Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Gadai Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Wanprestasi

29 dengan harga tertinggi, setelah kepada umum dinyatakan penawaran itu dua kali tetap tidak disambut dengan tawaran yang lebih tinggi oleh penawar lain. Lelang benda gadai yang termasuk golongan A dan B dilakukan pada awal bulan kedelapan bulan kalender terhitung mulai bulan digadaikan. Sedangkan benda gadai yang termasuk golongan pinjaman C dan D dilakukan pada awal bulan kelima bulan kalender terhitung mulai bulan digadaikan.

B. Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Gadai

Wanprestasi bukan hanya dapat dilakukan oleh pihak yang memberikan gadai, namun juga dapat dilakukan oleh yang menerima gadai, atau dengan kata lain wanprestasi itu dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, baik itu yang memberikan gadai maupun oleh penerima gadai. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan, ia dikatakan ingkar janji atau disebut juga dengan wanprestasi. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam perikatan itu dapat disebabkan atas kesalahannya sendiri tetapi juga mungkin diluar kesalahannya. Adapun bentuk wanprestasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Debitur tidak memenuhi perikatan atau sama sekali tidak melaksanakan prestasi b. Debitur terlambat memenuhi prestasiperikatan c. Debitur melaksanakan prestasi tetapi tidak baik, atau debitur keliru atau tidak pantas dalam memenuhi perikatan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30 Adapun bentuk wanprestasi diatas adalah bentuk wanprestasi yang umum, yang mana pada umumnya wanprestasi itu dilakukan oleh debitur. Bedanya dengan perjanjian gadai adalah dimana wanprestasi itu dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu si pemberi gadai maupun si penerima gadai, karena masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama-sama punya peluang untuk terjadinya wanprestasi yang diatas karena memang begitulah bentuk wanprestasi yang diatur oleh hukum kita.

C. Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Wanprestasi

Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh PT Pegadaian adalah aktivitas pemberian kredit. Dimana pemberian kredit tersebut terjadi pada saat kedua belah pihak menandatangani Surat Bukti Kredit SBK, yaitu antara pihak nasabah dengan PT Pegadaian yang dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Cabang PT Pegadaian setempat. Dengan ditanda tanganinya Surat Bukti Kredit oleh pemberi gadai nasabah berarti pihak pemberi gadai telah menyetujui isi perjanjian yang ditetapkan oleh PT Pegadaian. Dengan demikian telah terjadi hubungan hukum antara pihak pemberi gadai nasabah dengan pihak penerima gadai PT Pegadaian yang menimbulkan adanya hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. Dari isi perjanjian yang ditetapkan oleh PT Pegadaian dapat di lihat hak dari PT Pegadaian, yaitu: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31 1. Menguasai barang bergerak milik nasabah yang dijadikan jaminan 2. Menerima pelunasan dan biaya-biaya lain yang timbul karenanya, misalnya lelang dan bunga sewa modal 3. Berhak menahan barang gadai selama si berhutang belum melunasi pinjaman, bunga serta biaya lain yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang-barang tersebut 4. Menjual benda gadai dengan kekuasaan sendiri, sebelum penjualan harus didahului dengan peringatan atau somasi kepada pemberi gadai debitur apabila tidak melunasi uang pinjaman dan bunga sampai batas waktu yang ditetapkan di dalam Surat Bukti Kredit menurut golongannya masing- masing 5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim apabila debitur pemberi gadai ingkar janji, maka PT Pegadaian penerima gadai dapat menuntut dimuka hakim agar dilakukan penjualan benda-benda gadai untuk mengambil perlunasan hutang ditambah sewa modal bunga dan biaya-biaya lain yang telah dikeluarkan guna menyelamatkan barang tersebut Adapun yang menjadi kewajiban pemegang gadai PT Pegadaian menurut perjanjian gadai adalah: 1. Menyerahkan Surat Bukti Kredit sebaga bukti bahwa barang telah diterima penerima gadai 2. Merawat barang jaminan selama dalam kekuasaannya, serta bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang jaminan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32 3. Tidak memakai atau mempergunakan atau memanfaatkan barang yang dijaminkan untuk kepentingan sendiri 4. Wajib memberitahu kepada debitur bila hendak melelang barang gadai 5. Menyerahkan kembali barang jaminan apabila perjanjian pokok telah berakhir yang dibuktikan dengan Surat Bukti Kredit 6. Membayar uang kelebihan apabila masih terdapat sisa dari lelang barang jaminan dengan jangka satu tahun setelah lelang. Apabila lebih dari satu tahun, uang kelebihan tersebut menjadi milik negara 7. Membayar ganti rugi akibat kerusakan atau kehilangan barang jaminan karena kesalahan dalam pemeliharaan oleh pihak PT Pegadaian. Ganti rugi tersebut ditetapkan sebesar 125 dari harga taksiran pada saat perjanjian dibuat 8. Menyelenggarakan lelang dimuka umum dengan cara yang lazim digunakan 9. Bertanggung jawab atas hasil penjualan Sedangkan yang menjadi hak dari pihak penerima gadai debitur adalah: 1. Menerima Surat Bukti Kredit sebagai bukti penyerahan barang jaminan 2. Menerima uang pinjaman sesuai dengan nilai taksir barang yang ketentuannya telah ditetapkan oleh direksi 3. Menerima kembali barang yang telah dijaminkan dalam keadaan utuh seperti semula setelah perjanjian pokok berakhir 4. Menerima uang kelebihan dari sisa lelang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 33 5. Menuntut ganti rugi akibat dari kerusakan atau kehilangan atau kelalaian dari pihak penerima gadai PT Pegadaian sebesar 125 dari harga taksiran 6. Memperpanjang atau memperbaharui jangka wakru kredit apabila dikehendaki Selanjutnya yang menjadi kewajiban dari pemberi gadai debitur itu sendiri adalah: 1. Menyerahkan barang yang menjadi objek gadai 2. Menyerahkan Surat Bukti Kredit pada saat melunasi uang pinjaman 3. Menyerahkan sewa modal bunga dan biaya-biaya yang lain yang telah dikeluarkan untuk penyelamatan barang tersebut oleh PT Pegadaian 4. Tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh PT Pegadaian baik untuk perjanjian pokok maupun perjanjian gadai. Pada umumnya suatu perjanjian akan mulai berlaku mengikat, setelah perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak yang mengadakannya. Dalam perjanjian gadai, perjanjian tersebut dianggap telah terjadi apabila dalam keadaan dimana ada bukti bahwa baik pemilik gadai, atau setidak-tidaknya menyetujui persyaratan terpentingnya dan kemudian salah satu pihak telah mengeluarkan biaya dan melakukan tindakan-tindakan yang berkenaan dengan perjanjian tersebut. Oleh karena itu salah satu pihak dapat dinyatakan bertanggung jawab atas kerugian yang timbul apabila ia tidak memenuhi kewajiban-kewajiban untuk melanjutkan isi perjanjian. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34 Dengan demikian, apabila telah terjadi dalam perjanjian tersebut mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, maka akan lebih jelas untuk menentukan siapa yang melakukan wanprestasi yang telah dilakukan. Wanprestasi tidak terjadi dengan sendirinya, maka untuk menentukan seseorang itu wanprestasi tergantung pada waktu yang diperjanjikan. Pada umumnya seseorang itu dikatakan wanprestasi adalah pada saat orang tersebut melakukan perbuatan yang dilarang dalam perjanjian misalnya tidak memenuhi perikatan maka dikatakan orang tersebut wanprestasi. Salah satu yang diatur dalam perjanjian itu adalah mengenai “Kewajiban-kewajiban pihak yang menggadaikan dan menerima gadai”. Sebagaiman lazimnya dalam hukum perjanjian dikenal adanya prestasi dan kontra prestasi jika ada hak tertentu ada pula kewajiban. Demikian juga dalam perjanjian gadai. Kewajiban ini dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu kewajiban yang bersifat finansial dan kewajiban yang bukan bersifat finansial.

D. Upaya hukum yang dilakukan para pihak apabila salah satu pihak