Selasa, Jumat, Rabu Senin,

BMKG NO WAKTU AGENDA

1. Selasa,

20 Juli 2010 Pembahasan Prakiraan Musim Hujan 20102011 internal Deputi Bidang Klimatologi

2. Jumat,

23 Juli 2010 Pembahasan Prakiraan Musim Hujan 20102011 di Lingkungan BMKG Pusat

3. Rabu

‐Kamis, 4‐5 Agustus 2010 Pembahasan Prakiraan Musim Hujan 20102011, BMKG Pusat dan 21 UPT BMKG Daerah + Balai Besar I‐V dan Stasiun Klimatologi 4. Kamis, 19 Agustus 2010 Pembahasan Prakiraan Musim Hujan 20102011 dengan Instansi Terkait Ristek – Kementan – IPB – BPPT.

5. Senin,

30 Agustus 2010 Press Release Musim Hujan 20102011 di Indonesia BMKG BMKG BMKG ‰ Prakiraan yang dikeluarkan selama ini telah sangat dirasakan manfaatnya bagi sektor pertanian, khususnya dalam menentukan awal masa tanam. ‰ Dari hasil kajian Deptan dengan BMKG dan LAPAN; 1. Pola curah hujan tahun 2010 sama dengan tahun 1998. 2. Dari hasil prediksi dilakukan plot pada peta tanaman pangan untuk melihat perkembangan areal tanam. Ada 2 poin yang didapatkan: a. Petani cenderung melakukan perluasan tanaman padi, akan tetapi dikhawatirkan berkurangnya areal palawija. b. Hujan yang terjadi tinggi tetapi suhu tetap tinggi, sehingga perlu diwaspadai serangan hama. ‰ Dari hasil overlay peta prediksi musim dengan peta distribusi areal tanam diketahui bahwa sebesar 80 areal tanam berada diluar ZOM. Prediksi yang dikeluarkan BMKG seharusnya tidak terbatas pada prediksi musim saja, tetapi lebih pada prediksi curah hujan. Selain itu faktor Angin juga harus diperhatikan dalam menentukan musim hujan. ‰ Prakiraan di update lebih sering, karena sangat dibutuhkan untuk penentukan waktu tanam juga dan antisipasi serangan hama wereng. ‰ Ketepatan prediksi juga harus sangat diperhatikan untuk menentukan kebutuhan pupuk pada tanaman. BMKG Jika BMKG menganalogikan Curah Hujan 2010 dengan 1998, Lapan Bandung melakukan perbandingan pola musim pada tahun 2010 dengan pola tahun 2007. - Pada tahun 2007 anomali SST turun selama 6 bulan. - Selain itu berdasarkan kondisi SST I ndonesia dengan menggunakan data TRMM, diketahui bahwa kondisi bulan Agustus 2010 menunjukan terjadi La Nina. - SST di Nino 3,4 relatif sama dengan tahun 2004 dan 1996, dan jika dibandingkan dengan tahun 1998 maka kondisi anomalinya cukup panjang dan berada dibawah rata-rata. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada kesamaan pola antara 2010 dan 1998, hanya panjang atau lamanya saja yang berbeda. Berdasarkan prediksi dengan menggunakan Model atmosfer global GCM dan regional DARLAM, dari prediksi tersebut diketahui : ™untuk bulan September 2010 anomali curah hujannya masih berada pada kondisi normal, dan sudah memasuki musim hujan dimana curahnya sudah mencapai 150 mm selama 3 dasarian berturut turut. ™Pada bulan Oktober 2010 P. Jawa sudah memasuki musim Hujan. ™La Nina akan terjadi hingga Januari 2011 9 LAPAN sedang mengembangkan prediksi curah hujan berdasarkan kondisi SST pasifik tropic. Terdapat 2 model prediksi I klim: 1. Model Prediksi I klim OLR 2. Model Prediksi I klim TRMM 9 Menurut hasil prediksi terbaru untuk bulan Agustus – Desember 2010, prediksi yang dihasilkan model tidak jauh berbeda dengan hasil prediksi hanya berbeda sekitar 1 bulan. 9 Pada bulan November 2010 seluruh I ndonesia diprediksi sudah mengalami musim hujan. Model hanya bisa memprediksi selama 5 bulan ke depan BMKG ‰ Kondisi Regional: per 1 Agustus 2010  Tahun 2010 terjadi perubahan yang sangat drastis dari kondisi El Nino ke La Nina  Bulan Mei sudah terlihat gejala La Nina  JAMSTEC melakukan Ensemble dari 27 pecobaan prediksi hasilnya menunjukan bahwa La Nina akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2010 , kondisi tersebut akan terus berlangsung hingga 2012 . ‰ Kondisi Seasonal  Kondisi SST I ndonesia akan terus menghangat hingga Februari 2011. ‰ La Nina biasanya terjadi tidak lebih dari 12 bulan , tetapi El Nino dapat terjadi lebih panjang Î perlu dilakukan forum pembahasan pakar seperti ini pada bulan November 2010 yang akan datang. ‰ Selain melihat kondisi pola SST dan Curah Hujan, pola tekanan, kelembaban dan angin juga sangat penting untuk menetukan pergerakan pola musim. BMKG EL NINO LA NINA SUHU PERAIRAN INDONESIA A F R I C A A F R I C A A S I A A S I A 1 2 3 DIPOLE MODE POSITIF DIPOLE MODE NEGATIF 1 2 1 3 2 BMKG D D ipole ipole Mode Mode C C SST Indonesia SST Indonesia C C

0.4 Positif

0.4 Positif

0.5 Hangat

0.5 Hangat

‐ ‐

0.4 Negatif

0.4 Negatif

‐ ‐

0.5 Dingin

0.5 Dingin

E E l l N N ino La Nina ino La Nina 0.5 0.5 – – 1 1 Lemah Lemah ‐ ‐ 1 1 – – ‐ ‐ 0.5 0.5 Lemah Lemah 1 1 – – 2 2 Moderat Moderat ‐ ‐ 2 2 – – ‐ ‐ 1 1 Mod Mod erat erat 2 Kuat 2 Kuat ‐ ‐ 2 2 Kuat Kuat 1963 1972 1982 1997 3 Proses EL NINO, DIPOLE MODE Proses LA NINA, DIPOLE MODE BMKG BMKG

II. Prediksi: