5
Kondisi wanprestasi pada PT Pegadaian Persero Kanwil I Sumut setiap tahunnya mengalami perubahan. Hal tersebut biasanya diperoleh dari sewa-
menyewa suatu barang. Wanprestasi dapat berupa empat macam, yaitu: 1.
Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya 2.
Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan 3.
Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat 4.
Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Pihak yang melakukan wanprestasi harus bertanggung jawab, adapun
bentuk pertanggungjawabannya adalah berupa akibat hukum untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi agar memberikan ganti rugi, sehingga oleh
hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.
B. Permasalahan
Setelah dicermati inti dari judul tugas akhir ini, maka diajukan beberapa permasalahan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggung jawab para pihak dalam wanprestasi?
2. Bagaimana upaya hukum yang harus dilakukan para pihak apabila salah satu
pihak melakukan wanprestasi?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan PT Pegadaian Persero dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban, serta tanggung
jawab antara PT Pegadaian Persero dengan nasabah dalam pemberian
kredit.
3. Untuk mengetahui upaya hukum yang harus dilakukan para pihak apabila
salah satu pihak melakukan wanprestasi.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, penelitian ini akan memberikan informasi tentang kesiapan perangkat hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemberian
kredit oleh PT Pegadaian Persero kepada para nasabah yang membutuhkan dana.
2. Secara praktis, akan memberikan masukan positif kepada pemerintah
khususnya para pengelola PT Pegadaian Persero untuk lebih mengefektifkan pemberian kredit kepada para nasabah yang membutuhkan
dana tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Dasar Hukum Berdirinya PT Pegadaian Persero
Pegadaian sebagai lembaga yang memberikan pinjaman uang dengan jaminan barang-barang bergerak telah lama dikenal di Indonesia, yaitu sejak
zaman VOC. Untuk memudahkan dalam penulisan ini maka sejarah pegadaian akan dibagi dalam dua tahap, yaitu pada saat sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaan.
1. Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia
Sejarah pegadaian sebelum kemerdekaan telah mengalami 4 empat periode pemerintahan yaitu:
a. Masa VOC 1746-1811
b. Masa penjajahan Inggris 1811-1816
c. Masa penjajahan Belanda 1816-1946
d. Masa penjajahan Jepang 1942-1945
Fungsi pegadaian pada masa tersebut diatas tetap sebagai penyalur pinjaman dengan jaminan benda bergerak.
a. Pegadaian pada Masa VOC 1746-1811
Pada masa VOC lembaga gadai dikenal dengan “Bank Van Leening”. Pertama didirikan pada tahun 1746 berdasarkan keputusan Gubernur
Jenderal Von Sinhoff, tanggal 28 Agustus 1746. Lembaga ini memberikan pinjaman atas dasar gadai dan juga bertindak sebagai wessel bank.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Pada mulanya yaitu sejak didirikan pada tahun 1746 lembaga ini merupakan perusahaan patungan antara VOC pemerintah dengan pihak swasta,
dengan perbandingan modal 23 modal swasta dengan jumlah modal seluruhnya f 7.500.000,00, kemudian sejak tahun 1794 diusahakan sepenuhnya oleh
pemerintah dengan bunga 6 per tahun. Dalam melakukan usahanya, Bank Van Leening memungut bunga 9 per tahun 3 atau 4 per bulan.
Pada tahun 1800 VOC dibubarkan dan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Belanda. Semasa pemerintahan Gubernur Jenderal Deandles,
Bank Van Leening ini lebih diperhatikan dan dalam masa pemerintahannya dikeluarkan peraturan tentang jenis-jenis barang yang dapat diterima sebagai
jaminan yaitu emas, perak, kain, dan lain-lain.
b. Pegadaian pada Masa Penjajahan Inggris 1811-1816
Pada tahun 1811 terjadi peralihan kekuasaaan dari pemerintahan Belanda kepada pemerintahan Inggris. Sir Stamford Raffles sebagai pemimpin
tertinggi di Indonesia pada masa itu tidak menyutujui adanya Bank Van Leening dikelola pemerintah, maka dikeluarkanlah peraturan yang menyatakan bahwa
setiap orang dapat mendirikan badan perkreditan ini dengan syarat mendapat izin dari penguasa. Peraturan ini disebut juga Licentie Stelsel. Dalam
perkembangannya ternyata tujuan Licentie Stelsel yaitu memperkecil peranan worker lintah darat tidak mencapai sasaran, artinya tidak menguntungkan
pemerintahan malahan menimbulkan kerugian terhadap masyarakat karena timbulnya penarikan bunga yang tidak wajar. Oleh karena itu pada tahun 1814
Licentie Stelsel dihapuskan dan diganti dengan “Pacht Stelsel” dimana anggota
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
masyarakat umum dapat menjalankan usaha gadai dengan syarat sanggup membayar sewa kepada pemerintah.
c. Pegadaian pada Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1816 kembali menguasai Indonesia, sementara itu Pacht Stelsel yang dibentuk pada masa Inggris semakin berkembang, baik dalam arti
perluasan wilayah operasi maupun jumlahnya. Kemudian pada tahun 1856 pemerintah Belanda mengadakan penelitian terhadap pelaksanaan Pacht Stelse.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata para packers banyak yang bertindak sewenang-wenang dalam menetapkan suku bunga, tidak melelangkan barang
jaminan yang kadaluarsa, tidak membayar uang kelebihan kepada yang berhak, dan tidak melaksanakan daftar usaha yang teratur, hal ini sangat merugikan
rakyat. Kemudian melalui Staatsblad No. 226 tahun 1930 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 IBW
Indonesische Bedrijvenwet Staatsblad No. 419 tahun 1927 dimana harta kekayaan pegadaian negara di pisahkan dari kekayaan negara pemerintah.
d. Pegadaian pada Masa Penjajahan Jepang 1942-1945
Pada masa penjajahan Jepang pegadaian masih merupakan instansi pemerintah jawatan dibawah pimpinan dan pengawasan kantor besar keuangan.
Pada masa ini lelang atas barang jaminan tidak di tebus sudah kadaluarsa di hapuskan sama sekali dan barang berharga seperti emas, intan, dan berlian yang
ada di Pegadaian di ambil oleh pemerintah Jepang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
2. Sesudah Proklamsi kemerdekaan
Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, penguasaan atas Pegadaian Negara beralih kepada Pemerintah Republik
Indonesia dan statusnya adalah sebagai jawatan di bawah Menteri Keuangan. Dengan Peraturan Pemerintah No. 178 tahun 1961 terhitung mulai tanggal
1 Januari 1961, Pegadaian Negara diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara Pegadaian. Status sebagai perusahaan negara ternyata menyebabkan pegadaian
terus menerus mengalami kemerosotan di bidang keuangan atau pendapatan sehingga statusnya perlu di kembalikan menjadi jawatan. Tetapi kemudian pada
tahun 1965 Perusahaan Negara Pegadaian di integrasikan ke dalam urusan bank sentral.
Usaha kegiatan pegadaian diatur sebagai perusahaan dalam arti luas 2 IBW 1927 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun 1969 mengenai bentuk-bentuk Perusahaan Negara dan melalui instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 1967 maka Jawatan Pegadaian dengan dasar kegiatan
IBW sebenarnya mempunyai sebagai Perusahan Jawatan. Melalui surat keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 39MK611971 Pasal 1 tanggal 20 Januari 1971
ditetapkan bahwa Jawatan Pegadaian adalah unit pelaksanaan di lingkungan Direktorat Jenderal Keuangan. Selanjutnya, dalam pasal 2 surat keputusan menteri
keuangan tersebut di tetapkan bahwa Jawatan Pegadaian pada tahun 1870 Pacht Stelsel dihapuskan dan diganti lagi dengan Licentie Stelsel dengan maksud untuk
mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang merugikan masyarakat dan pemerintah. Tetapi usaha ini tidak berhasil, karena penyelewengan masih tetap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
berjalan tanpa menghiraukan peraturan yang berlaku. Maka pada tahun 1880 Pacht Stelsel diberlakukan kembali.
