Pengaruh Penambahan P Anorganik terhadap Nilai Viabilitas dan Penggunaan Asam Fitat pada Benih Jagung (Zea mays L.)

Karya kecil ini,
Aku persembahkan untuk Yang
M u l i a P a p a dan Mama, Adikadikku Tersayang Titin, Adek,
dan Susi serta Uda Hasril
tercinta

A / t?fiP P i')3g2 / r 3 02

/J

,

i

PENGARUH PENAMBAMAN P ANORGAMIK
TERHADAP M l l A l VIWBlklTWS DAN PENGGUIiAAN
ASA'M FlTAT PADA BENlH JAGUNG ( Z e a
L.)

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN B O G O R
1992

,

RINGKASAN

ASDIANTI. Pengaruh Penambahan P anorganik terhadap Nilai
Viabilitas dan Penggunaan Asam Fitat pada Benih Jagung
(Zea mays L.) (dibawah bimbingan

FAIZA. C. SUWARNO dan

ENY WIDAJATI) .
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan
peningkatan nilai viabilitas benih jagung (Zea mays L.)
varietas Arjuna, dengan penambahan P anorganik melalui
perlakuan ~osmoconditioning"dengan larutan osmotik KH2P04
dan Polyethylen glycol 6000 (PEG 6000).


Selain itu juga

diteliti penggunaan P di dalam proses perkecambahan setelah diberi perlakuan l'osmoconditioning"dengan larutan osmotik KH2P04 dan PEG 6000.
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan.

Percobaan

I dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh tekanan osmotik
dan lama imbibisi terhadap nilai viabilitas benih jagung,
melalui perlakuan ~osmoconditioningudengan larutan osmotik KH2P04 dan PEG 6000.

Sedangkan percobaan I1 adalah

pengujian kandungan asam fitat setelah diberi perlakuan
Mosmoconditioning" dengan larutan osmotik KH2POA dan PEG
6000, selama proses perkecambahan benih jagung.

Disamping

itu juga dilakukan pengujian terhadap kandungan P total

dari benih jagung.
Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan I
adalah rancangan acak kelompok faktorial yang terdiri dari
3 faktor dengan 3 ulangan.

Faktor pertama adalah larutan

osmotik yang terdiri dari 2 jenis yaitu KH2P04 dan PEG.
Faktor kedua adalah tekanan osmotik dengan 6 taraf yaitu
-7.5, -10.0, -12.5, -15.0, -17.5, dan -20,O bar.

Faktor

ketiga adalah lama imbibisi yang terdiri dari 4 taraf yaitu 1, 2, 3, dan 4 hari.

Percobaan I1 menggunakan ran-

cangan petak terpisah dalam waktu, dengan 3 ulangan.

Umur


perkecambahan sebagai petak utama dengan 6 taraf percobaan
yaitu 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 hari.

Sebagai anak petak ada-

lah perlakuan "osmoconditioning" yang terdiri dari 2 jenis
larutan osmotik yaitu KH2P04, dan PEG 6000 serta perlakuan
kontrol.
Pengamatan dilakukan terhadap kadar air benih sebelum
dan setelah perlakuan "osmoconditioningn. Pengamatan juga
dilakukan terhadap viabilitas potensial benih dengan tolok
ukur daya berkecambah dan bobot kering kecambah normal,
serta vigor kekuatan tumbuh dengan tolok ukur kecepatan
tumbuh benih. Disamping itu juga dilakukan pengujian terhadap kandungan asam fitat dan P total benih jagung setelah mendapat perlakuan "osmoconditioning" dengan larutan
osmotik KH2P04 dan PEG 6000 serta kontrol.

Pengujian kan-

dungan asam fitat dilakukan pada setiap umur perkecambahan

pada bagian cadangan makanan.
Dari hasil percobaan I terlihat bahwa perlakuan "0smoconditioning" dengan larutan osmotik KH2P04 memberikan
nilai viabilitas potensial yang lebih tinggi terhadap benih jagung, pada kedua tolok ukur yang diamati yaitu daya
berkecambah dan bobot kering kecambah normal, dibandingkan

dengan perlakuan Hosmoconditioning" dengan larutan osmotik
PEG 6000.

Perlakuan tekanan osmotik mempengaruhi kadar
*

air benih, perlakuan tekanan osmotik -7.5 bar memberikan
kadar air benih yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar air yang dihasilkan dari perlakuan tekanan osmotik
-20.0 bar.

Viabilitas dan kadar air benih dipengaruhi

oleh perlakuan lama imbibisi.

Imbibisi selama 2 hari atau


lebih meningkatkan nilai viabilitas potensial benih berdasarkan tolok ukur bobot kering kecambah normal, sedangkan
kadar air benih meningkat pada perlakuan lama imbibisi 3
dan 4 hari.

Viabilitas potensial maksimum diperoleh dari

lama imbibisi 2 hari dengan larutan osmotik KH2P04.
Hasil 'percobaan I1 menunjukkan bahwa selama perkecambahan terjadi penurunan kandungan asam fitat pada benih
jagung, meskipun penurunan kandungan asam fitat pada 2 hari sampai 4 hari tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
secara statistik.

Penambahan P melalui perlakuan "osmo-

conditioning" dengan larutan osmotik KH2P04, tidak mengurangi laju perombakan asam fitat secara nyata di dalam benih jagung selama proses perkecambahan.

Hal ini disebab-

kan karena pemasukan P anorganik melalui perlakuan "osmoconditioning" dengan larutan osmotik KH2P04 dapat langsung
dipergunakan dalam proses perkecambahan, sehingga dapat

memacu pertumbuhan dan perkecambahan benih jagung.

Perbe-

daan perlakuan Nosmoconditioning" dengan larutan osmotik
KH2P04 dan PEG 6000 menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap viabilitas potensial benih pada kedua tolok ukur yang

diamati yaitu, daya berkecambah dan bobot kering kecambah
normal, serta terhadap vigor kekuatan tumbuh pada tolok
ukur kecepatan tumbuh benih.

Perlakuan "osmoconditioningw

dengan larutan KHZPOd memberikan nilai viabilitas potensia1 dan vigor yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan ~osmoconditioning"dengan larutan PEG

6000.

Kandung-

an P total dan asam fitat benih jagung tidak dipengaruhi

oleh perlakuan "osmoconditioning" dengan kedua jenis larutan osmotik tersebut (KH2P04 dan PEG

6000).

PENGARUH PENAMBAHAN P ANORGANIX
TERHADAP NILAI VIABILITAS DAN PENGGUNAAN
ASAM

FITAT PADA BENIH JAGUNG ( Z e a mays L.)

Oleh
ASDIANTI
A. 23 0943

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
INTITUT PERTANIAN BOGOR
1992

Judul

: Pengaruh Penambahan P Anorganik

terhadap

Nilai Viabilitas dan Penggunaan Asam

Fi-

tat pada Benih Jagung (zea mays L.)

Nama Mahasiswa : ASDIANTI
Nomor Pokok

: A 23. 0943


Menyetujui :

Dosen Pembimbing I1

Dosen Pembimbing I

Ir. Eny Widajati, MS.
NIP. 131 471 835

Ir. Faiza C. Suwarno, MS.
NIP. 130 937 898

iiB

Meng tahui :

r

,n;.

Tanggal Lulus :

cpf>

f d;.a

,,3g2