

8. Editor

Editor bertugas mengedit gambar hasil liputan agar terlihat bagus, dan memprogram video yang akan ditampilkan. 9. Redaksi EIC Tugas Keredaksian Adalah sebgai berikut: a. Melakukan penugasan liputan b. Melakukan koreksi naskah Struktur kalimat, penggunaan 5W+1H, kekefektifitasan, balance beritanya. c. Dubbing, yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing sehingga dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan d. Editing e. Sinkronisasi f. Mengirimkan berita ke Jakarta TVRI Nasional . g. Melakukan penyusunan berita.

10. Komputer Grafik

Yaitu orang yang bertugas menangani tampilan Layout pada saat siaran.