Setelah diadakan penelitian oleh pemerintah, maka untuk mengurangi kerugian pada masyarakat perlu diadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pacht Stelsel, tetapi dalam hal ini menyebabkan masyarakat enggan melakukan usaha dibidang ini secara legal sebagai pada parriltius. Tetapi di lain pihak
penyimpangan yang merugikan masyarakat dapat di akhiri. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan sendiri badan perkreditan gadai.
Kemudian pada tanggal 1 April 1901 di Sukabumi didirikan Pegadaian Negeri pertama di Indonesia dengan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901.
Sedangkan uang pinjaman yang dapat diberikan maksimum f 300 dan tidak dikenakan biaya administrasi.
Pegadaian Negara yang dikuasai pemerintah ini berkembang dengan baik sehingga mendorong dikeluarkannya peraturan tentang monopoli. Peraturan
monopoli ini dulu hanya berlaku berlaku terbatas pada kota-kota dimana pegadaian negara berdiri, tetapi dengan dikeluarkannya Staatsblad 1941 dan
Staatsblad No. 28 jo. 420 tahun 1921 sifat monopoli ini berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.
Yang dimaksud dengan monopoli disini adalah adanya larangan terhadap anggota masyarakat umum lainya untuk berusaha dengan cara menerima gadai
dan pemberian uang pinjaman maksimum f 100 atau kurang. Sanksi terhadap pelanggaran monopoli ini di atur dalam pasal 509 KUH Pidana yang menyatakan
sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Barang siapa tanpa izin meminjamkan uang atau barang dengan gadai atau dalam bentuk kontrak komisi yang nilainya tidak lebih
dari seratus rupiah dahulu gulden diancam dengan kurungan paling
lama tiga
bulan atau
denda paling banyak seribu rupiah dahulu
gulden.
Direktorat Jenderal Keuangan fungsinya diperluas yaitu tidak sekedar memberantas lintah darat saja, tetapi juga memberikan pembinaan dan pengarahan
kredit ke sektor produktif. Lebih di pertegas lagi dalam Keputusan Presiden No. 56 tahun 1985, fungsi dari Perusahaan Jawatan Pegadaian adalah sebagai berikut:
1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar
hukum gadai kepada: a.
Para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif b.
Kaum buruh atau pegawai negeri yang ekonominya lemah dan bersifat konsumtif
2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar seperti
ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya. 3.
Menyalurkan kredit maupun usaha-usaha lainya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat.
4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat
terutama mengenai kredit yeng bersifat produktif daan bila perlu memperluas daerah operasinya.
Kedudukan, tugas, dan fungsi perusahaan jawatan Pegadaian lebih disempurnakan lagi dengan di keluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 66KMK011987 tentang organisasi dan tata kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Perusahaan Jawatan Pegadaian yang pada prinsipnya tercantum dalam pasal 3 sebagai berikut:
1. Membina menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai dan fidusia
2. Mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar seperti ijon,
pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya yang bersifat meyengsarakan rakyat
3. Membina pola perkreditan atas dasar hukum gadai dan fidusia yang bersifat
produktif 4.
