12
Buku Guru Kelas I SD Edisi Revisi
b. Pengembangan ranah afektif atau pengembangan sikap sikap sosial dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar dengan
beberapa sikap dan unjuk kerja: menerima, menghargai, menghayati, menjalankan dan mengamalkan.
c. Pengembangan ranah psikomotorik atau pengembangan
keterampilan skill melalui tugas belajar dengan beberapa aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyaji dan
mencipta.
Dari pemahaman sampai dengan metakognitif pendalaman pengetahuan. Pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan
pengetahuan, yaitu menerapkan konsep, prinsip atau prosedur, menganalisis masalah, dan mengevaluasi sesuatu produk atau
mengembangkan keterampilan, seperti: mencoba membuat sesuatu atau mengolah informasi, menerapkan prosedur hingga mengamalkan
nilai-nilai kesejarahan.
3. Model dan Skenario Pembelajaran
Paradigma belajar bagi peserta didik menurut jiwa kurikulum 2013 adalah peserta didik aktif mencari bukan lagi peserta didik menerima.
Oleh karena itu, pembelajaran harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. Indonesia sebenarnya
sudah lama mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem. Pendekatan ini tampaknya sangat relevan dengan
kemauan model pembelajaran untuk mendukung pelaksanakan Kurikulum 2013. Begitu juga pembelajaran Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekerti sangat cocok dengan pendekatan Paikem. Paikem adalah singkatan dari prinsip pembelajaran: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
a. Aktif
, maksudnya guru berusaha menciptakan suasana sedemikian rupa agar peserta didik aktif melakukan serta mencari pengetahuan
dan pengalamannya sendiri. b.
Inovatif, pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan yang ada, tidak monoton. Guru selalu mencari model yang kontekstual yang dapat menarik peserta didik.
c. Kreatif,
agak mirip dengan inovatif, guru harus mengembangkan kegiatan belajar yang beragam, menciptakan pembelajaran baru
yang penuh tantangan, pembelajaran berbasis masalah sehingga mendorong peserta didik untuk merumuskan masalah dan cara
pemecahannya.
13
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
d. Efektif,
guru harus secara tepat memilih model dan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi, dan situasi sehingga
tujuan dapat tercapai dan bermakna bagi peserta didik. e.
Menyenangkan, guru harus berusaha dan menciptakan proses
pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti itu menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Apabila suasana
menyenangkan maka peserta didik akan memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, untuk kelas I guru PAB perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pertama: Membaca
1 Setiap awal pembelajaran, peserta didik harus membaca teks yang tersedia di buku teks pelajaran Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti kelas I. 2 Peserta didik dapat diberikan petunjuk penting yang perlu
mendapat perhatian seperti istilah, konsep atau kejadian penting sejarah perkembangan agama Buddha, yang pengaruhnya
sangat kuat dan luas dalam pembelajaran.
3 Peserta didik dapat diberikan petunjuk untuk mengamati gambar, foto, peta atau ilustrasi lain yang terdapat dalam
bacaan. 4 Guru dapat menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur
yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Peserta didik dapat diberikan contoh-contoh yang terkait dengan materi
yang ada di buku teks siswa sehingga dapat memperkaya materi dengan membandingkan buku teks pelajaran atau buku
literatur lain yang relevan.
5 Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, guru dapat menampilkan foto-foto, gambar, denah, peta, dan
dokumentasi audiovisual ilm yang relevan.
b. Kegiatan Kedua: Berdiskusi
1 Peserta didik dapat dibagi dalam beberapa kelompok jika memungkinkan untuk mendiskusikan apa yang sudah mereka
baca dan amati dari gambar, foto, peta, atau ilustrasi lain. Akan tetapi peserta didik dapat juga mendiskusikan isi bacaan itu
dalam bentuk tanya jawab kelas.