Membina dan mengawasi pelaksanaan operasional Perusahaan Jawatan Pegadaian Pasal 2 dari Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut
menyatakan bahwa tugas dari Perusahaan Jawatan Pegadaian menyalurkan pinjaman atas dasar hukum gadai dan fidusia, berdasarkan kebijaksanaan
yang ditetapkan Menteri Keuangan. Dalam rangka delegurasi dan debiroktarisasi guna membantu iklim ekonomi
yang menunjang perkembangan ekonomi perkembangan ekonomi, perlu dipandang untuk meningkatkan peranan lembaga kredit atas dasar hukum gadai
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktifitas pengelolaan Perusahaan Jawatan Pegadaian yang
didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1969 di pandang perlu mengalihkan bentuknya menjadi PT Pegadaian, sebagaimana di maksud dalam
Undang-undang No.9 tahun 1969 di dalam penjelasan umum Sub A alinea 4 Undang-undang tersebut dinyatakan dalam rangka bahwa pelaksanaan ketetapan
MPRS No. XX11111966 oleh pemerintah berdasarkan instruksi Presiden No. 17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
tahun 1967 telah di gariskan kebijaksanaan untuk menggolongkan usaha-usaha negara secara tegas ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Perusahaan Negara Jawatan
2. Perusahaan Negara Umum
3. Perusahaan Negara Perseroan
Pasal 32 Undang-Undang No. 19 Prp 1960 menetapkan bahwa pembubaran atau pengalihan bentuk perusahaan negara harus dilakukan dengan
Peraturan Pemerintah. Dengan mengingat perkembangan ekonomi dan moneter dewasa ini dan untuk lebih meningkatkan peranan lembaga kredit atas dasar
hukum gadai yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktifitas pengelolaan Perusahaan Jawatan
Pegadaian , perlu dialihkan bentuk menjadi PT Pegadaian. Atas dasar Pasal 23 Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960 ini maka
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang perubahan bentuk Perusahaan Jawatan Pegadaian menjadi
PT Pegadaian Persero dan di sempurnakan lagi dengan Peraturan Pemerinrtah No. 103 tahun 2000 tentang PT Pegadaian Persero, dimana pada prinsipnya
tujuan dan peraturan ini adalah untuk memperbaiki tata kerja dan struktur organisasi ke arah yang lebih profesional.
Selanjutnya dapatlah disebutkan bahwa mengenai perbedaan Instansi Pegadaian sebelum dan sesudah Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 jo.
Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000 dapat dilihat dari perkembangannya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
mulai dari berdirinya sampai saat ini. Dalam hal ini harus di tilik kembali sejarah berdirinya Pegadaian.
Adapun fungsi Pegadaian pada 4 empat periode sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sebagai penyalur pinjaman dengan jaminan benda
bergerak. Selanjutnya, dapatlah disebutkan bahwa Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 jo. Dan setelah dikeluarkanya Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun
2000, maka status dari instansi Pegadaian berubah menjadi Perusahan Umum hingga saat ini, dimana tugasnya selain menyalurkan dana kepada masyarakat
yang memerlukanya juga dapat memupuk keuntungan pendapatan. Dari urain diatas dapatlah disimpulkan perbedaan Instansi Pegadaian
sebelum dan sesudah Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 jo. Dengan Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000, yaitu terletak pada status Instansi
Pegadain tersebut.
3. PT Pegadaian Persero Sebagai Suatu Lembaga Keuangan Bukan Bank
LKBB
Lembaga keuangan terdiri dari dua jenis, yaitu Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Pada dasarnya lembaga keuangan adalah
sebagai perantara dari pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga peran Lembaga Keuangan yang sebenarnya adalah sebagai
perantara keuangan masyarakat. Meskipun demikian kedua jenis Lembaga keuangan tersebut mempunyai perbedaan fungsi dan kelembagaan. Maka dalam
hal ini dibahas Lembaga keuangan Bukan Bank secara keseluruhan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 38MKIV1972 tanggal 18 Januari 1972 , pemerinah Indonesia telah membentuk Lembaga
Keuangan Bukan Bank LKBB sebagai salah satu usaha untuk mendorong perkembangan pasar uang dan modal di Indonesia.
Kegiatan utama lembaga tersebut adalah menggerakkan dana dari masyarakat dengan cara mengeluarkan kertas berharga. Dana yang diserahkan itu dipakai
untuk membantu pembiayaan perusahaan dalam bentuk pinjaman atau penyertaan modal, disamping dana yang juga telah disediakan oleh bank-bank untuk maksud
dan tujuan yang sama. Untuk membentuk Lembaga Keuangan Bukan Bank ini pemerintah Indonesia
telah menetapkan dua jenis badan uasaha yaitu: 1.
Mereka yang mengutamakan kegiatan di bidang pembiayaan pembangunan Development type
2. Mereka yang bergerak sebagai perantara dalam penerbitan dan perdagangan
surat-surat berharga Investment type Badan-badan usaha ini telah didirikan berkat kerjasama joint venture antar
bank-bank pemerintah dengan bank-bank perusahaan swasta nasional di satu pihak dan bank-bank LKBB luar negeri di pihak lain.
Tugas utama mereka yang tergolong Development type adalah memberikan pinjaman jangka menengah dan jangka panjang serta mengikut sertakan modal
dalam perusahaan-perusahan. Tugas utama mereka yang tergolong Investmet type adalah memasarkan efek-efek yang dikeluarkan perusahaan melaului bursa.
Dalam hal tersebut belakangan ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 7264KepDirUPUM tanggal 7 Februari 1975 yang menentukan bahwa pemasaran efek-efek kepada masyarakat melalui
bursa harus dilakukan melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.
1382MK6111975 tanggal 28 November 1975, Lembaga keuangan Bukan Bank, seperti juga bank dari berbagai jenis baik pemerintah maupun swasta
nasional dan asing tidak boleh memberikan keterangan-keterangan tentang keadaan keuangan nasabahnya kecuali:
1. Untuk keperluan perpajakan apabila diminta secara tertulis
2. Untuk kepentingan pengadilan dalam perkara tindak bila diminta secara
tertulis oleh jaksa ataupun hakim. Dewasa ini jumlah badan usaha yang bergerak di bidang ini ada 12 buah
terdiri Development type 2 buah dan Investnent type 10 buah, termasuk sebuah perusahaan yang di bentuk semata-mata untuk menolong penduduk pribumi yaitu
PT Bahana. Baik kedua perusahaan Development type maupun kesepuluh perusahaan Investment type itu menunjukkan perkembangan yang berarti selama
periode 19761979. Perusahaan-perusahaan tipe investasi dapat berkembang karena banyak dana yang berhasil di kumpulkan dari penjualan surat-surat
berharga dan pinjaman, sedangkan meningkatnya penanaman dana disebabkan oleh bertambahnya pembelian surat berharga dan warkat-warkat niaga lainya
terutama promes. Lembaga Keuangan Bukan Bank tidak diperkenankan menerima tabungan berupa deposito berjangka Checking account. Selain lembag
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
keuangan tersebut diatas, di Indonesia kini terdapat tiga buah kantor perwakilan Lembaga Keuangan Bukan Bank luar negeri yang berkedudukan di Jakarta, yaitu:
1. Arbututhnol Latham Co.Ltd. London;
2. Private Investment Company for Asia PICA, Tokyo;
3. Commonwealth Development Corporation London;
Selanjutnya, Lembaga keuangan Bukan Bank LKBB merupakan salah satu jenis lembaga keuangan, seperti telah disinggung dimuka didirikan dengan SK
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792MKIV121970 dan No. Kep. 38MKIV11972 serta disempurnakan dengan No. 562KMK0111982.
Lembaga keuangan yang dapat menghimpun dana masyarakat selain modaldana sendiri, dengan jalam mengeluarkan surat berharga. Menurut Keputusan Menteri
Keuangan No. 381972 yang dikeluarkan pada tanggal 18 Januari 1972 yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah:
Lembaga-lembaga keuangan secara langsung ataupun tidak langsung mengeluarkan uang, terutama dengan surat-surat berharga yang dapat
dinegosiasikan menyalurkanya melalui masyarakat untuk membiayai usaha-usaha dagang, pada umum nya lembaga-lembaga didirikan
untuk mengatasi soal-soal keuangan yang ditangani oleh sektor perbankan.
Sejak pembentukannya LKBB telah turut berperan aktif dalam usaha menggerakkan pasar uang berjangka pendek di Jakarta misalnya telah berhasil
menciptakan hubungan baik antara lembaga-lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank serta badan-badan usaha lainya. Hubungan tersebut terjalin dalam persatuan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
para pedagang uang money dealers yang secara teraturberkala mengadakan pertemuan.
Sejak di giatkannya pasar modal pada bulan Agustus 1977, LKBB telah mengambil peranan yang cukup berarti yakni antara lain sebagai penjamin emisi.
Selain itu, LKBB juga bergiat dalam penyediaan dana bagi perusahaan- perusahaan, khususnya perusahaan swasta yang merupakan perusahaan patungan
joint venture. Sesuai dengan PP No. 10 tahun 1990 jo. PP No. 103 Tahun 2003 tentang
perubahan status Perusahaan Jawatan menjadi PT Pegadaian Persero menyebutkan bahwa salah satu kegiatan pegadaian adalah menyalurkan uang
pinjaman kepada masyarakat berdasarkan pegadaian. Begitu juga Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah suatu badan yang melakukan kegiatan dibidang
keuangan berupa usaha menghimpun dana, memberikan kredit, sebagai perantara dalam usaha mendapatkan sumber pembiayaan dan usaha penyertaan modal itu
selalu dilakukam secara langsung atau tidak langsung melalui penghimpunan dana terutama dengan menyalurkan surat berharga. Dengan demikian Lembaga
Keuangan Bukan Bank LKBB beroperasi lebih banyak di pasar uang dan modal. Adapun dana yang diperoleh bersifat jangka panjang dan disalurkan kepada
masyarakat terutama guna pembiayaan pembangunan industri dan prasarana serta pembangunan ekonomi lainnya.
Melihat dari usaha pokok yang dilakukan LKBB, maka dikenal dua sektor yang ditelitinya yaitu pertama sektor pembiayaan pembangunan, berupaya
pemberi kredit jangka menengah jangka panjang serta melakukan penyertaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
modal, yang kedua berupa usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang-bidang tertentu, seperti memberikan pinjaman kepada
masyarakat berupa pegadaian. Adapun bila dilihat dari sektor yang ditelitinya, yaitu berupa pemenuhan
kebutuhan masyarakat dalam bidang-bidang tertentu maka secara garis besar Lembaga Keuangan Bukan Bank terdiri dari perusahaan asuransi, penyelenggaran
dana pensiun, perusahaan keuangan, holding company, perusahaan yang menberikan potongandiskon, perusahaan pemutar kredit, dan Pegadaian.
Lembaga pegadaian ini di maksudkan untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat perorangan. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada
nilai barang jaminan yang disesuaikan. Perusahaan bentuk pegadaian ini mempunyai aset yang berjatuh tempo pendek, adapun pasivanya berbentuk modal
sendiri yang berjatuh tempo panjang. Maka dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa Pegadaian sebagai suatu
lembaga Keuangan Bukan Bank, karena PT Pegadaian Persero ikut serta dalam penyaluran pinjaman kepada masyarakat untuk membantu jalannya perekonomian
masyarakat, disamping itu juga tidak lepas dari penimbunan pendapatan.
B. Struktur Organisasi PT Pegadaian Persero Kantor Wilayah I Medan
Struktur Organisasi merupakan gambaran sistematis tentang bagian tugas dan tanggungjawab serta hubungannya. Pada hakekatnya jumlah kegiatan dan
hubungan serta wewenang yang mempunyai fungsi terorganisir. Struktur Organisasi bukanlah merupakan tujuan akhir dari perusahaan
tetapi merupakan alat perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
dan ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan maka dapat dilihat dengan jelas pembagian tugas dan tanggungjawab
dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya, dalam melakukan kegiatannya. Dengan adanya struktur organisasi yang terorganisir dengan sempurna,
maka kegiatan dalam organisasiakan berjalandenganlancar dan akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif.
Hubungan kerjasama antara sekelompok orang yang terdapat dalamsuatu organisasi dituangkan dalamsuatu struktur organisasi. Secara umum pengertian
dari struktur organisasi adalah merupakan suatu susunan pekerjaan dari masing- masing pekerjaaan yang terdapat dalam suatu perusahaan, mulai dari tingkat yang
paling atas hingga tingkat yang paling bawah, yang tersususun dengan sedemikian rupa pada suatu perusahaan. Adapun tugas dari struktur organisasi PT Pegadaian
Persero Kantor Wilayah I Medan adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Struk ktur Organ
Sum
isasi PT Pe
mber: PT Pe
Gambar egadaian P
gadaian Per
r 2.1 Persero Ka
rsero Kanwi
antor Wilay
il I Medan
yah Meda
22
n
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
C. Uraian Pekerjaan